• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sintesis Poliuretan Melalui Polimerisasi Difenil Metana 4,4 Diisosianat (MDI) Dengan Poliol Hasil Hidroksilasi Minyak Buah Alpukat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sintesis Poliuretan Melalui Polimerisasi Difenil Metana 4,4 Diisosianat (MDI) Dengan Poliol Hasil Hidroksilasi Minyak Buah Alpukat"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada saat ini, kebutuhan poliuretan di dunia, termasuk Indonesia,

mengalami peningkatan yang sangat pesat. Hal ini karena poliuretan

digunakan sebagai bahan pembuatan elastomer, perekat, busa, cat,dan

lain-lain. Umumnya poliuretan dibuat dari poliol yang bersumber dari minyak

bumi (Narine dkk, 2007). Namun minyak bumi merupakan bahan yang tidak

dapat diperbaharui dan terbatas, sehingga mendorong semua pihak untuk

mencari bahan baku alternatif untuk pembuatan poliol (Azmi, 2014).

Minyak nabati merupakan salah satu bahan baku alternatif yang dapat

digunakan untuk pembuatan poliol yang dimanfaatkan untuk pembuatan

poliuretan. Dibandingkan dengan poliol yang bersumber dari minyak bumi

(petrokimia), poliol yang bersumber dari minyak nabati memiliki kelebihan

tersendiri yaitu kelimpahannya yang banyak dan dapat diperbaharui.Indonesia

mempunyai sumber nabati yang melimpah.Beberapa macam sumber nabati di

Indonesia yang dapat menghasilkan minyak seperti, minyak kelapa sawit,

minyak kedelai, minyak bunga matahari, minyak zaitun, minyak jagung,

minyak kanola dan minyak kacang (Azmi, 2014). Minyak-minyak nabati

tersebut apabila dijadikan sebagai bahan penghasil poliol untuk pembuatan

poliuretan akan menimbulkan persaingan dengan kebutuhannya sebagai bahan

pangan, maka diperlukan sumber nabati yang lain yang dapat digunakan

sebagai bahan baku pembuatan poliol yaitu pemanfaatan buah alpukat (Persea

Americana Mill).

Buah alpukat termasuk dalam jenis tanaman tropis dan sub tropis

dimana pertumbuhannya tersebar hampir diseluruh provinsi di Indonesia.

(2)

agar buah dapat dimanfaatkan Sifat buah alpukat yang tidak tahan lama dan

mudah rusak bila disimpan terlalu lama (Moehd, 2003). Buah alpukat

menghasilkan minyak yang kaya akan kandungan asam oleat, antioksidan, dan

fitosterol (Requejo et al, 2003). Kelebihan-kelebihan tersebut membuat harga

minyak alpukat relatif mahal.Adanya ketersediaan alpukat yang besar dan

sifatnya yang mudah rusak memungkinkan ada pengolahan atau pemanfaatan

buah alpukat yang terbuang atau yang rusak.

Dalam hubungan ini pada industri oleokimia pengadaan poliol dengan

bahan dasar minyak nabati yang kaya asam lemak tidak jenuh seperti

oleat,linoleat dan linolenat telah dikembangkan melalui epoksidasi ikatan

rangkap terhadap asam lemak tidak jenuh tersebut sebagai bahan baku

poliuretan (Maznee dkk, 2001).

Komposisi asam lemak pada minyak alpukat yang mendominasi yaitu

asam oleat yaitu berkisar 57,44%.

Poliuretan merupakan suatu jenis polimer yang memiliki unit rantai

organik yang dihubungkan oleh rantai uretan. Poliuretan dibentuk melalui

reaksi antara monomer yang mengandung paling sedikit dua gugus fungsional

isosianat dengan monomer lain yang mengandung paling sedikit dua gugus

alkohol (Chattopadhyay et al, 2007).

Poliuretan merupakan suatu jenis polimer yang murah, mudah

dibentuk, dan dapat disintesis.Oleh karena itu poliuretan memiliki potensi

besar untuk dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.Dalam

aplikasinya, poliuretan banyak digunakan untuk membuat busa (foam), bahan

elastomer (karet/plastik), lem, pelapis (coating), dan lain-lain (Chattopadhyay

et al, 2007).

Dari beberapa hasil penelitian sebelumnya bahwa reaksi epoksidasi yang

diikuti hidrolisis terhadap asam lemak tak jenuh dapat menghasilkan senyawa

poliol turunan asam lemak. Ginting (2010) telah mensintesis senyawa

poliuretan dari minyak kemiri melalui reaksi epoksidasi terhadap ikatan

rangkap dari asam lemak tidak jenuh yang diikuti hidrolisis dan alkoksilasi

(3)

dengan toluena diisosianat (TDI) dan dapat dihasilkan berbagai bentuk

poliuretan yakni dari bentuk padatan yang lunak seperti busa hingga bentuk

padatan yang keras. Azmi (2014) telah mensintesis senyawa poliuretan

melalui reaksi hidroksilasi dari minyak jagung sebagai sumber poliolnya dan

dipolimerisasi dengan toluena diisosianat (TDI) dan dihasilkan poliuretan

yang bersifat kaku (rigid).Sangeetha et al (2016) telah mensintesis senyawa

poliuretan dari minyak jarak melalui reaksi antara gugus hidroksil dari

trigliserida dengan metilen difenil diisosianat (MDI) yang menghasilkan

senyawa poliuretan yang berbentuk padatan kaku (rigid).

Dalam hubungan ini peneliti tertarik untuk melakukan epoksidasi yang diikuti

hidrolisis terhadap minyak alpukat yang komposisi utamanya adalah asam

lemak tidak jenuh yang mengandung ikatan rangkap untuk diubah menjadi

sumber poliol.Selanjutnya senyawa poliol tersebut direaksikan dengan metilen

difenil diisosianat (MDI) untuk menghasilkan poliuretan.Poliuretan yang

terbentuk dianalisis menggunakan spektroskopi FT-IR, densitas dan

kandungan gel secara gravimetri.

1.2 Permasalahan

1.Apakah senyawa poliol hasil hidroksilasi dari minyak alpukat jika

direaksikan denganDifenil Metana 4,4 Diisosianat (MDI) dapat menghasilkan

polimer poliuretan ?

2. Bagaimanakah karakteristik poliuretan yang dihasilkan dari reaksi antara

poliol minyak alpukat denganDifenil Metana 4,4 Diisosianat (MDI) pada

rasio pencampuran 9:1, 8:2, 7:3, 6:4 dan 5:5 (v/v) ?

1.3 Pembatasan Masalah

1. Polimerisasi pembuatan poliuretan yang dilakukan dalam sistem terbuka

(4)

2. Pengamatan yang dilakukan, bentuk poliuretan yang terbentuk secara

visual, analisis spektrum FT-IR dan kandungan gel dari poliuretan yang

terbentuk dari hasil polimerisasi poliol hasil hidroksilasi minyak alpukat

dengan Difenil Metana 4,4 Diisosianat (MDI).

1.4 Tujuan Penelitian

1. Untuk melakukan sintesis senyawa poliol melalui epoksidasi minyak

alpukat yang dilanjutkan hidrolisis sebagai bahan dasar dalam pembuatan

poliuretan.

2. Untuk mengetahui karakteristik poliuretan yang terbentuk dari reaksi antara

poliol minyak alpukat dengan Difenil Metana 4,4 Diisosianat (MDI) pada

rasio pencampuran 9:1, 8:2, 7:3, 6:4 dan 5:5 (v/v).

1.5 Manfaat Penelitian

Memberikan informasi baru dimana poliol yang dihasilkan dari hidroksilasi

minyak alpukat yang bersumber dari pemanfaatan buah alpukat rusak dapat

digunakan sebagai bahan baku pembuatan poliuretan dan dapat menghasilkan

senyawa poliuretan yang bervariasi.

1.6 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia OrganikFMIPA-USUMedan.

Analisis bilangan iodin dan komposisi asam lemak dilakukan di salah satu

perusahaan swasta di kota Medan. FT-IR dilakukan di Universitas Gadjah

(5)

1.7 Metodologi Penelitian

Penelitian ini bersifat eksperimen laboratorium dimana pada tahap pertama

dilakukan ekstraksi terhadap buah alpukat kemudian minyak yang diperoleh

dilakukan proses degumming dan bleaching. kemudian minyak alpukat

tersebut diepoksidasi dengan menggunakan asam performiat diikuti hidrolisa

sehingga diperoleh poliol minyak alpukat. Tahap selanjutnya poliol minyak

alpukat direaksikan dengan Difenil Metana 4,4 Diisosianat (MDI) yang akan

menghasilkan poliuretan. Poliuretan yang terbentuk dianalisis menggunakan

Referensi

Dokumen terkait

Perkembangan konstruksi pada saat ini semakin meningkat sehingga kebutuhan material utama dalam dunia konstruksi juga semakin meningkat. Sampai saat ini beton menjadi

Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatan .Jakarta: Kencana Prenada Media Group.. Metode Penelitian

Pengaruh Penggunaan Metode Simulasi Sosiodrama terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran bahasa Indonesia Siswa Kelas V SDN Candirejo 02 Kec.. Salatiga : Fakultas

10. pendidik mengajak pesdik mengamati benda- benda yang biasa mereka gunakan saat malam hari. Benda-benda ini dapat ditugaskan pada siswa untuk membawanya dari

Apakah tata cara transaksi yang digunakan pada aplikasi DealMedan mudah dilakukana. Sangat

And he proceeded to relate what had happened — how the Sword of Leah had been shattered in their escape from the Pit and its Shadowen, how the Federation had tracked them to the Jut

Peningkatan Hasil Belajar Etika Melalui Media Cerita Bergambar Pada Kelompok B usia 5-6 Tahun Di RA Miftahul Huda I Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun

Bahwa permohonan Pemohon adalah menguji Pasal 22 ayat (1) huruf a, b, dan c, Pasal 39 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, yang