• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Penerapan Model CAPM dan AP (2)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Perbandingan Penerapan Model CAPM dan AP (2)"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Perbandingan Penerapan Model CAPM dan APT Dalam

Memprediksi Return dan Risk di Bursa Efek Indonesia

Setiyawan, Adi Bagus

Universitas Trilogi

1. Latar Belakang Masalah

Berinvestasi merupakan kegiatan yang sangat menguntungkan bagi sebagian orang. Investasi dapat berupa investasi pada sektor riil maupun non riil seperti saham. Dalam berinvestasi pada sektor non riil khususnya saham, seorang investor tentunya memiliki cara – cara khusus untuk mendapatkan return yang tinggi dan menurunkan resiko seminimal mungkin. Untuk mendapatkan return yang tinggi, investor harus pintar melihat pergerakan harga saham dan pintar dalam meramalkan harga saham. Pergerakan harga saham dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor internal perusahaan seperti laporan keuangan, pembagian dividen, serta pengumuman lain, dan juga faktor eksternal perusahaan seperti inflasi, perubahan kurs, serta kebijakan ekonomi lainnya.

(2)

Berdasarkan penjabaran latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk membahas tentang metode CAPM dan APT dengan judul penulisan “Perbandingan Penerapan Model CAPM dan APT Dalam Memprediksi Return dan Risk di Bursa Efek Indonesia”

2. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui seberapa besar perbedaan akurasi model CAPM dan APT dalam memprediksi return suatu saham.

3. Pembahasan

3.1.

Return

Return saham adalah keuntungan yang didapatkan oleh investor dari adanya selisih antara return yang sesungguhnya dengan return ekspektasi. Return yang sesungguhnya atau actual return adalah return yang sudah terjadi yang dihitung dari selisih harga saham sekarang dikurang harga saham kemari. Sedangkan return ekspektasi adalah keuntungan yang diharapkan oleh investor dimasa yang akan datang.

3.2.

Resiko

Menurut Maftuhah (2014) risk atau risiko dapat diartikan sebagai kemungkinan terjadinya kerugian yang akan dialami oleh para investor atau ketidakpastian atas

(3)

3.3. Model CAPM (

Capital Assets Pricing Model

)

CAPM mengasumsikan bahwa para investor adalah perencana pada suatu periode tunggal yang memiliki persepsi yang sama mengenai keadaan pasar dan mencari

mean-variance dari portofolio yang optimal.

CAPM adalah teori penilaian risiko dan keuntungan aset yang didasarkan koefisien beta (indeks risiko yang tidak dapat didiversifikasi) terhadap pengaruh pasar (Ahmad, 2014). CAPM sendiri digunakan untuk mengidentifikasi hubungan antara resiko

E(Ri) = Expected return on security i

Rf = Risk free rate of return

Rm = Market return

Βi = Sensitivity

3.4. Model APT (

Arbitrage Pricing Theory

)

(4)

GDP = Economic growth rate in period t

INT t = Interest rate in period t

e0 = Random error

4. Rekomendasi

1. Menurut Kisman dan Restiyanita (2015) dalam penelitiannya, kedua model tersebut dapat digunakan untuk memprediksi return saham. Namun, dari keakuratan dan keabsahannya, sebaiknya lebih disarankan gunakan model APT daripada CAPM seperti yang terlihat dari koefisien determinasi yang disesuaikan (R2), model APT adalah lebih baik bisa menjelaskan variasi return saham yang lebih tinggi dibanding model CAPM.

2. Sebaiknya peneliti selanjutnya menambah periode penelitian agar bisa mendapatkan hasil yang lebih baik

3. Untuk peneliti selanjutnya dianjurkan untuk melihat faktor - faktor lain yang dapat mempengaruhi perubahan harga saham. Hal ini dapat disesuaikan pada kondisi ekonomi pada periode penelitian.

5. Kesimpulan

Menurut Premananto dan Madyan (2014), model CAPM maupun model APT masih kurang akurat dalam memprediksi pendapatan saham industri manufaktur sebelum dan semasa krisis ekonomi. Namun apabila dilihat pada kondisi ekonomi saat ini, model APT lah yang lebih baik dalam memprediksi suatu return saham, hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Kisman dan Restiyanita (2015).

6. Daftar Pustaka

(5)

2. Premananto, Gancar Candra & Muhammad Madyan. 2004. Perbandingan Keakuratan Capital Asset Pricing Model dan Arbitrage Pricing Theory Dalam Memprediksi Tingkat Pendapatan Saham Industri Manufaktur Sebelum dan Semasa Krisis Ekonomi. Jurnal Penelitian Dinamika Sosial Vol. 5 No. 2 Agustus 2004: 125-139

Referensi

Dokumen terkait

Kreatif Siswa Berdasarkan Gaya Belajar Pada Materi Garis dan Sudut Kelas VII. SMPN 1 Ngunut Tulungagung Semester Genap Tahun Ajaran 2015/2016 ”

Kedua adalah narasi verbal yang menyatakan bahwa "Semua jalan setapak itu berbeda-beda, namun menuju ke arah yang sama: mencari satu hal yang sama dengan satu tujuan

Kebijakan moneter sebagai salah satu dari kebijakan ekonomi makro pada umumnya diterapkan sejalan dengan business cycle ‘siklus kegiatan ekonomi’. Dalam hal ini, kebijakan moneter

Kepemilikan saham yang dimiliki manajerial semakin banyak maka akan meningkatkan nilai perusahaan dengan adanya manajemen di perusahaan dapat melakukan pengawasan

Berdasarkan analisis data di atas dapat diartikan adanya perbedaan antara thitungdan ttabel, sehingga sesuai dengan dasar pengambilan keputusan jika thitung ttabel serta

Pasokan bahan bakar energi primer yang merupakan resources paling vital dalam industri pembangkitan tenaga listrik, telah diamankan melalui kebijakan DMO. batubara

Analisis data yang selanjutnya adalah analisis data nilai post test yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar antara kelas kontrol dan kelas

Persaingan media global dengan berbagai kemasan informasi dan pemberitaan yang sarat muatan ideologis yang ditawarkan kepada khalayak sesungguhnya merupakan tantangan tersendiri