• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS SWOT PERUBAHAN KELEMBAGAAN PADA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS SWOT PERUBAHAN KELEMBAGAAN PADA"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS SWOT

PERUBAHAN KELEMBAGAAN

PADA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Landasan Pendidikan Dosen Pengampu Prof. Dr. Masrukhi, M.Pd..

Oleh

Adhila Ayu Puruhita 0301514021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPS S2 PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(2)

A. KEMENDIKBUD DAN KEMENRISTEKDIKTI

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan adalah kementerian dalam Pemerintah Indonesia yang membidangi urusan kebudayaan dan pendidikan formal. Seperti yang tercantum pada UU Sistem Pendidikan Nasional

menyatakan, jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Kementerian ini mengalami pergantian nama sejak masa awal kemerdekaan hingga masa pemerintahan Presiden Joko Widodo saat ini.

Pada periode kabinet pemerintahan pimpinan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (Kabinet Kerja) kementerian ini dirombak dengan memisahkan dan memasukkan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi ke Kementerian Riset dan Teknologi yang berubah namanya menjadi Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi dan Direktorat Jenderal lainnya (Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal, Dirjen Pendidikan Dasar, Dirjen Pendidikan Menengah dan Dirjen Kebudayaan) tetap pada struktur dan nomenklatur Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dipimpin oleh seorang Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) yang sejak tanggal 27 Oktober 2014 dijabat oleh Anies Baswedan. Tugas bagi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yaitu menyelenggarakan urusan di bidang pendidikan dan kebudayaan dalam Pemerintahan untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. Fungsinya meliputi:

a. Perumusan penetapan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pendidikan dan kebudyaan

b. Pengelolaan barang milik negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

c. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

(3)

e. Pelaksanaan kegiatan teknis yang berskala nasional

Sementara pada Kementerian Riset, Teknologi, dan Perguruan Tinggi (Kemenristekdikti) dipimpin oleh seorang Menteri Riset, Teknologi, dan Perguruan tinggi yang sejak 27 Oktober 2014 dijabat oleh Muhammad Natsir. Kementerian Ristek mempunyai tugas membantu Presiden dalam merumuskan kebijakan dan koordinasi di bidang riset, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta menyelenggarakan fungsi:

a. Perumusan kebijakan nasional di bidang riset, ilmu pengetahuan, dan teknologi

b. Koordinasi kebijakan nasional di bidang riset, ilmu pengetahuan, dan teknologi

c. Pengelolaan barang milik atau kekayaan negara yang menjadi tanggung jawabnya

d. Pengawasan atas pelaksanaan tugasnya

e. Penyampaian laporan hasil evaluasi, saran, dan pertimbangan di bidang tugas dan fungsinya kepada Presiden

B. ANALISIS SWOT

Analisis SWOT (Strength-Weakness-Opportunity-Threat) merupakan suatu metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam suatu proyek, kegiatan atau program, ataupun organisasi dalam menjalankan operasi untuk mencapai tujuannya. Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari suatu organisasi atau kegiatan dengan cara mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak mendukung dalam mencapai tujuan tersebut. Tujuannya adalah mengidentifikasi berbagai permasalahan yang berkembang yang dimungkinkan menghambat, menghalangi, atau mengganggu berlangsungnya kehidupan organisasi.

(4)

strategi yang akan diambil. Proses analisis dan pemilihan strategi tersebut adalah bagian dari proses manajemen strategis yang diterima luas yang dikenal dengan model manajemen strategis komprehensif. Model manajemen strategis digambarkan dengan model dibawah ini.

Strength atau Kekuatan, adalah faktor Internal yang mendukung perusahaan dalam mencapai tujuannya. Faktor pendukung dapat berupa sumber daya, keahlian, atau kelebihan lain yang mungkin diperoleh berkat sumber keuangan, citra, keunggulan di pasar, serta hubungan baik antara lembaga.

Weakness atau Kelemahan, adalah faktor internal yang menghambat perusahaan dalam mencapai tujuannya. Faktor penghambat dapat berupa fasilitas yang tidak lengkap, kurangnya sumber keuangan, kemampuan mengelola, keahlian pemasaran dan citra perusahaan.

Opportunity atau Peluang, adalah faktor eksternal yang mendukung perusahaan dalam mencapai tujuannya. Faktor eksternal yang mendukung dalam pencapaian tujuan dapat berupa perubahan kebijakan, perubahan persaingan, perubahan teknologi dan perkembangan hubungan supplier dan buyer.

Threat atau Ancaman, adalah faktor eksternal yang menghambat perusahaan dalam mencapai tujuannya. Faktor eksternal yang menghambat perusahaan dapat berupa masuknya pesaing baru, pertumbuhan pasar yang lambat, meningkatnya bargaining power daripada supplier dan buyer utama.

Matriks SWOT

Matriks Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats atau dikenal dengan matrik SWOT adalah alat pencocokan yang penting dalam melakukan pengembangan empat tipe strategi. Keempat tipe strategi tersebut adalah :

(5)

b. Strategi W-O (Weaknesses–Opportunities) yaitu strategi yang bertujuan memperbaiki atau meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang eksternal.

c. Strategi S-T (Strengths-Threats) yaitu strategi yang menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal.

d. Strategi W-T (Weaknesses-Threats) merupakan taktik defensif yang diarahkan untuk mengurangi kelemahan internal dan menghindari ancaman lingkungan eksternal.

C. PEMBAHASAN

Pembahasan yang kami lakukan didasarkan pada pengertian bahwa faktor internal dan faktor eksternal analisis SWOT dengan permasalahan yang akan didiagnosis pada suatu organisasi mengenai:

a. Permasalahan apa yang khusus harus diutamakan?

b. Apa yang menjadi penyebab munculnya masalah dalam paling utama mendapat penyelesaian?

c. Aspek apa yang harus diubah untuk memecahkan permasalahan?

d. Kekuatan apa yang dapat mendukung dan menghalangi jika upaya tersebut dilakukan?

e. Apakah tujuan utama penyelesaian masalah tersebut dan bagaimana mengukur hasilnya?

Penggunaan acuan analisis Strenghts, Weakness, Oppotunities, dan Threats dalam pembahasan pemisahan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menjadi Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah dengan Kementerian Pendidikan Tinggi yang menjadi melebur bersama Kementerian Riset, Teknologi, dan Perguruan Tinggi.

1. Strenghts

(6)

Umum Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) Edy Suandi Hamid mengapresiasi langkah Presiden Joko Widodo memisahkan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) dengan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Dikti),

“Dengan pemisahan itu diharapkan pengelolaan lebih fokus dan terarah, sehingga bisa lebih memperbaiki pendidikan di Tanah Air, baik pendidikan dasar dan menengah (dikdasmen) maupun pendidikan tinggi (dikti). Pemisahan itu memberikan harapan penanganan lebih baik pendidikan kita secara keseluruhan.” (Solo Pos: Minggu, 26 November 2014).

Menurut dia, lingkup pendidikan yang terlalu luas dan cakupan wilayah yang sangat besar membuat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) kedodoran dalam menangani pendidikan di Tanah Air. Ia juga mengatakan bahwa Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) sejak beberapa tahun terakhir sudah merekomendasikan pemisahan itu, dan mengirimkan rekomendasinya ke berbagai instansi terkait. Aptisi berharap Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Ristek dan Dikti) bisa meneruskan jejak rekam menteri atau direktur jenderal (dirjen) sebelumnya.

2. Weakness

Mengenai pemisahan lembaga Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, banyak pihak yang merasa pesimis. Keputusan tersebut dianggap akan menimbulkan masalah baru yang nantinya akan menjadi kelemahan pada kedua lembaga tersebut. Salah satunya dalam hal koordinasi.

(7)

Selain itu, masalah anggaran atau dana juga menjadi masalah lain yang akan ditimbulkan. Soedijarto, akademisi dari Universitas Negeri Jakarta, menyanggah keinginan Presiden Joko Widodo untuk meningkatkan hasil riset pada Perguruanb Tinggi di Indonesia. Ia mengatakan bahwa masalah kurang berkembangnya riset di Indonesia bukan disebabkan oleh institusi yang membawahinya, melainkan pada kurangnya kemauan pemerintah untuk membiayai dan memfasilitasi kegiatan riset tersebut. Anggaran negara tidak mencukupi karena banyak pengusaha yang lalai membayar pajak sehingga menyebabkan kerugian negara yang cukup besar.

Mantan Menteri Pendidikan dan Budaya, Moh. Nuh juga merasa pesimis terhadap keputusan ini. Ia merasa dengan memisahkan Pendidikan Tinggi ini akan mengurangi aspek budayanya. Pendidikan Tinggi juga masih memerlukan penerapan budaya, bila disatukan dengan Kementerian Riset dan Teknologi maka akan lebih dipusatkan pada hasil risetnya. Moh. Nuh mengkhawatirkan akan kemerosotan budaya dari generasi muda dengan dipisahnya Pendidikan Tinggi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 3. Opportunities

Keputusan Presiden Joko Widodo memisah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dilihat dari beberapa peluang yang akan dihasilkan nantinya dengan meleburkan Pendidikan Tinggi dengan Kementerian Riset dan Teknologi. Peleburan atau penggabungan ini menjadi Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.

(8)

Pernyataan Presiden Joko Widodo ini mendapatkan dukungan dari mantan Rektor Universitas Islam Indonesia, Edy Suandi Hamid. Ia mengatakan, pemisahan itu dapat memberikan harapan penanganan lebih baik terhadap pendidikan Indonesia secara keseluruhan. Meskipun demikian, Menteri Ristek dan Dikti diharapkan juga segera melakukan “review” atas berbagai Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) dan Surat Edaran Dirjen Dikti yang belakangan ini begitu deras dikeluarkan, dan beberapa di antaranya mengandung kelemahan dan tidak membumi.

4. Threats

Artikel yang dilansir pada harian Jawa Pos, tulisan Sekretaris Universitas Airlangga dan dosen pada program doktor Fakultas Hukum Unair, menyebutkan beberapa ancaman dari pemisahan lembaga ini. Di samping pertaruhan kebijakan negara yang besar dengan hasil yang tidak jelas, pemisahan urusan pendidikan tinggi dari pendidikan dasar dan menengah berpotensi melanggar konstitusi.

Pasal 31 ayat (3) UUD 1945 secara tegas menyatakan bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional. Pemisahan pendidikan tinggi itu sangat berpotensi merusak satu sistem pendidikan nasional yang utuh dan holistis. Ditangani satu kementerian saja, sistem pendidikan sering bias dan sering keluar dari sistem, apalagi ditangani dua kementerian yang berbeda.

(9)

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbaikan intensitas cahaya terhadap waktu reaksi pada siswa kelas enam Sekolah Dasar Nomor 8 Dauh Puri

Penyelenggaraan urusan pemerintahan konkuren diprioritaskan pada pelaksanaan Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar sebagaimana dimaksud dalam

Proses pemurnian secara fisika bisa dilakukan dengan mendistilasi ulang minyak atsiri yang dihasilkan (redestillation) dan distilasi fraksinasi dengan pengurangan

Oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti Pengaruh Pemberian Edukasi Pengobatan Tuberkulosis terhadap Tingkat Pengetahuan.. Tujuan : Untuk mengetahui tingkat

Dalam penelitian ini, VRP dengan 9 kota diselesaikan dengan algoritme genetika menggunakan metode stochastic universal sampling untuk seleksi induk, order crossover

Menurut sejarah perkembangan pendidikan muzik, terdapat tiga (3) jenis pendidikan muzik yang wujud di merata dunia, iaitu yang berbentuk formal, informal dan

Seperti halnya pada pengujian ALT, kadar kreatinin pada kelompok perlakuan memiliki pola yang relatif sama dengan kontrol (Gambar 4.F), sehingga dapat disimpulkan bahwa filtrat

meningkatkan kemampuan atau pengendalian diri terhadap sesuatu aturan yang sudah ditetapkan atau disepakati sebelumnya baik terhadap diri pribadi maupun terhadap masyarakat