• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 Judul Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Proses Bisnis dan Implementasi Aplikasi pada Layanan Interconnect Over Cloud

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1 Judul Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Proses Bisnis dan Implementasi Aplikasi pada Layanan Interconnect Over Cloud"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Proses Bisnis dan Implementasi Aplikasi pada Layanan

Interconnect Over Cloud

ARTIKEL ILMIAH

Peneliti :

Robertus Adi Dwianto 672011028. Indrastanti R. Widiasari, M.T. Sri Winarso Martyas Edi, S.Kom., M.Cs.

Program Studi Teknik Informatika

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

Analisis Proses Bisnis dan Implementasi Aplikasi pada Layanan

Interconnect Over Cloud

1)Robertus Adi Dwianto, 2)Indrastanti Ratna Widiasari, 3)Sri Winarso Martyas Edi

Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

Email: 1)672011028@student.uksw.edu2)indrastanti@staff.uksw.edu3)winarso@staff.uksw.edu

Abstract

Cloud Computing is a development in the world of computing, Cloud Computing is a technology that provides computing needs in the form of services with centralized management. With this condition of Cloud Computing technology today it creates the service on Cloud Computing that called Interconnect Over Cloud, the service allows users of Cloud Computing in order to connect two or more different providers of Cloud Computing services. With a large number of Cloud Computing service providers and users of Cloud Computing service is make a chance of business opportunities for service providers to take advantage this momentum, so its needed for analysis to look at the business opportunities on Cloud Computing services.

Keyword : Cloud computing, interconnect over cloud, analysis, business opportunities

Abstrak

Cloud Computing adalah sebuah perkembangan di dalam dunia komputasi, Cloud Computing merupakan teknologi yang menyediakan kebutuhan komputasi dalam bentuk layanan dengan pengelolaan terpusat. Dengan perkembangan teknologi Cloud Computing saat ini maka terciptalah layanan pada Cloud Computing yaitu Interconnect Over Cloud, layanan ini memungkinkan pengguna Cloud Computing agar dapat menghubungkan dua atau lebih penyedia layanan Cloud Computing yang berbeda. Banyaknya penyedia layanan Cloud Computing dan juga banyaknya pengguna layanan ini membuka peluang bisnis bagi penyedia layanan Cloud Computing untuk dapat memanfaatkan momentum ini sehingga diperlukan analisis untuk melihat peluang bisnis yang bisa didapat pada layanan Interconnect Over Cloud.

Kata Kunci : Cloud computing, interconnect over cloud, analisis, peluang bisnis

(7)

1.

Pendahuluan

Pada saat ini, seiring dengan berkembangnya IT terutama pada negara – negara maju, menjadikan para peneliti berlomba – lomba untuk menemukan inovasi baru. Para peneliti terus mencoba untuk mengembangkan teknologi yang sudah ada agar menjadi lebih bermanfaat dan dapat lebih effisien diterapkan dalam kehidupan sehari – hari. Berawal dari sebuah super komputer yang sudah diciptakan yang dalam pandangan orang awam komputer tersebut dapat dikatakan sudah dapat memenuhi kebutuhan komputasi saat ini namun tidak dalam pandangan peneliti mereka masih menganggap bahwa teknologi tersebut masih kurang mampu untuk melakukan komputasi baik saat ini ataupun masa depan sehingga munculah teknologi Cloud Computing.

Cloud Computing, disadari atau tidak telah mengubah dunia bisnis dan industri secara drastis seperti yang dikenal sekarang. Tidak hanya dari segi perusahaan – perusahaan IT namun juga dari segi pemakai atau user mulai mengarahkan perhatian ke Cloud Computing. Perusahaan – perusahaan akan memulai untuk berpindah ke server Cloud karena lebih cost-efficient, yang berarti tidak perlu membeli peralatan yang mahal seperti software atau hardware, tidak perlu mempekerjakan teknisi IT untuk maintenance, dan meminimalisir kegagalan

server hinga 75% [1].

Contoh penyedia jasa Cloud adalah jasa Cloud milik Google seperti Google Mail, Google Drive, Google Map, Google Calendar, dan Youtube. Google Drive adalah salah satu contoh layanan yang disediakan oleh Google yang memungkinkan pengguna untuk dapat menyimpan, mengakses dan berbagi file

yang dimiliki pengguna dimana saja dan kapan saja. Permasalahan terjadi ketika dua buah Cloud server yang berbeda dicoba untuk dihubungkan, contoh adalah

Cloud server milik Google yang tidak dapat dihubungkan dengan Cloud server

lainnya seperti Cloud server milik Amazon dikarenakan perbedaan protokol pada tiap – tiap server.

Berdasarkan penjelasan dan perkembangan mengenai Cloud Computing

dan Interconnect Over Cloud maka dalam penelitian ini akan dirancang sebuah penelitian mengenai apa itu Interconnect Over Cloud dan simulasi Interconnect Over Cloud sederhana serta penerapan sebuah aplikasi yang dapat dipakai menggunakan layanan Interconnect Over Cloud, sehingga dapat ditarik kesimpulan tentang peluang bisnis yang bisa didapat di dalam layanan

Interconnect Over Cloud itu sendiri yang nantinya dapat digunakan dan dikembangkan sehingga dapat membantu pemakai dan penyedia jasa Cloud dalam konektifitas antar Cloud.

2.

Tinjauan Pustaka

(8)

terdapat jenis – jenis layanan yang menjadi sangat effisien bila dilakukan dengan

Cloud Computing [1]

Penelitian selanjutnya menjelaskan bahwa pemahaman yang baik tentang perbedaan klasifikasi Cloud Computing Delivery Service merupakan hal yang sangat berharga sebagai pengetahuan dasar dalam memahami sistem Cloud Computing bagi seluruh pengguna. Selain itu, dalam artikel ini juga menyebutkan bahwa Cloud Computing Delivery Service sangat diperlukan mengingat model bisnis mana yang dapat dimanfaatkan sesuai kebutuhan, sehingga pada saat salah satu layanan Cloud Computing ini dipilih dapat dipergunakan dengan aman dan nyaman oleh pengguna [2]. Penelitian lain yang meneliti mengenai seberapa besar peluang bisnis Cloud Computing di masa depan dikemukakan oleh Moedjiono. Moedjiono mengatakan bahwa ilmuwan, akademisi, dan praktisi/professional bidang komputer perlu mewaspadai dan mengikuti kecenderungan perkembangan teknologi ini untuk bisa ikut berkontribusi dan mendayagunakan secara tepat sesuai kebutuhan organisasi modern [3].

Cloud Computing merupakan perkembangan dari teknologi grid computing

dan virtualisasi [4]. Pengertian sederhana Cloud Computing adalah teknologi komputasi yang memanfaatkan sumber daya secara bersama – sama melalui sebuah jaringan internet maupun intranet. National Institute of Standards and Technology (NIST) mendefinisikan Cloud Computing sebagai model yang memungkinkan untuk mengakses kumpulan sumber daya komputasi (server, media penyimpanan, aplikasi) darimana saja secara nyaman dan sesuai permintaan yang dapat disediakan secara cepat [5]. Cloud Computing adalah teknologi yang memanfaatkan layanan internet menggunakan pusat server yang bersifat virtual [6]. Skema Cloud Computing ditunjukan oleh Gambar 1.

Gambar 1. Skema Cloud Computing [7]

Interconnect Over Cloud adalah sebuah fitur di dalam layanan Cloud Computing, fitur ini memungkinkan konektifitas antar dua atau lebih layanan

(9)

Computing milik Google untuk dapat berkomunikasi dengan penyedia layanan

Cloud Computing lainnya, namun hingga saat ini tidak seluruh penyedia layanan dapat berkomunikasi melalui Google Interconnect.

Port dalam dunia komputer dapat dibagi menjadi dua, physical dan virtual, contoh dari physical port adalah Ethernet Port, USB Port, Serial Port, sedangkan

virtual port adalah bagian dari sebuah jaringan TCP/IP. Port ini memungkinkan untuk berkomunikasi tanpa mengganggu kinerja dari physical port [8]. Virtual Port memiliki 65.536 port yang dapat dipilih dan digunakan [9]. Setiap program di komputer yang menggunakan internet dalam kata lain adalah program yang bekerja secara online telah diprogram untuk melakukan pengiriman paket melalui

port tertentu. Kadang port yang dipilih sudah ditentukan oleh pembuat program tersebut, namun ada juga yang memakai port standar sesuai dengan fungsi dari

software atau aplikasi yang dipakai, saat ini penggunaan port universal sudah banyak diimplementasikan untuk menghubungkan banak perangkat, contoh dari

port universal adalah : HTML memakai port 80, FTP menggunakan port 21, Email POP3 menggunakan port 110, MSN Messenger memakai port 6901 dan 6891 sampai 6900 [9].

Berdasarkan pada beberapa penelitian yang telah dilakukan mengenai Cloud Computing dan proses bisnis pada Cloud Computing maka akan dilakukan analisis proses bisnis dan implementasi aplikasi pada layanan Interconnect Over Cloud. Dalam penelitian ini akan dibahas mengenai proses – proses bisnis yang dapat terjadi melalui kuesioner yang telah disebar pada kepada 100 responden meliputi sebagian dosen dan mahasiswa, selain itu akan dilakukan simulasi sederhana mengenai fitur Interconnect Over Cloud. Dalam simulasi ini akan menggunakan dua buah server sebagai server cloud dan server aplikasi menggunakan dua

internet service provider (ISP) yang berbeda sehingga dapat dikatakan bahwa kedua server ini sebagai dua buah cloud server yang berbeda.

3.

Metode Penelitian

Metode yang digunakan dibagi menjadi dua, yaitu metode untuk pengambilan data yang nantinya digunakan untuk analisa proses bisnis dan metode untuk implementasi, Metode pengambilan data yang digunakan adalah data primer. Data primer adalah data yang secara langsung diambil dari objek penelitian dalam hal ini adalah pengguna layanan Cloud Computing yang ada di Universitas Kristen Satya Wacana. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang disebar di lingkungan Universitas Kristen Satya Wacana, responden berasal dari sebagian dosen dan mahasiswa yang ada di Universitas Kristen Satya Wacana. Kuesioner yang disebarkan berjumlah 100 bendel sehingga terdapat 100 responden yang mengisi, kuesioner tersebut berisikan pertanyaan seputar Cloud Computing dan survey mengenai Cloud Computing dalam kehidupan sehari – hari, setelah kuesioner terisi dan terkumpul, maka dilakukan pengolahan data yang nantinya dijadikan bahan acuan untuk kesimpulan dari simulasi Interconnect Over Cloud ini.

(10)

semakin banyaknya responden yang mengetahui konsep Cloud Computing, pada pertanyaan ini dapat terlihat berapa responden yang benar – benar telah mengerti mengenai konsep Cloud Computing dan responden yang hanya memakai layanan

Cloud Computing tanpa mengerti konsep dari Cloud Computing itu sendiri. Dari pertanyaan ini, dapat dilakukan analisa terhadap tingkat ketertarikan masyarakat terhadap teknologi Cloud Computing itu sendiri. Semakin tinggi jumlah responden yang mengenal teknologi Cloud Computing, maka semakin tinggi pula ketertarikan masyarakat terhadap teknologi ini. Pertanyaan ke-dua adalah survey

dari responden yang memiliki layanan Cloud Computing pribadi, dalam hal ini yang dimaksudkan adalah kepemilikan akun atau penggunaan layanan Cloud Computing, jumlah responden yang menjawab memiliki layanan Cloud Computing berlanjut pada pertanyaan berikutnya sedangkan yang menjawab tidak memiliki layanan Cloud Computing berhenti pada pertanyaan nomor dua. Semakin banyak jumlah pengguna layanan Cloud Computing maka semakin membuat penyedia layanan Cloud Computing untuk berlomba – lomba menawarkan yang terbaik dari layanan yang ditawarkan. Semakin banyak jumlah pengguna layanan Cloud Computing maka semakin membuat jasa penyedia Cloud Computing semakin diminati oleh masyarakat luas.

Setelah didapat responden yang memiliki layanan Cloud Computing, dilanjutkan pada pertanyaan ke-tiga yaitu jumlah layanan Cloud Computing yang dimiliki oleh responden. Pada pertanyaan ini didapatkan berapa jumlah responden yang memiliki layanan Cloud Computing lebih dari satu penyedia layanan Cloud Computing. Semakin banyak jumlah layanan Cloud Computing

yang dimiliki oleh satu responden, maka semakin tinggi kebutuhan masyarakat terhadap fitur, fungsi, dan fasilitas pada layanan Cloud yang ditawarkan. Pertanyaan ke-empat adalah survey mengenai penyedia layanan yang paling sering dipakai oleh responden sehingga didapatkan penyedia layanan yang paling sering dipakai oleh responden. Pada pertanyaan ke-lima, membahas mengenai jenis layanan yang paling sering dipakai oleh responden, terdapat tiga jenis layanan yaitu Software as a Service (SaaS), Infrastructure as a Service (IaaS) dan

Platform as a Service (PaaS). Pada ke-dua pertanyaan ini menunjukan jenis layanan dan penyedia layanan apa saja yang paling sering digunakan oleh responden sehingga didapatkan jenis layanan yang lebih dibutuhkan oleh responden.

Pertanyaan ke-enam membahas tentang tingkat pentingnya Cloud Computing bagi responden. Hasil yang didapatkan menunjukan pentingnya sebuah Cloud Computing untuk responden dilanjutkan dengan pertanyaan ke-tujuh mengenai tingkat kepuasan terhadap layanan Cloud Computing yang digunakan saat ini oleh rsponden. Pada dua pertanyaan ini, maka didapatkan data mengenai seberapa penting dan seberapa puaskah responden terhadap layanan

Cloud Computing saat ini. Pertanyaan ke-delapan membahas mengenai fitur

Interconnect Over Cloud, pada pertanyaan ini dijelaskan mengenai apa itu

(11)

ketersediaan fitur Interconnect Over Cloud, jika responden menjawab bahwa penyedia layanan yang dimiliki sudah memiliki fitur tersebut, maka lanjut pada pertanyaan berikutnya namun jika tidak maka responden berhenti pada pertanyaan ke-sembilan. Data yang didapat menunjukan tingkat kebutuhan responden terhadap fitur Interconnect Over Cloud, semakin banyak responden yang membutuhkan fitur Interconnect Over Cloud maka peluang bisnis dari fitur ini juga semakin besar. Pada pertanyaan ke-10 responden yang menjawab diambil dari responden pada pertanyaan ke-sembilan yang menjawab bahwa fitur

Interconnect Over Cloud sudah tersedia pada penyedia layanan yang dimiliki. Pada pertanyaan ini dapat diketahui mengenai penggunaan fitur Interconnect Over Cloud oleh responden apakah responden telah menggunakan fitur tersebut atau belum. Pada pertanyaan ini, responden yang menjawab belum menggunakan fitur

Interconnect Over Cloud berhenti pada pertanyaan ke-10 sedangkan responden yang menggunakan fitur Interconnect Over Cloud lanjut menjawab pertanyaan ke-11. Jumlah penyedia layanan Cloud Computing yang telah memiliki fitur

Interconnect Over Cloud dan jumlah pengguna yang telah menggunakan fitur ini dapat menjadi acuan mengenai proses bisnis yang dapat terjadi pada fitur

Interconnect Over Cloud. Pertanyaan ke-11 berisikan tentang tingkat kepuasan mengenai fitur Interconnect Over Cloud yang telah disediakan oleh penyedia layanan yang digunakan responden sehingga didapatkan data mengenai tingkat kepuasan responden terhadap fitur Interconnect Over Cloud yang telah ada pada penyedia layanan Cloud Computing yang dimiliki. Tingkat kepuasan terhadap fitur Interconnect Over Cloud juga dapat menjadi acuan terhadap proses bisnis yang dapat terjadi pada fitur ini. Pertanyaan ke-12 berisikan survey mengenai tingkat kebutuhan fitur Interconnect Over Cloud. Responden yang menjawab pertanyaan ini diambil dari responden yang memiliki akun atau menggunakan layanan Cloud Computing sehingga didapatkan data mengenai pentingnya fitur

Interconnect Over Cloud dalam sebuah layanan Cloud Computing. Data yang diambil dari pertanyaan ini menjadi sebuah kesimpulan terhadap kebutuhan terhadap fitur Interconnect Over Cloud pada layanan Cloud Computing yang digunakan responden.

(12)

Gambar 2. Metode PPDIOO [10].

Dalam penelitian ini, tahap prepare atau persiapan dan perencanaan dilakukan secara bersama, karena antara persiapan dan perencanaan keduanya saling berhubungan dan menjadi dasar yang harus diperhatikan sehingga tahap selanjutnya menjadi lebih terarah. Dalam penelitian Implementasi Interconnect Over Cloud ini hal-hal yang dilakukan dalam persiapan adalah melakukan studi pustaka dan membuat rencana kerja. Pada tahap prepare juga dilakukan analisis awal, analisis awal didapat dari kuesioner yang disebar berjumlah 100 rangkap, responden meliputi sebagian dosen dan mahasiswa pada lingkup Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, kuesioner berikut meliputi 12 pertanyaan mengenai Cloud Computing dan penggunaanya. Dari data yang telah dikumpulkan dapat diketahui bahwa sebanyak 77% atau sebanyak 77 orang dari total 100 orang telah memiliki atau menggunakan layanan Cloud Computing

membuktikan bahwa layanan Cloud Computing telah diketahui dan digunakan oleh sebagian besar orang, dalam hal ini responden yang diambil adalah mahasiswa dan dosen di Universitas Kristen Satya Wacana, dengan data ini maka dapat terlihat bahwa pengguna layanan Cloud Computing saat ini dapat dikatakan cukup banyak seperti ditunjukan oleh Gambar 3.

Gambar 3. Grafik Kepemilikan Cloud Computing

Sebanyak 88.3% atau sejumlah 68 responden dari 77 responden yang menggunakan Cloud Computing memakai sebanyak dua atau tiga dan bahkan ada yang mempunyai lebih dari empat penyedia layanan Cloud Computing, dari data tersebut membuktikan bahwa sebagian besar responden memiliki dan menggunakan lebih dari satu penyedia layanan Cloud Computing seperti

77

23

0 50 100

Ya Tidak

(13)

21

Sangat Penting Penting Biasa Tidak Penting Sangat Tidak Penting

Seberapa Penting Layanan Cloud Computing

ditunjukan Gambar 4, maka dapat disimpulkan bahwa selain banyaknya responden yang memiliki atau menggunakan penyedia layanan Cloud Computing

lebih dari satu penyedia layanan Cloud Computing jumlah penyedia layanan

Cloud Computing saat ini juga sudah dapat dikatakan cukup banyak.

Gambar 4. Grafik Jumlah Penyedia Layanan Cloud Computing yang dipakai

Sebanyak 61% responden menganggap bahwa Cloud Computing penting, sebanyak 27.3% menganggap bahwa Cloud Computing sangat penting, menunjukan bahwa lebih dari 50% responden pengguna Cloud Computing

memerlukan layanan tersebut dalam kehidupan sehari – hari seperti ditunjukan oleh Gambar 5. Dengan data ini dapat diukur seberapa tinggi tingkat kepentingan layanan Cloud Computing hadir di tengah – tengah masyarakat.

Gambar 5. Grafik Tingkat Kepentingan Cloud Computing

Pada Gambar 6 menunjukan bahwa sebanyak 79.2% dari jumlah responden yang menggunakan layanan Cloud Computing memerlukan adanya fitur Interconnect Over Cloud, Interconnect Over Cloud adalah fitur yang memungkinkan dua buah layanan Cloud Computing untuk dapat saling berkomunikasi. Fitur ini dirasa sangat diperlukan bagi sebagian besar responden.

(14)

Gambar 6. Grafik Kebutuhan Interconnect Over Cloud

Sebanyak 37.7% responden menjawab bahwa penyedia layanan Cloud Computing yang digunakan saat ini telah memiliki fitur Interconnect Over Cloud, data ini didapat dari responden yang memakai Google sebagai penyedia layanan

Cloud Computing, Google sendiri saat ini telah membuat sebuah fitur

Interconnect Over Cloud yang bernama Google Interconnect. Sedangkan sebesar 62.3% lainnya tidak memiliki fitur Interconnect Over Cloud seperti ditunjukan oleh Gambar 7. Dari data ini dapat diambil kesimpulan bahwa saat ini penyedia layanan Cloud Computing yang telah menggunakan fitur Interconnect Over Cloud

masih sedikit.

Gambar 7. Grafik Fitur Interconnect Over Cloud pada Penyedia Layanan

Pada Gambar 8, sebanyak 20 dari 29 responden yang menggunakan layanan Cloud Computing dimana layanan tersebut terdapat fitur Interconnect Over Cloud atau 69% responden menggunakan fitur tersebut, dan sisanya tidak menggunakan fitur tersebut. Google telah membuat fitur Interconnect Over Cloud bernama Google Interconnect pada layanan Cloud Computing miliknya, pengguna fitur ini bisa dikatakan cukup banyak, dilihat dari data yang didapat, lebih dari separuh dari total responden telah memakai fitur ini, namun kurangnya sosialisasi terhadap fitur ini dan keterbatasan partner juga masih membatasi fitur ini bisa berjalan dengan baik. Dengan data ini membuktikan bahwa meskipun fitur Interconnect Over Cloud ini masih terbilang baru, namun minat masyarakat untuk mencoba dan menggunakan fitur ini terbilang cukup tinggi.

Gambar 8. Grafik Pengguna Fitur Interconnect Over Cloud

29 48

1 10

Ya Tidak

Apakah Penyedia Layanan Cloud Computing

Yang Dipakai Telah Menggunakan Fitur

(15)

Sebanyak 64.9% dari total responden yang memiliki layanan Cloud Computing pribadi merasa bahwa fitur Interconnect Over Cloud penting dan sebanyak 23.4% responden menyatakan bahwa fitur tersebut dirasa sangat penting seperti ditunjukan oleh Gambar 9.

Gambar 9. Grafik Tingkat Kepentingan Interconnect Over Cloud

Dari simpulan data yang telah terkumpul, dapat ditarik sebuah kesimpulan. Jumlah pengguna layanan Cloud Computing saat ini dapat dikatakan cukup tinggi karena Cloud Computing dianggap sebagai hal yang penting dalam kehidupan sehari - hari, banyak pengguna layanan Cloud Computing yang memiliki atau menggunakan lebih dari satu penyedia layanan Cloud Computing. Interconnect Over Cloud adalah sebuah fitur baru di dalam layanan Cloud Computing, fitur ini memungkinkan sebuah penyedia layanan Cloud Computing dapat berkomunikasi dengan layanan Cloud Computing lainnya. Dari data yang didapat terlihat bahwa kebutuhan akan fitur Interconnect Over Cloud saat ini cukup tinggi namun tidak diiringi dengan jumlah penyedia layanan Cloud Computing yang telah menyediakan fitur ini, tingginya minat responden terhadap fitur ini juga dapat terlihat pada data yang menunjukan mengenai jumlah responden yang menggunakan fitur Interconnect Over Cloud. Setelah tahap Prepare dirasa cukup, tahapan lain yang harus di lakukan adala Plan. Hal yang dilakukan dalam tahap ini adalah analisis kebutuhan perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan.

Perangkat lunak yang digunakan dalam simulasi ini adalah Windows Server

2008 R2 yang digunakan sebagai sistem operasi pada server 1 yang berfungsi sebagai Active Directory, Open SUSE Linux Enterprise Server 10 SP1 yang digunakan sebagai sistem operasi pada server 2 atau server aplikasi, Cisco Video Surveillance Operation Manager yang digunakan sebagai aplikasi yang diimplementasikan pada server 2, VMWare 8.0.2 yang digunakan sebagai Virtual Machine dari server 2, IIS 7 dan PHP Manager yang digunakan sebagai web

Sangat Penting Penting Biasa Tidak Penting Sangat Tidak Penting

(16)

Tabel 1. Spesifikasi Hardware yang digunakan

Hardware Spesifikasi Keterangan

Server 1 - Processor Intel Core 2 Duo E6300 1,86GHz

- RAM 2 GB

- 1 buah Gigabit Ethernet Card

- 80 GB SATA Hard Disk

Berfungsi sebagai

server database atau

cloud server 1

Server 2 - Processor Intel Core i5 M460 Arrandale 2,53GHz

- RAM 2 GB

- 1 buah Gigagbit Ethernet Card

- 20 GB SATA Hard disk

Berfungsi sebagai

server aplikasi atau

cloud server 2

Komputer server database dan server aplikasi merupakan server yang dibangun dalam satu pc dan satu laptop. Keduanya menjadi server cloud yang berdiri sendiri – sendiri yang nantinya dipakai sebagai server database dan server

aplikasi.

Setelah persiapan hardware dan software pada tahap Plan selesai, selanjutnya masuk pada tahapan Design. Design merupakan tahap perancangan topologi jaringan yang digunakan. Topologi jaringan fisik yang digunakan dalam penelitian ini ditunjukkan pada Gambar 10. Design merupakan tahap awal sebelum membangun sistem secara keseluruhan. Sebelum sistem dibangun diperlukan adanya blue print, sehingga sistem bisa dibangun dengan baik. Membuat topologi jaringan adalah hal yang dilakukan dalam tahap ini, sehingga bisa terlihat gambaran sederhana bagaimana sistem nantinya diaplikasikan.

Gambar 10. Perancangan Topologi

(17)

di tanamkan Active Directory yang digunakan pada aplikasi yang tertanam pada

server 2 sebagai user untuk login kedalam aplikasi yang ada pada server 2 dan

Web Service menggunakan IIS7 sehingga server 1 mempunyai dua fitur yaitu Web Service dan Active Directory dimana fitur Web Service pada server 1 menjadikan

server 1 dapat dikatakan sebagai sebuah Cloud. Server database dan server

aplikasi berada dalam dua jaringan yang berbeda, menggunakan dua IP public

yang berbeda sehingga bisa dikatakan bahwa server database dan server aplikasi adalah dua cloud server yang berdiri sendiri – sendiri. Masing – masing fisik PC

server mempunyai satu ethernet card dan konfigurasi pengalamatan IP dari masing – masing ethernet card tersebut ditunjukan pada Tabel 2.

Tabel 2. Pengalamatan IP tiap Server

Komputer Network Card IP Address

Server 1 Eth 0 222.124.21.115

Server 2 Eth 0 103.26.128.85

Tahap Implementasi adalah tahap membangun sistem yang telah dirancang, dalam hal ini implementasi yang dilakukan adalah pembuatan Active Directory dan user pada server 1 yang nantinya digunakan sebagai database user

untuk login pada server 2, pembuatan web server pada server 1, implementasi aplikasi pada server 2, menghubungkan antar kedua server, dan menambahkan

user pada aplikasi

Setelah tahap implementasi selesai, maka dalam tahap ini dilakukan ujicoba terhadap interconnect over cloud yang telah dibuat, sisi client masuk ke

server aplikasi sehingga didapatkan sebuah aplikasi yang dapat berjalan pada sisi

client, aplikasi didapatkan dari server aplikasi dimana aplikasi tersebut menggunakan server 1 sebagai database untuk login menggunakan Active Directory pada server 1. Pada tahap operate juga dilakukan analisis terhadap sistem yang berjalan. Analisa yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah sistem telah bekerja sesuai dengan landasan teori yang dibuat.

Langkah terakhir adalah tahap optimize. Pada tahap ini dilakukan ujicoba terakhir dari aplikasi yang digunakan sebagai media percobaan simulasi

interconnect over cloud ini. Setelah itu dilakukan pencocokan hasil dari simulasi ini dengan data dari kuesioner yang telah dibagikan kepada beberapa responden sehingga didapatkan kesimpulan berdasarkan pengamatan dari data yang didapatkan dari kuesioner dengan data yang didapatkan dari simulasi ini.

4.

Hasil dan Pembahasan

Implementasi yang dilakukan meliputi pembuatan Active Directory dan implementasi aplikasi pada Cloud yang berbeda. Penggunaan Active Directory

(18)

melakukan pengujian fitur Interconnect Over Cloud dengan cara melakukan pengujian login.

Langkah awal yang disiapkan dalam pembuatan Active Directory ini adalah instalasi Windows Server 2008 R2, setelah Windows Server siap digunakan, langkah selanjutnya adalah pembuatan forest. Forest adalah suatu wadah atau tempat untuk menampung banyak domain dalam suatu server, setelah

forest terbentuk, langkah selanjutnya adalah pembuatan domain, dalam penelitian ini, domain yang digunakan bernama server.cloud. Active Directory kemudian dibuat di dalam domain server.cloud yang telah dibuat sehingga server saat ini memiliki Active Directory di dalam sebuah forest dimana di dalam forest tersebut terdapat sebuah domain bernama server.cloud. Setelah pembuatan Domain dan

Active Directory selesai, langkah selanjutnya adalah pemberian IP Public pada

server ini.

Setelah tahapan pembuatan Domain dan Active Directiory selesai, langkah selanjutnya adalah pembuatan user, dalam tahap ini user yang dibuat nantinya dipakai sebagai user yang dapat digunakan untuk login pada aplikasi Cisco Video Surveillance Operation Manager (VSOM) 6.3.2.Pada tahap ini dibuat tiga user,

masing – masing user nantinya diberikan previledges yang berbeda – beda untuk mengakses VSOM. Masing –masing user diberikan previledges sebagai

Administrator, Operator, dan Super User. User pertama yang dibuat diberikan

previledges sebagai Administrator, user ke dua diberikan previledges sebagai

Operator sedangkan user ke tiga diberikan previledges sebagai Administrator dan

Operator sehingga disebut Super User.

Pembuatan user pertama menggunakan username “skripsi 1” dan password “skripsi1”, berada pada domain server.cloud, sehingga terbentuk sebuah

user dengan username skripsi 1” dan password “skripsi1” yang nantinya

digunakan oleh VSOM demikian juga untuk user ke dua dan ke tiga, user ke dua menggunakan username “skripsi 2” dan password “skripsi2” sedangkan pada user

ke tiga menggunakan username “skripsi 3” dan “skripsi3” sehingga terdapat tiga

(19)

Gambar 11. Hasil Pembuatan Seluruh User.

Setelah pembuatan user maka langkah selanjutnya adalah pembuatan Web Server, Web Server ini nantinya menjadi salah satu fitur tambahan pada Server 1, sehingga jika IP dari Server 1 diakses dari luar jaringan maka menampilkan tampilan web dapat dikonfigurasi pada server 1 sesuai dengan keinginan, pada langkah ini pembuatan Web Server menggunakan Internet Information Service

(IIS 7). Langkah pertama adalah instalasi IIS 7 pada server 1, installasi IIS 7 pada Windows Server 2008 R2 menggunakan cara yang berbeda dengan Windows Desktop seperti Windows 7, Windows 8, dan lain sebagainya. Instalasi IIS 7 pada Windows Server dilakukan melalui Server Manager pada Windows Server

dengan cara menambahkan Role. Setelah IIS7 terpasang pada Server 1, yang dilakukan selanjutnya adalah implementasi halaman web pada IIS7, file Hyper Text Markup Language (HTML) yang diimplementasikan berada pada folder

C:\inetpub\wwwroot.

VSOM atau Video Surveillance Operation Manager adalah sebuah

software yang diciptakan oleh Cisco sebagai sebuah software yang membantu dalam manajemen dan mengkonfigurasi video secara effisien dan efektif. VSOM diimplementasikan pada sebuah Virtual Machine (VM), sistem operasi yang digunakan adalah Open SUSE.

Konfigurasi awal dalam implementasi VSOM adalah pemberian IP Public

pada VM yang telah dibuat, VSOM yang tersedia telah diberikan user dan

password default yaitu “root” untuk username dan “secur4u” untuk password.

Tampilan login VSOM dapat dilihat pada Gambar 12.

Gambar 12. Tampilan Login Open SUSE.

Pemberian IP dilakukan melalui panel YAST, pada panel ini terdapat beberapa menu untuk untuk konfigurasi pada Open SUSE. Untuk menambah IP, yang kita lakukan adalah mengedit alamat IP pada network card yang ada pada

hardware tersebut. Setelah pemberian IP selesai, pengujian berikutnya adalah mencoba untuk melakukan koneksi antar dua server.

(20)

yang ada pada Server Active Directory sehingga dapat digunakan untuk login

pada VSOM. Langkah awal adalah melakukan konfigurasi LDAP pada VSOM melalui PC Client, LDAP atau Lightweight Directory Access Protocol adalah protokol client/server yang digunakan untuk mengakses dan mengelola direktori informasi. LDAP membaca dan mengedit melalui jaringan IP dan berjalan langsung di atas TCP/IP menggunakan format string sederhana untuk transfer data (Janssen, Cory, 2010).

Untuk melakukan konfigurasi LDAP pada VSOM, langkah pertama yang harus dilakukan adalah membuka console VSOM atau Video Surveillance Management Console (VSMC) melalui client, untuk membuka console dari VSOM, yang harus dilakukan adalah mengakses IP VSOM dari client. IP yang harus diakses adalah http://222.124.21.115/vsmc sehingga didapatkan tampilan seperti pada Gambar 13 yang nantinya diperlukan autentifikasi untuk masuk ke dalam console tersebut menggunakan username“root” dan password“secur4u”.

Gambar 13. Tampilan Login VSMC.

Setelah masuk ke halaman Operation Manager pada VSMC, langkah selanjutnya adalah mengenalkan Active Directory pada VSOM, pada halaman tersebut terlihat pengaturan seperti, tipe autentifikasi, host name, host port, dan

(21)

Gambar 14. Tampilan Operation Manager.

Setelah berhasil pada tahap sebelumnya, maka VSOM sudah terhubung ke

Server Active Directory. Langkah selanjutnya adalah mengenalkan user yang ada pada Server Active Directory, karena VSOM tidak dapat langsung mengenali user

yang ada pada Server Active Directory lain. Langkah pertama untuk mengenalkan

user yang ada pada Server Active Directory adalah mengakses alamat IP VSOM yaitu http://222.124.21.115 yang menampilkan tampilan login untuk masuk ke dalam VSOM dengan menggunakan username “root” dan password

“secur4u”seperti ditunjukan oleh Gambar 15.

Gambar 15. Tampilan Login VSOM.

Setelah berhasil masuk ke dalam VSOM, maka langkah selanjutnya adalah menambahkan user pada VSOM, untuk menambahkan user, yang harus dikenalkan pada VSOM adalah nama user yang ada pada Server Active Directory.

(22)

diterapkan pada user tersebut. Terdapat dua buah Roles yang dapat dipilih, antara lain Administrator dan Operator seperti terlihat dalam Gambar 16.

Gambar 16. Tampilan Add Roles.

Roles yang dipakai berbeda – beda pada tiap user, user pertama diberikan

Roles sebagai Administrator, user ke dua diberikan Roles sebagai Operator dan

user ke tiga diberikan Roles sebagai Administrator dan Operator. User pertama adalah user skripsi 1, user ke dua adalah user skripsi 2 dan user ke tiga adalah

user skripsi 3 sehingga didapatkan tiga user yang telah dikenalkan dalam VSOM. Untuk mengetahui apakah fitur Interconnect Over Cloud berjalan, maka diperlukan percobaan untuk mengetahuinya. Setelah user pada Active Directory

dikenalkan pada VSOM, maka langkah selanjutnya adalah uji coba login VSOM menggunakan user pada Active Directory.

User yang ada telah diberikan Roles yang berbeda – beda sebagai indikator bahwa hasil uji coba login tersebut berhasil. Pada uji coba menggunakan user

pertama, yaitu skripsi 1, menggunakan username “skripsi 1” dan password

“skripsi1” seperti yang telah dibuat pada Server Active Directory. Pada Gambar 17 terlihat bahwa deskripsi yang muncul setelah login pada sebelah kanan atas

bernama “skripsi user satu”, deskripsi tersebut terdapat pada konfigurasi add user

pada tahap sebelumnya.

Gambar 17. Tampilan Menu User skripsi 1.

Pengujian berikutnya juga dilakukan pada ke dua user yang tersisa yaitu user

ke dua dan user ke tiga. Melakukan login menggunakan user dan password yang sama dengan yang ada pada Server Active Directory. Perbedaan dari seluruh user

yang berhasil login adalah pada tampilan menu, dimana tiap user mempunyai

Roles yang berbeda, sesuai dengan yang telah dipilih pada langkah sebelumnya,

(23)

disebut Super User, tampilan dari ke dua user ditunjukkan oleh Gambar 18 dan Gambar 19.

Gambar 18. Tampilan Menu User skripsi 2

Gambar 19. Tampilan Menu User skripsi 3

Setelah tahap pengujian login maka dilanjutkan dengan tahap optimize yaitu uji coba terakhir dari seluruh sistem yang telah dibangun. User mengakses server

1 menggunakan web browser dengan menembak IP server 1 sehingga terdapat tampilan seperti pada Gambar 20.

Gambar 20. Tampilan Web Server pada Server 1

Gambar 20 adalah tampilan dari Web Server yang ada pada server 1, pada tampilan tersebut terdapat sebuah tombol yaitu VSOM Access, apabila user

menekan tombol tersebut, maka user diarahkan menuju server 2 dimana terdapat aplikasi VSOM di dalamnya sehingga terdapat tampilan seperti pada Gambar 15.

(24)

simulasi sederhana ini dapat diambil kesimpulan bahwa fitur Interconnect Over Cloud dapat dibuat menggunakan port universal dalam penelitian yang saya lakukan adalah port 80 dan 389.

5.

Simpulan

Dari simpulan data yang telah terkumpul, dapat ditarik sebuah kesimpulan. Jumlah pengguna layanan Cloud Computing saat ini dapat dikatakan cukup tinggi karena Cloud Computing dianggap sebagai hal yang penting dalam kehidupan sehari - hari, banyak pengguna layanan Cloud Computing yang memiliki atau menggunakan lebih dari satu penyedia layanan Cloud Computing. Interconnect Over Cloud adalah sebuah fitur baru di dalam layanan Cloud Computing, fitur ini memungkinkan sebuah penyedia layanan Cloud Computing dapat berkomunikasi dengan layanan Cloud Computing lainnya. Dari data yang didapat terlihat bahwa kebutuhan akan fitur Interconnect Over Cloud saat ini cukup tinggi namun tidak diiringi dengan jumlah penyedia layanan Cloud Computing yang telah menyediakan fitur ini, tingginya minat responden terhadap fitur ini juga dapat terlihat pada data yang menunjukan mengenai jumlah responden yang menggunakan fitur Interconnect Over Cloud. Dari analisis awal maka dibuatlah sebuah simulasi sederhana mengenai Interconnect Over Cloud.

Pada tahap implementasi menunjukan bahwa dua buah penyedia layanan

Cloud Computing dapat saling terhubung menggunakan protokol universal. Protokol yang digunakan adalah protokol Lightweight Directory Access Protocol

(LDAP), yaitu port 389 pada Server 1, untuk penggunaan port selain port LDAP yaitu 389, dapat juga diimplementasikan menggunakan port universal lain seperti

port 80 yang digunakan untuk HTML, port 21 yang digunakan untuk FTP, port

110 yang digunakan untuk Email POP3, dan port 6901 dan 6891 sampai 6900 yang digunakan untuk MSN Messenger. Selain menggunakan port universal, dapat juga menggunakan Aplication Programing Interface (API), API adalah sekumpulan perintah, fungsi dan protocol yang disediakan oleh sistem komputer atau library program yang berfungsi untuk mensupport sebuah program

berkomunikasi dengan sistem operasi atau hardware. Cisco yang selama ini dikenal selalu membuat protocol tertutup seperti OSPF masih dapat terhubung dengan perangkat lain menggunakan port universal, hal ini membuktikan bahwa

Interconnect Over Cloud mudah dibuat dan hemat menggunakan universal protocol.

6.

Daftar Pustaka

[1] Sudaryono, Diah Aryani dan Ira Tyas Ningrum, 2012, Cloud Computing : Teori dan Implementasinya dalam Dunia Bisnis dan Pemasaran, Journal CCIT. Volume 5 No. 2.

[2] Afdhal, 2013, Studi Perbandingan Layanan Cloud Computing, Jurnal Rekayasa Elektrik. Volume. 10 No. 4.

(25)

[4] Mohammed, Arif, 2009, A History of Cloud Computing,

http://www.computerweekly.com/Articles/2009/06/10/235429/A-history-of-cloud-computing.htm. Diakses tanggal 4 Februari 2015 pukul 18.44 WIB. [5] Mell Peter, Grance Timothy, 2011, The NIST Definition of Cloud

Computing, U.S Department of Commerce Special Publication 800-145.

[6] Syaikhu, Akhmad, 2012, Komputasi Awan (Cloud Computing) Perpustakaan Pertanian, Jurnal Pustakawan Indonesia. Volume 10 No. 1.

[7] Johnson, Thomas, 2013, All data stored on cloud computing services can be accessed by US government without a warrant,

http://endthelie.com/2013/01/30/all-data-stored-on-cloud-computing-services-can-be-accessed-by-us-government-without-a-warrant/. Diakses tanggal 8 Februari 2015 pukul 13.03 WIB.

[8] Rouse, Margaret, 2005, Port,

http://searchnetworking.techtarget.com/definition/port. Diakses tanggal 7 Februari 2015 pukul 11.24 WIB.

[9] Bauer, Jason, 2003, How to Port Forward a Router, http://portforward.com/english/routers/port_forwarding/. Diakses tanggal 21 Februari 2015 pukul 16.43 WIB.

Gambar

Gambar 1. Skema Cloud Computing [7]
Gambar 2. Metode PPDIOO [10].
Gambar 5. Grafik Tingkat Kepentingan Cloud Computing
Gambar 6. Grafik Kebutuhan Interconnect Over Cloud
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pasal 570 BW menyatakan " hak milik adalah hak untuk menikmati suatu benda dengan sepenuhnya dan untuk menguasai benda itu dengan sebebas-bebasnya asal

Domestikasi pada pakan daun jarak pagar sebaiknya dilakukan secara kontinyu dan berkesinambungan melalui breeding hingga turunan F5, agar diperoleh galur-galur murni

Dari latar belakang yang telah dipaparkan di atas, peneliti mencoba membuktikan keefektifan penggunaan teknik Collaborative Strategic Reading (CSR) dalam

Adalah angka yang menunjukkan prosentase pasien baru TB baru BTA positif yang menyelesaikan pengobatan (baik yang sembuh maupun pengobatan lengkap) diantara

masyarakat yang belum paham pentingnya melakukan pemeriksaan gula darah dan kolestrol dan kurangnya biaya untuk melakukan pemeriksaan secara rutin sehingga banyak

Pengaktifan kembali KA Wisata itu diprakarsai oleh Masyarakat Pecinta Kereta Api Sumbar (MPKAS). Selama uji coba beberapa waktu lalu, kereta api sempat beberapa kali

Memasyarakatka arakatkan n dan dan Memb Membuday udayakan akan Kewirau Kewirausahaan sahaan disebu disebutkan tkan bahwa bahwa kewira kewirausahaa usahaan n adalah

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti dapat merumuskan masalah penelitian dengan pertanyaan: Bagaimanakah ihwal pemakaian fi’il madhi dilihat dari zaman