• Tidak ada hasil yang ditemukan

Agribisnis Padi Sawah dalam Upaya Meningkatkan Pendapatan Petani pada Pengembangan Wilayah di Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara Chapter III VII

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Agribisnis Padi Sawah dalam Upaya Meningkatkan Pendapatan Petani pada Pengembangan Wilayah di Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara Chapter III VII"

Copied!
194
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

PENELITIAN

3.1. Kerangka Konseptual Penelitian

Pengembangan wilayah merupakan suatu tindakan mengembangkan wilayah atau membangun daerah atau kawasan dalam rangka usaha memperbaiki tingkat kesejahteraan hidup masyarakat. Sasarannya harus diterjemahkan dalam kerangka pembangunan nasional dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yaitu dengan tujuan mencapai pertumbuhan pendapatan perkapita yang cepat, menyediakan kesempatan kerja yang cukup, pemerataan pendapatan, mengurangi perbedaan antara tingkat pendapatan, kemakmuran, pembangunan serta kemampuan antar daerah, membangun struktur perekonomian agar tidak berat sebelah (Hadjisaroso, 1994).

Pengembangan wilayah merupakan suatu tindakan membangun wilayah, membangun daerah atau kawasan dalam rangka usaha memperbaiki tingkat kesejahteraan hidup masyarakat termasuk petani. Petani sebagai makhluk sosial juga ingin mempunyai taraf hidup yang sesuai dalam hidupnya. Peningkatan taraf hidup tersebut diperoleh petani dengan cara meningkatkan pendapatannya. Untuk memperoleh pendapatan yang tinggi mereka melaksanakan berbagai aktivitas dan kegiatan sebagai petani.

(2)

usahatani mereka sehingga pendapatan mereka bisa bertambah. Untuk itu perlu diatur dan dikembangkan dengan sistem agribisnis padi sawah.

Pendapatan usahatani adalah total penerimaan yang berasal dari nilai hasil penjualan ditambah dari nilai hasil yang dipergunakan sendiri, dikurangi dengan nilai pengeluaran yang terdiri dari pengeluaran untuk input (benih, pupuk, pestisida, dan alat alat), pengeluaran untuk upah tenaga kerja dari luar keluarga, pengeluaran pajak dan lain-lain (Hernanto, 1993).

Dalam upaya meningkatkan pendapatan petani padi sawah pada pengembangan wilayah dapat dilihat dari kerangka konseptual penelitian.

3.1.1. Menganalisis Pengaruh Karakteristik Sosial Ekonomi Dalam Pengembangan Wilayah Terhadap Meningkatkan Pendapatan Petani Padi Sawah

Studi yang dilakukan Salmiah (2004), karakteristik sosial ekonomi yang berpengaruh nyata terhadap pendapatan adalah luas lahan yang dimiliki dan jumlah tanggungan keluarga, sedangkan tingkat pendidikan dan usia petani tidak berpengaruh.

Untuk menganalisis pengaruh pengembangan wilayah dalam karakteristik sosial ekonomi petani sampel, penelitian ini terdiri dari variabel umur, pendidikan, lamanya berusahatani, lamanya berorganisasi P3A, jumlah tanggungan keluarga, dan total luas lahan usahatani yang dimiliki terhadap meningkatkan pendapatan petani padi sawah.

(3)

spesifikasi model ekonometrika. Alat bantu dalam mengolah data primer yang digunakan adalah Program SPSS 16 (Statistical Product and Service Solution) 16.

Gambar 3.1. Pengaruh Karakteristik Sosial Ekonomi Dalam Pengembangan Wilayah Terhadap Meningkatkan Pendapatan Petani Padi Sawah.

3.1.2. Menganalisis Komparasi Rata-Rata Pendapatan Petani Padi Sawah Sebelum dan Setelah Menerapkan Kearifan Lokal Dalam Bentuk Doa Turun Tanam Dalam Pengembangan Wilayah

Kearifan lokal dalam bentuk doa turun tanam adalah salah satu jenis ritual atau upacara minta hujan yang dilakukan oleh masyarakat di daerah perdesaan. Datangnya hujan berarti datangnya rahmat Illahi yang menjadi sumber hidup bagi seluruh makhluk bumi, termasuk manusia. Masyarakat di desa masih percaya, melalui kearifan lokal dalam bentuk doa turun tanam maka akan segera turun hujan yang sangat berguna agar sumur-sumur dan sumber mata air keluar lagi airnya, sawah dan ladang tidak lagi tandus, dan berbagai tanaman bersemi kembali bagi kelangsungan hidup mereka.

Sebelum dilakukan analisis komparasi rata-rata pendapatan petani padi sawah, sebelum dan setelah menerapkan kearifan lokal dalam bentuk doa turun

X11

X12

Karakteristik SSosial Ekonomi

(X1)

X13

Y X14

X15

(4)

tanam pada pengembangan wilayah, maka akan diberikan gambaran terlebih dahulu mengenai perbandingan variabel biaya sebelum dan setelah kearifan lokal dalam bentuk doa turun tanam. Dimana sebelum kearifan lokal dalam bentuk doa turun tanam variabel biaya terdiri dari biaya pompanisasi, biaya pupuk dan biaya pestisida. Setelah kearifan lokal dalam bentuk doa turun tanam variabel biaya terdiri dari biaya iuran irigasi, biaya pupuk dan biaya pestisida.

Untuk menganalisis komparasi rata-rata pendapatan petani padi sawah sebelum dan setelah menerapkan kearifan lokal dalam bentuk doa turun tanam, pada pengembangan wilayah. Dalam penelitian ini dilakukan analisis data dengan metode Dependent Sample T-test (Paired Sample T-test). digunakan model uji beda rata-rata (Compare Means). Alat bantu dalam mengolah data primer yang digunakan adalah Program SPSS 16 (Statistical Product and Service Solution) 16.

Gambar 3.2. Komparasi Rata-Rata Pendapatan Petani Padi Sawah Sebelum Dan Setelah Menerapkan Kearifan lokal Dalam Bentuk Doa Turun Tanam Dalam Pengembangan Wilayah.

Pendapatan Sebelum Menerapkan Kearifan lokal Doa Turun Tanam (X2 )

Pendapatan Setelah Menerapkan Kearifan lokal Doa Turun Tanam (X3)

(5)

3.1.3. Menganalisis Pengaruh Setelah Menerapkan Kearifan Lokal Dalam Bentuk Doa Turun Tanam, Secara Langsung Dan Melalui

Kegiatan Utama Agribisnis Dalam Pengembangan Wilayah Terhadap Meningkatkan Pendapatan Petani Padi Sawah

Dilakukan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh pengembangan wilayah setelah menerapkan kearifan lokal dalam bentuk doa turun tanam secara langsung dan melalui kegiatan utama agribisnis terhadap meningkatkan pendapatan petani padi sawah.

Sebelum dilakukan analisis pengaruh setelah menerapkan kearifan lokal dalam bentuk doa turun tanam, maka akan diberikan gambaran terlebih dahulu mengenai variabel biaya setelah kearifan lokal dalam bentuk doa turun tanam, yang terdiri dari biaya iuran air irigasi, biaya pupuk, dan biaya pestisida.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model SEM (Structural Equation Modeling) untuk melihat pengaruh dan analisis faktor. Alat bantu yang digunakan adalah AMOS (Analyis of Moment Structure) 19.

Gambar 3.3. Menganalisis Pengaruh Setelah Menerapkan Kearifan Lokal Dalam Bentuk Doa Turun Tanam Secara Langsung Dan Melalui Kegiatan Utama Agribisnis Dalam Pengembangan Wilayah Terhadap Meningkatkan Pendapatan Petani Padi Sawah.

KegiatanUtama Agribisnis (X4)

Setelah Menerapkan Kearifan Lokal Doa Turun Tanam (X3)

Pendapatan Petani Padi Sawah (Y)

Y2

X42 X43

X31

X32

X33

Y1

(6)

3.1.4. Menganalisis Pengaruh Kegiatan Utama Agribisnis Dalam Pengembangan Wilayah Terhadap Meningkatkan Pendapatan Petani Padi Sawah

Teori export base, teori ini petama kali dikembangkan oleh Douglas C.

North (1955). Menurut North, kekuatan utama ekonomi suatu wilayah tergantung kepada permintaan eksternal akan barang dan jasa yang diproduksi dari wilayah tersebut. Permintaan ekternal akan mempengaruhi penggunaan modal dan teknologi dan diekspor oleh wilayah itu, karena itu pertumbuhan wilayah jangka panjang sangat tergantung pada kegiatan industri ekspornya. Atas dasar itu, keberlanjutan perkembangan wilayah sangat banyak ditekan pada peningkatan aliran modal dan teknologi, dimana persyarat untuk itu berkaitan dengan jumlah modal yang ditanamkan oleh pemilik modal, baik dari dalam maupun luar, serta berkaitan pula dengan sumber daya manusia yang memiliki keahlian khusus.

(7)

Gambar 3.4. Menganalisis Pengaruh Kegiatan Utama Agribisnis Dalam Pengembangan Wilayah Terhadap Pendapatan Petani Padi Sawah.

3.1.5. Menganalisis Pengaruh Kegiatan Penunjang Agribisnis Secara Langsung Dan Melalui Kegiatan Utama Agribisnis Dalam

Pengembangan Wilayah Terhadap Meningkatkan Pendapatan Petani Padi Sawah.

Teori lokasi, perkembangan teori lokasi dimulai dari Von Thunnen, yang mengembangkan teorinya berdasarkan pengamatan hasil pertanian di Mcklenberg yang selanjutnya dikembangkan Weber, Palender dan Hoover, Weber mengenalkan indeks material dan indeks berat. Faktor-faktor yang menentukan lokasi adalah faktor endowment, pasar dan harga, bahan baku dan energi, angkutan sebagai input.

Untuk menganalisis pengaruh pengembangan wilayah dalam kegiatan penunjang agribisnis, variabel penelitian ini terdiri dari bantuan input produksi pertanian, penyaluran kredit dan kebijakan pemerintah dalam subsidi pupuk terhadap meningkatkan pendapatan petani padi sawah.

Dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunanakan model SEM = Structural Equation Modeling (permodelan persamaan struktural) merupakan suatu metode statistika yang menggunakan pendekatan hypothesis testing atau

Kegiatan Utama Agribisnis (X4)

Pendapatan Petani Padi

sawah (Y) Y2

X41

X42

X43

(8)

dikenal dengan istilah Confirmatory. Program yang digunakan AMOS 19 (Analyis of Moment Structure).

Gambar 3.5. Menganalisis Pengaruh Kegiatan Penunjang Agribisnis Secara Langsung Dan Melalui Kegiatan Utama Agribisnis Dalam Pengembangan Wilayah Terhadap Pendapatan Petani Padi Sawah

3.1.6. Menganalisis Pengaruh Sumber Daya Alam (SDA) Secara Langsung Dan Melalui Kegiatan Utama Agribisnis Dalam Pengembangan Wilayah Terhadap Meningkatkan Pendapatan Petani Padi Sawah

Teori resource endowment, teori ini bertolak dari suatu pandangan bahwa pengembangan ekonomi wilayah sangat tergantung pada sumber daya alam yang dimiliki oleh wilayah tersebut dan permintaan terhadap komoditas yang dihasilkan dari sumber daya itu. Makin banyak sumber daya alam yang dapat diolah untuk komoditi unggulan maka semakin cepat pertumbuhan wilayahnya. Teori resource endowment secara implisit mengasumsikan bahwa

Kegiatan Utama Agribisnis (X4)

Kegiatan Penunjang Agribisnis (X5)

Pendapatan Petani Padi sawah

(Y) Y2

X42 X43

X51

X52

X53

Y1

(9)

dalam perkembangannya, sumber daya alam yang dimiliki oleh suatu wilayah akan digunakan untuk memproduksi barang dan jasa yang berbeda bila terjadi perubahan permintaan.

Untuk menganalisis pengaruh pengembangan wilayah dalam sumber daya alam (sda) variabel penelitian ini terdiri dari jumlah volume air/ha, luas lahan usahatani yang beririgasi dan panjang jalan usahatani terhadap meningkatkan pendapatan petani padi sawah. Dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunanakan model SEM = Structural Equation Modeling (permodelan persamaan struktural) merupakan suatu metode statistika yang menggunakan pendekatan hypothesis testing atau dikenal dengan istilah Confirmatory. Program yang digunakan AMOS 19 (Analyis of Moment Structure).

Gambar 3.6. Menganalisis Pengaruh Sumber Daya Alam (SDA) Secara Langsung Dan Melalui Kegiatan Utama Agribisnis Dalam Pengembangan Wilayah Terhadap Meningkatkan Pendapatan Petani Padi Sawah.

3.1.7. Menganalisis Sumber Daya Manusia (SDM) Secara Langsung Dan Kegiatan Utama

Agribisnis (X4)

Sumber Daya Alam (X6)

Pendapatan Petani Padi sawah (Y)

Y2

X42 X43

X 61

X 62

X 63

(10)

Melalui Kegiatan Utama Agribisnis Dalam Pengembangan Wilayah Terhadap Meningkatkan Pendapatan Petani Padi Sawah

Teori pengembangan SDM, teori ini mengasumsikan bahwa sumber daya

manusia (sdm) merupakan faktor penentu bagi kemajuan ekonomi suatu wilayah. Bukti empirik menunjukkan, ketersediaan sumber daya manusia memiliki hubungan yang signifikan dengan pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, investasi pada sumber daya manusia menjadi lebih utama untuk meningkatkan skala pengembalian dalam jangka panjang.

(11)

Gambar 3.7. Menganalisis Pengaruh Sumber Daya Manusia (SDM) Secara Langsung Dan Melalui Kegiatan Utama Agribisnis Dalam Pengembangan Wilayah Terhadap Meningkatkan Pendapatan Petani Padi Sawah

3.1.8. Menganalisis Pengaruh Teknologi Secara Langsung Dan Melalui Kegiatan Utama Agribisnis Dalam Pengembangan Wilayah Terhadap Meningkatkan Pendapatan Petani Padi Sawah

Teori pertumbuhan wilayah neo klasik, yang dipelopori oleh Borts Stein (1964) kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Roman (1965) dan Siebert (1969), pertumbuhan ekonomi wilayah sangat tergantung kepada faktor tenaga kerja, ketersediaan modal dan kemajuan teknologi. Teori ini tidak menekankan pentingnya faktor permintaan.

Untuk menganalisis pengaruh pengembangan wilayah dalam teknologi, dimana variabel penelitian ini terdiri dari penerapan komponen teknologi dasar dan penerapan komponen teknologi pilihan terhadap meningkatkan pendapatan petani padi sawah

Kegiatan Utama Agribisnis (X4)

Sumber Daya Manusia (X7)

Pendapatan Petani Padi sawah (Y)

Y2

X 42 X 43

X71

X72

X 73

Y1

(12)

Penerapan komponen teknologi dasar yang terdiri dari varitas unggul, bibit bermutu dan sehat, pemupukan spesifik lokasi, PHT sesuai OPT. Penerapan komponen teknologi pilihan yang terdiri dari pengelolaan tanaman legowo, bibit muda, penggunaan bahan organik, irigasi berselang, pupuk mikro, penanganan panen dan pasca panen, pengendalian gulma dan pengolahan tanah.

Dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunanakan model SEM = Structural Equation Modeling (permodelan persamaan struktural) merupakan suatu metode statistika yang menggunakan pendekatan hypothesis testing atau dikenal dengan istilah Confirmatory. Program yang digunakan AMOS 19 (Analyis of Moment Structure).

Gambar 3.8. Menganalisis Pengaruh Teknologi Secara Langsung Dan Melalui Kegiatan Utama Agribisnis Dalam Pengembangan Wilayah Terhadap Meningkatkan Pendapatan Petani Padi Sawah.

Kegiatan Utama Agribisnis (X4)

Teknologi (X8)

Pendapatan Petani Padi sawah (Y)

Y2

X42 X43

X81

X82

Y1

(13)

3.2. Analisis Full Model Structural Equation Modeling (SEM)

Analisis selanjutnya adalah analisis Structural Equation Modeling (SEM) secara full model analisis hasil pengolahan data pada tahap ful model SEM dilakukan dengan melakukan uji kesesuaian dan uji statistik. Hasil pengolahan data untuk analisis ful model SEM ditampilkan pada Gambar 3.8

(14)

Keterangan:

e1…15 : error term

X3 : Kearifan Lokal Dalam Doa Turun Tanam

X4 : Kegiatan Utama Agribisnis

X5 : Kegiatan Penunjang Agribisnis

X6 : Sumber Daya Alam

X7 : Sumber Daya Manusia

X8 : Teknologi

X31 : Biaya Iyuran Air Irigasi

X32 : Biaya Pupuk

X33 ::Biaya Pestisida

X41 : Biaya Produksi

X42 : Luas Panen

X43 : Harga Gabah

X51 : Bantuan Input Produksi Pertanian

X52 : Penyaluran Kredit

X53 : Kebijakan Pemerintah Dalam Subsidi Pupuk

X61 : Tinggi Volume Air/ha

X62 : Luas Lahan Yang Beririgasi

X63 : Panjang Jalan Usahatani

X71 : Curahan Tenaga Kerja

X72 : Penyuluhan/Pelatihan

X73 : Produktivitas Tenaga Kerja

X81 : Penerapan Komponen Teknologi Dasar

X82 : Penerapan Komponen Teknologi Pilihan

Y : Pendapatan Y1 : Produksi

Y2 : Produktivitas Lahan

: Adalah tanda yang menunjukkan faktor/ konstruk/ latent variable/

unobserved variable yaitu variabel yang tidak diukur secara langsung, tetapi dibentuk melalui dimensi-dimensi atau indikator-indikator yang

diamati.

: Adalah tanda yang menunjukkan variabel terukur/ observed variable yaitu variabel yang ditanya harus dicari melalui lapangan, misalnya melalui instrumen-instrumen.

(15)
(16)

Petani Pada Pengembangan Wilayah Di Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara

Keterangan X5 : Kegiatan Penunjang Agribisnis

X51 : Bantuan Input Produksi Pertanian

X52 : Penyaluran Kredit

X53 : Kebijakan Pemerintah Dalam Subsidi Pupuk

Ketrerangan X6 : Sumber Daya Alam

X61 : Tinggi Volume Air/ha

X62 : Luas Lahan Yang Beririgasi

X63 : Panjang Jalan Usahatani

Keterangan X7 : Sumber Daya Manusia

X71 : Curahan Tenaga Kerja

X72 : Penyuluhan/Pelatihan

X73 : Produktivitas Tenaga Kerja

Keterangan X8 : Teknologi

X81 : Penerapan Komponen Teknologi

Dasar

X82 : Penerapan Komponen Teknologi

Pilihan Y : Pendapatan Y1 : Produksi

(17)

3.3. Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah, dan kerangka konseptual maka dapat disusun beberapa hipotesis sebagai berikut :

1. Terdapat pengaruh nyata karakteristik sosial ekonomi yaitu umur, pendidikan, lamanya berusahatani, lamanya berorganisasi P3A, jumlah tanggungan keluarga dan total luas lahan usahatani dalam pengembangan wilayah terhadap meningkatkan pendapatan petani padi sawah.

2. Terdapat komparasi rata-rata pendapatan petani padi sawah sebelum dan setelah menerapkan kearifan lokal dalam bentuk doa turun tanam, pada pengembangan wilayah.

3. Terdapat pengaruh positif signifikan setelah menerapkan kearifan lokal dalam bentuk doa turun tanam secara langsung dan melalui kegiatan utama agribisnis dalam pengembangan wilayah terhadap meningkatkan pendapatan petani padi sawah.

4. Terdapat pengaruh positif signifikan kegiatan utama agribisnis yang terdiri dari biaya produksi, luas panen, dan harga gabah dalam pengembangan wilayah terhadap meningkatkan pendapatan petani padi sawah.

(18)

6. Terdapat pengaruh positif signifikan sumber daya alam yang terdiri dari tinggi volume air/ha, luas lahan usahatani yang beririgasi dan panjang jalan usahatani, secara langsung dan melalui kegiatan utama agribisnis dalam pengembangan wilayah terhadap meningkatkan pendapatan petani padi sawah.

7. Terdapat pengaruh positif signifikan sumber daya manusia yang terdiri dari curahan tenaga kerja, penyuluhan/pelatihan dan produktivitas tenaga kerja, secara langsung dan melalui kegiatan utama agribisnis dalam pengembangan wilayah terhadap meningkatkan pendapatan petani padi sawah.

(19)

4.1. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini termasuk kategori penelitian explanatori yaitu suatu penelitian untuk mencari dan menjelaskan hubungan kausal atau sebab akibat, antara variabel bebas dengan variabel terikat. Variabel-variable bebas tersebut ada mempengaruhi terhadap pendapatan petani padi sawah pada pengembangan wilayah, melalui pengujian hipotesis.

Dilihat dari segi keilmuan, penelitian ini berfokus pada disiplin ilmu pengembangan wilayah yang didekati dari perspektif ilmu pertanian yaitu agribisnis. Dalam hubungan ini disiplin pengembangan wilayah diposisikan sebagai dasar penetapan aspek-aspek pembahasan dalam penelitian, sedangkan ilmu agribisnis digunakan sebagai dasar untuk membangun kerangka analisis dalam melihat persoalan-persoalan pengembangan wilayah.

(20)

4.2. Lokasi Penelitian

(21)
(22)

4.3. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini merupakan penelitian melihat variabel-variabel bebas yang mempengaruhi pendapatan petani padi sawah pada pengembangan wilayah di Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara.

Menganalisis pengaruh variabel independen karakteristik sosial ekonomi yaitu umur, pendidikan, lamanya berusahatani, lamanya berorganisasi P3A, jumlah tanggungan keluarga dan total luas lahan usahatani, dalam pengembangan wilayah di Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara, terhadap variabel dependen meningkatkan pendapatan petani padi sawah.

Menganalisis komparasi rata-rata pendapatan petani padi sawah sebelum dan setelah menerapkan kearifan lokal dalam bentuk doa turun tanam dalam pengembangan wilayah di Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara.

Menganalisis pengaruh variabel independen setelah menerapkan kearifan lokal dalam bentuk doa turun tanam yaitu biaya air irigasi, biaya pupuk dan biaya pestisida, secara langsung dan melalui kegiatan utama agribisnis dalam pengembangan wilayah di Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara, terhadap variabel dependen meningkatkan pendapatan petani padi sawah.

Menganalisis pengaruh variabel independen kegiatan utama agribisnis yaitu biaya produksi, luas panen, dan harga gabah, dalam pengembangan wilayah di Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara, terhadap variabel dependen meningkatkan pendapatan petani padi sawah.

(23)

agribisnis dalam pengembangan wilayah di Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara, terhadap variabel dependen meningkatkan pendapatan petani padi sawah.

Menganalisis pengaruh variabel independen sumber daya alam (sda) yaitu tinggi volume air/ha, luas lahan yang beririgasi, panjang jalan usahatani secara langsung dan melalui kegiatan utama agribisnis dalam pengembangan wilayah di Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara, terhadap variabel dependen meningkatkan pendapatan petani padi sawah.

Menganalisis variabel independen sumber daya manusia (sdm) yaitu curahan tenaga kerja, penyuluhan/pelatihan, produktivitas tenaga kerja secara langsung dan melalui kegiatan utama agribisnis dalam pengembangan wilayah di Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara, terhadap variabel dependen meningkatkan pendapatan petani padi sawah.

Menganalisis pengaruh variabel independen teknologi yaitu pengaruh penerapan komponen teknologi dasar dan penerapan komponen teknologi pilihan secara langsung dan melalui kegiatan utama agribisnis dalam pengembangan wilayah di Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara, terhadap variabel dependen meningkatkan pendapatan petani padi sawah.

(24)

4.4. Populasi dan Sampel

4.4.1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian, baik berbentuk benda, barang dan manusia secara langsung turut menentukan tingkat kredibilitas penelitian. Jadi populasi dalam penelitian ini adalah berdasarkan kriteria petani padi sawah memiliki lahan padi sawah yang beririgasi dan penerima bantuan SL-PTT tahun 2011 sebanyak 10 000 KK di Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Populasi Petani Padi Sawah Yang Beririgasi Penerima Bantuan SL- PTT. Di Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2011.

No Keterangan Luas Lahan Padi Sawah

(25)

dari populasi tersebut. Penentuan sampel diambil berdasarkan kriteria petani padi sawah memiliki lahan padi sawah yang beririgasi dan penerima bantuan SL-PTT tahun 2011. Sampel penelitian dihitung dengan menggunakan persamaan simple random sampling dengan jumlah sampel yang sudah ditentukan yaitu 100 sampel. Sampel penelitian ini dihitung dengan persamaan Soepomo (1997) yaitu :

n Js

(26)

Js

Sumber data primer adalah petani (responden) dikumpulkan melalui kuesioner dengan teknik wawancara langsung kepada responden. Pengumpulan data ini dilakukan dari jawaban yang diberikan responden atas daftar pertanyaan atau kuesioner yang diberikan langsung kepada para responden.

(27)

dikumpulkan melalui literatur-literatur yang ada, penelitian terdahulu, instansi pemerintah yang terkait dengan tanaman padi sawah seperti Dinas Pertanian Sumatera Utara, Badan Penyuluh Pertanian Sumatera Utara, Dinas PU Pengairan Provinsi Sumatera Urara, Bulog Provinsi Sumatera Utara, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Provinsi Sumatera Utara, Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara, Perpustakaan Provinsi Sumatera Utara, Perpustakaan Universitas Sumatera Utara, Bupati Kabupaten Serdang Bedagai, dinas Pertanian Serdang Bedagai, Badan Penyuluh Pertanian Serdang Bedagai dinas Pengairan Serdang Bedagai, serta kepala kecamatan dan kepala desa.

4.6. Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini dapat diklasifikasi dua kelompok, pertama variabel terikat (dependent variabel), dan variabel bebas (independent variabel). Variabel dependen (terikat) yaitu variabel yang keberadaannya sangat ditentukan oleh variabel independen. Dalam penelitian ini yang termasuk variabel terikat (dependent variabel) adalah pendapatan (Y). Variabel bebas (independent variabel) (X) adalah variabel yang menjelaskan variabel terikat yang termasuk variabel bebas adalah :

4.6.1. Variabel Karakteristik Sosial Ekonomi

a. Variabel umur (X11)

b. Variabel pendidikan (X12)

c. Variabel lamanya berusahatani (X13)

d. Variabel lamanya berorganissi P3A (X14)

e. Variabel jumlah tanggungan keluarga (X15)

(28)

4.6.2. Variabel Sebelum Menerapkan Kearifan Lokal Doa Turun Tanam

a. Variabel biaya pompanisasi (X21)

b. Variabel biaya pupuk (X22)

c. Variabel biaya pestisida (X23)

4.6.3. Variabel Setelah Menerapkan Kearifan Lokal Doa Turun Tanam

a. Variabel biaya iyuran air irigasi (X31)

b. Variabel biaya pupuk (X32)

c. Variabel biaya pestisida (X33)

4.6.4. Variabel Kegiatan Utama Agribisnis

a. Variabel biaya produksi (X41)

b. Variabel luas panen (X42)

c. Variabel harga gabah (X43)

4.6.5. Variabel Kegiatan Penunjang Agribisnis

a. Variabel bantuan input produksi pertanian (X51)

b. Variabel penyaluran kredit (X52)

c. Variabel kebijakan pemerintah dalam subsidi pupuk (X53) 4.6.6 Variabel Sumber Daya Alam (SDA)

a. Variabel tinggi volume air/ha (X61)

b. Variabel luas lahan yang beririgasi (X62)

c. Variabel panjang jalan usahatani (X63) 4.6.7. Variabel Sumber Daya Manusia (SDM)

a. Variabel curahan tenaga kerja (X71)

b. Variabel penyuluhan/pelatihan (X72)

(29)

4.6.8. Variabel Teknologi

a. Variabel penerapan komponen teknologi dasar (X81)

b. Variabel penerapan komponen teknologi pilihan (X82) 4.7. Definisi Operasional

Berdasarkan pada perumusan masalah dan hipotesis, maka penelitian ini yang menjadi variabel terikat (dependent variabel) yaitu pendapatan. Sejumlah variabel yang diikut sertakan dalam penelitian ini mempunyai definisi operasional sebagai berikut :

4.7.1. Variabel Independent (Bebas) Karakteristik Sosial Ekonomi

4.7.1.1. Variabel Umur (X11) adalah diukur berdasarkan usia petani sampel

dihitung sejak ia dilahirkan hingga saat penelitian dilaksanakan dalam satuan tahun.

4.7.1.2. Variabel Pendidikan (X12) adalah lamanya petani sampel menjalankan

pendidikan formal dihitung mulai dari pendidikan SD sampai pendidikan formal terakhir yang dijalankannya hingga saat penelitian dilaksanakan dalam satuan tahun.

4.7.1.3. Variabel Lamanya Berusahatani (X13) adalah petani sampel

melakukan usahatani padi sawah dihitung berdasarkan sejak petani mulai usahataninya hingga saat penelitian dilaksanakan dalam satuan tahun. 4.7.1.4. Variabel Lamanya Berorganisasi P3A (X14) adalah petani sampel

ber-gabung dalam organisasi P3A dihitung berdasarkan sejak petani mulai bergabung hingga saat penelitian dilaksanakan dalam satuan tahun. 4.7.1.5. Variabel Jumlah Tanggungan Keluarga (X15) adalah petani sampel

(30)

tinggal bersama yang masih tanggungan keluarga hingga saat penelitian dilakasanakan dalam satuan jiwa.

4.7.1.6. Variabel Total Luas Lahan Usahatani (X16) adalah jumlah luas lahan

seluruhnya yang dimiliki petani sampel baik sawah beririgasi maupun lahan kering seperti pekarangan, tegal, ladang, kebun dan tambak, hingga saat penelitian dilaksanakan dalam satuan ha.

4.7.2. Variabel Sebelum Menerapkan Kearifan Lokal Doa Turun Tanam

4.7.2.1. Variabel Biaya Pompanisasi (X21) adalah besar jumlah uang yang

dikeluarkan petani untuk pengairan pada usahataninya dengan menggunakan mesin pompa dalam satuan rupiah.

4.7.2.2. Variabel Biaya Pupuk (X22) adalah besar jumlah uang dikeluarkan

petani untuk pembelian pupuk pada usahataninya dalam satuan rupiah. 4.7.2.3. Variabel Biaya Pestisida (X23) adalah besar jumlah uang yang

dikeluarkan petani untuk pembelian obat-abatan pada usahataninya dalam satuan rupiah.

4.7.3. Variabel Setelah Menerapkan Kearifan Lokal Doa Turun Tanam

4.7.3.1. Variabel Biaya Iyuran Air Irigasi (X31) adalah besar jumlah uang

yang dikeluarkan petani untuk pengairan pada usahataninya dalam satuan rupiah.

4.7.3.2. Variabel Biaya Pupuk (X32) adalah besar jumlah uang dikeluarkan

petani untuk pembelian pupuk pada usahataninya dalam satuan rupiah. 4.7.3.3. Variabel Biaya Pestisida (X33) adalah besar jumlah uang yang

(31)

4.7.4. Variabel Kegiatan Utama Agribisnis Dalam Usahatani

4.7.4.1. Variabel Biaya Produksi (X41) adalah semua biaya yang dikeluarkan

untuk menghasilkan produksi, atau nilai dari semua faktor produksi yang digunakan, baik dalam bentuk benda maupun jasa selama proses produksi berlangsung dihitung dalam jangka satu tahun biaya ini meliputi sewa lahan, bunga modal dari luar, iuran P3A, bibit, pupuk, pestisida, upah tenaga kerja luar keluarga, retribusi dan penyusutan alat-alat pertanian, dengan satuan rupiah. Dalam menghitung nilai biaya penyusutan digunakan metode garis lurus (The straight line method) Menurut Kay (1986) rumus metode tersebut sebagai berikut : X = ( A – B )/C

Dimana : X = Nilai penyusutan A = Harga awal (rp)

B = Taksiran harga setelah pemakaian produktif (rp) C = Lama pemakaian produktif (tahun).

4.7.4.2. Variabel Luas Panen (X42) adalah jumlah luas lahan yang ditanam

dalam berusahatani padi sawah, dan menghasilkan produksi gabah sesuai dengan luas tersebut hal ini merupakan luas panen yang dihitung, hingga saat penelitian dilaksanakan dalam satuan ha.

4.7.4.3. Variabel Harga Gabah (X43) adalah harga barang itu sendiri dimana

(32)

4.7.5. Variabel Kegiatan Penunjang Agribisnis

4.7.5.1. Variabel Bantuan Input Produksi Pertanian (X51) adalah bantuan

pemerintah pusat, provinsi maupun kabupaten Serdang Bedagai untuk petani sampel melalui kelompok tani berupa bantuan bibit, pupuk, pestisida dan alsintan hingga saat penelitian dilaksanakan dalam satuan rupiah.

4.7.5.2. Variabel Penyaluran Kredit (X52) adalah besar jumlah uang yang

diterima petani dari pengajuan kredit untuk usahataninya hingga saat penelitian dilaksanakan dalam satuan rupiah.

4.7.5.3. Variabel Kebijakan Pemerintah Dalam Subsidi Pupuk (X53) adalah

besar jumlah pupuk yang diterima petani dari penyaluran pupuk bersubsidi berdasarkan luas lahan yang diusahakan hingga saat penelitian dilaksanakan dalam satuan rupiah.

4.7.6. Variabel Sumber Daya Alam (SDA)

4.7.6.1. Variabel Tinggi Volume Air/Ha (X61) adalah banyaknya air irigasi yang

diairi sehubung untuk kepentingan tanaman padi sawah dimana petani melangsungkan usahataninya dan diukur ketinggian air dari permukaan tanah hingga saat penelitian dilaksanakan dalam satuan cm.

4.7.6.2. Variabel Luas Lahan Usahatani Yang Beririgasi (X62) adalah luas

(33)

4.7.6.3. Variabel Panjang Jalan Usahatani (X63) adalah prasarana transportasi

pada kawasan pertanian untuk memperlancar mobilitas alat mesin pertanian, pengangkutan sarana produksi menuju lahan pertanian dan mengangkut hasil produksi pertanian dari lahan menuju ketempat pengumpulan sementara, hingga saat penelitian dilaksanakan dalam satuan meter (m).

4.7.7. Variabel Sumber Daya Manusia

4.7.7.1. Variabel Curahan Tenaga Kerja (X71) adalah tenaga kerja keluarga

yang dicurahkan untuk usahatani hingga saat penelitian dilaksanakan dengan satuan yang dihitung dalam satuan kerja pria dewas (HKP/tahun dengan kelasifikasi sebagai berikut :

Hari Kerja Pria (HKP) pria dewasa > 15 tahun = 1 HKP Hari Kerja Wanita (HKW) wanita dewasa > 15 tahun = 0,8 HKP Hari Kerja Anak (HKA) anak anak 10 - 14 tahun = 0,5 HKP Hari Kerja Ternak (HKT) = 5 HKP Hari Kerja Mesin Traktor (HKM) = 25 HKP 4.7.7.2. Variabel Penyuluhan/Pelatihan (X72) adalah proses pembelajaran bagi

petani untuk meningkatkan pengetahuan, keterampila dan wawasan yang dibutuhkan untuk pengelolaan tanaman padi sawah dihitung berdasarkan frekuensi mengikuti penyuluhan/pelatihan.

4.7.7.3. Variabel Produktivitas Tenaga Kerja (X73) adalah perbandingan antara

(34)

4.7.8. Variabel Teknologi

4.7.8.1. Variabel Penerapan Komponen Teknologi Dasar (X81) adalah

komponen teknologi yang relatif dapat berlaku umum di wilayah yang luas a. Varietas unggul.

b. Bibit bermutu dan sehat dengan perlakuan benih. c. Pemupukan efisien menggunakan alat bantu. d. PHT sesuai OPT sasaran.

4.7.8.2. Variabel Penerapan Komponen Teknologi Pilihan (X82) adalah

komponen teknologi spesifik lokasi, antara lain :

a. Pengelolaan tanaman yang meliputi populasi dan cara tanam (tegel, legowo, larikan, sebar langsung).

b. Bibit muda ( umur 15 hari atau 21 hari HSS). c. Penggunaan bahan organik.

d. Irigasi berselang. e. pupuk mikro.

f. Penanganan panen dan pascapanen. g. Pengendalian gulma.

h. Pengolahan tanah.

4.7.9. Variabel Dependent (Terikat) Pendapatan (Y) petani padi sawah adalah

total penerimaan yang berasal dari nilai penjualan hasil, dikurangi dengan nilai total biaya produksi, hingga saat penelitian dilaksanakan dalam satuan rupiah.

4.7.9.1. Variabel Produksi (Y1) adalah total penerimaan gabah kering panen

(35)

4.7.9.2. Variabel Produktivitas (Y2) adalah kemampuan lahan dalam

menghasilkan rata–rata produksi dalam kwintal per hektar hingga saat penelitian dilaksanakan dalam satuan Kw/Ha.

4.8. Metode Dan Instrumen Pengumpulan Data

4.8.1. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data primer dan data skunder dilakukan mahasiswa strata S1 dan S2 Universitas Sumatera Utara. Mahasiswa yang menjadi enumerator telah dahulu mendapatkan bekal ke lapangan yang diarahkan selama dua hari. Setelah data primer dan data skunder dikumpulkan, maka akan diolah sesuai dengan tujuan penelitian. Pengolahan data dilakukan secara bertahap sesuai dengan proses pengumpulan data yang dilakukan dan analisis data dilakukan sesuai dengan masalah penelitian (Research question).

Data yang sudah dikumpulkan ditabulasi, diolah dalam bentuk tabel, grafik disajikan dan dianalisis dengan metode kuantitatif dan kualitatif sesuai dengan rancangan hipotesis atau permasalahan penelitian. Laporan penelitian disusun secara sistematis, dibuat sesuai dengan format laporan disertasi Program Studi Perencanaan Wilayah Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

(36)

Utara, Bupati Kabupaten Serdang Bedagai, Dinas Pertanian Serdang Bedagai, Badan Penyuluh Pertanian Serdang Bedagai Dinas Pengairan Serdang Bedagai, serta kepala Kecamatan dan kepala Desa dan jurnal hasil hasil penelitian serta instansi lainnya yang terkait. kemudian diolah sesuai kebutuhan model. Data yang dikumpulkan mencakup semua variabel yang relevan untuk keperluan penelitian. Menurut Stone (1978), teknik pengambilan data secara langsung

dilapangan (field survey) dirasakan lebih baik hasilnya bila dibandingkan dengan melalui pos atau yang disebut juga sebagai mail surve. Karena dapat mengurangi dan memperkecil perbedaan interpretasi antara pihak peneliti dan pihak responden serta memungkinkan tingkat perbedaan tanggapan pihak responden yang tinggi. 4.8.2. Instrumen Pengumpulan Data

Menurut Arikunto (2005) instrumen penelitian adalah alat pembantu yang

dapat diwujudkan dalam bentuk angket, daftar cocok (cheklist), paduan pengamatan (observation sheet/observation schedule), tes dan inventory skala. Data primer yang diperlukan dalam penelitian ini bersumber dari petani sampel, maka untuk menghimpun dan mendapatkan informasi dari responden digunakan jenis instrumen pedoman wawancara atau kuesioner. Data skunder yang diperlukan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mendatangi sumber-sumber informasi dan mencatat dari sumber-sumber informasi yang telah diorganisir oleh suatu lembaga.

4.9. Indikator Unit Pengukuran Dan Teknik Pengumpulan Data

4.9.1. Indikator Unit Pengukuran

(37)

indikator unit pengukuran dan teknik pengumpulan data. Menurut Riduwan (2008) skala pengukuran adalah skala yang dipergunakan untuk mengklasifikasikan variabel yang diukur supaya tidak terjadi kesalahan dalam menentukan analisis data dan langkah penelitian selanjutnya. Jenis skala pengukuran ada empat, yaitu: skala nominal, skala ordinal, skala interval dan skala rasio.

Skala nominal adalah skala yang dipergunakan bilamana variabel (peubah) yang diukur semata-mata untuk mengklasifikasikan beberapa objek pada variabel tersebut, misalnya: Pegawai Negeri, Pegawai Swasta, TNI/POLRI dan sebagainya. Hal ini hanyalah bersifat kode atau lambang yang dipergunakan untuk mempermudah proses pengklasifikasian.

Skala ordinal adalah skala yang memungkinkan segala sesuatu disusun menurut peringkatnya, misalnya: (1) Sangat Setuju, (2) Setuju, (3) Biasa Saja, (4) Tidak Setuju, (5) Sangat Tidak Setuju.

Skala interval adalah jika suatu skala memiliki segala sifat dari skala ordinal dan jika antar dua angka (skor) pada skala tersebut mempunyai unsur jarak. Pada skala interval titik nol dan unit pengukurannya dapat dipilih secara sembarang.

Skala ratio adalah jika sesuatu skala memiliki semua ciri suatu skala interval dan disamping itu memiliki titik nol sejati.

4.9.2. Teknik Pengumpulan Data

(38)

4.9.2.1. Data Primer

Pengumpulan data primer yang digali dari petani sampel dengan cara wawancara yang berpedoman pada kuesioner yang telah dipersiapkan dan dengan mempertimbangkan keberadaan responden yang menyebar secara geografis. Maka pengumpulan data primer, diperlukan tenaga lapangan sebagai enumerator. Pengumpulan data primer tersebut dilakukan dengan prosedur sebagai berikut : a. Mengurus izin

b. Membuat kuesioner dan tes

c. Pengujian dan perbaikkan kuesioner d. Menyeleksi calon enumerator e. Pembekalan enumerator f. Pengumpulan data di lapangan g. Monitoring kegiatan lapangan h. Mengkoreksi daftar isian kuesioner i. Pengolahan dan penyajian data. 4.9.2.2. Data Sekunder

(39)

bentuk laporan tahunan, jurnal, tesis, disertasi dan tex book dengan cara daftar cacah mengkopi dan membeli.

Indikator unit pengukuran dan teknik pengumpulan data yang validitas dan reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2. Indikator Unit Pengukuran Dan Teknik Pengumpulan Data.

No Alamat Indikator Pengukuran Indikator

(40)

Lanjutan Tabel 4.2. Indikator Unit Pengukuran Dan Teknik Pengumpulan Data.

Keterangan : 1. Wawancara 2. Mencatat dari sumber 4.10. Metode Analisis

4.10.1. Rumus: Pendapatan

Data primer dan data sekunder yang telah dikumpulkan dilakukan penyatuan dan koreksi tabulasi dalam bentuk tabel atau gambar sesuai dengan hipotesis. Untuk mencari pendapatan dianalisis secara sederhana dengan menghitung pendapatan dari kegiatan usahatani padi sawah dengan metode rumus 4.10.2. Pd = T R – T C

Dimana :

Pd = Pendapatan (Rp)

(41)

4.10.3. TR = Py.Y

TR = Total Reveneu (Total Penerimaan) (Rp) Py = Pay Yield (Harga Produksi) (Rp) Y = Yield (Jumlah Produksi) (Ton) 4.10.4. TC = FC + VC

TC = Total Cost (Total Biaya) (Rp) FC = Fixed Cost (Biaya Tetap) (Rp)

VC = Variable Cost (Biaya Tidak Tetap) (Rp)

4.11. Untuk Membuktikan Hipotesis 1, Terdapat Pengaruh Nyata Karakteristik Sosial Ekonomi Dalam Pengembangan Wilayah Terhadap Meningkatkan Pendapatan Petani Padi Sawah

Pengaruh karakteristik sosial ekonomi yaitu umur, pendidikan, lamanya berusahatani, lamanya berorganisasi P3A, jumlah tanggungan keluarga, dan total luas lahan usahatani yang dimiliki terhadap meningkatkan pendapatan petani padi sawah. Dalam penelitian ini dilakukan analisis data dengan metode Ordinary Least Square (OLS). Digunakan model estimasi regresi linier berganda dengan spesifikasi model ekonometrika. Alat bantu dalam mengolah data primer yang digunakan adalah Program SPSS 16 (Statistical Product and Service Solution) 16.

Gambar : 4.2. Terdapat Pengaruh Nyata Karakteristik Sosial Ekonomi

Dalam Pengembangan Wilayah Terhadap Meningkatkan Pendapatan Petani Padi Sawah.

Karakterist Sosial Ekonomi

(X1)

Y

X11

X11

X11

X11

X11

(42)

4.11.1. Regresi Linier Berganda

Dalam penelitian ini digunakan model estimasi regresi linier berganda sebagai berikut :

Y= f (X 11, X 12, X 13, X 14, X 15, X 16) ...(1) Persamaan tersebut dengan spesifikasi model ekonometrika :

Y=

0+

1X 11+

2X 12+

3X 13+

4X 14+

5X 15+

6X 16+

1...(2)

Dimana: Y = Pendapatan (rp) X 11 = Umur (tahun)

X 12 = Pendidikan (tahun)

X 13 = Lamanya berusahatani (tahun)

X 14 = Lamanya berorganisasi P3A (tahun)

X 15 = Jumlah tanggungan keluarga (jiwa)

X 16 = Total luas lahan usahatani yang dimiliki (ha)

0 = Konstanta/koefisen intersep

1………...

5 = Koefisen regresi

1 = kesalahan pengganggu. Gujarati (2003).

Kriteria uji hipotesis adalah : H0 terima apabila signifikan ≥ 0,05

Ha terima apabila signifikan ≤ 0,05

4.11.2. Uji Kesesuaian (Test of Goodness of Fit)

4.11.2.1. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) yang bertujuan untuk melihat apakah variabel

(43)

lain variasi yang terjadi pada variabel bebas dapat menjelaskan variabel terikat sebesar (R2).

4.11.2.2. Uji Serempak ( Uji F -statistik)

Uji F yang dilihat dari signifikan keseluruhan variabel bebas dalam mempengaruhi variabel terikat, Pengujian arti keseluruhan regresi sampel (over all test) yaitu suatu pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah koefisien regresi signifikan atau tidak secara serempak.

4.11.2.3. Uji Parsial ( Uji t -statistik)

Dimana uji ini adalah uji t untuk melihat signifikan dari masing- masing variabel bebas, Uji t atau t-test (partial test); yaitu suatu pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah koefisien regresi signifikan atau tidak secara parsial (Gujarati, 2003).

4.11.3. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik

4.11.3.1. Uji Normalitas

Sebaran data harus dianalisis untuk melihat apakah asumsi normalitas dipenuhi sehingga data dapat diolah lebih lanjut untuk permodelan ini. Normalitas dapat diuji dengan melihat gambar histogram data atau dapat di uji dengan uji statistik. Uji normalitas ini perlu dilakukan baik untuk normalitas terhadap data tunggal maupun normalitas multivariant dimana beberapa variabel digunakan sekaligus dalam analisis akhir.

(44)

Nilai − z =Skewness √6N

Keterangan : N = Ukuran sample

Bila nilai Z lebih besar, maka diduga distribusi data adalah tidak normal. Nilai kritis dapat digunakan berdasarkan tingkat signifikansi yang dikehendaki, misalnya digunakan nilai kritisnya ± 2,58 (tingkat signifikansi 0,01 (1%) berarti kita dapat menolak asumsi normalitas pada probability level (Hair et al, 1998). 4.11.3.2. Uji Multikolinearitas

Untuk melihat apakah data penelitian terdapat multikolinearitas Menurut Supranto (2005) istilah kolinieritas sendiri berarti hubungan linier tunggal, sedangkan kolinieritas ganda (multicollinearity) menunjukkan adanya lebih dari satu hubungan linier yang sempurna. Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas dapat ditinjau dari beberapa hal :

a. Nilai toleransi lebih kecil dari 0,1 b. Nilai VIF lebih besar dari 10 c. R2 = 1

4.11.3.3. Uji Heteroskedastisitas

(45)

4.12. Untuk Membuktikan Hipotesis 2, Terdapat Komparasi Rata-Rata Pendapatan Petani Padi Sawah Sebelum Dan Setelah Menerapkan Kearifan Lokal Dalam Bentuk Doa Turun Tanam Dalam

Pengembangan Wilayah

Untuk melihat perbedaan rata-rata pendapatan digunakan model uji beda rata-rata (Compare Means). Dengan Metode Dependent Sample T-test (Paired Sample T-test). Alat bantu dalam mengolah data primer yang digunakan adalah Program SPSS 16 (Statistical Product and Service Solution) 16.

Gambar 4.3. Terdapat Komparasi Rata-Rata Pendapatan Petani Padi Sawah Sebelum Dan Setelah Menerapkan Kearifan Lokal Dalam Bentuk Doa Turun Tanam Dalam Pengembangan Wilayah.

Dengan rumus:

� =

�̅ − �̅

√( � − )� + � − )�� + � − ) +

(Siregar, 2014)

Keterangan:

̅

= Rata-rata pendapatan sebelum menerapkan doa turun tanam

̅

= Rata-rata pendapatan setelah menerapkan doa turun tanam

S12 = Varians pendapatan sebelum menerapkan doa turun tanam

S22 = Varians pendapatan setelah menerapkan doa turun tanam 1 = Jumlah observasi (sampel) data pertama

2 = Jumlah observasi (sampel) data kedua.

Pendapatan Sebelum Menerapkan Kearifan Lokal Dalam Bentuk Doa

Turun Tanam (X2)

Komparasi Rata-Rata Pendapatan

Pendapatan Setelah Menerapkan Kearifan Lokal Dalam Bentuk Doa

(46)

Dengan kriteria uji:

Jika t-hitung < t-tabel maka Ho diterima dan H1 ditolak.

Jika t-hitung > t-tabel maka Ho ditolak dan H1 diterima.

Dengan α 0,05

Hipotesis yang diajukan adalah:

Ho : tidak ada komparasi rata-rata pendapatan sebelum dan setelah menerapkan ritual doa turun tanam.

H1 : ada komparasi rata-rata pendapatan sebelum dan setelah menerapkan ritual

doa turun tanam.

4.13. Metode SEM (Structural Equation Modeling)

SEM adalah merupakan teknik statistik yang digunakan untuk membangun dan menguji model statistik yang biasanya dalam bentuk model-model sebab akibat. Model SEM ada yang menyebutnya merupakan pendekatan yang terintegrasi antara analisis faktor, model struktural dan analisis path secara serempak, yaitu pemeriksaan validititas dan relialibitas instrumen (setara dengan analisis konfirmatori). Pengujian model hubungan antar variabel laten (setara dengan analisis konfirmatori), analisis path dan mendapatkan model yang bermanfaat untuk perkiraan (setara dengan model struktural dan analisis regresi). 4.13.1. Penggunaan SEM

1. Menguji pengaruh variable bebas terhadap variable terikat

2. Menguji pengaruh langsung dan tidak langsung variable eksogen terhadap endogen

(47)

4.13.2. Besar Sampel Untuk SEM

1. 100-200 sampel 2. 5-10 X parameter

3. 5-10 X jumlah indikator (Sarmanu, 2011).

4.13.3. Langkah-Langkah Menganalisis Struktural Equation Model (SEM)

Menurut Hair et.al, (1998) beberapa langkah yang harus dilakukan dalam menganalisis struktural equation model (SEM), yaitu :

1. Pengembangan model teoritis, dalam hal ini akan dilakukan pengujian kausalitas secara empiris yang didasarkan teori untuk mengkonfirmasi model teoritis melalui data empirik.

2. Pengembangan diagram jalur, model teoritis yang telah dibangun pada tahap pertama akan digambarkan dalam sebuah diagram jalur hubungan eksogen dengan konstruk endogen yang dinyatakan dalam anak panah.

3. Membangun persamaan struktural, yang dirumuskan untuk menyatakan hubungan kausalitas antara berbagai konstruk. Hubungan antar konstruk pada penelitian ini adalah hubungan antara aspek pengaruh pengembangan wilayah kegiatan utama agribisnis dalam usahatani, pengaruh pengembangan wilayah kegiatan penunjang agribisnis, pengaruh pengembangan wilayah sumber daya alam (sda), pengaruh pengembangan wilayah sumber daya manusia (sdm) dan pengaruh pengembangan wilayah teknologi terhadap pendapatan petani padi sawah di Serdang Berdagai Sumatera Utara

4.14. Uji Validitas

(48)

mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut sesuai dengan alat ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut.

Salah satu manfaat utama dari CFA adalah kemampuan menilai validitas konstruk dari measurement theory yang diusulkan. Validitas konstruk mengukur seberapa jauh ukuran indikator mampu merefleksikan konstruk laten teoritisnya. Jadi validitas konstruk memberikan kepercayaan bahwa ukuran indikator yang diambil dari sampel menggambarkan skor sesungguhnya di dalam populasi. Item- item atau indikator suatu konstruk laten harus converge atau share (berbagi) proporsi varian yang tinggi dan ini disebut convergent validity. Untuk mengukur validitas konstruk dapat dinilai dari nilai faktor loadingnya. Pada kasus dimana terjadi validitas tinggi maka nilai loading tinggi pada suatu faktor menunjukan bahwa mereka converge pada satu titik. Syarat yang harus dipenuhi pertama loading faktor harus signifikan. Oleh karena loading faktor yang signifikan bisa jadi masih rendah nilainya. Maka standardized loading estimate harus sama dengan 0.50 atau lebih idealnya harus 0,70 dan jika hal tersebut sudah terpenuhi maka indikator dapat dikatakan valid.

4.15. Uji Reliabilitas

(49)

a-Cronbach, tidak mengukur unidimensionalitas itu sudah ada pada waktu a-cronbach dihitung. Karena itu peneliti dianjurkan untuk melakukan uji unidimensionalitas terhadap semua konstruk multi indikator sebelum menilai reliabilitasnya.

Instrumen-instrumen dalam ilmu sosial sudah baku (standar), karena telah teruji validitas dan realibilitasnya, tetapi banyak juga yang belum baku bahkan belum ada. Untuk itu maka peneliti harus mempunyai sendiri instrumen pada setiap penelitian dan penguji validitas dan reliabilitasnya. Instrumen yang tidak teruji validitas dan reliabilitasnya bila digunakam untuk penelitian akan menghasilkan data yang sulit dipecaya kebenarannya.

Reliabilitas merupakan salah satu indikator validitas convergent. Banyak juga yang menggunakan cronbach alpha sebagai ukuran reliabilitas. Walaupun kenyataannya cronbach alpha memberikan ukuran yang lebih rendah (under estimate) dibandingkan dengan Construct Reliability. Besarnya nilai Construct Reliability (CR) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

CR = [∑ µ�

�= ]

[∑��= ��][∑��= ��]

(50)

4.16. Untuk Membuktikan Hipotesis 3, Terdapat Pengaruh Positif Signifikan Setelah Menerapkan Kearifan Lokal Dalam Bentuk Doa Turun Tanam Secara Langsung Dan Melalui Kegiatan Utama Agribisni Dalam Pengembangan Wilayah Terhadap Meningkatkan Pendapatan Petani Padi Sawah

Untuk menganalisis pengaruh positif signifikan setelah menerapkan ritual doa turun tanam secara langsung yaitu biaya iuran air irigasi, biaya pupuk dan biaya pestisida dan melalui kegiatan utama agribisnis dalam usahatani yaitu biaya produksi, luas panen dan harga gabah terhadap meningkatkan pendapatan petani padi sawah pada pengembangan wilayah.

Dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunanakan model SEM = Structural Equation Modeling (permodelan persamaan struktural) merupakan suatu metode statistika yang menggunakan pendekatan hypothesis testing atau dikenal dengan istilah Confirmatory. Program yang digunakan AMOS 19 (Analyis of Moment Structure).

Gambar 4.4. Terdapat Pengaruh Positif Signifikan Setelah Menerapkan Kearifan Lokal Dalam Bentuk Doa Turun Tanam Secara Langsung Dan Melalui Kegiatan Utama Agribisnis Dalam Pengembangan

Wilayah Terhadap Meningkatkan Pendapatan Petani Padi Sawah.

KegiatanUtama Agribisnis (X4)

Setelah Menerapkan Kearifan lokal Doa

Turun Tanam (X3)

Pendapatan Petani Padi Sawah

(Y)

Y2

X42 X43

X31

X32

X33

Y1

(51)

4.17. Untuk Membuktikan Hipotesis 4, Terdapat Pengaruh Positif

Signifikan Kegiatan Utama Agribisnis Dalam Pengembangan Wilayah Terhadap Meningkatkan Pendapatan Petani Padi Sawah

Untuk menganalisis pengaruh positif signifikan kegiatan utama agribisnis dalam usahatani yaitu biaya produksi, luas panen dan harga gabah terhadap meningkatkan pendapatan petani padi sawah pada pengembangan wilayah.

Dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunanakan model SEM = Structural Equation Modeling (permodelan persamaan struktural) merupakan suatu metode statistika yang menggunakan pendekatan hypothesis testing atau dikenal dengan istilah Confirmatory. Program yang digunakan AMOS 16 (Analyis of Moment Structure).

Gambar 4.5. Terdapat Pengaruh Positif Signifikan Kegiatan Utama Agribisnis Dalam Pengembangan Wilayah Terhadap Pendapatan Petani Padi Sawah.

Kegiatan Utama Agribisnis Dalam Usahatani (X4)

Pendapatan Petani Padi sawah

(Y) Y2

X41

X42

X43

(52)

4.18. Untuk Membuktikan Hipotesis 5, Terdapat Pengaruh Positif Signifikan Kegiatan Penunjang Agribisnis Secara Langsung Dan Melalui Kegiatan Utama Agribisnis Dalam Pengembangan

Wilayah Terhadap Meningkatkan Pendapatan Petani Padi Sawah

Untuk menganalisis pengaruh positif signifikan kegiatan penunjang agribisnis secara langsung yaitu bantuan input produksi pertanian, penyaluran kredit dan kebijakan pemerintah dalam subsidi pupuk, dan melalui kegiatan utama agribisnis dalam usahatani yaitu biaya produksi, luas panen dan harga gabah terhadap meningkatkan pendapatan petani padi sawah pada pengembangan wilayah.

Dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunanakan model SEM = Structural Equation Modeling (permodelan persamaan struktural) merupakan suatu metode statistika yang menggunakan pendekatan hypothesis testing atau dikenal dengan istilah Confirmatory. Program yang digunakan AMOS 16 (Analyis of Moment Structure).

Gambar 4.6. Terdapat Pengaruh Positif Signifikan Kegiatan Penunjang Agribisnis Secara Langsung Dan Melalui Kegiatan Utama Agribisnis Dalam Pengembangan Wilayah Terhadap Pendapatan Petani Padi Sawah.

Kegiatan Utama Agribisnis (X4)

Kegiatan Penunjang Agribisnis (X5)

Pendapatan Petani Padi sawah

(Y) Y2

X42 X43

X51

X52

X53

Y1

(53)

4.19. Untuk Membuktikan Hipotesis 6, Terdapat Pengaruh Positif Signifikan Sumber Daya Alam (SDA) Secara Langsung Dan Melalui Kegiatan Utama Agribisnis Dalam Pengembangan Wilayah Terhadap Meningkatkan Pendapatan Petani Padi Sawah

Untuk menganalisis pengaruh positif signifikan sumber daya alam (sda) secara langsung yaitu tinggi volume air/ha, luas lahan yang beririgasi dan panjang jalan usahatani dan melalui kegiatan utama agribisnis dalam usahatani yaitu biaya produksi, luas panen dan harga gabah terhadap meningkatkan pendapatan petani padi sawah pada pengembangan wilayah.

Dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunanakan model SEM = Structural Equation Modeling (permodelan persamaan struktural) merupakan suatu metode statistika yang menggunakan pendekatan hypothesis testing atau dikenal dengan istilah Confirmatory. Program yang digunakan AMOS 16 (Analyis of Moment Structur e).

Gambar 4.7. Terdapat Pengaruh Positif Signifikan Sumber Daya Alam (SDA) Secara Langsung Dan Melalui Kegiatan Utama Agribisnis Dalam Pengembangan Wilayah Terhadap Meningkatkan Pendapatan Petani Padi Sawah.

Kegiatan Utama Agribisnis (X4)

Sumber Daya Alam (X6)

Pendapatan Petani Padi sawah (Y)

Y2

X42 X43

X 61

X 62

X 63

Y1

(54)

4.20. Untuk Membuktikan Hipotesis 7, Pengaruh Positif Signifikan Sumber Daya Manusia (SDM) Secara Langsung Dan Melalui Kegiatan Utama Agribisnis Dalam Pengembangan Wilayah Terhadap Meningkatkan

Pendapatan Petani Padi Sawah

Untuk menganalisis pengaruh positif signifikan sumber daya manusia (sdm) secara langsung yaitu curahan tenaga kerja, penyuluhan/pelatihan dan produktivitas tenaga kerja dan melalui kegiatan utama agribisnis dalam usahatani yaitu biaya produksi, luas panen dan harga gabah terhadap meningkatkan pendapatan petani padi sawah pada pengembangan wilayah.

Dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunanakan model SEM = Structural Equation Modeling (permodelan persamaan struktural) merupakan suatu metode statistika yang menggunakan pendekatan hypothesis testing atau dikenal dengan istilah Confirmatory. Program yang digunakan AMOS 16 (Analyis of Moment Structure).

Gambar 4.8. Terdapat Pengaruh Positif Signifikan Sumber Daya Manusia (SDM) Secara Langsung Dan Melalui Kegiatan Utama Agribisnis Dalam Pengembangan Wilayah Terhadap Meningkatkan Pendapatan Petani Padi Sawah.

Kegiatan Utama Agribisnis Dalam

Usahatani (X4)

Sumber Daya Manusia (X7)

Pendapatan Petani Padi sawah (Y)

Y2

X 42 X 43

X71

X72

X 73

Y1

(55)

4.21. Untuk Membuktikan Hipotesis 8, Terdapat Pengaruh Positif

Signifikan Teknologi Secara Langsung Dan Melalui Kegiatan Utama Agribisnis Dalam Pengembangan Wilayah Terhadap Meningkatkan Pendapatan Petani Padi Sawah

Untuk menganalisis pengaruh positif signifikan teknologi secara langsung yaitu penerapan komponen teknologi dasar dan penerapan komponen teknologi pilihan dan melalui kegiatan utama agribisnis dalam usahatani yaitu biaya produksi, luas panen dan harga gabah terhadap meningkatkan pendapatan petani padi sawah pada pengembangan wilayah. Data tersebut sudah dalam bentuk ordinal.

Dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunanakan model SEM = Structural Equation Modeling (permodelan persamaan struktural) merupakan suatu metode statistika yang menggunakan pendekatan hypothesis testing atau dikenal dengan istilah Confirmatory. Program yang digunakan AMOS 16 (Analyis of Moment Structure).

Gambar 4.9. Terdapat Pengaruh Positif Signifikan Teknologi Secara Langsung Dan Melalui Kegiatan Utama Agribisnis Dalam Pengembangan Wilayah Terhadap Meningkatkan Pendapatan Petani Padi Sawah.

Kegiatan Utama Agribisnis Dalam

Usahatani (X4)

Teknologi (X8)

Pendapatan Petani Padi sawah (Y)

Y2

X42 X43

X81

X82

Y1

(56)

Sebelumnya diuji tingkat adopsi terhadap teknologi dan dianalisis dengan menggunakan skor, yaitu peneliti mengamati tingkat adopsi petani terhadap teknologi yang dianjurkan oleh penyuluh pertanian. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Penerapan Komponen Teknologi Dasar

No. Parameter Pernyataan Skor

1. Varietas Unggul 2. Bibit bermutu dan sehat

1.Selalu Dilakukan Menurut Irianto (2004) mengukur range dari dua variable digunakan rumus :

����� =

D e eJ i e i−D e e i

����� = −

= 2,66 = 3

Jumlah skor penerapan komponen teknologi dasar adalah antara 4-12 dengan range 3, sehingga dapat dikategorikan sebagai berikut :

4-7 = Pelaksanaan penerapan komponen teknologi dasar tidak berhasil 8-11 = Pelaksanaan penerapan komponen teknologi dasar berhasil

(57)

Tabel 4.4. Penerapan Komponen Teknologi Pilihan

No. Parameter Pernyataan Skor

1. Pengelolaan Tanaman

(*) Diberi tanda ceklis pada salah satu opsi sebagai jawaban dari petani.

����� =Data terbesar − Data terkecilJumlah kriteria

����� = − 8

= 5,333 = 5

Jumlah skor penerapan komponen teknologi pilihan adalah antara 8-24 dengan range 5, sehingga dapat dikategorikan sebagai berikut :

(58)

4.22. Prosedur Dalam Analisis SEM Adalah Sebagai Berikut

4.22.1. Menyusun Diagram Jalur

Diagram jalur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Gambar 4.10.. Analisis Full Model Structur Equation Modeling (SEM).

(59)

Keterangan:

e1…15 : error term

X3 : Kearifan Lokal Dalam Bentuk Doa Turun Tanam

X4 : Kegiatan Utama Agribisnis

X5 : Kegiatan Penunjang Agribisnis

X6 : Sumber Daya Alam

X7 : Sumber Daya Manusia

X8 : Teknologi

X31 : Biaya Iyuran Air Irigasi

X32 : Biaya Pupuk

X33 ::Biaya Pestisida

X41 : Biaya Produksi

X42 : Luas Panen

X43 : Harga Gabah

X51 : Bantuan Input Produksi Pertanian

X52 : Penyaluran Kredit

X53 : Kebijakan Pemerintah Dalam Subsidi Pupuk

X61 : Tinggi Volume Air/H9a

X62 : Luas Lahan Yang Beririgasi

X63 : Panjang Jalan Usahatani

X71 : Curahan Tenaga Kerja

X72 : Penyuluhan/Pelatihan

X73 : Produktivitas Tenaga Kerja

X81 : Penerapan Komponen Teknologi Dasar

X82 : Penerapan Komponen Teknologi Pilihan

Y : Pendapatan Y1 : Produksi

Y2 : Produktivitas Lahan

: Adalah tanda yang menunjukkan faktor/ konstruk/ latent variable/

unobserved variable yaitu variabel yang tidak diukur secara langsung, tetapi dibentuk melalui dimensi-dimensi atau indikator-indikator yang

diamati.

: Adalah tanda yang menunjukkan variabel terukur/ observed variable yaitu variabel yang ditanya harus dicari melalui lapangan, misalnya melalui instrumen-instrumen.

(60)

4.22.2. Persamaan Struktural Dan Spesifikasi

Pengaruh pengembangan wilayah pada faktor kegiatan utama agribisnis usahatani, faktor kegiatan penunjang agribisnis, faktor sumber daya alam (sda), faktor sumber daya manusia (sdm) dan faktor teknologi terhadap pendapatan petani padi sawah di Serdang Berdagai Sumatera Utara dapat digambarkan melalui persamaan sebagai berikut :

4.22.2.1 Persaman struktural

= �� �� + �� �� + �� �� + �� �� + �� �� + �� �� + �� ��

+ �� �� +

4.22.2.2. Persamaan pengukuran variabel eksogen : = �= + �

= � + �

= � + �

= �= + �

= � + �

= � + �

= �= + �

= � + �

= � + �

= �= + �

= � + �

= � + �

= �= + �10 = � + �11

= � + �

= �= + �13

= � + �

(61)

4.23. Spesifikasi Model Pengukuran Untuk Masing-Masing Konstruk/ Varibel Laten

Analisis faktor konfirmatory untuk model pengukuran akan dihasilkan koefisien yang disebut standar loading atau lambda value (�). Nilai lambda tersebut digunakan untuk menilai kecocokan, kesesuaian, atau unidimensionalitas dari instrumen-instrumen dalam membentuk sebuah faktor.

4.24. Pengujian Evaluasi Asumsi Model Struktural

4.24.1. Evaluasi Normalitas Data

Evaluasi normalitas dilakukan dengan menggunakan kriteria critical ratio skewness value sebesar ± 2,58 pada tingkat signifikansi 0,01. Data dapat disimpulkan mempunyai distribusi normal jika nilai critical ratio skewness value dibawah harga mutlak 2,58.

Sebaran data harus dianalisis untuk melihat apakah asumsi normalitas dipenuhi sehingga data dapat diolah lebih lanjut untuk permodelan ini. Normalitas dapat diuji dengan melihat gambar histogram data atau dapat di uji dengan uji statistik.

Pengujian yang paling mudah adalah dengan mengamati Skewness value dan kurtosis. Nilai statistik yang digunakan untuk menguji normalitas adalah Z-value yang dihasilkan melalui rumus berikut :

Nilai − z =Skewness √6N

(62)

Bila nilai Z lebih besar, maka diduga distribusi data adalah tidak normal. Nilai kritis dapat digunakan berdasarkan tingkat signifikansi yang dikehendaki, misalnya nilai kritisnya ± 2,58 (tingkat signifikansi 0,01 (1%) berarti kita dapat menolak asumsi normalitas pada probability level (Hair et al, 1998).

4.24.2. Evaluasi Outliers

Outliers adalah observasi yang muncul dengan nilai ekstrim baik secara univariant maupun multivariant, karena kombinasi karakteristik unik yang dimilikinya dan terkait sangat jauh berbeda dari observasi lainnya. Pada outliers dapat dilakukan penanganan khusus asal diketahui bagaimana munculnya outliers itu. Outliers muncul dalam empat kategori, yaitu :

a. Outliers muncul karena kesalahan prosedur seperti kesalahan dalam memasukan data atau karena kesalahan dalam mengkoding data.

b. Outliers muncul karena keadaan yang benar-benar khusus yang memungkinkan profil datanya lain daripada yang lain tetapi peneliti mempunyai alasan mengenai apa penyebab munculnya nilai ekstrim. c. Outliers muncul karena adanya sesuatu alasan tetapi peneliti tidak dapat

mengetahui bahwa apa penyebabnya atau tidak ada penjelasan mengenai sebab-sebab munculnya nilai ekstrim ini.

d. Outliers muncul dalam rentang nilai yang ada, tetapi bila dikombinasikan dengan variabel yang lainnya, kombinasi menjadi tidak lazim atau sangat ekstrim. Inilah yang disebut dengan multivariant singularitas.

Gambar

Gambar 3.7. Menganalisis Pengaruh Sumber Daya Manusia (SDM) Secara Langsung Dan
Gambar  3.8. Menganalisis Pengaruh Teknologi Secara Langsung  Dan Melalui Kegiatan Utama Agribisnis Dalam Pengembangan Wilayah  Terhadap  Meningkatkan Pendapatan Petani Padi Sawah
Gambar 4.1. Peta Kabupaten Serdang Bedagai dan Kota Tebing Tinggi
Tabel 4.1.  Populasi Petani Padi Sawah Yang Beririgasi Penerima Bantuan SL- PTT. Di Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2011
+7

Referensi

Dokumen terkait

Adapun jenis-jenis warna yang sering diaplikasikan pada kain tenun upcycle adalah warna primer yaitu merah biru, dan kuning, warna sekunder yaitu warna hijau, warna

Maka orang semacam ini tidaklah kafir, namun dia berdosa dan perbuatan ini sangat tercela sebagaimana Allah berfirman (yang artinya), “ Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang

Pada gambar di bawah, siswa sedang melakukan gerakan berguling ke ……….. Pada gambar di bawah, siswa sedang melakukan

[r]

[r]

Demikian untuk diketahui dan dilaksanakan sebaikbaiknya. BUDIYANI

Dengan diumumkannya PEMENANG kepada peserta lelang diberikan kesempatan untuk mengajukan sanggahan, apabila masih terdapat kesalahan di dalam penetapan pemenang

Berkaitan dengan latar belakang dan perumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka tujuan penelitian ini adalah: Untuk mendapatkan bukti empiris