• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Tax Avoidance, Kualitas Auditor, Pengungkapan Sukarela, Komite Audit terhadap Biaya Utang (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Tahun 2011-2013)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Tax Avoidance, Kualitas Auditor, Pengungkapan Sukarela, Komite Audit terhadap Biaya Utang (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Tahun 2011-2013)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1LATAR BELAKANG MASALAH

Pada masa sekarang perusahaan saat akan memulai bisnisnya harus

memiliki ide dan strategi yang baik dan tepat agar bisa bersaing karena

perkembangan ekonomi yang semakin pesat. Untuk merealisasikan ide dan

strategi tersebut dibutuhkan dana. Dana internal merupakan dana yang

berasal dari kegiatan usaha perusahaan dalam suatu periode dan modal

sendiri. Sedangkan Dana eksternal, Dana yang diperoleh dari kreditur

seperti bank dan lembaga keuangan lainnya. Dalam hal ini biasanya

perusahaan mengajukan pinjaman atau menerbitkan surat utang. Dalam

perolehan utang perusahaan membutuhkan biaya, sehingga akan timbul

biaya utang (cost of debt). Cost of debt merupakan tingkat bunga yang

diterima oleh kreditor sebagai tingkat pengembalian yang disyaratkan.

Dimana biaya utang (cost of debt) menurut Fabozzi (2007, dikutip dari

Juniarti dan Sentosa, 2009) merupakan tingkat pengembalian yang

dibutuhkan oleh kreditor saat melakukan pendanaan dalam suatu

perusahaan.Francis et al. Secara garis besar cost of debt dapat dibedakan

menjadi biaya utang sebelum pajak (before-tax cost of debt) dan biaya

utang setelah pajak (after-tax cost of debt). Perusahaan yang menggunakan

(2)

bunga. Beban bunga akan menyebabkan pajak penghasilan berkurang.

Akan tetapi, sebagian besar warga masih beranggapan bahwa pajak

sebagai suatu beban. Selain warga, perusahaan atau badan juga

beranggapan hal yang sama, bahwa pajak merupakan beban yang akan

mengurangi laba bersih, sehingga mereka berupaya untuk memperkecil

pajak dengan cara legal maupun ilegal sehingga mereka mampu mencapai

target laba dan likuiditas yang telah ditetapkan perusahaan.

Diamond (1991, dalam Causholli dan Knechel, 2012) mengusulkan

sebuah model siklus hidup pembiayaan utang untuk

perusahaan-perusahaan yang menghadapi pendanaan terbatas. Usia perusahaan-perusahaan dapat

menjadi tolak ukur dalam siklus hidup pembiayaan yang ditawarkan.

Perusahaan yang masih berusia muda cenderung untuk terkunci dalam

jenis hubungan yang erat dengan kreditornya. Hal ini disebabkan reputasi

perusahaan yang masih kurang dan tingginya risiko yang dihadapi

perusahaan membuat perusahaan kesulitan dalam menarik sumber-sumber

modal lainnya. Berbeda dari perusahaan yang muda, perusahaan yang

berusia lebih tua memiliki reputasi terpercaya dimata kreditor, track

record yang jelas dan berisiko lebih rendah memungkinkan perusahaan

untuk memiliki sumber modal dari beberapa kreditor. Sehingga

perusahaan tua cenderung tidak terkunci dalam jenis hubungan yang erat

tersebut.

Ada keuntungan yang didapat bagi perusahaan berusia muda dari

(3)

yang dominan menghendaki untuk melakukan pemantauan dan kontrol

secara langsung guna mengurangi risiko keterbatasan informasi tentang

kondisi perusahaan. Pemantauan langsung oleh kreditor ini akan

mengurangi asimetri informasi, yang mengarah ke potensi peningkatan

alokasi modal bagi perusahaan. Bagi kreditor, keuntungan yang didapat

lebih kepada menyediakan pemantauan yang lebih efektif dan efisien

daripada tangan panjang atau pihak ketiga yang diutus oleh kreditor

(Diamond, 1984 dalam Causholli dan Knechel, 2012).

Jenis hubungan pinjaman yang erat dengan kreditor yang dominan

memiliki pengaruh positif dalam meningkatkan komponen biaya-biaya

bagi perusahaan. Pertama, biaya monitoring bisa menjadi tinggi dan

kreditor ingin memulihkan biaya-biaya tersebut sebagai bagian dari

keseluruhan pengembalian. Selain itu, hubungan erat antara kreditor yang

dominan dan perusahaan memungkinkan kreditor memperoleh informasi

pribadi mengenai kondisi perusahaan, yang mana dapat menimbulkan daya

tawar dengan perusahaan.

Menurut Rajan (1992), kreditor yang dominan dapat menggunakan

daya tawar ini untuk menarik biaya pinjaman lebih tinggi melalui biaya

utang. Perusahaan yang tumbuh dan berkembang serta dapat melalui

siklus hidup pembiayaan ini, secara bertahap memperoleh reputasi yang

dapat dipercaya dari pemodal lainnya. Hal tersebut menjadi sinyal bagi

pemberi pinjaman potensial lainnya bahwa perusahaan merupakan risiko

(4)

informasi dari dalam. Perusahaan akhirnya dapat menggunakan

momentum reputasi ini untuk semakin menarik sumber modal kompetitif

lainnya (Diamond, 1991).

Banyak hal yang dipertimbangkan pemerintah dalam menyusun

reformasi pajak. Reformasi pajak yang kurang optimal yang diperparah

dengan pertumbuhan ekonomi yang rendah, justru akan menyebabkan

pemerintah semakin sulit dalam memungut pajaknya. Pajak merupakan

sumber pendanaan bagi negara, tetapi bagi perusahaan, pajak akan

dihitung sebagai beban yang dapat mengurangi laba bersih suatu

perusahaan. Kepentingan fiskus yang menginginkan penerimaan pajak

yang besar dan rutin akan bertolak belakang dengan kepentingan

perusahaan yang menginginkan pembayaran pajak seminimum mungkin.

Dalam meminimumkan jumlah pajak yang harus dibayarkan, perusahaan

melakukan manajemen pajak. Manajemen pajak adalah sarana memenuhi

kewajiban perpajakan dengan benar, tetapi jumlah pajak yang dibayar

dapat ditekan serendah mungkin untuk memperoleh laba dan likuiditas

yang diharapkan (Lumbantoruan, 1996 dalam Suandy, 2011). Tujuan

manajemen pajak dapat dibagi menjadi dua, yaitu menerapkan peraturan

perpajakan secara benar dan usaha efisiensi untuk mencapai laba dan

likuiditas yang seharusnya (Suandy. 2011). Manajemen pajak disini tidak

hanya sekedar mengatur jumlah pajak yang harus dibayarkan, namun juga

(5)

benar sehingga di kemudian hari dapat terhindar dari denda pajak. Salah

satu bentuk manajemen pajak yang dilakukan adalah perencanaan pajak

(taxplanning).

Tax planning adalah kegiatan penelitian terhadap peraturan

perpajakan agar dapat diseleksi jenis penghematan pajak yang dapat

dilakukan (Sartika, 2012 dalam Elsa Marcelliana 2014). Tax planning

adalah langkah awal dalam manajemen pajak yang pada tahap ini

dilakukan pengumpulan dan penelitian terhadap peraturan perpajakan agar

dapat diseleksi jenis tindakan penghematan pajak yang akan dilakukan

(Suandy, 2011). Dengan demikian, tax planning adalah upaya wajib pajak

dalam meminimumkan pajak terutangnya guna menghemat jumlah kas

yang keluar. Selain itu, pelaksanaan tax planning di dalam perusahaan

dapat digunakan untuk mengatur aliran kas. Dengan melakukan tax

planning secara matang, manajemen dapat memperkirakan besarnya

kebutuhan kas perusahaan sehingga perusahaan dapat menyusun anggaran

kas secara lebih akurat. Banyak strategi yang dapat dilakukan dalam tax

planning, salah satunya adalah penghindaran pajak (taxavoidance).

Tax avoidance adalah suatu tindakan dengan tujuan memaksimalkan

penghasilan setelah pajak. Tax avoidance merupakan cara untuk

mengurangi pajak yang bersifat legal, karena tidak melanggar peraturan

yang ada melainkan dengan memanfaatkan celah-celah hukum perpajakan

yang ada, sedangkan tax evasion merupakan pengurangan pajak yang

(6)

merupakan upaya efisiensi beban pajak dengan cara menghindari

pengenaan pajak melalui transaksi yang bukan merupakan objek pajak.

Tax avoidance dilakukan perusahaan melalui kebijakan yang diambil oleh

pimpinan perusahaan. Praktik tax avoidance biasanya memanfaatkan

kelemahan-kelemahan hukum pajak dan tidak melanggar hukum

perpajakan. Dalam konteks perusahaan, tax avoidance sengaja dilakukan

oleh perusahaan dalam rangka memperkecil tingkat pembayaran pajak

yang harus dilakukan dan sekalian meningkatkan cash flow perusahaan.

Dalam konteks pendapatan negara, tax avoidance telah membuat negara

kehilangan potensi pendapatan pajak yang seharusnya dapat digunakan

untuk mengurangi beban defisit atas anggaran negara (Budiman dan

Setiyono, 2012 dalam Elsa Marcelliana, 2014).

Perusahaan dapat memperkecil pajaknya dengan memanfaatkan

deductible expense atau dengan kata lain biaya yang dapat dikurangkan.

Salah satu deductible expense yaitu dengan menggunakan cost of debt.

Dalam era keterbukaan sekarang, maka tuntutan untuk mengelola suatu

entitas dengan akuntabel dan transparan tidak dapat dihindarkan.

Perusahaan harus mengambil inisiatif untuk mengungkapkan tidak hanya

masalah yang diisyaratkan oleh peraturan perundang-undangan, tetapi juga

hal yang penting untuk pengambilan keputusan oleh pemegang saham,

kreditur dan pemangku kepentingan lainnya. Informasi yang diungkapkan

dalam laporan tahunan dapat dikelompokkan menjadi 2, pengungkapan

(7)

(voluntary disclosure). Pengungkapan wajib merupakan pengungkapan

informasi

yang diatur oleh badan pembuat standar dan regulator lainnya seperti

Badan Pengawas Pasar Modal di Indonesia, aturan ini berupa persyaratan

minimal pengungkapan yang harus dipenuhi oleh perusahaan-perusahaan

publik. Pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) adalah

pengungkapan yang melebihi dari apa yang diwajibkan. Pengungkapan

sukarela merupakan pilihan bebas manajemen perusahaan untuk

memberikan informasi akuntansi dan informasi lainnya yang dipandang

relevan untuk pembuatan keputusan oleh para pemakai laporan tahunannya

(Meek dkk dalam Suripto, 1998)

Dengan adanya voluntary disclosure (Pengungkapan sukarela) yang

dilakukan perusahaan dapat mendorong keyakinan investor dan kreditur

dalam menentukan kebijakan investasi yang diambil.

Investor merupakan pihak eksternal perusahaan yang hubungannya baru

dimulai dengan perusahaan pada saat IPO. Sebagai pihak eksternal,

investor sangat bergantung pada informasi publik dalam menentukan

keputusan investasi mereka, dengan menciptakan permintaan yang kuat

kepada perusahaan atas informasi yang kredibel yang telah diaudit oleh

auditor terkemuka. Sedangkan kreditor, yang mana telah terlebih dahulu

mengerti keadaan dan informasi mengenai nilai perusahaan sebelum IPO,

dapat mengurangi ketergantungan mereka pada auditor yang menyuplai

(8)

masih dilakukan kreditor saat dan setelah IPO menjadi kurang layak

karena adanya upaya untuk menyebabkan biaya pemantauan menjadi

tinggi, kreditor tidak mungkin bersedia untuk melakukan pemantauan

tersebut (Diamond, 1984 dan Schenone, 2010 dalam Causholli dan

Knechel, 2012). Hal ini membuka kesempatan untuk memberikan fungsi

pemantauan sepenuhnya kepada auditor. Pemantauan yang dilakukan

auditor menggeser jauh fungsi pengawasan dari kreditor, yang juga

menimbulkan potensi unbundling biaya pemantauan dari biaya utang

langsung kepada kreditor bergeser kepada auditor. Sehingga akan

berpengaruh terhadap menurunnya biaya utang (cost of debt) perusahaan.

Proses perusahaan melakukan IPO memberikan pengaruh berbeda

dengan menguji efek kualitas auditor karena perusahaan sebelumnya

memiliki sedikit informasi untuk dipertimbangkan oleh investor ketika

akan mengevaluasi prospek masa depan perusahaan, misal tingginya

asimetri informasi bagi investor pada saat IPO.Banyak penelitian yang

telah lama mengakui pentingnya penggunaan auditor berkualitas dalam

menurunkan biaya ekuitas bagi perusahaan go public (IPO). Dalam kondisi

seperti ini, memilih auditor terkemuka (KAP Big-N) dapat berfungsi

sebagai sinyal atas kualitas perusahaan terutama bagi investor yang

kekurangan informasi (Menurut Titman dan Trueman, 1986, dikutip dari

Causholli dan Knechel, 2012).

Dalam beberapa penelitian yang meneliti hubungan kualitas auditor

(9)

Sentosa 2009; Piot dan Missioner-Piera, 2007) menunjukkan bukti bahwa

kualitas auditor memainkan peran penting dalam menurunkan biaya utang

(cost of debt). Seperti yang dilakukan Causholli dan Knechel, 2012

meneliti bagaimana hubungan antara reputasi auditor dan biaya utang

dipengaruhi oleh usia perusahaan pada saat IPO dan apakah perusahaan

berasal dari sektor industri teknologi tinggi. Penelitian ini menemukan

bahwa perusahaan yang masih muda pada saat IPO membayar biaya bunga

lebih tinggi setelah IPO, dan perusahaan yang berasal dari sektor industri

teknologi tinggi yang berusia muda saat IPO menikmati biaya utang lebih

rendah dari efek kualitas auditor ini. Tujuan dari mempekerjakan auditor

yang berkualitas ini diharapkan dapat meningkatkan integritas proses

akuntansi keuangan perusahaan, menghasilkan laporan keuangan yang

kredibel yang berguna bagi pemangku kepentingan perusahaan,

mengurangi asimetri informasi serta risiko gagal bayar (default risk).

Dari sudut pandang pihak eksternal perusahaan, tujuan-tujuan

tersebut juga dapat dipengaruhi oleh faktor lainnya, yakni keberadaan

komite audit yang independen dan handal (Piot dan Missioner-Piera,

2007). Kehadiran komite audit yang independen, merupakan faktor

penting dalam melindungi internal dan eksternal auditor dari tekanan

manajer.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penelitian ini mengambil

judul “Pengaruh Tax Avoidance, Kualitas Auditor, Voluntary

(10)

Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2011-2013)”.

Penelitian ini akan meneliti mengenai cost of debt pada perusahaan yang

Terdaftar Di BEI Tahun 2011-2013.

1.2RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah

yang dibuat oleh peneliti adalah:

1. Apakah Tax Avoidance berpengaruh terhadap Biaya Utang ?

2. Apakah Kualitas Auditor berpengaruh terhadap Biaya Utang ?

3. Apakah Pengungkapan Sukarela berpengaruh terhadap Biaya Utang?

4. Apakah Komite Audit berpengaruh terhadap Biaya Utang ?

5. Apakah Tax Avoidance, Kualitas Auditor, Pengungkapan sukarela,

(11)

1.3TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk:

1. Menguji dan menjelaskan pengaruh Tax avoidance terhadap Biaya

Utang.

2. Menguji dan menjelaskan pengaruh Kualitas Auditor terhadap Biaya

Utang.

3. Menguji dan menjelaskan pengaruh Pengungkapan Sukarela terhadap

Biaya Utang.

4. Menguji dan menjelaskan pengaruh Komite Audit terhadap Biaya

Utang.

5. Menguji dan menjelaskan pengaruh Tax Avoidance, Kualitas Auditor,

Pengungkapan sukarela, dan Komite Audit berpengaruh secara

simultan terhadap Biaya Utang?

1.4MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi peneliti, untuk menambah wawasan peneliti.

2. Bagi akademisi, sebagai bahan referensi dan sumber informasi dalam

melakukan penelitian selanjutnya yang sejenis.

3. Bagi perusahaan, sebagai refrensi dan pertimbangan.

Referensi

Dokumen terkait

To answer the question of how the role of Middle East Investment Initiative (MEII) in development in the West Bank, Palestine in the US-Palestine Partnership (UPP) framework and

================Laporan Penelitian : “Analisis Kinerja Kelembagaan DPRD Provinsi Gorontalo” Kerjasama Dewan Perwakilan Daerah RI dengan Universitas Negeri Gorontalo=============== 21

Jumlah Pajak Terutang didapat dari jumlah pajak masukan (didapat dari pembelian barang yang kena PPN) dikurangi jumlah pajak keluaran (didapat dari penjualan barang yang kena PPN)

Dalam mempercepat proses pendaftaran pasien, maka program yang terdapat dalam Penulisan Ilmiah ini bila digunakan diharapkan dapat meningkatkan efisiensi waktu dan ketelitian

Tertib hukum tersebut harus dimulai dari tahap perencanaan sampai dengan pengundangan produk hukum yang dihasilkan, karena hukum pada dasarnya dipahami sebagai sarana menata perilaku

Dari statement-statement yang kita dengar dari narasumber sebelumnya Bpk. Victor, bahwa sebaiknya DPD dibubarkan saja, tapi menurut saya, DPD ini sudah tidak dapat dibubarkan

[r]

(1) Pusat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf d adalah unsur pelaksana akademik di bawah Direktur yang melaksanakan tugas dan fungsi di bidang penelitian