• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Tax Avoidance, Kualitas Auditor, Pengungkapan Sukarela, Komite Audit terhadap Biaya Utang (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Tahun 2011-2013)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Tax Avoidance, Kualitas Auditor, Pengungkapan Sukarela, Komite Audit terhadap Biaya Utang (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Tahun 2011-2013)"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 TINJAUAN TEORITIS

1. TEORI KEAGENAN (AGENCY THEORY)

Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan kontrak antara satu atau

beberapa orang principal yang mendelegasikan wewenang kepada orang lain (agent) untuk mengambil keputusan dalam menjalankan perusahaan. Prinsip utama teori ini adalah pernyataan adanya hubungan kinerja antara pihak yang

memberi wewenang (principal) yaitu pemilik (pemegang saham), kreditor, serta investor dengan pihak yang menerima wewenang (agent) yaitu manajemen perusahaan, dalam bentuk kontrak kerja sama. Dalam penelitian

ini, principal difokuskan pada peran kreditor sebagai pemberi wewenang. Pelaksanaan kontrak tersebut menimbulkan biaya yang disebut sebagai

agency cost, yaitu biaya yang timbul agar manajer bertindak selaras dengan tujuan pemilik, seperti pembuatan kontrak ataupun melakukan pengawasan.

Dalam teori agensi, dijelaskan bahwa masalah antara principal dan agent

timbul karena adanya informasi yang asimetris (information asymetry). Informasi asimetri adalah keadaan dimana informasi yang diberikan kepada

(2)

sendiri. Hal tersebut dikarenakan manajemen perusahaan lebih mengetahui

informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang

dibandingkan dengan investor dan kreditor lainnya.

2. BIAYA UTANG (COST OF DEBT)

Menurut Fabozzi (2007), biaya utang dapat didefinisikan sebagai tingkat

yang harus diterima dari investasi untuk mencapai tingkat pengembalian

(yield rate) yang dibutuhkan oleh kreditor atau dengan kata lain adalah tingkat pengembalian yang dibutuhkan oleh kreditor saat melakukan

pendanaan dalam suatu perusahaan. Biaya utang dihitung dari besarnya beban

bunga yang dibayarkan oleh perusahaan tersebut dalam periode satu tahun

dibagi dengan jumlah pinjaman yang menghasilkan bunga tersebut.

Sedangkan menurut PSAK No. 26 (Revisi 2011), biaya pinjaman adalah

bunga dan biaya lain yang ditanggung entitas sehubungan dengan

peminjaman dana. Biaya pinjaman dapat meliputi:

a. Beban bunga yang dihitung menggunakan metode suku bunga

efektif seperti dijelaskan dalam PSAK 55 (revisi 2011) instrument

keuangan : pengakuan dan pengukuran.

b. Beban keuangan dalam sewa pembiayaan yang diakui sesuai

(3)

c. Selisih kurs yang berasal dari pinjaman dalam mata uang asing

sepanjang selisih kurs tersebut diperlakukan sebagai penyesuaian

atas biaya bunga.

Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa biaya utang

merupakan tingkat pengembalian yang diinginkan oleh kreditor atas sejumlah

dana yang dipinjamkan kepada perusahaan, sebagai usaha kreditor untuk

meminimalkan risiko timbulnya kerugian atas pinjaman tersebut.

a. Hubungan Pinjaman Kreditor dan Perusahaan

Diamond (1991) mengusulkan sebuah model siklus hidup

pembiayaan utang dimana perusahaan-perusahaan menghadapi

peluang atas pendanaan yang terbatas. Siklus hidup pembiayaan ini

mengarahkan perusahaan-perusahaan yang mengalami kesulitan

pendanaan untuk masuk dalam mekanisme pembiayaan yang optimal

pada tahap awal dengan melibatkan pinjaman dari sumber yang sangat

terkonsentrasi, seperti bank, pemberi pinjaman pribadi, atau pemodal

ventura. Kreditor sebagai penyedia dana menghadapi potensi risiko

informasi yang besar mengenai kondisi perusahaan sebenarnya

sebelum melakukan kesepakatan dengan perusahaan.

Hal ini menyebabkan kreditor hanya bersedia untuk memberikan

pinjaman kepada perusahaan jika kreditor dapat memperoleh informasi

yang handal melalui kontrol dan pemantauan langsung untuk

(4)

Kesepakatan yang terjadi ini menimbulkan terjadinya hubungan yang

erat antara kreditor yang dominan dan perusahaan dimana dapat

mengembangkan munculnya dua fungsi yakni ketersediaan modal dan

pemantauan kinerja. Keuntungan dari hubungan erat ini bagi

perusahaan adalah pemantauan langsung yang dilakukan kreditor dapat

mengurangi asimetri informasi, dan mengarah kepada potensi

peningkatan alokasi modal.

Banyak penelitian sebelumnya yang menemukan bahwa

perusahaan-perusahaan muda dan berisiko umumnya memiliki manfaat

dari hubungan pinjaman erat ini. Houston dan James (2001)

berpendapat bahwa perusahaan muda pada tahap awal memulai

bisnisnya menghadapi biaya yang lebih tinggi dari pembiayaan

eksternal non-bank, mereka mendapat keuntungan lebih dari

pembentukan hubungan erat dengan perbankan daripada

perusahaan-perusahaan yang lebih tua.Akibatnya, perusahaan-perusahaan muda/berisiko

mungkin menunjukkan kecenderungan yang lebih besar untuk tinggal

di jenis hubungan yang erat ini daripada perusahaan-perusahaan yang

lebih tua / kurang berisiko, yang dapat menggunakan reputasi mereka

untuk menarik sumber modal lainnya.Perusahaan-perusahaan tua juga

dapat memiliki beberapa kreditor dibanding dengan

perusahaan-perusahaan muda.

Selain keuntungannya, hubungan erat ini juga memiliki kerugian

(5)

ini dapat mengenakan biaya atas pinjaman yang cukup besar bagi

perusahaan. Seperti biaya pemantauan (monitoring cost) menjadi sangat tinggi dan memicu biaya utang menjadi sangat tinggi

pula.Selain itu, hubungan erat antara kreditor dan perusahaan menurut

Rajan (1992) memungkinkan kreditor memperoleh informasi pribadi

dari internal perusahaan mengenai kondisi perusahaan yang dapat

meningkatkan daya tawar dengan perusahaan.

Temuan ini menunjukkan bahwa kematangan hubungan pinjaman

yang terjadi antara kreditor dan perusahaan yang diproksikan ke dalam

usia perusahaan dapat menjelaskan mengenai struktur modal

perusahaan. Selanjutnya secara bertahap dapat menjelaskan hubungan

kreditor-debitor berkembang dari waktu ke waktu dan

mendiversifikasikan basis kreditor-kreditor perusahaan.

3. PENGHINDARAN PAJAK (TAX AVOIDANCE)

Wajib pajak selalu menginginkan pembayaran pajak yang kecil.

Karena itulah tidak sedikit wajib pajak yang melakukan penghindaran

pajak baik itu secara legal maupun ilegal. Penghindaran pajak yang

(6)

meminimalisasi besarnya pembayaran pajak yang masih dalam batas

ketentuan perundang-undangan perpajakan dan dapat dibenarkan,

terutama melalui perencanaan pajak.

Lim (2011) mendefinisikan tax avoidance sebagai penghematan pajak yang timbul dengan memanfaatkan ketentuan perpajakan yang

dilakukan secara legal untuk meminimalkan kewajiban pajak. Tax avoidance merupakan bagian dari tax planning yang dilakukan dengan tujuan meminimalkan pembayaran pajak. Tax avoidance secara hukum pajak tidak dilarang meskipun seringkali mendapat sorotan yang

kurang baik dari kantor pajak karena dianggap memiliki konotasi yang

negatif. Berbeda dengan tax evasion (penggelapan pajak), yang merupakan usaha-usaha memperkecil jumlah pajak dengan melanggar

ketentuan-ketentuan pajak yang berlaku. Pelaku tax evasion dapat dikenakan sanksi administratif maupun sanksi pidana.

4. KUALITAS AUDITOR

Audit merupakan suatu proses untuk mengurangi ketidakselarasan

informasi yang terdapat antara manajer dan para pemegang saham

dengan menggunakan pihak luar untuk memberikan pengesahan

terhadap laporan keuangan. Laporan keuangan menjadi salah satu

sumber informasi yang digunakan oleh pemegang saham dan pihak

eksternal perusahaan untuk pengambilan keputusan atas investasi dan

(7)

oleh auditor eksternal akan memberikan tingkat kepercayaan yang

lebih besar kepada pemakainya. Auditor berfungsi sebagai pihak yang

memberikan kepastian terhadap kewajaran atas laporan keuangan

sebagai cerminan dari kinerja perusahaan.

Teori reputasi yang memprediksikan adanya hubungan positif

antara kualitas audit dengan ukuran KAP (Lennox, 2000) dimana jika

ukuran KAP besar maka akan menghasilkan audit yang lebih

berkualitas. Ukuran KAP yang lebih besar dapat menyelesaikan

pekerjaannya lebih baik karena memiliki ukuran yang lebih besar,

sumber daya manusia yang mencukupi serta kecenderungan untuk

mempertahankan reputasinya (Francis dkk 1999, dikutip dari

Nursetyorini dan Dul Muid, 2012). Sejalan dengan teori diatas, banyak

penelitian yang telah memberikan bukti empiris bahwa investor

memberikan nilai lebih kepada perusahaan yang memperkerjakan

auditor yang dianggap berkualitas tinggi.

Kim dkk (2007) menemukan bahwa bank-bank di Amerika Serikat

lebih berekasi positif dengan memberikan tarif yang lebih rendah

terhadap perusahaan yang diaudit oleh KAP Big-4 dibandingkan perusahaan yang diaudit KAP non Big-4. Causholli dan Knechel (2012) juga menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan yang masih

muda pada saat IPO membayar tingkat bunga yang lebih tinggi dan

kualitas auditor memiliki peran penting dalam menurunkan

(8)

bukti bahwa kreditor memperhitungkan kualitas auditor dalam

mengurangi risiko informasi yang dihadapinya, dan mengurangi biaya

utang.

5. PENGUNGKAPAN SUKARELA (VOLUNTARY DISCLOSURE)

Suwardjono (2005:583) mendefinisikan pengungkapan sukarela

sebagai pengungkapan yang dilakukan perusahaan di luar apa yang

diwajibkan oleh standar akuntansi atau peraturan pengawas. Manajer

perusahaan lebih banyak mengetahui informasi tentang kinerja

perusahaan, baik saat ini maupun dimasa yang akan datang

dibandingkan dengan pihak eksternal perusahaan. Pengungkapan

informasi oleh manajer tersebut selain dari pengungkapan wajib

merupakan pilihan bebas yang dapat diambil oleh manajer. Manajer

memiliki kemungkinan untuk menyembunyikan informasi yang

tersedia jika informasi tersebut merupakan bad news atau tidak menguntungkan.

Frederick (2005:191) menjelaskan bahwa manfaat dari pengungkapan

sukarela antara lain,

a. Biaya transaksi yang lebih rendah dalam memperdagangkan surat

berharga yang dikeluarkan perusahaan.

b. Minat para analis keuangan dan investor terhadap perusahaan yang

semakin besar.

(9)

d. Biaya modal yang lebih rendah.

Pengungkapan sukarela yang digunakan dalam penelitian ini adalah

item di luar keputusan Bapepam LK nomor Kep-134/BL/2006. Item

pengungkapan sukarela dalam penelitian ini dibuat dengan melakukan

perbandingan daftar item pengungkapan sukarela penelitian

sebelumnya, seperti Botosan (1997), Amuwarni (2006) dan Wang et al

(2008) dalam Sandra (2011).

6. KOMITE AUDIT

Berdasarkan Peraturan Bapepam-LK No.IX.1.5 tentang

Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit, definisi

komite audit adalah komite yang dibentuk oleh dewan komisaris dalam

rangka membantu melaksanakan tugas dan fungsinya. Komite audit

yang dibentuk sebagai sebuah komite khusus di dalam perusahaan

bermanfaat untuk mengoptimalkan fungsi pengawasan yang

sebelumnya merupakan tanggung jawab penuh dari dewan komisaris.

Fungsi pengawasan yang dijalankan komite audit meliputi lingkup

manajemen perusahaan, informasi keuangan perusahaan, kinerja

perusahaan dan risiko yang dihadapi perusahaan. Komite audit yang

efektif dalam melakukan fungsi pengawasannya, memungkinkan

(10)

keagenan yang terjadi akibat perilaku oportunistik yang dilakukan

manajemen dapat dikurangi.

Dalam Peraturan Bapepam-LK No.IX.1.5, pembentukan komite

audit terdiri dari setidaknya tiga orang. Satu orang komisaris

independen sebagai ketua komite audit, dan sekurang-kurangnya 2

(dua) orang anggota lainnya berasal dari luar emiten atau perusahaan

publik yang independen serta menguasai dan memiliki latar belakang

akuntansi dan keuangan.Aturan mengenai ukuran komite audit ini

mengindikasikan pemerintah sebagai pembuat kebijakan menganggap

penting keberadaan komite audit sebagai satu kesatuan integral dalam

mengendalikan proses akuntansi perusahaan. Peraturan Bapepam LK

No. IX.1.5 juga menjelaskan fungsi-fungsi yang dilakukan komite

audit terkait membantu dewan komisaris, antara lain meliputi:

a. Melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang akan

dikeluarkan perusahaan seperti laporan keuangan, proyeksi, dan

informasi keuangan lainnya

b. Melakukan penelaahan atas ketaatan perusahaan terhadap

peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan kegiatan

perusahaan

c. Melakukan penelaahan atas pelaksanaan pemeriksaan oleh auditor

internal

d. Melaporkan kepada komisaris berbagai risiko yang dihadapi

(11)

e. Melakukan penelaahan dan melaporkan kepada Komisaris atas

pengaduan yang berkaitan dengan perusahaan publik.

f. Menjaga kerahasiaan dokumen, data dan informasi perusahaan.

Kualitas audit yang tinggi bagi pihak eksternal perusahaan juga

dapat dilihat dari sisi keberadaan komite audit yang independen dan

handal (Piot dan Missioner-Piera, 2007). Keberadaan komite audit

menjadi sangat penting sebagai salah satu perangkat utama dalam

penerapan good corporate governance dimana independensi, transparansi, akuntabilitas dan tanggungjawab, serta sikap adil menjadi

prinsip dan landasan organisasi perusahaan. Kehadiran komite audit

yang independen dan handal sangat diharapkan oleh pihak eksternal

perusahaan dalam mengurangi masalah pelaporan keuangan dan

meningkatkan kredibilitas keandalan informasi keuangan yang

disajikan perusahaan.

Menurut penelitian yang dilakukan Anderson, dkk (2003, dalam

Nursetyorini dan Dul Muid, 2012) menjelaskan bahwa pasar lebih

berekasi positif pada perusahaan yang memiliki komite audit. Hal ini

(12)

2.2PENELITIAN TERDAHULU

Terkait dengan tax avoidance atau penghindaran pajak, telah banyak dilakukan penelitian, misalnya pengaruh tax avoidance jangka panjang terhadap nilai perusahaan (Chasbiandani dan Martani, 2012),

pengaruh karakter eksekutif terhadap tax avoidance (Budiman dan Setiyono, 2012). Kedua penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan

(manajemen) memiliki kecenderungan untuk menghindari pajak demi

meningkatkan laba perusahaannya. Penelitian yang lebih fokus lagi

adalah pengaruh tax avoidance terhadap cost of debt (Masri dan Martani, 2012). Penelitian tersebut meneliti pengaruh tax avoidance

terhadap cost of debt yang dimoderasi dengan perubahan tarif pajak dan struktur kepemilikan keluarga. Hasil yang diperoleh dari penelitian

ini adalah tax avoidance berpengaruh positif terhadap cost of debt. Kreditur memandang tax avoidance tersebut sebagai suatu risiko sehingga perilaku tax avoidance justru akan meningkatkan cost of debt. Perubahan tarif pajak tidak menunjukkan hubungan negatif, namun kepemilikan keluarga menunjukkan hubungan positif tax avoidance terhadap cost of debt .

Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang relevan tentang

kualitas audit, komite audit, dan Cost of Debt. Anderson, dkk (2002) dalam penelitiannya yang menguji pengaruh karakteristik dewan

komisaris perusahaan diproksikan dengan independensi dewan

(13)

direksi terhadap biaya utang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

karakteristik dewan komisaris yang diproksikan ke dalam beberapa

kategori memiliki pengaruh yang signifikan terhadap biaya utang.

Terdapat beberapa penelitian yang menguji pengaruh kualitas audit

terhadap biaya utang ini. Bakri (2008) melakukan penelitian dengan

menganalisis hubungan dan pengaruh independensi dan pengalaman

Dewan Komisaris terhadap biaya utang pada perusahaan yang terdaftar

di BEI tahun 2007. Hasil penelitian menemukan bahwa tidak ada

pengaruh yang signifikan antara independensi dewan dan banyak

dewan komisaris yang berpengalaman terhadap biaya utang

perusahaan. Juniarti dan Sentosa (2009) menguji pengaruh Good Corporate Gorvenance dan Voluntary Disclosure terhadap biaya utang pada perusahaan manufaktur yang listing di BEI pada tahun 2003-2007. Hasil penelitian menyatakan bahwa secara parsial kepemilikan

institusional dan kualitas audit berpengaruh signifikan terhadap biaya

utang, sedangkan proporsi komisaris independen, kepemilikan

(14)

TABEL 2.1

PENELITIAN TERDAHULU

No Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian

(15)

Cost of Debt tidak berpengaruh

signifikan

terhadap cost of

debt.

3 Juniarti dan Sentosa (2009) Pengaruh Good

Corporate

Governance dan

Voluntary

Disclosure terhadap

Biaya Utang (Cost

of Debt)

Kepemilikan

institusional dan

kualitas audit

berpengaruh

secara signifikan

terhadap cost of

debt, sedangkan

kepemilikan

manajerial,

voluntary

disclosure, dan

komisaris

(16)

Biaya Utang

Tax Avoidance (X1)

Kualitas Auditor (X2)

Voluntary Disclosure (X3)

Komite Audit (X4)

2.3KERANGKA KONSEPTUAL

Berdasarkan latar belakang masalah dan tujuan penelitian yang

telah dikemukakan di atas, maka dibuat kerangka konseptual dan

hipotesis sebagai berikut.

H1

H2

H3

H4

(X5)

(17)

Perusahaan selalu mengupayakan tingkat laba yang tinggi. Banyak

beban yang dapat mengurangi tingkat laba yang diharapkan, salah satunya

adalah pembayaran pajak. Salah satu upaya perusahaan dalam mengurangi

jumlah beban pajak adalah dengan penghindaran pajak/ tax avoidance. Tax avoidance sengaja dilakukan perusahaan dalam rangka memperkecil tingkat pembayaran pajak yang harus dilakukan perusahaan. Di dalam

mengelola dan mengembangkan bisnis yang dijalankannya, perusahaan

mempunyai dua sumber usaha memperoleh pendanaan, salah satunya dari

pinjaman kreditur atau investor. Perusahaan yang menggunakan liabilitas

memiliki nilai perusahaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan

perusahaan yang tidak (Modigliani dan Miller, 1963 dalam Masri dan

Martani, 2012). Liabilitas tentunya akan menuntut pengembalian kepada

kreditur. Tingkat pengembalian yang diberikan perusahaan inilah yang

akan menjadi cost of debt bagi perusahaan. Cost of debt adalah tingkat pengembalian yang diinginkan kreditur saat memberikan pendanaan

kepada perusahaan (Fabozzi, 2007 dalamMasri dan Martani, 2012).

Perusahaan yang melakukan tax avoidance, dipandang kreditur sebagai tindakan yang mengandung risiko, sehingga justru meningkatkan cost of debt (Masri dan Martani, 2012). Penelitian yang membahas tentang tax avoidance dan cost of debt, yaitu pengaruh tax avoidance terhadap cost of debt (Masri dan Martani, 2012) didapatkan kesimpulan bahwa tax avoidance dan cost of debt berhubungan positif, dimana tax avoidance

(18)

Tingginya suatu kualitas audit yang dihasilkan auditor dapat dilihat

dari sumber daya yang dimilikinya, kehati-hatian dalam melakukan

aktivitas auditing, dan reputasi KAP-nya didalam pasar modal. Hasil audit

dari KAP Big-4 dianggap berkualitas karena dalam melakukan aktivitas

auditing lebih berhati-hati sehingga laporan keuangan yang dihasilkan akan lebih berkualitas dan kredibel. Ini juga untuk menjaga reputasi

auditor yang telah dipercaya di mata publik. Risiko asimetris informasi

yang dihadapi perusahaan tentu akan berkurang dan dapat berakibat

mengurangi biaya utang.

Cost of debt sebagai tingkat pengembalian atas pinjaman yang diberikan kreditor dalam suatu perusahaan merupakan syarat yang

dibutuhkan oleh kreditor kepada perusahaan untuk menghindari default risk. Perusahaan yang berkinerja dan bereputasi baik, cenderung memiliki

cost of debt yang rendah dikarenakan kreditor percaya atas kinerja perusahaan yang diukur melalui fungsi monitoring yang dilakukan auditor dan laporan keuangannya. Maka perusahaan menunjuk auditor untuk

melakukan audit atas laporan keuangan yang telah dibuat oleh manajemen

(agent), sehingga laporan keuangan yang dihasilkan terbebas dari manipulasi atas terjadinya agency problem.

Penelitian yang dilakukan Kim dkk (2007) menunjukkan bahwa

bank-bank mengenakan biaya pinjaman lebih rendah untuk perusahaan

(19)

Big-4. Bank memperhitungkan kualitas audit ketika menilai kualitas pelaporan keuangan dan menentukan kontrak perjanjian pinjaman.

Pengungkapan yang merupakan sarana informasi atas kinerja

perusahaan dapat juga menjadi bahan pertimbangan pengguna laporan

keuangan terutama kreditor dalam pengambilan keputusan tentang tingkat

biaya utang. Pengungkapan yang dilakukan perusahaan terdiri dari

pengungkapan wajib dan pengungkapan sukarela. Pengungkapan sukarela

merupakan pengungkapan yang dilakukan perusahaan di luar

pengungkapan yang diwajibkan oleh PSAK dan BAPEPAM LK.

Perusahaan yang melakukan pengungkapan seluasluasnya akan dipandang

oleh investor dan kreditor sebagai perusahaan yang tidak berisiko.

Semakin kecil risiko yang dimiliki perusahaan maka tingkat biaya utang

yang ditetapkan oleh kreditor pun akan kecil.

Keberadaan komite audit yang dibentuk oleh dewan komisaris

diharapkan dapat membantu tugas dewan komisaris dalam melakukan

pengawasan pengelolaan perusahaan terutama mengenai masalah yang

berhubungan dengan kebijakan akuntansi perusahaan, pengawasan internal

dan sistem pelaporan keuangan.Hal ini dilakukan perusahaan (principal)

untuk meminimalisasi agency problem. Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan bahwa ada perbedaan kepentingan antara pihak perusahaan

(principal) dan karyawan (agent) karena adanya asimetri informasi. Komite audit bertugas untuk mengawasi kinerja manajemen perusahaan

(20)

perusahaan (principal). Komite audit yang baik, akan menghasilkan kondisi internal perusahaan yang berkinerja efektif yang mengarah pada

peningkatan reputasi perusahaan. Reputasi perusahaan yang baik, akan

meningkatkan kepercayaan kreditor dan berpengaruh terhadap cost of debt

yang rendah.Untuk menghasilkan komite audit yang efektif, perusahaan

harus memiliki komite audit setidaknya berjumlah tiga orang sesuai

dengan peraturan yang berlaku. Ukuran komite audit yang tepat akan

memungkinkan anggota untuk menggunakan pengalaman dan keahlian

mereka dalam melaksanakan tugasnya bagi kepentingan terbaik para

pemangku kepentingan perusahaan.

Penelitian yang dilakukan Anderson, dkk (2002) menunjukkan

bahwa independensi dan ukuran komite audit berpengaruh signifikan

dalam menurunkan pembiayaan biaya utang. Hal ini disebabkan komite

audit yang besar memberikan pandangan pemantauan yang luas atas

proses pelaporan keuangan dan ini penting bagi kreditor. Kinerja komite

audit yang efektif juga sebagai jaminan atas integritas pelaporan keuangan.

Dengan jaminan ini, kepercayaan kreditor semakin meningkat dan

mempengaruhi atas return yang diminta, serta mempengaruhi biaya utang yang akan dikenakan.

Menurut Sugiyono (2007:57), Hipotesis merupakan jawaban

sementara terhadap perumusan masalah. Karena sifatnya masih sementara

(21)

Dari kerangka konseptual, hasil penelitian sebelumnya serta rumusan

masalah dimuka, maka peneliti mengajukan hipotesis penelitian sebagai

berikut:

H1: Tax Avoidance berpengaruh positif terhadap Biaya Utang

H2: Kualitas Auditor berpengaruh positif terhadap Biaya Utang

H3: Voluntary Disclosure berpengaruh positif terhadap Biaya Utang

H4: Komite Audit berpengaruh positif terhadap Biaya Utang

Gambar

TABEL 2.1  PENELITIAN TERDAHULU
Gambar 2.1:

Referensi

Dokumen terkait

Terakhir, penyelesaian perbedaan pendapat dalam ruang diskusi ketiga dilakukan dengan cara meng- akomodasi pendirian pihak Majelis Ulama Indonesia secara sebagian oleh

Hasil konsisten yang digambarkan pada gambar 3 yaitu baik untuk siswa dengan aktivitas belajar tinggi, sedang dan rendah , strategi pembelajaran Guided Discovery

sumber pustaka dari buku, jurnal, intemet, skripsi, laporan penelitian dengan benar!. apa yang dimaksud dengan in depth

================Laporan Penelitian : “Analisis Kinerja Kelembagaan DPRD Provinsi Gorontalo” Kerjasama Dewan Perwakilan Daerah RI dengan Universitas Negeri Gorontalo=============== 21

Jumlah Pajak Terutang didapat dari jumlah pajak masukan (didapat dari pembelian barang yang kena PPN) dikurangi jumlah pajak keluaran (didapat dari penjualan barang yang kena PPN)

(Hasil Penelitian Konflik Tanah Suku di Nusa tenggara Timur, Drs. Dari kasus tersebut diatas menunjukan bahwa sengketa atau konflik antara pemerintah dengan masyarakat adat

Tertib hukum tersebut harus dimulai dari tahap perencanaan sampai dengan pengundangan produk hukum yang dihasilkan, karena hukum pada dasarnya dipahami sebagai sarana menata perilaku

Dari statement-statement yang kita dengar dari narasumber sebelumnya Bpk. Victor, bahwa sebaiknya DPD dibubarkan saja, tapi menurut saya, DPD ini sudah tidak dapat dibubarkan