PEMANFAATAN DAN PENGOLAHAN LIMBAH B3 (BAHAN
BERBAHAYA DAN BERACUN) DARI AKI BEKAS
Oleh :
AIDIAN SATRIA 082.12.003 DWICAHYO KARUNIA 082.12.017 EKA SARI PUSPITA 082.12.018 FAJRIANI WIDYA HARYANTI 082.12.020 FAUZIAH RAHMAWATI 082.12.022 Tugas Mata Kuliah: PENGELOLAAN LIMBAH B3
Jurusan Teknik Lingkungan –
Fakultas Arsitektur Lansekap dan Teknologi Lingkungan – Universitas Trisakti
I. PENDAHULUAN
Perpindahan lintas batas limbah-limbah berbahaya bermula dari krisis energi yang dialami negara-negara maju pada periode 1970an. Krisis energi ini mendorong para pengusaha untuk menganggarkan biaya produksi dan konsumsi seminimal mungkin.
Pada saat yang bersamaan, terdapat pula pengetatan standar lingkungan lokal. Hal tersebut mendorong pengusaha dan broker (perantara untuk pembuangan limbah) untuk mencari tempat-tempat pembuangan baru yang lebih murah biayanya.
Limbah industri menyebabkan penurunan kualitas air, salah satunya limbah cair dari hasil pewarnaan atau pencelupan produksi batik yang mengandung zat warna indigosol dan
remazol black B yang dibuang ke lingkungan perairan secara langsung, sementara lingkungan mempunyai kemampuan terbatas untuk mendegradasi zat warna tersebut.
Metode elektrolisis dipilih sebagai salah satu alternatif penanganan limbah zat warna, karena mempunyai keuntungan dibandingkan metode lain adalah efektivitas dan sederhana. Salah satu faktor pendukung metode ini adalah elektroda yang digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk mendekolorisasi larutan zat warna indigosol dan remazol black B, dengan memanfaatkan elektroda PbO2/Pb dari aki bekas dan
menurunkan angka Chemical Oxygen Demand (COD).
Pada penelitian ini elektroda yang digunakan adalah PbO2/Pb yang
Metode tersebut dilakukan dengan mengelektrolisis sampel zat warna pada potensial 8 volt dengan elektroda PbO2/Pb aki bekas dan
pengaturan waktu elektrolisis selama 150 menit. Hasil akhir elektrolisis di analisis secara kualitatif dan kuantitatif dengan Spektrofotometer UV-VIS dan analisis Chemical Oxygen Demand (COD).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatkan elektroda PbO2/Pb dari aki bekas dapat
mengurangi intensitas warna, dengan persentase dekolorisasi larutan zat warna indigosol dan remazol black B masing-masing sebesar 98,02% dan 99,42%, dan menurunkan angka COD dengan persentase penurunan masing-masing sebesar 28,47% dan 51,47%.
II. METODE PENELITIAN
Metode Observasi Metode ini adalah metode pengumpulan data. Cara yang dilakukan yaitu melaksanakan pengamatan dan pengukuran secara langsung di lokasi pelaksanaan kerja praktek.
Metode Pengumpulan Data Sekunder Metode pengumpulan data sekunder meliputi kegiatan pengumpulan data sekunder data literatur, jurnal, makalah, laporan
penelitian terdahulu, data keterangan berupa bagan alir proses produksi dan dampak yang mungkin timbul dan data pendukung lainnya seperti metode pengumpulan data informasi dengan cara membaca dan mempelajari literatur yang berkaitan dengan obyek studi. Pengumpulan dokumen dan referensi yang ada pada (UPL)
Metode Wawancara (Interview) Metode interview adalah metode pengumpulan data informasi dengan mengajukan pertanyaan secara langsung pada staf yang berwenang atau berkaitan langsung dengan obyek studi.
III. TAHAPAN PENANGANAN & PEMBAHASAN
III.1. Reduksi
Sebagai langkah untuk meminimisasi kuantitas limbah B3. Minimisasi kuantias limbah B3 tersebut selain untuk melakukan usaha pengelolaan lingkungan.
Reduksi limbah B3 yang dilakukan yaitu dengan:
tidak ada kebocoran dan tidak ada kontaminasi. b. Mengurangi VOC (Volatile
Organic Compound) sebesar 120 liter/hari atau < 55 gr/cm2 dengan cara
mengoptimalkan dan mengendalikan penggunaan thinner.
c. Memasang 500 sticker B3 untuk memperbaharui system pengumpulan limbah. d. Mengurangi pemakaian fine cleaner pada proses pre-degreasing. Dengan upaya ini diharapkan polutan pada air limbah menjadi berkurang, sehingga mengurangi biaya proses pengolahan air limbah dan mengurangi biaya pengadaan bahan penolong fine cleaner.
III.2. Pengelolahan Internal Pengolahan yang dilakukan adalah dengan menggunakan incinerator. Pengolahan limbah padat B3 sudah memenuhi
regulasi yaitu Kep.
03/Bapedal/09/1995. Insinerator merupakan alat yang berfungsi untuk membakar limbah padat
dan bermanfaat untuk
mengurangi bahkan
menghilangkan kandungan B3 yang terdapat di dalam solid tersebut. Apabila limbah kering waktu tinggal antara 15-30 menit dan untuk limbah basah anatara 1-3 jam. Insinerator ini menggunakan bahan bakar solar.
III.3. Pewadahan dan
Pengumpulan
Teknik operasional untuk pewadahan limbah B3 yang dihasilkan mulai dilakukan oleh masing-masing unit penghasil limbah. Setelah pewadahan selesai dilanjutkan dengan pengumpulan limbah B3 oleh masing-masing unit penghasil. Pewadahan dan pengumpulan ini bersifat intern. Pengumpulan limbah (di lokasi unit penghasil limbah) menjadi tanggung jawab unit penghasil limbah sebelum diserahkan ke bagian HSE.
III.4. Penyimpanan Sementara
Aspek penyimpanan
sementara berdasar regulasi Kep. 01/Bapedal/ 09/1995.
temuan yang menyatakan bahwa drum ada yang berkarat dan ada yang belum diberikan simbol. - Penyimpanan kemasan terdapat
ketidaksesuaian dengan regulasi yaitu penyimpanan telah dialasi dengan pallet.
- Bangunan penyimpanan telah memenuhi syarat regulasi.
III.5. Pengelolahan
Proses electrode kolorisasi dilakukan dengan menggunakan elektroda PbO2/Pb dari aki bekas
dan waktu elektrolisis selama 150 menit serta potensial sebesar 8
volt. Potensial kerja yang besar ini bertujuan untuk mempercepat reaksi dan untuk penerapan kepada aplikasi lapangan, contoh suatu limbah industri batik yang sudah mengalir ke perairan telah bercampur dengan berbagai
pengotor sehingga membutuhkan
potensial yang lebih
dibandingkan dengan limbah artificial yang dilakukan pada penelitian ini.
Sehingga dalam hal ini sistem pelarut berproses dan
volume sampel yang
dielektrolisis berkurang. Setelah dilakukan elektrolisis terhadap sampel, maka akan terjadi penurunan intensitas warna. Larutan sampel yang semula berwarna akan menjadi tidak berwarna (bening), hal ini ditunjukkan pula dengan absorbansi larutan yng mengalami penurunan.
Penurunan intensitas warna setelah elektrolisis disebabkan oleh proses destruksi dan reaksi PbO2 dengan pelarut dan sampel
yang menghasilkan elektron, sehingga meningkatkan jumlah elektron yang terlibat dalam reaksi tersebut dan pada akhirnya proses dekolorisasi sample menjadi cepat. Efektivitas penggunaan elektroda PbO2
hidroksil yang dihasilkan dari pemecahan air oleh anoda.
Radikal hidroksil tersebut mampu mengoksidasi sampel zat warna dan menghasilkan suatu radikal baru dengan senyawa tersebut sehingga menyebabkan suatu reaksi berantai yang mendegradasi senyawa tersebut,
IV. KESIMPULAN
1. Pemanfaataan elektroda PbO2/Pb
dari aki bekas dapat mengurangi intensitas warna, dengan persentasi dekolorisasi dari larutan zat warna indigosol dan remazol black B untuk volume sampel 150 mL selama 150 menit masing-masing sebesar 98,02% dan 99,42%. Selain itu juga dapat menurunkan angka COD.
2. Pengolahan limbah padat B3 sudahmemenuhi regulasi yaitu Kep. 03/Bapedal/09/1995.
3. Limbah B3 yang dihasilkan oleh PT tersebut adalah sludge IPAL, kerak cat/sludge painting, phosphat sludge, thinner bekas, oli bekas, aki bekas, majun bekas, lampu TL bekas, kemasan bekas B3 (kaleng cat, jerigen, kaleng thinner, drum), abu
insinerator, dan limbah poliklinik.
4. Pengelolaan limbah B3 PT tersebut meliputi reduksi, reuse & recycle, pewadahan dan pengumpulan, pengangkutan intern,inplant treatment, pemanfaatan, penyimpanan sementara, dan outplant treatment.
(file:///C:/Users/HP/Downloads ipi74268.pdf. 19 Maret 2015. 15.01 WIB)
Ratman Cesar Ray, Syafrudin. 2011. Penerapan Pengelolaan Limbah B3 di PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia. (file:///C:/Users/HP/
Downloads/1478-3328-1-SM
%20(2) .pdf. 19 Maret 2015. 14.20 WIB)
Setiono. 2005. Potensi Bahan Berbahaya Beracun (B3) di Wilayah DKI Jakarta dan Strategi Pengelolaannya.
( file:///C:/Users/HP/Downloads/70-272-1-PB.pdf. 19 Maret 2015. 14.45