• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN

CITRA TUBUH ( BODY IMAGE ) PADA PASIEN POST

OPERASI MASTEKTOMI DI RSUP DR. WAHIDIN

SUDIROHUSODO MAKASSAR

Sriwahyuningsih1, Dahrianis2, M. Askar3

1

STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2

STIKES Nani Hasanuddin Makassar 3

STIKES Nani Hasanuddin Makassar

ABSTRAK

Payudara merupakan bagian penting anggota tubuh seorang perempuan dan memainkan peran signifikan dalam seksualitas wanita. Ketika dia terkena kanker payudara tentunya akan menimbulkan gangguan baik secara fisik maupun psikologis terlebih lagi ketika pada payudara itu dilakukan mastektomi. Tindakan itu akan mempengaruhi konsep dirinya bermula dari gangguan terhadap citra tubuhnya. Ia akan sulit menerima keadaannya, merasa rendah diri, malu untuk bertemu dengan orang lain. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan gangguan citra tubuh (body image) pada pasien post perasi mastektomi dengan sub variabel faktor status perkawinan dan dukungan keluarga (support system). Desain penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analitik dengan pendekatan survey cross sectional. Cara pengambilan sampel dengan total sampling dengan jumlah sampel sebanyak 30 responden. Penelitian menggunakan uji statistic Chi-Square dan Fisher’s Exact Test dengan tingkat kemaknaan p < 0.05 dengan program SPSS. Hasil penelitian untuk hubungan status perkawinan dengan gangguan citra tubuh diperoleh p = 0.000 berarti p < 0.05 menunjukan ada hubungan bermakna antara status perkawinan dengan gangguan citra tubuh. Hubungan dukungan keluarga dengan gangguan citra tubuh diperoleh p = 0.001 berarti p < 0.05 menunjukan ada hubungan antara dukungan keluarga dengan gangguan citra tubuh.Saran untuk tenaga keperawatan diharapkan agar dalam melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan tindakan mastektomi perlu menekankan pada perubahan citra tubuh yang akan dialaminya dengan lebih memperhatikan pada segi status perkawinan dan dukungan keluarga, bagi peneliti selanjutnya diharapkan mengembangkan lagi penelitian sejenis dengan meneliti factor lain yang mempengaruhi gangguan citra tubuh.

Kata Kunci : Gangguan Citra Tubuh, Status Perkawinan, dan Dukungan Keluarga.

PENDAHULUAN

Setiap tahunnya penderita karsinoma mammae cenderung meningkat dan merupakan penyakit kanker yang sering menjadi penyebab kematian pada wanita. Karsinoma mammae sering memberi kesan menakutkan terutama bila ditemukan pada wanita berusia lebih dari 40 tahun. Hal ini sesuai dengan frekuensi karsinoma mammae yang relative tinggi dibandingkan dengan kanker yang lain seperti kanker rahim, kanker kulit, dan kanker paru (Tambunan, 2007).

Pada usia 45 tahun satu dari Sembilan wanita akan mengalami kanker payudara. Kanker payudara adalah jenis kanker kedua penyebab kematian karena kanker pada wanita. Akan tetapi yang biasa bertahan hidup sampai mencapai lebih dari lima tahun sejak awal didiagnosis kanker payudara ini cukup besar, sekitar 93%. Jika kanker telah

menyebar secara regional saat didiagnosis, kemampuan bertahan hidup selama 5 tahun sebesar 72% dan untuk seseorang dengan metastase yang luas saat didiagnosis, kemampuan hidupnya hanya 18% (Gale D,

Charette, 2005).

Dalam 24-48 jam pertama setelah pembedahan ada retensi cairan, dan retensi natrium berlangsung lebih lama. Ekskresi kalium meningkat pascaoperasi. Perubahan-perubahan pascaoperasi ini terjadi walaupun terapi cairan adekuat dan dipercaya disebabkan oleh meningkatnya sekresi hormon antidiuretik dan sekresi hormon adrenokortikal, terutama glukokortikoid (Lunn, 2005).

(2)

penyelamatan payudara yang berkombinasi dengan terapi radiasi. Akibat dari tindakan mastektomi tersebut maka akan menyebabkan perubahan fisik pada pasien karsinoma mammae yang akan berpengaruh pada citra tubuh yang menunjukan gambaran diri seseorang pada akhirnya akan mempengaruhi harga diri. Ancaman terhadap citra tubuh dan juga harga diri, sering disertai perasaan malu, ketidakadekuatan dan rasa bersalah. Akibat terjadi perubahan peran pada klien karsinoma mammae yang mempunyai peran seperti : peran sebagai seorang ibu, istri, pekerja, dan lain-lain.

Gambaran dari citra tubuh atau body

image adalah persepsi seseorang mengenai

penampilan fisik dirinya sendiri. Orang dengan citra tubuh yang buruk akan mempersepsikan dirinya sebagai orang yang tidak memiliki penampilan yang menarik atau buruk, sedangkan orang yang memiliki citra tubuh yang baik akan bisa melihat bahwa dirinya menarik baik bagi dirinya sendiri ataupun orang lain, atau setidak-tidaknya akan menerima dirinya apa adanya. Persepsi mengenai citra tubuh bukan hal yang objektif atau merupakan opini dari orang lain, seseorang dengan citra tubuh yang buruk bisa saja secara fisik menurut orang lain cantik dan menarik, dan seseorang dengan citra tubuh yang baik bisa saja merupakan orang yang dianggap tidak menarik secara fisik oleh orang lain (Thompson, 2001).

Langkah pertama dalam memahami konsep citra tubuh adalah mulai menyadari tentang sikap seseorang terhadap kesehatan, penyakit, perubahan bentuk tubuh dan perubahan fungsi tubuh. Sebagai akibatnya, pertimbangan kualitas hidup telah menjadi isu penting dalam pengobatan dan pemulihan. Kualitas hidup adalah konstruksi multidimensi yang mencakup status fungsi (perawatan diri), kesejahteraan psikologis, fungsi sosial dan keluarga, dan kesejahteraan spiritual. Parameter-parameter ini merupakan indikator penting tentang seberapa baik seorang individu dapat berfungsi setelah diagnosis dan pengobatan (Smeltzer S C, Bare B G, 2005).

Payudara merupakan bagian penting dari anggota tubuh seorang perempuan dan memainkan peran signifikan dalam seksualitas wanita. Ketika seorang perempuan terkena kanker payudara maka tentunya akan menimbulkan gangguan baik secara fisik maupun psikologis terlebih lagi ketika pada payudara tersebut dilakukan pembedahan. Tindakan tersebut akan mempengaruhi konsep dirinya bermula dari gangguan terhadap citra tubuhnya. Ia akan sulit

menerima keadaanya tersebut, merasa rendah diri, malu, tidak percaya diri untuk bertemu dengan orang lain. Tentunya hal tersebut merupakan suatu kondisi yang cukup sulit bagi seorang perempuan butuh waktu untuk menyesuaikan diri menerima keadaannya. Oleh karena itu maka peran seorang tenaga kesehatan khususnya perawat sangat penting dalam mengembalikan rasa percaya diri.

Menurut Stuart dan Sundeen konsep diri seseorang (yang terdiri dari citra tubuh, ideal diri, harga diri, dan identitas diri) dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya umur, jenis kelamin, suku bangsa, pendidikan serta pekerjaan selain itu perubahan psikologis konsep diri juga dipengaruhi oleh lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat. Kedua lingkungan tersebut menjadi sumber koping sekaligus stressor yang menyebabkan perubahan psikologis pada pasien karsinoma payudara.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di bagian rekam medik RSUP Wahidin Sudirohusodo Makassar diperoleh data bahwa pasien dengan karsinoma payudara yang dirawat di RSUP DR. Wahidin Sudirohusodo Makassar mengalami peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat bahwa pada priode januari-desember 2009 tercatat 99 orang, priode januari-desember 2010 tercatat 121 dan priode januari-desember 2011 tercatat 224 orang. Dari hasil penelitian sebelumnya oleh Hajerah mengenai gambaran konsep diri pada pasien karsinoma mammae, citra tubuh terganggu diatas 50% dari responden yang ada dan hasil penelitian yang dilakukan oleh Haerunisa mengenai hubungan tindakan mastektomi dengan citra tubuh terdapat 19 orang yang terganggu (61,3%) dari 30 responden. (sumber : Medical record RSUP DR. Wahidin Sudirohusodo Makassar).

Berdasarkan data, peneliti mempunyai keinginan untuk melakukan penelitian terhadap “faktor yang berhubungan dengan gangguan citra tubuh (body image) pada pasien post operasi mastektomi di RSUP DR. Wahidin Sudirohusodo Makassar

BAHAN DAN METODE

Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka jenis penelitian ini adalah metode dekskriptif analitik dengan pendekatan survei

cross sectional. Penelitian ini dilakukan di

RSUP DR. Wahidin Sudirohusodo Makassar pada bulan Februari tahun 2012..

(3)

ditetapkan (Nursalam, 2008). Populasi dalam penelitian ini adalah semua klien post operasi mastektomi pada bulan Februari-Maret 2012 setelah berada di ruang perawatan bedah RSUP DR. Wahidin Sudirohusodo Makassar..

Pada penelitian ini jumlah sampel yang dibutuhkansebanyak 30 sampel.

1) Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

a) Pasien yang menjalani operasi pengangkatan payudara

a) Jenis operasi

2) Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah : a) Pasien yang tidak bersedia diteliti b) Responden yang tidak sesuai dengan

kriteria inklusi

Pengumpulan data

Pengumpulan data dengan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari tempat penelitian, yaitu Data sekunder diperoleh melalui data Rekam medik RSUP DR. Wahidin Sudirohusodo Makassar, data primer dari quisioner. Pengolahan data dilakukan dengan:

a. Editing

Setelah data terkumpul kemudian peneliti mengadakan seleksi dan editing yakni memeriksa setiap kuisioner yang telah diisi mengenai kebenaran data yang sesuai variabel.

b. Koding

Mengisi daftar kode pada kuisioner sesuai dengan jawaban yang telah diisi di lapangan dan dibuat daftar variabel sesuai dengan di dalam kuisioner. Apabila ada variabel yang tidak diperlukan di dalam kuisioner maka tidak lagi dimasukan di dalam variabel.

c. Tabulasi data

Mengelompokan data ke dalam suatu tabel distribusi frekuensi menurut sifat-sifat yang dimiliki yang sesuai dengan tujuan penelitian ini. Dalam hal ini dipakai tabel untuk memudahkan penganalisaan data yang dapat berupa tabel sederhana atau tabel silang.

Analisis data

Analisa data dilakukan melalui tahap editing, koding, tabulasi dan uji statistik.Analisis univariat dilakukan dengan menggunakan analisis distribusi frekuensi.

Menggunakan bantuan program SPSS

for windows 16,0. Melalui tahapan-tahapan,

kemudian data dianalisis dengan menggunakan metode uji statistik univariat dilakukan untuk variabel tunggal yang dianggap terkait dengan penelitian dan

analisis bivariat untuk melihatdistribusi atau hubungan beberapa variabel yang dianggap terkait dengan menggunakan uji chisquare.

Analisis data dilakukan dengan pengujian hipotesis Nol (Ho) atau hipotesis yang akan ditolak. Dengan menggunakan uji chi-square. Batas kemaknaan = 0,05, Ho ditolak jika p < 0,05 dan Ho diterima jika p > 0,05.

Jika p < α (0,05) maka hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima yang berarti ada hubungan antara status perkawinan dan dukungan keluarga dengan gangguan citra tubuh (body image) pada pasien post operasi mastektomi.

Sedangkan jika p > α (0,05) maka hipotesis nol diterima dan hipotesis alternatif ditolak yang berarti tidak ada hubungan antara status perkawinan dan dukungan keluarga dengan gangguan citra tubuh (body image) pada pasien post operasi mastektomi. HASIL PENELITIAN

Sumber :Data Primer 2012

Berdasarkan Tabel 4 diketahui jumlah responden yang sudah menikah sebanyak 24 kasus (80.0%), dan responden yang belum menikah sebanyak 6 kasus (20.0%). 2) Dukungan keluarga

Tabel 2 : Distribusi Frekwensi dukungan keluargaRSUP DR. Wahidin Sudirohusodo Makassar 2012

Sumber : Data Primer 2012

(4)

3)Gangguan citra tubuh

Tabel 3 : Distribusi Frekwensi gangguan citra tubuhRSUP DR. Wahidin Sudirohusodo Makassar 2012 Citra tubuh Frekuensi Persentasi

(%)

Terganggu 21 70.0

Tidak

terganggu 9 30.0

Total 30 100.0

Sumber : Data Primer 2012

Berdasarkan Tabel 6 diketahui jumlah responden yang mengalami gangguan citra tubuh sebanyak 21 kasus (70.0%), dan responden yang tidak mengalami gangguan citra tubuh sebanyak 9 kasus (30.0%).

Analisis Bivariat

Analisis ini dilakukan untuk memperoleh hasil analisis dalam bentuk tabel 2x2 untuk mendapatkan hasil analisis dengan menggunakan uji Chi-square antara variabel independen dengan variabel dependen. Adapaun hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut :

a. Status perkawinan

Tabel 4 : Hubungan status perkawinan dengan gangguan citra tubuh Di RSUP DR. Wahidin Sumber : Data Primer 2012

Berdasarkan data pada Tabel 7 dari 30 responden yang diteliti terdapat 21 responden (70.0%) yang sudah kawin mengalami gangguan citra tubuh, kemudian 9 responden yang tidak mengalami gangguan citra tubuh diantaranya 6 responden (20.0%) yang belum kawin dan 3 responden (10.0%) yang sudah kawin. Setelah dilakukan uji statistik Chi-square dengan koreksi Fisher exact test diperoleh nilai p = 0,000 < α (0,05) sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi menyatakan ada hubungan yang signifikan antara status

perkawinan dengan gangguan citra tubuh pada pasien post operasi mastektomi.

b. Dukungan keluarga

Tabel 5 : Hubungan dukungan keluarga dengan gangguan citra tubuh Di RSUP DR. Wahidin

Sumber : Data Primer 2012

Berdasarkan data pada Tabel 8 dari 30 responden yang diteliti terdapat 21 responden (70.0%) yang mengalami gangguan citra tubuh diantarannya 7 responden (23.3%) dengan dukungan keluarga baik dan 14 responden (46.7%) dengan dukungan keluarga kurang baik. Kemudian responden yang tidak mengalami gangguan citra tubuh sebanyak 9 responden (30.0%) dengan dukungan keluarga baik. Setelah dilakukan uji statistik chi-square dengan koreksi Fisher exact test diperoleh nilai p = 0,001 < α (0,05) sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi menyatakan ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan gangguan citra tubuh pada pasien post operasi mastektomi. PEMBAHASAN

1. Hubungan antara status perkawinan dengan gangguan citra tubuh

Hasil analisis data dengan menggunakan uji Chi-square test

menunjukan responden dengan status menikah sebanyak 21 responden (70,0) dan responden dengan status belum menikah sebanyak 9 responden (30,0). Setelah dilakukan uji statistik maka diperoleh nilai p = 0,000 < α = (0,05).

(5)

mereka mampu untuk mempertahankan tunjangan perawatan kesehatan yang penting akibat dari penyakit kanker payudara yang di deritanya. Mereka juga khawatir mengenai produktivitas kerja mereka dan kemajuan karier mereka. Mereka menghadapi banyak masalah-masalah keluarga yang berkaitan dengan apakah mereka dapat memiliki anak, apakah mereka akan tetap hidup untuk dapat menyaksikan anak-anak mereka tumbuh, dan apakah penyakit mereka akan kambuh dan akan membuat mereka menjadi cacat. Dalam menghadapi prospek masa depan penderita kanker payudara memilih untuk bersikap pasrah dan menerima keadaan fisiknya apa adanya.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya menyatakan bahwa dari hasil uji statistic dengan menggunakan uji Chi-square didapatkan nilai p = 0,001. Karena nilai p< α, maka dapat diinterpretasikan bahwa ada hubungan antara status perkawinan dengan gangguan citra tubuh pada pasien post operasi mastektomi.

Dari pembahasan diatas peneliti berpendapat bahwa status perkawinan mempengaruhi citra tubuh pada wanita post operasi Ca mammae yang telah menikah, karena merasa malu terhadap pasangannya mengenai keadaan fisiknya yang sekarang sehingga hubungan antara suami dan istri kurang maksimal dan merasa khawatir tentang risiko anak-anak perempuan mereka untuk mengalami kanker payudara, kemudian reponden pasca pembedahn yang belum menikah cenderung merasa khawatir dan malu dengan kedaan fisiknya yang sekarang, karena takut dikucilkan dan dijauhi oleh teman-temanya serta takut tidak mendapatkan jodoh. jadi dapat disimpulkan bahwa status perkawinan mempengaruhi gangguan citra tubuh pada pasien post operasi mastektomi, baik yang telah menikah maupun yang belum menikah. 2. Hubungan antara dukungan keluarga

dengan gangguan citra tubuh

Hasil analisis data dengan menggunakan uji Chi-square menunjukan responden dengan dukungan keluarga baik sebanyak 16 responden (53.3) dan responden dengan dukungan keluarga kurang baik sebanyak 14 responden (46.7). Setelah dilakukan uji statistik maka diperoleh nilai p = 0,001 < (0,05).

Hasil penelitian ini diperkuat oleh teori yang dinyatakan oleh Niven N, 2002 bahwa

dukungan keluarga dapat menjadi faktor yang sangat berpengaruh dalam menetukan keyakinan dan kesehatan individu serta dapat juga menetukan tentang program pengobatan yang dapat mereka terima. Keluarga member dukungan dan membuat keputusan mengenai perawatan diri anggota yang sakit. Anggota keluarga atau teman, dimana seseorang pertamakali menceritakan keluhannya dan meminta nasihat seringkali mempengaruhi seseorang dalam mencari pelayanan kesehatannya. Dengan dukungan penuh dari keluarga atau orang-orang disekitar mengenai tindakan mastektomi yang dialaminya akan membuat orang tersebut tidak mengalami perubahan persepsi tentang tubuhnya sehingga ia tidak akan mengalami gangguan citra tubuh.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya menyatakan bahwa dari hasil uji statistic dengan menggunakan uji Chi-square didapatkan nilai p = 0,004. Karena nilai p< α, maka dapat diinterpretasikan bahwa ada hubungan antara dukungan keluarga dengan gangguan citra tubuh pada pasien post operasi mastektomi.

Berdasarkan pembahasan diatas peneliti berpendapat bahwa dukungan keluarga sangat mempengaruhi citra tubuh klien post operasi mastektomi karena dukungan keluarga dapat membantu meningkatkan percaya diri klien agar tidak merasa malu dengan keadaan fisiknya setelah dilakukakn pembedahan mastektomi. Oleh karena itu dukungan kelurga sangat berperan dalam mengatasi masalah konsep diri klien post operasi mastektomi khususnya gangguan citra tubuh.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian tentang faktor yang berhubungan dengan gangguan citra tubuh pada pasien post operasi mastektomi, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Ada hubungan status perkawinan dengan

gangguan citra tubuh pada pasien post operasi mastektomi.

2. Ada hubungan dukungan keluarga dengan gangguan citra tubuh pada pasien post operasi mastektomi.

Saran

(6)

1. Bagi peneliti selanjutnya untuk dapat mengembangkan penelitian ini denganmeneliti faktor lain yang mempengaruhi gangguan citra tubuh pada pasien post operasi mastektomi.

2. Disarankan bagi pihak Rumah Sakit untuk menyarankan kepada keluarga agar selalu memberi dukungan atau support kepada

anggota keluarga yang telah melakukan operasi mastektomi.

3. Bagi perawat diharapkan agar dalam melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan tindakan mastektomi perlu menekankan pada perubahan citra tubuh yang akan dialaminya.

DAFTAR PUSTAKA

Ani Masruroh. 2009. Hubungan antara Pola Asuh Demokratis Orang Tua dengan Rasa Percaya Diri Siswa-Siswi di Taman Kanak-Kanak Primaga Kota Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Fakultas Psikologi-Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.

Athiyyatun Najah. 2007. Hubungan antara Persepsi Anak terhadap Pola Asuh Orang Tua dengan Motivasi Belajar. Skripsi tidak diterbitkan. Surakarta: Fakultas Psikologi-Universitas Muhammadiyah.

Besembun, Ignatius, 2012, Gaya Pola Asuh Orang Tua, (online), diakses 06 Maret 2012

Dahlan, M. Sopiyudin, 2009. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Edisi 4. Salemba Medika : Jakarta.

Deedee H Ristanty. 2012. Pola Asuh, (online), (http://deedee.blogspot.com, diakses 04 maret 2012.

Erlina Nurmalia. 2010. Pengaruh Fasilitas dan Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPS Man Malang 1. Skripsi tidak diterbitkan. Malang : Fakultas Tarbiyah-UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

Fini Fortuna. 2008. Hubungan Pola Asuh Otoriter dengan Perilaku Agresif pada Remaja. Skripsi tidak diterbitkan. Jakarta:Fakultas Psikologi-Universitas Gunadarma.

Fitriany Azhar. 2011. Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Perkembangan Adaptasi Sosial Usia Toddler di Posyandu Sejati Wilayah Puskesmas Palanro Kabupaten Barru. Skripsi tidak diterbitkan. Makassar : Program Studi Keperawatan-STIKES Nani Hasanuddin.

Gunawan, Adi W., 2006. Genius Learning Strategy. PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.

Hidayat, A. Aziz Alimul, Edisi 2. 2007. Riset Keperawatan dan Tenik Penulisan Ilmiah. Salemba Medika : Jakarta.

Hidayat, A. Aziz Alimul, 2008, Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1, Salemba Medika : Jakarta.

Marini, Liza, dan Elvi Andriani. Perbedaan Asertivitas Remaja Ditinjau dari Pola Asuh Orang Tua, Volume I. 2 : 48-49

Mulida, Alia. 2008. Hubungan work. Skripsi tidak diterbitkan. Jakarta : Fakultas Psikologi- Universitas Indonesia.

Nirwana, Ade Benih, 2011. Psikologi Ibu, Bayi dan Anak, Nuha Medika : Yogyakarta.

Nursalam, 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Edisi 2. Salemba Medika : Jakarta.

Purwanto, M. Ngalim, 2007, Psikologi Pendidikan, PT Remaja Rosdakarya : Bandung.

R., Jhonson dan Lany R., 2010, Keperawatan Keluarga, Nuha Medika : Yogyakarta.

Santrock, John W., 2009. Psikologi Pendidikan. Salemba Medika : Jakarta.

Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Alfabeta : Bandung.

Suriadi dan Rita Yuliani, 2010. Asuhan Keperawatan Pada Anak, Edisi 2, Sagung Seto : Jakarta.

Gambar

Tabel 1 : Distribusi Frekwensi status perkawinanRSUP Wahidin Sudirohusodo
Tabel 5 : Hubungan dukungan keluarga dengan gangguan citra tubuh Di RSUP DR. Wahidin

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Hasil dari penelitian ini adalah berupa aplikasi pembelajaran Sirah Shahabiyah berbasis android yang memudahkan pengguna dan masyarakat dalam mempelajari tentang

Berdasarkan hasil penelitian ditarik kesimpulan: Sikap siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan Strategi Belajar Mind Mapping adalah sangat baik, hal ini didukung oleh

Oetomo, selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, yang telah memberikan kesempatan dan dukungan pada penulis untuk

Dari hasil implementasi dan pengujian website sistem informasi akademik pada Sekolah Tinggi Theologia Semarang ini, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi

2.1. Sejarah Perusahaan Alfamart merupakan salah satu perusahaan retail local yang saat ini menjadi yang terbaik di

Kementerian Komunikasi dan Informasi bersama Kementerian Keuangan merumuskan kriteria tertentu untuk orang pribadi yang melaksanakan transaksi online, misalnya

Tempat/Tanggal Lahir : Makassar, 21 Desember 1968 Alamat Tempat Tinggal : Kota Kembang Depok Raya sektor. Anggrek -3 Blok F1/14, Depok, Jabar Jenis Kelamin