• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF id. docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF id. docx"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

Proses pembelajaran pada hakikatnya adalah mengembangkan aktivitas peserta didik, melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar. Arah pembelajaran seharusnya terfokus pada belajar seperti: learning how to learn, learning how to do, learning to live together, dan learning to be (a good citizen). Semua pembelajaran tersebut di atas dapat dibelajarkan melalui semua jenis mata pelajaran dengan menggunakan model cooperative learning atau pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif dikembangkan dari pemikiran nilai-nilai demokrasi, belajar aktif, prilaku kerja sama dan menghargai pluralisme dalam masyarakat yang multikultural. Secara histories, model pembelajaran kooperatif bukanlah sesuatu yang baru.

Arends (1989) mengemukakan bahwa setidaknya terdapat 3 (tiga) tujuan utama dari pembelajaran kooperatif, yaitu: (1) peningkatan prestasi akademis, (2) hubungan sosial, dan (3) keterampilan bekerja sama dalam memecahkan permasalahan.

A. Pengertian, Hakikat, dan Karakteristik Pembelajaran Kooperatif 1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran Kooperatif merupakan gabungan teknik institusional dan filsafat mengajar yang mengembangkan kerjasama antar peserta didik untuk memaksimalkan pembelajaran peserta didik sendiri dan belajar dari temannya (Killen 1998). Ada 2 (dua) komponen penting dalam pembelajaran kooperatif yaitu “a co-poperative task” yaitu bekerja sama dalam kelompok atas dasar tugas (which is a feature of most group work) dan “ a co-operative incentive structure” yaitu bekerja sama atas dasar latar belajar peserta didik (which is unique to co-operative learning).

Pembelajaran kooperatif bukanlah suatu konsep yang baru. Selama ini, para guru sering menggunakan strategi kerja kelompok dalam pembelajarannya. Namun, pada strategi pembelajaran ini pembagian kelompok peserta didik masih kurang heterogen, tidak memperhatikan tingkat kepandaian, atau latar belakang peserta didik. Untuk memahami pengertian pembelajaran kooperatif sebaiknya kita membedakannya dengan pembelajaran secara kelompok. Cooperative Learning adalah suatu strategi belajar mengajar yang menekankan pada sikap atau prilaku kerja sama dalam bekerja atau membantu di antara sesame dalam struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri atas dua orang atau lebih. Keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri. Cooperative Learning ini juga memandang bahwa keberhasilan dalam belajar bukan semata-mata harus diperoleh dari guru, melainkan bisa juga dari pihak lain yang terlibat dalam pembelajaran itu, yaitu teman sebaya. Jadi keberhasilan belajar dalam pendekatan ini bukan hanya ditentukan oleh kemampuan individu secara uth, melainkan perolehan itu akan baik bila dilakukan secara bersama-sama dalam kelompok kecil yang terstruktur dengan baik.

2. Hakikat Pembelajaran Kooperatif

Berdasarkan prinsip-prinsip yang dikemukakan oleh Kagan dan Slavin, hakikat pembelajaran kooperatif adalah adanya keterlibatan seluruh peserta didik dalam suatu kelompok yang terstruktur. Struktur kelompok tersebut meliputi struktur tugas,. Struktur tujuan, dan struktur penghargaan (reward).

 Struktur tugas mengacu kepada organisasi kerja dalam kelompok yang tercermin salah satunya dari pembagian kerja (peran dan tanggung jawab anggota kelompok).

(2)

 Struktur penghargaan mengacu pada prestasi kelompok sebagai prestasi setiap anggota kelompok, prestasi kelompok merupakan keberhasilan bersama anggota kelompok, bukan ditentukan oleh anggota tertentu.

Dalam penerapan pembelajaran kooperatif, dua atau lebih individu saling berinteraksi dan bekerja sama untuk mencapai tujuan. Agar peserta didik dapat memahami pentingnya pembelajaran kooperatif dalammeningkatkan kompetensi dan kecakapan hidup, penekanan beriktu perlu diinformasikan kepada peserta didik:

a. Peserta didik dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka “sepenanggungan bersama”.

b. Peserta didik bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya seperti milik mereka sendiri.

c. Peserta didik harus melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama.

d. Peserta didik harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompoknya.

e. Peserta didik akan dievaluasi atau diberikan hadiah/penghargaan yang juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok.

f. Peserta didik berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.

g. Peserta didik diminta pertanggungjawabnya secara individu materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.

3. Karakteristik Pendekatan Pembelajaran Kooperatif

Beberapa karakteristik pendekatan Cooperative Learning, antara lain:

a. Akuntabilitas individu, yaitu setiap individu di dalam kelompok mempunyai tanggung jawab untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh kelompok, sehingga keberhasilan kelompok sangat ditentukan oleh tanggung jawab setiap anggota.

b. Keterampilan Sosial, meliputi seluruh seluruh kehidupan sosial, kepekaan sosial, dan mendidik peserta didik untuk menumbuhkan pengekangan diri dan pengarahan diri demi kepentingan kelompok. Keterampilan ini mengajarkan peserta didik untuk belajar memberi dan menerima, mengambil dan menerima tanggung jawab, menghormati hak orang lain dan membentuk kesadaran diri.

c. Kesalingtergantungan secara positif, adalah sifat yang menunjukkan saling ketergantungan satu terhadap yang lain di dalam kelompok secara positif. Keberhasilan kelompok sangat ditentukan oleh peran serta setiap anggota kelompok, karena anggota kelompok dianggapmemiliki kontribusi. Jadi kolaborasi bukan berkompetensi.

d. Proses bekerja dalam kelompok, proses perolehan jawaban permasalahan dikerjakan oleh kelompok secara bersama-sama.

Untuk menciptakan “kebersamaan” dalam belajar, guru harus merancang program pembelajarannya dengan mempertimbangkan aspek kebersamaan peserta didik, sehinggan mampu mengkondisikan dan memformulasikan kegiatan belajar peserta didik dalam interaksi yang aktif interaktif dalam suasana kebersamaan. Kebersamaan ini bukan saja di dalam kelas, tetapi juga di luar lingkungan kelas.

B. Tujuan Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif memiliki tujuan, sintaks dan manfaat seperti yang diuraikan berikut ini.

1. Tujuan Pembelajaran Kooperatif

(3)

walaupun tidak tersirat. Arends (1989) menyatakan setidaknya terdapat tiga tujuan yang dapat dicapai dari pembelajaran kooperatif, yaitu:

a. Peningkatan kinerja akademik;

b. Penerimaan terhadap keragaman (suku, sosial, budaya, kemampuan, dsb.); c. Keterampilan bekerja sama atu kolaborasi dalam pemecahan masalah.

Tujuan pertama, yaitu membantu peserta didik memahami konsep-konsep yang sulit. Dengan strategi kooperatif diharapkan terjadi interaksi antar peserta didik untuk saling memberi pengetahuannya dalam memecahkan suatu masalah yanmg disajikan oleh guru sehingga semua peserta didik akan lebih mudah memahami berbagai konsep.

Tujuan kedua, yaitu membuat suasana penerimaan terhadap sesame peserta didik yang berbeda latar belakang misalnya suku, sosial, budaya, dan kemampuan. Hal ini memberi kesempatan yang sama kepada semua peserta didik terlepas dari latar belakang serta menciptakan kondisi untuk bekerja sama dan saling ketergantungan yang positif satu sama lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.

Tujuan ketiga, yaitu mengajarkan keterampilan bekerja sama atau kolaborasi dalam memecahkan permasalahan. Keterampilan ini sangat penting bagi peserta didik sebagai bekal untuk hidup bermasyarakat. Selain itu, para peserta didik belajar untuk saling menghargai satu sama lain.

2. Sintaks atau Tahap-tahap pada Pembelajaran Kooperatif

Berdasarkan kajian terhadap tipe-tipe pembelajaran kooperatif, Arends (1989) mengidentifikasi sintaks umum dalam pembelajaran kooperatif. Umumnya terdapat enam fase atau tahapan pembelajaran dalam pembelajaran kooperatif seperti yang tertera pada tabel berikut.

Tabel 1

Fase/Tahapan Umum Model Pembelajaran Kooperatif

No. Fase Prilaku Guru

1 Menyediakan obyek

dan perangkatuntuk belajar, menyediakan obyek dan membuat perangkat pembelajarGuru mengemukakan tujuan, memotivasi peserta didik 2 Menghadirkan/menya

jikan informasi

Guru menghadirkan/menyajikan informasi untuk peserta didik baik secara presentasi verbal ataupun dengan tulisan

3 Mengorganisasikan peserta didik dalam belajar kelompok

Guru menjelaskan pada peserta didik bagaimana membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien 4 Membimbing bekerja

dan belajar Guru membimbing kelompok belajar ketika mereka sedang bekerja menyelesaikan tugas bersama 5 Evalusi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang

telah dipelajari atau masing-masing kelompok menyajikan hasil kerjanya

6 Mengenali prestasi Guru mencari cara untuk mengenali baik usaha, dan prestasi individu juga kelompoknya dan memberi penghargaan terhadap usaha-usaha kelompok maupun individu.

C. Tipe-tipe Pembelajaran Kooperatif

(4)

(1995: 76) membagi pembelajaran kooperatif dalam beberapa tipe, di antaranya Student Team-Achievement Division (STAD), Team Games Tournament (TGT), Jigsaw, dan Team Assisted Individualization (TAI) dan Group Investigation (GI).

1. Sintaks untuk Model Pembelajaran Students Team Achievment Divisions (STAD)

Siswa dikelompokkan secara heterogen kemudian siswa yang pandai menjelaskan anggota lain sampai mengerti.

Langkah-langkah:

1) Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll.)

2) Guru menyajikan pelajaran.

3) Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota kelompok. Anggota kelompok yang tahu menjelaskan kepada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.

4) Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu.

5) Memberi evaluasi. 6) Penutup.

Kelebihan:

1. Seluruh siswa menjadi lebih siap. 2. Melatih kerja sama dengan baik. Kekurangan:

1. Anggota kelompok semua mengalami kesulitan. 2. Membedakan siswa.

2. Sintaks untuk Model Pembelajaran Jigsaw

Jigsaw dalah model pembelajaran yang membagi satuan informasi yang besar menjadi komponen-komponen lebih kecil.

Langkah-langkah:

1) Siswa dikelompokkan dengan anggota masing-masing kelompok 4 orang. 2) Setiap siswa dalam tim diberi bagian materi yang berbeda.

3) Setiap siswa dalam tim membaca bagian materi yang ditugaskan.

4) Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka.

5) Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap kelompok kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh.

6) Setiap tim ahli mendiskusikan hal tersebut. 7) Guru memberi evalusi.

8) Penutup.

3. Sintaks untuk Model Pembelajaran Group Investigation (Investigasi Kelompok) Model Investigasi kelompok sering dipandang sebagai model yang paling kompleks dan paling sulit untuk dilaksanakan dalam pembelajaran kooperatif. Model ini melibatkan sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Model menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok (group process skills). Para guru yang menggunakan model investigasi kelompok umumnya membagi kelas menjadi

(5)

investigasi mendalam terhadap berbagi sub topik yang telah dipilih, kemudian menyiapkan dan menyajikan suatu laporan di depan kelas secara keseluruhan.

Langkah-langkah: a. Topik

Para siswa memilih berbagai sub topik dalam suatu wilayah masalah umum yang biasanya digambarkan lebih dulu oleh guru. Para siswa selanjutnya diorganisasikan menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi pada tugas (task oriented of group) yang beranggotakan 2 hinga 6 orang. Komposisi kelompok heterogen baik dalam jenis kelamin, etnik maupun kemampuan akademik.

b. Merencanakan Kerja sama

Para siswa beserta guru merencanakan berbagai prosedur belajar khusus, tugas dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan sub topik yang telah dipilih dari langkah a) di atas.

c. Implementasi

Para siswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada langkah b). Pembelajaran harus melibatkan berbagai aktivitas dan keterampilan dengan variasi yang luas dan mendorong para siswa untuk menggunakan berbagi sumber baik yang terdapat di dalam maupun di luar sekolah. Guru secara terus-menerus mengikuti kemajuan tiap kelompok dan memberikan bantuan jika diperlukan.

d. Analisis dan Sintesisi

Para siswa menganalisis dan mensintesis berbagai informasi yang diperoleh pada langkah c) dan merencanakan agar dapat diringkaskan dalam suatu penyajian yang menarik di depan kelas.

e. Penyajian Hasil Akhir

Semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari berbagai topik yang telah dipelajari agar semua siswa dalam kelas saling terlibat dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut. Presentasi kelompok dikoordinir oleh guru.

f. Evaluasi

Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi dapat mencakup tiap siswa secara individu atau kelompok, atau keduanya.

4. Sintaks untuk Model Pembelajaran Team Games Tournament (TGT) Langkah-langkah :

1) Penyajian Kelas

Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi penyajian kelas, biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah, diskusi yang dipimpin guru. Pada saat penyajian kelas ini siswa harus benar-benar memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru, karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game karena skor game akan menentukan skor kelompok.

2) Kelompok (Team)

(6)

mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game.

3) Game

Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kels dan belajar kelompok. Kebanyakan game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor. Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapat skor. Skor ini nantinya dikumpulkan siswa untuk turnamen mingguan. 4) Turnamen

Biasanya turnamen dilakukan pada akhir minggu atau pada setiao unit setelah guru melakukan presentsi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja. Turnamen pertama guru membagi siswa ke dalam beberapa meja turnamen. Tiga siswa tertinggi prestasinya dikelompokkan pada meja 1, tiga siswa selanjutnya pada meja II dan seterusnya.

5) Team Recognize (Penghargaan Kelompok)

Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing team akan mendapat sertifikasi atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi criteria yang ditentukan. Team mendapat julukan “Super Team” jika rta skor 45 atau lebih, “Great Team” apabila rata-rata mencapai 40-45 dan “Good Team” apabila rata-rata-rata-ratanya 30-40.

5. Sintaks untuk Model Pembelajaran TAI (Team Assisted Individualy)

Terjemahan bebas dari istilah di atas adalah Bantuan Individual dalam Kelompok (Bidak) dengan karakteristik bahwa (Driver, 1980) tanggung jawab belajar adalah pada siswa. Oleh karena itu siswa harus membangun pengetahuan tidak menerima bentuk jadi dari guru. Pola komunikasi guru-siswa adalah negosiasi dan bukan imposisi-intruksi. Sintaks menurut Slavin (1985) adalah:

1) Buat kelompok heterogen dan berikan bahan ajar berupa modul.

2) Siswa belajar kelompok dengan dibantu oleh siswa pandfai anggota kelompok secara individual, saling tukar jawaban, saling berbagi sehingga terjadi diskusi.

3) Penghargaan kelompok dan refleksi serta tes formatif.

Model-model yang lain 1. Picture and Picture

Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan /diurutkan menjadi urutan logis.

Langkah-langkah:

1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. 2) Menyajikan materi sebagai pengantar.

3) Guru menunjukkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi

4) Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan logis

5) Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut

6) Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.

7) Kesimpulan/rangkuman Kebaikan:

1. Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa 2. Melatih berpikir logis dan sistematis

Kekurangan:

(7)

2. Numbered Heads Together

Numbered Heads Together adalah suatu metode belajar dimana setiap siswa diberi nomor kemudian dibuat suatu kelompok , kemudian secara acak guru memanggil nomor dari siswa. Langkah-langkah:

1) Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor 2) Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengejakannya

3) Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap kelompok dapat mengerjakannya.

4) Guru memanggil salah satu nomor siswa kemudian nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerja sama mereka

5) Tanggapan dari teman lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain. 6) Kesimpulan

Kelebihan:

1. Setiap siswa menjadi siap semua

2. Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh 3. Siswa yang pandai mengajari siswa yang kurang pandai Kelemahan:

1. Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru

2. Kemungkinan nomor yang dipanggil, dipanggil lagi oleh guru

3. Metode Debat

Metode debat merupakan salah satu metode pembelajaran yang sangat penting untuk meningkatkan kemampuan akademik siswa. Materi ajar dipilih dan disusun menjadi paket pro dan kontra.

Langkah-langkah:

1) Guru membagi dua kelompok peserta debat yang satu pro dan yang lainnya kontra

2) Guru memberikan tugas untuk membaca materi yang akan didebatkan oleh kedua kelompok di atas

3) Setelah selesai membaca materi, guru menunjuk salah satu anggota kelompok pro untuk berbicara saat itu ditanggapi atau dibalas oleh kelompok kontra demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa dapat mengemukakan pendapatnya.

4) Sementara siswa menyampaikan gagasannya, guru menulis inti/ide-ide dari setiap pembicaraan di papan tulis. Sampai jumlah ide yang diharapkan guru terpenuhi

5) Guru menambah konsep/ide yang belum terungkap

6) Dari data di papan tulis tersebut, guru mengajak siswa membuat kesimpulan/rangkuman yang mengacu pada indicator hasil belajar yang diinginkan

4. Artikulasi

Langkah-langkah:

1) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai 2) Guru menyampaikan materi sebagaimana biasa

3) Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan 2 orang.

4) Surhlah seorang dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil kemudian berganti pasang. Begitu pula kelompok lainnya.

5) Suruh siswa secara bergiliran. Acak menyampaikan hasil wawancaranya dengan teman pasangannya, sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil wawancara.

6) Guru mengulang/menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum dipahami siswa. 7) Kesimpulan/penutup

(8)

Langkah-langkah:

1) Setiap siswa mendapat seorang pasangan (pasangan bisa ditunjuk oleh guru atau ditunjuk siswa sendiri)

2) Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas dengan pasangannya. 3) Setelah selesai setiap pasangan bergabung dengan satu pasangan yang lain

4) Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan masing-masing. Pasangan yang baru ini saling menanyakan dan mengukuhkan jawaban mereka.

5) Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan kemudian dibagikan kepada pasangan semula.

6. Kartu Arisan Media:

 Buat Kartu (10 x 10) cm sejumlah siswa untuk menulis jawaban dan kartu/kertas ukuran 5 x 5 cm untuk menulis

 Gelas

Langkah-langkah:

1) Membentuk kelompok yang anggotanya kira-kira 4 orang secara acak 2) Kertas jawaban bagikan kepada siswa masing-masing satu lembar kartu

3) Gelas yang telah berisi gulungan soal dikocok kemudian salah satu yang jatuh dibacakan agar dijawab oleh siswa yang memegang kartu jawaban

4) Apabil jawaban benar, maka siswa dipersilakan tepuk tangan atau yel-yel lain

5) Setiap jawaban benar diberi satu poin sebagai nilai kelompok, sehingga nilai total kelompok merupakan penjumlahan poin dari para anggotanya.

7. Dua Tamu Dua Tinggal (Spencer Hagan, 1992) Langkah-langkah:

1) Siswa bekerja sama dalam kelompok berempat seperti biasa

2) Setelah selesai dua dari orang dari masing-masing kelompok akan meninggalkan kelompoknya dan masing-masing ke dua kelompok yang lain

3) Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi kepada kedua tamunya

4) Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain

5) Semua kelompok mencocokkan dan membahas hasil kerja mereka

8. TS-TS (Two Stay-Two Stay)

Gambar

Tabel 1Fase/Tahapan Umum Model Pembelajaran Kooperatif

Referensi

Dokumen terkait

Variabel pemoderasian dalam penelitian ini adalah pengaruh pihak negara dengan konsentrasi kepemilikan memiliki nilai signifikansi sebesar 0.000 yang berarti bahwa pihak Negara

Toisaalta, tulosten perusteella voidaan esittää, että pelaajan ja pelihahmon välinen suhde on myös merkityksellisessä osassa pelaamista sekä pelaajan ja pelihahmon

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak dua putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan pengamatan,

bahwa dengan berlakunya Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah maka Peraturan Daerah Kabupaten Nunukan Nomor 7 Tahun 2001

Siamang ( Hylobathes syndactylus ) Pada Gambar 7 dapat dilihat bahwa pohon sarang yang digunakan oleh Orangutan Sumatera ( Pongo abelii ) adalah pohon yang memiliki banyak

Building Approvals adalah sebuah indikator yang menghitung pertumbuhan jumlah rumah baru di suatu negara.Contoh : Jika nilai Building Approvals Ausi lebih tinggi dari nil ai

By inviting their audiences to get to the bottom of their narrative enigmas, conspiratorial television shows encourage precisely such a behavior – and user

Aplikasi sistem informasi geografis ini dapat menampilkan data- data yang berkaitan dengan informasi tempat wisata di wilayah DKI Jakarta, memberikan kemudahan