• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE. docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE. docx"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PROBLEM BASED INTRODUCTION (PBI) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS

TEKS EKSPOSISI PADA SISWA KELAS X MAN KOTA BATU

Oleh: Muhammad Salim NPM: 214.01.07.1.056

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS ISLAM MALANG

(2)

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini dikemukakan tentang (1) latar belakang masalah, (2) rumusan masalah (3) tujuan penelitian, (4) hipotesis penelitian, (5) asumsi penelitian, (6) ruang lingkup masalah, (7) manfaat penelitian, dan (8) definisi operasional.

1.1 Latar Belakang Masalah

Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

(Kemendikbud) mengeluarkan kebijakan baru yang berkaitan dengan kurikulum pendidikan di Indonesia dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi Kurikulum 2013. Kurikulum di Indonesia sudah mengalami

perkembangan sejak periode sebelum tahun 1945 hingga kurikulum 2013 yang berlaku sekarang. Pergantian kurikulum tersebut bertujuan untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran serta rancangan pembelajaran yang ada di sekolah. Kurikulum 2013 (K13) ini memiliki tiga aspek penilaian, yaitu aspek

pengetahuan, aspek keterampilan, dan aspek sikap dan perilaku. Kurikulum 2013 (K13) yang diterapkan ini masih mengalami beberapa kali revisi dan yang terbaru merupakan revisi 2017.

(3)

Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, siswa diharuskan untuk menguasai empat komponen keterampilan berbahasa yang terdiri dari keterampilan

menyimak (listening skills), keterampilan berbicara (speaking skills), keterampilan membaca (reading skills), dan keterampilan menulis (writing skills). Dari empat keterampilan berbahasa tersebut, keterampilan menulis berada pada tataran tertinggi karena menulis merupakan kegiatan yang produktif dan mengahasilkan.

Setiap keterampilan itu erat sekali berhubungan dengan tiga keterampilan lainnya dengan cara yang beraneka ragam. Dalam memperoleh keterampilan berbahasa, kita biasanya melalui suatu hubungan yang teratur: mula-mula pada masa kecil kita belajar menyimak bahasa kemudian berbicara, sesudah itu kita belajar membaca dan menulis. Menyimak dan berbicara kita pelajari sebelum memasuki sekolah. Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan suatu kesatuan, merupakan catur-tunggal.

Selanjutnya, setiap keterampilan itu erat pula berhubungan dengan proses-proses yang mendasari bahasa. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas pula jalan

pikirannya. Keterampilan hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktik dan banyak pelatihan. Melatih keterampilan berbahasa pula melatih keterampilan berpikir (Tarigan, 1980: 1, 1981: 2. Dawwon (et al), 1963: 27).

Dari pembahasan di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk

(4)

menulis ini, penulis haruslah terampil memanfaatkan grafolegi, struktur bahasa dan kosa kata. Keterampilan menulis ini tidak akan datang secara otomatis, tetapi harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur.

Dalam kehidupan modern ini, jelas bahwa keterampilan menulis sangat dibutuhkan. Kiranya tidaklah terlalu berlebihan bila kita katakan bahwa

keterampilan menulis merupakan suatu ciri dari orang yang terpelajar atau bangsa yang terpelajar. Sehubungan dengan hal ini, ada seorang penulis yang mengatakan bahwa “menulis dipergunakan, melaporkan/ memberitahukan, dan memengaruhi; dan maksud serta tujuan seperti itu hanya dapat dicapai dengan baik oleh orang-orang yang dapat menulis pikirannya dan mengutarakannya dengan jelas, kejelasan ini bergantung pada pikiran, organisasi, pemakaian kata-kata, dan struktur kalimat” (Morsey,1976: 122).

Berdasarkan pengamatan peneliti, siswa masih memiliki beberapa kendala ketika melakukan kegiatan menulis, dalam hal ini yaitu menulis teks eksposisi. Teks eksposisi adalah salah satu diantara bentuk

tulisan atau karangan yang isinya berusaha untuk menjelaskan

dan menguraikan suatu pokok pikiran yang dapat memperluas

pandangan atau pengetahuan seseorang yang membaca uraian

tersebut dengan gaya penulisan yang singkat, padat serta jelas.

(5)

serta kendala-kendala lain yang dapat menghambat kegiatan menulis. Ada juga siswa yang masih mengunakan bahasa ibu atau bahasa daerah mereka saat kegiatan menulis.

Masalah inilah yang menjadi dasar penulis untuk melakukan penelitihan ini guna mencoba mengetahui keterampilan menulis teks eksposisi pada siswa. Sebagai salah satu cara mengetahui pengaruh pembelajaran kooperatif tipe problem based diajukanlah model pembelajaran kooperatif tipe Problem Based Introduction (PBI) untuk meningkatkan keterampilan menulis teks eksposisi pada siswa kelas X di SMA ANNUR BULULAWANG.

Model pembelajaran Problem Based Introduction (PBI) merupakan salah satu dari banyak model pembelajaran inovatif. Model ini menyajikan suatu kondisi belajar siswa aktif serta melibatkan siswa dalam suatu pemecahan masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah. Dengan diterapkannya model

pembelajaran tersebut, diharapkan dapat meningkatkan keterampilan menulis teks eksposisi pada siswa untuk lebih mudah menyampaikan ide, gagasan maupun pikirannya.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah penelitihan, antara lain:

1) Kemampuan menuangkan ide, gagasan dan pikiran masih kurang. 2) Keterampilan pemilihan diksi masih kurang.

3) Keterampilan menggunaan struktur kalimat, ejaan dan tanda baca masih kurang.

(6)

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang cukup bervariasi, maka masalah yang akan dikaji dalam penelitihan ini dibatasi pada pengunaan model

pembelajaran kooperatif tipe Problem Based Introduction (PBI) dalam keterampilan menulis karya ilmiah pada siswa kelas X MAN Kota Batu. Pembatasan masalah tersebut dipilih terkait dengan permasalahan yang dialami siswa selama proses pembelajaran menulis.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, disusunlah rumusan masalah dalam penelitihan ini, antara lain:

1) Bagaimanakah kemampuan menulis siswa pada teks eksposisi kelas X MAN KOTA BATU sebelum diterapkan model pembelajaran PBI?

2) Bagaimanakah kemampuan menulis siswa pada teks eksposisi kelas X MAN KOTA BATU sesudah diterapkan model pembelajaran PBI?

3) Bagaimanakah efektivitas pembelajaran PBI dalam menulis siswa pada pembelajaran teks eksposisi kelas X MAN KOTA BATU?

1.5 Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah

1) Untuk memperoleh deskripsi objektif tentang kemampuan menulis siswa dalam teks eksposisi kelas X MAN KOTA BATU sebelum diterapkan model pembelajaranPBI.

2) Untuk memperoleh deskripsi objektif tentang kemampuan menulis siswa dalam teks eksposisi kelas X MAN KOTA BATU sesudah diterapkan model pembelajaranPBI.

(7)

1.6 Hipotesis Penelitian

Hipotesis statistik sering dinyatakan sebagai hipotesis nol (Ho). Hipotesis nol yaitu hipotesis yang menyatakan bahwa tidak ada hubungannya antara variabel X dan variabel Y hipotesis ini dinyatakan dalam rumus sebagai berikut bahwa Efektivitas pembelajaran PBI dalam keterampilan menulis siswa pada teks eksposisi kelas X MAN KOTA BATU efektif digunakan dalam proses belajar mengajar.

Ho: Hipotesis nol. Tidak adanya perbedaan kemampuan manulis pada pembelajaran teks eksposisi antara peserta didik yang mengikuti pembelajaran dengan model PBI dengan peserta didik yang mengikuti pembelajaran tanpa menggunakan model PBI pada siswa kelas X MAN KOTA BATU.

2 H1: Hipotesis alternatif. Ada perbedaan kemampuan menulis pada pembelajaran teks ekposisi antara siswa yang sedang mengikuti pembelajaran dengan medel PBI dengan siswa yang mengikuti pembelajaran tanpa menggunakan model PBI pada siswa kelas X MAN KOTA BATU.

1.7 Asumsi Penelitian

(8)

A. Keterampilan menulis adalah salah satu jenis keterampilan berbahasa yang harus dikuasai siswa.

Banyak ahli telah mengemukakan pengertian menulis.

Menurut pendapat Saleh Abbas (2006:125), keterampilan

menulis adalah kemampuan mengungkapkan gagasan, pendapat, dan perasaan kepada pihak lain dengan melalui

bahasa tulis.

B. Model pembelajaran PBI dalam penelitian yang telah dilakukan dapat meningkatkan kreativitas dan motivasi siswa dalam belajar khususnya untuk keterampilan menulis dalam teks negosiasi.

C. Keberhasilan dalam proses belajar mengajar akan dapat dilihat dari hasil yang diperoleh dengan nilai pretes dan postes.

1.8 Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian

Penelitian yang berjudul Efektivitas Model pembelajaran kooperatif tipe PBI dalam keterampilan menulis siswa pada teks eksposisi kelas X MAN KOTA BATU ini memiliki ruang lingkup yang bertujuan untuk membatasi pembahasan masalah.

1.8.1 Ruang Linkup

Adapun ruang lingkup penelitian adalah sebagai berikut. 1) Penggunaan pembelajaran kooperatife tipe PBI.

2) Kemampuan menulis siswa kelas X MAN KOTA BATU. 1.8.2 keterbatasan Penelitian

Agar tidak keluar dari ranah penelitian, maka peneliti memfokuskan kepada penggunaan pembelajaran kooperatif tipe PBI dalam keterampilan menulis pada teks eksposisi.

(9)

Istilah operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah istilah-istilah yang berhubungan dengan penelitian. Istilah-istilah-istilah tersebut nantinya akan menjadi kata kunci penelitian ini. Istilah-istilah tersebut, antara lain:

1) Efektivitas adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang,benda) yang ikut membentuk watak,kepercayaan,atau perbuatan seseorang

2) Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif.

3) Karya ilmiah adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah

dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi

kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh

masyarakat keilmuan..

4) Model pembelajaran Problem Based Introduction (PBI) merupakan salah satu dari banyak model pembelajaran inovatif. Model ini menyajikan suatu kondisi belajar siswa aktif serta melibatkan siswa dalam suatu pemecahan masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah.

5) Teks eksposisi adalah salah satu diantara bentuk tulisan atau

karangan yang isinya berusaha untuk menjelaskan dan

menguraikan suatu pokok pikiran yang dapat memperluas

pandangan atau pengetahuan seseorang yang membaca

uraian tersebut dengan gaya penulisan yang singkat, padat

(10)

BAB II

KAJIAN TEORETIS 2.1 Hakikat Menulis

(11)

Istilah menulis berasal dari kata tulis. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, tulis mengandung arti ada huruf (angka dan sebagainya) yang dibuat (digurat dan sebagainya) dengan pena (pensil, cat, dan sebagainya). Menulis adalah membuat huruf, angka, dan sebagainya dengan pena, pensil, cat, dan sebagainya melahirkan pikiran atau perasaan seperti mengarang, membuat surat, dan sebagainya dengan tulisan. Menurut Akhadiah dkk (1998:1.3) menulis adalah suatu aktivitas bahasa yang menggunakan tulisan sebagai mediumnya.

Tulisan itu sendiri atas rangkaian huruf yang bermakna dengan segala kelengkapan lambang tulisan seperti ejaan dan pungtuasi. Menulis sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan mengandung makna bahwa menulis merupakan salah satu bentuk komunikasi verbal (bahasa). Pesan adalah isi atau muatan yang terkandung dalam suatu tulisan. Adapun tulisan merupakan sebuah sistem

komunikasi antar manusia yang menggunakan simbol atau lambang bahasa yang dapat dilihat dan disepakati pemakainya. Di dalam komunikasi tertulis terdapat empat unsur yang terlibat. Keempat unsur itu adalah (1) penulis sebagai

penyampai pesan, (2) pesan atu isi tulisan, (3) saluran atau medium tulisan, dan (4) pembaca sebagai penerima pesan.

(12)

melahirkan pikiran atau ide. Setiap tulisan harus mengandung makna sesuai dengan pikiran, perasaan, ide, dan emosi penulis yang disampaikan kepada pembaca untuk dipahami tepat seperti yang dimaksud penulis.

Kata keterampilan berbahasa mengandung dua asosiasi, yakni kompetensi dan performansi. Kompetensi mengacu pada pengetahuan konseptual tentang sistem dan kaidah kebahasan, sedangkan performansi merujuk pada kecakapan menggunakan sistem kaidah kebahasaan yang telah diketahui untuk berbagai tujuan penggunaan komunikasi. Seseorang dikatakan terampil menulis apabila ia memahami dan mengaplikasikan proses pegungkapan ide, gagasan, dan perasaan dalam bahasa Indonesia tulis dengan mempertimbangkan faktorfaktor antara lain ejaan dan tata bahasa, organisasi/susunan tulisan, keutuhan (koherensi), kepaduan (kohesi), tujuan, dan sasaran tulisan.

2.1.2 Manfaat dan Tujuan Menulis

Graves (dalam Akhadiah dkk., 1998:1.4) berkaitan dengan manfaat menulis mengemukakan bahwa: (1) menulis menyumbang kecerdasan, (2) menulis mengembangkan daya inisiatif dan kreativitas, (3) menulis

menumbuhkan keberanian, dan (4) menulis mendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi.

1) Menulis Mengasah Kecerdasan

(13)

corak wacana dan kemampuan pembacanya, dan (3) penyajiannya selaras dengan konvensi atau aturan penulisan. Untuk sampai pada kesanggupan seperti itu, seseorang perlu memiliki kekayaan dan keluwesan pengungkapan, kemampuan mengendalikan emosi, serat menata dan mengembangkan daya nalarnya dalam berbagai level berfikir, dari tingkat mengingat sampai evaluasi.

2) Menulis Mengembangkan Daya Inisiatif dan Kreativitas

Dalam menulis, seseorang mesti menyiapkan dan mensuplai sendiri segala

sesuatunya. Segala sesuatu itu adalah (1) unsur mekanik tulisan yang benar seperti pungtuasi, ejaan, diksi, pengalimatan, dan pewacanaan, (2) bahasa topik, dan (3) pertanyaan dan jawaban yang harus diajukan dan dipuaskannya sendiri. Agar hasilnya enak dibaca, maka apa yang dituliskan harus ditata dengan runtut, jelas dan menarik.

3) Menulis Menumbuhkan Keberanian

Ketika menulis, seorang penulis harus berani menampilkan kediriannya, termasuk pemikiran, perasaan, dan gayanya, serta menawarkannya kepada publik.

(14)

Kondisi ini akan memacu seseorang untuk mencari, mengumpulkan, dan menyerap informasi yang diperlukannya. Untuk keperluan itu, ia mungkin akan membaca, menyimak, mengamati, berdiskusi, berwawancara. Bagi penulis, pemerolehan informasi itu dimaksudkan agar dapat memahami dan mengingatnya dengan baik, serta menggunakannya kembali untuk keperluannya dalam menulis. Implikasinya, dia akan berusaha untuk menjaga sumber informasi itu serta

memelihara dan mengorganisasikannya sebaik mungkin. Upaya ini dilakukan agar ketika diperlukan, informasi itu dapat dengan mudah ditemukan dan

dimanfaatkan. Motif dan perilaku seperti ini akan mempengaruhi minat dan kesungguhan dalam mengumpulkan informasi serta strategi yang ditempuhnya.

Menulis banyak memberikan manfaat, di antaranya (1) wawasan tentang topik akan bertambah, karena dalam menulis berusaha mencari sumber tentang topik yang akan ditulis, (2) berusaha belajar, berpikir, dan bernalar tentang sesuatu misalnya menjaring informasi, menghubunghubungkan, dan menarik simpulan, (3) dapat menyusun gagasan secara tertib dan sistematis, (4) akan berusaha menuangkan gagasan ke atas kertas walaupun gagasan yang tertulis

memungkinkan untuk direvisi, (5) menulis memaksa untuk belajar secara aktif, dan (6) menulis yang terencana akan membisakan berfikir secara tertib dan sistematis.

2.2 Teks ceramah

2.2.1Pengertian teks ceramah

(15)

sebagai pendengar. Ceramah dapat dilaksanakan kapan saja,

tidak ada rukun dan syaratnya, tidak ada mimbar tempat khusus

pada pelaksaannya, waktu tidak dibatasi dan siapapun boleh

berdakwah, dapat dilakukan dengan cara kreatif dan inovatif

seperti (seminar, lokakarya, pelatihan, atau sarasehan). Sedangkan teks

ceramah adalah teks yng memuat paparan lisan yang disampaikan dihadapan halayak pendengar mengenai suatu hal atau pengetahuan untuk mempengaruhi tindakan mereka.

2.2.2 Struktur karya ilmiah

Struktur teks adalah gambaran cara sebuah teks tersebut dibangun. Sebuah teks ceramah memiliki struktur yang jelas. Teks ceramah memiliki bagian-bagian tertentu, yang meliputi bagian pembuka, isi, dan penutup.

2.2.2.1 Pembuka

Berupa pengenalan isu, masalah, ataupun pandangan pembicara

tentang topik yang akan dibahasnya. Bagian ini sama dengan isi dalam teks eksposisi, yang disebut dengan isu.

2.2.2.2 Isi

Berupa rangkaian argumen pembicara berkaitan dengan pendahuluan atau tesis. Pada bagian ini dikemukakan pula sejumlah fakta yang memperkuat argumen-argumen pembicara.

2.2.2.3 Penutup

(16)

2.3 Kaidah Kebahasaan teks eksposisi

Sebagaimana jenis teks lainnya, ceramah pun memiliki karakteristik tersendiri yang cenderung berbeda dengan teks-teks lainnya. Kaidah kebahasaan teks eksposisi antara lain menggunakan kata istilah, kata sifat, Selain menggunakan adjektiva, dalam teks eksposisi , seperti juga dalam teks lainnya, juga dapat kita temukan perubahan jenis kata karena afiksasi (pengimbuhan). Dalam teks eksposisi banyak digunakan kalimat verba, yaitu kalimat berpredikat verba.

2.4

Ciri-Ciri Teks Eksposisi

Untuk mengetahui suatu teks, karangan atau literatur tertentu itu adalah

sebuah teks eksposisi maka kita perlu mengetahu ciri ciri teks eksposisi tersebut.

Lalu, apa ciri ciri teks eksposisi itu, mari perhatikan ciri ciri teks eksposisi

berikut:

2.4.1 Menjelaskan, menerangkan ataupun menuliskan menggunakan gaya informasi yang mengajak atau bersifat persuasif

2.4.2 Teks eksposisi pada umumnya menjelaskan tentang informasi informasi pengetahuan yang ilmiah atau disebut ilmu pengetahuan.

2.4.3 Teks eksposisi memiliki cara penyampaian atau bentuk penyampaian yang lugas dan juga menggunakan bahasa yang baku (Ada juga yang tidak,

(17)

2.4.4 Teks eksposisi umumnya tidak memihak (ada juga yang memihak), atau dengan kata lain tidak memaksakan secara keras ide ide tersebut kepada

pembaca atau penyimak.

2.4.5 Teks eksposisi menggunakan fakta sebagai alat kontribusi dan juga alat konkritasi (membuat sesuatu itu dikatakan benar).

.

2.4.6

Tujuan teks eksposisi

Apabila kita bertanya tujuan teks eksposisi maka itu sama halnya bertanya

tentang apa gunanya teks eksposisi ada atau dibuat. Teks eksposisi sendiri sesuai

dengan pengertian teks eksposisi dan ciri ciri teks eksposisi, memiliki tujuan

untuk memberitahukan secara jelas dan terang kepada pembaca atau penyimak

sehingga tidak terjadi perbedaan penerimaan kepada setiap penyimak atau

setidaknya meminimalisir perbedaan penerimaan informasi yang ada.

Selain itu, apalagi tujuan teks eksposisi? Tujuan lainnya adalah agar

karangan tersebut dapat membuat pembaca tertarik untuk terus membaca

karangan tersebut (mendukung bentuk teks lain seperti argumentatif, dan banyak

lagi).

Tujuan teks eksposisi adalah untuk memaparkan atau menjelaskan

(18)

2.5 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Problem Based Introduction (PBI)

2.5.1 Pembelajaran Kooperatif atau Cooperative Learning

Pembelajaran kooperatif mempunyai pengertian bahwa sikap siswa atau perilaku bersama yang kadang-kadang harus diperhatikan guru atau membantu antara sesama, dalam struktur kerjasama yang teratur di dalam kelompoknya yang terdiri dari dua orang atau lebih yang keberhasilan kerjanya sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri. Pembelajaran kooperatif juga dapat diartikan sebagai sebagai struktur tugas bersama dalam suasana kebersamaan diantara sesama anggota kelompok. Selain itu pembelajaran kooperatif juga sering diartikan sebagai suatu motif kerjasama, yang setiap individunya dihadapkan pada preposisi dan pilihan yang harus diikuti apakah memilih bekerja bersama-sama, berkompetisi, atau individu. Pembelajarn kooperatif adalah suatu proses yang membutuhkan partisipasi dan kerjasama dalam kelompok(Isjoni, 2011:43-44).

Pembelajaran kooperatif mengerjakan suatu bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu tim untuk mencapai tujuan bersama. Pembelajaran kooperatif dapat diartikan sebagai proses belajar bersama-sama, saling membantu antara yang satu dengan yang lain dalam belajar dan memastikan setiap orang dalam kelompok mencapai tujuan atau tugas yang telah ditentukan sebelumnya (Johnson dan Johnson dalam Isjoni, 2011:45)

(19)

seperti diskusi atau pengajaran oleh teman sebaya (peer teaching)Slavin (dalam Isjoni, 2011:44).

Beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan strategi kooperatif merupakan suatu strategi yang menempatkan siswa belajar dalam suatukelompok yang memiliki anggota 4-6 siswa dengan tingkat kemampuan atau jenis kelamin dan latar belakang yang berbeda-beda. Pembelajaran harus menekankan pada kerjasama dalam kelompok agar dapat mencapai tujuan yang sama. Oleh karena itu, pembelajaran kooperatif sangat perlu dilakukan pada saat proses pembelajaran, yaitu untukmenghargai pendapat dari orang lain, mendorong siswa untuk bisa berpartisipasi, berani bertanya saat proses pembelajaran, mendorong teman untuk memberikan pertanyaan,giliran dalammengambil dan berbagi tugas.

Cooperative learning menyediakan banyak contoh yang perlu dilakukan para siswa antara lain (Isjoni, 2011:25).

1) Siswa dilibatkan dalam mendefinisikan, menyaring, dan memperkuat sikap-sikap, kemampuan, dan tingkah laku dalam partisipasi sosial.

2) Respect terhadap orang lain, memperlakukan orang lain dengan penuh pertimbangan kemanusiaan, dan memberikan semangat penggunaan pemikiran rasional ketika mereka bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama.

(20)

untuk menyelesaikan tugas-tugas mereka, dan membantu meyakinkan bahwa setiap anggota kelompok tugasnya adalah untuk belajar. Ketika mereka berusaha untuk mempelajari isi dengan kemampuan yang diharapkan dan menemukan bagaimana mereka harus memecahkan konflik, menangani berbagai masalah, dan membuat pilihan-pilihan untuk mereflesikan situasi-situasi pribadi dan sosial yang mungkin mereka temukan dalam situasi-situasi ini.

Beberapa ciri-ciri dari pembelajaran kooperatif (Isjoni, 2011:20)

1) Setiap anggota yang telah dibagi memiliki peran

2) Terjadi proses interaksi langsung antar sesama siswa

3) Setiap anggota kelompok memiliki tanggung jawab atas proses belajar dengan teman-teman kelompoknya

4) Guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan interpersonal kelompok

5) Guru hanya melakukan interaksi kepada setiap kelompok pada saat diperlukan

Pada dasarnya model cooperative learning dikembangkan untuk mencapai setidaknya tiga tujuan pembelajaran penting (Isjoni, 2012:27-28)

1) Hasil belajar akademik

(21)

lainnya. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa dalam memahami konsep-konsep sulit. Para pengembang model ini telah menunjukkan model struktur penghargaan kooperatif dapat meningkatkan nilai siwa pada pembelajaran akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar. Selain dapat memberi perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar, pembelajaran kooperatif dapat memberi keuntungan, baik kepada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja sama untuk menyelesaikan tugas akademik.

2) Penerimaan terhadap perbedaan individu

Penerimaan secara luas dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, suku, budaya, kelas sosial, kemampuan dan ketidakmampuannya. Pembelajaran kooperatif memberi peluang bagi siswa dari latar belakang dan untuk bekerja dengan saling bergantung pada tugas-tugas akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan belajar saling menghargai satu sama lain.

3) Pengembangan keterampilan sosial

Tujuan penting ketika pembelajaran kooperatif adalah mengajarkan kepada siswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi. Keterampilan-keterampilan sosial sangat penting dimiliki oleh siswa, sebab saat ini masih banyak anak muda yang kurang dalam keterampilan sosial.

(22)

Model pembelajaran kooperatif memiliki langkah-langkah sebagai berikutFase 1 yaitu menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa, Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa dalam belajar, Fase 2 yaitu menyajikan informasi. Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan, Fase 3 yaitu mengatur siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar, Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien, Fase 4 yaitu membimbing kelompok bekerja dan belajar , Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada sat mereka mengerjakan tugas, Fase 5 yaitu evaluasi, Guru memberikan evaluasi hasil belajar siswa tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil pekerjaan kelompok mereka, Fase 6 yaitu memberikan penghargaan, Guru mencari cara bagaimana untuk mengahrgai hasil belajar individu maupun hasil belajar kelompok.

2.5.3 Kelebihan Model Pembelajaran Cooperative Learning

Menurut Jarolimek & Parker (dalam Isjoni, 2012:25) mengatakan bahwa keunggulan model pembelajaran Cooperative learning sebagai berikut, (1) Saling ketergantungan yang positif, (2) Adanya pengakuan dan merespon perbedaan individu, (3) Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas, (4) Suasana kelas yang rileks dan menyenangkan,(5) Terjalinnya hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa dan guru, (6) Memiliki banyak kesempatan untuk mengekspresikan pengalaman emosi yang menyenangkan.

2.5.4 Kelemahan Model Pembelajaran Cooperative Learning

(23)

1) Sebelum proses belajar mengajar guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, disamping itu memerlukan lebih banyak tenaga, pemikiran dan waktu.

2) Agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai.

3) Ketika proses kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderugan topik permasalahan yang sedang dibahas meluas sehingga banyak yag tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

4) Saat diskusi kelas terkadang didominasi seseorang, hal ini mengakibatkan siswa yang lainmenjadi pasif.

2.5.5 Pengertian Model Problem Based Instruction ( PBI )

Problem-based instruction adalah model pembelajaran yang berlandaskan paham konstruktivistik yang mengakomodasi keterlibatan siswa dalam belajar dan pemecahan masalah otentik (Arends et al., 2001). Dalam pemrolehan informasi dan pengembangan pemahaman tentang topik-topik, siswa belajar bagaimana mengkonstruksi kerangka masalah, mengorganisasikan dan menginvestigasi masalah, mengumpulkan dan menganalisis data, menyusun fakta, mengkonstruksi argumentasi mengenai pemecahan masalah, bekerja secara individual atau

kolaborasi dalam pemecahan masalah. Dengan kata lain model pembelajaran ini mengangkat satu masalah aktual sebagai satu pembelajaran yang menantang dan menarik. Peserta didik diharapkan dapat belajar memecahkan masalah tersebut secara adil dan obyektif.

(24)

masalah. Sarana pendukung model pembelajaran ini adalah: lembaran kerja siswa, bahan ajar, panduan bahan ajar untuk siswa dan untuk guru, artikel, jurnal,

kliping, peralatan demonstrasi atau eksperimen yang sesuai, model analogi, meja dan kursi yang mudah dimobilisasi atau ruangan kelas yang sudah ditata untuk itu.

2.5.6 Ciri-ciri Model Problem Based Instruction (PBI) Terdapat 3 ciri utama dari PBI yaitu :

1) PBI merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran, artinya dalam

implementasi PBI ada sejumlah kegiatan yang harus dilakukan siswa. PBI tidak mengharapkan siswa hanya sekedar mendengarkan, mencatat, kemudian menghafal materi pelajaran, akan tetapi melalui PBI siswa aktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data, dan akhirnya

menyimpulkan.

2) Aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah. PBI menempatkan masalah sebagai kata kunci dari proses pembelajaran. Artinya, tanpa masalah maka tidak mungkin ada proses pembelajaran. 3) Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir

secara ilmiah. Berpikir dengan menggunakan metode ilmiah adalah proses berpikir deduktif dan induktif. Proses berpikir ini dilakukan secara

(25)

peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitar, dari peristiwa dalam keluarga atau dari peristiwa kemasyarakatan.

Model PBI merupakan model pembelajaran yang melibatkan siswa dengan masalah nyata, sehingga motivasi dan rasa ingin tahu menjadi meningkat. Dengan demikian siswa diharapkan dapat mengembangkan cara berfikir dan keterampilan yang lebih tinggi. Anies (2003 : 1) mengemukakan bahwa model PBL merupakan suatu metode instruksional yang mempunyai ciri-ciri penggunaan masalah nyata sebagai sebagai konteks siswa yang mempelajari cara berpikir kritis serta

keterampilan dalam memecahkan masalah.

Lebih lanjut, Gallow (2003 : 1) menjelaskan bahwa PBI meletakkan asumsi dasar pada permasalahan yang berbentuk narasi, kasus, atau dunia nyata yang

membutuhkan keahlian. Masalah tersebut tidak dapat didekati dengan solusi final sebagai suatu yang salah atau benar, tetapi menekankan pada solusi bijak yang didasarkan pada pengetahuan dan keterampilan tertentu.

Masalah yang menjadi pijakan proses belajar dalam pendekatan ini diambil pada masalah nyata yang siswa dapat melihat, merasakan dan secara geografis dekat dengan mereka. Dalam hal ini, masalah tidak serta merta ditentukan oleh guru. Masalah – meskipun guru sebagai manager utama pembelajaran memiliki kewenangan menentukan topik masalah tetapi secara otoriter menentukan sendiri secara paksa.

2.5.7 Tujuan Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI)

(26)

siswa mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah, dan

keterampilan intelektual; belajar berbagai peran orang dewasa melalui pelibatan mereka dalam pengalaman nyata atau simulasi; dan menjadi pembelajar otonom dan mandiri. Banyak masalah yang ada di lingkungan siswa.

Dengan PBI dapat meningkatkan kepekaan siswa dengan situasi

lingkungan. Kepekaan tersebut bukan hanya diwujudkan dalam perasaan tetapi ada langkah-langkah praktis yang dapat dilakukan mereka untuk memberikan solusi bagi masalah tersebut.

Dalam hubungannya dengan mata pelajaran IPS aspek PKn di sekolah,guru harus mampu melakukan analisis SKKD, dan menentukan KD / Indikator mana yang paling tepat digunakan PBI.Indikator-indikator yang memberikan peluang munculnya masalah-masalah dan memerlukan penyelesaian, serta membutuhkan kemampuan berpikir ilmiah adalah indicator indikator yang lebih tepat digunakan PBI. Jadi, Tujuan PBI adalah sebagai berikut:

1) Keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah. Kerjasama yang dilakukan dalam PBI, mendorong munculnya berbagi keterampilan inkuiri dan dialog dengan demikian akan berkembang keterampilan sosial dan berpikir.

2) Permodelan Peranan Orang Dewasa yang autentik. 3) Pembelajar Otonom dan Mandiri.

2.5.8 Strategi (langkah-langkah/sintaks) Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI)

(27)

1) Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai dan menyebutkan sarana atau alat pendukung yang dibutuhkan.

2) Guru memotivasi siswa untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang telah dipilih.

3) Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.)

4) Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis dan pemecahan masalah

5) Guru membantu siswa dalam merencanakan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya.

6) Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap eksperimen mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.

7) Kesimpulan/Penutup.

2.5.5 Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI)

 Kelebihan

1) Siswa dilibatkan pada kegiatan belajar sehingga pengetahuannya benar-benar diserapnya dengan baik.

2) Dilatih untuk dapat bekerjasama dengan siswa lain. 3) Dapat memperoleh dari berbagai sumber.

4) Siswa berperan aktif dalam KBM.

5) Siswa lebih memahami konsep teks berita yg diajarkan sebab mereka sendiri yang menemukan konsep tersebut.

6) Melibatkan siswa secara aktif memecahkan masalah dan menuntut keterampilan berfikir siswa yang lebih tinggi.

7) Pembelajaran lebih bermakna.

(28)

9) Menjadikan siswa lebih mandiri.

10) Menanamkan sikap sosial yang positif, memberi aspirasi dan menerima pendapat orang lain.

11) Dapat mengembangkan cara berfikir logis serta berlatih mengemukakan pendapat.

 Kelemahan

1) Untuk siswa yang malas, tujuan dari metode tersebut tidak dapat tercapai. 2) Membutuhkan banyak waktu dan dana.

3) Tidak semua mata pelajaran dapat diterapkan dengan metode ini. 4) Membutuhkan waktu yang banyak.

5) Tidak setiap materi bahasa indonesia dapat diajarkan dengan PBI.

6) Membutuhkan fasilitas yang memadai seperti laboratorium, tempat duduk siswa yang terkondisi untuk belajar kelompok, perangkat pembelajaran, dll.

7) Menuntut guru membuat perencanaan pembelajaran yang lebih matang. 8) Kurang efektif jika jumlah siswa terlalu banyak, idealnya maksimal 30

siswa perkelas.

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini dikemukakan tentang (1) rancangan penelitan, (2) populasi dan sampel penelitian, (3) variabel penelitian, (4) instrumen penelitian, dan (5) teknik analisis data.

3.1 Rancangan Penelitain

(29)

objektif tentang efektivitas pembelajaran kooperatife tipe PBI terhadap menulis teks ekposisi siswa kelas x MAN KOTA BATU. maka penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan rancangan eksperimen kuasi. Penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang dilandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2011:8).

Penelitian kuantitatif mempunyai orientasi, analisis penarikan kesimpulan dengan formula statistik. Penelitian ini bertujuan menghitung data sehingga hasilnya mendekati objektif.Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen dengan prates dan postes, design ini terdapat pretes sebelum diberikan perlakuan. Pretes adalah jenis tes kemampuan yang dilakukan sebelum peserta didik mengalami proses belajar dalam suatu pemebelajaran. Pretes dimasudkan untuk mengetahui kemampuan peserta didik berkenaan dengan kompetensi atau bahan ajar yang akan dipelajarinya. Informasi yang diperoleh dari pemberian pretes dapat dimanfaatkan untuk menentukan kebijakan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan. Rancangan penelitian ini, secara singkat dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Rancangan penelitian Keterangan

O₁ : Nilai pretes (sebelum diberi pembelajaran dengan menggunakan media kartu)

O₂ : Nilai Postes (sesudah diberi pembelajaran dengan menggunakan media kartu)

(30)

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian 3.2.1 Populasi Penelitian

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi, populasi bukan hanya orang saja, melainkan obyek dan benda-benda alam yang lainnya. Populasi bukan hanya jumlah yang ada pada obyek/subyekyang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/ sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek tersebut (Sugiyono, 2017:117). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X MAN KOTA BATU.

3.2.2 Sampel Penelitian

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang ada, apabila populasi yang terdapat besar dan peneliti tidak mungkin dapat mempelajari semua yang ada pada populasi karena keterbatasan oleh waktu(Sugiyono, 2017:118). Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X MAN KOTA BATU. Keterbatasan waktu dan jumlah populasi kelas X yang lebih dari 100, maka fokus penelitian ini hanya pada kemampuan menulis teks eksposisi dengan menggunakan pembelajaran kooperatife tipe PBI kelas X IPS 3 sebagai kelas eksperimen dan X IPS 1 sebagai kelas kontrol dengan jumlah siswa masing-masing 32 siswa.

3.3 Variabel Penelitian

Variabel penelitian merupakan suatu atribut sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dapat dipelajari kemudian ditarik kesimpulan. Dalam penelitian ini menggunakan beberapa variabel penelitian yaitu.

(31)

Variabel bebas (independent variabel) merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel bebas yang akan diteliti pengaruhnya pada penelitian ini adalah pembelajaran koopeatife tipe PBI.

3.3.2 Variabel Terikat

Variabel terikat ( dependent variabel ) disebut juga dengan variabel respon (output). Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Penelitian ini mengukur satu variabel terikat sebagai dampak variabel bebas. Variabel terikat yang diukur sebagai akibat perbedaan perlakuan variabel bebas adalah hasil kemampuan menulis siswa pada teks eksposisi melalui media pembelajaran kooperatif tipe PBI pada kelas X MAN KOTA BATU.

3.4 Data dan Instrumen Penelitian 3.4.1 Data Penelitian

Data yang terdapat dalam penelitian ini meliputi data untuk kelas eksperimen. Masing-masing data tersebut dapat dirinci sebagai berikut.

1) Mengenai data efektivitas pembelajaraan kooperatife tipe PBI dalam teks eksposisi

2) Data mengenai kemampuan keterampilan menulis dalam teks eksposisi siswa dengan menggunakan pembelajaran koperatif tipe PBI.

3) Data mengenai kemampuan keterampilan menulis dalam teks eksposisi tanpa menerapkanpembelajaran PBI.

(32)

3.4.2 instrume penelitian

Instrumen penelitian merupakan suatu alat yang dapat digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes, dalam hal ini tes yang digunakan adalah tes tulis berupa tes menulis teks eksposisi. Instrumen penelitian ini digunakan untuk memberikan pretes dan postes untuk mengetahui kemampuan eksposisi teks eksposisi dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe PBI.

3.5 Teknik penelitian

Teknik penelitian meliputi : (1) Teknik Pengumpulan data, dan (2) Teknik analisis data

3.5.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes. Tes yang digunakan adalah bentuk tes kemampuan menulis yang dilakukan pretes dan postes. Pretes digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam keterampilan menulis tanpa menggunakan pembelajaran PBI, sedangkan postes dilakukan untuk mengukur kemampuan menulis anak dengan menggunakan pembelajaran PBI.

3.5.2 Teknik Ananlisis Data

Analisis data adalah suatu proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

DAFTAR RUJUKAN

(33)

Iskandarwassid, dan Dadang Sunendar. 2016. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset

Wahyuni, Sri dan Abd.Syukur Ibrahim. 2012. Asesmen Pembelajaran Bahasa. Bandung: Refika Aditama.

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Aqib, Zainal. 2013. Model-model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif). Bandung:Yrama Widya

Suprijono, Agus. 2012. Cooperative Learning. Celeban Timur UH III/548 Yogyakarta 5516: Pustaka Pelajar

Isjoni, 2012. Cooperative Learning. Jl.Gegerkalong Hilir No.84 Bandung 40153: Alfabeta

Referensi

Dokumen terkait

Ketepatan waktu distribusi DRM dari filing ke poliklinik berdasarkan SPO Respon TIme... Standar Prosedur Operasional (SPO)

Microsft Excel adalah suatu program aplikasi yang berupa kolom dan lajur elektronik yang di tunjukan untuk mengolah dokumen yang berupa angka, dimana angka

Tujuan pendidikan pesantren mempunyai segi-segi kesamaan dengan tujuan pendidikan nasional yakni dalam segi penanaman keimanan dan kemandirian di samping

Efisiensi pengendapan logam pada proses recovery dengan kombinasi transpor membran cair dan elektroplating juga dipengaruhi oleh senyawa pendekompleksasi yang

Tujuan dari penulisan ini adalah untuk menganalisis antrian yang terjadi pada loket-loket pada Bank Mandiri Cawang dan untuk menentukan jumlah loket optimal yang harus

Harga Penawaran Terkoreksi: Rp 20.535.000,- (Dua puluh juta lima ratus tiga puluh lima ribu rupiah).. • Harga

Jika proses akreditasi sudah selesai, status proses dapat dilihat pada menu “Daftar SK Terbit” untuk program studi atau perguruan tinggi yang dinyatakan terakreditasi8. Jika

Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan menghitung dan meminimumkan biaya material handling , membuat disain usulan layout baru berdasarkan systematic layout