• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jilid-15 Depernas 24-Bab-135

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Jilid-15 Depernas 24-Bab-135"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 135. BIDANG TOURISME U M U M

§ 1648. Hakekat dan fungsi Tourisme

(a) Hakekat tourisme.

Tourisme dalam dunia modern adalah pada hakekatnja suatu tjara untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam memberi hiburan rohani dan djasmani setelah beberapa waktu bekerdja serta

mempu-njai modal untuk me-lihat2 daerah2 lain (tourisme dalam negeri)

atau daerah2 negara lain (tourisme luar negeri).

(b) Fungsi tourisme,

Ditindjau dari sudut negara, tourisme mempunjai fungsi sebagai berikut:

1. Materiil

(a) Sebagai sumber devisen jang langsung bagi negara.

(b) Menghidupkan tjabang2 usaha atau industri' keradjinan, pertebal rasa tjinta pada tanah air dan tumpah darah. 2. Memberi dorongan kepada perkembangan kebudajaan

daerah dan nasional

(b) Dalam bidang internasional.

(2)

§ 1649. Perkembangan Tourisme di-Negara2 lain

a. Swiss : Swiss adalah suatu negara ketjil seluas kurang lebih 16 ribu mil persegi, jang kalau ditindjau dari keadaan alamnja, adalah sangat miskin.

Penduduknja jang pada tahun 1950 berdjumlah 4.7 djuta tidak dapat diberi makan dengan hasil buminja,

Tetapi djustru kemiskinan inilah jang mendorong rakjat Swiss untuk mentjari djalan lain untuk memenuhi keperluan hidupnja, diantaranja industri tourisme,

Sebagai suatu negara perindustrian jang terletak sangat strategis

di Eropah, dan dengan daerah2 produksinja didesentralisasikan, maka

perhubungan jang teratur rapi dan luas adalah "conditio sine quanon". Dalam hal ini Swiss telah berhasil baik berkat tersedianja tenaga listrik

jang murah. Swiss adalah negara pertama jang setjara besar2an

menggunakan tenaga listrik jang murah, Swiss adalah negara pertama

jang setjara besar2an menggunakan tenaga listrik untuk djaringan

kereta-apinja. Sistim perhubungan jang didasarkan atas tjara2

ter-modern inilah, telah membuka keindahan alam negara itu luas2 kepada

para touris. Sesungguhnja pedagang2 indah itulah jang menarik

perhatian besar dari djumlah touris.

Pada achir tahun 1950 ini di Swiss terdapat 6.868 hotel termasuk sanatoria dan lain lembaga pengobatan dengan djumlah tempat tidur sebesar 175.322.

Kalau, sebelum perang dunia pertama jang menginap dihotel-hotel itu

sebagian terbesar terdiri dari orang2 kaja dan berasal dari luar, maka

sedjak tahun 1938 persentage penginapan dari orang2 jang berasal

dari luar menurun sampai 40% dan pada tahun 1950 turun lagi men-djadi 37.4%.

Menurunnja persentage ini berarti meningkatnja djumlah touris dalam negeri, berarti pula tingkat hidup penduduk Swiss naik sehingga mereka dapat menjediakan sebagian dari pendapatan mereka untuk bertamasja dan menginap diluar tempat tinggal mereka.

Selain keindahan alam ada pula unsur2 lain jang menarik para touris

antara lain sifat ramah-tamah dari penduduknja, fasilitas sport musim panas dan musim dingin, djalan jang baik untuk para pengendara mobil, ongkos jang murah, perdjalanan dengan kereta api jang "com-fortable". Di Swiss terdapat lebih dari 200 resort tourisme jang

masing2 mempunjai objek2 tersendiri, antaranja 100 buah lebih jang

terletak di Alpen dan mempunjai keistimewaan dalam soal2 "tamasja

musim dingin" jang dapat dinikmati djuga pada musim papas:

Semuanja ini menarik sedjumlah 5 djuta touris setahun dari luar negeri. Beberapa djumlah pelantjong dalam negeri tak dapat

diberi-kan angka2nja disini, tetapi pasti melebihi djumlah ini kalau kita

per-hatikan bahwa 63.6% dari djumlah penginapan di-hotel2 pada tahun

1950 dilakukan oleh orang2 Swiss sendiri,

Djumlah penghasilan jang diterima oleh Swiss setiap tahun jaitu :

5 X US $ 300 djuta = US $ 1500 djuta (diperhitungkan rata2 tiap

tahun touris membelandjakan uangnja sebesar US $ 300 setahun se-lama satu minggu).

(3)

Djadi dalam masa 5 (lima) tahun sadja Swiss dapat menarik 25 djuta touris luar negeri jang berarti bahwa dalam masa itu Swiss menghasil-kan US $ 700 djuta.

b. Djepang : Tahun 1958 merupakan tahun gemilang bagi Djepang

dalam sedjarah industri touris internasional Djepang. Ini dapat dilihat dari djumlah pengundjung kenegeri tersebut sebesar 152 ribu, ter-masuk 48 ribu "shore-excursionists". Djumlah itu sendiri telah meng-hasilkan 76 djuta US dollar.

Hal ini berarti menundjukkan kemadjuan 19% untuk tiap touris dan 18% untuk djumlah pengeluaran djika dibandingkan dengan tahun 1957 hanja berdjumlah 128.077 pengundjung ke Djepang dan ber-penghasilan sebesar 64.771.000.-- US dollar. Urusan Tourisme da-ri Kementerian Pengangkutan jang berwewenang dalam bidang ini

menjatakan djuga bahwa 50% dari djumlah tersebut diatas adalah

touris dari Amerika dan sisanja adalah dari Eropah, Asia Timur Djauh dan Pasifik.

Guna dapat menarik touris lebih banjak datang ke Djepang maka telah diusahakan untuk mempermudah pembatasan „entry” dari luar negeri,

Dewasa ini pengundjung² dari 15 Negara termasuk Austria. Bel-gia, Denmark. Perantjis. Djerman, Italia dn. tidak memerlukan visa masuk Djepang. Hal ini dilakukan berdasarkan adanja perdjandjian

timbal-balik. sedangkan untuk pengundiung2 dari Amerika.

Ing-geris dan Kanada serta lainnja diketjualikan dari pembajaran bea visa.

Fasilitas jang demikian oleh pemerintah Djepang dimaksudkan untuk mengimbangi daja eksportnja jang disaingi oleh beberapa negara Asia lainnja sehingga untuk mendapatkan „income” maka diambil

tindakan2 dalam bidang pemberian fasilitas untuk tourisme sebagai

suatu ,,invisible export".

Dalam tahun 1956 oleh Pemerintah Djepang telah dibuat suatu rentjana atau pola jang dinamakan ,.Rentjana Plan Lima Tahun guna

memadjukan industri tourisme" jang pelaksanaannja dimulai pada

tahun 1957, Rentjana tersebut diatas dibuat. berdasarkan statistik lulu-lintas tourisme dan hasil penerimaan 1956 jang meningkat dan dimaksudkan untuk mentjapai ,,target' guna menarik 300.000 pelan-tjong ke Djepang jang akan memberi Djepang penghasilan kurang lebih 120 djuta US dollar dalam tahun 1961 jakni masa berachirnja rentjana tahapannja jang pertama.

Tiap touris di Djepang diperhitungkan rata2 mengeluarkan US

(4)

35.500.000,--c. India,

Disamping pemberian gambaran perkembangan tourisme di-negara2

Swiss dan Djepang maka sebagai salah satu negara tetangga jang terdekat jang perkembangan tourisme-nja belum begitu lama jaitu India.

Sedjak tahun 1948; Pemerintah India djadi memperhatikan perkem-bangan tourisme dinegeri tersebut karena mejakini bahwa selain produksi dalam negerinja jang dapat diekspor, maka pemasukan devisen jang dibawa oleh touris luar negeri djuga merupakan sumber pendapatan negara jang penting.

Untuk itu Pemerintah India mendirikan perwakilan2 tourisme

dipelbagai negara bagiannja sehingga dengan demikian service jang akan diberikan kepada touris Iuar negeri akan lebih sempurna.

Perwakilan2 tourisme tersebut selalu mengadakan kerdjasama jang erat

dengan pemerintah pusat, pengusaha2 perhotelan, travel bureaus

dan perusahaan pengangkutan dan lain sebagainja.

Pelajanan tidak sadja diberikan didalam negeri, tetapi pemerintah

India djuga memperluas „pasaran” tourisme diluar negeri guna

me-narik touris luar negeri jakni New York, San Francisco. London, Paris dan Djerman Barat.

Ternjata usaha2jang dilakukan oleh Pemerintah India menundjukkan

kemadjuan jang pesat sekali dibidang tourisme.

Pada tahun 1945 sadja penghasilan Pemerintah India disekitar

tourisme meningkat mendjadi 20% jang berarti mentjapai sedjumlah

50 djuta rupiah atau US $ 11 djuta

(5)

Referensi

Dokumen terkait

PEJABAT PENGADAAN BARANG/JASA V KEGIATAN APBD TAHUN ANGGARAN 2014.

1 MOHAMMAD ILHAM MAHFUD MI MUHAMMADIYAH MADIUN 58 2 HAUZAN HANIFAH ZAHRA SD MUHAMMADIYAH MADIUN 52 3 ATIKA BANOWATI SD MUHAMMADIYAH MADIUN 44 4 HAMZAH ABDURRAHMAN

Keputusan Walikota Semarang Nomor 875.1/2 Tahun 2011 tentang Pendelegasian Wewenang Penandatanganan Perijinan dan Non Perijinan kepada Kepala Badan Pelayanan.. Perijinan Terpadu

Sehingga menurut penulis dari keterangan yang didapat dari beberapa informan, pemerintah sangat sulit menegakan aturan hukum terkait alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan non

PEJABAT PENGADAAN BARANG/JASA IV KEGIATAN APBD TAHUN ANGGARAN

Atas dasar hal tersebut, dalam rangka mendukung pelaksanaan UU Desa dan penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat

Surat Pernyataan Kesanggupan melaksanakan ketentuan yang berkaitan dengan Gerakan Kemitraan Usaha Nasional

 DICETAK DENGAN WARNA HITAM DI ATAS DASAR WARNA PUTIH ATAU WARNA LAIN YANG MENYOLOK KONTRAS DENGAN TULISAN