6 BAB II
LANDASAN TEORI 2.1. Lierasi Keuangan
Literasi Keuangan dalam dunia keuangan merupkan konsep yang baru
messkipun sejarah telah menunjukan bahwa literasi keuangan sudah dimulai
sejak tahun 1787 pada saat John Adam menulis surat yang ditujukan pada
Thomas Jefferson mengenai perlunya literasi keuangan. Sampai saat ini
banyak pengertian mengeai literasi keuangan mulai dari kesadarran dan
pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan keuangan dalam praktiknya
konsep ini sering tumpang tindih.
“Literasi financial adalah pengambilan keputusan
individu yang menggunakan kombinasi dari beberapa keterampilan, sumber daya, dan pengetahuan konstektual untuk megolah informasi dan membuat keputusan berdasarkan
dengan resiko keuangan dari keputusan tersebut”1.
Pengetahuan keuangan dapat digunakan utuk alat dalam pegambilan
keputusan keuangan. Selain pengetahuan keterampilan dan sumber daya juga
mempengaruhi keputusan, seorang individu harus memiliki keterampilan
dalam membaca, menganalisis serta menatur keuangan mereka agar lebih
baik. Ketrampilan keuangan setiap orang tentunya bereda-beda tergantung
bagaimana mereka memaksimalkan keterampilan yang dimiliki dan sumber
daya yang ada. Sumber daya keuangan harus dimanfaatkan sebaik mungkin
agar tidak kekurangan dan hidup akan sejahtera.
Literasi keuangan adalah kemampuan mengelola dana yang dimilii agar
berkembang dan hidup bisa lebih sejahtera dimasa yang akan datang”2 .
Literasi keuangan dilakukan untuk edukasi dibidang keuangan kepada
mahasiswa agar dapat mengelola keuangan secara cerdas, supaya rendahnya
pengetahuan tentang keuangan dapat diatasi dan mahasiswa tidak mudah
tertipu. Sebagai seorang mahasiswa sepatutnya memberikan contoh kepada
1
Tania Budiono.2015.Keterkaitan Financial Attitude, financial Behavior, & Financial Knowledge pada Mahasiswa Strata 1 Universitas Atmajaya Yogyakarta
2
7
masyarakat awam tentang pentingnya mengelola keuangan dengan baik. Ojk
sebagai lembaga keuangan memastikan pemahaman masyarakat dengan
membuat program strategi nasional literasi keuanagn dengan mencanagkan
tiga pilar utama yaitu:
1. Well literate (21,84%) memiliki pengetahuan dan keyakinan tentang
lembaga keuangan sert produk jasa keuangan,manfaat den resiko, hak
dan kewajiban terkait produk dan jasa keuangan serta memiliki
keterampilan dalam menggukanan produk dan jasa keuangan.
2. Sufficient literate (75,69%), memiliki pengetahuan dan keyakian tentang
lembaga jasa kauangan serta produk dan jasa keuangan, manfaat dan
resiko, hak dan kewajiban terkait produk jasa keuagan.
3. Less literate (2,06%) hanya memiliki pengetahuan tentang lembaga jasa
keunagan, produk dan jasa keuangan.
4. Not literate (0,41%), tidak meiliki pengetahian dan keoyakinan terhadap
lembaga jasa keuangan dan jasa euangan, seta tidak memiliki
keterampilan dalam mengunakan produk dan jasa keuangan.
Tiga pilar utama tersebut telah menunjukan sebenarnya masyarakat
Indonesia memiliki tingkat literasi keuangan yang cukup tinggi, dengan
75,69% masyarakat memiliki pengetahuan literasi keuanga yang cukup dan
21,84% memiliki pengetahuan literasi keangan yang tinggi. Dapat dikatakan
masyarakat sebenarnya memiliki kemampuan dalam mngelola keuanga
mereka.
Semakin tinggi tigkat literasi yang dimiliki seseorang akan mnghasilkan
perilaku keuuangan yang bijak dan efektif. Literasi keuangan dibagi menjadi
empat aspek yang terdiri dari pengetahuan dasar keuangan (basicfiancial
knowladge), simpanan dan pnjaman (saving & borrowing), proteksi
(insurance), dan investasi. Pengetahuan keuangan dasar yang mencakup
pengeluaran, pendapatan, aset, hutang, ekuitas dan resiko. Pengetahuan dasar
ini biasanya berhubungan dengan pengambilan keputusan dalam melakukan
invesatasi atau pembiayaan yang bisa mempengaruhi perilaku seseorang
8
Personal financial is the ability to read, analyze, manage and communicate about the personal financial condition that affect material well-being. It includes ability to discren financial choices, diskus money and financial issue without (or despite) dicomfort, plan for the future and respon competenly to life events thah affect everyday financial decision, including even in
the general economy3.
Literasi keuanga terjadi ketika seseorag memiliki sekumpulan keahlian
dan keterampilan yang membuat seseorang mampu memanfaatan sumber
daya yang ada untuk mencapai tujuan. Keahlian tersebut berupa keahlian
membaca, menganalisis, mengatur dan mengkomunikasikan tentang
keuangan. Keahlian dan keterampilan tersebut harus dikuasai oleh setiap
individu agar mampu mengeola keugan mereka dengan baik untuk masa
sekarang maupun dimasa yang kan datang.
Ada empat hal yang paling umum dalam financial literasi yaitu
pengganggaran, tabungan, pinjaman dan investasi. 4 Keempat hal tersebut harus bisa dilakukan setiap individu. Setiap orang harus melakukan
penganggaran ketika mereka mendapat uang. Mereka harus bisa memilah
mana yang dibutuhkan untuk kebutuhan sehari-hari, untuk ditabung dan
investasi. Apabila itu semua dilakukan dengan baik maka tidak perlu
memerlukan uang tambahan dengancara meminjam/ hutang, karena telah bisa
melakukan penganggaran dan pengelolaan uang dengan baik.
Berdasarkan uraian tersebut maka yang dimaksud dengan literasi
keuangan dalam penelitian ini adalah Tingkat kemampuan mahasiswa untuk
menganalisis, mengeloa dan mengkomunikasikan kondisi keungan yang akan
mmpengaruhi kesejahteraan dan keputusan keuangan sehari-hari.
2.2. FinancialAttitude
Setiap individu mempunyai cara pandang dan perilaku yang berbeda
terkait degan uang. Uang dapat mempengaruhi sikap seseorang untuk berfikir
dan bertindak secara irrasional. Hal ini dimungkinkan karena uang
memberikan pengalaman pskologikal bagi pemilik. Sikap keuangan
3
Huston,S.J.2010. Measuring inancial Literacy. Journal of Consumer Affairs Volume 44 Issue2.
4
9
merupakan karakteristik psikologi seseorang yang berkaitan dengan masalah
keungan pribadi. Sikap keuagan seperti sikap terbuka terhadap informasi,
menilai pntingnya mengeola uang, tidak inklusif dalam konsumsi, orientasi ke
masa depan dan tanggung jawab5.
“Sikap keuangan merupakan suatu pola kedisiplinan bagaimana
seseorang mengelola uangnya”.6 Sikap keuangan dapat menjadi penentu
untuk kesuksesan atau kegagalan seorang individu dalam hal keuangan.
Seseorang harus mempunyai kedisiplinan dalam mengambil sikap terhadap
uang agar tidak terjadi kesalahan. Kedisiplinan harus dibentuk sejak kecil
agar terbiasa mengambil sikap keuangan dengan baik.
“Sikap terhadap uang merupakan sudut pandang atau perilaku seorang
individu terhadap uang.”7 Sikap individu terhadap uang dipengaruhi oleh
banyak faktor diantaranya pengalaman, pendidikan keuangan, status sosial,
lingkungan sosial ekonomi dan keluarga8. Memahami sikap orang terhadap
uang menjadi penting karena dapat menentukan perilaku uang seorang
individu.
Financial Attitude yang dimiliki oleh seseorang akan membantu individu
tersebut dalam menentukan sikap dan berperilaku mereka dalam hal
keuangan, baik dalam hal pengelolaan keuangan, penganggaran keuangan
pribadi.
Berdasarkan uraian tersebut maka yang dimaksud financial attitude dalam
penelitian ini adalah tingkat kedisiplinan, keterbukaan dan perilaku dalam
mengelola keuangan secara bertanggung jawab.
2.3. Lingkungan Sosial
Manusia sebagai mahuk social artinya manusia tidak dapat hidup sendiri.
Manusia senantiasa memerlukan kerjasama dengan orang lain untuk
mempertahankan hidup dan mengembangkan kehidupan mereka. Dalam
5
Gutter,et.al. Financial Managemen Particies of Collage for Student States with Varying Financial Education Mandates.
6
Peter Garlan.2007. Anda Mau Sehat dalam Keuangan Jakarta ; GUEPEDIA., hlm 59
7
Muh. Sohib.2015. Sikap terhadap Uang dan Perilaku Berhutang, Jurnal Psikologi Ilmiah Terapan.vol 3. No1.Januari 2015.
8
10
kehidupanya dengan orang lain manusia tentunya perlu berinteraksi satu sama
lain, interaksi-interaksi social inilah yang akan dinamakan dengan lingkungan
social.
“Lingkungan sosial adalah wilayah yang merupakan
tempat berlangsungnya macam-macam interaksi sosial antara berbagai kelompok beserta pranatanya dengan simbol dan nilai serta norma yang sudah mapan, serta terkait dengan lingkungan
alam dan lingkungan binaan atau buatan (tata ruang)”.9
Lingkungan sosial merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
seseorang atau kelompok untuk melakukan suatu tindakan serta perubahan
prilaku. Lingkungan sosial dapat berbentuk perorangan, kelom[pok, teman
sebaya, keluarga, warga dan lain-lain. Masyarakat sebagai lingkungan sosial
akan memberikan respon atas kontribusi diripengembangan diri dan publikasi
dari karya innovasi.10
Sejak dilahirkan di dunia setiap manusia memiliki lingkungan mereka
sendiri. Bagaimana seseorang tumbuh dan berkembang tergantung bagaimana
cara mendidik dan pengaruh kingkungan sekitar terhadap dirinya. Karena
semakin sering mereka berinteraksi sosial maka akan semakin memahami
lingkungan itu baik atau buruk.
Lingkungan sosial adalah semua interaksi sosial antara dan diantara masyarakat. Lingkungan sosial dibagi menjadi dua yaitu lingkungan sosial makro dan mikro. Lingkungan sosial makro adalah interaksi sosial tak langsung dan vicarious diantara kelompok-kelompok masyarakat yang sangat besar. Sedangkan lingkungan sosial mikro adalah intraksi sosial langsung diantara kelompok-kelompok masyarakat yang lebih kecil, seperti sebuah keluarga dan kelompok-kelompok
referensi.11
Terkait dengan kesinambungan lingkungan sosial maka setidaknya
terdapat empat komponen lingkungan sosial yang perlu diperhatikan yaitu
pengelompokan sosial, penataan sosial, prantara sosial, kebutuhan sosial12.
9
Jonny, Purba .Pengelolaan Lingkungan social, Yayasan Obor Indonesia. Jakarta, 2005
10
Ismanto,Bambang.2014. Akuntabilitas Guru Sebagai Agen Pembelajaran dalam Pengembangan Keprofesionalitasan Berkelannjutan. UkSW.
11
Peter& Oslon. 2000. Consumer Behavior (Perilaku Konsumen dn Prilaku Pemasaran) Jilid 2 Edisi 12. Jakarta : Erlangga
11
Pengelompokan sosial, ialah berbagai macam orang yang membentuk
persekutuan atau pengelompokan sosial yang dilandasi hubungan kekerabatan
(genealogical based relationship), misalnya keluarga inti atau batih, marga
atau klen, suku bangsa dan lain-lain. Pengelompokan seperti ini terjadi ketika
seseorang berada di sebuah lingkungan, entah itu lingkungan kelurga,
masyarakat/ tempat tinggal, lingkungan sekolah/ teman sebaya dan lain-lain.
Penataan sosial, penataan sosial sangat diperlukan untuk mengatur
ketertiban hidup dalam masyarakat yang mempersatukan lebih dari satu
orang. Penataan itu dapat berupa aturan-aturan sebagai pedoman bersama
dalam menggalang kerja sama dan pergaulan sehari-hari antar anggotanya.
Setiap orang harus jelas kedudukannya dan peran-peran yang harus
dilakukan, dan mengetahui apa yang harus diberikan dan apa yang dapat
diharapkan dari pihak lainnya.
Pranata sosial, kebanyakan pranata sosial dikembangkan atas dasar
kepentingan penguasaan lingkungan permukiman yang amat penting artinya
bagi kelangsungan hidup masyarakat yang bersangkutan. Berbagai peraturan
dikembangkan untuk menyisihkan orang-orang yang bukan anggota kesatuan
sosial yang bersangkutan. Mereka tidak mempunyai hak dan kewajiban yang
sama atas penguasaan sumber daya alam yang tersedia seperti anggotanya.
Kebutuhan sosial, lingkungan sosial itu terbentuk didorong oleh
keinginan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebagaimana
diketahui, bahwa tidak semua kebutuhan hidup manusia itu bisa terpenuhi
oleh seorang diri, terutama kebutuhan sosial (social needs). Karena itu
pemenuhan kebutuhan hidup yang mendasar (basic needs) senantiasa
menimbulkan kebutuhan sampingan (drived needs). Kebutuhan seseorang
memang berbeda-beda sesuai dengan gaya hidup yang mereka jalani, namun
mereka juga harus mampu memenuhi kebutuhan yang terus-menerus untuk
kehidupan selanjutnya.
Berdasarkan uraian tersebut maka yang lingkungan sosial adalah semua
12
Dinaty (2016) Pengaruh Karakteristtik Demografi
- Hasil peneitian menyimpulkan
bahwa seluruh variabel
karakteristik demografi
berpengaruh terhadap tingkat
literasi keuangan.
- Variabel karakteristik persoalia,
sikap keuangan berpengaruh
terhadap tingkat literasi keuangan
dan prilaku keuangan tidak
berpengaruh terhadap tingkat
literasi keuangan Penelitian Sobaya dkk.
(2016) tentang Pengaruh Literasi Keuangan dan Lingkungan Sosial
- Berdasarkan hasil uji parsial (uji t) pada variabel pengetahuan (literasi) diperoleh t hitung sebesar 2,555 sedangkan t tabel sebesar 1,701. - Sedangkan pada variabel
lingkungan sosial memiliki nilai t hitung sebesar -1,033 sedangkan t tabel 1,701.
- Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel pengetahuan (literasi) berpengaruh signifikan terhadap strategi perencanaan keuangan, sedangkan variabel lingkungan sosial tidak berpengaruh signifikan terhadap strategi perencanaan keuangan
2.5. Kerangka Dasar Penelitian
Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori
berhubungan dengan berbagai factor yang telah diidentifikasikan sebagai
masalah yang penting13. Kerangka berfikir yang baik menjelaskan secara
13
13
teoritis pertautan antar variabel yang ditteliti. Kerangka berfikir merupakan
penjelasan sementara terhadap gejala-gejala yang menjadi objek.
Ligkungan keluarga merupakan lingkungan awal yang mampu
membentuk literasi keuangan mahasiswa. Setelah masuk ke bangku kuliah
mahasiswa harus mampu menyesuaikan diri dan tidak bergantung pada orang
tua mereka. Mahasiswa ditutut untuk mampu mengambil sikap keungan
mereka dalam mengelola sumber keuangan mereka. Pola hidup mahasiswa
yang konsumtif mengakibatkan mereka sulit untuk mengelola kuangan mereka.
Mahasiswa tidak bisa lepas dari lingkungan sosial, ketika mahasisa
masuk dalam lingkungan sosial mahsiswa cenderung untuk ikut dengan gaya
temana yang nantinya akan mempengaruhi literasi keuangan mereka. Ketika
mahasiswa tidak mampu mengimbangi gaya hidup temanya, ini akan
mengakibatkan kebutuhan akan semakin bertambah sehingga mereka
memerlukan uang yang lebih pula.
Literasi keunangan mahasiswa dapat dipengarui oleh pendidikan
keuangan yang didapatkan dari perguruan tinggi. Selain itu literasi keuangan
juga ipengaruhi oleh lingkugan sosial yang dapat ditunjukan dari gaya hidup.
Sehingga dapat dikatakan bahwa literasi keuangan dipengaruhi oleh
pendidikan keuangan dan lingkungan sosial.
Penelitian ini terdiri dari variabel dependen dan independen. Literasi
keuangan sebagai variabel dependen (Y) dan variabel yang
mempengaruhinya atau variabel dependen (X) Financial Attitude (X1) dan
Lingkungan Sosial (X2). Maka model hipotetis sebagai berikut:
Gabar 2.1. Kerangka Berfikir Pengaruh Financial Attitude dan Lingkungan social terhadap Literasi Keuangan Mahasiswa Pendidikan Ekonomi FKIP UKSW
Financial Attitude
Lingkungan Sosial
Literasi
14
Gabar 2.2Model Hipotetis Pengaruh Financial Attitude dan Lingkungan social terhadap Literasi Keuangan Mahasiswa Pendidikan Ekonomi FKIP UKSW
Keterangan
X1 : Financial Attitude X2 : Lingkungan Sosial Y : Literasi Keuangan
: Pengaruh Assosiatif
2.6. Hipotesis Penelitian
Menurut Sugiono (2015 :95) Hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian14. Berdasarkan perumusan masalah maka
hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:
Hipotesis Penelitian
1. Hipotesis Kerja
Terdapat pengaruh yang signifikan antara financial attitude terhadap
literasi keuangan
Hipotesis statistik : Ho : β = 0
H1: β ≠ 0,
2. Hipotesis kerja
Terdapat pengaruh yang signifikan antara lingkungan social terhadap
literasi keungan
Hipotesis Statistik : Ho :β = 0,
H1:β ≠ 0 3. Hipotesis kerja
Terdapat pengaruh yang signifikan antara financial attitude dan
lingkungan social terhadap literasi keuangan
Hipotesis statistik : Ho: β1,β2 = 0,
H1:β1,β2≠ 0
14
Ibid., hlm 95 X1
X2