• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kajian Tingkat Penerimaan Teknologi Oleh Guru dan Staf Tata Usaha Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Pabelanabupaten Semarang dengan Menggunakan Technology Acceptance Model (TAM) T

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kajian Tingkat Penerimaan Teknologi Oleh Guru dan Staf Tata Usaha Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Pabelanabupaten Semarang dengan Menggunakan Technology Acceptance Model (TAM) T"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

i

Kajian Tingkat Penerimaan Teknologi Oleh Guru dan Staf Tata

Usaha Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Pabelan, Kabupaten

Semarang dengan Menggunakan Technology Acceptance Model

(TAM)

ARTIKEL ILMIAH

Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi

untuk memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Oleh:

Norlin Evalita Sorontou

702011151

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN

KOMPUTER FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

Kajian Penerimaan Teknologi Oleh Guru dan Staf Tata Usaha

Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Pabelan, Kabupaten

Semarang dengan Menggunakan Technology Acceptance Model

(TAM)

1)

Norlin Evalita Sorontou2)Krismiyati.,S.Pd.,M.A

Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana

Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

Email: 1) 702011151@student.uksw.edu 2) Krismi@staff.uksw.edu

Abstrak

Penelitian sebelumnya menemukan bahwa penggunaan teknologi tergantung pada penerimaan teknologi oleh guru. Untuk mengetahui tingkat penerimaan teknologi pada guru maka peneliti menggunakan technologi acceptance model (TAM). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui penerimaan dan sikap para guru dan staf tata usaha pada SMP N 2 Pabelan. Data diambil dari semua guru dan staf tata usaha di sekolah. Kuesioner dirancang khusus untuk menguji penerimaan teknologi oleh guru dan staf. TAM digunakan untuk mengetahui penerimaan teknologi oleh guru dan staf menggunakan lima konstruk yang diadopsi dari Yuen dan Ma (2008), yaitu Perceived Easy To Use, Intention To Use, Perceived Usefulness, Subjective Norm, Computer Self Efficacy. Ditemukan bahwa tingkat penerimaan pada SMP N 2 Pabelan termasuk tinggi. Lima konstruk mempunyai efek dan peran positif pada pada penerimaan teknologi. Secara keseluruhan lima konstruk tersebut dapat menjadi faktor-faktor penting yang mempengaruhi penerimaan teknologi oleh guru dan staf serta menjadi rekomendasi yang baik dalam bidang pendidikan.

Keywords : Penerimaan Teknologi, Technology Acceptance Model, Persepsi Guru dan Staf Tata Usaha

Abstract

(7)

to discover the technology acceptance by teachers and staff using five constructs adopted from Yuen and Ma (2008), which are Perceived Easy To Use, Intention To Use, Perceived Usefulness, Subjective Norm, Computer Self Efficacy. It’s discovered that the level of acceptance in SMP N 2 Pabelan was high. The five constructs had positive effect and roles on technology acceptance. Overall, the five constructs can be important factors influencing technology acceptance by teachers and staff and are recommended in the field of education.

Keywords : Technology Acceptance, Technology Acceptance Model, Perception of Teachers and Administrative Staff

__________________________________ 1)

Mahasiswa Teknologi Informasi Jurusan Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer, Universitas Kristen Satya Wacana

2)

(8)

1 1. Pendahuluan

Pesatnya perkembangan TIK, memungkinkan pengembangan layanan teknologi dan informasi yang lebih baik dalam bidang pendidikan. Tidak dapat dipungkiri bahwa dari banyak manfaat yang diberikan oleh TIK dalam pendidikan pasti ada juga hambatan – hambatan dalam pelaksanaannya. Adapun hambatan-hambatan tersebut diantaranya : keterbatasan SDM, keterbatasan sarana dan prasana, mahalnya akses internet dan penerimaan Teknologi dalam bidang pendidikan. Pada saat globalisasi seperti sekarang pendidik diwajibkan menguasai teknologi. A digital mindset is required in the teaching profession, though teacher differ widely in their attitudes and ability to cope with technology by Smith, [2]. Keberhasilan penggunaan komputer di ruang kelas tergantung pada sikap guru terhadap komputer [4]. Penelitian sebelumnya telah menyatakan bahwa sikap guru serta pengetahuan dan keterampilan dalam menggunakan komputer merupakan faktor utama yang mempengaruhi penerimaan awal mereka pada teknologi komputer dan perilaku penggunaannya komputer [3]. Teknologi sangat diperlukan oleh guru akan tetapi sikap masing-masing guru dalam menerima Teknologi menjadi faktor utama dalam keberhasilan menggunakan teknologi tersebut.

Berdasarkan observasi awal di SMP Negeri 2 Pabelan, adapun beberapa hasil pengamatan diantaranya mengenai penggunaan teknologi di sekolah baik dalam ruang kelas maupun diruang kantor , pemanfaatan teknologi (LCD, OPH, Laboratorium TIK, Jaringan Internet, Komputer PC, Laptop, Smartphone, dan lain-lain) dalam pelaksanaan pembelajaran oleh guru maupun dalam pelaksanaan tugas oleh staf administrasi sekolah, dan hasil pengamatan adalah dalam pelaksanaan pembelajaran sangat jarang digunakan. Berikutnya ketika ada mahasiswa PPL yang melakukan praktek disekolah maka dalam proses pembelajaran dikelas mahasiswa PPL menggunakan dan memanfaatkan teknologi yang ada disekolah, setelah mahasiswa PPL selesai masa prakteknya maka penggunaan teknologi tidak lagi ditindak lanjuti oleh guru. Sedangkan hasil wawancara serta pengamatan saat melaksanakan training atau pelatihan Teknologi Informasi untuk mendukung proses belajar mengajar pada sekolah SMP Negeri 2 Pabelan dapat menyimpulkan bahwa beberapa guru dapat menggunakan teknologi dengan baik. Akan tetapi penerimaan teknologi secara keseluruhan oleh para guru dan staf Tata Usaha belum diketahui secara pasti.

Berdasarkan observasi dan wawancara diatas maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor apa yang berpengaruh dan tingkat penerimaan guru dan staf TU terhadap Teknologi yang tersedia SMP Negeri 2 Pabelan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan menggunakan Technology Acceptance Model (TAM).

2. Tinjauan Pustaka

(9)

2

Penelitian berikutnya dilakukan oleh Tarhini dkk (2015) bertujuan menyelidiki sejauh mana variabel-variabel mempengaruhi siswa untuk mengadopsi dan menggunakan sistem pembelajaran berbasis web atau e-learning dan menyelidiki apakah ada perbedaan faktor-faktor antara negara berkembang dan negara maju, khususnya Libanon sebagai negara berkembang dan Inggris sebagai negara maju’. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas peserta dalam sampel mengungkapkan tanggapan secara positif terhadap konstruk yang diukur dalam model. Ini berarti bahwa baik siswa Inggris dan Lebanon bersedia untuk menggunakan e-learning dalam kegiatan belajar mereka. Data yang diolah menggunakan LISREL. Data diambil dari mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu diundang untuk berpartisipasi dalam penelitian ini melalui undangan oleh peneliti tatap muka selama masa studi di libanon dan di inggris.

Persamaan penelitian sekarang dengan penelitian yang dilakukan oleh Yuen dan Ma adalah menggunakan lima konstruk yaitu: Perceived ease of use (PEOU), Perceived usefulness (PU), Subjective norm (SN), Computer self-efficacy (SE), Intention To Use (ITU) . Sedangkan perbedaan pada penelitian sekarang dengan penelitian sebelumnya adalah pada penelitian ini konteks penelitiannya terhadap guru dan staf tata usaha SMP Negeri 2 Pabelan, Kabupaten Semarang . Penelitian ini menggunakan lima konstruk yang terdapat dalam TAM untuk dipakai dalam menyusun kuisioner dan menjadi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penerimaan teknologi.

Teknologi informasi adalah seperangkat alat yang membantu anda bekerja dengan informasi dan melakukan tugas-tugas yang berhubungan pemrosesan tertentu [5]. Teknologi dapat membantu guru dalam melaksanakan pembelajaran dalam kelas. [2] Menunjukkan bahwa sikap guru terhadap komputer mempengaruhi penggunaan pembelajaran komputer mereka dan mendapatkan keuntungan dari pelatihan.

Berdasarkan pernyataan beberapa ahli diatas maka tidak dapat dipungkiri bahwa teknologi sangatlah penting dan sangat membantu pendidik. Akan tetapi permasalahannya adalah sikap guru terhadap teknologi itu sendiri, apakah mereka mau menerima teknologi dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya ataukah sebaliknya.

Teknologi dapat digunakan secara efisien ketika guru memiliki sikap untuk mau menerima teknologi itu sendiri. Dalam tugasnya sebagai pendidik yang akan memberikan pendidikan yang baik kepada peserta didik pada era globalisasi seperti saat ini maka sudah seharusnya guru mau menerima teknologi. Teknologi juga dapat dijadikan sebagai media pembelajaran, [6] media adalah apa saja yang membawa informasi antara sebuah sumber dan sebuah penerima. Tujuan dari media adalah untuk memudahkan komunikasi dan belajar antara guru dan peserta didik.

(10)

3

, Aplikasi Ms.Office (ms.power point, ms.excel, ms.microsoft word,dll), komputer, tape recorder, smartphone, laptop.

Tata usaha pendidikan sering disebut administrasi tata usaha yaitu segenap proses kegiatan pengelolaan surat menyurat yang dimulai dari menghimpun (menerima), mencatat, mengelola, menggandakan, mengirim dan menyimpan semua bahan keterangan yang diperlukan oleh organisasi [11]. Dari teknologi yang sederhana sampai teknologi tinggi yang ada disekolah maka pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran maupun tugas dan tanggung jawab lainnya haruslah maksimal, akan tetapi semua tergantung pada penerimaan teknologi oleh guru maupun staf TU pada sekolahtersebut.

Technology Acceptance Model (TAM) diperkenalkan oleh Davis (1986) adalah salah satu kerangka teoritis yang paling banyak dikutip.Model TAM sebenarnya diadopsi dari model Theory of Reasoned Action (TRA) yaitu teori tindakan yang beralasan dengan satu premis bahwa reaksi dan persepsi seseorang terhadap sesuatu hal, akan menentukan sikap dan perilaku orang tersebut dalam menerima teknologi tersebut. Tujuan TAM adalah memberikan penjelasan mengenai faktor-faktor yang menentukan penerimaan TI. Dalam TAM, easy of use dan usefulness menentukan niat untuk menggunakan teknologi. Easy of use dan usefulness akan menjadi penentu dasar penerimaan oleh user menurut [2]. [2] Menemukan bahwa manfaat yang dirasakan dari komputer dapat mempengaruhi sikap terhadap komputer dan jumlah kepercayaan guru dalam menggunakan komputer dapat mempengaruhi sikap implementasi di kelas. Yuen dan Ma (2008) menentukan lima variabel yaitu Perceived usefulness (PU), Intention To Use (ITU), perceived ease of use (PEOU),computer self-efficacy (SE), norm subjektif (NS) dalam merumuskan kerangka komposit.

Perceived ease of use (PEOU) didefinisikan sebagai "sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan sistem tertentu akan bebas dari upaya" oleh Davis, Bagozzi & Warshaw [1].Perceived usefulness (PU) didefinisikan sebagai "sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan sistem tertentu akan meningkatkan kinerja pekerjaan nya" oleh Davis di [1].Subjective norm (SN), didefinisikan sebagai "persepsi seseorang bahwa kebanyakan orang yang penting bagi dia pikir dia harus atau tidak harus melakukan perilaku yang bersangkutan" oleh Ajzen & Fishbein [1]. Sebagai faktor individu, Computer self-efficacy (SE) didefinisikan sebagai keyakinan kemampuan seseorang untuk mengatur dan melaksanakan tindakan yang diperlukan untuk menghasilkan pencapaian dalam penggunaan komputer" oleh Bandura [1].

(11)

4

Gambar 2.1 Model Kerangka Pengujian oleh Yuan dan Ma 2008

Perceived Ease Of Use

Persepsi kemudahan penggunaan mengacu pada sejauh mana calon user diharapkan untuk bebas dari usaha. Hipotesis ini menjadi penentu dasar niat dan, karenanya, perilaku penerimaan pengguna pada teknologi. Berdasarkan validasi dari studi ekstensif sebelumnya, kami mengusulkan:

N H1a: persepsi kemudahan penggunaan seorang individu memiliki efek positif pada manfaat yang dirasakan dari teknologi.

N H1b: persepsi kemudahan penggunaan seorang individu memiliki efek positif pada niat untuk menerima teknologi.

Perceived Usefulnesss

Didefinisikan sebagai probabilitas subjektif calon pengguna yang menggunakan sistem aplikasi/ teknologi tertentu akan meningkatkan prestasi kerja nya dalam konteks organisasi. Ini hipotesis menjadi penentu dasar niat dan, karenanya, perilaku penerimaan pengguna sistem aplikasi tertentu. Dengan demikian, Perceived Usefulnesss yang adalah sebagai konstruk dasar TAM, diusulkan:

N H2: Kegunaan yang dirasakan Seorang individu memiliki efek positif pada niat untuk menerima teknologi.

Subjektif Norm

Norm subjektif seseorang adalah persepsi bahwa kebanyakan orang yang penting bagi dia berpikir bahwa dia harus atau tidak harus melakukan perilaku tersebut oleh Ajzen & Fishbein didalam (Yuen dan Ma, 2008). Seorang individu merasakan bahwa orang lain yang penting baginya berpikir ia harus melakukan perilaku; maka ia akan semakin berniat untuk melakukannya. Jadi, diusulkan:

N H3c: persepsi seorang individu pada norm subjektif memiliki efek positif pada niatnya untuk menerima teknologi.

Individu akan melihat kegunaan dari teknologi itu sendiri. Jadi, diusulkan:

(12)

5

Individu merasakan penting untuk menggunakan teknologi. Dia juga akan memiliki persepsi umum bahwa, sangat penting harus menggunakannya, harus mudah digunakan. Oleh karena itu, diusulkan:

N H3b: persepsi seorang individu pada norm subjektif memiliki efek positif langsung pada kemudahan penggunaan nya tentang teknologi.

Perceived computer self-efficacy

Didefinisikan sebagai penilaian kemampuan seseorang untuk menggunakan teknologi komputer.Kekuatan putusan mengacu pada tingkat kepercayaan seseorang mengenai kemampuannya untuk melakukan berbagai tugas dengan teknologi. Di sini, seorang individu akan memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk menggunakan sistem jika dia merasakan dirinya sendiri mampu atau kompeten.Jadi, diusulkan:

N H4c: Seorang individu computer self-efficacy memiliki efek positif pada niatnya untuk menerima teknologi.

Di sisi lain, jika seorang individu memandang dirinya sendiri kurang kompeten dalam menggunakan teknologi, akan ada lebih banyak ragu-ragu untuk menggunakannya. Pada umumnya seseorang akan menemukan bahwa teknologi sulit untuk digunakan, jika ia memiliki self-efficacy yang rendah dalam menggunakan komputer. diusulkan:

N H4b: Seorang individu computer self-efficacy memiliki efek positif pada PEOU terhadap teknologi.

Jika individu menggunakan teknologi, maka individu semakin mendapatkan banyak manfaat dari teknologi. Justru sebaliknya, jika individu jarang menggunakan teknologi, individu akan tidak menyadari potensi dan fungsi dari teknologi tersebut. Pada saat yang sama, individu akan menemukan teknologi yang kurang berguna. Artinya, seseorang dengan computer self-efficacy tinggi secara umum akan melihat teknologi lebih berguna; orang yang computer self-efficacynya rendah secara umum akan melihat teknologi kurang berguna. Dengan demikian:

N H4a: Seorang individu computer self-efficacy memiliki efek positif pada PU tentang teknologi.

3. Metode Penelitian

(13)

6

mendapatkan data yang akurat dan obyektif terhadap permasalahan yang diteliti. Penelitian ini dilakukan pada SMP Negeri 2 Pabelan, Kabupaten Semarang, pada bulan Agustus 2015.Sampel diambil dari semua populasi guru dan staf tata usaha pada sekolah tersebut..

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner.Kuesioner adalah pertanyaan tertulis yang diberikan kepada responden untuk dijawab.Responden dapat memberikan jawaban dengan memberi tanda pada salah satu atau beberapa jawaban yang telah disediakan, atau dengan menuliskan jawabannya [8].Peneliti mengadopsi pengukuran oleh studi penelitian sebelumnya, dengan susunan kata direvisi untuk responden yang ditargetkan dan konteks teknologi yang berbeda. Secara khusus, kuesioner dirancang untuk menyertakan dua item untuk niat untuk menggunakan (ITU1-2), lima item untuk manfaat yang dirasakan (PU1-5), empat item untuk persepsi kemudahan penggunaan (PEOU1-4), dua item untuk norma subjektif ( SN1-2) dan enam item untuk komputer self-efficacy (SE1-6). Teknik penyusunan kuesioner ini berdasarkan lima konstruk dari pengembangan model Technology Acceptance Model (TAM) oleh Yuen dan Ma (2008).

Penelitian ini dilaksanakan melalui tiga tahap, yaitu:

Gambar 3.1 Tahapan Penelitian

Teknik analisis data dalam penelitian ini terdiri dari:

a. Uji Validitas dan Reliabilitas

Dalam penelitian ini uji validitas dilakukan dengan melihat korelasi pearson product moment (r) yang mengukur keeratan korelasi antara skor pertanyaan dengan jumlah skor dari variabel yang diamati. Di mana ketentuan yang diterapkan adalah bahwa sebuah item kuesioner dinyatakan valid jika nilai r memiliki tingkat signifikan kurang dari 5% [10].

Reliabilitas adalah derajat sejauhmana ukuran menciptakan respon yang sama sepanjang waktu dan lintas situasi. Suatu alat ukur dikatakan reliabel jika hasil pengukuran dari alat ukur tersebut stabil dan konsisten [10]. Uji reliabilitas akan dilakukan dengan menggunakan uji statistik cronbach’s alpha (α) dengan ketentuan bahwa variabel yang diteliti dinyatakan reliabel apabila nilai cronbach’s alpha (α) adalah di atas 0,6.

b. Pengujian hipotesis dengan uji t

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t, yaitu dengan melihat nilai probabilitas yang dihasilkan oleh masing-masing persamaan di mana:

Pengolahan data & Analisis

SPSS Kuesioner dan Wawancara

Guru dan Staf Tata Usaha Pengamatan

(14)

7

a. Jika probabilitas hasil > 0,05 maka hipotesis ditolak b. Jika probabilitas hasil < 0,05 maka hipotesis diterima

Pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t ini dengan dasar bahwa koefisien yang diuji adalah koefisien jalur yang bersifat langsung antar satu variabel dengan satu variabel yang lain atau secara parsial.

c. Analisis jalur

Pengujian analisis jalur ini dilakukan dengan menentukan pengaruh tidak langsung terlebih dahulu dari model analisis yang ada.Untuk mengetahui pengaruh tidak langsung tersebut dihitung dengan mengalikan koefisien dari jalur pengaruh langsung yang dilalui.Apabila hasil perkalian nilai koefisien tersebut lebih besar dari koefisien yang memiliki hubungan langsung, maka hubungan yang sebenarnya adalah tidak langsung, dan sebaliknya [9].

4. Hasil dan Pembahasan

SMPN 2 Pabelan, Kabupaten Semarang, merupakan salah satu SMP Negeri yang berada di Desa Jembrak, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang. Sarana dan prasarana yang dimiliki SMP N 2 Pabelan, KabupatenSemarang, adalah 14 ruang kelas, sebuah laboratorium komputer,laboratorium IPA, perpustakaan, lapangan olahraga, ruang ketrampilan danperlengkapan, ruang UKS (Unit Kesehatan Sekolah). Jumlah guru dan staf tata usaha adalah 34 orang.

Uji Validitas dan Reliabilitas

Berdasarkan hasil pengolahan masing-masing pernyataan yang terdapat pada variabel penelitian memiliki nilai korelasi dengan tingkat signifikan kurang dari 5% (0,05), sehingga dapat disimpulkan kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah valid dan sudah tepat digunakan sebagai alat ukur penelitian.

Selanjutnya akan dilakukan uji reliabilitas untuk mengukur kehandalan suatu kuesioner.Hasil uji reliabilitas menyatakan bahwa masing-masing variabel penelitian memiliki cronbach alpha yang lebih besar dari 0,6 sehingga dapat disimpulkan bahwa kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini reliabel.

Tingkat penerimaan Teknologi

Tingkat penerimaan teknologi guru dan staf pada SMP Negeri 2 Pabelan akan didasarkan pada nilai rata-rata dari jawaban responden atas pertanyaan-pertanyaan yang ada di variabel penelitian, kemudian agar memiliki makna nilai rata-rata tersebut akan dikategorikan menjadi sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Adapun perhitungan yang digunakan dalam pengkategorian adalah:

(15)

8

Nilai tertinggi adalah 5, nilai terendah adalah 1, jumlah kelas adalah 5.Berdasarkan rumus di atas, maka diperoleh nilai interval kategori sebagai berikut:

Interval Kelas =5−1

5 = 0,8

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai 0,8 yang merupakan jarak interval kategori. Sehingga berlaku ketentuan kategori sebagai berikut:

Tabel 4.7.Kategori Penilaian

Interval Kategori

1,00 ≤ X ≤ 1,80 Sangat Rendah

1,81 ≤ X ≤ 2,60 Rendah

2,61 ≤ X ≤ 3,40 Sedang

3,41 ≤ X ≤ 4,20 Tinggi

4,21 ≤ X ≤ 5,00 Sangat Tinggi

Berdasarkan interval kategori tersebut, maka kategori untuk nilai rata-rata jawaban responden sebagai berikut.

Tabel 4.5. Deskripsi Jawaban Responden

Variabel dan

Indikator Rata-rata Kategori

Intention to use

Butir ke-1 4,79 Sangat tinggi Butir ke-2 4,56 Sangat tinggi Perceived usefulness

Butir ke-1 4,59 Sangat tinggi

Butir ke-2

(16)

9 Butir ke-3

4,59 Sangat tinggi Butir ke-4

4,56 Sangat tinggi Butir ke-5

4,50 Sangat tinggi Perceived easy of use

Butir ke-1

3,97 Tinggi Butir ke-2 3,94 Tinggi Butir ke-3 4,00 Tinggi Butir ke-4 4,06 Tinggi Subjective norm

Butir ke-1 4,12 Tinggi Butir ke-2 4,15 Tinggi Self Efficacy

Butir ke-1 3,94 Tinggi Butir ke-2 3,38 Sedang Butir ke-3 3,56 Tinggi Butir ke-4 3,65 Tinggi Butir ke-5 3,76 Tinggi Butir ke-6 4,24 Sangat Tinggi

Rata-rata Total 4,16 Tinggi

Sumber: data primer, diolah 2015

(17)

10 Pengujian Hipotesis

1. Persepsi kemudahan penggunaan seorang individu memiliki efek positif pada manfaat yang dirasakan dari teknologi

Berdasarkan hasil pengolahan data didapatkan hasil regresi serta t-hitung. Persamaan regresi sebagai berikut Y = 3,460 + 0,280 + e. Maksud dari persamaan regresi tersebut adalah nilai konstan sebesar 3,460 menunjukkan tanpa adanya persepsi kemudahan penggunaan, nilai yang dimiliki oleh variabel manfaat yang dirasakan sebesar 3,460. Sedangkan nilai sebesar 0,280 menunjukkan apabila persepsi kemudahan penggunaan mengalami kenaikan sebesar satu satuan akan diikuti oleh kenaikan manfaat yang dirasakan sebesar 0,280 sehingga dapat dinyatakan ada hubungan positif yang searah antara persepsi kemudahan penggunaan terhadap manfaat yang dirasakan.

Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t didapatkan t-hitung sebesar 3,298 dengan signifikan 0,002. Tingkat signifikan sebesar 0,002 yang kurang dari 5% menunjukkan ada pengaruh positif yang signifikan persepsi kemudahan penggunaan terhadap manfaat yang dirasakan, sehingga hipotesis H1a yang menyatakan persepsi kemudahan penggunaan seorang individu memiliki efek positif padamanfaat yang dirasakan dari teknologi dapat diterima.

2. Persepsi kemudahan penggunaan seorang individu memiliki efek positif pada niat untuk menerima e-learning teknologi

Hasil regresi untuk menunjukkan persepsi kemudahan penggunaan seorang individu memiliki efek positif pada niat untuk menerima e-learning teknologi.Didapatkan persamaan regresi sebagai berikut: Y = 4,074 + 0,151 + e . Persamaan regresi tersebut menjelaskan bahwa nilai konstan sebesar 4,074 menunjukkan tanpa adanya persepsi kemudahan penggunaan, nilai yang dimiliki oleh variabel niat untuk menerima teknologi sebesar 4,074. Sedangkan nilai sebesar 0,151 menunjukkan apabila persepsi kemudahan penggunaan mengalami kenaikan sebesar satu satuan akan diikuti oleh kenaikan niat untuk menerima teknologi sebesar 0,151 sehingga dapat dinyatakan ada hubungan positif yang searah antara persepsi kemudahan penggunaan terhadap niat untuk menerima teknologi.

Berdasarkan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t didapatkan t-hitung sebesar 1,717 dengan signifikan 0,096. Tingkat signifikan sebesar 0,096 yang lebih besar dari 5% menunjukkan ada pengaruh positif yang tidak signifikan persepsi kemudahan penggunaan terhadap niat untuk menerima teknologi, sehingga hipotesis H1b yang menyatakan persepsi kemudahan penggunaan seorang individu memiliki efek positif pada niat untuk menerima teknologi dapat diterima.

3. Manfaat yang dirasakan individu memiliki efek positif pada niat untuk menerima teknologi

(18)

11

nilai konstan sebesar 1,924 menunjukkan tanpa adanya variabel manfaat yang dirasakan individu, nilai yang dimiliki oleh variabel niat untuk menerima teknologi sebesar 1,924. Sedangkan nilai sebesar 0,601 menunjukkan apabila manfaat yang dirasakan mengalami kenaikan sebesar satu satuan akan diikuti oleh kenaikan niat untuk menerima e-learning teknologi sebesar 0,601 sehingga dapat dinyatakan ada hubungan positif yang searah antara manfaat yang dirasakan individu terhadap niat untuk menerima e-learning teknologi.

Berdasarkan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t didapatkan t-hitung sebesar 4,750 dengan signifikan 0,000. Tingkat signifikan sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 5% menunjukkan ada pengaruh positif yang signifikan manfaat yang dirasakan individu terhadap niat untuk menerima e-learning teknologi, sehingga hipotesis H2 yang menyatakan manfaat yang dirasakan seorang individu memiliki efek positif pada niat untuk menerima teknologi dapat diterima.

4. Persepsi pada norm subjektif memiliki efek positif pada niatnya untuk menerima teknologi

Hasil regresi dari persepsi pada norm subjektif memiliki efek positif pada niatnya untuk menerima teknologididapatkan persamaan regresi sebagai berikut: Y = 4,005 + 0,162 + e . Persamaan regresi tersebut menjelaskan bahwa nilai konstan sebesar 4,005 menunjukkan tanpa adanya variabel persepsi norm subjektif, nilai yang dimiliki oleh variabel niat untuk menerima teknologi sebesar 4,005. Sedangkan nilai sebesar 0,162 menunjukkan apabila persepsi norm subjektif mengalami kenaikan sebesar satu satuan akan diikuti oleh kenaikan niat untuk menerima teknologi sebesar 0,162 sehingga dapat dinyatakan ada hubungan positif yang searah antara persepsi norm subjektif terhadap niat untuk menerima teknologi.

Selanjutnya pengujian hipotesis dengan menggunakan uji tdidapatkan t-hitung sebesar 1,677 dengan signifikan 0,103. Tingkat signifikan sebesar 0,103 yang lebih besar dari 5% menunjukkan ada pengaruh positif yang tidak signifikan persepsi norm subjektif terhadap niat untuk menerima teknologi, sehingga hipotesis H3c yang menyatakan persepsi seorang individu pada norm subjektif memiliki efek positif pada niatnya untuk menerima teknologi dapat diterima.

5. Persepsi pada norm subjektif memiliki efek positif pada manfaat yang dirasakan dari teknologi

(19)

12

Untuk membuktikan hipotesis penelitianH3a menggunakan uji t di mana t-hitung sebesar 2,494 dengan signifikan 0,018. Tingkat signifikan sebesar 0,018 yang lebih kecil dari 5% menunjukkan ada pengaruh positif yang signifikan persepsi norm subjektif terhadap manfaat yang dirasakan dari teknologi, sehingga hipotesis H3a yang menyatakan persepsi seorang individu pada norm subjektif memiliki efek positif pada manfaat yang dirasakan dari teknologi dapat diterima.

6. Persepsi pada norm subjektif memiliki efek positif langsung pada kemudahan penggunaan teknologi e-learning

Hasil regresi dari persepsi pada norm subjektif memiliki efek positif langsung pada kemudahan penggunaan

didapatkan persamaan regresi sebagai berikut: Y = 1,999 + 0,482 + e

Hasil dari persamaan regresi menunjukkan nilai konstan sebesar 1,999 menunjukkan tanpa adanya variabel persepsi norm subjektif, nilai yang dimiliki oleh variabel persepsi kemudahan penggunaan sebesar 1,999. Sedangkan nilai sebesar 0,482 menunjukkan apabila persepsi norm subjektif mengalami kenaikan satu satuan akan diikuti oleh kenaikan variabel kemudahan penggunaan sebesar 0,482 sehingga dapat dinyatakan ada hubungan positif yang searah antara persepsi norm subjektif terhadap kemudahan penggunaan teknologi.

Untuk membuktikan hipotesis penelitian H3b menggunakan uji t didapatkan t-hitung sebesar 2,757 dengan signifikan 0,010. Tingkat signifikan sebesar 0,010 yang lebih kecil dari 5% menunjukkan ada pengaruh positif yang signifikan persepsi norm subjektif terhadap kemudahan penggunaan teknologi, sehingga hipotesis H3b yang menyatakan persepsi seorang individu pada norm subjektif memiliki efek positif langsung pada kemudahan penggunaan nya tentang teknologi dapat diterima.

7. Self-efficacy memiliki efek positif pada niatnya untuk menerima teknologi

Hasil regresi dari self efficacy memiliki efek positif pada niat untuk menerima teknologi didapatkan persamaan regresi sebagai berikut: Y = 4,268 + 0,109 + e . Hasil dari persamaan regresi menunjukkan nilai konstan sebesar 4,268 menunjukkan tanpa adanya variabel self efficacy, nilai yang dimiliki oleh variabel niat untuk menerima teknologi sebesar 4,268. Sedangkan nilai sebesar 0,109 menunjukkan apabila self efficacy mengalami kenaikan satu satuan akan diikuti oleh kenaikan variabel niat untuk menerima teknologi sebesar 0,109 sehingga dapat dinyatakan ada hubungan positif yang searah antara self efficacy pada niat untuk menerima teknologi.

(20)

13

8. Self-efficacy memiliki efek positif pada PEOU terhadap teknologi

Hasil regresi dari self efficacy memiliki efek positif pada kemudahan penggunaan didapatkan persamaan regresi sebagai berikut: Y = 2,697 + 0,345 + e . Hasil dari persamaan regresi menunjukkan nilai konstan sebesar 2,697 menunjukkan tanpa adanya variabel self efficacy, nilai yang dimiliki oleh variabel kemudahan penggunaan sebesar 2,697. Sedangkan nilai sebesar 0,345 menunjukkan apabila self efficacy mengalami kenaikan satu satuan akan diikuti oleh kenaikan variabel kemudahan penggunaan sebesar 0,345 sehingga dapat dinyatakan ada hubungan positif yang searah antara self efficacy pada kemudahaan penggunaan teknologi.

Hasil uji hipotesis dapat diketahui dari t-hitung sebesar 2,395 dengan signifikan 0,023. Tingkat signifikan sebesar 0,023 yang lebih kecil dari 5% menunjukkan ada pengaruh positif yang signifikan self efficacy terhadap kemudahan penggunaan teknologi, sehingga hipotesis H4b yang menyatakan seorang individu computer self-efficacy memiliki efek positif pada PEOU terhadap teknologi dapat diterima.

9. Self-efficacy memiliki efek positif pada PU tentang teknologi

Hasil regresi dari self efficacy memiliki efek positif pada manfaat yang dirasakan. didapatkan persamaan regresi sebagai berikut: Y = 4,503 + 0,020 + e . Hasil dari persamaan regresi menunjukkan nilai konstan sebesar 4,503 menunjukkan tanpa adanya variabel self efficacy, nilai yang dimiliki oleh variabel manfaat yang dirasakan sebesar 4,503. Sementara itu koefisien sebesar 0,020 menunjukkan apabila self efficacy mengalami kenaikan satu satuan akan diikuti oleh kenaikan variabel manfaat yang dirasakan sebesar 0,020 sehingga dapat dinyatakan ada hubungan positif yang searah antara self efficacy pada manfaat yang dirasakan.

Hasil uji hipotesis dapat diketahui dari t-hitung sebesar 0,225 dengan signifikan 0,823. Tingkat signifikan sebesar 0,823 yang lebih besar dari 5% menunjukkan ada pengaruh positif yang tidak signifikan self efficacy terhadap manfaat yang dirasakan, sehingga hipotesis H4a yang menyatakan seorang individu computer self-efficacy memiliki efek positif pada PU tentang teknologi dapat diterima.

Path Analysis (Analisis Jalur)

(21)

14

Gambar 4.1 Model analisis jalur

Berdasarkan model persamaan jalur di atas, kemudian peneliti menempuh langkah untuk menguji peran variabel intervening dalam penelitian ini. Setelah diketahui besarnya koefisen dari masing-masing pengaruh langsung, selanjutnya peneliti akan menghitung koefisien dari pengaruh tidak langsung yaitu pengaruh subjective norm terhadap niat untuk menerima teknologi dengan manfaat yang dirasakan sebagai variabel intervening serta pengaruh self efficacy terhadap niat untuk menerima teknologi dengan kemudahan penggunaan sebagai variabel intervening. Besaran pengaruh tidak langsung ini bisa dihitung sebagai berikut:

1. Subjective normperceived usefulnessintention

Pengaruh langsung subjective norm→intention = 0,162 Pengaruh langsung subjective norm→perceivedusefulness = 0,247 Pengaruh langsung perceived usefulness→intention = 0,601 Pengaruh tidak langsung = 0,247 x 0,601 = 0,148

2. Self EfficacyPerceived Ease of UseIntention

Pengaruh langsung self efficacy →intention = 0,109 Pengaruh langsung self efficacy→perceived ease of use = 0,345 Pengaruh langsung perceived ease of use→intention = 0,151 Pengaruh tidak langsung = 0,345 x 0,151= 0,052

Berdasarkan perhitungan di atas, kemudian peneliti melakukan pembandingan besaran pengaruh langsung dengan pengaruh tidak langsung yang diberikan oleh masing-masing variabel intervening terhadap intention. Kemudian hasil perhitungan tersebut disampaikan dalam tabel yang menunjukkan koefisien pengaruh langsung dan tidak langsung yang dihasilkan dalam penelitian ini.

(22)

15

Tabel 4.15. Hasil Uji Koefisien Jalur Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Subjective Norm Terhadap Intention

Variabel Standarized

Coefficients

Subjective norm intention 0,162

Subjective normperceived usefulnessintention

0,148

Sumber: Data diolah 2015

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pengaruh tidak langsung yang diberikan oleh subjective norm melalui perceived usefulness memiliki nilai koefisien yang lebih kecil daripada pengaruh langsungnya. Artinya, variabel perceived usefulness dalam penelitian ini tidak terbukti peranannya sebagai intervening antara pengaruh subjective norm terhadap intention.

Selanjutnya untuk mengetahui apakah perceived ease of use berperan sebagai intervening pengaruh dari self efficacy terhadap intention akan dijelaskan dalam tabel berikut.

Tabel 4.16. Hasil Uji Koefisien Jalur Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Self Efficacy

Terhadap Intention

Variabel Standarized

Coefficients

Self efficacy intention 0,109

Self Efficacyperceived usefulnessintention 0,052

Sumber: data diolah 2015

(23)

16 5. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya, maka kesimpulan dalam penelitian ini adalah :

5.1.Tingkat Penerimaan Teknologi

Hasil ini menunjukkan tingkat penerimaan teknologi oleh guru dan staf pada SMP Negeri 2 Pabelan termasuk tinggi. Akan tetapi pengaplikasian teknologi di dalam kelas sangat kurang karena kemampuan guru dalam menggunakan komputer Computer self-efficacy sedang.

5.2.Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan teknologi informasi oleh guru dan staf TU pada SMP Negeri 2 Pabelan dengan mengunakan model TAM adalah subjective norms, computer self efficacy, perceived usefullnes, perceived ease of use, dan intention to use. Dilihat dari pengujian hipotesis didapatkan hasil sebagai berikut. 1. Persepsi kemudahan penggunaan (PEOU) terhadap manfaat yang dirasakan (PU)

memiliki t-hitung sebesar 3,298 dengan signifikan 0,002 berarti ada pengaruh positif yang signifikan persepsi kemudahan penggunaan terhadap manfaat yang dirasakan, sehingga hipotesis H1a yang menyatakan persepsi kemudahan penggunaan seorang individu memiliki efek positif pada manfaat yang dirasakan dari teknologi dapat diterima.

2. Persepsi kemudahan penggunaan (PEOU) terhadap niat untuk menerima teknologi (ITU) memiliki t-hitung sebesar 1,717 dengan signifikan 0,096. Tingkat signifikan sebesar 0,096 yang lebih besar dari 5% menunjukkan ada pengaruh positif yang tidak signifikan persepsi kemudahan penggunaan terhadap niat untuk menerima teknologi, sehingga hipotesis H1b yang menyatakan persepsi kemudahan penggunaan seorang individu memiliki efek positif pada niat untuk menerima teknologi dapat diterima.

3. Manfaat yang dirasakan individu (PU) terhadap niat untuk menerima teknologi (ITU) memiliki t-hitung sebesar 4,750 dengan signifikan 0,000. Tingkat signifikan sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 5% menunjukkan ada pengaruh positif yang signifikan manfaat yang dirasakan individu (PU) terhadap niat untuk menerima teknologi (ITU), sehingga hipotesis H2 yang menyatakan manfaat yang dirasakan seorang individu memiliki efek positif pada niat untuk menerima teknologi dapat diterima.

4. Persepsi norm subjektif (SN) terhadap niat untuk menerima teknologi (ITU )memiliki t-hitung sebesar 1,677 dengan signifikan 0,103. Tingkat signifikan sebesar 0,103 yang lebih besar dari 5% menunjukkan ada pengaruh positif yang tidak signifikan persepsi norm subjektif terhadap niat untuk menerima teknologi, sehingga hipotesis H3c yang menyatakan persepsi seorang individu pada norm subjektif (SN) memiliki efek positif pada niatnya untuk menerima teknologi (ITU) dapat diterima.

(24)

17

teknologi, sehingga hipotesis H3a yang menyatakan persepsi seorang individu pada norm subjektif memiliki efek positif pada manfaat yang dirasakan dari teknologi dapat diterima.

6. Persepsi norm subjektif (SN) terhadap kemudahan penggunaan teknologi (PEOU) mermiliki t-hitung sebesar 2,757 dengan signifikan 0,010. Tingkat signifikan sebesar 0,010 yang lebih kecil dari 5% menunjukkan ada pengaruh positif yang signifikan persepsi norm subjektif terhadap kemudahan penggunaan teknologi, sehingga hipotesis H3b yang menyatakan persepsi seorang individu pada norm subjektif memiliki efek positif langsung pada kemudahan penggunaan nya tentang teknologi dapat diterima.

7. Self efficacy (SE) pada niat untuk menerima (ITU) teknologi memiliki t-hitung sebesar 1,378 dengan signifikan 0,178. Tingkat signifikan sebesar 0,178 yang lebih besar dari 5% menunjukkan ada pengaruh positif yang tidak signifikan self efficacy terhadap niat untuk menerima teknologi, sehingga hipotesis H4c yang menyatakan seorang individu computer self-efficacy memiliki efek positif pada niatnya untuk menerima teknologi dapat diterima.

8. Self efficacy pada kemudahaan penggunaan teknologi memiliki t-hitung sebesar 2,395 dengan signifikan 0,023. Tingkat signifikan sebesar 0,023 yang lebih kecil dari 5% menunjukkan ada pengaruh positif yang signifikan self efficacy terhadap kemudahan penggunaan teknologi, sehingga hipotesis H4b yang menyatakanseorang individu computer self-efficacy memiliki efek positif pada PEOU terhadap teknologi dapat diterima.

9. Self efficacy (SE) pada manfaat yang dirasakan (PU) memiliki t-hitung sebesar 0,225 dengan signifikan 0,823. Tingkat signifikan sebesar 0,823 yang lebih besar dari 5% menunjukkan ada pengaruh positif yang tidak signifikan self efficacy terhadap manfaat yang dirasakan, sehingga hipotesis H4a yang menyatakan seorang individu computer self-efficacy memiliki efek positif pada Perceived Usefulness dapat diterima.

6. Saran

Saran yang diajukan dalam penelitian ini untuk sekolah dan Instansi-intansi terkait dalam Pendidikan :

a. Perlunya mengadakan pelatihan-pelatihan teknologi pendidikan kepada guru dan staf administasi oleh sekolah maupun instansi-instansi terkait agar dapat meningkatkan kemampuan dalam menggunakan komputer / teknologi oleh guru dan staf administrasi sekolah.

(25)

18 7. Daftar pustaka

[1] Ali Tarhini, Kate Hone and Xiaohui Liu, 2015, A cross-cultural examination of the impact of social, organisational and individual factors on educational technology acceptance between British and Lebanese university students, British Journal of Educational Technology 46: 739-755.

[2] Allan H.K. Yuen, Will W.K. Ma, 2008, Exploring teacher acceptance of e-learning technology, Asia-Pacific Journal of Teacher Education 36: 229-243. [3] Violato, C., Mariniz, A., & Hunter, W. (1989). A confirmatory analysis of a

four-factor model of attitudes toward computers: A study of preservice teachers. Journal of Research on Computers in Education, Winter,199-213. [4] Lawton, J., & Gerschner, V.T. (1982). A review of the literature on attitudes

towards computers and computerized instruction. Journal of Research and Development in Education, 16(1): 50-55.

[5] Kadir, Abdul dan Terra CH. Triwahyuni, 2003, Pengenalan Teknologi Informasi, Yogyakarta: Andi.

[6] Smaldino, Sharon., Deborah L Lowther., James D.Russell, 2011, Instructional Technology & Media For Learning, Jakarta: Kencana.

[7] Arikunto, Suharsimi dan Lia Yuliana, 2008, Manajemen Pendidikan, Yogyakarta: Aditya Media.

[8] Kountur, Ronny, 2007, Metode Penelitian untuk penulisan Skripsi dan Tesis, edisi revisi, Jakarta : penerbit PPM.

[9] Ghozali, Imam, 2006. Structural Equation Modeling Metode Alternatif dengan Partial Least Square, Semarang: Badan Penerbit UNDIP.

[10] Silalahi, Ulber, 2009, Metode Penelitian Sosial, Bandung: Refika Aditama. [11] Arikunto, Suharsimi, 2010, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan

Praktik, Jakarta: Rineka Cipta.

Gambar

Gambar 2.1 Model Kerangka Pengujian oleh Yuan dan Ma 2008
Gambar 3.1 Tahapan Penelitian
Tabel 4.7.Kategori Penilaian
Gambar 4.1 Model analisis jalur
+2

Referensi

Dokumen terkait

Begitupun sebaliknya menyadari bahwa lembaga pendidikan sangat membantu mereka untuk menyiapkan SDM yang berkualitas tentu sesuai dengan keinginan mereka sendiri dengan

Kemampuan wartawan dalam memadukan gambar dan tulisan tentunya juga sangat membantu masyarakat dalam memahami informasi mengenai suatu peristiwa yang terjadi. Selain

Bahwa pluralisme adalah suatu keharusan bagi keselamatan umat manusia.” Ikatan-ikatan keadaban yang dimaksud oleh Cak Nur (2001) sebagai nilai-nilai universal yang

 Nilai pasar ekuitas pemegang saham adalah nilai semua kepentingan dalam perusahaan.. Nilai pasar ekuitas = Nilai pasar per lembar saham (x) jumlah lbr

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik efektif dalam meningkatkan pemahaman konseptual dan sikap ilmiah siswa pada

Dari hasil penelitian didapatkan terapi sindrom pramenstruasi yang paling sering dilakukan pada remaja di Pondok Pesantren K.H Sahlan Rosjidi Universitas

Pengaruh posisi citra uji pada perhitungan keliling dan luas bangun datar dua dimensi dengan kode rantai ini, tidak memiliki pengaruh yang signifikan pada