PERBANDINGAN METODE INTERVAL DAN METODE
REPITISI TERHADAP KELINCAHAN ATLET SEPAK
BOLA
Herdiansyah Agus, Rizki Mubaraq, Moch. Arif Romadlon, Syam Hardwis
Universitas Pendidikan Indonesia
Jl. Dr. Setiabudi No. 229 Badung 40154 Jawa Barat - Indonesia
herdiansyahagus@student.upi.edu
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh latihan zig-zag run dengan metode latihan interval dan repetisi terhadap kelincahan atlet sepak bola. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa Tim Coerver Coaching Bandung. Sedangkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 22 orang siswa Tim Coerver Coaching Bandung yang diperoleh dengan menggunakan teknik
purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan illinois test. Tes ini memiliki validitas sebesar 0,90 dan realibilitas 0,94. Berdasarkan pengolahan dan analisis data yang diperoleh, hasil penelitian adalah tidak terdapat peningkatan yang signifikan dari metode interval dan terdapat peningkatan yang signifikan dari metode repitisi terhadap kelincahan pemain sepakbola. Jika dibandingkan terdapat perbedaan peningkatan yang signifikan dari metode interval dan metode repitisi terhadap kelincahan pemain sepakbola.
Kata kunci:metode interval, metode repetisi, kelincahan
PENDAHULUAN
Meningkat atau tidaknya kemampuan fisik atlet sepakbola tergantung pada banyak faktor. Diantaranya adalah kemampuan seorang pelatih dalam menerapkan metode dalam pelaksanaan latihan. Karna suatu bentuk latihan tertentu akan dipengaruhi hasilnya oleh metode apa yang digunakan dalam bentuk latihan tersebut. tepat tidaknya sebuah metode digunakan, tergantung bentuk latihan dan tujuan dari latihan yang dilakukan. Salah satu bentuk latihan komponen fisik yang penting dan erat hubungannya dengan pemilihan metode latihan adalah kelincahan. Karna kelincahan adalah salah satu komponen fisik SAQ yang khas dan memiliki patokan-patokan tertentu dalam pelatihannya. Oleh karna itu dalam penelitian ini penulis ingin mengungkapkan pengaruh latihan zig-zag run metode interval terhadap
peningkatan kelincahan pada atlet sepak bola. Kemudian juga pengaruh latihan zig-zag run metode repetisi terhadap peningkatan kelincahan pada atlet sepak bola. Dan membandingkan peningkatan latihan zig-zag run metode interval dan latihan zig-zag run metode repetisi terhadap peningkatan kelincahan pada atlet sepak bola.
terhadap efisiensi memori, daya tahan kekuatan otot, belajar gerak (Choi, J. S., Dkk, 2006) (Friedmann, B. Dkk, 2003) (Brackett, H R., & Battig, W. F., 1963). Kedua metode ini berdasarkan berbagai penelitian memiliki dampak yang signifikan terhadap hasil latihan. Dihubungkan dengan latihan kelincahan yang akan penulis teliti, metode mana yang lebih signifikan pengaruhnya terhadap kelincahan? Karena kelincahan merupakan bagian dari SAQ yang hasilnya dipengaruhi oleh bakat (komposisi otot) dan beberapa komponen fisik (power dan fleksibilitas). Selain itu dalam pelaksanaan latihan kelincahan juga terdapat patokan-patokan latihan tertentu. Seperti latihan kelincahan tidak boleh dilatihkan dalam kondisi lelah ataupun melelahkan. Karena latihan kelincahan berhubungan dengan koordinasi.
METODE
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Metode ini digunakan untuk mengetahui pengaruh atau sebab dan akibat dari suatu perlakuan. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa Tim Coerver Coaching Bandung, sedangkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 22 orang siswa Tim Coerver Coaching Bandung yang diperoleh dengan menggunakan teknik purposive sampling.
Sampel di ambil berdasarkan pertimbangan berikut:
1. Refrensentatif 2. Dianggap mewakili
3. Dapat diuji pada saat pengujian dilaksanakan
Refresentatif dan mewakilinya sampel merujuk pada teori yang dikemukakan oleh Scheunemann, dkk (2012, hlm. 18) yang diterjemahkan oleh Syafri, dkk dalam buku Kurikulum Sepakbola Indonesia mengenai
latihan kelincahan bahwa “Umur emas melatih
aneka koordinasi dan kelincahan adalah antara
10 – 12 tahun. Utamakan juga latihan koordinasi dan kelincahan untuk pemain umur 13 – 15 tahun karena pemain di kelompok umur ini umumnya mengalami penurunan kemampuan koordinasi dan kelincahan”.
Adapun Instrumen penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah Illinois Test (Getchell, 1979). Tes ini memiliki validitas sebesar 0,90 dan realibilitas 0,94 dan kriteria tes pelengkap yang cocok dengan apa yang kan diteliti. Setelah mendapatkan data, dilakukan pengolahan dan analisis data secara statistika dengan langkah-langkah: mendeskripsikan data (mean, simpangan baku), uji persyaratan nanalisis (uji normalitas menggunakan Kolmogorov-smirnov test, uji homogenitas varian menggunakan chi square test), dan uji hiptesis (Uji T).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari proses penelitian yang dilakukan, didapatkan hasil sebagaiman dijabarkan dalam tabel 1dan 2 dibawah ini:
Tabel. 1 Hasil tes Kelincahan kel. Interval Kelompok Interval
ATLET TES AWAL
TES
Tabel. 2 Hasil tes kelincahan kel. Repetisi
Dari hasil tes tersebut dilakukan pengolahan dan analisis data menggunakan statistik. Deskripsi data dijabarkan daklam tabel 3 dibaha ini:
Tabel. 3 Deskripsi data
Kelompok Tes Awal Tes Akhir Kemudian dilakukan uji persyaratan nanalisis (uji normalitas menggunakan Kolmogorov-smirnov test, uji homogenitas varian menggunakan chi square test). Hasil pengujian disajikan dalam tabel 4 dan 5 di bawah ini:
Tabel. 4 Uji Homogenitas Kelompok F
Tabel. 5 Uji Normalitas
KELOM berdistribusi normal dan homogen, kemudian akan dilakukan uji signifikansi data diantara dua kelompok sampel terhadap peningkatan kelincahan.
Tabel 6. Uji Signifikansi Peningkatan Hasil Menggunakan Metode Interval dan Metode Repetisi
Ho= Tidak terdapat peningkatan yang signifikan latihan zig-zag menggunakan metode interval terhadap kelincahan. H1= Terdapat peningkatan yang signifikan
latihan zig-zag menggunakan metode interval terhadap kelincahan.
Dapat diketahui bahwa t-hitung untuk metode interval = 1.42dengan t-tabel pada taraf
signifikansi α = 0.05 dengan dk (n-1) = 10, t =
(1 - α) = ( 1- 0.025) = 0.975 adalah 2.23. Tolak
Ho apabila t hitung > t tabel dan terima Ho apabila t hitung < t tabel. Dari hasil data diatas dapat diperoleh t hitung (1.42) < t table (2.23) . Kesimpulan bahwa Ho diterima berarti H1 ditolak. Dengan demikian latihan zig-zag menggunakan metode interval tidak
memberikan peningkatan yang signifikan terhadap peningkatan kelincahan.
Ho= Tidak terdapat peningkatan yang signifikan latihan zig-zag menggunakan metode repetisi terhadap kelincahan. H1= Terdapat peningkatan yang signifikan
latihan zig-zag menggunakan metode repetisi terhadap kelincahan.
Dan untuk t-hitung metode repetisi = 2.63 dengan t-tabel pada taraf signifikansi α = 0.05 dengan dk (n-1) = 10, t = (1 - α) = ( 1- 0.025)
= 0.975 adalah 2.23. Tolak Ho apabila t hitung > t tabel dan terima Ho apabila t hitung < t tabel. Dari hasil data diatas dapat diperoleh bahwa t hitung (2.63) > t table (2.23). Kesimpulan bahwa Ho ditolak berarti H1 diterima. Dengan demikian latihan zig-zag menggunakan metode repetisi memberikan peningkatan yang signifikan terhadap peningkatan kelincahan.
Tabel 7. uji signifikansi perbedaan peningkatan hasil latihan menggunakan Metode Interval dan Metode Repetisi
Kelompok t-hitung
t-tabel
Signifikansi
Metode Interval
dan Repetisi
8.8 2.09 Signifikan
Ho = Tidak terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan latihan zig-zag menggunakan metode interval dengan repetisi terhadap peningkatan kelincahan.
H1 = Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan latihan zig-zag menggunakan metode interval dan repetisi terhadap peningkatan kelincahan.
Dapat diketahui bahwa hitung 8.8 dan t-tabel pada taraf signifikansi α = 0.05 dengan dk (n1+n2-2) = 20, t = (1 - α) = ( 1- 0.025) = 0.975
adalah 2.09. Dengan kriteria terima Ho apabila t
hitung ≤ t-tabel, dan tolak Ho apabila t hitung ≥
t-tabel . Oleh karena 8.8 ≥ 2.09 berarti Ho ditolak dan H1 diterima. Maka kesimpulannya adalah terdapat perbedaan peningkatan yang signifikan latihan zig-zag menggunakan metode interval dan repetisi terhadap peningkatan kelincahan
KESIMPULAN
Berdasarkan pengolahan data dan analisis data dari latihan zig-zag menggunakan metode interval dan metode repetisi terhadap peningkatan kelincahan pemain sepakbola Coerver Coaching Bandung, maka penulis menyimpulkan bahwa:
1. Latihan zig-zag menggunakan metode interval memberikan peningkatan yang tidak signifikan terhadap peningkatan kelincahan.
2. Latihan zig-zag menggunakan metode repetisi memberikan peningkatan yang signifikan terhadap peningkatan kelincahan.
3. Terdapat perbedaan peningkatan yang signifikan latihan zig-zag menggunakan metode interval dan repetisi terhadap peningkatan kelincahan
Atas dasar hasil penelitian ini, maka saran-saran yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut:
1. Bagi pelatih, dan pembina olahraga dalam proses latihan dapat menggunakan metode latihan interval dan metode latihan repetisi ini untuk varian atau pilihan untuk meningkatkan kelincahan, walaupun metode repetisi lebih signifikan untuk meningkatkan kelincahan pemain sepakbola.
DAFTAR PUSTAKA
Brackett, H R., & Battig, W. F. (1963). Method of Pretraining and Knowladge of Results in Paired Assiciate Learning under Conditions of Repetition and Non-Repetition. The American Journal of Psychology, 76, 66-73. http://doi.org/10.2307/1420000
Choi, J. S., Shin, J. P., Lee, J. B., Yoo, M. H., Kong, J. T. (2006). A Memory Efficient Large Mask Data Handling Method using Repetition. Proc. of SPIE, 6349, 634918. http://doi.org/10.1117/12.686491
Friedmann, B., Kinscherf, R., Borisch, S., Ritcher, G., Bartsch, P., Billeter, R. (2003). Effects of low-resistance/high-repetition strength training in hypoxia on muscle structure and gene expression. Pflugers Arch - Eur J Physiol, 446, 742–751. http://doi.org/ 10.1007/s00424-003-1133-9
Getchell B (1979). Physical Fitness: A Way of Life, 2nd ed. New York: John Wiley and Sons, Inc Graef J. L., Smith, A. E., Kendall, K. L., Fukuda, D. D., Moon, J. R., Beck, T. W., Cramer, J. T.,
Stout, J. R. (2009). The effects of four weeks of creatine supplementation and high-intensity interval training on cardiorespiratory fitness: a randomized controlled trial. Journal of the International Society of Sports Nutrition. 6, 18. http://doi.org/10.1186/1550-2783-6-18 Mhandi L. E., Millet, G. Y., Calmels, P., Richard A., oillion, R., gautherion, V., Asson, L. F.,
(2008). Benefit of Internal-Training on Fatoque and Fungtional Capacities in Charcot-Marie-Tooth Disease. Wiley InterScience, 37, 601–610. http://doi.org/10.1002/mus.20959
Scheunemann,S. Timo. (2012). Kurikulum & Pedoman Dasar Sepakbola Indonesia. Jakarta. Seiler, S., & Sjursen, J. S. (2004). Effect of work duration on physiological and rating scale of