• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ilmu Reproduksi Ternak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Ilmu Reproduksi Ternak"

Copied!
204
0
0

Teks penuh

  • Penulis:
    • Dr. Tita Damayanti Lestari, Drh., MSc.
    • Prof. Dr. Ismudiono, Drh., MS.
  • Pengajar:
    • Dr. Ir. Iwan Setiawan, DEA
  • Sekolah: Universitas Padjadjaran
  • Mata Pelajaran: Peternakan
  • Topik: Ilmu Reproduksi Ternak
  • Tipe: buku
  • Tahun: 2014
  • Kota: Surabaya

I. Pendahuluan

Bagian ini memperkenalkan konsep dasar ilmu reproduksi ternak, menjelaskan pentingnya pemahaman tentang reproduksi dalam konteks pengembangan populasi ternak. Penulis menguraikan sejarah perkembangan ilmu reproduksi, mulai dari pengamatan Aristoteles hingga penemuan mikroskop yang memungkinkan pengamatan lebih mendalam terhadap proses reproduksi. Pemahaman ini penting untuk mahasiswa dan praktisi di bidang peternakan agar dapat mengatasi tantangan dalam pemenuhan kebutuhan daging dan susu nasional.

1.1 Perkembangbiakan Hewan

Perkembangbiakan hewan dibagi menjadi dua jenis: asexual dan sexual. Perkembangbiakan asexual terjadi tanpa penyatuan sel jantan dan betina, sementara sexual melibatkan fertilisasi. Penjelasan ini penting untuk memahami mekanisme dasar yang mendasari reproduksi hewan, termasuk proses fertilisasi internal dan eksternal, serta berbagai bentuk perkembangbiakan seperti oviparous, ovoviviparous, dan viviparous.

1.2 Parthenogenesis

Parthenogenesis adalah proses reproduksi di mana sel telur berkembang menjadi individu baru tanpa pembuahan oleh sel jantan. Ini merupakan fenomena menarik dalam biologi reproduksi yang menunjukkan variasi dalam mekanisme reproduksi hewan. Pemahaman tentang parthenogenesis juga memberikan wawasan tentang potensi aplikasi dalam bioteknologi dan pemuliaan hewan.

1.3 Embriologi Alat Kelamin

Bagian ini membahas perkembangan alat kelamin pada embrio, termasuk migrasi sel germinal dan pembentukan gonad. Pemahaman tentang embriologi alat kelamin sangat penting dalam konteks reproduksi ternak, karena dapat mempengaruhi kesuburan dan kesehatan reproduksi hewan di masa dewasa. Aspek ini juga memberikan dasar bagi penelitian lebih lanjut dalam bidang kedokteran hewan dan biologi reproduksi.

II. Anatomi dan Fisiologi Alat Reproduksi

Bagian ini membahas secara mendetail anatomi dan fisiologi alat reproduksi jantan dan betina. Pemahaman tentang struktur dan fungsi organ reproduksi sangat penting bagi mahasiswa peternakan untuk dapat mendiagnosis masalah reproduksi dan merencanakan strategi pemeliharaan yang tepat. Penjelasan ini juga dilengkapi dengan ilustrasi yang membantu pemahaman visual.

2.1 Anatomi dan Fisiologi Alat Kelamin Jantan

Anatomi alat kelamin jantan meliputi testes, epididimis, dan saluran reproduksi. Fungsi utama testes adalah menghasilkan spermatozoa dan hormon androgen. Penjelasan mengenai spermatogenesis dan regulasi hormonal memberikan wawasan penting tentang bagaimana reproduksi jantan berfungsi dan bagaimana faktor eksternal dapat mempengaruhi kesuburan.

2.2 Anatomi dan Fisiologi Alat Kelamin Betina

Anatomi alat kelamin betina mencakup ovarium, tuba falopi, dan uterus. Proses ovulasi dan siklus reproduksi betina dijelaskan secara rinci, termasuk pengaruh hormon. Pengetahuan ini sangat penting untuk memahami siklus reproduksi dan fertilitas betina, serta untuk merencanakan program inseminasi buatan yang efektif.

III. Endokrin Reproduksi

Bagian ini menjelaskan tentang hormon-hormon yang terlibat dalam reproduksi, termasuk klasifikasi dan mekanisme kerjanya. Pemahaman tentang endokrinologi reproduksi sangat penting untuk memahami bagaimana hormon mempengaruhi kesuburan dan siklus reproduksi hewan.

3.1 Klasifikasi dan Kegunaan Hormon

Hormon-hormon seperti FSH, LH, dan estrogen memiliki peran kunci dalam regulasi reproduksi. Klasifikasi hormon dan fungsinya dalam proses reproduksi memberikan wawasan penting bagi mahasiswa untuk memahami bagaimana interaksi hormonal mempengaruhi kesuburan hewan.

3.2 Mekanisme Kerja Hormon

Mekanisme kerja hormon protein dan steroid dijelaskan dengan rinci. Pengetahuan ini membantu mahasiswa memahami bagaimana hormon berinteraksi dengan reseptor di sel target, yang merupakan dasar untuk memahami pengaturan fisiologis dalam reproduksi.

IV. Siklus Reproduksi

Siklus reproduksi hewan dijelaskan secara mendetail, termasuk fase-fase siklus birahi dan ovulasi. Pemahaman yang baik tentang siklus reproduksi sangat penting dalam praktik peternakan untuk meningkatkan efisiensi reproduksi.

4.1 Fisiologi Prenatal dan Neonatal

Fisiologi prenatal dan neonatal memberikan wawasan tentang perkembangan embrio dan bayi hewan. Pengetahuan ini penting untuk memahami perawatan dan manajemen induk serta anak, serta untuk meningkatkan tingkat kelangsungan hidup.

4.2 Pubertas dan Siklus Birahi

Proses pubertas dan siklus birahi dijelaskan dengan detail, termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi onset pubertas. Pengetahuan ini sangat penting bagi mahasiswa dalam merencanakan program reproduksi dan pemeliharaan ternak.

V. Kebuntingan dan Kelahiran

Bagian ini membahas proses kebuntingan dan kelahiran, termasuk perubahan fisiologis yang terjadi selama kebuntingan. Pemahaman tentang kebuntingan sangat penting untuk manajemen ternak dan perencanaan kelahiran.

5.1 Kebuntingan

Proses kebuntingan dijelaskan secara rinci, termasuk perubahan hormonal dan fisiologis yang terjadi. Pengetahuan ini penting untuk memahami bagaimana menjaga kesehatan induk selama masa kebuntingan.

5.2 Kelahiran

Proses kelahiran dan faktor-faktor yang mempengaruhinya dibahas dalam konteks manajemen ternak. Pemahaman ini membantu mahasiswa dan praktisi dalam merencanakan dan mengelola proses kelahiran dengan lebih baik.

VI. Diagnosa Kebuntingan

Bagian ini membahas metode untuk mendiagnosis kebuntingan pada ternak, termasuk teknik palpasi rektal dan ultrasonografi. Pengetahuan ini sangat penting bagi mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan praktis dalam diagnosa reproduksi.

6.1 Metode Diagnosa

Berbagai metode diagnosa kebuntingan dijelaskan, termasuk kelebihan dan kekurangan masing-masing metode. Pengetahuan ini membantu mahasiswa memilih metode yang tepat untuk situasi tertentu.

6.2 Konsentrasi Hormon

Diagnosa kebuntingan berdasarkan konsentrasi hormon memberikan pendekatan ilmiah untuk memahami status reproduksi hewan. Ini penting untuk meningkatkan akurasi dalam diagnosa kebuntingan.

VII. Kelenjar Susu

Bagian ini membahas anatomi dan fisiologi kelenjar susu, serta regulasi hormonal yang mempengaruhi produksi susu. Pemahaman tentang kelenjar susu sangat penting bagi mahasiswa yang tertarik dalam produksi susu dan manajemen ternak.

7.1 Anatomi Kelenjar Susu

Anatomi makroskopis dan morfologi kelenjar susu dijelaskan dengan rinci. Pengetahuan ini penting untuk memahami bagaimana struktur kelenjar susu berkontribusi pada produksi susu.

7.2 Regulasi Hormon

Regulasi hormonal pada kelenjar susu dijelaskan, termasuk peran oksitosin dan prolaktin. Pemahaman ini penting untuk meningkatkan produksi susu dan manajemen kesehatan ternak.

Gambar

Gambar 1.  Alat reproduksi sapi jantan (Sumber: Hafez, E.S.E., 1987)ANATOMI DAN FISIOLOGI
Gambar 3.  Skema  kontrol  endokrin  terhadap  fungsi  testes  Kontrol  hormonal,  hubungan	hipothalamus-	hipofisis	dan	gonad	(Sumber:	Hafez,	E.S.E.,	 1987)
Gambar 9.   Komparatif  anatomi  alat  reproduksi  betina  pada  beberapa  hewan  (Hafez ESE, 1987)
Gambar 10.  Sistem Reproduksi Sapi Betina (Sumber: Hafez ESE, 1987)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tirijauan Pustaka -2.. bagi perkembangan fungsi kelamin, baik pada hewan jantan maupun pada hewan betina. Perkembangan dan pendewasaan alat reproduksi pada sapi dapat

Untuk mewujudkan ini, perlu dilihat potensi ternak kerbau baik ternak jantan meliputi kualitas sperma dan kadar hormon testosteron maupun ternak betina yang meliputi umur

Oleh karena itu, buku ini telah memberikan gambaran dasar tentang ilmu reproduksi pada ternak yang memuat tentang proses reproduksi mulai dari proses perkembangan organ

Susu adalah cairan bergizi yang dihasilkan oleh kelenjar susu pada mamalia betina dan diolah menjadi berbagai produk, seperti mentega, yoghurt, es krim, keju,

Sistem reproduksi vertebata jantan terdiri atas sepasang testis, saluran reproduksi jantan, kelenjar seks asesoris (pada mamlia) dan organ kopulatoris

Kelenjar-kelenjar reproduksi jantan meliputi vesikula seminalis, prostat dan bulbourethralis. Vesikula seminalis terdiri dari 2 saluran yang sangat berkelok-kelok dengan

Sistem reproduksi vertebata jantan terdiri atas sepasang testis, saluran rreproduksi jantan, kelenjar seks asesoris (pada mamlia) dan organ kopulatoris (pada

Teknologi reproduksi yang berhubungan dengan penggemukan pada ternak domba adalah jenis kelamin anak yang dilahirkan dengan jumlah anak sekelahiran. Diketahui anak jantan