• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Tata Tertib Madrasah dalam Meningkatkan Efektivitas Belajar Peserta Didik di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri Tinambung Kabupaten Polewali Mandar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Peranan Tata Tertib Madrasah dalam Meningkatkan Efektivitas Belajar Peserta Didik di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri Tinambung Kabupaten Polewali Mandar"

Copied!
160
0
0

Teks penuh

(1)

i

Tesis

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Islam (M.Pd.I) pada

Program Pasca Sarjana UIN Alauddin Makassar

Oleh ROHANIAH NIM. 80100212035

PROGRAM PASCASARJANA UIN ALAUDDIN MAKASSAR

(2)

ii

Meningkatkan Efektivitas Belajar Peserta Didik di Madrasah Tsanawiyah Negeri Tinambung Polewali Mandar”, yang disusun oleh Saudari Rohaniah, NIM: 80100212035, akan diseminarkan dalam Seminar Hasil Penelitian Tesis yang diselenggarakan pada hari Sabtu, 16 Februari 2013 M. bertepatan dengan tanggal 5 Rabiul Akhir 1434 H, dinyatakan telah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk menempuh langkah-langkah penelitian selanjutnya.

Demikianlah persetujuan ini di berikan untuk proses lebih lanjut.

PROMOTOR :

1. Prof. Dr. H. Nasir A. Baki, M.A (...………...)

Kopromotor :

2. Prof. Dr. Sabri Samin, M.Ag. (………)

Makassar, 16 Februari 2013

Diketahui oleh:

Ketua Program Studi Direktur Program Pascasarjana

Dirasah Islamiyah, UIN Alauddin Makassar,

Dr. Muljono Damopolii, M.Ag. Prof. Dr. H. Muh. Natsir Mahmud, M.A.

(3)

iii

Nama : Rohaniah

NIM : 80100212035

Tempat/Tgl. Lahir : Kandeapi, 12 Juni 1972 Jur/Prodi/Konsentrasi : Pendidikan dan Keguruan Fakultas/Program : Dirasah Islamiyah

Alamat : Jl. Pendidikan Tinggas-Tinggas Kelurahan Tinambung Kecamatan Tinambung Kabupaten Polewali Mandar

Judul : Peranan Tata Tertib Madrasah dalam Meningkatkan

Efektivitas Belajar Peserta didik di Madrasah Tsanawiyah (MTsN) Tinambung Kabupaten Polewali Mandar.

Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa tesis ini benar adalah hasil karya sendiri. Jika dikemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka tesis dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

Makassar, 5 Oktober 2013 Penyusun

Rohaniah

(4)

iv

ﻦﯿﻠﺳﺮﻤﻟاو ءﺂﯿﺒﻧﻷا فﺮﺷا ﻰﻠﻋ مﻼﺴﻟاو ةﻼﺼﻟاو ﻦﯿﻤﻟﺎﻌﻟا ّبر ﺪﻤﺤﻟا

ﺪﻌﺑ ﺎّﻣأ .ﻦﯿﻌﻤﺟأ ﮫﺑﺎﺤﺻاو ﮫﻟآ ﻰﻠﻋو ﺪّﻤﺤﻣ ﺎﻧﺪّﯿﺳ

Alhamdulillah segala puji penulis panjatkan ke hadirat Allah swt. atas segala petunjuk dan pertolongan-Nya. Penulis menyadari bahwa dengan petunjuk, hidayah dan taufik-Nya, sehingga tesis dapat kami selesaikan. Serta shalawat dan salam tak lupa pula kami kirimkan kepada baginda Nabiullah Muhammad saw. selaku nabi pembawa konsep rahmatan lil alamin.

Tidak terhitung banyaknya bantuan yang penulis dapatkan dalam penulisan tesis ini baik perorangan, kelompok, maupun kelembagaan. Oleh karena itu, pada tempatnya bila penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya atas arahan, petunjuk dan bimbingannya yang tulus itu, semoga Allah swt. memberikan imbalan pahala yang berlipat ganda dan semua aktivitas mudah-mudahan dapat bernilai ibadah disisi Allah swt.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada :

1. Rektor UIN Alauddin Makassar, Prof. Dr. H. A. Qadir Gassing HT, M.S. yang senantiasa mencurahkan perhatiannya demi perkembangan UIN Alauddin Makassar.

2. Direktur Program Pascasarjana UIN Alauddin Makassar, Prof. Dr. Moh. Natsir Mahmud, M.A. atas kesempatan yang diberikan kepada mahasiswa untuk mengikuti perkuliahan pada Program Pascasarjana (PPS) UIN Alauddin Makassar

(5)

v

bimbingan kepada penulis selama penyusunan tesis ini.

4. Bapak/Ibu dosen dan karyawan Program Pascasarjana UIN Alauddin Makassar yang telah mendidik dan mengarahkan dengan penuh keikhlasan selama ini. 5. Dra. Hj. Hasnah., selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN)

Tinambumg Kabupaten Polewali Mandar yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian serta guru-guru Madrasah Tsanawiyah Negeri Tinambung berkat bantuan dan kerjasama yang memperlancar peneliti dalam pengumpulan data.

6. Kepala Perpustakaan UIN Alauddin Makassar dan para stafnya yang berkenan melayani dan membantu penelii selama proses perkuliaha hingga penyelesaian tesis ini.

7. Ayahanda H. Abdullah dan Ibunda Hj. Hanafiah beserta saudara-saudara tercinta yang dengan tulus dan ikhlas membesarkan dan memberi motivasi sehingga penulis dapat berhasil mencapai cita-cita yang diharapkan.

8. Bapak Marsuki, S.Ag.,M.Pd., selaku pengelola program Magister untuk daerah Kabupaten Polewali Mandar, yang telah memberi perhatian dan motivasi selama menempuh pendidikan program pascasarjana di UIN Alauddin Makassar.

9. Serta seluruh rekan-rekan mahasiswa program pascasarjana non reguler untuk daerah Kabupaten Polewali Mandar angkatan 2011 yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

(6)

vi

yaa rabbal alamin.

Makassar, Maret 2014 Penyusun,

Rohaniah

(7)

vii

JUDUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS ... ii

PENGESAHAN... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

PEDOMAN TRANSILITERASI DAN SINGKATAN ... x

ABSTRAK ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1-15 A. Latar Belakang... 1

B. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus... 7

C. Rumusan Masalah ... 11

D. Kajian Pustaka ... 12

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 13

BAB II TINJAUAN TEORETIS ... 16-60 A. Pengertian Tata Tertib ... 16

B. Pembinaan Tata Tertib di Kelas ... 27

C. Efektivitas Pembelajaran Peserta Didik ... 29

D. Kerangka Konseptual ... 58

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 61-77 A. Lokasi dan Jenis Penelitian ... 61

B. Pendekatan Penelitian ... 63

C. Sumber Data ... 64

D. Metode Pengumpulan Data ... 66

E. Istrumen Penelitian ... 69

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 70

(8)

viii

Kabupaten Polewali Mandar ... 78 B. Efektivitas Belajar Peserta Didik di Madrasah Tsanawiyah Negeri

(MTsN) Tinambung Kabupaten Polewali Mandar ... 87 C. Upaya-Upaya yang Dilakukan Guru dalam Menciptakan Kondisi

Belajar yang Efektif ... 92 D. Peranan Tata Tertib di Madrasah dalam Meningkatkan

Efektivitas Peserta Didik di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN)

Tinambung Kabupaten Polewali Mandar ... 96 BAB V PENUTUP ... ..113-115 A. Kesimpulan ... 113 B. Implikasi Penelitian ... 114 DAFTAR PUSTAKA ... 116-118 LAMPIRAN

(9)

ix

1. Tabel 1 : Daftar Keadaan Kepala Sekolah Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Tinambung Kabupaten Polewali Mandar

2. Tabel 2 : Daftar Keadaan Guru Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Tinambung Kabupaten Polewali Mandar

3. Tabel 3 : Daftar Keadaan siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Tinambung Kabupaten Polewali Mandar

4. Tabel 4 : Daftar Keadaan Sarana dan Prasarana Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Tinambung Kabupaten Polewali Mandar

(10)

vii

Daftar huruf bahasa Arab dan transliterasinya ke dalam huruf Latin dapat dilihat pada tabel berikut:

1. Konsonan

Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama

ا

Alif tidak dilambangkan tidak dilambangkan

ب

Ba b Be

ت

Ta t Te

ث

s\a s\ es (dengan titik di atas)

ج

Jim j Je

ح

h}a h} ha (dengan titik di bawah)

خ

Kha kh ka dan ha

د

Dal d De

ذ

z\al z\ zet (dengan titik di atas)

ر

Ra r er

ز

Zai z zet

س

Sin s es

ش

syin sy es dan ye

ص

s}ad s} es (dengan titik di bawah)

ض

d}ad d} de (dengan titik di bawah)

ط

t}a t} te (dengan titik di bawah)

ظ

z}a z} zet (dengan titik di bawah)

ع

‘ain ‘ apostrof terbalik

غ

gain g ge

ف

fa f ef

ق

Qaf q qi

ك

Kaf k ka

ل

Lam l el

م

Mim m em

ن

Nun n en

و

wau w we

ـﻫ

Ha h ha

ء

hamzah ’ apostrof

ى

Ya y ye

(11)

viii 2. Vokal

Vokal bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri atas vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong.

Vokal tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau harakat, transliterasinya sebagai berikut:

Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara harakat dan huruf, transliterasinya berupa gabungan huruf, yaitu:

Contoh:

َﻒـْﯿـَﻛ

:kaifa

َل ْﻮـَھ

:haula 3. Maddah

Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harakat dan huruf, transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu:

Nama Huruf Latin Nama

Tanda fath}ah a a

َا

kasrah i i

ِا

d}ammah u u

ُا

Nama Huruf Latin Nama

Tanda

fath}ah dan ya>’ ai a dan i

ْﻰَـ

fath}ahdanwau au a dan u

(12)

ix Contoh:

َتﺎَـﻣ

:ma>ta

ﻰـَﻣَر

:rama>

َﻞـْﯿـِﻗ

:qi>la

ُتْﻮُـﻤـَﯾ

:yamu>tu 4. Ta>’ marbu>t}ah

Transliterasi untuk ta>’ marbu>t}ah ada dua, yaitu: ta>’ marbu>t}ah yang hidup atau mendapat harakat fath}ah, kasrah, dan d}ammah, transliterasinya adalah [t]. Sedangkan ta>’ marbu>t}ah yang mati atau mendapat harakat sukun, transliterasinya adalah [h].

Kalau pada kata yang berakhir denganta>’ marbu>t}ahdiikuti oleh kata yang menggunakan kata sandangal-serta bacaan kedua kata itu terpisah, makata>’ marbu>t}ahitu ditransliterasikan dengan ha (h).

Contoh:

ِلﺎَﻔْطَﻷا ُ ﺔـَﺿْوَر

:raud}ah al-at}fa>l

ُ ﺔـَﻨـْﯾِﺪـَﻤـْﻟَا

ﺔَﻠــِﺿﺎَـﻔـْﻟَا

ُ◌ :al-madi>nah al-fa>d}ilah

ﺔــَﻤـْﻜـِﺤْـﻟَا

ُ◌ :al-h}ikmah 5. Syaddah(Tasydi>d)

Syaddah atau tasydi>d yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan sebuah tanda tasydi>d ( ـّـ ), dalam transliterasi ini dilambangkan dengan perulangan

fath}ahdanalifatauya>’

ى َ ... | ا َ ...

d}ammahdanwau

ﻮــُـ

a>

u>

a dan garis di atas

kasrahdanya>’ i> i dan garis di atas u dan garis di atas

(13)

x

َﺎﻨـَـّﺑَر

:rabbana>

ن

َﺎﻨــْﯿَـّﺠـ َ◌

:najjaina>

ّﻖـَﺤـْـﻟَا

ُ◌ :al-h}aqq

َﻢـِـّﻌُﻧ

:nu“ima

ّوُﺪـَﻋ

ٌ◌

:‘aduwwun

Jika huruf ىber-tasydiddi akhir sebuah kata dan didahului oleh huruf kasrah

( ّﻰـِــــ), maka ia ditransliterasi seperti hurufmaddahmenjadi i>.

Contoh:

ﱞﻰـِﻠـَﻋ

: ‘Ali> (bukan ‘Aliyy atau ‘Aly)

ﱡﻰـِـﺑَﺮـَﻋ

: ‘Arabi> (bukan ‘Arabiyy atau ‘Araby) 6. Kata Sandang

Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf

لا

(alif lam ma‘arifah). Dalam pedoman transliterasi ini, kata sandang ditransliterasi seperti biasa, al-, baik ketika ia diikuti oleh hurufsyamsiyahmaupun hurufqamariyah. Kata sandang tidak mengikuti bunyi huruf langsung yang mengikutinya. Kata sandang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya dan dihubungkan dengan garis men-datar (-).

Contoh:

ُﺲـْﻤـﱠﺸﻟَا

:al-syamsu(bukanasy-syamsu)

ﺔـَـﻟَﺰـْـﻟﱠﺰﻟَا

ُ◌

:al-zalzalah(az-zalzalah)

ﺔَﻔـَﺴْﻠـَﻔـْـﻟَا

ُ◌

:al-falsafah

(14)

xi

hamzah yang terletak di tengah dan akhir kata. Namun, bila hamzah terletak di awal kata, ia tidak dilambangkan, karena dalam tulisan Arab ia berupa alif.

Contoh:

َنْوُﺮـُﻣْﺄَـﺗ

:ta’muru>na

ُعْﻮـﱠﻨــﻟَا

:al-nau‘

ش

ٌءْﻲـ َ◌

:syai’un

ُتْﺮـِﻣُأ

:umirtu

8. Penulisan Kata Arab yang Lazim Digunakan dalam Bahasa Indonesia

Kata, istilah atau kalimat Arab yang ditransliterasi adalah kata, istilah atau kalimat yang belum dibakukan dalam bahasa Indonesia. Kata, istilah atau kalimat yang sudah lazim dan menjadi bagian dari perbendaharaan bahasa Indonesia, atau sering ditulis dalam tulisan bahasa Indonesia, atau lazim digunakan dalam dunia akademik tertentu, tidak lagi ditulis menurut cara transliterasi di atas. Misalnya, kata al-Qur’an (dari al-Qur’a>n), alhamdulillah, dan munaqasyah. Namun, bila kata-kata tersebut menjadi bagian dari satu rangkaian teks Arab, maka harus ditransli-terasi secara utuh. Contoh:

Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n

Al-Sunnah qabl al-tadwi>n 9. Lafz} al-Jala>lah(

)

Kata “Allah” yang didahului partikel seperti hurufjarrdan huruf lainnya atau berkedudukan sebagai mud}a>f ilaih (frasa nominal), ditransliterasi tanpa huruf hamzah.

(15)

xii

Adapun ta>’ marbu>t}ah di akhir kata yang disandarkan kepada lafz} al-jala>lah,

ditransliterasi dengan huruf [t].Contoh:

ُھ

ـ

ِﷲ ِﺔَﻤـْــﺣَر ْﻲِﻓ ْﻢ

hum fi> rah}matilla>h 10. Huruf Kapital

Walau sistem tulisan Arab tidak mengenal huruf kapital (All Caps), dalam transliterasinya huruf-huruf tersebut dikenai ketentuan tentang penggunaan huruf kapital berdasarkan pedoman ejaan Bahasa Indonesia yang berlaku (EYD). Huruf kapital, misalnya, digunakan untuk menuliskan huruf awal nama diri (orang, tempat, bulan) dan huruf pertama pada permulaan kalimat. Bila nama diri didahului oleh kata sandang (al-), maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya. Jika terletak pada awal kalimat, maka huruf A dari kata sandang tersebut menggunakan huruf kapital (Al-). Ketentuan yang sama juga berlaku untuk huruf awal dari judul referensi yang didahului oleh kata sandang al-, baik ketika ia ditulis dalam teks maupun dalam catatan rujukan (CK, DP, CDK, dan DR). Contoh:

Wa ma> Muh}ammadun illa> rasu>l

Inna awwala baitin wud}i‘a linna>si lallaz\i> bi Bakkata muba>rakan Syahru Ramad}a>n al-laz\i> unzila fi>h al-Qur’a>n

Nas}i>r al-Di>n al-T{u>si> Abu>> Nas}r al-Fara>bi> Al-Gaza>li>

(16)

xiii

disebutkan sebagai nama akhir dalam daftar pustaka atau daftar referensi. Contoh:

B.Daftar Singkatan

Beberapa singkatan yang dibakukan adalah: swt. = subh}a>nahu> wa ta‘a>la>

saw. = s}allalla>hu ‘alaihi wa sallam

a.s. = ‘alaihi al-sala>m

H = Hijrah

M = Masehi

SM = Sebelum Masehi

l. = Lahir tahun (untuk orang yang masih hidup saja)

w. = Wafat tahun

QS …/…: 4 = QS al-Baqarah/2: 4 atau QS A<li ‘Imra>n/3: 4

HR = Hadis Riwayat

Abu> al-Wali>d Muh}ammad ibn Rusyd, ditulis menjadi: Ibnu Rusyd, Abu> al-Wali>d Muh}ammad (bukan: Rusyd, Abu> al-Wali>d Muh}ammad Ibnu)

Nas}r H{a>mid Abu> Zai>d, ditulis menjadi: Abu> Zai>d, Nas}r H{a>mid (bukan: Zai>d, Nas}r H{ami>d Abu>)

(17)

xvii

NIM : 80100212035

Judul Tesis : Peranan Tata Tertib Madrasah dalam Meningkatkan Efektivitas Belajar Peserta Didik di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri Tinambung Kabupaten Polewali Mandar.

Tujuan peneitian ini adalah untuk: 1) mengetahui efektivitas belajar peserta didik di Madrasah Tsanawiyah Negeri Tinambung Kabupaten Polewali Mandar, 2) mengetahui upaya yang dilakukan oleh guru di Madrasah Tsanawiyah Negeri Tinambung Kabupaten Polewali Mandar, 3) mengetahui peranan tata tertib dalam meningkatkan efektivitas belajar peserta didik di Madrasah Tsanawiyah Negeri Tinambung Kabupaten Polewali Mandar.

Penelitian dilakukan di Madrasah Tsanawiyah Negeri Tinambung Kabupaten Polewali Mandar, dengan memakai jenis penelitian kualitatif. Penelitian dilakukan dengan pendekatan pedagogis, pendekatan normatif teologis, pendekatan historis dan pendekatan psikologis. Adapun instrumen penelitian yang dipakai adalah pedoman observasi, pedoman interviu, dan dokumentasi. Metode pengumpulan data yang dipakai adalah metode observasi, metode wawancara yang terdiri atas wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur, dan metode dokumentasi. Teknik pengolahan dan analisis data dengan jalan semua data dikumpulkan, kemudian dilakukan member check lalu dilakukan pengolahan dengan teknik deskriptif-kualitatif, kemudian dilakukan reduksi data, setelah itu penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi data. Pengecekan keabsahan data dilakukan dengan cara triangulasi yang terdiri atas triangulasi sumber, triangulasi teknik, dan triangulasi waktu.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa efektivitas pembelajaran dengan tiga tahapan yakni pra pembelajaran, pembelajaran dan pasca pembelajaran. Dalam proses pembelajaran guru memberikan materi pelajaran, menjelaskan masalah-masalah yang kurang dan belum dipahami peserta didik secara langsung. Guru menjawab/menjelaskan pertanyaan-pertanyaan peserta didik berdasarkan masalah yang berkaitan dengan materi pelajaran setiap sub-sub pokok materi pelajaran, dengan kembali menampilkan slidenya. Upaya guru menciptakan kondisi belajar dengan menggunakan strategi, metode pembelajaran yang bervariasi dan memanfaatkan media pembelajaran salah satu dengan menggunakan komputer. Hasil proses peranan tata tertib menimbulkan sikap disiplin, tata kramah, bertanggung jawab, berdidikasi, dan memiliki sikap optimis dalam diri peserta didik.

Implikasi penelitian ini adalah penerapan tata tertib di madrasah dengan menggunakan pendekatan pembiasaan dan keteladanan, menjadikan peserta didik secara sadar untuk mentaati aturan tersebut bukan karena mendapatkan hukuman

(18)
(19)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Peningkatan mutu pendidikan merupakan sasaran pembangunan dibidang pendidikan Nasional dan merupakan bagian integral dari upaya peningkatan kualitas pendidikan. Undang-Undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 tentang sistim pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan masyarakat, bangsa dan negara.1

Namun ketidak disiplinan masih banyak terjadi di masyarakat, bahkan bukan hanya menyangkut penggunaan waktu melainkan juga nampak dalam bentuk berbagai pelanggaran terhadap peraturan dan ketentuan yang berlaku. Oleh karena itu, sikap disiplin perlu ditegakkan.

Hal ini sesuai dengan permendiknas nomor 19 tahun 2007 tentang standar pengelolaan pendidikan oleh satuan pendidikan dasar dan menengah pada pembahasan budaya dan lingkungan sekolah membahas tentang dasar penetapan tata tertib di sekolah/madrasah, yaitu:

1. Sekolah/Madrasah menciptakan suasana, iklim, dan lingkungan pendidikan yang kondusif untuk pembelajaran yang efisien dalam prosedur pelaksanaan. 2. Sekolah/Madrasah menetapkan pedoman tata tertib yang berisi:

1

Hasbullah,Otonomi Pendidikan(Cet. III; Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2010), h. 158.

(20)

a. Tata tertib pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik, termasuk dalam hal menggunakan dan memelihara sarana dan prasarana pendidikan; b. Petunjuk, peringatan, dan larangan dalam berperilaku di sekolah/madrasah,

serta pemberian sangsi bagi warga yang melanggar tata tertib.2

3. Tata tertib sekolah/madrasah ditetapkan oleh kepala sekolah/madrasah melalui rapat dewan pendidik dengan mempertimbangkan masukan komite.

Jadi tata tertib merupakan aturan atau peraturan yang baik merupakan hasil pelaksanaan yang konsisten dari peraturan yang ada. Oleh karena itu, tata tertib merupakan kumpulan aturan-aturan yang dibuat secara tertulis dan mengikat anggota masyarakat. Aturan-aturan ketertiban dalam keteraturan tata tertib sekolah, meliputi kewajiban, keharusan dan larangan-larangan.

Tata tertib sekolah merupakan patokan-patokan atau standar untuk hal-hal tertentu. Sesuai dengan keputusan Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah nomor 158/c/kep/T.81 tanggal 24 September 1981. Ketertiban berarti kondisi dinamis yang menimbulkan keserasian, keselarasan dan keseimbangan dalam tata hidup bersama makhluk Allah swt. Ketertiban sekolah tersebut dituangkan dalam sebuah tata tertib sekolah. Tata tertib sekolah secara operasional guna mengatur tingkah laku dan sikap hidup peserta didik, guru dan karyawan administrasi. Secara umum tata tertib sekolah dapat diartikan sebagai ikatan atau aturan yang harus dipatuhi setiap warga sekolah tempat berlangsungnya proses pembelajaran.

Pelaksanaan tata tertib sekolah akan dapat berjalan dengan baik jika guru, aparat sekolah dan peserta didik telah saling mendukung terhadap tata tertib sekolah

2

Permendiknas RI Nomor 19 tahun 2007 tentangStandar Nasional Pendidikan(Cet. Kelima;

(21)

itu sendiri, kurangnya dukungan dari peserta didik akan mengakibatkan kurang berartinya tata tertib sekolah yang diterapkan di sekolah. Peraturan sekolah yang berupa tata tertib sekolah merupakan kumpulan aturan-aturan yang dibuat secara tertulis dan mengikat di lingkungan sekolah.

Tata tertib sekolah merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan lain sebagai aturan yang berlaku di sekolah agar proses pendidikan dapat berlangsung dengan efektif dan efisien. Jadi tata tertib sekolah sebagai wadah untuk mewujudkan disiplin merupakan bagian dari pengelolaan kelas yang juga banyak dibicarakan dan dirumuskan oleh baik guru bidang studi maupun guru kelas. Urgensitas tata tertib peserta didik dalam kelas akan sangat membantu guru dalam meningkatkan efektivitas proses pembelajaran dalam lingkungan pendidikan, termasuk efektivitas belajar para peserta didik di Madrasah Tsanawiyah Negeri Tinambung Kabupaten Polewali Mandar.

Tata tertib adalah suatu hal yang mutlak dilakukan dan tidak hanya untuk efektivitas belajar, melainkan juga berguna untuk menciptakan situasi dan kondisi sekolah yang kondusif. Bahkan tata tertib sangat penting diterapkan dalam segala aspek, termasuk instansi pemerintah maupun swasta. Keberhasilan seseorang sangat bergantung pada kekonsistenan atau kedisiplinannya dalam menggeluti suatu pekerjaan. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam QS. al-Nisa/4:103









Terjemahnya:

Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. kemudian apabila kamu telah

(22)

merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.3

Tata tertib yang dibentuk bertujuan untuk mengajarkan kepada peserta didik supaya berakhlak yang sopan, bergaul dengan baik tanpa membedakan teman yang satu dengan yang lain aturan itu mengikat semua peserta didik yang ada di Madrasah Tsanawiyah Negeri Tinambung Kabupaten Polewali Mandar untuk tidak melanggar aturan yang telah ditetapkan agar dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik.

Menurut Henry Clay Lingren dalam Amir Achsin mengemukakan bahwa: Apabila seorang Direktur Pendidikan Guru menanyakan kepada 1000 orang peserta didik calon – guru tentang apa-apa saja yang paling memprihatinkan atau mengkhawatirkan mereka di saat akan memulai tugas sebagai guru, maka 80 % dari mereka mengemukakan bahwa yang paling memprihatinkan atau mengkhawatirkan adalah disiplin.4

Jika menelik dan menyimak argumentasi Henry Clay Lingren tersebut, terindikasi tentang pentingnya penerapan tata tertib atau disiplin dalam mengelola kelas. Berhasil suatu proses pembelajaran baik di lembaga pendidikan umum maupun lembaga pendidikan agama seperti madrasah sangat tergantung pada berjalan proses pembelajaran. Berjalan proses pembelajaran, sangat ditentukan oleh situasi dan kondisi kelas yang efektif. Sementara terwujudnya kondisi efektif tergantung pula pada tertata dan tertibnya situasi peserta didik dalam kelas.

Lembaga perguruan Islam seperti madrasah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang otomatis memerlukan terwujudnya situasi dan kondisi yang kondusif dalam mengefektifkan pembelajaran peserta didik. Dengan demikian, para

3

Kementerian Agama RI, al-Quran dan Terjemahnya (Cet. I; Jakarta: Adhi Aksara Abadi,

2011), h. 124-125. 4

Amir Achsin, Pengelolaan Kelas dan Interaksi Belajar Mengajar (Ujung Pandang: IKIP,

(23)

pengelola madrasah harus mampu menanamkan kedisiplinan kelas. Semakin berpengalaman seorang pengelola atau guru di sebuah madrasah, menurut Amir Achsin akan semakin rendah tingkat keprihatinan dan kekhawatirannya akan disiplin ini, dan semakin bertambah pula usahanya untuk meningkatkan dirinya sebagai seorang guru yang efektif, atau dengan kata lain pengalaman mengajar akan menjadi guru yang terbaik di dalam menangani masalah disiplin kelas.5

Kemampuan seorang guru dalam mentaati tata tertib kelas sangat dituntut dalam rangka menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses pembelajaran peserta didik. Dengan kata lain guru senantiasa melakukan kegiatan-kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya pembelajaran peserta didik. Adapun yang termasuk dalam hal ini misalnya penghentian tingkah laku peserta didik yang meleset dari tata tertib dalam kelas, pemberian sanksi bagi peserta didik yang melanggar tata aturan kelas dan sebagainya.

Jika pengaturan kondisi belajar peserta didik dapat dioptimalkan oleh seorang guru, maka pembelajaranpun akan berlangsung secara optimal. Demikian pula sebaliknya jika terputus hubungan atau terjadi ketidakserasian antara keduanya, maka pembelajaranpun akan terganggu. Untuk menghindari terjadinya gangguan-gangguan tersebut.

Hubungan antara guru dan peserta didik terutama hubungan komunikasi akan berpengaruh terhadap efektivitas belajar peserta didik, karena peserta didik memiliki rasa percaya diri bahwa guru akan senantiasa memperhatikan mereka sehingga peserta didik berupaya meningkatkan efektivitas belajarnya. Di samping

5

(24)

itu, melalui komunikasi timbal balik atau interaksi antara guru dan peserta didik akan berdampak pada tegaknya kedisiplinan dalam khususnya kedisiplinan kelas.

Jadi, mengelola kelas atau ruang belajar merupakan salah satu keterampilan guru dalam menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya ke kondisi yang optimal jika terjadi gangguan, baik dengan cara mendisiplinkan maupun melakukan kegiatan remedial. Jadi disiplin merupakan akibat dari pengelolaan kelas yang efektif dan optimal.

Dari pendapat di atas maka guru harus memiliki kemampuan menciptakan kondisi tata tertib peserta didik. Efektivitas belajar ini ditentukan oleh kemampuan dan kesungguhan peserta didik untuk disiplin belajar, sedangkan efektivitas belajar tersebut ditentukan oleh tata tertib yang diterapkan di kelas atau sekolah. Setiap siswa memiliki karakteristik yang berbeda satu dengan yang lain dalam banyak hal, termasuk dalam menaati tata tertib yang diterapkan oleh sekolah. Sebagian peserta didik mampu mengikuti dan melaksanakan aturan tersebut dengan sungguh-sungguh.

Berdasarkan pengamatan awal di Madrasah Tsanawiyah Negeri Tinambung Polewali Mandar, umumnya jika peserta didik diawasi biasanya peserta didik patuh terhadap tata tertib yang diterapkan tetapi jika tidak diawasi sebagian peserta didik tidak mematuhi tata tertib yang telah diterapkan oleh pihak sekolah. Hal tersebut di atas sebagaimana diungkapkan oleh Erni, S.Pd.

Menyatakan bahwa sebagian besar peserta didik jika tidak diberikan hukuman/sanksi mereka tidak mengindahkan tata tertib yang telah dibuat oleh pihak madrasah seperti peserta didik yang datang terlambat sikapnya biasa-biasa saja bahkan sering mengulangi perbuatan tersebut, jika ia tidak

(25)

diberikan sanksi berupa hukuman tidak bisa mengikuti pelajaran atau hukuman dalam bentuk lain.6

Dengan masalah-masalah yang diuraikan di atas, penulis akan melakukan penelitian tentang peranan tata tertib atau kedisiplinan dalam kelas, terutama dalam meningkatkan efektivitas belajar peserta didik, maka dilakukan penulis akan menindaklanjutinya melalui kegiatan penelitian yang dilakukan di Madrasah Tsana-wiyah Negeri Tinambung Kabupaten Polewali Mandar.

B. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus Penelitian

1. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini adalah semua proses atau kegiatan yang berkaitan dengan peranan tata tertib madrasah dalam meningkatkan efektivitas belajar peserta didik di Madrasah Tsanawiyah Negeri Tinambung Kabupaten Polewali Mandar.

Hal ini dapat dilihat pada matriks berikut:

Matriks Fokus Penelitian

No Fokus Penelitian Uraian Fokus Penelitian

1 Efektivitas belajar peserta didik di Madrasah Tsanawiyah Negeri Tinambung Kabupaten Polewali Mandar.

- Kesiapan guru

- Keaktifan dan sikap peserta didik dalam proses pembelajaran

- Daya serap peserta didik

- Sikap atau perilaku peserta didik di dalam kelas maupun di luar kelas

6

Erni, S.Pd., Guru Bimbingan dan Konseling, Wawancara di Ruang Bimbingan Konseling

(26)

2 Upaya-Upaya yang dilakukan guru dalam menciptakan kondisi belajar yang efektif.

- Keteladanan yang dilakukan oleh guru

- Strategi pembelajaran - Pemberian penghargaan - Pemberian sanksi 3 Hasil proses peran tata tertib dalam

meningkatkan efektivitas belajar peserta didik di Madrasah Tsanawiyah Negeri Tinambung Kabupaten Polewali Mandar.

- Kepatuhan peserta didik dalam proses pembelajaran

- Pengembangan kebiasaan-kebiasaan - Tugas individu

- Sikap tanggung jawab

- Tata karamah peserta didik meliputi sikap berkomunikasi dan bergaul.Peserta didik patuh dan taat pada proses pembelajaran - Ketuntasan proses pembelajaran

- Prestasi peserta didik baik akademik maupun non akademik 2. Deskripsi Fokus Penelitian

Judul penelitian tesis ini adalah Peranan Tata Tertib dalam Meningkatkan Efektivitas Belajar Peserta Didik di Madrasah Tsanawiyah Negeri Tinambung Kabupaten Polewali Mandar. Bertitik tolak dari peranan tata tertib sebagai salah satu upaya dalam meningkatkan kualitas belajar siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri Tinambung Kabupaten Polewali Mandar, maka berikut ini akan dipaparkan arti dan makna yang terkandung dalam judul tersebut. Hal ini dilakukan penulis guna

(27)

menjauhkan kekeliruan pembaca dalam memaknai dan memahami arti dan makna yang terkandung dalam judul tersebut, yakni sebagai berikut:

Peranan, dapat diartikan dengan tindakan yang dilakukan seseorang dalam suatu peristiwa.7 Kata peranan juga dapat berarti serangkaian tingkah laku yang saling berkaitan yang dilakukan dalam suatu situasi tertentu serta berhubungan dengan kemajuan perubahan tingkah laku dan perkembangan siswa (santri) yang menjadi tujuannya.8 Sedangkan menurut Soerjono Soekanto mengatakan peranan adalah suatu konsep perihal apa-apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai suatu organisasi.9

Tata tertib atau juga dikenal dengan istilah disiplin yang berarti tata tertib atau ketaatan. Kemudian menjadi kedisiplinan yang dapat diartikan dengan “pendisiplinan atau mendisiplinkan” yakni mengusahakan supaya mematuhi, men-taati, dan mengikuti tata tertib atau aturan yang telah dibuat.10 Kata tata tertib terdiri dari dua kata yakni tata dan tertib. Secara etimologis pengertian tata menurut kamus bahasa Indonesia adalah aturan, kaidah, dan susunan, sistem.11 Sedangkan pengertian tertib adalah tertata dan terlaksana dengan rapi, teratur, menurut aturan, sopan dengan sewajarnya, dengan sepatutnya, aturan, peraturan yang baik.12

7

Ahmad A.K. Muda, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (Jakarta: Reality Publisher, 2006),

h. 584. 8

Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), h. 1.

9

Soerjono Soekamto.Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h. 13.

10

Soerjono Soekamto.Sosiologi Suatu Pengantar,h. 268.

11

Ahmad A.K. Muda,Kamus Lengkap Bahasa Indonesi,h. 516.

12

(28)

Meningkatkanyang dapat diartikan dengan menaikkan atau mempertinggi.13

Efektivitas belajar, yakni keefektifan artinya dapat membawa hasil sebagai akibat atau pengaruh.14

Kata belajar dapat diartikan modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (learning is defined as the modification or strengthening of behavior through experiencing).15 Menurut Bell-Gredler menyatakan belajar adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam competencies, skills, and attitudes.16sedangkan Syaiful Bahri Djamarah memberikan definisi belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan.17

Sedangkan kata siswa adalah pelajar pada akademik perguruan tinggi.18 Jadi

siswa dapat berarti murid atau peserta didik” yang belajar pada madrasah atau perguruan tinggi. Menurut Asri Budiningsih menyatakan siswa adalah sekelompok orang dengan usia tertentu yang belajar baik secara kelompok atau perorangan.19

Madrasah Tsanawiyah Negeri Tinambung adalah sebuah lembaga yang berlokasi di Kabupaten Polewali Mandar yang dijadikan sebagai objek penelitian

13

Ahmad A.K. Muda,Kamus Lengkap Bahasa Indonesia,h. 1198.

14

Ahmad A.K. Muda,Kamus Lengkap Bahasa Indonesia,h. 284.

15

Oemar Hamalik,Kurikulum dan Pembelajaran (Cet. XII; Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h.

36. 16

Udin S. Winataputra, dkk.,Teori Belajar dan Pembelajaran (Cet. IV; Jakarta: Universitas

Terbuka, 2008), h. 15. 17

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Cet. III; Jakarta:

Rineka Cipta, 2006), h. 10. 18

Kementerian Pendidikan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Cet. IV; Jakarta: Media

Pustaka Phoenix, 2009), h. 804. 19

Asri Budiningsih,Pembelajaran Moral Berpijak Pada Karakteristik Siswa dan Budayanya

(29)

penulis dalam rangka mencari dan memperoleh data tentang peranan Tata tertib dalam meningkatkan efektivitas belajar peserta didik.

Berangkat dari pengertian judul secara harfiah di atas, maka tergambar bahwa arti dan makna yang tersirat dalam judul tesis ini adalah upaya yang dilakukan oleh guru dengan menerapkan tata aturan atau kedisiplinan di Madrasah Tsanawiyah Negeri Tinambung Kabupaten Polewali Mandar dalam rangka menciptakan kondisi belajar siswa yang kondusif, efektif dan efisien.

C. Rumusan Masalah

Bertolak dari latar belakang dan fokus penelitian yang dikemukakan sebelumnya, maka yang menjadi pokok permasalahan adalah “Bagaimana peranan tata tertib dalam meningkatkan efektivfitas belajar di Madrasah Tsanawiyah Negeri Tinambung Kabupaten Polewali Mandar.

Adapun pokok masalah tersebut dirumuskan dalam sub masalah berikut ini: 1. Bagaimana efektivitas belajar peserta didik di Madrasah Tsanawiyah Negeri

Tinambung Kabupaten Polewali Mandar?

2. Upaya-upaya apa yang dilakukan oleh guru di Madrasah Tsanawiyah Negeri Tinambung Kabupaten Polewali Mandar dalam menciptakan kondisi belajar efektif?

3. Bagaimana peranan tata tertib dalam meningkatkan efektivitas belajar peserta didik di Madrasah Tsanawiyah Negeri Tinambung Kabupaten Polewali Mandar?

(30)

D. Kajian Pustaka

Dari berbagai literatur kepustakaan berupa tesis atau hasil penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya, ditemukan beberapa karya ilmiah yang memiliki korelasi dengan apa yang penulis lakukan.

1. Sulastri Handayani “Tesis Peranan Tata Tertib Pondok terhadap Pola Pergaulan Santriwati Kelas II Madrasah Tsanawiyah (Studi Kasus) Pondok Pesantren Yusuf Abdussatar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peranan tata tertib dapat membatasi pergaulan bebas ini tergambar dari sikap dan prilaku santriwati di Pondok Pesantren Yusuf Abdussatar”.20

2. Imam Hanafi dalam Judul Tesisnya “Hubungan Persepsi Siswa tentang Disiplin Guru dan Pelibatan Siswa dalam Penetapan Peraturan Tata Tertib Sekolah dengan disiplin siswa Madrasah Aliyah Negeri Tulung Agung Kabupaten Tulung Agung”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan korelasi positif yang signifikan antara disiplin guru dan disiplin siswa meningkat.21

Dari beberapa penelitian dan teori di atas, setelah dianalisis pembahasan-nya masih bersifat umum atau belum ada yang meneliti tentang “Peranan Tata Tertib Madrasah dalam Meningkatkan Efektivitas Belajar Peserta Didik di Madrasah Tsanawiyah Negeri Tinambung Kabupaten Polewali Mandar”. Beberapa literatur yang penulis jadikan acuan utama dalam penulisan tesis ini diantaranya:

20

Sulastri Handayani, Tesis Peranan Tata Tertib Pondok terhadap Pola Pergaulan Santriwati

Kelas II Madrasah Tsanawiyah (Studi Kasus) Pondok Pesantren Yusuf Abdussatar. Tesis,

Pascasarjana, Konsentrasi Pendidikan dan Keguruan UIN Sunan Ampel, 2010. 21

Imam Hanafi., Hubungan Persepsi Siswa tentang Displin Guru dan Pelibatan Siswa dalam Penetapan Peraturan Tata Tertib Sekolah dengan Displin Siswa MAN Tulungan Agung Kabupaten

(31)

1. Moh. Uzer Usman, dalam bukunya “Menjadi Guru Profesional”. Tata tertib atau juga dikenal dengan istilah disiplin yang berarti tata tertib atau ketaatan. yakni mengusahakan supaya mematuhi, mentaati, dan mengikuti tata tertib atau aturan yang telah dibuat.22

2. Carolyn M. Evertson dan Edmund T. Emmer, dalam bukunya “Manajemen Kelas” membahas tentang masalah-masalah khusus yang berkaitan dengan efektivitas belajar peserta didik.23

Dari beberapa literatur dan isi kajian yang telah penulis sebutkan di atas dan literatur yang belum sempat disebutkan, setelah di analisa tidak ada mengenai secara spesifik tentang “Peranan Tata tertib Madrasah dalam Meningkat -kan Efektivitas Belajar Peserta Didik di Madrasah Tsanawiyah Negeri Kabupaten Tinambung Polewali Mandar”, karenanya tulisan-tulisan itulah menjadi referensi utama, mengilustrasikan pemikiran sekaligus sebagai sumber informasi muncul -nya gagasan penulis untuk membahas secara spesifik tentang hal-hal yang ber-kaitan dengan masalah dalam penelitian ini.

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Penyusunan setiap tesis, oleh penyusunnya sudah tentu mengacu kepada suatu tujuan dan kegunaan. Demikian pula dalam karya tulis dalam bentuk tesis ini, akan mengacu kepada tujuan dan kegunaan sebagai berikut:

22

Moh Uzer Usman,Menjadi Guru Profesional. h. 268.

23

Carolyn M. Evertson dan Edmud T. Emmer, Manajemen Kelas (Jakarta: Kencana Prenada

(32)

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui peranan tata tertib peserta didik di Madrasah Tsanawiyah Negeri Kabupaten Tinambung Polewali Mandar.

b. Untuk mengetahui efektivitas belajar peserta didik di Madrasah Tsanawiyah Negeri Tinambung Kabupaten Polewali Mandar.

c. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan oleh guru di Madrasah Tsanawiyah Negeri Tinambung Kabupaten Polewali Mandar dalam menciptakan kondisi belajar yang efektif.

d. Untuk mengetahui peran tata tertib dalam meningkatkan efektivitas belajar peserta didik di Madrasah Tsanawiyah Negeri Tinambung Kabupaten Polewali Mandar.

2. Kegunaan Penelitian a. Kegunaan Ilmiah

1) Dapat menambah hasanah ilmiah, khususnya dalam bidang kedisiplinan kelas sehingga kondisi belajar peserta didik dapat kondusif, efektif dan efisien. 2) Dapat menjadi bahan komparatif bagi peneliti berikutnya, serta dapat menjadi

bahan masukan minimal berupa bacaan bagi para pecinta ilmu pengetahuan, khususnya bagi tenaga pengajar yang menginginkan terciptanya kondisi belajar yang efektif.

b. Kegunaan Praktis

1) Diharapkan penelitian ini nanti sebagai bahan masukan bagi seluruh stake holder yang ada di Madrasah Tsanawiyah Negeri Tinambung Kabupaten Polewali Mandar dalam rangkan menegakkan tata tertib madrasah sebagai tolok ukur keberhasilan proses pembelajaran di madrasah.

(33)

2) Sebagai sumbang saran bagi guru-guru yang ada di Madrasah Tsanawiyah Negeri Tinambung agar memperhatikan kepatuhan peserta didik terhadap tata tertib madrasah.

(34)

BAB II

TINJAUAN TEORETIS A. Pengertian Tata Tertib

Kata tata tertib terdiri dari dua kata yakni tata dan tertib. Secara etimologis pengertian tata menurut kamus bahasa Indonesia adalah aturan, kaidah, dan susunan, sistem.1Sedangkan pengertian tertib adalah tertata dan terlaksana dengan rapi, teratur, menurut aturan, sopan dengan sewajarnya, dengan sepatutnya, aturan, peraturan yang baik.2pada Menurut Intruksi Menteri Pendidikan dan kebudayaan tanggal 1 Mei 1974, Nomor 14/U/1974, tata tertib sekolah (madrasah) ialah ketentuan-ketentuan yang mengatur kehidupan sekolah (madrasah) sehari-hari dan mengandung sanksi terhadap pelanggarnya.3 Tata tertib peserta didik adalah bagian dari tata tertib sekolah, disamping itu masih ada tata tertib guru dan tata tertib tenaga admnistrasi.

Kewajiban menaati tata tertib sekolah adalah hal yang penting sebab merupakan bagian dari sistem persekolahan dan bukan sekedar sebagai kelengkapan sekolah.4Dalam prakteknya, aturan tata tertib yang bersumber dari instruksi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tersebut perlu dijabarkan atau diperinci sejalas-jelasnya dan disesuaikan dengan kondisi sekolah agar mudah dipahami oleh peserta didik.

1

Ahmad A.K. Muda,Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (Cet. I; Jakarta: Reality Publisher,

2006), h. 516. 2

Ahmad A.K. Muda,Kamus Lengkap Bahasa Indonesi,h. 526.

3

Suryosubroto,Manajemen Pendidikan di Sekolah (Cet. II; Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h.

81. 4

Suryosubroto,Manajemen Pendidikan di Sekolah,h. 82.

(35)

Konsekwensi diadakannya sebuah peraturan harus dilaksanakan bukan dijadikan pajangan saja. Betapapun bagusnya sebuah aturan yang dibuat. Pada dasarnya tata tertib peserta didik di sekolah sebagaimana yang diungkapkan oleh Suryosubroto, sesuai dengan instruksi Menteri Pendidikan dan kebudayaan Nomor 14 tahun 1974, sebagai berikut:

1. Tugas dan kewajiban dalam kegiatan intra madrasah:

a. Peserta didik harus datang di madrasah sebelum pelajaran dimulai;

b. Peserta didik harus sudah siap menerima pelajaran sesuai dengan jadwal sebelum pelajaran itu dimulai;

c. Peserta didik tidak dibenarkan tinggal di dalam kelas pada saat jam pelajaran belum dimulai;

d. Peserta didik boleh pulang jika pelajaran telah selesai;

e. Peserta didik wajib menjaga kebersihan dan keindahan sekolah;

f. Pesertadidik wajib berpakaian sesuai dengan yang ditetapkan oleh sekolah; g. Peserta didik harus juga memperhatikan kegiatan ekstra kurikuler seperti:

kepramukaan, kesenian, palang merah remaja, dan sebagainya. 2. Larangan-larangan yang harus diperhatikan:

a. Meninggalkan sekolah/jam pelajaran tanpa izin dari kepala sekolah atau guru yang bersangkutan;

b. Merokok di sekolah;

c. Berpakaian tidak senonoh atau bersolek yang berlebihan; d. Kegiatan yang mengganggu jalannya pelajaran.

3. Sanksi bagi peserta didik dapat berupa: a. Peringatan lisan secara langsung

(36)

b. Peringatan tertulis dengan tembusan orang tua; c. Dikeluarkan sementara;

d. Dikeluarkan dari sekolah.5

Dalam membuat tata tertib madrasah atau tata tertib dalam ruang kelas, memerlukan panduan bagi prosedur. Banyak peraturan yang berbeda dimungkin-kan setiap madrasah, tetapi pada dasarnya untuk membuat tata tertib dalam kelas. Berikut ini ada empat peraturan umum yang meliputi perilaku di ruang kelas, yaitu:

1. Hormati dan bersikap sopanlah kepada semua orang.

Peraturan ini bersifat umum, pastikan untuk memberikan teladan dan penjelasan yang memadai sehingga baik para guru maupun para peserta didik memahami dengan jelas maksudnya. Guru harus mendefinisikan apa itu sopan, dan guru memperluas definisi ini untuk mencakup jangan menambrak, berkelahi, atau mengejek.

2. Bergegas dan bersiap-siaplah.

Peraturan ini meliputi panduan yang menekankan pentingnya tugas-tugas di sekolah/madrasah. Bergegas mungkin dimaksudkan pada permulaan jam pelajaran di pagi hari, perpindahan kerja kelompok, dan berpindah ke tugas individual. Bersiap-siap menekankan pentingnya memiliki material, serta sikap mental yang tepat, agar berhasil dalam tugas-tugas di sekolah/madrasah.

3. Simaklah dengan seksama sementara peserta didik lainnya sementara berbicara.

5

(37)

Peraturan ini akan mencegah celetukan dan gangguan mata pelajaran lainnya. Guru bisa menggunakan diskusi mengenai peraturan ini untuk mengajarkan pada peserta didik bagaimana berkomentar atau mengajukan pertanyaan.

4. Patuhi seluruh peraturan madrasah.

Menyertakan peraturan ini memberikan guru untuk membahas peraturan madrasah/kelas manapun yang berkaitan terhadap pengawasan guru terhadap para peserta didik diluar ruang kelas. Hal ini mengingatkan para peserta didik bahwa peraturan madrasah berlaku di ruang kelas dan di luar kelas. Peraturan ini menunjukkan bahwa para guru akan mengawasi perilaku mereka dalam wilayah-wilayah dicakupi oleh peraturan madrasah.6

Mengaju pada panduan prosedur di atas sinergis dengan tata tertib yang berlaku pada Madrasah Tsanawiyah Negeri Tinambung adalah sebagai berikut:

1. Tata Tertib Madrasah

a. Tugas dan Kewajiban dalam Kegiatan Intrakurikuler

1) Peserta didik belajar dari jam 07.30 s/d 12.30 (jam belajar pagi) 2) Peserta didik belajar dari jam 12.30 s/d 17.10 (jam belajar siang)

3) Peserta didik diwajibkan berada di madrasah jam 07.15 untuk mengikuti apel pagi sebelum jam pelajaran dimulai.

4) Selama waktu belajar berlangsung tidak diperkenankan seorang peserta didik meninggalkan pelajaran tanpa izin bidang studi yang berlangsung dan diketahui oleh piket.

6

Carolyn M. Evertson dan Edmud T. Emmer,Manajemen Kelas(Jakarta: Kencana Prenada

(38)

5) Peserta didik yang akan meninggalkan lokasi disaat proses belajar mengajar karena urusan dianggap penting, diharuskan memohon izin kepada perwira piket.

6) Peserta didik yang dapat izin keluar setelah kembali harus segera melapor kepada perwira piket/guru BK.

7) Peserta didik dilarang menerima tamu di lingkungan madrasah tanpa izin perwira piket/BK.

8) Selama jam pelajaran peserta didik diharapkan berada di sekolah dan menjaga ketertiban kelasnya.

9) Peserta didik tidak diperbolehkan membawa Handphone (HP) dan bacaan yang bertentangan dengan norma agama.

10) Bila ada guru yang berhalangan hadir, maka ketua kelas segera melapor kepada perwira piket atau bagian kurikulum untuk menerima pelajaran/tugas. 11) Untuk kelancaran pelajaran, ketua kelas atau wakil ketua kelas segera

menyiapkan penghapus, spidol, absen peserta didik dan alat-alat lain yang dibutuhkan yang telah disiapkan di ruang tata usaha.

b. Tata Pergaulan

1) Setiap peserta didik wajib menghormati Kepala Sekolah, Guru dan Staf. 2) Sebelum pelajaran di kelas, diwajibkan memberikan salam penghormatan

kepada guru dipimpin oleh ketua kelas.

3) Setiap peserta didik memberikan salam ketika bertemu dengan guru. 4) Peserta didik dilarang berdua-duaan yang berlainan jenis di tempat sepi. 5) Setiap peserta didik diwajibkan untuk saling menghargai sesama peserta

(39)

6) Setiap peserta didik dilarang untuk mengeluarkan ucapan yang tidak senonoh dan menyinggung perasaan orang lain.

c. Pelaksanaan 6K

1) Peserta didik wajib menjaga dan memelihara keamanan, kebersihan, ketertiban, keindahan, kekeluargaan, dan kerindangan madrasah.

2) Setiap peserta didik wajib memelihara keutuhan bangunan sekolah, alat-alat pelajaran, alat-alat laboratorium, taman bunga dan lain-lain yang ada di sekolah.

3) Bagi peserta didik yang merusak karena kecerobohan/kelalaian akan dikenakan sanksi.

4) Peserta didik dilarang membawa, mengisap rokok di sekitar lingkungan sekolah.

5) Kendaraan peserta didik diatur dengan baik didalam keadaan terkunci di tempat yang tersedia.

6) Peserta didik dilarang beristirahat pada tempat parkir untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan.

7) Setiap peserta didik dilarang keras melakukan tindakan yang dapat mencemarkan nama baik sekolah antara lain :

a) Membawa senjata tajam atau yang sebaliknya.

b) Membawa dan mengkonsumsi obat terlarang dan minum-minuman keras. c) Berjudi.

d) Membawa majalah, gambar dan lain-lain yang asusila porno. e) Mencuri barang milik orang lain atau milik sekolah.

(40)

f) Membuat keributan (berkelahi) yang menyebabkan orang atau kelompok mengalami cidera parah dan kerugian yang banyak.

8) Peserta didik dilarang mencoret tembok dinding madrasah, membuang sampah di sembarang tempat dan lain-lain yang berhubungan dengan kebersihan (jika ditemukan maka akan dikenakan denda) sesuai kebijaksanaan sekolah.

9) Setiap hari sabtu diadakan kerja bakti yang dikoordinir langsung oleh wali kelas/kepeserta didikan.

d. Pakaian Seragam dan Cara Berdandan

1) Tiap peserta didik wajib berpakaian seragam yang rapi (bagi peserta didik putra baju harus dimasukkan dan bagi peserta didik putri bajunya diluar, memakai sepatu hitam dan kaos putih).

2) Seragam madrasah yang digunakan pada hari senin-selasa putih biru, rabu-kamis adalah batik biru, sedangkan jum’at dan sabtu adalah pramuka.

3) Ketentuan seragam putih-biru adalah sebagai berikut :

a) Peserta didik putra menggunakan baju putih lengan pendek, celana panjang warna biru serta baju dimasukkan kedalam dan peserta didik putri menggunakan baju lengan panjang warna putih dan rok panjang warna biru, serta baju diluar dan mengenakan jilbab putih pada hari senin dan selasa serta jilbab biru pada hari rabu dan kamis.

b) Lambang OSIS Madrasah Tsanawiyah NegeriTinambung ditempel di kantong dada baju dibagian depan sebelah kiri.

c) Badge Madrasah Tsanawiyah NegeriTinambung pada pangkal lengan kanan bahu.

(41)

d) Papan nama peserta didik ditempel pada dada baju bagian kanan. 4) Dilarang memakai celana jeans dan sejenisnya ke sekolah.

5) Pakaian seragam olahraga yaitu baju kaos dan training (tidak diperkenankan dipakai belajar dalam kelas).

6) Pakaian untuk kegiatan ekstakurikuler disesuaikan dengan kegiatannya. 7) Setiap peserta didik tidak diperbolehkan memakai/membawa perhiasan emas

di sekolah.

8) Bagi peserta didik tidak diperkenankan memakai make up yang berlebihan ke sekolah.

9) Bagi peserta didik putra tidak diperkenankan:

a) Memakai celana yang terlalu ketat sehingga menyulitkan bergerak (kaki celana minimal 18 cm).

b) Berambut panjang sehingga menutupi kerah baju, bagian belakang rambut harus tipis.

c) Memakai rambut palsu/wig dan mencat rambut dengan zat warna (pirang)

10) Bagi peserta didik putra dan putri tidak diperkenankan memakai pakaian ketat.

e. Absensi

1) Peserta didik yang tidak hadir (alpa) dalam mengikuti proses belajar mengajar melewati batas maksimal 20% dari jumlah hari madrasah akan dikenakan sanksi.

2) Bagi peserta didik yang bolos belajar secara berulang-ulang akan dikenakan sanksi berat.

(42)

3) Bagi peserta didik yang sakit diharapkan orang tua/wali peserta didik menyampaikan kepada wali kelas yang bersangkutan.

4) Bagi peserta didik yang sakit akan menjalani perawatan yang lama, diharapkan orang tua/wali peserta didik menyampai langsung kepada pimpinan madrasah atau menyerahkan surat keterangan dokter.

5) Bagi peserta didik berhalangan hadir (izin) harus ada penyampaian orang tua/wali peserta didik kepada wali kelas, guru piket atau pimpinan madrasah (tidak dilayani surat menyurat).

6) Izin tidak masuk madrasah paling lama 3 hari dengan permohonan langsung kepada Kepala Madrasah.

7) Bagi peserta didik yang alpa 3 hari berturut-turut akan diminta kehadiran orang tua/wali ke madrasah untuk memberi keterangan.

8) Apabila sampai seminggu belum juga ada penyampaian dari orang tua/wali peserta didik yang bersangkutan akan dikenakan sanksi.

f. Upacara Bendera

1) Setiap peserta didik diwajibkan mengikuti upacara bendera/apel pagi dengan tertib, hikmat dan teratur.

2) Pelaksanaan upacara adalah senin dan hari-hari besar nasional lainnya.

3) Setiap peserta didik wajib memakai topi dan dasi pada waktu upacara bendera/apel pagi.

g. Pelanggaran Tata Tertib Madrasah

1) Jika terjadi pelanggaran dalam kelas, ditangani langsung oleh guru yang bersangkutan atau dapat minta bantuan guru BK/Perwira piket.

(43)

2) Jika pelanggaran diluar kelas ditangani oleh : a) Semua guru yang menemukan

b) Wali kelas yang bersangkutan c) Perwira piket

d) Pembina-pembina OSIS e) Guru BK

f) Wali-wali kelas

3) Pelanggararn yang dinilai berat, diselesaikan bersama-sama oleh suatu tim yang dinamakan Komisi Disiplin Madrasah, anggota-anggotanya terdiri dari :

a) Pimpinan Madrasah b) Komite Madrasah c) Pembina-pembina OSIS

d) Guru BK e) Wali-wali kelas

f) Perwakilan peserta didik

4) Komisi Disiplin Madrasah sewaktu-waktu mengadakan swiping bila dianggap perlu.

5) Setiap penanganan pelanggaran peserta didik sedapat mungkin dikoordinasikan dengan orang tua/wali peserta didik melalui wali kelas yang bersangkutan.

h. Sanksi

Pada prinsipnya sanksi yang diberikan kepada peserta didik sifatnya mendidik dan dapat mencerminkan pada perubahan sikap dan perilaku yang diinginkan. Sehingga setiap pemberian sanksi senantiasa dibarengi dengan arahan,

(44)

nasihat dan bimbingan oleh guru yang bersangkutan. Peserta didik yang telah mendapat sanksi selanjutnya diserahkan ke Guru BK untuk ditangani lebih lanjut.

Adapun jenis-jenis sanksi adalah sebagai berikut: 1) Pernyataan secara lisan

2) Peringatan tertulis kepada peserta didik disamping kepada orang tua. 3) Penugasan

a) Aksi bersih

b) Aksi penataan taman c) Pembelajaran

4) Tidak diikutkan belajar sementara/skorsing. 5) Tinggal kelas.

6) Diserahkan kembali kepada orang tua/wali (dikeluarkan dari madrasah). i. Pembiasaan

1) Berdoa bersama-sama secara khidmat setiap hari pada awal pelajaran dan pada akhir pelajaran.

2) Bersalaman/berjabat tangan dengan Bapak/Ibu guru pada jam pelajaran pertama dan terakhir.

3) Mengukuti Upacara Bendera setiap hari senin. 4) Mengukuti Apel Pagi setiap hari kecuali hari senin.

5) Melaksanakan shalat Dhuha di mushallah madrasah bagi yang jam belajar pagi.

6) Melaksanakan shalat Ashar di mushallah madrasah bagi yang jam belajar siang.

(45)

7) Melaksanakan program Jumat Bersih pada kavling atau lokasi yang telah ditentukan pada masing-masing kelas.7

Dari tata tertib yang berlaku pada Madrasah Tsanawiyah Negeri Tinambung khususnya pada point ke tentang pelaksanaan 6 K tentang larangan mengkonsumsi obat terlarang sesuai dengan firman Allah swt dalam QS.al-Nisa/4:

43

































Terjemahnya:

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam Keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri mesjid) sedang kamu dalam Keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi. dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau datang dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, Maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pema'af lagi Maha Pengampun.8

B. Pembinaan Tata Tertib di Kelas

Dengan adanya tata tertib tersebut, diharapkan peserta didik dapat me-laksanakan proses pembelajaran dengan baik.Tidak ada lagi pelanggaran displin dalam proses pembelajaran, walaupun pasti masih ada sebagian kecil yang melanggar tidak akan menghambat proses pembelajaran. Tata tertib terlaksana dengan baik, jika adanya keteladanan dari pihak madrasah diantaranya

ketela-7

Dokumen Tata Tertib Madrasah Tsanawiyah Negeri Tinambung Kabupaten Polewali Mandar.

8

Kementerian Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya (Cet.I; Jakarta: Adhi Aksara Abadi,

(46)

danan kepimpinan madrasah dan guru itu sendiri untuk dijadikan teladan bagi peserta didik dimadrasah.

Keteladanan memilik yang cukup besar pengaruhnya dalam menanamkan tata tertib pada peserta didik. Allah swt telah menunjukkan bahwa keteladanan dari kehidupan Nabi Muhammad mengandung nilai pedagogis bagi manusia atau pengikutnya. Sebagaimana dalam QS. al-Ahzab/33 :21.







Terjemahnya:

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.9

Begitupula dalam QS.ash-Saff/61:2-3

















Terjemahnya:

Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan. Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.10

Guru merupakan pribadi yang sering ditiru peserta didiknya. Kalau perilaku guru baik, maka peserta didiknya akan meniru hal-hal yang baik dan bila prilaku guru buruk, maka biasanya anaknya meniru hal-hal buruk pula. Dengan demikian

9

Kementerian Agama RI,al-Qur’an dan Terjemahnya,h. 595.

10

(47)

keteladanan yang baik merupakan salah satu kiat yang harus diterapkan dalam menananmkan tata tertib pada peserta didik. Kalau guru menginginkan peserta didiknya mematuhi tata tertib, maka yang harus tata tertib duluan adalah gurunya, sebab, peserta didik akan meniru gurunya, dan meniru itu merupakan gharizah (naluri) dari setiap orang. Keteladanan memberikan pengaruh yang lebih besar daripada omelan. Jika perilaku guru berbeda atau bertolak belakang dengan nasehatnya, niscaya kegiatan belajar mengajar itu gagal.

C.Efektivitas Pembelajaran Peserta Didik

1. Pengertian efektivitas

Kata efektivitas berasal dari kata “efektif” yang berarti ada efeknya yaitu pengaruh, yang timbul oleh/sebab perbuatan, akibat, dampak, tepat, manjur, mujarab, tepat guna, berhasil.11 Sedangkan menurut Peter F. Drucker yang dikutif oleh Sule dan Saefullah menyatakan efektif adalah mengerjakan pekerjaan yang benar (doing the right things).12Dari kata tersebut, efektivitas dapat diartikan sebagai ketepatgunaan, hasil yang dicapai dari dampak atau pengaruh yang timbul. Jadi, pengertian efektivitas adalah kemampuan untuk memilih sasaran yang tepat.13Guru yang efektif adalah guru yang memilih strategi dan metode mengajar yang tepat dalam proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran direncanakan dapat terlaksana atau tercapai dengan baik.

11

Kementerian Pendidikan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Cet. IV; Jakarta: Pustaka

Phoenix, 2009), h. 203. 12

Ernie Tisnawati dan Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen (Cet. III; Jakarta:

Kencana Prenada Media, 2009), h. 203. 13

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Landasan Yuridis Formal 1. UU RI No. 20 Tahun 2003
Gambar 3.1:    Triangulasi  teknik pengumpulan  data (bermacam-macam  cara  pada sumber yang sama)
Foto  dari  Depan Madrasah  Tsanawiyah  Negeri  (MTsN) Tinambung  Kecamatan  Tinambung Kabupaten Polewali Mandar

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pendapat di atas, dapat diketahui secara jelas bahwa dasar pertimbangan yuridis penyidik untuk menghentikan penyidikan perkara pelanggaran kecelakaan

Penegakan hukum terhadap kejahatan perdagangan orang di Indonesia saat ini masih belum optimal dimana hal ini dapat kita lihat dari pemberitaan-pemberitaan di

Kemudian jenazah diletakkan di atasnya, kedua tangannya berada di atas dadanya , kemudian kain kafan itu dibungkuskan selembar demi selembar, setelah itu diikat dengan

Dari hasil penelitian maka penulis menyimpulkan bahwa Strategi yang dilakukan Public Relations English Frist cabang Tebet dalam mempertahankan Citra perusahaan yaitu

Dalam menghadapi ancaman pendatang baru, PT.Sunwood memfokuskan keunggulan yang dimiliki oleh perusahaan. Hal ini dilakukan agar dapat menghambat pengaruh dari para produsen

Hal ini sesuai dengan hasil studi yang dilakukan oleh The National Youth Violence Prevention Resource Center (NYVPRC) (dalam Novrian, 2017: 20-21) menunjukkan bahwa

Beberapa hasil dari penelitian yang telah dilakukan, memberikan hasil bahwa antara hubungan anak yang mempunyai hubungan yang tidak baik dengan teman sebayanya, hubungan yang

Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayahNyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Perilaku Perawat Terhadap Organisasi Profesi PPNI di RSUP H.. Adam