BAB I
IDENTITAS PEMRAKARSA
Identitas Pemrakarsa
1. Nama Kegiatan : Instalasi Pengolahan Limbah Tinja (IPLT) : Kota Payakumbuh
2. Alamat Kegiatan : Jln. Prof. M Nasrun 3. Penanggung Jawab : Fitra Harianto, ST
4. NIP : 197310282003121004
5. Jabatan : Kabid PSU Kawasan Permukiman 6. Instansi : Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan
: Permukiman Kota Payakumbuh 7. Alamat : Jln. Marah Adin No. 1 Payakumbuh 8. No Telpon : (0752) 92766
9. No Faks : (0752) 92766
10. Email : [email protected]
Identitas Penyusun DPLH
Nama Perusahaan : CV. Alfaza Consultant
Alamat Kantor : Jl.PGRI No. 5 Bunian, Payakumbuh E-mail : [email protected]
BAB II
PERIZINAN YANG DIMILIKI
Sejak awal pengoperasian, IPLT Kota Payakumbuh belum memiliki IPPLH (Izin Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup) sesuai dengan UU no 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Izin ini diperlukan dalam hal pemanfaatan air limbah, pembuangan air limbah, penyimpanan limbah B3, dll. IPPLH ini merupakan izin turunan setelah izin lingkungan, sebelum pemerintah meluncurkan Online Single Submission (OSS). Kondisi saat ini IPLT Kota Payakumbuh yang belum pernah melakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang mengacu pada Standard Operasional Procedure (SOP) atau Best Paractice (praktek terbaik).
BAB III
KEGIATAN YANG TELAH BERJALAN
3.1 Nama Kegiatan
Instalasi Pengolahan Limbah Tinja (IPLT) Kota Payakumbuh.
3.2 Lokasi Kegiatan
IPLT Kota Payakumbuh terletak di Jalan. Prof. M. Nasrun, Kelurahan Sungai Durian, Kecamatan Lamposi Tigo Nagori, Kota payakumbuh, dengan jarak lebih kurang 5 km dari pusat kota Payakumbuh dan cukup jauh dari permukiman warga. Batas-batas wilayah IPLT Kota Payakumbuh, yaitu :
Utara : Sawah
Selatan : Sawah
Barat : Sawah
Timur : Sawah
Untuk lebih jelasnya lokasi IPLT Kota Payakumbuh, dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar 1 : Peta Lokasi IPLT Kota Payakumbuh
Lokasi IPLT
3.3 Waktu Beroperasi
IPLT Kota Payakumbuh dibangun pada tahun 1997 dan mulai beroperasi pada tahun 1998 hingga sekarang.
3.4 Deskripsi Kegiatan
IPLT Kota Payakumbuh melayani pengolahan limbah tinja dari septik tank yang berasal dari rumah tangga, fasilitas umum, sekolah dan perkantoran di wilayah Kota Payakumbuh dan sekitarnya. IPLT Kota Payakumbuh berada di Kel. Sungai Durian, kec. Lamposi Tigo Nagori Kota Payakumbuh. IPLT kota Payakumbuh dikelola oleh Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman dengan kapasitas awal 15 m3/hari, dengan luas areal 5.357 m2. IPLT Kota Payakumbuh dalam masa pengoperasiannya telah mengalami beberapa kali perbaikan. IPLT Kota payakumbuh dilengkapi rumah jaga, kantor dan laboratorium. Saat ini hanya rumah jaga saja yang masih berfungsi. Kantor dan laboratorium tidak lagi berfungsi. Untuk labor peralatan sudah banyak yang rusak dan hilang.
a. Proses Pengolahan Limbah IPLT Kota Payakumbuh
Limbah Tinja yang telah dikuras dari Septic Tank, dibawa oleh truk pengangkut tinja ke IPLT Kota Payakumbuh untuk dilakukan pengolahan. Adapun proses pengolahan limbah di IPLT Kota Payakumbuh dapat dilihat pada gambar 2 di bawah ini.
Gambar 2 : Skema Eksisting Pengolahan Limbah di IPLT Kota Payakumbuh Kolam Maturasi Badan air Penerima Bak Pengumpul Kolam Anaerob Kolam Fakultatif 1 Kolam Fakultatif 2 SDB
Secara singkat proses Pengolahan Limbah di IPLT Kota Payakumbuh adalah :
Bak Pengumpul
Bak pengumpul adalah proses pertama yang di lalui oleh limbah dari truk pengangkut. Pada bak pengumpul ini dilengkapi dengan barscreen yang berfungsi untuk menyaring limbah padat yang ikut terbawa pada waktu pengolahan oleh truk tangki. Pada proses ini dibutuhkan keterampilan petugas dalam melakukan pembongkaran sehingga tidak terjadi penyumbatan pada barscreen.
Gambar 3 : Bak Pengumpul Kolam Anaerobik
Proses pengolahan selanjutnya setelah dari bak pengumpul, limbah diolah pada kolam anaerobik. Pada kolam anaerobik terjadi proses dekomposisi limbah oleh mikroorganisme secara anaerobik atau tanpa menggunakan oksigen. Pada proses ini terjadi pemisahan antara endapan dan supernatan. Endapan dialirkan ke kolam Sludge Drying Bed (SDB), sedangkan supernatan akan diolah lebih lanjut di kolam fakultatif.
Dimensi kolam Anaerobik adalah : Lebar atas : 11,2 m Lebar bawah : 2,8 m
Panjang : 12 m
Tinggi/kedalaman : 2,5 m
Gambar 4 : Kolam Anaerobik IPLT Kota Payakumbuh Kolam Fakultatif 1 dan Kolam Fakultatif 2
Kolam fakultatif terdiri dari 2 unit yang beroperasi secara seri. Adapun dimensi kolam Fakultatif adalah :
Fakultatif 1 Panjang atas : 22 m Panjang bawah : 18 m Lebar : 16 m Tinggi/ kedalaman : 1,8 m Fakultatif 2 Panjang atas : 16,98 m Panjang bawah : 11,48 m Lebar : 17,6 m Tinggi/ kedalaman : 2,4 m
Proses pengolahan limbah pada kolam fakultatif akan menghasilkan endapan berupa lumpur. Seharusnya pada kolam fakultatif dilengkapi dengan pipa penyalur endapan lumpur menuju kolam SDB, namun pada kondisi eksisting kolam fakultatif tidak dilengkapi pipa penyalur lumpur.
Gambar 5 : Kolam Fakultatif 1 IPLT Kota Payakumbuh
Gambar 6 : Kolam Fakultatif 2 IPLT Kota Payakumbuh Kolam Maturasi
Supernatant yang telah melalui proses pengolahan di kolam Fakultatif 1 dan Fakultatif 2 diolah kembali di kolam maturasi sebelum dibuang ke Badan Air Penerima (BAP). Adapun dimensi kolam Maturasi adalah :
Panjang atas : 15,2 m Panjang bawah : 7,54 m
Lebar : 8,9 m
Tinggi/ kedalaman : 3 m
Seharusnya pada kolam maturasi proses pengolahan dilakukan secara aerob dengan ditambahkan aerator dan suplay oksigen secara alami dari tumbuhan alga. namun aerator belum ditemui pada kolam maturasi melainkan hanya tumbuhan alga saja yang tumbuh pada kolam maturasi ini. Hal ini dibuktikan dengan air limbah yang berwarna hijau.
Gambar 7 : Kolam Maturasi IPLT Kota Payakumbuh Kolam Sludge Drying Bed (SDB)
SDB terdiri dari 5 kompartemen yang saling bersebelahan. Proses pengolahan lumpur yang masuk ke SDB dilakukan dengan cara mengurangi kandungan air pada lumpur dengan menggunakan sinar matahari langsung.
Dimensi masing-masing kompartemen adalah : Panjang : 4,88 m
Kondisi kolam SDB IPLT Kota Payakumbuh sudah tidak beroperasi lagi, karena adanya permasalahan pada pipa penyalur. Selain permasalahan pada pipa penyalur, Unit SDB ini tidak memiliki lokasi untuk penumpukan dan pemanfaatan lumpur hasil olahan, seperti Land
Aplicator, sehingga lumpur menumpuk pada setiap kompartemen SDB.
Selain itu tidak adanya pipa penyalur lumpur dari kolam fakultatif 1 dan 2 serta kolam maturasi yang juga menghasilkan endapan berupa lumpur.
Gambar 8 : Kolam SDB IPLT Kota Payakumbuh Badan Air Penerima
Setelah melalui proses pengolahan air limbah dialirkan ke Badan Air Penerima (BAP). BAP yang menjadi tempat pembuangannya berupa saluran irigasi. Saluran irigasi ini masih berupa saluran tanah, yang nantinya digunakan oleh petani untuk mengairi sawah, dengan lebar 1 meter.
Dikarenakan BAP IPLT ini tergolong kecil, seharusnya menggunakan saluran yang diperkeras agar nantinya aliran air pada BAP lancar, tidak ada hambatan oleh vegetasi alami saluran seperti rumput dan tidak terjadi penumpukan sedimen.
Gambar 9 : Badan Air Penerima
Idealnya Instalasi Pengolahan Limbah Tinja (IPLT) memiliki unit pengujian sebelum air limbah hasil pengolahan dibuang ke badan air penerima. Unit pengujian ini dapat berupa kolam Bio Indikator yang bekerja dengan cara penambahan makluk hidup yang memiliki habitat di air, seperti ikan mas dan nila. Apabila ikan dapat hidup dengan baik pada kolam bio indikator maka proses pengolahan limbah telah berlangsung dengan baik, namun apabila ikan mati, berarti proses pengolahan limbah tidak berlangsung dengan baik dan perlu adanya peninjauan terhadap proses pengolahan limbahnya.
b. Kondisi Lingkungan Sekitar IPLT Kota Payakumbuh
IPLT Kota Payakumbuh berada Lebih Kurang 100 m dari jalan Prof. M. Nasrun. Antara IPLT dan jalan Prof. M. Nasrun dihubungkan dengan jalan rabat beton yang kondisinya cukup baik. IPLT Kota Payakumbuh berada cukup jauh dari rumah penduduk dan dikelilingi oleh sawah dan ladang Masyarakat. Areal di sekililing IPLT juga ditanami pohon-pohon keras, diantaranya : pohon kelapa, nangka, dan kelapa. Di sisi kanan IPLT terdapat Saluran Irigasi yang menjadi Badan Air Penerima (BAP) air hasil pengolahan limbah IPLT.
IPLT Kota Payakumbuh telah memiliki pagar pembatas untuk menjaga kelancaran operasional. Pagar yang telah ada cukup tinggi yaitu 2,5 m. yang terdiri dari pagar besi dan pasangan batu bata. Untuk pintu gerbang dan sebagian pagar sisi depan (dekat rumah jaga) masih menggunakan pagar besi yang tingginya hanya 1,1 m saja.
c. Kegiatan Yang Menjadi Sumber Dampak di IPLT Kota Payakumbuh
Selama beroperasi IPLT menimbulkan dampak bagi lingkungan sekitar, apabila proses pengolahan limbah tidak berjalan dengan baik. air limbah yang di buang ke BAP harus sesuai dengan baku mutu yang telah di tetapkan, yaitu Permen LHK no 68 tahun 2016.
Tidak hanya air limbah hasil pengolahan saja yang akan di pantau, namun BAP yang menjadi lokasi pembuangan limbah harus juga di pantau. BAP harus di pantau sesuai dengan baku mutu PP No 82 tahun 2001, kelas 4, yang mana BAP merupakan saluran irigasi yang digunakan untuk pertanian.
Kondisi unit-unit pengolahan harus dikontrol dan dirawat secara berkala, sehingga tidak terjadi kebocoran yang menimbulkan dampak bagi kualitas air tanah. Pengontrolan ini dilakukan dengan cara pembuatan sumur-sumur pantau di area upstream dan downstream. Kualitas Air Tanah harus diawasi sesuai dengan PP no 82 tahun 2001, kelas 1 untuk
sumber air baku. yang mana air tanah di jadikan sebagai sumber air baku sumur-sumur milik warga sekitar.
3.5 Pemanfaatan Hasil Pengolahan Limbah IPLT Kota Payakumbuh
IPLT Kota Payakumbuh dapat memanfaatkan limbah lumpur hasil olahan yang diproses dari unit SDB menjadi bahan campuran pupuk tanaman. Lumpur hasil pengolahan ini digunakan pada tanaman untuk pertamanan. Hal ini dapat dimanfaatkan oleh dinas pertamanan dan para pembibit bunga di sekitar IPLT. Lumpur hasil pengolahan tidak dianjurkan untuk tanaman buah dan sayur yang berumur pendek, karena ditakutkan sisa-sisa bakteri pengurai dan e-coli yang masih tertinggal dapat mengkontaminasi buah dan sayuran, namun untuk lebih bagusnya dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman dapat melakukan kerja sama dalam penelitian lebih lanjut tentang pemanfaatan lumpur hasil pengolahan dengan dinas pertanian dan dinas yang terkait atau dengan perguruan tinggi. Standar baku mutu lumpur hasil olahan dari Unit SDB harus sesuai dengan Permen LH No 68 tahun 2016 tentang baku mutu limbah domestik.
Pemanfaatan lumpur hasil pengolahan di IPLT dapat digunakan sebagai media penyubur tanaman. Sesuai dengan peraturan walikota payakumbuh no 68 tahun 2016 tentang Pengelolaan Lumpur Tinja, pasal 6 ayat 4.
3.6 Komponen Kegiatan IPLT Kota Payakumbuh
Sejak mulai dibangun tahun 1997 hingga sekarang IPLT Kota payakumbuh belum memiliki Standart Operasional Prosedure (SOP). Dengan belum adanya SOP ini operasional IPLT Kota payakumbuh belum termanajemen sebagaimana mestinya. Diharapkan Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kota payakumbuh sebagai pengelola dapat membuat SOP untuk pengoperasian IPLT dan Pengoperasian Truk
Pengangkut Tinja. Adapun komponen kegiatan IPLT Kota payakumbuh adalah :
I. Tahap Operasional
a. Pembongkaran limbah dari tangki truk pengangkut
Truk pengangkut tinja yang telah melaksanakan penyedotan dari tangki septik masyarakat langsung membawa limbah ke IPLT. Pembongkaran limbah tinja dilakukan secara gravitasi di sebelah bak penampung. Saat proses pembongkaran, petugas harus memastikan tidak ada limbah yang tercecer dan meluber keluar dari bak penampung.
b. Pengolahan limbah
Pengolahan limbah tinja harus sesuai dengan standar SOP yang ada. Saat pengolahan, limbah tinja melalui beberapa kolam, yaitu bak pengumpul, bak anaerob, SDB, bak fakultatif 1, fakultatif 2, dan bak maturasi.
c. Pembuangan hasil pengolahan limbah
IPLT Kota Payakumbuh menghasilkan dua produk hasil pengolahan, yaitu : lumpur dan air. Lumpur yang dihasilkan diolah pada bak SDB untuk di keringkan. Kondisi saat ini lumpur yang telah kering hanya di tumpuk di areal IPLT. Air limbah hasil pengolahan dibuang Ke Badan Air Penerima (BAP) yang berada di sebelah area IPLT. BAP merupakan saluran irigasi yang juga digunakan masyarakat untuk bidang pertanian. BAP yang dijadikan titik pembuangan air limbah hasil pengolahan kondisinya masih berupa saluran yang belum diperkeras atau saluran tanah.
2. Tahap Pasca Operasional
a. Demobilisasi peralatan
Setelah IPLT selesai beroperasi akan dilakukan demobilisasi peralatan dengan cara hati-hati agar tidak menimbulkan dampak yang besar.
b. Penutupan areal IPLT
Dalam proses penutupan areal IPLT Kota Payakumbuh harus dilakuakan penimbunan kolam-kolam pengolahan agar kolam bekas pengolahan tidak menimbulkan dampak yang besar. Setelah penutupan Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman sebagai pemrakarsa harus membuat kebijakan untuk penggunaan areal bekas IPLT.
BAB IV
UPAYA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN
HIDUP
IPLT Kota Payakumbuh dalam pengoperasiannya akan menimbulkan dampak-dampak yang bersifat positif dan negatif. Untuk dampak positif perlu ditingkatkan sehingga menguntungkan bagi lingkungan. Untuk dampak negatif harus ditekan seminimal mungkin. Untuk meningkatkan dampak positif dan meminimalkan dampak negatif, maka diperlukan tindakan nyata dalam upaya pengelolaan lingkungan dan upaya pemantauan terhadap dampak yang ditimbulkan dalam operasional IPLT Kota Payakumbuh. Upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup IPLT Kota Payakumbuh seperti di bawah ini.
4.1 DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP
I. TAHAP OPERASIONAL
A. Geofisika-Kimia
1. Menurunnya Kualitas Udara
a. Sumber Dampak
Ada pun sumber dampaknya dari kegiatan berasal dari : o Debu jalan dari truk pengangkut tinja
o Bau dari proses pengolahan
b. Jenis Dampak
Jenis dampak yang di timbulkan yaitu penurunan kualitas udara
c. Besaran Dampak
Besaran dampak dari kegiatan ini berada di tingkat Kecil karena frequensi keluar masuk truk pengangkut tinja maksimal hanya 5 kali sehari
2. Peningkatan Kebisingan
a. Sumber Dampak
Ada pun sumber dampaknya dari kegiatan berasal dari suara mesin truk pengangkut tinja
b. Jenis Dampak
Jenis dampak yang di timbulkan yaitu peningkatan tingkat kebisingan
c. Besaran Dampak
Besaran dampak dari kegiatan ini berada di tingkat Kecil karena frequensi keluar masuk truk pengangkut tinja maksimal hanya 5 kali sehari
3. Timbulnya Bau Tidak Sedap
Dampak Lingkungan
a. Sumber Dampak
Ada pun sumber dampaknya dari kegiatan berasal dari proses pengolahan limbah
b. Jenis Dampak
Jenis dampak yang di timbulkan yaitu timbulnya bau tidak sedap
c. Besaran Dampak
Besaran dampak dari kegiatan ini berada di tingkat Kecil karena kapasitas pengolahan hanya 15 m3 saja perhari
4. Menurunnya Kualitas Air
a. Sumber Dampak
Ada pun sumber dampaknya dari kegiatan berasal dari :
o Ceceran limbah tinja dari aktifitas pengangkutan dan pembongkaran di areal IPLT
o Kebocoran bak unit pengolahan limbah tinja o Hasil Pengolahan IPLT yang tidak layak
o Lumpur padat dari hasil pengolahan unit sluge drying bach (SDB)
b. Jenis Dampak
Jenis dampak yang di timbulkan yaitu penurunan kualitas air yang ditandai dengan meningkatnya konsentrasi parameter pencemaran air.
c. Besaran Dampak
Besaran dampak dari kegiatan ini berada di tingkat sedang, karena IPLT Kota Payakumbuh melaksanakan pengolahan Limbah Tinja Domestik. Air limbah pada sistem pengolahan dapat bocor ke lingkungan. Kualitas air limbah hasil pengolahan yang tidak baik akan menurunkan kualitas lingkungan
5. Penurunan Kuantitas Air Tanah
a. Sumber Dampak
Ada pun sumber dampaknya dari kegiatan berasal dari perkerasan permukaan tanah di area IPLT Kota Payakumbuh
b. Jenis Dampak
Jenis dampak yang di timbulkan yaitu berkurangnya infiltrasi air hujan.
c. Besaran Dampak
Besaran dampak dari kegiatan ini berada di tingkat kecil karena area IPLT cukup kecil dan sebagian besar tidak tertutup bidang perkerasan
6. Peningkatan Timbulan Limbah Padat
a. Sumber Dampak
Ada pun sumber dampaknya dari kegiatan berasal dari aktifitas pembongkaran limbah tinja yang terbawa truk pengangkut
Jenis dampak yang di timbulkan yaitu peningkatan timbulan sampah
c. Besaran Dampak
Besaran dampak dari kegiatan ini berada di tingkat kecil karena sampah yang terbawa sangat sedikit
7. Bahan Beracun dan Berbahaya
a. Sumber Dampak
Ada pun sumber dampaknya dari kegiatan berasal dari truk pengangkut tinja
b. Jenis Dampak
Jenis dampak yang di timbulkan yaitu : o Oli bekas perawatan truk
o Ceceran oli jika truk limbah tinja rusak
c. Besaran Dampak
Besaran dampak dari kegiatan ini berada di tingkat kecil karena frequensi truk tinja dalam pembongkaran limbah tinja maksimal hanya 5 kali sehari
B. Sosial, Ekonomi dan Budaya
1. Persepsi Masyarakat
a. Sumber Dampak
Ada pun sumber dampaknya dari kegiatan berasal Operasional IPLT yang menimbulkan persepsi masyarakat yang dapat menimbulkan persepsi positif dan negatif
b. Jenis Dampak
Jenis dampak yang di timbulkan yaitu :
o Persepsi negatif akan terjadinya pencemaran air dan bau o Persepsi negatif masyarakat akan kehadiran IPLT dapat
dapat mempengaruhi hasil tanaman padi di bagian hilir BAP
o Persepsi positif akan kehadiran IPLT yang dapat menjadikan Kota Payakumbuh dan sekitarnya dapat mengolah limbah domestiknya secara mandiri dan menjadikan prestasi tersendiri bagi Kota Payakumbuh
c. Besaran Dampak
Besaran dampak dari kegiatan ini berada di tingkat kecil karena IPLT Kota Payakumbuh cukup jauh dari perumahan warga
2. Peluang Kerja dan Usaha
a. Sumber Dampak
Adapun sumber dampaknya dari kegiatan berasal dari kegiatan operasional IPLT Kota Payakumbuh
b. Jenis Dampak
Jenis dampak yang di timbulkan yaitu :
o Adanya kesempatan kerja yang dapat dimanfaatkan penduduk sekitar IPLT Kota Payakumbuh
o Masyaraka bisa membuka usaha pelayanan sedot tinja sehingga membuka lapangan kerja baru
c. Besaran Dampak
Besaran dampak dari kegiatan ini berada di kecil karena membuka jasa sedot tinja memerlukan modal besar
3. Gangguan Transportasi
a. Sumber Dampak
Adapun sumber dampaknya dari kegiatan berasal dari mobilitas/keluar masuk Truk Pengangkut Tinja
Jenis dampak yang di timbulkan yaitu adanya gangguan transportasi dan keselamatan lalu lintas di sekitar kegiatan yaitu di Jl. Prof. M Nasrun
c. Besaran Dampak
Besaran dampak dari kegiatan ini berada di tingkat kecil karena IPLT Kota Payakumbuh berada di pinggiran kota yang memiliki tingkat kepadatan kendaraan kecil
C. Kesehatan Masyarakat
1. Gangguan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
a. Sumber Dampak
Ada pun sumber dampaknya dari kegiatan berasal Operasional IPLT Kota Payakumbuh
b. Jenis Dampak
Jenis dampak yang di timbulkan yaitu terganggunya kesehatan para Petugas IPLT Kota Payakumbuh
c. Besaran Dampak
Besaran dampak dari kegiatan ini berada di tingkat sedang karena limbah tinja mengandung bakteri pembusuk
2. Vektor Penyakit
a. Sumber Dampak
Ada pun sumber dampaknya dari kegiatan operasional IPLT Kota Payakumbuh
b. Jenis Dampak
Jenis dampak yang di timbulkan yaitu berkembangnya vektor penyakit berupa tikus, lalat, kecoa dan nyamuk.
c. Besaran Dampak
Besaran dampak dari kegiatan ini berada di tingkat kecil karena permukiman warga cukup jauh dari area IPLT Kota Payakumbuh
II. TAHAP PASCA OPERASIONAL
A. Komponen Geofisika-Kimia
1. Kualitas Udara
a. Sumber Dampak
Ada pun sumber dampaknya dari kegiatan Demobilisasi Peralatan IPLT
b. Jenis Dampak
Jenis dampaknya adalah penurunan kualitas Udara
c. Besaran Dampak
Besaran dampak dari kegiatan ini adalah kecil karena peralatan yang di mobilisasi sedikit
2. Kebisingan
a. Sumber Dampak
Ada pun sumber dampaknya dari kegiatan Demobilisasi Peralatan IPLT
b. Jenis Dampak
Jenis dampaknya adalah peningkatan tingkat kebisingan
c. Besaran Dampak
Besaran dampak dari kegiatan ini adalah kecil karena peralatan yang di mobilisasi sedikit
B. Sosial Ekonomi dan Budaya
1. Gangguan Transportasi
a. Sumber Dampak
Ada pun sumber dampaknya dari kegiatan demobilisasi peralatan
b. Jenis Dampak
c. Besaran Dampak
Besaran dampak dari kegiatan ini adalah kecil karena frekuensi truk pengangkut demobilisasi peralatn IPLT rendah sehingga tidak menimbulkan gangguan transportasi
2. Peluang Kerja dan Usaha
a. Sumber Dampak
Ada pun sumber dampaknya dari kegiatan berhentinya operasi
b. Jenis Dampak
Jenis dampaknya adalah pelepasan tenaga kerja dan berkuranya kesempatan kerja
c. Besaran Dampak
Besaran dampak dari kegiatan ini adalah kecil karena tenaga kerja di IPLT Kota Payakumbuh jumlahnya sedikit
4.2 PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
I. TAHAP OPERASIONAL
A. Geofisika-Kimia
1. Menurunnya Kualitas Udara
a. Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
Upaya pengelolaan lingkungan hidup dari kegiatan ini adalah : o Area IPLT berada di pinggiran kota. IPLT berada cukup jauh
dari permukiman penduduk sehingga dampak pencemaran yang dirasakan oleh penduduk cukup sedikit
o Di sekitar IPLT telah ditumbuhi oleh pepohonan keras seperti cacao, kelapa dan nagka. Keberadaan pepohonan ini berdampak mereduksi tingkat pencemaran udara yang ditimbulkan oleh operasional IPLT
o Tamanisasi 30 % dari total luas area IPLT untuk mereduksi polutan udara
o Selama pembongkaran tinja mesin truk pengangkut harus dimatikan dan pembongkaran dilakukan secara grafitasi o Penyiraman jalur masuk truk
o Penambahan tanaman dalam pot di areal IPLT untuk penyerapan polutan seperti Sansievera Sp
o Memperbaiki jalur kendaraan yang rusak agar debu tidak berterbangan di jalan yang rusak
b. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi pengelolaan lingkungan hidup berada di area IPLT
c. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Periode pengelolaan berlangsung selama masa operasional IPLT
2. Peningkatan Kebisingan
a. Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
o Area IPLT berada di pinggiran kota. IPLT berada cukup jauh dari permukiman penduduk sehingga dampak kebisingan yang dirasakan oleh penduduk cukup sedikit
o Di sekitar IPLT telah ditumbuhi oleh pepohonan keras seperti kelengkeng, mangga, rambutan, dll. Keberadaan pepohonan ini berdampak mereduksi tingkat kebisingan yang ditimbulkan oleh operasional IPLT
o Tamanisasi 30 % dari total luas area IPLT untuk mereduksi kebisingan
b. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi pengelolaan lingkungan hidup berada di area IPLT Kota Payakumbuh
c. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Periode pengelolaan berlangsung selama masa operasional
3. Timbulnya Bau Tidak Sedap
Dampak Lingkungan
a. Sumber Dampak
Ada pun sumber dampaknya dari kegiatan berasal dari proses pengolahan limbah
b. Jenis Dampak
Jenis dampak yang di timbulkan yaitu timbulnya bau tidak sedap
c. Besaran Dampak
Besaran dampak dari kegiatan ini berada di tingkat Kecil karena kapasitas pengolahan hanya 15 m3 saja perhari
4. Menurunnya Kualitas Air
a. Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
Upaya pengelolaan lingkungan hidup dari kegiatan ini adalah : o Limbah tinja di bongkar di area pembongkaran khusus yang
limbah, sehingga limbah yang tumpah saat pembongkaran bisa kembali masuk kedalam unit pengolahan
o Setelah pembongkaran limbah tinja truk tangki dibilas di tempat khusus dan air pembilasannya disalurkan ke bak anaerobik. Hal ini di lakukan dengan catatan hanya pada bagian tangki truk saja
o Melakukan perawatan secara berkala terhadap truk pengangkut tinja, sehingga truk tinja layak beroperasi
o Membuat bak unit pengolahan dengan bahan yang kuat agar tidak mudah bocor
o Melakukan perawatan secara berkala terhadap setiap unit-unit pengolahan limbah tinja, sehingga IPLT layak beroperasi dan tidak terjadi kebocoran
o Ceceran limbah dibersihkan dengan menyemprotkan air yang langsung masuk kedalam sistim pengolahan limbah o Air yang digunakan untuk membersihkan limbah tinja tidak
boleh menggunakan air PDAM atau air yang mengandung desinfektan
o Membuat sumur pantau untuk mendeteksi adanya kebocoran unit pengolahan (upstream dan downstream) o Penambahan kolam bioindikator setelah kolam maturasi o Penambahan unit desinfektan untuk membunuh sisa-sisa
mikroorganisme pengurai dan e-coli sebelum air hasil pengolahan dibuang ke BAP
b. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi pengelolaan lingkungan hidup berada di area IPLT Kota Payakumbuh
c. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
5. Penurunan Kuantitas Air Tanah
a. Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
Upaya pengelolaan lingkungan hidup dari kegiatan ini adalah : o Tamanisasi minimal 30 % dari total luas area IPLT untuk
peningkatan infiltrasi air hujan
o Pembuatan jalur drynase di area IPLT dan Sumur Resapan Air Hujan (SPAH) diameter 0,8, kedalaman 8 m (volume ± 4,02 m3, minimal 3 buah
o Limpasan air hujan dialirkan menuju SPAH o Pembuatan lubang Biopori
o Pemeliharan saluran hujan sehingga SPAH berfungsi maksimal
o Penambahan tanaman keras dan tamanisasi untuk peningkatan infiltrasi air hujan
b. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi pengelolaan lingkungan hidup berada di area IPLT Kota Payakumbuh
c. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Periode pengelolaan berlangsung selama masa operasional
6. Limbah Padat
a. Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
Upaya pengelolaan lingkungan hidup dari kegiatan ini adalah : o Dilakukan pengelolaan sampah langsung dari sumber o Bak pengumpul limbah tinja dilengkapi barscreen
o Sampah yang tersaring dipindahkan ke bak sampah permanen
o Pengelola menyediakan bak sampah yang dilengkapi penutup
b. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi pengelolaan lingkungan hidup berada di area IPLT Kota Payakumbuh
c. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Periode pengelolaan berlangsung selama masa operasional
7. Bahan Beracun dan Berbahaya
a. Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
Upaya pengelolaan lingkungan hidup dari kegiatan ini adalah : o Oli yang tercecer di serap menggunakan pasir
o Pasir yang telah digunakan ditampung dan disimpan di gudang penyimpanan B3
o Pasir hisap hanya digunakan untuk satu kali pakai o Mengikuti regulasi metode penyimpanan B3
o Bahan B3 yang telah di kumpulkan akan di bawa oleh institusi khusus pengolahan B3 yang di tunjuk untuk di lakukan pengolahan
b. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi pengelolaan lingkungan hidup berada di Area IPLT Kota Payakumbuh
c. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Periode pengelolaan berlangsung selama masa operasional
B. Sosial, Ekonomi dan Budaya
1. Persepsi Masyarakat
a. Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
Upaya pengelolaan lingkungan hidup dari kegiatan ini adalah : o Menghadiri pertemuan dengan warga agar terjalin
komunikasi yang baik antara pengelola IPLT dan masyarakat sehingga kekhawatiran masyarakat akan terkurangi
o Bersama tokoh masyarakat dan pejabat setempat mengantisipasi kemungkinan adanya keluhan-keluhan masyarakat
o Meyakinkan masyarakat bahwasanya kehadiran IPLT tidak akan menurunkan kualitas dan kuantitas irigasi yang berada di sekitar IPLT
o Membuat kajian pemanfaatan limbah baik air hasil pengolahan maupun lumpur kering hasil pengolahan untuk tanaman, sehingga persepsi negatif masyarakat dapat berkurang
o Berkoordinasi dengan pihak dinas terkait yang mengurusi bidang irigasi untuk dapat menata kembali jaringan irigasi disekitar IPLT sehingga masyarakat tidak lagi mengeluh karena kuantitas air irigasi
o Memaparkan kepada masyarakat hasil pemantauan dan kajian pengaruh air hasil pengolahan limbah yang dibuang ke BAP terhadap tanaman padi, yang diwakili oleh lurah sungai durian atau dalam forum masyarakat
o Membuat kesepakatan dengan masyarakat sekitar dengan di lengkapi MoU antara pengelola IPLT dan masyarakat jika dianggap perlu
b. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi pengelolaan lingkungan hidup berada di wilayah sekitar area “IPLT Kota Payakumbuh”
c. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Periode pengelolaan berlangsung selama masa operasional
2. Peluang Kerja dan Usaha
a. Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
Upaya pengelolaan dari kegiatan ini adalah :
o Memberikan prioritas warga sekitar untuk membuka jasa penyedotan tinja
b. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi pengelolaan lingkungan hidup berada di wilayah sekitar IPLT Kota Payakumbuh yaitu Kecamatan Lampasi Tigo Nagari dan sekitarnya.
c. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Periode pengelolaan berlangsung selama masa operasional
3. Gangguan Transportasi
a. Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
Upaya pengelolaan lingkungan hidup dari kegiatan ini adalah : o Pembuatan akses jalan khusus keareal IPLT
o Akses pintu masuk dibuat lebar 5,5 m dengan perkerasan o Dipasang rambu-rambu peringatan
o Membuat garis marka di pintu masuk dan keluar o Pembuatan lampu peringatan hati-hati
o Adanya petugas IPLT yang mengatur lalu lintas terutama jam sibuk
b. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi pengelolaan lingkungan hidup berada di area IPLT Kota Payakumbuh dan sekitarnya
c. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Periode pengelolaan berlangsung selama masa operasional IPLT
C. Kesehatan Masyarakat
1. Gangguan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
a. Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
Upaya pengelolaan lingkungan hidup dari kegiatan ini adalah : o Membuat regulasi tentang K3 di area operasional IPLT
o Penyediaan APD (Alat Pelindung Diri) seperti masker, topi, sarung tangan, dan sepatu bot bagi petugas
o Mewajibkan memakai alat pelindung diri selama bertugas o Pengecekan kesehatan petugas secara berkala
o Memberikan izin pada petugas yang sakit untuk berobat dan beristirahat
o Memberi teguran bagi petugas yang tidak mengguanakan APD
o Memberikan BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan pada para petugas
o Operasional petugas 8 jam sehari yaitu pada siang hari o Terbuka menerima kunjungan dari Pskesmas untuk
memberikan pembinaan dan pengambilan data kesehatan o Mengusahakan sertifikat layak sehat, dengan berkoordinasi
dengan dinas kesehatan dan Instansi terkait
b. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi pengelolaan lingkungan hidup berada di area IPLT Kota Payakumbuh
c. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Periode pemantauan berlangsung selama masa operasional IPLT Kota Payakumbuh
2. Vektor Penyakit
a. Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
Upaya pengelolaan lingkungan hidup dari kegiatan ini adalah : o Menjamin proses pengolahan setiap unit berjalan dengan
optimal, sehingga perkembangan vektor penyakit dapat ditekan
o Mencegah tempat tumbuh berkembangnya vector penyakit o Mencegah terjadinya penumpukan sampah, dan genangan
o Menyediakan petugas kebersihan o Tong sampah diberi penutup
b. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi pengelolaan lingkungan hidup berada di area IPLT Kota Payakumbuh
c. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Periode pengelolaan berlangsung selama masa operasional IPLT Kota Payakumbuh
II.TAHAP PASCA OPERASIONAL
A.Geofisika-Kimia
1. Kualitas Udara
a. Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
Upaya pengelolaan lingkungan hidup dari kegiatan ini adalah : o Menggunakan penutup bak kendaraan saat demobilisasi
peralatan IPLT.
o Menyiram lokasi agar debu tidak naik o Mengatur laju kendaraan < 30km/jam
o aktifitas di lakukan pada siang hari pukul 08.00-16.00
d. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi pengelolaan lingkungan hidup berada di sekitar area IPLT
e. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Periode pengelolaan berlangsung selama kegiatan demobilisasi berlangsung
2. Kebisingan
a. Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
Upaya pengelolaan lingkungan hidup dari kegiatan ini adalah : o Mengatur laju kendaraan < 30km/jam
b. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi pengelolaan lingkungan hidup berada di sekitar area IPLT
c. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Periode pengelolaan berlangsung selama kegiatan demobilisasi berlangsung
B. Sosial Ekonomi dan Budaya
1. Lalu Lintas
a. Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
Upaya pengelolaan lingkungan hidup dari kegiatan ini adalah : o jumlah kendaraan yang mengangkut peralatan IPLT hanya
2-3 truk/hari.
o dipasang rambu-rambu peringatan o membatasai kecepatan kendaraan
o ditempatkan petugas pengatur lalu lintas
b. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi pengelolaan lingkungan hidup berada di sekitar area IPLT
c. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Periode pengelolaan berlangsung selama kegiatan demobilisasi berlangsung
2. Kesempatan Kerja
a. Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
Upaya pengelolaan lingkungan hidup dari kegiatan ini adalah : o Memberikan pesangon sesuai dengan peraturan yang
berlaku
o Memberikan motivasi dan informasi tentang alternatif alih profesi kepada tenaga kerja
Lokasi pengelolaan lingkungan hidup berada di sekitar area IPLT
c. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Periode pengelolaan berlangsung 6 bulan sebelum pelepasan tenaga kerja
4.3 PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
I. TAHAP OPERASIONAL
A. Geofisika-Kimia
1. Menurunnya Kualitas Udara
a. Pemantauan Lingkungan Hidup
Upaya Pemantauan lingkungan hidup dari kegiatan ini adalah : o Pemantauan dilakukan dengan cara pengamatan langsung di
lapangan
b. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
Lokasi Pemantauan lingkungan hidup berada di area IPLT
c. Periode Pemantauan Lingkungan Hidup
Periode pemantauan berlangsung selama periode operasional dengan frekuensi pemantauan setiap saat diperlukan (minimal 6 bulan sekali)
2. Peningkatan Kebisingan
a. Pemantauan Lingkungan Lingkungan Hidup
Upaya Pemantauan lingkungan hidup dari kegiatan ini adalah o Pemantauan dilakukan dengan cara pengamatan langsung di
lapangan
b. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
Lokasi Pemantauan lingkungan hidup berada di area IPLT dan rumah masyarakat yang terkena dampak
c. Periode Pemantauan Lingkungan Hidup
Periode pemantauan berlangsung selama tahap operasional IPLT Kota Payakumbuh dengan frekuensi pemantauan setiap saat diperlukan (minimal 6 bulan sekali)
3. Timbulnya Bau Tidak Sedap
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
a. Pemantauan Lingkungan Lingkungan Hidup
Upaya Pemantauan lingkungan hidup dari kegiatan ini adalah
o Pemantauan dilakukan dengan cara pengamatan langsung di lapangan
b. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
Lokasi Pemantauan lingkungan hidup berada di area IPLT dan rumah masyarakat yang terkena dampak
c. Periode Pemantauan Lingkungan Hidup
Periode pemantauan berlangsung selama tahap operasional IPLT Kota Payakumbuh dengan frekuensi pemantauan setiap saat diperlukan (minimal 6 bulan sekali)
4. Menurunnya Kualitas Air
a. Pemantauan Lingkungan Lingkungan Hidup
Upaya Pemantauan lingkungan hidup dari kegiatan ini adalah : o Pembuatan sumur pantau di area down stream dan up
stream
o Dilakukan pengambilan sampel dan dianalisis di laboratorium
o Sampel di ambil di area sumur Pantau, saluran efluen IPLT, Badan Air Penerima (BAP) (upstream dan downstream), dan lumpur padat dari Unit pengolahan SDB
o Pemantauan tidak hanya dilakukan di sumur pantau di area IPLT saja namun pemantauan juga dilakukan di rumah warga yang menggunakan sumur sebagai sumber air baku sebagai pembanding
Sampel di analisis di laboratorium dan dibandingkan dengan permen LHK no 68 tahun 2016 (sampel efluen IPLT dan
lumpur dari unit SDB), dan PP no 82 tahun 2001, kelas 1 (sampel dari sumur pantau dan sumur warga) dan PP no 82 tahun 2001, kelas 4 (sampel dari BAP)
b. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
Lokasi Pemantauan lingkungan hidup berada di area IPLT Kota Payakumbuh
c. Periode Pemantauan Lingkungan Hidup
Periode pemantauan berlangsung selama operasional IPLT dengan frekuensi pemantauan air tanah dan kualitas limbah cair 6 bulan sekali.
Tabel 1. Baku Mutu Air Limbah Domestik
Parameter Satuan Kadar Maksimum*
pH - 6-9
BOD mg/L 30
COD mg/L 100
TSS mg/L 30
Minyak & Lemak mg/L 5
Amoniak mg/L 10
Total Coliform jumlah/100 ml 3000
Debit L/orang/hari 100
Tabel 2. Kriteria Kualitas Air Berdasarkan Kelas
Parameter Satuan 1 Kelas 4 Keterangan
FISIKA
Temperatur °C Deviasi 3 Deviasi 3 Deviasi temperatur dari keadaan alamiah
Residu Terlarut mg/L 1000 1000
Residu Tersuspensi mg/L 50 400 Bagi pengolahan air minum secara konvesional, residu tersus[ensi ≤ 5000 mg/L
KIMIA ORGANIK
pH mg/L 6-9 5-9 Apabila secara alamiah di
luar rentang tersebut, maka ditentukan berdasarkan kondisi ilmiah
BOD mg/L 2 12
COD mg/L 10 100
DO mg/L 6 0 Angka bebas minimum
Total Phosfat sebagai P mg/L 0,2 5
NO3 sebagai N mg/L 10 20
NH3-N mg/L 0,5 - Bagi perikanan
kandungan amonia bebas untuk ikan yang peka ≤ 0,02 mg/L sebagai NH3
MIKROBIOLOGI
Total Coliform jml/100 ml 1000 10000 Bagi pengolahan air minum secara konvensional, fecel coliform ≤ 2000 jml/100 ml dan total coliform ≤ 10000 jml/100 ml
KIMIA ORGANIK
Minyak dan Lemak µg/L 1000 -
Detergen sebagai MBAS µg/L 200 -
Keterangan : Mg : Miligram µg : Mikrogram ml : Mililiter L : Liter Bq : Baquarel
MBAS : Methylene Blue Activ Substance ABAM : Air Baku untuk Air Minum Logam berat merupakan logam terlarut
Nilai diatas merupakan batas maksimum, kecuali untuk pH dan DO.
Bagi pH merupakan nilai rentang yang tidak boleh kurang atau lebih dari nilai yang tercantum.
Nilai DO merupakan batas minimum.
Arti (-) di atas menyatakan bahwa untuk kelas termasuk, parameter tersebut tidak disyaratkan.
Tanda £ adalah lebih kecil atau sama Tanda ≤ adalah kecil
5. Kuantitas Air Tanah
a. Pemantauan Lingkungan Hidup
Upaya pemantauan lingkungan hidup dari kegiatan ini adalah : o Pengamatan langsung permukaan air sumur SPAH, IPLT
Kota Payakumbuh.
o Pengamatan fungsi-fungsi SPAH dan saluran limpasan air hujan
b. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
Lokasi pemantauan lingkungan hidup berada di IPLT Kota Payakumbuh
c. Periode Pemantauan Lingkungan Hidup
Periode pemantauan berlangsung selama tahap operasional dengan waktu pemantauan pada musim penghujan dan kemarau dan pemantauan dilakukan 1 kali dalam 6 bulan
6. Limbah Padat
a. Pemantauan Lingkungan Lingkungan Hidup
Upaya pemantauan lingkungan hidup dari kegiatan ini adalah : o Pengamatan langsung di lapangan
b. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
Lokasi pemantauan lingkungan hidup berada di area IPLT Kota Payakumbuh
c. Periode Pemantauan Lingkungan Hidup
Periode pemantauan berlangsung selama tahap operasional dilakukan 1 kali dalam 6 bulan
7. Bahan Beracun dan Berbahaya
a. Pemantauan Lingkungan Hidup
Upaya pemantauan lingkungan hidup dari kegiatan ini adalah : o Pengamatan langsung penyimpanan ceceran oli dan pasir
o Pemantauan pengolahan B3 oleh pihak yang di tunjuk
b. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
Lokasi pemantauan lingkungan hidup berada di area IPLT Kota Payakumbuh
c. Periode Pemantauan Lingkungan Hidup
Periode pemantauan berlangsung selama tahap operasional dilakukan 1 kali dalam 6 bulan
B. Sosial, Ekonomi dan Budaya
1. Persepsi Masyarakat
a. Pemantauan Lingkungan Lingkungan Hidup
Upaya pemantauan lingkungan hidup dari kegiatan ini adalah : o Tolok ukur dampak selama operasional tidak adanya
keluhan masyarakat.
o Mewawancarai masyarakat, tokoh masyarakat dan pejabat setempat tentang keluhan-keluhan masyarakat
b. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
Lokasi pemantauan lingkungan hidup berada di lokasi pemantauan di RT/RW sekitar area IPLT.
c. Periode Pemantauan Lingkungan Hidup
Periode pemantauan berlangsung selama tahap waktu operasional IPLT
2. Peluang Kerja dan Usaha
a. Pemantauan Lingkungan Hidup
Upaya pemantauan kegiatan ini adalah :
o Observasi pertumbuhan jasa sedot tinja swasta di sekitar area IPLT
b. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
Lokasi pemantauan lingkungan hidup berada di area IPLT Kota Payakumbuh
c. Periode Pemantauan Lingkungan Hidup
Periode pemantauan berlangsung selama tahap operasional
3. Gangguan Transportasi
a. Pemantauan Lingkungan Lingkungan Hidup
Upaya pemantauan lingkungan hidup dari kegiatan ini adalah :
o Memantau terjadinya gangguan lalu lintas.
o Pengamatan langsung mobilitas kendaraan terutama pada
jam sibuk
b. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
Lokasi pemantauan lingkungan hidup berada di lokasi pemantauan di Jl. Prof. M Nasrun depan pintu masuk IPLT Kota Payakumbuh
c. Periode Pemantauan Lingkungan Hidup
Periode pemantauan berlangsung selama operasional IPLT Kota Payakumbuh
C. Kesehatan Masyarakat
1. Gangguan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
a. Pemantauan Lingkungan Lingkungan Hidup
Upaya pemantauan lingkungan hidup dari kegiatan ini adalah : o Pemantauan pelaksanaan regulasi internal tentang K3 o Pemantauan kelayakan APD
o Evaluasi jumlah dan penyebab kecelakaan kerja
b. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
Lokasi pemantauan lingkungan hidup berada di area IPLT Kota Payakumbuh
c. Periode Pemantauan Lingkungan Hidup
Periode pemantauan berlangsung selama tahap operasional IPLT Kota Payakumbuh
2. Vektor Penyakit
a. Pemantauan Lingkungan Lingkungan Hidup
Upaya pemantauan lingkungan hidup dari kegiatan ini yaitu observasi secara langsung kehadiran vektor penyakit
b. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
Lokasi Pemantauan lingkungan hidup berada di area operasional IPLT
c. Periode Pemantauan Lingkungan Hidup
Periode pemantauan berlangsung selama operasional IPLT
II.TAHAP PASCA OPERASIONAL
A.Geofisika-Kimia
1. Kualitas Udara
a. Pemantauan Lingkungan Hidup
Upaya pemantauan lingkungan hidup dari kegiatan ini dengan cara pengamatan di lapangan
b. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
Lokasi Pemantauan lingkungan hidup berada di disekitar area IPLT
c. Periode Pemantauan Lingkungan Hidup
Periode pengelolaan berlangsung satu kali selama kegiatan demobilisasi berlangsung
2. Kebisingan
a. Pemantauan Lingkungan Hidup
Upaya pemantauan lingkungan hidup dari kegiatan ini dengan cara pengamatan lapangan
b. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
Lokasi pemantauan lingkungan hidup berada disekitar area IPLT
c. Periode Pemantauan Lingkungan Hidup
Periode pemantauan berlangsung satu kali selama kegiatan demobilisasi berlangsung
B. Sosial Ekonomi dan Budaya
1. Lalu Lintas
a. Pemantauan Lingkungan Hidup
Upaya pemantauan lingkungan hidup dari kegiatan ini dengan cara pengamatan langsung di lapangan
b. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
Lokasi pengelolaan lingkungan hidup berada di sekitar area IPLT
c. Periode Pemantauan Lingkungan Hidup
Periode pengelolaan berlangsung selama kegiatan demobilisasi berlangsung
2. Kesempatan Kerja
a. Pemantauan Lingkungan Hidup
Upaya pemantauan lingkungan hidup dari kegiatan ini dengan cara observasi langsung
b. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
Lokasi pengelolaan lingkungan hidup berada di sekitar area IPLT Kota Payakumbuh
c. Periode Pemantauan Lingkungan Hidup
Periode pengelolaan berlangsung 6 bulan sebelum pelepasan tenaga kerja
4.4 INSTITUSI PENGELOLA DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
I. TAHAP OPERASIONAL
A. Geofisika-Kimia
1. Menurunnya Kualitas Udara
a. Pelaksana Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
Hidup
Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kota Payakumbuh
b. Pengawasan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
Hidup
Kegiatan pengawasan dilaksanakan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Payakumbuh.
c. Pelaporan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
Hidup
Untuk pelaporan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup diserahkan kepada Dinas Lingkungan Hidup Kota Payakumbuh
2. Peningkatan Kebisingan
a. Pelaksana Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
Hidup
Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kota Payakumbuh
b. Pengawasan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
Hidup
Kegiatan pengawasan dilaksanakan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Payakumbuh.
c. Pelaporan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
Untuk pelaporan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup diserahkan kepada Dinas Lingkungan Hidup Kota Payakumbuh
3. Timbulnya Bau Tidak Sedap
Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
a. Pelaksana Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
Hidup
Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Payakumbuh
b. Pengawasan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
Hidup
Kegiatan Pengawasan dilaksanakan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Payakumbuh.
c. Pelaporan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
Hidup
Untuk Pelaporan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup diserahkan kepada Dinas Lingkungan Hidup Kota Payakumbuh.
4. Menurunnya Kualitas Air
a. Pelaksana Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
Hidup
Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kota Payakumbuh
b. Pengawasan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
Hidup
Kegiatan pengawasan dilaksanakan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Payakumbuh.
Untuk pelaporan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup diserahkan kepada Dinas Lingkungan Hidup Kota Payakumbuh
5. Kuantitas Air Tanah
a. Pelaksana Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
Hidup
Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kota Payakumbuh
b. Pengawasan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
Hidup
Kegiatan pengawasan dilaksanakan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Payakumbuh.
c. Pelaporan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
Hidup
Untuk pelaporan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup diserahkan kepada Dinas Lingkungan Hidup Kota Payakumbuh
6. Limbah Padat
a. Pelaksana Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
Hidup
Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kota Payakumbuh
b. Pengawasan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
Hidup
Kegiatan pengawasan dilaksanakan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Payakumbuh
c. Pelaporan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Untuk pelaporan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup diserahkan kepada Dinas Lingkungan Hidup Kota Payakumbuh
7. Bahan Beracun dan Berbahaya
a. Pelaksana Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
Hidup
Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kota Payakumbuh
b. Pengawasan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
Hidup
Kegiatan pengawasan dilaksanakan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Payakumbuh
c. Pelaporan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
Hidup
Untuk pelaporan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup diserahkan kepada Dinas Lingkungan Hidup Kota Payakumbuh
B. Sosial, Ekonomi dan Budaya
1. Persepsi Masyarakat
a. Pelaksana Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
Hidup
Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kota Payakumbuh
b. Pengawasan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
Kegiatan pengawasan dilaksanakan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Payakumbuh dan Lurah Sungai Durian dan Camat Lampasi Tigo Nagari
c. Pelaporan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
Hidup
Untuk pelaporan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup diserahkan kepada Dinas Lingkungan Hidup Kota Payakumbuh dan Lurah Sungai Durian dan Camat Lampasi Tigo Nagari
2. Peluang Kerja dan Usaha
a. Pelaksana Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
Hidup
Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kota Payakumbuh
b. Pengawasan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
Hidup
Kegiatan pengawasan dilaksanakan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Payakumbuh, Lurah Sungai Durian, Camat Lampasi Tigo Nagari, dan Dinas perindustrian dan Tenaga Kerja Kota Payakumbuh
c. Pelaporan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
Hidup
Untuk pelaporan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup diserahkan kepada Dinas lingkungan Hidup Kota Payakumbuh, Lurah Sungai Durian, Camat Lamposi Tigo Nagori, dan Dinas perindustrian dan Tenaga Kerja Kota Payakumbuh
3. Gangguan Transportasi
a. Pelaksana Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
Hidup
Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kota Payakumbuh
b. Pengawasan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
Hidup
Kegiatan pengawasan dilaksanakan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Payakumbuh dan Dinas Perhubungan Kota Payakumbuh
c. elaporan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Untuk pelaporan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup diserahkan kepada Dinas Lingkungan Hidup Kota Payakumbuh dan Dinas Perhubungan Kota Payakumbuh
C. Kesehatan Masyarakat
1. Gangguan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
a. Pelaksana Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
Hidup
Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kota Payakumbuh
b. Pengawasan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
Hidup
Kegiatan pengawasan dilaksanakan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Payakumbuh dan Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh
c. Pelaporan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
Hidup
Untuk pelaporan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup diserahkan kepada Dinas lingkungan Hidup dan Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh
2. Vektor Penyakit
a. Pelaksana Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
Hidup
Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Payakumbuh
b. Pengawasan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
Hidup
Kegiatan Pengawasan dilaksanakan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Payakumbuh dan Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh
c. Pelaporan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
Hidup
Untuk pelaporan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup diserahkan kepada Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh
II.TAHAP PASCAOPERASIONAL
A.Geofisika-Kimia
1. Kualitas Udara
a. Pelaksana Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
Hidup
Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kota Payakumbuh
b. Pengawas Pengelolaan dan Pemanatauan Lingkungan
Hidup
Kegiatan pengawasan dilaksanakan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Payakumbuh
c. Pelaporan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
Untuk pelaporan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup diserahkan kepada Dinas Lingkungan Hidup Kota Payakumbuh
2. Kebisingan
a. Pelaksana Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
Hidup
Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kota Payakumbuh
b. Pengawas Pengelolaan dan Pemanatauan Lingkungan
Hidup
Kegiatan pengawasan oleh dilaksanakan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Payakumbuh
c. Pelaporan Pemangelolaan dan Pemantauan Lingkungan
Hidup
Untuk pelaporan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup diserahkan kepada Dinas Lingkungan Hidup Kota Payakumbuh
B. Sosial Ekonomi dan Budaya
1. Lalu Lintas
a. Pelaksana Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
Hidup
Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kota Payakumbuh
b. Pengawas Pengelolaan dan Pemanatauan Lingkungan
Hidup
Kegiatan pengawasan oleh dilaksanakan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Payakumbuh dan Dinas Perhubungan Kota Payakumbuh
c. Pelaporan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Untuk pelaporan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup diserahkan kepada Dinas Lingkungan Hidup Perhubungan Kota Payakumbuh
2. Kesempatan Kerja
a. Pelaksana Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
Hidup
Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kota Payakumbuh
b. Pengawas Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
Hidup
Kegiatan pengawasan oleh dilaksanakan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Payakumbuh dan Dinas Tenaga Kerja Kota Payakumbuh
c. Pelaporan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
Hidup
Untuk pelaporan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup diserahkan kepada Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Tenaga Kerja Kota Payakumbuh