• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dokumen Tentang Materi Lingkungan

N/A
N/A
Farhan Farhan

Academic year: 2024

Membagikan "Dokumen Tentang Materi Lingkungan"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

A. Limbah

Limbah adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan. Limbah dapat menimbulkan pencemaran yang merusak funsi lingkungan hidup terutama di daerah yang padat penduduk. Lingkungan hidup yang mengalami pencemaran cukup berat adalah sungai- sungai, danau, daerah perkotaan dan daerah industri yang padat.

Di samping itu, pembangunan yang pesat juga telah menimbulkan dampak yang kurang menguntungkan bagi lingkungan. Masalah utama di perkotaan dan indusrti adalah masalah limbah serta kerawanan lingkungan.1

Limbah yang termasuk limbah B3 adalah limbah yang memenuhi salah satu atau lebih dari karakteristik di bawah ini:

1. Mudah meledak

Limbah yang mudah meledak adalah limbah yang melalui reaksi kimia dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat merusak lingkungan sekitarnya.

2. Mudah terbakar

Limbah mudah terbakar adalah limbah yang apabila berdekatan dengan api, gesekan atau sumber nyala lainnya akan mudah menyala atau terbakar dan apabila telah nyata akan terus terbakar hebat dalam waktu lama.

3. Bersifat reaktif

Limbah yang bersifat reaktif adalah limbah yang dapat menyebabkan kebakaran karena melepaskan atau menerima oksigen.

4. Beracun

Limbah beracun adalah limbah yang mengandung racun yang berbahaya bagi manusian dan lingkungan. Limbah B3

1 R.M Gatot P. Soemartono, Hukum Lingkungan Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika, 2014) h. 134

26

26

(2)

dapat menyebabkan kematian dan sakit, apabila masuk kedalam tubuh melalui pencernaan, kulit atau mulut.

5. Menyebabkan infeksi

Limbah yang menyebabkan infeksi sangat berbahaya karena mengandung kuman penyakit seperti hepatitis dan kolera dan ditularkan pada pekerja, pembersih jalan, masyarakat disekitar lokasi pembuangan limbah.

6. Bersifat korosif

Limbah yang bersifat korosif dapat menyebabkan iritasi pada kulit.

7. Jenis lainnya

Limbah lain apabila diuji dengan metode teksilogi dapat diketahui termasuk dalam jenis limbah B3, misalnya dengan metode penghitungan dosis yang dapat menyebabkan kematian 50% populasi makhluk hidup yang dijadikan percobaan.

B. Pengelolaan Lingkungan Hidup

Dalam hal pengelolaan lingkungan hidup di jelaskan dalam undang- undang nomor 32 tahun 2009 dalam pasal 13 bahwa

pengendalian pencemaran dan atau kerusakan lingkungan hidup dilaksanakan dalam rangka pelestarian fungsi lingkungan hidup. Pengendalian pencemaran dan atau kerusakan lingkungan hidup ini terdiri atas tiga hal yaitu:

1. Pencegahan 2. Penanggulangan,

3. Pemulihan lingkungan hidup dengan menerapkan instrument.

Instrument yaitu berupa kajian lingkungan hidup strategis (KLHS), tata ruang, baku mutu lingkungan hidup, kriteria baku mutu kerusakan lingkungan hidup, AMDAL, UKL-UPL, perizinan, instrumen ekonomi lingkungan hidup, peraturan perundangan berbasis lingkungan hidup, anggaran berbasis lingkungan hidup,

(3)

analisis resiko lingkungan hidup, audit lingkungan hidup serta instrument lain sesuai dengan kebutuhan dan atau perkembangan ilmu pengetahuan.

Pengelolaan lingkungan hidup diselenggarakan atas asas tanggung jawab negara, asas keberlanjutan dan asas manfaat yang bertujuan untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seutuhnya yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup adalah upaya sadar dan terencana yang memadukan lingkungan hidup termasuk sumber daya kedalam proses pembangunan untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa yang akan datang. Pengelolaan lingkungan hidup memiliki beberapa sasaran, diantaranya:

1. Tercapainya keselarasan, keserasian, dan keseimbangan antara manusia dan lingkungan hidup.

2. Terwujudnya manusia Indonesia sebagai insan lingkungan hidup yang memiliki sikap dan tidak melindungi dan memebina lingkungan hidup.

3. Terjaminnya kepentingan generasi masa kini dan masa akan dating.

4. Tercapainya kelestarian fungsi lingkungan hidup.

5. Terkendalinya pemanfaatan sumber daya secara bijaksana.

6. Terlindunginya NKRI terhadap dampak usaha atau kegiatan diluar wilayah negara yang menyebabkan pencemaran atau pengrusakan lingkungan hidup.

Dalam Undang-Undang Lingkungan Hidup NO 32 Tahun 2009 di sebutkan juga bahwa perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup bertujuan untuk:

1. Melindungi wilayah Indonesia dari pencemaran lingkungan.

2. Menjamin keselamatan, kesehatan, dan kehidupan manusia

(4)

3. Mejamin kelangsungan kehidupan makhluk hidup dan kelestarian ekosistem.

4. Menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup.

5. Mencapai keserasian, keselarasan, dan keseimbangan lingkungan hidup

6. Menjamin terpenuhinya keadilan generasi masa kini dan generasi masa akan datang.

7. Menjamin pemenuhan dan perlindungan hak atas lingkungan hidup sebagai bagian dari hak asasi manusia

8. Mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana

9. Mewujudkan pembangunan berkelanjutan, dan

10. Mengantisipasi isu lingkungan global. Hukum lingkungan tidak hanya mengatur tentang pemanfaatannya saja, tetapi

juga termasuk mengatur bagaimana car a mempertahankanny

a

dari aspek pemanfaatanny a

gun a kesejahteraan semua orang di dalam masyarakat.

Setiap manusia berkewajiban memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup serta mengendalikan pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup. Menurut Koesnadi hardja Soemantri, di Indonesia hukum lingkungan memiliki beberapa aspek, yaitu:

1. Hukum tata lingkungan

2. Hukum perlindungan lingkungan 3. Hukum kesehatan lingkungan 4. Hukum pencemaran lingkungan

5. Hukum lingkungan transnasional atau internasional

6. Hukum perselisihan lingkungan (dalam kaitannya dengan misalnya penyelesaian masalah ganti kerugian, dan sebagainya). Keseluruhan aspek di atas sesuia dengan perkembangan pengelolaan lingkungan hidup di masamasa akan dating.2

2 M Gatot Soemartono, Mengenal Hukum Lingkungan Indonesia, (Jakarta:

(5)

Masyakarat dalam hal ini memilki hak dan kesempatan yang sama dan seluas-luasnya untuk berperan aktif dalam perlindungan pengelolaan lingkungan hidup. Peran masyarakat dapat berupa peran sosial, pemberian pendapat, pengaduan dan juga juga termasuk memberikan informasi atau laporan. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kepedulian dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, meningkatkan kemandirian, keberdayaan masyarakat itu sendiri, kemitraan, baik dalam menumbukhkembangkan kemampuan masyarakat dalam melakukan pengawasan sosial mupun dalam menjaga kearifan lokal dalam rangka pelestarian fungsi lingkungan hidup.

Pengawasan pengelolaan limbah tersebut dilakukan oleh Badan Pengendalian Dampak Lingkungan. Pengawasan tersebut meliputi pemantauan penataan persyaratan serta ketentuan tertentu. Namun penanggulangan masalah ini menghadapi kesukaran, terutama dalam hal pengumpulan, tempat pembuangan yang aman, pemanfaatan limbah tersebut dan peningkatan peran serta masyarakat dalam upaya penanggulangannya. Dewasa ini limbah yang paling banyak menimbulkan pencemaran lingkungan adalah limbah industri, limbah pemukiman kota, limbah kenderaan bermotor, limbah pertanian dan pariwisata. Akibatnya lingkungan hidup yang paling tercemar adalah perairan sungai, danau dan pesisir serta udara dan tanah.

C. Peraturan Perundang-Undangan tentang Limbah Pada dasarnya pengelolaan limbah di Indonesia mengacu pada prinsip-prinsip dan pedoman pembangunan berkelanjutan yang telah dituangkan dalam peraturan perundang-undangan, khususnya Undang-Undang No. 23 tentang Pengelolaan limbah telah diatur dalam:

1. Peraturan Pemerintah No 18 tahun 1999 tentang pengelolaan limbah

Sinar Grafika,1991) h. 51

(6)

2. Peraturan Pemerintah No 85 tahun 1999 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah No 18 tahun 1999.

Peraturan pemerintah yang mengatur tentang pemanfaatan air limbah untuk digunakan sebagai pupuk pada lahan di perkebunan kelapa sawit yaitu:

1. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 28 Tahun 2003 tentang Pedoman Tekhnis Pengkajian Pemanfaatan Air Limbah dari Industri Minyak Kelapa Sawit Pada Tanah di Perkebunan Kelapa Sawit.

2. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 29 Tahun 2003 Tentang Pedoman Syarat dan Tata Cara Perizinan Pemanfaatan Air Limbah Industri Minyak Sawit Pada Tanah di Perkebunan Kelapa Sawit.

3. Untuk melakukan pengelolaan limbah cair, diwajibkan melakukan kajian terlebih dahulu tentang kelayakan pemanfaatan air limbah sebagai pupuk pada tanah di perkebunan. Hasil dari kajian akan menjadi dasar dalam pemberian izin pemanfaatan tersebut.

Sebagaimana kita ketahui, saat ini telah ditetapkan dan diundangkan Peraturan Pemerintah nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan. Kemudian sebagai upaya pelaksanaan ketentuan dari peraturan tersebut, kemudian ditetapkan beberapa Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup, antara lain :

1. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup

2. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor. 17 Tahun 2012 tentang Pedoman Keterlibatan Masyarakat dalam Proses Analisis Dampak Lingkungan Hidup dan Izin Lingkungan.

3. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 05 Tahun 2012 Tentang Jenis Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup Peraturan

(7)

Pemerintah di atas disusun sebagai pelaksanaan ketentuan dalam Undang-Undang 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, khususnya ketentuan dalam Pasal 33 dan Pasal 41. Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2012 mengatur dua instrumen perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, yaitu instrumen kajian lingkungan hidup, dalam bentuk amdal dan UKL-UPL serta instrumen Izin Lingkungan.

Upaya melestarikan kemampuan lingkungan, analisis mengenai damapak lingkungan bertujuan untuk menjaga agar kondisi lingkungan tetap berada pada suatu derajat mutu tertentu demi menjamin kesinambungan pembangunan. Peranan instansi yang berwenang memberikan keputusan tentang proses analisis mengenai dampak lingkungan sudah jelas sangat penting.

Keputusan yang diambil aparatur dalam proses administrasi yangditempuh pemrakarsa sifatnya sangat menentukan terhadap mutu lingkungan, karena AMDAL berfungsi sebagai instrumen pencegahan pencemaran lingkungan.

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup yang diterbitkan pada Tahun 2012, yaitu peraturan teknis terkait terbitnya PP Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan.

Peraturan tersebut adalah Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2012 tentang Keterlibatan Masyarakat dalam AMDAL dan Izin Lingkungan. Peraturan ini mengatur tentang tata cara pelibatan masyarakat dalam proses AMDAL, dimulai dari pengumuman rencana usaha dan/atau kegiatan yang saat ini hanya dilakukan 10 (sepuluh) hari, masyarakat mana saja yang dilibatkan dalam proses AMDAL, penunjukan wakil masyarakat yang terlibat dalam keanggotan Komisi Penilai AMDAL, dan pelaksanaan konsultasi publik. Selain itu peraturan ini juga mengatur peran masyarakat dalam proses penerbitan izin lingkungan, dimana dalam penerbitan izin lingkungan di atur adanya pengumumam pada saat permohonan dan pesertujuan izin lingkungan.

(8)

Terbitnya Permen LH Nomor 17 Tahun 2012 tentang Keterlibatan Masyarakat dalam Proses AMDAL dan Izin Lingkungan, maka Keputusan Kepala Bapedal Nomor 08 Tahun 2000 tentang Keterlibatan Masyarakat dan Keterbukaan Informasi dalam Proses AMDAL dinayatakan dicabut dan tidak berlaku.

Pengelolaan adalah proses yang membatu merumuskan kebijaksanaan dan tujuan memberikan pengawasan terhadap semua hal yang terlibat dalam pelekasanaan dan pencapain tujuan. Artinya bahwa pengelolaan ini penting unrtuk segala aspek yang berkaitan dengan kepentingan publik, khusunya kepentingan masyarakat kelurahan tlogomas untuk memilki lingkungan yang lestari atau kelestarian lingkungan hidup yang baik agar tidak terjadi segela sesuatu yang merugikan. Sebut saja kesehatan, pelestarian lingkungan yang tidak diatur dengan baik oleh pemrintahan maupun masyarakat akan berdampak pada beberapa aspek yakni kesehatan, social budaya dan ekonomi. Pengelolaan dapat diartikan suatu proses kegiatan yang dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan. Serta, pengelolaan juga merupakan cara

bagaimana menciptakan effecivennes usaha secara effisien melalui fungsi tertentu dalam rangka mencapai tujuan organisasional yang telah ditetapkan. Griffin, mendefinisikan Pengelolaan sebagai berikut:

‘management is the proses of planning and decision making, organizing, leading and controlling and organization human, financial, physical and information recources to archieve organization goals in an efficient and effectife manner” 3

3 Ibid hlm. 88

(9)

Dapat diaktakan bahwa Pengelolaan merupakan bagai dari peran penting Pemerintah, Pemerintahan dan Pemerintah Daerah. Sebab Pemerintahan diartikan sebagai proses pemenuhan dan perlindungan tuntutan yang diperintah (masyarakat) akan jasa publik yang tidak diprivatisasikan dan layanan civil tepat pada saat diperlukan oleh yang bersangkutan. Pemerintah merupakan lembaga yang berkewajiban mememuhi kebutuhan-kebutuhan itu.4

Pengelolaan Pemerintah Daerah merupakan proses pengelolaan penyelenggaraan urusan pemerintahan yang mencakup perencanaan pemerintahan, pengorganisasian atau kelembagaan pemerintahan, penggunaan sumber-sumber dan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintah pada tataran pemerintahan daerah. Secara umum aspek-aspek Pengelolaan Pemerintahan

Daerah. Terry dalam The Liang Gie yang menyatakan bahwa:

1. Perencanaan (Palnning)

Planning is the selecting and relating of fac and the making and using of asumptions regarding he future in he visualization and formulation of proposed activition believed necessary o achieve desired result5

Sesuai dengan Undang-Undang No 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional Menyatakan bahwa Perencanaan adalah Proses menentukan tindakan masa depan yang tepat melalui urutan pilihan dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia.

Sejalan dengan pengertian Perencanaan Publik yang

4 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah 5 Ibid 188

(10)

dilakukan pada tataran masyarakat local yang diprakarsai oleh pemerintahan daerah sebagai administrator local, maka proses kegiatan ini dapat disebut dengan perencanaan pemerintahan daerah.

Manfaat perencanaan dalam Pemerintah daerah ialah : 1) terciptanya tujuan yang jelas, objektif dan rasional. 2) segala kegiatan terarah, teratur dan efisien. 3) untuk meningkatkan pendayagunaan sumber daya yang dimilki. 4) menyebabkan semua aktivitas bermanfaat. 5) dapat memperkecil resiko. 6) memberikan landasan hukumuntuk pengendalian. 7) merangsang peningkatan prestasi kerja. 8) perencanaan memberikan gambaran seluruh pekerjaan dengan jelas dan lengkap. Aspek-aspek perencanaan pemerintahan meliputi:

a. Dokumen Perencanaan;

b. Kegiatan yang direncanakan;

c. Proses perencanaan;

d. Tahapan penyususnan perencanaan.

Secara umum Undang-Undang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mengatur tentang:

a. Membakukan fungsi perencanaan secara resmi dalam proses pengelolaan pembangunan agar terdapat kepastian hukum terhadap kegiatan perencanaan yang dilakukan oleh pemerintah daerah;

b. Peneteapan pendekatan perencanaan, baik secara politis eknokratik: partisipatif, up-down, maupun bottom-up;

(11)

c. Penetapan sirklus tahapan perencanaan, mulai dari penyusunan, penetapan, pelaksanaan, pengendalian, dan evaluasi;

d. Penetapan mekanisme perencanaan RPJMD, RPJMD, RKPD, Dan Restra OPD.6

Terry menyatakan bahwa perencanaan diartikan sebagai perhitungan dan penentu apa yang akan dijalankan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetepkan dimana menyangkut tempat, oleh siapa pelaku itu atau pelaksana dan bagaimana tata cara mencapai itu.

Perencanaan merupakan suatu proses mempersipakan serangkaian pengambilan keputusan untuk dilakukan tindakan dalam mencapai tujuan organisasi, dengan dan tanpa menggunakan sumber-sumber yang ada. Adapun aspek perencanaanya meliputi: a). Apa yang dilakukan, b).

Siapa yang melakukan, c). Dimana dilakukannya, d). Apa saja yang diperlukan untuk tercapainya tujuan, e). Cara melakukannya, f). Apa saja yang dilakukan agar tercapainya tujuan.7

Dengan demikian kunci keberhasilan

dalampengelolaan Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik tersebut terletak pada tahap perencanaan. . Perencanaan dalam Pengelolaan IPAL merupakan tahap awal untuk mengatasi permasalahan Lingkungan yang diakibatkan oleh buruknya pengelolaan pencemaran air yang berakibat buruk pada media lingkungan.

2. Pelaksanaan (Organizing)

6 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan pembangunan Nasional.

7 Ibid hlm 89

(12)

Pengorganisasian merupakan pengelompokan kegiatan-kegiatan penugasan kegiatan-kegiatan penyediaan keperluaan, wewenang untuk melakukan kegiatan. Dalam suatu organisiasi dituntut adanya kerja sama antara dua orang atau lebih untuk mencapai satu tujuan secara efektif dan efisien. Organisasi merupakan suatu proses untuk merancang struktur formal, pengelompokan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan diantara para anggota organisasi agar tujuan organisasi dapat tercapai.

Untuk mencapai tujuan tersebut maka perlu dipilih orang yang memilki kemmapuan dn kompetensi dalam melaksanakan tugas. Oleh kerean itu, perlu memilih dan menetukan orang yang akan dipercaya atau diposisikan dalam posisi tersebut. Sehubungan dengan hal tersebut, perlu diperhatikan dalam hal proses penarikan, penempatan, pemberian latihan dan pengembangan anggota-anggota organisasi.

Selanjutnya adalah Pengarahan adalah kegiatan untuk membuat orang lain mengikuti keinginannya dengan mengguankan kekuatan pribadi atau kekuaasaan jabatan secara efektifitas dan pada tempatnya demi kepentingannya jangka panjang Organisasi. Termasuk didalamnya memberitahukan orang lain apa yang harus dilakukan dengan nada yang bervariasi mulai dari nada tegas sampai meminta atau bahkan mengancam. Tujuanya adalahagar tugas-tugas dapat terselesaikan dengan baik..Fungsi pengarahan adalah suatu fungsi kepemimpinanmanajer untuk meningkatkan efektifitas kerja secara maksimal serta menciptakan lingkunganorganisasi yang sehat, dinamis, dan lain sebagainya.8

3. Pengawsaan (Controlling )

8 Ibid hlm 182

(13)

Pengawasan adalah kegiatan membandingkan atau mengukur yang sedang atau sudah dilakukan dengan Standar, norma-norma atau rencanarencana yang sudah ditetapkan sebelumnya. Pengawasan atau control merupakan bagian terakir dari fungsi menejemnen dilaksanakan untuk mengetahui:

a. Apakah semua kegiatan telah dapat berjalan sesuai dengan rencana sebelumnya.

b. Apakah didalam pelaksanaan terjadi hambatan, kerugian, penyalahgunaan kekuasaan dan wewenang, penyimpangan dan pemborosan.

(14)

c. Untuk mencegah terjadinya kegagalan, penyalahgunaan kekuasaan dan wewenang penyimpangan dan pemborosan.

d. Untuk meningkatkan efisien dna efektifitas organisasi.

Adapun Tujuan pengawasan adalah:

1). Menentukan danmenghillangkan sebab-sebab yang menimbulkan

kesulitan sebelum kesulitan itu terjadi.

2). Mengadakan pencengahan dan perbaikan terhadap kesalahan-

kesalahan yang terjadi.

3). Mendapatkan efisien dan efektivitas. 9

C. Pelaksanaan Kebijakan sebagai Teori Pengelolaan Air Limbah Domestik

Setiap peristiwa di dunia ini tak dapat terlepas dari kebijakan publik karenasegala sesuatu tersebut telah diatur dan direalisasikan melalui adanya kebijakan. Yangperlu digaris bawahi adalah kebijakan tersebut dilakukan oleh sejumlah aktor yangmempunyai kekuasaan yang mana tujuan mereka adalah untuk kepentingan publik.Mulai dari kebijakan tentang ekonomi, kesehatan, pendidikan, pertanian dan lain-lain.Hadirnya kebijakan publik di tengah kehidupan kita lewat tindakan pembuatankeputusan kebijakan publik itu berdampak langsung pada kehidupan individu,kelompok, dan masyarakat. Oleh sebab itu, di berbagai tingkatan dalam prosestersebut akan banyak pula orang yang terlibat di dalamnya.10

Saat ini, persoalan-persoalan yang dihadapi oleh Pemerintah sangatlahkompleks. Hal tersebut karena semakin beragamnya perilaku masyarakat dalamtatanan sosial, ditambah lagi dengan perkembangan- perkembangan di segala bidangsehingga tidak menutup kemungkinan untuk menambah permasalahan yang ada. Permasalahan-permasalahan yang ada membutuhkan perhatian dan penanganan yangcepat oleh pemerintah sehingga Pemerintah mempunyai tugas untuk membuat

9 Ibid hlm 88

10 Solichin Abdul Wahab, Op Cit, hlm. 6

(15)

kebijakan yang mampu mengatasi permasalahan yang menimpa. Dengan demikiansaat ini kehidupan akan selalu berhadapan dengan kebijakan publik. Berbicara mengenai kebijakan public.

Implementasi kebijakan adalah tahap yang penting dalam konteks kebijakan publik karena untuk melihat bagaimana pelaksanaan kebijakan tersebut sehingga sebuah kebijakan harus dilaksanakan dengan baik dan benar. Budi Winarno menjelaskan bahwa :

Implementasi dikonseptualisasikan sebagai suatu proses, atau serangkaian keputusan dan tindakan yang ditujukan agar keputusan- keputusan yang diterima oleh lembaga legislatif bisa dijalankan.

Implementasi juga bisa diartikan dalam konteks

keluaran, atau sejauh mana tujuan-tujuan yang telah direncanakan mendapatkandukungan, seperti tingkat pengeluaran belanja bagi suatu program. Dampak implementasi mempunyai makna bahwa telah ada perubahan yang bisa diukur dalam masalah yang luas yang dikaitkan dengan program, undang-undang publik, dan keputusan yudisial. 11

Pengelolaan Air Limbah Domestik akan dianalisis menggunakan teori implementasi kebiajkan public menggunakan teori Grindle. Kebijakan yang diimplementasikan pelru melihat isi kebijakna yang berisi 6 variabel yakni: 1). Kepentingan yang dipengaruhi, 2). Tipe manfaat, 3). Derajat perubahan yang diinginkan, 4). Letak pengambilan keputusan, 5).

Pelaksana program, dan Sumber daya yang dilibatkan. Sedangkan implementasi kebijakan tersebut dilihat dari 3 variabel yakni Kekuasaan, kepentingan dan strategi aktor yang terlibat, Karakteristik lembaga dan penguasa, dan tingkat kepatuhan dan respon pelaksan12. Penjelasan masing-masing variable tersebut yakni sebgaia berikut:

Isi kebijakan dipengaruhi oleh beberapa indikator diantaranya meliputi:

1. Kepentingan yang dipengaruhi

Dalam implementasikebijakan, setiapn orang pasti mempunyai kepentingan di dalamnya, yang mana mereka akan berusaha melindungi kepentingan tersebut. Kepentingan yang dimaksud yakni kepentingan kelomok ssaran. Yang perlu dilihat adalah saejauh mana kepentingan kelompok sasaran termuat dalam isi kebijakan. Dlaam kebijakan pengelolaam IPAL Domestik di RT 3 RW 7, kepentingan kelompok sasaran tersebut cukup berpengaruh jika masyarakt tdak

11 Budi Winarmo, Op. Cit, hlm.148 12 Armey Yudha Purwitasari, Loc.Cit

(16)

bergerak, maka Implementasi kebijakan tersebut tidak terjadi. Hal tersebut karena implementasi kebijakan tersebut tidak terjadi. Hal tersebut karena implementasi ekbijakan berasl dari usulan masyarakat berupa pembuatan proposal untuk memenuhi kebutuhan masyarkat itu sendiri sehingga kebijakan terimplementasikan.

2. Tipe manfaat

Kebijakan harus diciptakan berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, maka dariitu sebuah kebijakan harus mempunyai manfaat yang memberikan dampak positifyang diterima oleh kelompok sasaran. Hal tersebut nantinya menganalisis apakahkebijakan tersebut sesuai kebutuhan masyarakat dan potensi yang ada.

Dalamkebijakan Pengelolaan Instalasi pengolahan Air Limbah Domestik. Masyarakat harus mengetahui manfaat darikebijakan karena walaupun kebijakan tersebut untuk kebutuhan masyarakat dan untuklingkungan yang ditinggali oleh masyarakat, kebijakan tersebut akan sulitdiimplementasikan jika masyarakat belum memahami manfaat dari kebijakan Pengelolaan IPAL Domestik tersebut.

3. Derajat perubahan yang diinginkan

Kebijakan dibuat untuk menghadirkan perubahan pada suatu bidang, dengandemikian perubahan yang diinginkan harus mempunyai skala yang jelas. Derajatperubahan yang diinginkan dalam pembangunan sanitasi yakni perubahan tata nilaidan perilaku masyarakat, perubahan kesehatan masyarakat, serta perubahan kondisilingkungan. Untuk mencapai derajat perubahan yang diinginkan, maka diperlukanuntuk melakukan pendekatan kepada masyarakat agar masyarakat pun peduli dengankebijakan yang ada.

Pendekatan tersebut dilakukan melalui sosialisasi sehinggaterjadi interaksi antara pemerintah dan masyarakat untuk saling menyampaikanaspirasinya.

4. Letak pengambilan keputusan

Pengambilan keputusan adalah hal yang penting dalam

implementasikebijakan karena nantinya menjelaskan apakah pengambilan keputusan dan pelaksanaprogram sudah tepat atau belum.

Letak pengambilan keputusan tersebut dapat dilihatdari peran pelaksana

(17)

program. Dalam hal ini, rincian program kerja harus disusundengan jelas agar implementasi kebijakan terarah dan sesuai dengan perencanaan yang ditetapkan. Dalam pembangunan sanitasi, letak pengambilan keputusan beradapada Organisasi Perangkat Daerah yang mempunyai tugas dan fungsi dalammenangani Pengelolaam IPAL Domestik, yakni DPUPR, dan Masyarakat Kelurahan Tlogomas.

5. Pelakasanaan Program

Indikator ini akan menjelaskan bagaimana koordinasi antar pelaksanaprogram mulai dari survei sampai pelaksanaan. Koordinasi tersebut dapat dilihatanatar pemerintah dan pemerintah serta pemerintah dan masyarakat. Pemerintah danpemerintah yakni berupa koordinasi pembagian tugas kerja, sedangkan pemerintahdan masyarakat yakni pendampingan pemerintah kepada masyarakat yang nantinyapemerintah dapat memberikan pengetahuan, informasi, dan memfasilitasi masyarakatdalam implementasi kebijakan baik dalam sosialisasi, penyusunan, danpelaksanaannya.

6. Sumberdaya yang dilibatkan

Dukungan sumberdaya adalah sumber daya manusia maupun sumber dayanon-manusia. Sumberdaya manusia dapat diartikan sebagai kelompokkelompokyang memiliki pengaruh, baik itu tokoh masyarakat, tokoh pemuda, ataupun tokohagama. Dalam hal ini, kelompok tersebut diidentifikasikan sebagai sebuah entitassosial yang punya tradisi, adat, nilai, sehingga kebijakan harus bisa menyentuh nilainilai atau bersentuhan dengan nilai-nilai yang berkembang dalam masyarakat. Selainitu, aktor yang berkecimpung dalam pemerintahan, dalam hal ini adalah Organisasipemerintah Daerah yang mempunyai tugas untuk menyejahterakan dan memenuhikebutuhan masyarakat.

Sumber daya nonmanusia di sini yakni fasilitas dan sumberdaya anggaran, yang mana keduanya mampu memberikan dukungan pada kebijakan. Sedangkan konteks implementasi meliputi :

a. Kekuasaan, kepentingan, strategi aktor yang terlibat

Dalam sebuah kebijakan perlu memperhatikan kekuatan atau

(18)

kekuasaan, kepentingan, serta strategi yang digunakan oleh para aktor untuk kelancaranimplementasi kebijakan itu sendiri.

Kekuasaan, kepentingan, dan strategi actor tersebut harus mempunyai pengaruh yang besar dan kuat yang menjadikanmasyarakat patuh sehingga kebijakan dapat diimplementasikan dengan semestinya. Setiap aktor pasti

mempunyai kepentingan dalam implementasi

kebijakan,kepentingan itulah yang nantinya mengantarkan individu maupun kelompok untukmemperjuangkan kepentingan tersebut.

Kekuasaan dan kepentingan tersebut dapatberasal dari pemerintah baik daerah, provinsi, maupun pusat, serta masyarakat, yangmana mempunyai strategi dan upaya untuk melaksanakan kebijakan tersebut.

b. Karakteristik Lembaga yang berkuasa

Dalam Pengelolaan IPAL Domestik, karakteristik lembaga yang berkuasadapat dilihat dari bagaimana kepemimpinan lembaga yang berpengaruh dalamimplementasikan kebijakan.

Kepemimpinan tersebut nantinya dapat

menggerakkanmasyarakatluas dalam pengelolaan air limbah domestik.

c. Tingkat kepatuhan dan daya tanggap

Tingkat kepatuhan dan daya tanggap tersebut dapat dilihat dari kepatuhanmasyarakat dan Pemerintah terhadap kebijakan tersebut, apakah mmengimplementasikan dengan baik sesuai jadwal dan perencanaan atau tidak. Dalam Pengelolaam air limbah Domestik, pemerintah merupakan fasilitator masyarakat karenakebijakan tersebut berbasis masyarakat. Dalam hal ini, Pengelolaan air limbah Domestik sulit untuk dilaksanakan sesuai jadwal karena fasilitator tersebut pun menyesuaikankemampuan masyarakat sehingga tidak ada hukuman atas keterlambatan pencapaian.

Dalam penelitian ini, kebijakan pengelolaam air limbah Domestik merupakankebijakan yang krisis. Maksudnya adalah kebijakan tersebut merupakan kebijakanyang merubah tata nilai yang ada di dalam masyarakat, sehingga untuk merubahtersebut harus membangun kepercayaan dan pendekatan yang baik denganmasyarakat karena terdapat kemungkinan bahwa

(19)

masyarakat akan mengabaikankebijakan tersebut jika tidak diimplementasikan dengan cara yang tepat. Jika haltersebut sampai terjadi, maka akan terjadi kemandekan kebijakan, yang manapemerintah pun akan merasa kesulitan dalam mengimplementasikan kebijakantersebut.

Implementasi kebijakan merupakan tahap yang kompleks dari suatukebijakan. Dengan demikian harus ada upaya agar kebijakan tersebut berhasil dalamprosesnya. Terdapat beberapa upaya untuk mendukung agar kebijakan tersebut dapat berjalan dengan baik yakni, 13Pertama, memahami hambatan yang timbul serta alas an yang melatarbelakanginya. Kedua, menemukan dan mengaplikasikan jalan keluardari faktor penghambat tersebut serta. Misalnya, kurangnya kemampuan anggotalegislatif dapat diatasi melalui pendidikan, workshop maupun training.

Kurangnyasaluransaluran komunikasi yang efektif diatasi dengan penciptaan saluransaluranbaru yang lebih efektif dan lain sebagainya. Dengan demikian, masalah implementasikebijakan dapat diatasi dengan cara pengenalan terhadap masalah yang timbul besertalatar belakang yang melingkupinya, baru dibuat usulan-usulan untuk memperbaikimasalah yang telah

diidentifikasi penyebabnya.

D. Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Pengelolaan Air Limbah Domestik

Dalam rangka meningkatkan pelayanan sanitasi, diperlukan pengelolaan air limbah domestic yang menyeluruh dan berkelanjutan dan melibatkan pertisiapasi masyarakat. Air limbah domestic adalah air limbah yang berasal dari usaha dan atau kegiatan permukiman, rumah makan, perkantoran, perniagaan, apartemn dan asarama. Pengelolaan air limbah domestic adalahupaya terpadu dalam perencanaan, penataan, pengolahan, pemeliharaan, dan pemantauan jaringan pengolahan, air limbah domestic.

Pada pasal 1 Point 5 Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 2 Tahun 2017

13 Ibid, hlm. 220-221

(20)

Tentang Pengelolaan Air Limbah Domestik menyatakan bahwa Pengelolaan Air Limbah Domestik adalah upaya terpadu dalam perencanaan, penataan, pemeliharaan, dan pemantauan jarinngan pengolahan air limbah domestik. Selanjutnya pada point 7 mmengatakan bahwa Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) adalah tempat pengolahan air limbah agar aman dibuang dimedia linglkungan.

Pada point ke 17 mengatakan bahwa Pengolah air limbah domestik adalah unit yang melaksanakan rangkaianan dan operasi dan pemeliharaan sarana dan prasaran air limbah yang dapat berbentuk unit pelaksanan teknis, kelompok masyarakat yang melaksanakan pengelolaan air limbah domestik. Pelaksanaan dan pengawasan rangkaian dan operasi untuk menguragi kandungan pencemaran air sehingga mencapai tingkat konsentrasi dan bentuk yang lebih sederhana dan aman jika dibuang ke media lingkungan. Instalasi Pengolahan Air Limbah yang selanjutnya disingkat IPAL adalah tempat pengelolahan air limbah agar aman dibuang ke media lingkungan. IPAL terpusat adalah IPAL yang menerima air limbah domstik dari jaringan perpipaan air limbah domesik terpusat. IPAL Komunal adalah IPAL yang menerikam air limbah domestic dari jaringan perpipaan air limbah domestic Komunal. Instalasi Pengolah Lumpur Tinja yang slanjtnya disingkat IPLT adalah tempat pengolahan air limbah domestic lupur tinja sehingga memenuhi baku mutu yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan yang telah di atur dalam Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 112 Tahun 2013 tentang Baku Mutu Air Limbah

Domestik.

E. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal

Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) adalah suatu perangkatperalatan teknik beserta perlengkapannya yang digunakan untuk mengolah air buangan sisa proses pembuangan segala bentuk kegiatan dalam permukiman yangdapat menampung beberapa sambungan rumah. IPAL sangat bermanfaatbagi manusia serta makhluk hidup lainnya, antara lain : a.mengolah air limbahdomestik agar sumber air di sekitarnya dapat digunakan kembali sesuai kebutuhan. b.mencegah pencemaran air sungai c. menjaga kehidupan biota-biota sungai.

Adapuntujuan IPAL yaitu untuk menyaring dan membersihkan air yang sudah tercemar daridomestik.

(21)

Selain itu, pembangunan IPAL Komunal ditujukan untuk memperbaikisanitasi di suatu permukiman. Hal tersebut dikarenakan Sanitasi merupakan hak asasimanusia yang harus didapatkan karena menyangkut kesehatan manusia itu sendiri disamping terciptanya lingkungan yang bersih dan sehat. Dengan demikian manusiadapat menjalani kehidupannya dengan baik karena mereka tumbuh dan berkembangdalam permukiman yang bersih dan sehat. Saat ini permasalahan dalam

permukimansangatlah banyak, salah satunya akses sanitasi yang buruk sehingga dapat merusakelemen-elemen hayati dan non hayati dalam suatu ekosistem.

Sanitasi merupakan salah satu komponen kesehatan lingkungan, yakni perilaku yang disengaja untuk menjalankan hidup bersih dan sehat untuk melindungi manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya agar nantinya kesehatan manusia dapat terjaga. Bahan buangan yang dimaksud dapat berupa tinja manusia atau binatang, sisa bahan buangan padat, limbah domestik, bahan buangan industri, serta bahan buangan pertanian14Untuk menjaga kebersihantersebut, maka dapat dilakukan dengan teknologi seperti septic tank maupun ipalkomunal. Dalam hal ini, sanitasi merupakan suatu upaya untuk memperbaikikehidupan manusia karena sanitasi yang baik dapat berdampak pada sumber dayamanusia yang nantinya dapat membantu pencapaian potensi maksimal manusia itusendiri, sehingga dapat meningkatkan produktivitas di masa yang akan datang.

Dalam pengelolaan IPAL diperlukan upaya

pemberdayaanmasyarakat yang melibatkan partisipasi masyarakat. Hal tersebut dikarenakankebijakan tersebut tidak akan berjalan tanpa adanya dukungan dari masyarakat.Partisipasi masyarakat akan menjamin suatu perkembangan dan perubahan yangmana harus ditingkatkan dahulu kesadarannya.

Tahap-tahap Pengelolaan Intalasi Pengolahan IPAL

Ada lima tahapan yang perlu dilalui dalam pengolahan air limbah yakni sebagai berikut :

14 Mundiatun dan Daryanto, Loc.Cit

(22)

1. Air limbah dialirkan ke tempat instalasi. Dalam hal ini, terdapat alat yang disediakan sebuah ruang pengaliran agar air limbah masuk ke dalam tempat penyaringan dengan lancar.

2. Air limbah akan mellaui proses pertama yaitu suatu wadah yang berisi airyang bercampur dengan pasir. Tujuannya untuk melakukan pengendapanartikelpartikel kotor yang ada di air limbah tersebut.

Nantinya partikelpartikel kotor tersebut diendapkan oleh butiran- butiran kecil karbon yangterselip di pasir sehingga mengikat partikel kotor dalam air limbah tersebut.

3. Air limbah yang telah disaring melalui wadah penampungan pasir akanditeruskan ke wadah yang berisi batu kerikil. Fungsinya hampir sama padawadah sebelunya di mana partikel-partikel yang tidak berhasil diendapkan oleh pasir akan diproses oleh wadah berisi kerikil.

4. Air limbah akan menuju ke wadah berisi tanaman eceng gondok, ukuranwadah ini lebih besar daripada dua wadah sebelumnya karena dalam prosesini memerlukan banyak tanaman eceng gondok untuk menetralisasi air limbahyang berfungsi untuk menyaring dan memebrsihkan partikel air yang kotorkarena tanaman ini mempunyai zat kimcia bersifat penyerap seperti ammoniadan fosfat

5. Tahap terakhir yakni fase uji coba, yang mana wadah penampung ini berisi ikan untuk mengetahui seberapa bersihnya air limbah yang disaring. Dari tahap tersebut dapat disimpulkan bahwa jika air tersebut hidup dalam proses penyaringan, maka air tersebut dapat dikatakan bersih, begitupun sebaliknya.

(23)

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan : Study Kelayakan Feasability Study (FS) Instalasi Pengelolaan Lumpur Tinja (IPLT) di Kota Subang.. Nama Paket Pekerjaan : Belanja Jasa Konsultansi Kajian

Sehubungan dengan akan dilaksanakannya Pembuktian Kualifikasi untuk paket pekerjaan Penyusunan Studi Kelayakan Lingkungan Pembangunan Instalasi Penolahan Limbah Tinja (IPLT) dengan

Baku mutu limbah cair wajib memenuhi persyaratan sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Kep-men 03/1991 atau yang ditetapkan oleh Bapedal3. Baku mutu emisi udara wajib

Analisis kapasitas daya dukung pondasi tiang kerucuk akan dilakukan pada unit-unit tahapan pengolahan bangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja Kabupaten Siak Provinsi

Baku mutu yang digunakan pada perancangan pengembangan instalasi pengolahan air limbah industri kulit ini adalah baku mutu yang di buat oleh Kementerian Lingkungan Hidup,

(2) Baku mutu air limbah daerah ditetapkan dengan Peraturan Daerah Propinsi dengan ketentuan sama atau lebih ketat dari baku mutu air limbah nasional sebagaimana dimaksud dalam

Merancang instalasi pengolahan air limbah untuk mengolah efluen cair tangki septik dengan menentukan unit pengolahan yang tepat agar dapat memenuhi baku mutu

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas padatan lumpur tinja yang dihasilkan oleh IPLT Banyuroto sebelum dan setelah pengolahan menjadi PBT, mengetahui pengaruh