• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI KASUS : ANALISIS PEMELIHARAAN UNTUK MENDETEKSI RESIKO KEGAGALAN JARINGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STUDI KASUS : ANALISIS PEMELIHARAAN UNTUK MENDETEKSI RESIKO KEGAGALAN JARINGAN"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI KASUS : ANALISIS PEMELIHARAAN UNTUK MENDETEKSI RESIKO KEGAGALAN JARINGAN

Lisa Melinda

Program Studi Sistem Komputer S1, Mata Kuliah Administrasi dan Manajemen Jaringan, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Sriwijaya

Gelumbang, Kecamatan Gelumbang, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan 31171 Email: lisamelinda77@gmail.com

ABSTRAK

Pada masa modern seperti ini banyak teknologi berkembang,perusahaan-perusahaan besar pun ikut berkembang, di dalam perusahaan terdapat teknik pemeliharaan. Teknik pemeliharaan berbasis waktu adalah tindakan direncanakan yang bertujuan untuk pencegahan kerusakan dan kegagalan, ternyata belum cukup efektif untuk mencegah terjadinya kegagalan. Sehingga, perlu dilakukan analisis reliability untuk menentukan nilai Mean Time Between Failure (MTBF). Untuk melakukan analisis reliability, digunakan distribusi Weibull, karena distribusi ini dapat digunakan untuk berbagai model kegagalan baik dengan peningkatan maupun penurunan tingkat kegagalan. Perkiraan nilai MTBF juga dapat memberikan informasi mengenai keandalan suatu perangkat TIK dimana dalam permasalahan ini juga dapat dianalisa tentang kemungkinan human error yang mengakibatkan kegagalan perangkat TIK

keywords :ITIL, maintainability,MTBF.

I. PENDAHULUAN

Didorong atas dasar kompetisi yang semakin ketat. Peningatan efektivitas dan efisiensi pada industri teknologi. Salah satunya menuntut adanya peningkatan tingkat ketersediaan peralatan untuk mendukung proses produksi. Preventive maintenance adalah tindakan direncanakan yang bertujuan untuk pencegahan kerusakan dan kegagalan. Tujuan utama preventive maintenance adalah untuk mencegah kegagalan peralatan sebelum benar-benar terjadi. Hal ini dirancang untuk menjaga dan meningkatkan reliability peralatan dengan mengganti komponen yang uzur sebelum mereka benar-benar gagal. Dalam suatu industri, bagian maintenance memegang peranan yang penting untuk menunjang kelancaran proses produksi. Metode preventive maintenance merupakan salah satu solusi untuk memperbaiki kinerja mesin yang ada. [1]

Perawatan atau pemeliharaan (maintenance) adalah konsepsi dari semua aktivitas yang diperlukan untuk menjaga atau mempertahankan kualitas fasilitas/mesin agar dapat berfungsi dengan baik seperti kondisi awal. Perawatan sebagai bentuk kegiatan yang dilakukan untuk mencapai hasil yang mampu mengembalikan item atau mempertahankan pada kondisi yang selalu dapat berfungsi Pemeliharaan atau perawatan di suatu industri merupakan salah satu faktor yang penting dalam mendukung suatu proses produksi yang mempunyai daya saing di pasaran. Produk yang dibuat industri harus mempunyai kualitas baik, harga pantas dan diserahkan ke konsumen dalam waktu yang tepat. [2] Analisis jaringan komputer sangat penting dan dapat membantu meningkatkan performa jaringan. Banyak perusahaan yang mendesain jaringan tidak sesuai dengan tujuan bisnis mereka. jaringan komputer yang di desain dengan tidak mengacu pada tujuan perusahaan akan mengakibatkan tidak optimalnya performa jaringan yang di gunakan dalam perusahaan tersebut[3]

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengurangi resiko kegagalan dengan perbandingan nilai Mean Time Between Failure (MTBF) dan Availability pada gangguan jaringan.

II. TINJAUAN PUSTAKA

a) Reliability Reliability adalah Kemungkinan dimana peralatan dapat beroperasi di bawah keadaan normal dengan baik. Mean Time Between Failure (MTBF) adalah rata rata waktu

(2)

suatu mesin dapat di operasikan sebelum terjadinya kerusakan. MTBF ini dirumuskan sebagai hasil bagi dari total waktu pengoperasian mesin dibagi dengan jumlah/frekuensi kegagalan. Pengoperasian mesin karena breakdown.

Perhitungan MTBF dinyatakan dengan rumus :

b) Maintainability adalah suatu usaha dan biaya untuk melakukan suatu perawatan (pemeliharaan). Suatu pengukuran dari maintainability adalah Mean Time To Repair (MTTR), tingginya MTTR mengidentikasikan rendahnya maintainbility. Dimana MTTR merupakan indikator kemampuan (skill) dari mekanik maintenance dalam menangani atau mengatasi setiap masalah kerusakan.

Perhitungan MTTR dinyatakan dengan rumus :

c) Planned Maintenance terdiri dari:

 Preventive Maintenance (perawatan pencegahan). Preventive Maintenance adalah pemeliharaan yang dilaksanakan dalam periode waktu yang tetap atau dengan kriteria tertentu pada berbagai tahap proses produksi. Tujuannya agar produk yang d ihasilkan sesuai dengan rencana, baik mutu, biaya, maupun ketepatan waktunya. Aktivitas yang dilakukan dalam pemeliharaan ini berupaya mencegah terjadinya kegagalan atau kerusakan pada sebuah peralatan atau system peralatan, dengan sebuah program yang terjadwal, sistematis, tindakan koreksi secara dini, dan berupaya mempertahankan fungsi kerja peralatan dalam sebuah sistem. Beberapa aspek yang diperhatikan dalam pemeliharan preventif adalah frekuensi inspeksi, interval pemeliharaan, panduan penggantian komponen, dan manajemen suku cadang (EBrahimi, 2010).

 Scheduled Maintenance (perawatan terjadwal). Scheduled Maintenance adalah perawatan yang bertujuan mencegah terjadinya kerusakan dan perawatannya dilakukan secara periodik dalam rentang waktu tertentu. Rentang waktu perawatan ditentukan berdasarkan pengalaman, data masa lalu atau rekomendasi dari pabrik pembuat mesin yang bersangkutan.

 Predictive Maintenance (perawatan prediktif). Predictive Maintenance adalah strategi perawatan di mana pelaksanaanya didasarkan kondisi mesin itu sendiri. Perawatan prediktif disebut juga perawatan berdasarkan kondisi (condition based maintenance) atau juga disebut monitoring kondisi mesin (machinery condition monitoring), yang artinya sebagai penentuan kondisi mesin dengan cara memeriksa mesin secara rutin, sehingga dapat diketahui keandalan mesin serta keselamatan kerja terjamin.[2]

III. METODE

a) Identifikasi Variabel

Variabel-variabel dalam penelitian ini yaitu variable terikat dan variable bebas. Variabel terikat yang meliputi reliability (keandalan), availability (ketersediaan), maintainability (kemampuan perawatan).

(3)

b) Pengumpulan Data Yang digunakan untuk sebagai data penelitian sebagai berikut : Data waktu antar kerusakan dan data waktu perbaikan.

c) Pengolahan Data, Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengolahan data yaitu: Uji distribusi waktu antar kerusakan dan waktu perbaikan, perhitungan mean time to repair, perhitungan mean time between failure, perhitungan reliability, perhitungan maintainability, perhitungan inherent availability dan operational availability.

IV. PEMBAHASAN

A. Uji Distribusi Waktu Antar Kerusakan dan Waktu Perbaikan Proses pengolahan uji distribusi antara lain dengan distribusi normal, distribusi lognormal, distribusi weibull, dan distribusi eksponensial

TABEL 1

Berdasarkan hasil pencarian jenis distribusi pada tabel 1 ternyata distribusi Time BetweenFailure (TBF) distribusi Time To Repair (TTR) adalah distribusi lognormal, dikarenakan p- value melebihi 0,050 dan lebih besar dari distribusi lainnya.

B. Perhitungan Mean Time Between Failure dan Mean Time To Repair

1. Perhitungan Mean Time Between Failure Untuk menghitung MTBF dengan distribusi lognormal harus menggunakan rumus sebagai berikut:

Berdasarkan data waktu antar kerusakan dapat dihitung nilai (ln(ti) – α)2 yang bertujuan untuk untuk mencari nilai MTBF dengan time between failure (TBF) sebesar 168 jam adalah:

(4)

2. Perhitungan Mean Time Repair Untuk menghitung MTTR dengan distribusi lognormal harus menggunakan rumus sebagai berikut:

Berdasarkan data waktu perbaikan dapat dihitung nilai (ln(ti) – α)2 yang bertujuan untuk mencari nilai MTTR dengan time to repair (TTR) sebesar 4 jam adalah:

(5)

TABEL II

Berdasarkan tabel diatas bahwa yang mendekati standar 80% menurut ivara (work request) yaitu pada waktu operasi 240 jam dengan reliability 80,36%

D. Perhitungan Maintainability Maka perhitungan maintainability pada waktu perbaikan 1 jam sebagai berikut:

TABEL III

Berdasarkan tabel diatas bahwa yang mendekati standar 80% menurut ivara (work request) yaitu pada waktu perbaikan 5 jam dengan maintainability 81%.

(6)

E. Perhitungan Availability

1. Perhitungan Inherent Availability Maka Perhitungan Inherent Availability adalah sebagai berikut:

= 0,9931 = 99,31%

2. Perhitungan Operational Availability Maka perhitungan Operational Availability adalah sebagai berikut:

Uptime (Waktu operasi selama setahun) = 8640 jam

A

o

=

0,9521 = 95,21% V. KESIMPULAN

1. Reliability yang telah dilakukan dapat menghasilkan nilai reliability system sebesar 80,36% dengan waktu operasi mesin R(t) = 240 jam. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa nilai reliability memenuhi standar dengan nilai reliability system sebesar 80%.

2. Maintainability yang telah dilakukan dapat menghasilkan nilai maintainability system sebesar 81% dengan waktu perbaikan M(t) =5 jam. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa nilai maintainability memenuhi standar dengan nilai maintainability system sebesar 80%.

3. Availability yang telah dilakukan dapat menghasilkan nilai inherent availability sebesar 99,31% dan operational availability sebesar 95,21%. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa nilai availability memenuhi standar dengan nilai performance indicator 95%.

4. Performance mesin dengan menggunakan metode Reliability Availability Maintainability (RAM), direkomendasikan untuk melakukan pemeliharaan selama lima jam setelah waktu operasi perangkat selama 240 jam.

DAFTAR PUSTAKA

[1] N. D. Anggraeni and I. Nurhadi, “Analisis Reliability Untuk Menentukan Mean Time Between Failure (MTBF) Studi Kasus Pulverizer Pada Sebuah PLTU,” no. December 2013, pp. 17–18, 2013.

[2] L. Noviansyah, E. Purnamawati, and D. Ernawati, “Analisis Performance Mesin Residual Oil Main Burner Pada Unit Pltu 3/4 Dengan Metode Reliability Availability Maintainability (Ram) Di Pt Pembangkit Jawa Bali Unit Pembangkit Gresik,” Juminten, vol. 1, no. 2, pp. 12– 23, 2020, doi: 10.33005/juminten.v1i2.12.

[3] P. Cv, M. Putih, M. N. Ikhsanto, and H. W. Nugroho, “Kata kunci :,” vol. 01, no. 01, pp. 69– 82, 2015.

(7)

Gambar

TABEL II

Referensi

Dokumen terkait

Pada biji kakao kering jemur jemur terjadi kehilangan air pada pulp (kadar air pulp biji kakao kering jemur jemur 15 %) sehingga untuk melakukan fermentasi biji

Keterampilan khusus sebagai kemampuan kerja khusus yang wajib dimiliki oleh setiap lulusan sesuai dengan bidang keilmuan program studi.

Bila kttmungkinan terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah basil pemikiran saya sendiri, berarti gelar

Pada penelitian ini peneliti ingin mengetahui korelasi nilai status Gizi dengan menggunakan indeks BB/U dan asupan zat besi terhadap kadar feritin anak usia 2-5

Berdasarkan hasil penelitian, penulis menyarankan agar manajemen perusahaan dapatmengefesienkan motivasi kerja seperti mensukseskan upah yang adil dan layak,

Penjadwalan inspeksi berdasarkan umur pakai atau yang lebih dikenal dengan time-based inspection telah banyak dilakukan, namun pada kenyataannya setiap alat

Dengan menggunakan modulus dry frame pada persamaan 2.29 dan 2.31, maka kecepatan gelombang berfrekuensi rendah pada batuan yang tersaturasi bisa dihitung karena parameter

Pengolahan tanah secara temporer dapat memperbaiki sifat fisik tanah, tetapi pengolahan tanah yang dilakukan berulang kali dalam setiap tahun dalam jangka panjang dapat