• Tidak ada hasil yang ditemukan

Respons Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Terhadap Pemberian Kompos Sampah Pasar Dan Pupuk NPKMg (15:15:6:4) Di Pre Nursery

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Respons Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Terhadap Pemberian Kompos Sampah Pasar Dan Pupuk NPKMg (15:15:6:4) Di Pre Nursery"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

!"#!"#$#%

! "#$"#$%$& ' ( ) * +

& ' & (' & ) *

Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, USU, Medan 20155

* ! : toga.simanungkalit@ymail.com

+ & +,&

The purpose of the study was to determine the growth response of oil palm seed on waste market compost and Npkmg (15:15:6:4) fertilize aplication in pre nursery. The research was conducted at the experimental field Agricultural Faculty, Sumatera Utara University about ± 25 metres above sea level from April to July 2014. The design use randomized block design with 2 factors treatment. The first factor was The waste market compost with 4 levels: 0 g/polybag (K0);50 g/polybag

(K1); 100 g/polybag (K2); 150 g/polybag (K3) and the second factor was NPKMg (15:15:6:4)

fertilizer with 4 levels: 0 g/polybag (P0); 2,5 g/polybag (P1); 5 g/polybag (P2) and 7,5

g/polybag(P3). The results showed that the waste market compost treatment has significantly effect

to the plant height, total wide leaf, dry weight root and soil pH , however no significantly affected for, stem diameter, leaf number, length of the root, fresh weight of crown, dry weight of crown, and fresh weight of root. The NPKMg (15:15:6:4) fertilize treatment showed significant effect to stem diameter, total wide leaf, fresh weight of crown and dry weight of crown however no significantly affected for plant height, leaf number, lenght of the root, fresh weight of root, dry weight of root and soil pH. The interaction of both of treatmet showed significan for the plant height and total wide leaf.

Keywords: Oil palm, waste market compost, NPKMg (15:15:6:4) fertilizers. + & +

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respons pertumbuhan bibit kelapa sawit terhadap pemberian kompos sampah pasar dan pupuk NPKMg (15:15:6:4) di +. Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara yang berada ± 25 m dpl dari bulan April sampai Juli 2014. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 2 Faktor perlakuan. Faktor pertama adalah kompos sampah pasar dengan 4 taraf yaitu 0 g/polibag (K0); 50 g/polibag (K1); 100 g/polibag (K2); 150 g/polibag (K3) dan faktor kedua

pemberian pupuk NPKMg (15:15:6:4) dengan 4 taraf yaitu 0 g/polibag (P0); 2,5 g/polibag

(P1); 5 g/polibag (P2) dan 7,5 g/polibag (P3). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan dosis

kompos sampah pasar berpengaruh nyata terhadap tinggi bibit, total luas daun, bobot kering akar dan pH tanah namun tidak berpengaruh nyata terhadap parameter diameter batang, jumlah daun, panjang akar, bobot segar tajuk, bobot kering tajuk, dan bobot segar akar. Perlakuan pemberian pupuk NPKMg berpengaruh nyata terhadap diameter batang, total luas daun, bobot segar tajuk, dan bobot kering tajuk namun tidak berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi bibit, jumlah daun, panjang akar, bobot segar akar, bobot kering akar, dan pH tanah. Interaksi antara kedua perlakuan tersebut berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi bibit dan total luas daun.

(2)

!" #

368

- .+/010+

Kelapa sawit sangat penting artinya bagi indonesia. Selama kurun waktu 20 tahun terakhir kelapa sawit menjadi komoditas

andalan ekspor dan komoditas yang

diharapkan dapat meningkatkan pendapatan petani perkebunan serta para transmigran indonesia (Pardamean, 2008).

Mengingat semakin meningkatnya permintaan akan bahan minyak sawit dan peranannya bagi perekonomian Indonesia, maka untuk mempertahankan produksinya agar berkesinambungan perlu diusahakan bibit yang sehat dan bermutu tinggi. Salah satu cara untuk memperoleh bibit yang baik ialah dengan pemberian media tanam dan pupuk yang sesuai dengan kebutuhan tanaman (Nurahmi, 2010).

Aplikasi pupuk dengan efisiensi tinggi dapat diperoleh melalui peningkatan daya dukung tanah dan peningkatan ketersediaan unsur hara pupuk dalam media tanam bibit. Salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan tersebut yaitu melalui kombinasi penggunaan pupuk buatan (anorganik) dan kompos sebagai agen pembenah tanah. Penggunaan kompos pada medium pembibitan kelapa sawit sangat diperlukan untuk mengatasi terbatasnya ketersediaan bahan organik (Darlan , 2005).

Unsur hara utama dalam pemupukan tanaman perkebunan meliputi N, P, K, Mg. Masing=masing unsur hara diharapkan cukup tersedia di dalam tanah, apabila ketersediaan unsur hara didalam tanah rendah, dapat

berakibat tanaman mengalami gejala

defisiensi atau kekahatan unsur hara. Sumber hara dalam bentuk pupuk yang digunakan pada tanaman perkebunan adalah jenis pupuk buatan anorganik, organik atau

alam. Pupuk NPKMg adalah salah

satu sumber pupuk anorganik yang

dibutuhkan dalam pembibitan kelapa sawit (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2003).

Sampah adalah hasil aktivitas manusia maupun alam yang sudah tidak digunakan lagi karena sudah diambil unsur dan fungsi utamanya. Setiap aktivitas manusia pasti menghasilkan buangan atau sampah. Sumber

sampah bisa berasal dari rumah tangga, pertanian, perkantoran, perusahaan, rumah sakit, dan pasar. Pemanfaatan sampah

menjadi kompos memberikan banyak

keuntungan, misalnya dapat memberdayakan ekonomi masyarakat, bahan yang diperlukan mudah didapat dan melimpah serta memiliki peluang pasar yang baik. Selain dalam bidang ekonomi pembuatan pupuk organik sebagai salah satu alternatif pemecahan masalah lingkungan (Agustina, 2013).

Sesuai dengan uraian di atas,

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respons pertumbuhan bibit kelapa sawit

( ! Jacq.) terhadap pemberian

kompos sampah pasar dan pupuk NPKMg

(15:15:6:4) di +. Kompos sampah

pasar sebagai agen pembenah tanah

diharapkan dapat meningkatkan daya dukung tanah akan ketersediaan bahan organik dan unsur hara yang terdapat di dalam pupuk NPKMg (15:15:6:4).

+/+ .+

-&2.-Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan dengan ketinggian ± 25 meter di atas permukaan laut, mulai bulan April 2014 sampai dengan Juli 2014. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) faktorial dengan 2 faktor yaitu faktor pertama : Kompos Sampah Pasar (K) dengan 4 taraf yaitu : K0 = 0 g/polibag,

K1 = 50 g/polibag, K2 = 100 g/polibag,

K3 = 150 g/polibag. Faktor kedua : Pupuk

NPKMg (15:15:6:4) (P) dengan 4 taraf yaitu : P0 = 0 g/polibag , P1 = 2,5 g/polibag,

P2 = 5 g/polibag, P3 = 7,5 g/polibag.

Parameter yang diamati adalah tinggi bibit (cm), jumlah daun (helai), diameter batang (mm), total luas daun (cm2), panjang akar (cm), bobot segar tajuk (g), bobot kering tajuk (g), bobot segar akar (g), bobot kering akar (g), pH tanah.

Penelitian ini dimulai dengan

pembuatan kompos sampah pasar selama 1,5 bulan. Bahan kompos yang digunakan berasal dari pasar sore Padang Bulan Medan. Bahan kompos terdiri bahan organik dari sisa

(3)

sayur dan buah yang banyak tersedia di pasar. Setelah terkumpul, bahan dicacah halus dan di berikan bioaktivator EM 4 lalu ditutup dan dibiarkan hingga kompos menjadi matang. Ciri kompos matang adalah memiliki tekstur remah, tidak berbau, memiliki C/N antara 10=20 dan pH netral. Setelah itu dilakukan persiapan areal pembibitan seluas 10 x 3 m, lalu disiapkan media tanam berupa tanah subsoil yang telah diayak dan diaplikasikan kompos sampah pasar sesuai dengan taraf masing=masing pada lubang tanam. Setelah kompos diaplikasikan, maka kecambah kelapa sawit dapat ditanam dengan plumula mengarah ke atas dan radikula di bawah lalu diaplikasikan pupuk NPKMg (15:15:6:4) sesuai taraf perlakuan masing masing. Setiap harinya dilakukan pemeliharaan berupa : penyiraman, penyiangan, pengamatan dan pengendalian serangan hama dan penyakit.

setelah bibit berumur 12 MST maka penelitian selesai dilaksanakan.

/+ )1 .+ - +/+ +

Tinggi Bibit (cm)

Berdasarkan hasil sidik ragam

diketahui bahwa perlakuan kompos sampah pasar berpengaruh nyata terhadap tinggi bibit 12 MST tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi bibit 8 dan 10 MST. Sedangkan pupuk NPKMg berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi bibit 8, 10, dan 12 MST dan interaksi keduanya berpengaruh nyata terhadap tinggi bibit 12 MST.

Rataan tinggi bibit 12 MST pada perlakuan kompos sampah pasar dan pupuk NPKMg dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Rataan tinggi bibit (cm) 12 MST pada perlakuan kompos sampah pasar dan pupuk NPKMg. Kompos Sampah Pasar Pupuk NPKMg (15:15:6:4) Rataan P0 P1 P2 P3 K0 22,34 cd 26,74 ab 29,27 a 25,07 bc 25,86 a K1 26,49 ab 27,58 ab 25,13 bc 28,24 ab 26,86 ab K2 16,49 e 17,91 e 17,94 e 18,16 e 17,63 cd K3 18,62 de 19,76 de 17,59 e 18,21 e 18,54 c Rataan 20,99 23,00 22,48 22,42

Keterangan: Angka yang diikuti notasi yang sama pada baris atau kelompok kolom yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%

Hubungan kompos sampah pasar dengan tinggi bibit 12 MST dapat dilihat pada Gambar 1.

ŷ = =0,0623x + 26,897 r = 0,836 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 0 50 100 150 & K0 K1 K2 K3

(4)

!" #

Gambar 1. Hubungan kompos sampah pasar dengan tinggi bibit 12 MST.

Hubungan kompos sampah pasar dengan tinggi bibit 12 MST pada berbagai taraf pupuk NPKMg dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Hubungan kompos sampah pasar dengan tinggi bibit 12 MST pada berbagai taraf pupuk NPKMg.

Hubungan pupuk NPKMg dengan tinggi bibit 12 MST pada berbagai taraf kompos sampah pasar dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Hubungan kompos sampah pasar dengan tinggi bibit 12 MST pada berbagai taraf kompos sampah pasar.

Total Luas Daun (cm2)

Berdasarkan hasil sidik ragam

diketahui bahwa perlakuan kompos sampah pasar dan pupuk NPKMg berpengaruh nyata

terhadap total luas daun bibit 12 MST serta

interaksi keduanya berpengaruh nyata

terhadap total luas daun bibit 12 MST.

ŷP0= =0,0002x2= 0,0121x + 23,654 R² = 0,403 ŷP1= 0,0001x2= 0,0763x + 27,841 R² = 0,660 ŷP2= 0,0004x2= 0,1412x + 29,764 R² = 0,950 ŷP3= =0,0003x2 = 0,0145x + 26,24 R² = 0,643 15 20 25 30 35 0 50 100 150 & 3 P0 P1 P2 P3 ŷK0= =0,344x2+ 3,0076x + 22,102 R² = 0,953 x opt = 4,37 y maks = 28,67 ŷK1= 0,0809x2= 0,4938x + 26,943 R² = 0,255 x min = 3,05 y min = 26,189 ŷK2= =0,0484x2+ 0,5647x + 16,567 R² = 0,930 ŷK3= =0,0204x2+ 0,0173x + 18,927 R² = 0,257 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 0 2.5 5 7.5 & 3 K0 K1 K2 K3 K0 K1 K2 K3 P0 P1 P2 P3 K2 K0 K1 K3 P0 P1 P3 P2 P0 P1 P3

(5)

Rataan total luas daun bibit 12 MST pada perlakuan kompos sampah pasar dan

pupuk NPKMg dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Rataan total luas daun (cm2) bibit 12 MST pada perlakuan kompos sampah pasar dan pupuk NPKMg. Kompos Sampah Pasar Pupuk NPKMg (15:15:6:4) Rataan P0 P1 P2 P3 K0 57,88 h 101,59 efg 129,16 bcd 122,72 bcde 102,84 c K1 98,08 fg 127,79 bcd 104,58 efg 135,49 b 102,84 c K2 93,41 fg 130,45 bcd 126,93 bcd 156,07 a 116,48 b K3 113,99 cdef 109,27 defg 89,95 g 131,15 bc 126,72 a Rataan 90,84 d 117,27 b 112,66 bc 136,36 a

Hubungan kompos sampah pasar dengan total luas daun bibit 12 MST dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Hubungan kompos sampah pasar dengan total luas daun bibit 12 MST.

Hubungan pupuk NPKMg dengan total luas daun bibit 12 MST dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Hubungan pupuk NPKMg dengan total luas daun bibit 12 MST.

Hubungan kompos sampah pasar dengan total luas daun bibit 12 MST pada berbagai taraf pupuk NPKMg dapat dilihat pada Gambar 6.

ŷ = 0,001x2 + 0,0171x + 101,98 R² = 0,964 80 90 100 110 120 130 0 50 100 150 & 4 3 ŷ = 5,278x + 94,489 r = 0,911 60.00 80.00 100.00 120.00 140.00 0 2.5 5 7.5 & 1 . 4 3 P0 P1 P2 P3 K0 K1 K2 K3

(6)

!" #

Gambar 6. Hubungan kompos sampa pupuk NPKMg.

Hubungan pupuk NPKMg den sampah pasar dapat dilihat pada Gamba

Gambar 7. Hubungan pupuk NPK kompos sampah pasar. Bobot Segar Tajuk (g)

Berdasarkan hasil sidik diketahui bahwa perlakuan kompos pasar berpengaruh tidak nyata terhad segar tajuk bibit 12 MST. Sedangka NPKMg berpengaruh nyata terhada

40 60 80 100 120 140 160 180 0 50 & 4 20 40 60 80 100 120 140 160 180 0 2.5 & 4 P0 P1 " #

sampah pasar dengan total luas daun 12 MST pada

g dengan total luas daun bibit 12 MST pada berbaga ambar 7.

NPKMg dengan total luas daun 12 MST pada

sidik ragam mpos sampah terhadap bobot angkan pupuk erhadap bobot

segar tajuk bibit 12 MST keduanya berpengaruh tidak n bobot segar tajuk bibit 12 MST

ŷP0= =0,002x2+ 0,6216x + R² = 0,853 ŷP1= =0,0047x2+ 0,7623x R² = 0,980 x opt = 81,09 ymaks = 132,47 ŷP2= =0,0012x2= 0,0045x + R² = 0,465 ŷP3= =0,0038x2+ 0,657x + R² = 0,764 x opt = 86,44 ymaks = 148,45 100 150 3 P0 P1 P2 P3 ŷK0= =2,0058x2+ 23,9 R² = 0,994 x opt = 5,9 y maks = 128 ŷK1= 0,0478x2+ 3, 202 R² = 0,409 ŷK2= =0,3166x2+ 9,75 R² = 0,864 ŷK3= 1,8371x2= 12, 491 R² = 0,672 x min = 3,39 y min = 96,5 5 7.5 3 K0 K1 K2 K3 P2 P3 P2 P0 P1 P3 K2 K0 K1 K3

pada berbagai taraf

erbagai taraf kompos

pada berbagai taraf

MST dan interaksi idak nyata terhadap MST. 216x + 61,385 7623x + 101,57 32,47 045x + 123, 85 657x + 120,06 48,45 + 23,928x + 56,984 = 0,994 = 5,96 = 128,35 2029x + 103, 43 = 0,409 + 9,7529x + 97,067 = 0,864 491x + 117, 74 0,672 = 3,39 = 96,51

(7)

Rataan bobot segar tajuk bibit 12 MST pada perlakuan kompos sampah pasar dan

pupuk NPKMg dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Rataan bobot segar tajuk (g) bibit 12 MST pada perlakuan kompos sampah pasar dan pupuk NPKMg. Kompos Sampah Pasar Pupuk NPKMg (15:15:6:4) Rataan P0 P1 P2 P3 K0 2,27 3,14 4,58 4,31 3,57 K1 3,26 4,81 3,61 3,97 3,91 K2 2,81 4,87 4,44 5,56 4,42 K3 3,76 3,85 3,46 3,67 3,68 Rataan 3,02 b 4,17 a 4,02 a 4,38 a

Keterangan : Angka yang diikuti notasi yang sama pada setiap kolom dan baris yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata dengan uji Duncan 5 %.

Hubungan pupuk NPKMg dengan bobot segar tajuk bibit 12 MST dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8. Hubungan pupuk NPKMg dengan bobot segar tajuk bibit 12 MST. Bobot Kering Tajuk (g)

Berdasarkan hasil sidik ragam

diketahui bahwa perlakuan kompos sampah pasar berpengaruh tidak nyata terhadap bobot kering tajuk 12 MST. Sedangkan pupuk NPKMg berpengaruh nyata terhadap bobot kering tajuk umur 12 MST dan interaksi

keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap bobot kering tajuk 12 MST.

Rataan bobot kering tajuk bibit 12 MST pada perlakuan kompos sampah pasar dan pupuk NPKMg dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Rataan bobot kering tajuk (g) 12 MST pada perlakuan kompos sampah pasar dan pupuk NPKMg. Kompos Sampah Pasar Pupuk NPKMg (15:15:6:4) Rataan P0 P1 P2 P3 K0 0,54 0,76 1,10 1,37 0,94 K1 0,79 1,03 0,97 0,96 0,94 K2 0,69 1,00 1,04 1,11 0,96 K3 0,97 0,91 0,85 1,04 0,94 Rataan 0,75 b 0,92 ab 0,99 ab 1,12 a

Keterangan : Angka yang diikuti notasi yang sama pada setiap kolom dan baris yang sama menunjukkan berbeda ŷ = 0,157x + 3,3085 r = 0,8422 2.00 3.00 4.00 5.00 0 2.5 5 7.5 5 3 P0 P1 P2 P3

(8)

!"

Hubungan pupuk NPKMg Gambar 9.

Gambar 9. Hubungan pupuk NPKMg Bobot Kering Akar (g)

Berdasarkan hasil sidik diketahui bahwa perlakuan kompos pasar berpengaruh nyata terhadap kering akar bibit 12 MST. Sedangka NPKMg berpengaruh tidak nyata bobot kering akar bibit 12 MST dan Tabel 9. Rataan bobot kering akar

pupuk NPKMg. Kompos Sampah Pasar P0 K0 0,20 K1 0,23 K2 0,33 K3 0,29 Rataan 0,26

Keterangan : Angka yang diikuti notasi ya tidak nyata dengan uji Duncan

Hubungan kompos sampah pa Gambar 10.

Gambar 10. Hubungan kompos sampa

0.4 0.6 0.8 1 1.2 0 5 ŷ = =0,00 0.00 0.10 0.20 0.30 0.40 0 P0 K0 " #

dengan bobot kering tajuk pada 12 MST dapa

KMg dengan bobot kering tajuk pada 12 MST.

sidik ragam mpos sampah rhadap bobot angkan pupuk ata terhadap dan interaksi

keduanya berpengaruh tidak n bobot kering akar bibit 12 MST

Rataan bobot kering 12 MST pada perlakuan ko pasar dan pupuk NPKMg dap Tabel 9.

akar (g) bibit 12 MST pada perlakuan kompos sam Pupuk NPKMg (15:15:6:4) P1 P2 P3 0,25 0,25 0,29 0,31 0,21 0,24 0,33 0,27 0,47 0,24 0,23 0,36 0,28 0,24 0,34

tasi yang sama pada setiap kolom dan baris yang sama men uncan 5 %.

pah pasar dengan bobot kering akar bibit 12 MST dap

sampah pasar dengan bobot kering akar bibit 12 MST

ŷ = 0,0473x + 0,7677 r = 0,980 2.5 5 7.5 3 0,0000004x3+ 0,00007x2= 0,0027x +0,244 R² = 0,980 50 100 150 3 P1 P2 P3 K1 K2 K3

dapat dilihat pada

idak nyata terhadap MST.

kering akar bibit an kompos sampah

g dapat dilihat pada

s sampah pasar dan

Rataan 0,24 b 0,25 b 0,35 a 0,28 ab menunjukkan berbeda

ST dapat dilihat pada

(9)

pH Tanah

Berdasarkan hasil sidik ragam

diketahui bahwa perlakuan kompos sampah pasar berpengaruh nyata terhadap pH tanah

12 MST. Sedangkan pupuk NPKMg

berpengaruh tidak nyata terhadap pH tanah 12

MST dan interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap pH tanah 12 MST.

Rataan pH tanah 12 MST pada perlakuan kompos sampah pasar dan pupuk NPKMg dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Rataan pH tanah 12 MST pada perlakuan kompos sampah pasar dan pupuk NPKMg. Kompos Sampah Pasar Pupuk NPKMg (15:15:6:4) Rataan P0 P1 P2 P3 K0 6,03 5,30 5,70 5,53 5,64 b K1 6,40 6,00 6,20 6,13 6,18 a K2 6,17 5,97 6,30 6,37 6,20 a K3 6,23 6,33 5,87 6,37 6,20 a Rataan 6,21 5,90 6,02 6,10

Keterangan : Angka yang diikuti notasi yang sama pada setiap kolom dan baris yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata dengan uji Duncan 5 %.

Hubungan kompos sampah pasar dengan pH tanah 12 MST dapat dilihat pada Gambar 11.

Gambar 11. Hubungan kompos sampah pasar dengan pH tanah 12 MST.

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa perlakuan kompos sampah pasar berpengaruh nyata terhadap tinggi bibit 12 MST (Tabel 1), total luas daun (Tabel 5), bobot kering akar (Tabel 9), dan pH tanah (Tabel 10).

Dari Tabel diketahui bahwa pada parameter tinggi bibit tertinggi terdapat pada perlakuan kompos sampah pasar 50 g/polibag dan terendah pada perlakuan 100 g/polibag. Pada parameter berat kering akar terberat terdapat pada perlakuan kompos sampah

pasar 100 g/polibag dan terendah pada perlakuan 0 g/polibag. Pada parameter total luas daun dan pH tanah tertinggi terdapat pada perlakuan kompos sampah pasar 150 g/polibag dan terendah pada perlakuan 0 g/polibag.

Pengaruh nyata kompos sampah pasar terhadap tinggi bibit, berat kering akar, total luas daun dan pH tanah tersebut diduga

karena kompos sampah pasar dapat

memperbaiki struktur tanah sehingga unsur hara di dalam tanah dapat lebih mudah

ŷ = =0,00005x2+ 0,0115x + 5,6671 R² = 0,943 x opt = 115 y maks = 6,32 5.40 5.60 5.80 6.00 6.20 6.40 0 50 100 150 / 3 K0 K1 K2 K3

(10)

!" #

376

diserap oleh akar tanaman selain itu kandungan bahan organiknya juga berperan dalam mengikat unsur hara maupun air. Hal ini sesuai dengan literatur Sriharti dan Salim (2010) yang menyatakan bahwa kompos dapat menambah kandungan bahan organik dalam tanah yang dibutuhkan tanaman. Bahan organik yang terkandung dalam kompos dapat mengikat partikel tanah. Ikatan partikel tanah ini dapat meningkatkan penyerapan akar tanaman terhadap air, mempermudah penetrasi akar pada tanah, dan memperbaiki pertukaran udara dalam tanah, sehingga dapat mendukung pertumbuhan tanaman.

Pada perlakuan Pupuk NPKMg

memberikan pengaruh nyata terhadap

parameter diameter batang 10 MST, total luas daun (Tabel 5), bobot segar tajuk (Tabel 6), dan bobot kering tajuk (Tabel 7).

Dari Tabel diketahui bahwa pada parameter diameter batang tertinggi terdapat pada perlakuan pupuk NPKMg 2,5 g/polibag dan terendah pada perlakuan 0 g/polibag. Pada parameter total luas daun terluas terdapat pada perlakuan pupuk NPKMg 7,5 g/polibag dan terendah pada perlakuan 0 g/polibag. Pada parameter bobot segar tajuk tertinggi terdapat pada perlakuan pupuk NPKMg 7,5 g/polibag dan terendah pada perlakuan 0 g/polybag. Pada parameter bobot kering tajuk tertinggi terdapat pada perlakuan pupuk NPKMg 7,5 g/polibag dan terendah pada perlakuan 0 g/polybag.

Pengaruh nyata pupuk NPKMg

terhadap diameter batang, total luas daun, bobot segar tajuk dan bobot kering tajuk disebabkan karena tersedianya unsur hara yang diperlukan tanaman seperti N, P, K, Mg. Unsur hara yang paling berperan bagi pertumbuhan diameter batang adalah unsur hara N karena unsur hara ini dibutuhkan dalam jumlah yang relatif besar dalam setiap tahap pertumbuhan tanaman khususnya pada pertumbuhan vegetatif. Hal ini sesuai dengan

literatur Damanik . (2011) yang

menyatakan bahwa unsur N meningkatkan bagian protoplasma sehingga mengakibatkan terjadi peningkatan ukuran sel batang maupun daun. Unsur N adalah penyusun utama biomassa tanaman dan Magnesium adalah

penyusun utama dari klorofil. ;

Hasibuan (2011) menyatakan unsur Fosfat (P) pada tanaman berfungsi untuk merangsang

pembentukan akar dan memperkuat

batang agar tidak mudah roboh ;

Mangoensoekarjo (2007) menyatakan unsur K

berperan pada pengangkutan hasil=hasil

fotosintesis, mengaktifkan enzim dan

melakukan sintesis minyak.

Interaksi antara kompos sampah pasar dan pupuk NPKMg berpengaruh nyata terhadap tinggi bibit 12 MST (Tabel 1) dan total luas daun (Tabel 5).

Pemberian kompos sampah pasar dengan pupuk NPKMg diduga menyebabkan media tanam menjadi subur karena dapat menambah kandungan hara yang tersedia dan siap diserap oleh tanaman. Kompos sampah pasar akan mencegah tanah kehilangan hara karena bahan organik memiliki kapasitas pertukaran ion yang tinggi sedangkan pupuk NPKMg akan menambah unsur hara yang tersedia di dalam tanah. Dengan tersedianya unsur hara, maka proses fotosintesis tanaman akan berjalan dengan baik sehingga hasil fotosintesis dapat didistribusikan ke seluruh

bagian tanaman untuk mendukung

pertumbuhan tanaman. Ha ini sesuai dengan

literature Darlan . (2005) yang

menyatakan bahwa pemberian kompos

sampah pasar dengan pupuk NPKMg

menyebabkan media tanam menjadi subur karena dapat menambah kandungan hara yang tersedia dan siap diserap oleh tanaman. Kompos sampah pasar akan mencegah tanah kehilangan hara karena bahan organik memiliki kapasitas pertukaran ion yang tinggi sedangkan pupuk NPKMg akan menambah unsur hara yang tersedia di dalam tanah. Dengan tersedianya unsur hara, maka proses fotosintesis tanaman akan berjalan dengan baik sehingga hasil fotosintesis dapat didistribusikan ke seluruh bagian tanaman untuk mendukung pertumbuhan tanaman.

) 01+

Perlakuan kompos sampah pasar berpengaruh nyata terhadap tinggi bibit 12 MST, total luas daun, bobot kering akar, dan pH tanah. Perlakuan Pupuk NPKMg

(11)

memberikan pengaruh nyata terhadap parameter diameter batang 10 MST, total luas daun, bobot segar tajuk, dan bobot kering tajuk. Interaksi antara kompos sampah pasar dan pupuk NPKMg berpengaruh nyata terhadap tinggi bibit 12 MST dan total luas daun bibit 12 MST.

.+6&+ 0 &+ +

Agustina, A. S. 2013. Rasio C/N, Kandungan Kalium (K), Keasaman (Ph), Dan Warna Kompos Hasil Pengomposan Sampah Organik Pasar Dengan Starter

Em4 ( * , * ! &)

Dalam Berbagai Taraf. Skripsi. IKIP PGRI. Semarang.

Damanik, M.M.B., B.E. Hasibuan. Fauzi,

Sarifuddin, H. Hanum. 2011.

Kesuburan Tanah dan Pemupukan. USU Press. Medan.

Darlan, N. H. Winarna, E. S. Sutarta. 2005. Peningkatan Efektivitas Pemupukan Melalui Aplikasi Kompos TKS Pada Pembibitan Kelapa Sawit. Prosiding. Pertemuan Teknis Kelapa Sawit. 19= 20 April 2005. Medan.

Hasibuan, B. E. 2011. Ilmu Tanah.

Universitas Sumatera Utara. Medan.

Mangoensoekarjo, S. 2007. Manajemen Tanah Dan Pemupukan Budidaya Perkebunan. Gadjah Mada University Press. Bandung.

Mangoensoekarjo, S., dan H. Semangun. 2003. Manajemen Agrobisnis Kelapa Sawit. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Nurahmi, E., Nurhayati, A. Ulfa. 2010.

Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit

( ! Jacq) Pada Berbagai

Komposisi Media Tanam Dan

Konsentrasi Pupuk Daun Seprint.

)! "&$-.

Pardamean, M. 2008. Panduan Lengkap Pengelolaan Kebun dan Pabrik Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka. Jakarta. Sriharti dan Salim, T. 2010. Pemanfaatan

sampah taman (rumput=rumputan)

untuk pembuatan kompos. Balai Besar Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI. Prosiding Seminar Nasional

Teknik Kimia “Kejuangan”

Pengembangan Teknologi Kimia

untuk Pengolahan Sumber Daya Alam Indonesia. 26 Januari. Yogyakarta. Pp. 406.

(12)

!" #

Gambar

Tabel  1.  Rataan    tinggi  bibit  (cm)  12  MST  pada  perlakuan  kompos  sampah  pasar  dan  pupuk  NPKMg
Gambar  3.  Hubungan  kompos  sampah  pasar  dengan  tinggi  bibit  12  MST  pada  berbagai    taraf  kompos sampah pasar
Tabel  5.  Rataan  total  luas  daun  (cm 2 )  bibit  12  MST  pada  perlakuan  kompos  sampah  pasar  dan  pupuk NPKMg
Gambar  7.  Hubungan  pupuk  NPK kompos sampah pasar.  Bobot Segar Tajuk (g)
+4

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian pengaruh ekstrak buah papaya ( Carica papaya L.) terhadap kadar catalase (CAT) dan glutathione (GSH) pada hati tikus jantan yang diinduksi lead acetate

Kotak S1B78 -- S3B78 yang berada di bagian baratlaut situs populasi data fragmen tembikar dan keramiknya dijumpai berada pada level spit 1 hingga 3 dari DPS

Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Almilia dan Devi (2007) dan Sejati (2010) Andry (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan ( growth )

Pada saat sekarang ini terdapat begitu banyak framework yang dapat digunakan bagi para pengembang software JAVA yang bisa sangat memudahkan mereka dalam membuat aplikasi

pollution  caused  by  industrial  waste,  always  suffered  the  environment  and  peoples  who  also  burden  the  pollution  pays.  Whereas  ethically  in  fact 

Skripsi ANALISIS PENCATATAN SELISIH KURS DALAM ..... ADLN - Perpustakaan

By using the research method, the issue of land acquisition for the public in- terest is taken by means of: (i) the apparatus, both government officials, law enforce-

Unsur keempat pembelajaran kooperatif adalah keterampilan sosial. Untuk mengordinasikan kegiatan peserta didik dalam pencapaian tujuan.. peserta