1
KEMITERAAN
PEMERINTAH DAERAH DENGAN
PARTAI POLITIK
https://scientifict.wordpress.com
Dr. Drs. H. BUDI SUPRIYATNO. MM. MSi
DIRECTUR OF INTERNATIONAL JOURNAL ENGINEERING SOCIAL POLITIC AN GOVERNMENT
(IJESPG)
Dosen Pasca Sarjana Universitas Satyagama
Direktur Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Satyagama, Jakarta.
1.1. Terbentuknya Kemiteraan:
Terbentuknya
Kemitraan
sejak
terjadinya krisis ekonomi dan politik yang
menimpa Indonesia pada akhir dekade
1998-an
.
Tokoh-tokoh terkemuka dari masyarakat
sipil, pemerintah, dunia usaha dan
negara-negara donor berkumpul dengan semangat
pembaruan dan hasrat yang kuat untuk
memajukan demokrasi di Indonesia.
Masalah
utama
yang
dihadapi
bangsa Indonesia dilihat dari isu tata
pemerintahan.
Sasaran
utama
Reformasi
adalah
menghindari
kesalahan
masa
lalu
dan
membangun sebuah negara baru yang lebih
bertanggung jawab.
BAB 1
TERBENTUKNYA KEMITERAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIK UNTUK PARTAI POLITIK PARTAI
Kemitraan
ini
berkontribusi
suksesnya
penyelenggaraan pemilihan umum yang bebas
pada bulan Juni 1999,
Digagas oleh Program Pembangunan Perserikatan
Bangsa-Bangsa,
Bank
Dunia,
dan
Bank
Pembangunan Asia, Kemitraan secara resmi
diluncurkan pada Oktober 2000.
Kemitraan sebagai Lembaga Pelaksana, Badan
Perencanaan dan Pembangunan Nasional sebagai
Lembaga Mitra Penanggungjawab, dan Program
Pembangunan
Perserikatan
Bangsa-Bangsa sebagai Lembaga Pengelola
Dana
Perwalian.
Sejak tahun 2003, Kemitraan menjadi badan
hukum
independen
dan
terdaftar
sebagai
perkumpulan perdata nirlaba.
Inilah kemitraan secara umum yang telah
dilaksanakan di Indonesia.
KEMITRAAN INI BERKONTRIBUSI
SUKSESNYA
PENYELENGGARAAN PEMILU YANG BEBAS
KEMITERAAN PEMDA DAN PARPOL
Dalam menyelenggarakan pemerintahandaerah tidak ada satupun Negara yang tidak menggunakan kemitraan terhadap Partai Politik yang didukung dengan sistim politik suatu Negara.
Kemiteraan antara Pemerintah Daerah
dengan Partai Politik tidak akan dapat
dilepaskan dari system dan bentuk
pemerintahan yang dianut oleh negara. Bentuk dan susunan pemerintahan dalam
negara merupakan cerminan suatu negara adalah sistim politik suatu negara yang bersumber dari ideology negara, undang-undang negara serta partai politik yang ada.
KEMITERA AN PEMDA
DAN PARPOL
PARTAI POLITIK MERUPAKAN KENDARAAN
Partai politik merupakan kendaraan seseorang yang berminat menjadi salah satu penyelenggara pemerintah, baik eksekutif maupun legislative. Melalui partai-partai tersebut pimpinanan eksekutif dan legislative diadakan Pemilihan Umum.
Pentingnya kemitraan antara pemerintah dengan Partai politik secara bersama membangun suatu daerah, menginggat peran partai politik sebagai aspirasi.
Partai politik merupakan salah satu pilar demokrasi,.
Partai politik juga memiliki peran komunikasi politik, aspirasi politik, pendidikan politik, maupun dalam kapasitasnya sebagai sarana sosialisasi politik.
Eksistensi partai politik diharapkan mampu memberikan kontribusi akan lahirnya Kepemimpinan Kepala Daerah, Kepemimpinan Nasional yang dapat mensejahterakan rakyat.
Partai Politik
Merupakan
PERANAN PARTAI POLITIK
Peranan partai Politik dalam pemerintahan sangatlah besar.
Terus memberikan dukungan yang lebih kuat dalam memacu program pembangunan untuk kesejahteraan rakyat.
Pengkajian tentang partai politik harus dilakukan mengingat banyak sekali keprihatinan atas kondisi partai politik saat ini, khususnya di Indonesia. (tugas Akademik untuk mengkaji)
Banyak kejadian yang berupa penyimpangan dan korupsi politik dalam praktik-praktik politik yang dilakukan oleh elite politik terhadap partai politik.
PERANAN PARTAI POLITIK
PARTAI POLITIK PERTEMPURAN EGOISITAS INDIVIDU
UNTUK BERKUASA.
Keadaan partai politik awalnya menjadi tumpuan untuk motor penggerak ide dan gagasan baru untuk kesejahteraan rakyat, telah berubah menjadi pertempuran egoisitas individu untuk berkuasa.
Partai politik awalnya menjadi harapan besar lahirnya pemimpin-pemimpin bangsa yang berkualitas telah berubah menjadi arena
oportunis kalangan eksternal untuk menunggu dipinang serta dicalonkan untuk menjadi legislatif atau eksekutif.
Suatu masalah yang mengherankan ketika image partai-politik di mata publik menjadi negatif.
Belum lagi maraknya kasus korupsi politik yang diakibatkan oleh “cost politik” yang tinggi sehingga partai politik menjadi lumbung terciptanya bibit-bibit koruptor.
PARTAI POLITIK PERTEMPURAN EGOISITAS INDIVIDU
1.2.
PERMASALAHAN PARTAI
Eksistensi dari partai politik merupakan
sebuah
instrument
politik
untuk
memperoleh kekuasaan.
Namun
permasalahan
muncul
ketika
individu-individu yang terdapat dalam
partai politik hanya berorientasi pada
bagaimana
cara
untuk
memperoleh
kekuasaan sehingga kekuasaan menjadi
muara akhir dari kontestasi politik yang
dikejar oleh partai politik.
Makna cita-cita luhur dari aktivitas politik
yang lebih menekankan aspek fungsional
dari politik menjadi terbengkalai.
1
PERMASALAHAN TIDAK MEMILIH
Akibatnya ambisi politik untuk berkuasa yang dominan,
dari pada
semangat pengabdian terhadap masyarakat.
Terjadi sebuah alienasi partai politik terhadap masyarakat
sehingga berakibat pada timbulnya jarak dan kesenjangan
antara partai politik dengan masyarakat.
Jarak yang besar ini membuat masyarakat mulai berfikir
bahwa mereka bisa hidup tanpa partai politik.
Yang paling menyedihkan adalah kekecewaan begitu
mendalam di masyarakat karena mereka merasa tidak
pernah diperhatikan dan diurusi oleh partai politik.
Dampaknya
menurunkan
angka
partisipasi
politik
masyarakat, tercermin dari meningkatnya jumlah Golongan
putih atau golongan yang tidak memilih.
TINGKAT PARTISIPASI PEMILIH
Tingkat kepercayaan rakyat terhadap elite politik hampir mencapai titik nadir.
Ini karena para pemimpin tidak lagi berpihak kepada rakyat.
Akibatnya, rakyat apriori. Golongan putih akan meningkat, bahkan bisa jadi pemenang pada 2014, baik dalam pemilu legislatif maupun pemilu presiden.
Sejumlah data yang memperlihatkan adanya kecenderungan angka Golongan putih yang semakin meningkat serta menurunnya partisipasi pemilih dari pemilu ke pemilu dan dari pilpres ke pilpres.
Tingkat partisipasi pemilih pada pemilu 1999 mencapai 93,33%, pemilu 2004 turun menjadi 84,9%, dan pemilu 2009 turun lagi menjadi 70,99%. Pemilu 2014, turun lagi menjadi 67,45% dan tahun 2019 menjadi 79.98 %. Lihat Tabel 1 :Tingkat Partisipasi Pemilih dibawah ini.
TABEL 1 :TINGKAT PARTISIPASI PEMILIH
NO
TAHUN
TINGKAT PARTSIPASI
PEMILIH
1
1999
93,33 %
2
3
4
5
2004
2009
2014
2019
84,9 %
70,99 %
67,35 %
79.98%
1.2.2. PERMASALAHAN KORUPSI
Permasalahan yang juga dihadapi oleh partai
politik adalah korupsi.
Banyak anggota DPR/DPRD yang dicalonkan
Partai Politik tersangkut korupsi.
Rekapitulasi Tindak Pidana Korupsi. Sejak
tahun 2014 - 2018 Komite Pemberantasan
Korupsi (KPK) dalam melakukan penanganan
tindak pidana korupsi dengan rincian:
penyelidikan 550 perkara,
penyidikan 532 perkara,
penuntutan 442 perkara,
inkracht 384 perkara, dan
eksekusi 363 perkara.
Data Korupsi dapat dilihat dalam Tabel 2.
PERMASAL AHAN KORUPSI
TABEL 2. DATA KORUPSI SEJAK TAHUN 2014-2018
PENINDAKAN 2014 2015 2016 2017 2018 JUMLAH Penyelidikan 80 87 96 123 164 550 Penyidikan 56 57 99 121 199 532 Penuntutan 50 62 76 103 151 442 Inkracht 40 83 71 84 106 384 Eksekusi 48 38 81 83 113 363KORUPSI UNTUK STOR PARTAI
Disinyalir muara kasus korupsi politik adalah untuk pendanaan politik pemilu.
Partai politik merupakan saluran organisasi yang dapat dipergunakan untuk memperoleh kekuasaan baik di level legislatif maupun eksekutif dan itu adalah amanat konstitusi dalam konteks Indonesia.
Fakta yang disampaikan sebelumnya mengenai keterkaitan antara korupsi politik dan pendanaan partai menjadi sebuah hal yang menarik untuk diteliti.
Banyaknya orang baik yang menjadi jahat setelah menjadi anggota legislatif adalah sebuah petunjuk untuk mengungkap tabir ini.
Pengakuan dari sejumlah narapidana korupsi bahwa mereka korupsi karena harus setor uang ke partai politik adalah petunjuk dan data yang akurat.
KORUPSI UNTUK STOR PARTAI
Sistem politik dan kepartaian di Indonesia memang mendorong anggota legislatif dan pejabat eksekutif untuk melakukan tindakan koruptif.
Banyak anggota legislative yang tertangkap.
Sistem politik Indonesia memang menciptakan biaya tinggi. Biaya tinggi ini yang harus ditanggung partai politik, anggota legislatif, dan pejabat eksekutif.
Biaya politik yang demikian tinggi itulah yang harus ditanggung partai politik dan kader-kadernya yang duduk di legislatif maupun eksekutif.
Pertama, mereka harus mengumpulkan uang untuk
membayar utang dari pemilihan legislative yang lalu.
Kedua, mereka juga harus mengumpulkan uang untuk persiapan pemililihan legislatif yang akan datang. Dari mana mereka mendapatkan uang jika tidak memanfaatkan jabatan yang di dudukinya.
KORUPSI
UNTUK STOR PARTAI
1.2.3. PERMASALAHNAN PIMPINAN PARTAI
Dalam berbagai survey terhadap masyarakat yang dilakukan oleh Lembaga – lembaga survey nasional, Organisasi Partai Politik ditempatkan pada posisi yang sangat buruk.
Partai Politik tidak lagi dipandang sebagai penunjang harapan rakyat.
Partai Politik dilihat sebagai sumber masalah, karena selalu kisruh sesama, membuat kegaduhan politik, menggangu kepentingan umum, tidak bekerja, tidak berfungsi, tidak simpatik, tidak memikirkan rakyat, identik dengan korupsi dan lain sebagainya.
Hal buruk ini semakin masif dampaknya karena media massa baik cetak, elektronik maupun online juga menyorot dan mempublikasikan sisi negatif Partai Politik tersebut antara lain :
1. Partai Politik di anggap tidak mampu memberikan
optimisme bernegara, tidak mampu menampilkan figur-figur calon pemimpin yang berkarakter negarawan.
2. Partai Politik dianggap tidak membuka/memberi harapan hidup lebih baik untuk rakyat.
PERMASAL AHNAN PIMPINAN
Komitmen
kehidupan
berbangsa
bernegara
dipertaruhkan.
Demokrasi sudah tentu membutuhkan Partai
Politik sebagai
agen of change
dalam kualitas
kehidupan berbangsa bernegara.
[]Demokrasi yang
sehat dan kuat sudah tentu harus ditopang
oleh Partai Politik yang sehat dan kuat. Kondisi saat
ini Partai Politik belumlah sehat dan kuat.
Indonesia adalah negara besar, kaya dan luas,
sudah tentu banyak kepentingan-kepentingan yang
ingin mengusai Indonesia.
[]
Maka sudah pasti Partai Politik di Indonesia juga
harus besar, kuat dan memiliki idealisme.
Hal
ini
memiliki
konsekwensi
yaitu
membutuhkan
biaya
Partai
Politik
yang
besar, sistem rekrutmen yang berkualitas
dan
kehidupan demokratisasi Partai Politik yang sehat.
1.
[] Budi Supriyatno. 2018. Seminar at the Satyagama University ofDemocracy in Indonesia on December 5, 2018.
Besarnya biaya Partai Politik di Indonesia adalah konsekuensi logis dari besarnya luas wilayah dan jumlah penduduk.
Pembiayaan Partai Politik dari bantuan negara yang berlaku yaitu Rp.110 per suara ditambah iuran anggota secara sukarela adalah diluar logika matematis untuk kecukupan.
Tahun 2018 pemerintah meresmikan kenaikan uang bantuan tersebut menjadi Rp 1.000 per suara sah.
Faktanya jelas, bahwa saat ini pemimpin-pemimpin Partai Politik nasional adalah orang-orang yang memiliki kekayaan materi alias kalangan pengusaha atau
Orang-orang yang dekat dengan sumber-sumber kekuasaan atau pejabat.
Akibatnya kepemimpinan Partai Politik tidak berbeda dengan kepemimpinan perusahaan alias korporasi,
Dampaknya fatal yaitu orientasi idealisme berubah menjadi orientasi pragmatisme atau keuntungan.
Solusinya jelas, Partai Politik sebagai aset negara wajib diperhatikan lebih demi kestabilan negara,
Sehingga dalam hal pembiayaan Partai Politik, negara harus hadir dengan memberikan bantuan pembiayaan Partai Politik yang sesuai dengan luas wilayah dan jumlah penduduk Indonesia.
[] Government Regulation Number 5 of 2009 concerning Financial Aid to Political Parties. This legal umbrella revised article 5 of the previous rule.
Efek domino dari budaya perusahaan alias korporasi dalam kepemimpinan Partai Politik adalah sistem rekrutmen yang tidak berkualitas.
Pengurus utama organisasi Partai Politik di rekrut berdasarkan besarnya setoran atau besarnya saham dalam organisasi Partai Politik.
Prestasi, Dedikasi, Loyalitas dan Tidak Tercela dari seorang kader terhadap Partai Politiknya tidak dianggap/tidak dilihat sebagai kriteria menjadi pengurus utama organisasi Partai Politik.
Faktanya jelas, bahwa saat ini tidak ada Partai Politik di Indonesia yang dipimpin oleh riil seorang aktivis, tokoh pergerakan, Cendikiawan yang memiliki punya idealisme, militansi dan visi untuk melaksanakan Konstitusi secara benar, karena mereka tidak memiliki modal atau keuangan yang besar.
Efek domino selanjutnya dari kepemimpinan korporasi dan sistem rekrutmen berdasarkan saham, adalah matinya demokratisasi dalam organisasi Partai Politik.
Perbedaan pendapat dan hak-hak anggota tentang gagasan tentang pengelolaan organisasi Partai Politik lebih baik, direnggut oleh kepemimpinan yang bersifat oligarki dan otoriter. Tidak ada ruang demokrasi untuk berdebat.
KEBIJAKAN PUBLIK UNTUK PARTAI POLITIK
Pemerintah Daerah memiliki peran penting sebagai salah satu aktor strategis untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat. Peran pemerintah daerah tetap diperlukan untuk melaksanakan fungsi regulasi, alokasi, distribusi, pelayanan dan pemberdayaan masyarakat, termasuk di dalamnya pemberdayaan Partai Politik.
Inti dari pemerintahan adalah system birokasi. System birokrasi sangat diharapkan dapat menjalankan perannya secara optimal dalam fungsi-funsi tersebut.
Dalam pandangan Graf, Hubbert and Smulders (2014) Good Governance pada intinya berusaha menjawab tantangan dalam mengelola ketegangan yang muncul akibat berbagai nilai public yang saling bertentangan.[]
Hasil riset mereka membedakan nilai-nilai good governance
dalam 3 kategeori besar yakni:
1. performing governance (efisienssi dan efektifitas),
2. profer governance (integritas, keadilan, kesetaraan dan kepatuhan pada hukum), dan
3. responsive governance (partisipasi, transparansi, legitimasi dan akuntabilitasi).
KEBIJAKAN PUBLIK UNTUK
PARTAI POLITIK
Hasil risetnya membuktikan terjadi benturan
nilai-nilai dalam keseharian pemerintahan.
Dalam konflik partai politik di Indonesia dapat
dipahami sebagai kebijakan untuk mengelola
berbagai kepentingan sekaligus nilai-nilai atau
sumber daya yang terbatas.
Konsepsi semacam ini mengandung makna
bahwa kebijkan public selalu memiliki potensi
konflik.
Tingginya
potensi
konflik
semacam
ini
menghasruskan kehadiran
pemerintahan
yang berdiri di atas semua pihak dan posisi
yang diperankan oleh pemerintah daerah
selaku pegambil kebijakan.
[] Government Regulation Number 5 of 2009 concerning
Financial Aid to Political Parties. This legal umbrella revised article 5 of the previous rule.
KEBIJAKAN PUBLIK UNTUK
PARTAI POLITIK
Budi Supriyatno partai politik di Indonesia sering diisi oleh sejumlah permasalahan yang membutuhkan perhatian dan penyelesaian yang sinergi oleh pemerinntah daerah.[]
Melalui kebijakan public diharapkan semua kebutuhan, kepentingan, dan keinginan partai politik dapat diwadahi dan diwujudkan.[]
Ekspektasi yang begitu tinggi terhadap pemerintah daerah untuk menjawab permasalahan partai politik melalui produk kebijakan sangatlah beralasan.
Secara normative, pemerintah tidak bisa menyelesaikan semua persoalan partai politik namun juga tidak dan mengabaikan yang lain.
Tingginya ekspektasi masyarakat terutama berkaitan makin kompleknya masalah public yang dihadapi secara kolektif oleh masyarakat ditengah meningkatnya standar normative yang ditentukan masyarakat untuk menilai dan menuntut pemerintahnya.
Memberikan pelayanan public pencegahan terhadap partai politik yang menghasilkan politikus korup perlu upaya untuk mencegah dan perlu perubahan yang mendasar dalam pencegahan dan pembinaan terhadap partai politik.
• [] Budi Supriyatno, 2017. The role of the Regional
Government in fostering Political Parties.
• []Ibid. Budi Supriyatno, 2017.
Penceegahan partai korup
BAB 2
PENGERRTIAN DAN PARTAI POLITIK PRODUK BUDAYA
2.1. Pengertian Pokok
Menurut Budi Supriyatno, Pemerintahan Daerah adalah suatu proses kegiatan manajemen pemerintahan yang dilaksanakan oleh kepala daerah dibantu Dewan Perwakilah Rakyat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang merupakan tugas bersama, dan kepala daerah tersebut memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.
Berdasarkan definisi diatas, maka pengertian dari Pemerintahan Daerah pada hakekatnya memiliki makna sebagai berikut:
1. pertama adanya suatu kegiatan manajemen pemerintahan.
2. Kedua, kegiatan tersebut dilaksanakan oleh kepala daerah.
3. Ketiga adanya Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang membantu kepala daeah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah yang merupakan tugas bersama.
4. Keempat, kepala daerah tersebut memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.
Pengertian
Pemda
Pemerintah daerah memperoleh pelimpahan wewenang pemerintahan umum dari pusat, yang meliputi wewenang mengambil setiap tindakan untuk kepentingan rakyat berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku.
Urusan pemerintahan umum yang dimaksud sebagian berangsur-angsur diserahkan kepada pemerintah daerah sebagai urusan rumah tangga daerahnya, kecuali yang bersifat nasional untuk menyangkut kepentingan umum yang lebih luas.
Unsur pemerintahan daerah (localself-governance) yang diselenggara-kan oleh badan-badan yang dipilih secara bebas dengan tetap mengakui supremasi pemerintahan nasional. Pemerintahan ini diberi kekuasaan, diskresi yaitu kebebasan untuk mengambil kebijakan, tanggungjawab dan dikontrol oleh kekuasaan yang lebih tinggi. []
Berdasarkan penjelasan tersebut yang menggambarkan kapasitas pemerintah daerah di dalam pemerintahan daerah. Pemerintah Daerah bersama perangkatnya menyelenggarakan pemerintahan sesuai dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dengan mengadopsi dan mengakui supremasi pemerintahan nasional.
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014, kewenangan pemerintahan daerah meliputi hal-hal sebagai berikut: []
[] Ibid. Law of the Republic of Indonesia Number 23 Year. [] Ibid. Law of the Republic of Indonesia Number 23 Year.
PEMDA PELIMPAAN
Berdasarkan
Undang-Undang
Republik
Indonesia Nomor 23 Tahun 2014, kewenangan
pemerintahan daerah meliputi hal-hal sebagai
berikut:
[]1. Pemerintah daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya sesuai dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Pemerintah daerah melaksanakan urusan
pemerintahan konkuren yang diserahkan
oleh pemerintah pusat menjadi dasar
pelaksanaan otonomi daerah dengan
berdasar atas asas tugas pembantuan.
3. Pemerintahan daerah dalam melaksanakan urusan pemerintahan umum yang menjadi kewenangan presiden dan pelaksanaannya dilimpahkan kepada gubernur dan bupati/wali kota, dibiayai oleh Anggaran Pendapatan Belanja Negara.
•
[]Ibid. Law of the Republic of Indonesia
Number 23 Year.
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 23 Tahun 2014,
PENGERTIAN PARTAI POLITIK
Max Weber dalam bukunya yang berjudul Economie et Societe, mendefinisikan partai politik sebagai organisasi publik yang bertujuan untuk membawa pemimpinnya berkuasa dan memungkinkan para pendukungnya (politisi) untuk mendapatkan keuntungan dari dukungan tersebut.[]
Sedangkan Seilere, 1993 mengatakan, Partai politik adalah organisasi yang bertujuan untuk membentuk opini.[] Duverger Sebagai suatu organisasi yang khas, partai politik dilihat sebagai suatu bentuk organisasi yang berbeda dengan organisasi lain.[]
am rangka meningkatkan kesejahteraan bangsa dan Negara.
[] Max Weber Economie et Societe. Max Weber, Economie et société, 1921. https://www. Economieet societe. com/ Max-Weber-Economie-et-societe-1921_a96.html.
[] Seilere, 1993. Seiler und Speer: Auf "Ham kummst" folgt "Und weida?" In: Die
Presse. (diepresse.com [abgerufen am 11. April 2017]).
https://www.facebook.com/seilerundspeer/ posts/1993-wollten-wir-noch-
nicht-so-wirklich-einen-gem%C3%BCtlichen-feierabend-allerseits/939321259444921/
[] Duverger, 1976. Duverger's Law of Plurality Voting: The Logic of Party
Competition in Canada Editor by Bernard Grofman, André Blais, Shaun Bowler.
PENGERTIAN PARTAI POLITIK
Budi Supriyatno
memberikan definisi
Partai
Politik adalah suatu organisasi yang memiliki
kegiatan politik secara aktif dalam rangka
mendapatkan
kekuasan
di
pemerintahan
/negara.
Makna sebagai berikut:
pertama
adanya suatu
organisasi yang memiliki kegiatan politik.
Kedua
organisasi secara aktif dalam rangka
mendapatkan kekuasaan.
Pada dasar tujuan partai politik adalah untuk
meraih kekuasaan dal
2.2. Pengertian Kemiteraan
PARTNERSHIP bagi Pembaruan Tata Pemerintahan atau yang lebih dikenal dengan Kemitraan adalah sebuah organisasi multi pihak yang bekerja dengan badan-badan pemerintah, organisasi-organisasi internasional dan lembaga swadaya masyarakat untuk memajukan reformasi di tingkat lokal, nasional, dan regional.
Kemitraan membangun hubungan penting antara semua tingkat pemerintahan dan masyarakat sipil untuk meningkatkan tata pemerintahan yang baik di Indonesia secara berkelanjutan.[] Dalam ranah pembaruan tata pemerintahan di Indonesia,
Kemitraan adalah organisasi yang paling high profile.
Bahkan dalam komunitas global, Kemitraan dinilai unik karena banyak lembaga internasional yang mendukung pendanaannya terfokus pada isu demokrasi dan pembaruan tata pemerintahan dalam satu negara dan dikelola oleh warga negara Indonesia.[]
Pada tahun 2012 Kemitraan mendapatkan Anugerah Manajemen PPM dari PPM Manajemen karena dianggap sebagai salah satu organisasi nirlaba yang berhasil dalam menerapkan good management governance.[]
[] Gordon Crawford. Partnership or Power? Deconstructing the Partnership for
Governance Reform in Indonesia, Third World Quarterly, Vol.24 No.1, hal.145. London: Carfax Publishing, Taylor & Francis Group.
Pengertian
Kemiteraan
• Pengertian Kemitraan Kemitraan sebagaimana dimaksud Undang-Undang Republik Indoneisa Nomor. 9 Tahun 1995: adalah kerjasama antara usaha kecil dengan usaha menengah atau dengan usaha besar disertai pembinaan dan pengembangan oleh usaha menengah atau usaha besar dengan prinsif saling memerlukan, saling memperkuat dan saling menguntungkan. []
• Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia. Arti kata mitra adalah teman, kawan kerja, pasangan kerja, rekan. Kemitraan artinya: perihal hubungan atau jalinan kerjasama sebagai mitra.
Ian Linton. Kemitraan adalah sebuah cara melakukan bisnis di mana pemasok dan pelanggan berniaga satu sama lain untuk mencapai tujuan bisnis bersama. Keint L. Fletcher. Partnership is the
relation which subsists between persons carrying on a business in common with a view of profit. []
Menurut Louis E. boone dan david L. Kurtz, kemitraan juga termaksuk partnership merupakan afiliasi dari dua atau lebih perusahaan dengan tujuan bersama, yaitu saling membantu dalam mencapai tujuan bersama.[]
Budi Supriyatno
Kemitraan
adalah
suatu kerjasama yang dilakukan
oleh dua
pihak
atau lebih dalam jangka waktu terte
ntu
untuk meraih tujuan dengan prinsip
saling membutuhkan dan saling
membesarkan
.
Karena merupakan kerjasama
maka keberhasilan
kemitraan sangat ditentukan
oleh adanya
kepatuhan diantara yang bermitra
.
[][] Budi Supriyatno. Organizational partnership. Satyagama University
Seminar Article. Jakarta. 2017.
[] Linton, L., Parthnership of Venture Capital, (Jakarta: PT. IBEC, 1995) p.
[] Louis E. boone, David L. kurta;ahli bahasa, fadrinsyah anwar, harjono
honggomiseno, pengantar bisnis, (Jakarta: elrlangga, 2002),p.2
1.
Kemiteraan oleh Budi Supriyatno
Dalam
kemiteraan atau kerjasama
tersebut
tersirat
adanya
satu pembinaan
dan
pengembangan,
hal
ini
dapat
terlihat
karena
pada dasarnya
masing-masing pihak pasti mempunyai kelemahan dan
kelebihan,
justru
dengan
kelemahan
dan
kelebihan
masing-masing
pihak akan
saling
melengkapi
dalam arti
pihak yang satu akan mengisi dengan cara
melakukan pembinaan terhadap kelemahan
yang lain dan sebaliknya.
2.2. PARTAI POLITIK PRODUK
POLEKSOSBUD
Analisis teoritis di atas memunculkan keinginan untuk membangun atau mengembangkan sistem bi-partai.
Namun, kita tidak boleh lupa bahwa partai politik adalah produk dari faktor Politik- Ekonomi-Sosial-Budaya (POLEKSOSBUD) yang selalu mewarnai lingkungan setiap negara.
Sistem politik, dengan keragaman yang tajam dan besar, sosial, ekonomi, politik, budaya, agama, bahasa, dan lain-lain. Seperti yang terjadi di Indonesia, pasti memiliki sistem multi-partai.
Sistem politik yang didirikan di atas landasan ideologi dari suatu ideologi tertentu, misalnya sistem politik sosialis yang didasarkan pada ideologi Komunisme atau Marxisme, terikat untuk masuk ke sistem partai tunggal.
Negara teokratis, dengan fundamentalisme agama sebagai keyakinan, terikat untuk mengatur dan memelihara sistem partai tunggal berdasarkan agama mayoritas masyarakat.
Sistem bi-partai niscaya secara teori tampak ideal.
Namun sistem seperti itu tidak dapat diimpor dari luar atau dibuat oleh hukum. Sistem semacam itu pasti tidak demokratis yang dapat merusak atau membahayakan tujuan yang menjadi sistem bi-partai dianggap yang terbaik.
Satu-satunya cara terbuka adalah membiarkan sistem partai berevolusi sendiri dan upaya sadar-diri dapat dilakukan oleh semua pihak itu sendiri dan orang-orang untuk menciptakan kondisi bagi munculnya sistem bi-partai seperti objek orientasi politik.
Masyarakat Indonesia pada umumnya sejak kemerdekaan sudah tidak asing lagi mendengar atau melihat lembaga-lembaga partai politik.
Sejak era otonomi daerah kita sering menjumpai di daerah-daerah bahkan sampai pelosok adanya partai-partai politik.
Karena sejak era otonomi daerah partai politik sudah banyak, mulai dari partai besar sampai partai kecil ditambah lagi ditandai dengan adanya symbol atau baliho Partai Politik yang dipasang mulai dari gedung tinggi, rumah-rumah, jalan dan pohon-pohon kayu yang pada umumnya yang ada keramaian.
BAB 3
PENDEKATAN, TUJUAN DAN MANFAAT KEMITERAAN
3.1. Pendekatan
Kemitraan menemukan pendekatan unik yaitu menciptakan keseimbangan antara penguatan kapasitas dari dalam dan penekanan dari luar.
Kemitraan bekerja pada dua lini tersebut untuk memastikan efektifitas program:
1. Membangun kapasitas internal lembaga Pemerintah Baik Pusat ataupun daerah, Organisasi Partai Politik, dan
2. Meningkatkan kemampuan masyarakat sipil untuk memantau pemerintah dan partai politik dan proses pembaruan yang lebih luas.[]
Kemitraan juga sangat efektif dalam membangkitkan kesadaran masyarakat tentang isu-isu kunci seperti korupsi, tujuan pembangunan milenium, tata kelola kehutanan, dan pendidikan pemilih.
Kemitraan meningkatkan efektifitasnya melalui keterlibatan mendalam dengan berbagai jenis pemangku kepentingan. Kemitraan berkomitmen untuk melibatkan mitra-mitra pelaksana dan para penerima hibah dalam rancangan dan evaluasi program.[]
[] Ibid. Budi Supriyatno. 2017. Seminar Peran Partai Politik. Seminar Generasi
Muda. Universitas Satyagama, Jakarta.
[] Melestarikan Semangat Reformasi, Laporan Tahunan 2010, Jakarta: Partnership for Governance Reform in Indonesia, hal.59.
Tujuan dan Manfaat Kemitraaa
n
Pada dasarnya tujuan dari kemitraan adalah
“win-win
solution partnership”
.
Kesadaran dan saling menguntungkan disini tidak
berarti Partai Politik dalam kemitraan tersebut harus
memiliki kemampuan dan kekuatan yang sama, tetapi
yang lebih dipentingkan adalah adanya posisi tawar
yang setara berdasarkan peran masing-masing.
Berdasarkan
pendekatan
cultural,
kemitraan
bertujuan agar mitra dapat mengadopsi nilai-nilai baru
dalam berusaha seperti perluasan wawasan, prakarsa,
kreativitas, berani mengambil resiko, etos kerja,
kemampun aspek-aspek manajerial, bekerja atas
dasar perencanaan, dan berwawasan kedepan
.
Tujuan Kemitraan dalam Politik
Tujuan Kemitraan dalam Politik
Dalam kondisi yang ideal, tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan kemitraan secara lebih konkrit adalah:
1. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan Partai politik;
2. Meningkatkan nilai tambah bagi Partai Politik;
3. Meningkatkan dan pemberdayaan Partai Politik dalam mengambil keputusan khususnya di bidang Politik, social dan ekonomi;
4. Meningkatkan kepercayaan Partai Politik kepada Pemerintah Daerah khususnya dalam bidang Pemerintahan.
5. Mewujudkan kemitraan antar dalam melaksanakan kegiatan bersama dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat;
6. Mendorong terjadinya hubungan yang saling menguntungkan dalam pelaksanaan usulan kepala daerah;
7. Mendorong terjadinya hubungan yang saling menguntungkan atau tidak saling mencurigai dalam pelaksanaan kegiatan kampanye pada saat Pemilihan Kepala daerah maupun Pemilihan Preseiden dan Calon Legislatif.
8. Mengembangkan kerjasama untuk meningkatkan posisi tawar dalam berpolitik.
9. Mendorong terbentuknya struktur politik yang menjamin tumbuhnya persaingan politik yang sehat dan demokrasi; dan
10. Mencegah terjadinya persaingan yang tidak sehat seperti terjadinya hoax/ berita buruk yang salig menjatuhkan.
TUJUAN YANG
INGIN DICAPAI DALAM PELAKSANAAN
Manfaat Kemitraan Pemerintah Daerah dengan Partai
Politik
Kenyataan menunjukkan bahwa Partai Politik masih belum dapat mewujudkan kemampuan dan peranannya secara optimal dalam melaksanakan program pembangunan khususnya di daerah.
Partai Politik masih menghadapi berbagai hambatan dan kendala, baik yang bersifat eksternal maupun internal.
Partai Politik perlu memberdayakan dirinya dan diberdayakan dengan berpijak pada kerangka hukum nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 demi terwujudnya demokrasi yang bedasar pada asas kekeluargaan.
Manfaat
Kemitraan
1.
Dalam melaksanaan kegiatan berpolitik semakin
lancar dan mudah, dengan kemiteraan yang baik
Pemerintah Daerah bisa membantu kegiatan
Partai Politik di Wilayahnya.
2.
Mempererat tali persahabatan
hal ini juga
berkaitan dengan kegiatan politik.
3.
Mempermudah urusan apabila ingin melakukan
sosialisasi program partai, atau calon legislative
yang diusung oleh partai politik.
4.
Pemerintah Daerah akan memberikan rasa aman
karena sudah saling bermitra dengan baik.
5.
Mempermudah
penyelesaian
apabila
terjadi
permasalahan. Misalkan, ada anggota Partai yang
sedang bermasalah bisa diselesaikan dengan
musyawarah
sesuai
dengan
sifat-sifat
kegotongroyangan bangsa Indonesia.
6.
Pemeritah Daerah juga bisa memanfaatkan partai
politik dalam menyosialisasikan program kerja dan
hasil kerja kepada masyakat
Manfaat Kemiteraan Pemerintah Daerah dengan
HUBUNGAN PEMERINTAH DAERAH DAN PARTAI POLITIK
Hubungan antara pemerintah daerah dengan Partai Politik
merupakan hubungan kerja yang kedudukannya setara dan bersifat
kemitraan.
Kedudukan yang setara bermakna bahwa diantara lembaga
pemerintahan daerah itu memiliki kedudukan yang sama dan
sejajar, artinya tidak saling membawahi.
Hubungan kemitraan bermakna pula bahwa antara Pemerintah
Daerah dan Partai Politik adalah sama-sama mitra sekerja dalam
membuat kebijakan daerah untuk melaksanakan otonomi daerah
sesuai dengan fungsi masing-masing.
Keserasian hubungan Pemerintah Daerah dengan Partai Politik ini
pun seyogyanya terjalin dalam setiap pelaksanaan urusan
pemerintahan di daerah yang dikerjakan oleh tingkat yang berbeda
.
Pemerintah Daerah dengan Partai Politik harus paham akan wilayah
tugas dan fungsinya masing-masing.
Mana yang menjadi ranah Pemerintah Daerah seyogyanya tidak
perlu diintervensi oleh Partai Politik demikian pula sebaliknya.
Hubungan kemitraan keduanya juga bersifat saling berhubungan (inter-koneksi), saling tergantung (inter-dependensi), dan saling mendukung sebagai satu kesatuan sistem dengan memperhatikan cakupan kemanfaatan dalam mencapai tujuan pemerintahan daerah.
Disinilah sebenarnya Pemerintah Daerah dengan Partai Politik harus memahami tugas dan perannya masing-masing.
Partai Politik akan mengusung Kader terbaiknya untuk menjadi kepada daerah dan juga menjadi legislative.
Karena bagaimanapun juga dalam pencapaian tujuan otonomi daerah, Pemerintah Daerah atau eksekutif dan legislatif hasil dari pemilu/pilkada merupakan dualitas yang bersifat inheren, tidak terpisahkan dan bukan pemisahan mutlak,
namun merupakan polaritas yang meliputi dua dimensi komplementer dari realitas pemerintahan di daerah.
Undang-Undang Otonomi daerah dengan tegas menjelaskan bahwa pemerintahan daerah itu terdiri dari pemerintah daerah (eksekutif) dan DPRD (legislatif).
Eksekutif dan Legislatif adalah tokoh dari partai politik yang diusulkan dari Partai Politik
Pembinaan terhadap Partai Politik harus terus terus dilakukan
sebagai bentuk tanggungjawab pemerintah terhadap masyarakat.
Keberadaan Partai Politik menjadi bagian komponen bangsa yang
diharapkan ikut memberikan mengawasi maupun mengevaluasi
jalannya pemerintahan.
Di sisi lain, pembinaan dilakukan dengan beberapa kegiatan
diantaranya,
mendatangi
kantor-kantor
partai
maupun
mengumpulkan untuk saling bertukar pikiran. Pemerintah Daerah
tidak bisa bekerja sendiri tanpa dibantu masyarakat.
Keberadaan Partai Politik diharapkan, mampu bergerak
bersama-sama pemerintah dalam membangun bangsa dari segala
Budi Supriyatno (2017
)
suatu kemiteraan politik seharusnya
dilandasi oleh asas saling menguntungkan
.
Ketika Partai Politik
bersedia memberikan anggotanya
untuk pencalonan menjadi
bupati/walikota, gubernur, capres-cawapres, disitu semestinya
ada kesepakatan timbal balik.
[] Selain kompensasi berupa kursi jabatan pemerintahan, bentuk timbal balik penting lainnya tentu saja bagaimana setelah calon menjadi pejabat bisa ikut membantu dalam mengerek elektabilitas Partai Politik pengusungnya agar bisa lolos Parliamentary Threshold (PT) sebesar 20 persen secara nasional. PT ini sangat memberatkan bagi partai politik.
Karena kalau tidak bisa mencapai 20% tidak akan bisa mencalonkan anggotanya.
Maka perlu adanya kualisi, dengan kualisis akan dapat lolos PT. Dengan lolos PT, Partai Politik dalam barisan koalisi kelak dapat melanjutkan kerjasama politiknya dengan pejabat terpilih melalui parlemen guna mengamankan program-program pemerintahan baru yang dibentuk.
Dalam pelaksanaan Pemilu serentak di mana pemilu legislatif (pileg) dan pemilu presiden (pilpres) dilaksanakan secara simultan membuat partai politik sudah harus membentuk koalisi sebelum pemilu.[]
Untuk itu, format kemiteraan pemerintah dan partai politik ini harus menguntungkan semua partai politik dalam koalisi khususnya terkait efek elektoralnya.
Kepala Daerah atau Presiden yang terpilih nanti mendapatkan dukungan mayoritas di parlemen.
[] Simultaneous General Elections in Indonesia held for the first time: Choosing the
PENTINGNYA KEMITRAAN DALAM MEMBANGUN SINERGITAS
Pentingnya kemitraan antara pemerintah dengan Partai Politik secara bersama untuk membangun suatu daerah, mengingat peran partai politik sebagai aspirasi yang efektif dalam menjembatani kepentingan rakyat.
Partai Politik juga memiliki peran komunikasi politik, aspirasi politik, pendidikan politik, maupun dalam kapasitasnya sebagai sarana sosialisasi politik.
Melihat dalam konteks tersebut sejatinya eksistensi Partai Politik diharapkan mampu memberikan kontribusi akan lahirnya kesejahteraan rakyat.
Jika dilihat dalam sudut etika politik dan pemerintahan, dengan terpilihnya calon kepala daerah dan wakil kepala daerah yang diusung oleh Partai Politik dan gabungan Partai Politik dalam Pemilihan Kepala Daerah secara langsung, maka Partai Politik pengusung secara etis bertanggung jawab atas implementasi visi dan misi kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih.
Maka dengan demikian, fungsi kontrol Partai Politik menjadi penting untuk menjaga agar pemerintah daerah dapat bekerja sesuai dengan visi dan misi tersebut.
Dalam rangka menyikapi perkembangan situasi dan kondisi politik saat ini dilakukan Pemilihan Umum serentak mulai Tahun 2019. Maka pemilihan presiden dan Wakil Presiden serta pemilihan anggota DPR,DPD dan DPRD provinsi yang dilaksanakan secara serentak untuk pertama kalinya di Indonesia. []
Dalam pada itu kegiatan kemitraan Pemerintah dengan Partai Politik
harus mampu meningkatkan sinergitas dan partisipasi Partai Politik
dalam membangun sistem politik dan demokrasi secara baik
transparent dan akuntabel.
Pemerintahan
Daerah
bertanggung
jawab
mengembangkan
kegiatan ini bisa terciptanya kemitraan antara Partai Politik yang
sinergis dalam membangun system demokrasi. Serta meningkatnya
sistem politik yang partisipatif dan akomodatif.
Selain itu juga guna meningkatnya peran dan fungsi masing-masing
dalam mewujudkan stabilitas politik di daerah.
Kemitraan pemerintah daerah dengan partai politik ini, sebagai alat
untuk
meningkatnya pemahaman dan wawasan peserta akan
peran dan fungsinya guna meningkatkan kemitraan partai politik
dan pemerintah. meningkatnya tanggungjawab moral partai politik
dan pemerintah daerah dalam membangun sistem demokrasi
Partai politik sebagai pilar demokrasi merupakan subsistem
pembangunan dari sistem politk yang ada di Indonesia yang
demokratis guna mendukung sistem presidentil yang efektif.
Selain itu Partai Politik juga sebagai suprastruktur politik di
Indonesia memiliki fungsi dan peran yang sangat strategis dalam
menunjang dan membangun sistem demokrasi.
Pembinaan dan kemitraan partai politik masih diperlukan dalam
rangka menjalin hubungan yang harmonis
dan sinergis guna
mewujudkan stabilitas politk dan demokrasi di indonesia, termasuk
kehidupan politik yang ada di pemerintah daerah.
[]
Dengan menjalin kemitraan yang lebih kuat antara pemerintah
daerah dengan partai politik yang ada di pemeritnah daerah untuk
bersama-sama melakukan sosialisasi. dan berperan aktif dalam
mendukung setiap tahapan pemilu.
Dengan menjalin kemitraan, bisa terciptanya kondusifitas daerah
dalam penyelenggaraan pilkada yang aman dan lancar.
[] Budi Supriyatno, 2018. Alliance of Political Persons
Prinsip-Prinsip Kemitraan Pemerintah Daerah dengan Partai
Politik
Kemitraan antara Pemerintah Daerah dengan Partai Politik memiliki
prinsip-prinsip dalam pelaksanaannya sebagai berikut:
1.
Kesetaraan
. Kesetaraan merupakan prinsip yang sangat baik
saling meneguntugkan dan saling percaya. Hubungan
kesetaraan antara Pemerintah Daerah dan Partai politi yang
saling menghormati, saling menghargai dan saling percaya
akan menghindari antagonisme perlu dibangun rasa saling
percaya.
Kesetaraan
meliputi
adanya
penghargaan,
kewajiban, dan ikatan.
2.
Transparansi.
Transparansi diperlukan untuk menghindari
rasa saling curiga antar mitra kerja. Meliputi transparansi
pengelolaan informasi dan transparansi dalam bidang politik
maupun dalam bidang sosical ekonomi.
3.
Saling menguntungkan
. Suatu kemitraan harus membawa
manfaat bagi semua pihak yang terlibat.
[]PROGRAM KEMITERAAN
Program Kemiteraan antara Pemerintah daerah dengan Partai politik dapat implemtasikan sebagai berikut:
1. Merumuskan ulang visi Partai Politik menjadi “Terwujudnya Partai Politik terbuka yang berkhidmat kepada kebhinekaan, kesetaraan dan keadilan”.
2. Nilai dalam rumusan visi tersebut, yaitu keterbukaan, kebinekaan, kesetaraan, dan keadilan, menjadi empat prioritas area dalam pelaksanaan program demokrasi.
3. Penanganan masalah terkait melebarnya ketimpangan ekonomi dan meningkatnya intoleransi dan ketidakadilan terhadap kelompok minoritas dan marjinal di Indonesia.
4. Mendorong model pertumbuhan ekonomi inklusif di tingkat lokal, khususnya di pedesaan, yang mampu mempersempit kesenjangan akses antar kelompok masyarakat terhadap kesempatan pengembangan ekonomi, perikehidupan yang layak, serta pelayanan kebutuhan dasar.
5. Memperkuat peran masyarakat sipil dalam mengatasi meluasnya ketidakadilan dan diskriminasi melalui:
a. peningkatan pelayanan bantuan hukum dan reparasi hak ekonomi terhadap kelompok minoritas, miskin, dan marjinal;
b. penguatan akuntabilitas dalam proses penyelesaian kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia baik di tingkat nasional maupun lokal; dan
c. perluasan wacana dan dukungan publik bagi pemenuhan hak-hak demokrasi warga.
POLA KEMITRAAN
•
Kemitraan antara Pemerintah Daerah dengan Partai Politik dapat
mengarah pada tiga pola, diantaranya:
1. Pola Kemitraan Kontra Produktif.
Pola ini akan terjadi jika Partai
Politik masih berpijak pada pola konvensional yang hanya
mengutamakan kepentingan
partai ya sendiri
yaitu mengejar
kepentinngan pribadi atau kelompoknhya sendiri.
Fokus perhatian
Partai Politik memang lebih bertumpu pada bagaimana Partai
Politik bisa memperoleh keuntungan partainya dalam berpolitik.
Hal ini akan ditiggalkan masyarakat dan pemerintah daerah akan
sulit menerimanya untuk bermitra
. Partai Politik berjalan dengan
targetnya sendiri, pemerintah juga tidak ambil peduli,
sedangkan
masyarakat tidak memiliki akses apapun kepada Partai Politik.
Hubungan ini hanya menguntungkan beberapa oknum saja
,
misalnya oknum aparat pemerintah atau preman ditengah
masyarakat.
Biasanya, biaya yang dikeluarkan oleh Partai Politik
hanyalah digunakan untuk memelihara orang-orang tertentu saja.
Hal ini dipahami, bahwa bagi Partai Politik yang penting adalah
keamanan dalam jangka pendek.
2. Pola Kemitraan Semiproduktif. Dalam skenario ini pemerintah dianggap sebagai obyek dan masalah, diluar Partai Politik tidak tahu program-program pemerintah, pemerintah juga tidak memberikan iklim yang kondusif kepada Partai Politik bersifat pasif. Pola kemitraan ini masih mengacu pada kepentingan jangka pendek dan belum atau tidak menimbulkan sense of belonging di pihak masyarakat dan low benefit
dipihak pemerintah. Kerjasama lebih mengedepankan aspek karitatif
atau public relation, dimana pemerintah dan Partai Politik masih lebih
dianggap sebagai objek. Dengan kata lain, kemitraan masih belum strategis dan masih mengedepankan kepentingan sendiri (self interest) Partai Politik, bukan kepentingan bersama (commont interest) antara Pemerintan dan Partai Politik.
3. Pola Kemitraan Produktif. Pola kemitraan ini menempatkan mitra sebagai subyek dan dalam paradigma commont interest. Prinsip simbiosis mutualisme sangat kental pada pola ini. Partai Politik mempunyai kepedulian sosial dan lingkungan yang tinggi, pemerintah memberikan iklim yang kondusif bagi Partai Politik dan memberikan dukungan positif dalam melaksanakan tugasnya. Bahkan bisa jadi mitra dilibatkan pada pola hubungan resourced based patnership, dimana mitra diberi kesempatan menjadi bagian dari shareholders. Sebagai contoh, mitra memperoleh kegiatan pemerintah daerah.
BIDANG KEMITRAAN
Bidang-Bidang yang menjadi konstrasi Kemiteraan antara Pemerintah daerah dengan Partai Politik adalah : []
1. Peningkatan Peran Partai politik di daerah. Pemerintah daerah memiliki kapasitas untuk meningkatkan peran partai politik dalam keikutsertaan pelaksanaan pemerintahan maupun dalam pelaksanaan pembangunan yang dilakasanakan pemerintah daerah yang efektif dan efisien.
2. Pembinaan Partai Politik. Pemerintah daerah memiliki peran melakukan pembinaan kepada Partai Politik yang lebih baik dalam rangka meningkatkan kualitas partai (anggota partai politik) lebih baik.
3. Pemberantasan Korupsi dan HAM. Pemerintah daerah dan Partai Politik
sama-sama memiliki peran yang sangat strategis dalam pemberantasan korupsi maupun penegakan HAM.
4. Demokrasi dan Desentralisasi. Pemerintah Daerah dan Partai Politik memiliki peran yang sangt signifikan dalam demokrasi dan desentralisasi maka perlu diciptakan kemiteraan yang sinergi.
5.
Pembaruan Keamanan.
Pemerintah Daerah dan Partai Politik
memiliki semangat pembaharuan dalam menjaga keamanan
wilayah maka peranya kerjasama dalam mengamankan wilayah
dan Negara Indoen
sia.
6.
Hukum dan Peradilan. Pemerintah Daerah dan Partai Politik
memiliki semangat yang sama untuk menegakkan hokum dan
peradilan.
7.
Millenium Development Goals
. Pemerintah Daerah dan Partai
Politik
memiliki
semangat
untuk
meningkatkan
millenum
Development Goal yang lebih efektif dan efisiensi.
8.
Layanan Publik
. Pemerintah Daerah dan Partai Politik memiliki.
memiliki semangat membanguan pemerintahan yang baik dan
desentralisasi yang sesuai dengan semangat bangsa Indonesia
yaitu mensejahterakan
rakyat.
9.
Isu Lingkungan Hidup
. Pemerintah Daerah dan Partai Politik
memiliki semangat untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup
yang lebih baik.
BAB 4
PERAN PEMERINTAH DAERAH
Tujuan Pemerintahan Daerah
1. Mendidik masyarakat untuk mengurus urusannya sendiri;
2. Mendorong masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam pembangunan.
3. Memperkuat persatuan dan kesatuan nasional. 4. Menjalankan tugas Pembangunan di wilayahnya.
Berkaitan dengan tujuan-tujuan tersebut, pemerintahan daerah akan mampu melahirkan kinerja yang lebih efektif dan efisien dilihat dari:
1. Kuantitasnya, urusan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah lebih sedikit daripada yang diselenggarakan oleh Pemerintah Pusat;
2. Rumitnya birokrasi, pemerintahan daerah lebih sederhana daripada diselenggarakan terpusat;
3. Pemberian pelayanan publik, Pemerintah Daerah lebih dekat dengan masyarakat sehingga lebih mudah, murah, dan cepat;
4. Cara penyelesaian masalah, Pemerintah Daerah lebih cepat menyelesaikannya.
PRINSIP-PRINSIP KEMITRAAN PEMERINTAH DENGAN PARTAI POLITIK
1. Transparancy, dapat diartikan sebagai keterbukaan informasi, baik dalam proses pengambilan keputusan maupun dalam mengungkapkan informasi material dan relevan mengenai kegiatan atau program kerja Pemerintah Daerah.
2. Accountability, adalah kejelasan fungsi, struktur, sistem dan pertanggungjawaban Pemda terlaksana secara efektif.
3. Responsibility, pertanggungjawaban Pemda adalah kepatuhan di dalam Tata Kelola Pemerintahan terhadap prinsip manajemen pemerintahan yang baik serta peraturan perundangan yang berlaku.
4. Independency, kemandirian adalah suatu keadaan dimana daerah dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan maupun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip good governence.
5. Fairness, kesetaraan dan kewajaran yaitu perlakuan adil dan secara setara di dalam memnuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Peranan Pemerintah Daerah dalam kemiteraan dengan Partai Politik :
1. Melakukan pembinaan secara efektif kepada Partai Politik dalam rangka meningkatkan penyelenggaraan negara dalam penyusunan peraturan perundang-undangan berdasarkan sistem hukum nasional dengan kepentingan demokrasi Partai Politik yang akuntabel;
2. Mengikutsertakan partai politik secara bertanggungjawab dalam menyosalisasikan Peraturan Perundang-Undangan (rule-making rules);
3. Melibatkan Partai Politik dalam melaksanan demokrasi secara konsisten;
4. Mengikutsertakan Partai Politik untuk meningkatkan pelayanan masyarakat dengan integritas yang tinggi dan mata rantai yang singkat serta akurat dalam rangka mendukung terciptanya demokrsi dan desentralisasi yang sehat, efisien, dan transparan;
5. Mengikutsertakan Partai Politik dalam rangka mencegah terjadinya intoleransi terhadap suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) yang bisa memecah persatuan di NKRI; Mengikutsertakan Partai Politik dalam menciptakan perdamaian secara baik efektif dan efisiensai
PERANAN PEMERINTAH
MANFAAT KEMITERAAN
Pemerintah Daerah dengan Partai Politik
1. Keberadaan Partai Politik dapat tumbuh dan berkelanjutan dan Partai Politik mendapatkan citra yang positif dari masyarakat luas.
2. Partai Politik lebih mudah memperoleh akses terhadap program Pemerintah Daerah.
3. Partai Politik dapat meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas.
4. Partai Politik dapat meningkatkan pengambilan keputusan pada hal-hal yang kritis dan mempermudah pengelolaan manajemen risiko.
5. Partai Politik meningkatkan kualitas sosial di daerah.
6. Partai Politik dapat meningkatkan hubungan kerja dengan Pemerintah Daerah dengan baik.
MANFAAT KEMITERAAN
Pemerintah Daerah dengan
MODEL KEMITERAAN
Model Kemiteraan Pemerintah Daerah
dengan
Partai Politik 2 Model
:
1. Keterlibatan langsung
.
Pemerintah
Daerah
menjalankan
program
pembangunan
secara
langsung
dengan melibatkan Partai Politik.
2. Mendukung Kebijakan
.
Pemerintah
Daerah
membuat kebijakan dan
mendapat
dukungan
dari
Partai
Politik sesuai dengan kapasitasnya.
MODEL
KEMITERAAN
Karakteristik program Partai Politik yang mungkin untuk dijalankan :
1. Bantuan Dana. Pemerintah Daerah menyediakan bantuan dana atau menyediakan resources lainya seperti tenaga sukarela atau mendukung kegiatan pengumpulan dana untuk membiayai suatu program Partai Politik. Contoh, mendukung kampanye untuk anti Teroris, Anti Hoax dan Anti Narkoba.
2. Sosialisasi. Pemerintah Daerah mendukung suatu program Partai Politik dalam menyosialisasi Program pembangunan dengan cara memberikan sumbangan dana dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah.
3. Mitra Social. Pemerintah Daerah mendukung program Partai Politik yang sifatnya kampanye perubahan perilaku yang tidak baik menjadi baik atau lebih baik seperti, peningkatan kesehatan masyrakat, keselamatan kerja, kerusakan lingkungan dan lain-lain. Contoh, mengkampanyekan dan memberikan petunjuk mengenai bagaimana menghemat pengunaan air melalui brosur, pelatihan dan lain-lain.
4. Social Responsible Business Practice. Program Partai Politik ini dilakukan dengan melakukan untuk tujuan meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan cara memilih cara-cara operasi yang sesuai dengan kondisi masyarakat. Pemilihan cara-cara operasi yang sesuai dengan etika dan moral yang berkembang dimasyarakat.
Karakteristik Kemiteraan Pemerintah Daerah dan Partai Politik
TAHAPAN PELAKSANAAN KEMITERAAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN PARTAI POLITIK
1. Asssessment. Proses mengidentifikasi masalah (kebutuhan yang dirasakan atau felt needs) ataupun kebutuhan yang diekspresikan (ekspressed needs) dan juga sumber daya yang dimiliki masyarakat. Dalam proses ini Partai Politik dilibatkan agar dapat merasakan bahwa permasalahan yang sedang dibicarakan benar-benar keluar dari pandangan mereka sendiri.
2. Plan of Treatment. Merupakan rencana tindakan yang harus dirumuskan, berkenaan dengan upaya pemenuhan
kebutuhan-kebutuhan dan penanganan-penanganan
masalah yang dirasakan masyarakat. Wacana mengenai program program berbasis masyarakat mendorong berkembangnya metodologi perencanaan dari bawah.
3. Treatment action. Tahap pelaksanaan merupakan tahap
paling krusial dalam pelaksanaan CSR. Sesuatu yang sudah direncanakan dengan baik dapat menyimpang dalam pelaksanaannya dilapangan jika tidak terdapat kerjasama antara masyarakat, Partai, pemda dan antar warga.
TAHAPAN PELAKSANAAN
Tolak
Ukur
Keberhasilan
Kemiteraan
Pemerintah Daerah dengan Partai Politik
1. Social Development, misalnya, sejauh mana Pemerintah Daerah memiliki kepedulian terhadap pengembangan dan Pembinaan Partai Politik;
2. Kosisten. Partai Politik dapat membantu Pemerintah Daerah mensosialisasi produk hukum atau peraturan Pemerintah Daerah kepada masyarat.
3. Hak Asasi Manusia. Pemerintah Daerah
memberikan hak pada Partai Politik untuk melaksanakan Hak dan kewajiban dalam berorganisasi secara baik dan bertanggungjawab.
4. Organizational Governance. Partai Politik pada saat beroperasi melakukan kegiatan ke Partai Politik harus bersih dan bebas dari KKN dan intervensi pemerintah.
BAB 5
PEMBERDAYAAN DAN PARADIGMA PARTAI POLITIK
Pemberdayaan Partai Politik
Budi Supriyatno
pemberdayaan partai politik
adalah
suatu kegiatan dalam rangka menciptakan
partai
politik yang mandiri
dalam mencapai usaha untuk
tujuan yang telah ditentukan.
Kemandirian tersebut meliputi kemandirian berpikir,
bertindak dan mengendalikan apa yang lakukan.
Kemandirian partai politik merupakan suatu kondisi
yang dialami oleh partai yang ditandai dengan
kemampuan
memikirkan,
memutuskan
serta
melakukan sesuatu yang dipandang tepat demi
mencapai pemecahan masalah yang dihadapi
dengan mempergunakan daya/kemampuan yang
dimiliki.
PEMBERDAYAAN PARTAI POLITIK
PARADIGMA KEMITERAAN
Konsep kemitraan yang saat ini saya coba diterapkan di Indonesia, memiliki paradigm baru tentang tata kelola pemerintahan.
Tata kelola pemerintahan yang baik konsep ini
mengurangi peran pemerintah dalam menjalankan tugasnya.
Berkurangnya peran pemerintah diikuti dengan berperannya Partai Politik dan masyarakat dalam pemerintahan.
Pemerintah-Partai Politik bisa bersama-sama menjalankan perannya untuk pembangunan.
Bila pemerintah memiliki good governance dalam Partai Politik ada good corporate governance. Good Corporate
Governance merupakan salah satu bentuk implementasi
Good Governance di bidang politik.
Konsep good corporate governance inilah yang menjadi acuan politik dalam menjankan perannya saat ini bersama-sama pemerintah dan Partai Politik.
PARADIGMA KEMITERAAN
Salah satu dari prinsip
good corporate governance
yang sangat berkaitan dengan menjalankan
perannya dalan membantu pemerintah dibidang
pembangunan
adalah
responsibility/
Pertanggung-jawaban
.
Responsibility
,
sebagai
kesesuaian
dalam
pengelolaan Partai Politik terhadap Peraturan
Perundang-Undangan yang berlaku dan
prinsip-prinsip berpolitik yang sehat akan mudah
dilaksanakan baik di lingkungan pemerintah
maupun Partai Politik.
Bentuk realisasi dari prinsip
responsibility
dalam
good corporate governance
adalah dengan adanya
corporate social responsibility
.
Corporate social responsibility
atau Tanggung
Jawab Sosial merupakan bentuk keseriusan Partai
Politik dalam menjawab berbagai tuntutan dari
masyarakata.
Good Corporate Governance to
Pemerintah Daerah yang saat berkurang domainnya dapat berperan sebagai regulator, mediator dan fasilitator.
Pada Partai Politik murni sebagai organisasi partai yang memberikan bantuan kepada Pemerintah Daerah dalam melakukan kegiatan khususnya dibidang politik dan keamanan, untuk dapat terus berdaya agar memiliki kemandirian sehingga menjadi komunitas yang berkembang.
Hubungan dari elemen-elemen tersebut menjadikan terciptanya pola-pola kemitraan dalam menjalankan program politik.
Pola-pola di atas dapat terlibat dari peran masing-masing elemen:
Aspek Kebijakan, Pemerintah Daerah sebagai
regulator atau pembuat kebijakan.
Aspek Mitra, Partai Politik sebagai mitra
Pemerintah Daerah yang melaksanakan Kebijakan
Pemerintah bidang Politik.
REGULATOR, MEDIATOR DAN
FASILITATOR By Budi Supriyatno
BAB 6
PERAN PARTAI POLITIK
Partai Poltik sebagai Wadah
Partai politik sebagai wadah bagi warga negara dalam mempengaruhi proses pembuatan dan pelaksanaan kebijakan umum dan dalam ikut menentukan pemimpin pemerintahan.
Partai-partai politik memiliki beberapa tingkat organisasi, disiplin dan ketetapan.
Partai-partai politik bertujuan untuk menjaga dan mempromosikan kepentingan nasional.
Tujuan utama dari setiap partai politik adalah untuk mencapai kekuatan politik sebagai sarana untuk mencapai tujuan mereka.
Pimpinan puncak partai tetap bertanggung jawab untuk merumuskan dan memajukan keputusan kebijakan.
PARTAI POLTIK SEBAGAI WADAH
PERANAN PARTAI POLITIK
Dalam analisis saya Fungsi dan Peran partai politik :
1.
Membuat
kerja
pemerintahan/Pemerintah
daerah
menjadi mungkin
.
Parlemen terdiri
dari wakil rakyat. Partai-partai politik mengatur
wakil-wakil ini di garis partai. Pemilih memilih
wakil mereka atas dasar afiliasi partai Politik.
Partai
yang
mendapat
suara
mayoritas
membentuk pemerintah dan menjalankan
negara
2.
Partai Politik merumuskan kebijakan public
.
Setiap
partai
politik
memperjuangkan
pemilihan untuk mencapai tujuannya yang
tergabung dalam manifesto politik mereka.
Segera setelah pemilihan, partai mayoritas
yang membentuk pemerintah berusaha untuk
merumuskan
kebijakan-kebijakan
pemerintahannya berdasarkan janji-janji yang
dibuat dalam manifesto pemilu.
PARTAI POLITIK MEMBUAT
KERJA PEMERINTAH
3. Partai politik mendidik opini public. Anggota Partai yang terpilih menjadi eksekutif dalam sistem pemerintahan atau legislatif harus mengedukasi, merumuskan dan mengatur opini publik. Mereka juga membantu dalam pertumbuhan tingkat kesadaran politik warga negara biasa, yang jika tidak punya waktu untuk membaca dan mempelajari isu-isu negara. Partai-partai politik dalam upaya mereka untuk lebih dekat dengan orang-orang mengorganisir rapat umum, pertemuan, konferensi pers mengenai isu-isu penting dan membuat pandangan mereka jelas.Rakyat biasa disadarkan akan kondisi ekonomi, sosial, dan politik negara.
4. Partai politik memberikan stabilitas politik.
Partai-partai politik di lebih dari satu cara bersatu, menyederhanakan dan menstabilkan proses politik negara. Kekuatan destabilisasi lokalisme, regionalisme, bagian, kepentingan dan situasi geografis ditangani oleh partai-partai politik dengan membuat bagian-bagian dari ideologi partai mereka sehingga menenangkan kekuatan-kekuatan yang saling terpecah dan mendorong kohesi. PARTAI POLITIK MENDIDIK OPINI DAN STABILITAS POLIITiK