• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PERMINTAAN KONSUMEN RUMAH TANGGA TERHADAP IKAN LAUT SEGAR DI KECAMATAN SUKMAJAYA, KOTA DEPOK, JAWA BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PERMINTAAN KONSUMEN RUMAH TANGGA TERHADAP IKAN LAUT SEGAR DI KECAMATAN SUKMAJAYA, KOTA DEPOK, JAWA BARAT"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PERMINTAAN KONSUMEN RUMAH TANGGA

TERHADAP IKAN LAUT SEGAR

DI KECAMATAN SUKMAJAYA, KOTA DEPOK, JAWA BARAT

DYAH SUDIHASTUTI

SKRIPSI

PROGRAM STUDI

MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

(2)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER

INFORMASI

Dengan ini saya nenyatakan bahwa skripsi yang berjudul,

“ANALISIS PERMINTAAN KONSUMEN RUMAH TANGGA TERHADAP IKAN LAUT SEGAR DI KECAMATAN SUKMAJAYA, KOTA DEPOK, JAWA BARAT”

adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya-karya yang diterbitkan telah disebutkan dalam teks, baik yang dipublikasikan mau pun yang tidak dipublikasikan, dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripisi ini.

Bogor, 27 Juli 2008

Dyah Sudihastuti C44104064

(3)

ABSTRAK

DYAH SUDIHASTUTI. Analisis Permintaan Konsumen Rumah Tangga terhadap Ikan Laut Segar di Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok, Jawa Barat. Dibimbing oleh

MOCH. PRIHATNA SOBARI.

Pada dasarnya tingkat permintaan konsumen terhadap suatu produk ditentukan oleh beberapa faktor. Pada produk ikan laut segar, faktor-faktor yang mempengaruhi diantaranya harga ikan laut segar itu sendiri, harga substitusi ikan (ikan air tawar, daging ayam, dan daging sapi), pendapatan rumah tangga,

tanggungan, dan cita rasa konsumen terhadap ikan laut segar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui profil konsumen rumah tangga di Kecamatan

Sukmajaya, Kota Depok yang mengkonsumsi ikan laut segar, menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan model permintaan ikan laut segar, menentukan nilai elastisitas harga, elastisitas pendapatan, dan elastisitas silang dari permintaan ikan laut segar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis kelamin responden dominan adalah wanita dengan usia berkisar antara 49-57 tahun, mayoritas pendidikan formalnya adalah SLTA, dan pekerjaan mayoritas responden adalah sebagai ibu rumah tangga. Berdasarkan pengelompokan pendapatan, kebanyakan responden termasuk golongan kelas sosial menengah ke bawah. Berdasarkan evaluasi model baik secara statistik, ekonometrik, mau pun ekonomi, model Coub Douglas layak digunakan untuk memprediksi permintaan ikan laut segar berdasarkan

masukkan variabel independennya. Berdasarkan kriteria statistik yaitu terpenuhinya uji – F, berdasarkan kriteria ekonometrika model dugaan telah memenuhi kriteria ekonometrika yaitu telah memenuhi asumsi-asumsi model linear klasik yaitu asumsi normalitas, homoskedastisitas, asumsi tidak adanya multikoliniearitas dan

autokorelasi. Berdasarkan kriteria ekonomi dan analisis respon (elastisitas) diketahui elastisitas harga, elastisitas pendapatan, dan elastisitas silang bersifat inelastis. Elastisitas harga sebesar -0,129, elastisitas pendapatan sebesar 0,373, elastisitas silang harga ikan tawar adalah sebesar -0,105, elastisitas silang harga ayam adalah sebesar 0,529 dan elastisitas silang harga daging sapi adalah sebesar -0,873.

Kata Kunci : analisis permintaan, elastisitas permintaan, konsumen rumah tangga, ikan laut segar.

(4)

Hak Cipta milik Dyah Sudihastuti, Tahun 2008 Hak Cipta Dilindungi

Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari IPB, sebagian atau seluruhnya dalam bentuk apa pun, baik cetak, fotocopy, microfilm,

(5)

ANALISIS PERMINTAAN KONSUMEN RUMAH TANGGA

TERHADAP IKAN LAUT SEGAR

DI KECAMATAN SUKMAJAYA, KOTA DEPOK, JAWA BARAT

SKRIPSI

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Institut Pertanian Bogor

Oleh:

DYAH SUDIHASTUTI C44104064

PROGRAM STUDI

MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

(6)

SKRIPSI

Judul Skripsi : Analisis Permintaan Konsumen Rumah Tangga terhadap

Ikan Laut Segar di Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok, Jawa Barat

Nama Mahasiswa : Dyah Sudihastuti

Nomor Pokok : C 44104064

Program Studi : Manajemen Bisnis dan Ekonomi Perikanan-Kelautan

Disetujui, Pembimbing

Ir. Moch. Prihatna Sobari, M.S. NIP. 131 578 862

Diketahui,

Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Prof. Dr. Ir. Indra Jaya, M.Sc. NIP. 131 578 799

(7)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Depok pada tanggal 27 Juli 1985. Penulis merupakan putri kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Sudiarso dan Ibu Sri Hastuti. Penulis telah menempuh pendidikan formal Sekolah Lanjutan Tingkat Atas Negeri 3 Depok (2000-2003) dan pada tahun 2004 diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Departemen Sosial Ekonomi

Perikanan pada Program Studi Manajemen Bisnis Perikanan-Kelautan melalui jalur SPMB (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru).

Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam beberapa organisasi kemahasiswaan dan kepanitiaan beberapa acara yang diselenggarakan pihak IPB mau pun fakultas. Beberapa organisasi yang diikuti penulis diantaranya antara lain menjadi anggota Forum Keluarga Muslim Perikanan (FKM-C) Departemen Syiar pada tahun 2004, sebagai anggota Koperasi Mahasiswa IPB (KOPMA IPB) pada tahun 2006, dan sebagai staff Kewirausahaan pada organisasi Himpunan Mahasiswa Sosial Ekonomi Perikanan (HIMASEPA) pada tahun 2006.

Penulis melakukan penelitian sebagai bahan penyusunan skripsi dengan judul Analisis Permintaan Konsumen Rumah tangga terhadap Ikan Laut Segar di Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok, Jawa Barat yang dibimbing oleh Ir. Moch. Prihatna Sobari, MS. Penulis dinyatakan lulus pada tanggal 9 Juli 2008 dalam sidang skripsi yang diselenggarakan oleh Program Studi Manajemen Bisnis dan Ekonomi Perikanan-Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

(8)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillaahi Rabbil Aalamiin, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Ilahi Rabbi, atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, serta segala ilmu yang ada dalam kekuasaan-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Permintaan Konsumen Rumah Tangga terhadap Ikan Laut Segar di Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok, Jawa Barat” ini dengan baik. Skripsi yang memberikan gambaran mengenai karakteristik masyarakat yang mengkonsumsi ikan laut segar di Kecamatan Sukmajaya ini disusun untuk

mendapatkan gelar Sarjana Perikanan pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak akan dapat terselesaikan dengan baik tanpa adanya dorongan, bimbingan, dan bantuan dari berbagai pihak, karena itu sewajarnya bagi penulis untuk menyatakan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak langsung atau tidak langsung yang telah membantu penyusunan skripsi ini, yaitu kepada :

1) Ir. Moch. Prihatna Sobari, MS, selaku dosen pembimbing, yang telah memberikan banyak waktu, bimbingan, petunjuk, dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini. 2) Keluargaku tercinta, Ayahanda (Sudiarso), Ibunda (Sri Hastuti), kakakku (Agung)

yang telah memberikan kasih sayang yang tak terbatas, doa dan dukungannya. 3) Seluruh responden di Kecamatan Sukmajaya yang bersedia meluangkan waktunya

untuk diwawancara dan memberikan informasi yang tak terbatas kepada penulis. 4) Semua pihak, yang tidak bisa penulis sebutkan satu-satu, atas semua kontribusinya

terhadap skripsi ini.

Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran untuk melengkapi skripsi ini. Akhir kata, semoga skripsi yang jauh dari sempurna ini dapat terealisasi dengan baik, sehingga dapat memberikan manfaat bagi semua pihak

Bogor, Juli 2008

(9)

DAFTAR ISI

Halaman DAFTAR TABEL ... ix DAFTAR GAMBAR ... x DAFTAR LAMPIRAN... xi I. PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Perumusan Masalah ... 4 1.3 Hipotesis Penelitian... 6

1.4 Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 6

1.4.1 Tujuan ... 6

1.4.2 Kegunaan... 6

1.5 Tempat dan Waktu Penelitian ... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Pengertian Produk Ikan Laut Segar... 8

2.2 Permintaan... 9

2.2.1 Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Permintaan ... 9

2.2.2 Elastisitas Permintaan. ... 13

2.3 Konsumen Rumah Tangga... 16

2.4 Keputusan Pembelian... 16

III. KERANGKA PENDEKATAN STUDI... 19

IV. METODOLOGI... 21

4.1 Metode Penelitan ... 21

4.2 Jenis dan Sumber Data ... 21

4.3 Metode Pengambilan Sampel... 22

4.4 Metode Analisis Data... 23

4.4.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 23

4.4.2 Analisis Regresi Linier Berganda ... 23

4.2.2.1 Kriteria Ekonomi... 24

4.2.2.2 Kriteria Statistik ... 25

4.2.2.3 Kriteria Ekonometrika... 26

4.4.3 Analisis Respon (Elastisitas)... 28

4.5 Konsep dan Batasan Penelitian ... 30

V. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN... 32

5.1 Keadaan Alam ... 32

(10)

Halaman 5.2 Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin,

Kewarganegaraan, dan Berdasarkan Usia... 33

5.2 Sarana dan Prasarana... 35

5.2.1 Transportasi dan Komunikasi ... 35

5.2.2 Pendidikan... 35

5.2.3 Olah Raga dan Pariwisata ... 37

5.2.3 Kesehatan ... 37

5.2.4 Peribadatan ... 38

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN... 39

6.1 Karakteristik Responden ... 39

6.2 Pengelompokkan Pendapatan Konsumen ... 42

6.3 Karakteristik Perilaku Konsumsi Ikan Laut Segar... 43

6.4 Spesifikasi Model Persamaan Penduga Permintaan Ikan Laut Segar ... 46

6.5 Model Persamaan Penduga Permintaan Ikan Laut Segar ... 47

6.6 Evaluasi Model Persamaan Penduga Permintaan Ikan Laut Segar ... 49 6.6.1 Kriteria Statistik ... 49 6.6.2 Kriteria Ekonometrika... 50 6.6.2.1 Asumsi Normalitas... 50 6.6.2.2 Asumsi Heteroskedastisitas... 52 6.6.2.3 Asumsi Multikoliniearitas... 52 6.6.2.4 Asumsi Autokorelasi... 52 6.6.3 Kriteria Ekonomi... 53

6.7 Analisis Respon (Elastisitas)... 56

VII. KESIMPULAN DAN SARAN... 59

7.1 Kesimpulan ... 59

7.2 Saran... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 61

(11)

DAFTAR TABEL

Halaman 1. Perbandingan Nilai-nilai Gizi yang Terkandung

dalam Beberapa Sumber Protein Hewani ... ...1

2. Rata-rata Harian Konsumsi Protein per Kapita berdasarkan Komoditasnya Tahun 2001,2002,2003,2004 ... ...2

3. Luas Wilayah Kecamatan Sukmajaya Menurut Penggunaan Lahan, Tahun 2006... ....32

4. Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Kewarganegaraan Kecamatan Sukmajaya, Tahun 2006 ... ....33

5. Komposisi Penduduk Berdasarkan Umur di Kecamatan Sukmajaya, Tahun 2006... ....34

6.

Komposisi Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Berdasarkan Tingkat Pendidikan, Tahun 2008 ... ....36

7. Jenis Kelamin Penentu Pola Konsumsi Keluarga, Tahun 2008... ....39

8. Karakteristik Usia Penentu Pola Konsumsi Keluarga, Tahun 2008 ... ....40

9. Jumlah Anggota Keluarga Responden, Tahun 2008... ....41

10. Tingkat Pendidikan Formal Responden, Tahun 2008... ....41

11. Jenis Pekerjaan Responden, Tahun 2008 ... ....41

12. Tingkat Pendapatan Responden, Tahun 2008 ... ....43

13. Preferensi Konsumen terhadap Ikan Laut Segar, Tahun 2008... ....43

14. Beberapa Jenis Ikan Laut Segar yang Sering Dikonsumsi Konsumen, Tahun 2008 ... ....44

15. Tempat Responden Biasanya Berbelanja Ikan Laut Segar, Tahun 2008 .... ....45

16. Frekuensi Pembelian Ikan Laut Segar dalam Sebulan, Tahun 2008... .... 46

17. Variabel-variabel Penduga Model Persamaan Permintaan Ikan Laut Segar, Tahun 2008 ... ....47

18. Korelasi Antar Peubah, Tahun 2008 ... ....47

19. Koefisien Variabel-variabel Model Dugaan Permintaan Ikan Laut Segar di Kecamatan Sukmajaya, Tahun 2008... ....48

(12)

Halaman 20. Koefisien Model Dugaan Permintaan Ikan Laut Segar

di Kecamatan Sukmajaya, Tahun 2008... ....52 21. Elastisitas Harga, Elastisitas Pendapatan, dan Elastisitas Silang,

(13)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Kurva Permintaan... ....11

2. Pergeseran Kurva Permintaan ... ....12

3. Kerangka Pemikiran Analisis Permintaan Konsumen Rumah Tangga terhadap Ikan Laut Segar ... ....20

4. Grafik Normal Probability... ....50

5. Histogram untuk Uji Normalitas... ....50

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Denah Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok ... ...64 2. Karakteristik Responden di Kecamatan Sukmajaya, Tahun 2008 ... ...65 3. Variable Dependent dan Variable Independent Penduga Model Permintaan Sebelum Ditransformasi dalam Bentuk Log Natural ... ...67 4. Variable Dependent dan Variable Independent Penduga Model Permintaan Setelah Ditransformasi dalam Bentuk Log Natural ... ...69 5. Hasil Regresi Berupa Printout Komputer dengan Program SPSS Versi 13.0 ...71

(15)

I. PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan yang sebagian besar wilayahnya terdiri atas perairan, sehingga laut mempunyai potensi yang sangat besar. Oleh karena itu sangat disayangkan bila perikanan tidak digali secara optimal. Seiring dengan

meningkatnya laju pertumbuhan penduduk di Indonesia yang sangat cepat dan adanya kesadaran masyarakat akan produk perikanan sebagai penyedia sumber protein

hewani, tingkat konsumsi akan ikan yang tinggi menjadikan produk perikanan potensial untuk dikembangkan.

Tingkat konsumsi ikan per kapita masyarakat Indonesia pada tahun 2000 adalah sebesar 21,5 kg per kapita, dan pada tahun 2005 tingkat konsumsi ikan masyarakat Indonesia mengalami peningkatan menjadi 26 kg per kapita (Timur T 2007). Dengan adanya peningkatan terhadap tingkat konsumsi ikan terrsebut

membuktikan bahwa produk perikanan dengan segala keunggulannya dapat merebut perhatian masyarakat untuk mengkonsumsi ikan.

Tabel 1. Perbandingan Nilai-nilai Gizi yang Terkandung dalam Beberapa Sumber Protein Hewani, Tahun 1999

Kandungan gizi Ikan Udang Daging Daging Telur Susu sapi ayam ayam sapi Protein (%) 16,0-20,0 18,1 18,0 20,0 11,8 3,0 Lemak (%) 2,0-22,0 0,1 3,0 7,0 11,0 3,0 Karbohidrat (%) 0,5-1,5 1,5 12,0 1,1 11,7 4,0 Abu (%) 2,5-4,5 1,4 0,7 0,0 0,0 0,0 Vit A (IU/g) 50.000,0 0,0 600,0* 0,0 0,0 35,0 Vit B (IU/g) 20,0-200.000,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 Kolestrol (mg/g) 70,0 125,0 70,0 6,0 550,0 1 Air (%) 56,8 78,5 75,5 72,9 65,5 87,0

Asam amino esensial 10,0 5,0 10,0 10,0 10,0 10,0 Asam amino non esensial 10,0 0,0 0,0 2,0 0,0 10,0 Ket : * = Pada hati sapi

Sumber: Hadiwiyoto (1993)

Produk perikanan memiliki keunggulan komparatif dari bahan pangan hewani lain, yaitu mengandung protein yang relatif tinggi dan mengandung asam lemak tidak jenuh omega 3 yang dapat mencegah timbulnya penyakit atherosklerosis, karena

(16)

mampu menurunkan kadar kolestrol dalam darah, sehingga mengurangi resiko timbulnya penyakit jantung serta membantu pertumbuhan kecerdasan otak anak. Selain itu, ikan mengandung vitamin A dan B serta berbagai mineral yang diperlukan tubuh manusia. Secara rinci Tabel 1 memperlihatkan perbandingan nilai-nilai gizi yang terkandung dalam beberapa sumber protein hewani.

Pertumbuhan penduduk, peningkatan taraf penghasilan dan kesadaran penduduk terhadap pemenuhan gizi seimbang berdampak positif terhadap peningkatan

kebutuhan makanan berprotein, khususnya ikan. Rata-rata harian konsumsi protein ikan per kapita berada diposisi kedua setelah sereal. Ini merupakan peluang agribisnis perikanan untuk menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru yang potensial. Rata-rata harian konsumsi harian protein per kapita berdasarkan komoditasnya dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Rata-rata Harian Konsumsi Protein per Kapita berdasarkan Komoditasnya Tahun 2001, 2002, 2003, 2004

No. Tahun (kg per kapita)

Komoditas 2001 2002 2003 2004 1 Sereal 25.04 24.42 24.29 24.05 2 Umbi-umbian 0.43 0.43 0.44 0.53 3 Ikan 6.07 7,17 7.91 7.65 4 Daging 1.33 2.26 2.62 2.54

5 Telur dan Susu 1.43 2.33 2.22 2.38

6 Sayur-sayuran 2.23 2.49 2.75 2.57

7 Polong-polongan 4.81 6.36 5.85 5.52

8 Buah-buahan 0.33 0.45 0.46 0.43

9 Minyak dan Lemak 0.42 0.53 0.54 0.48

10 Bahan minuman 0.79 1.13 1.01 1.03

11 Rempah-rempah 0.66 0.79 0.69 0.71

12 Berbagai macam makanan 0.53 0.75 0.74 0.76

13 Makanan siap saji 4.62 5.34 5084 6.01

14 Minuman berakohol 0 0 0 0

15 Tembakau 0 0 0 0

Jumlah 48.67 54.45 55.37 54.65

Sumber : BPS (2004)

(17)

Dari Tabel 2, dapat terlihat bahwa terjadi peningkatan rata-rata harian konsumsi protein dari ikan per kapita yang cukup signifikan, yaitu pada tahun 2001 sebesar 6,07 kg per kapita per hari, tahun 2002 sebesar 7,17 kg per kapita per hari, tahun 2003 sebesar 7,91 kg per kapita per hari dan pada tahun 2004 sebesar 7,65 kg per kapita per hari. Hal ini membuktikan bahwa ikan memberikan konstribusi protein yang cukup tinggi, sehingga masyarakat cenderung mengkonsumsi ikan karena alasan tersebut selain karena menyukai rasanya. Permintaan akan ikan juga bergantung dari faktor-faktor yang mempengaruhinya, seperti harga ikan itu sendiri, harga barang substitusi ikan, pendapatan rumah tangga, jumlah tanggungan keluarga, dan juga tidak terlepas dari selera konsumen.

Teori dasar ekonomi menyatakan bahwa pada barang normal harga suatu komoditas dan kuantitas yang akan diminta berhubungan secara negatif, dengan faktor lain tetap sama (ceteris paribus). Dengan kata lain, semakin rendah harga ikan, maka jumlah yang diminta akan semakin besar, dan semakin tinggi harga semakin rendah jumlah yang diminta. Apabila terjadi kenaikan harga barang substitusi ikan, konsumen akan tetap mengkonsumsi ikan dan permintaan akan ikan pun meningkat. Apabila terjadi kenaikan pendapatan dan jumlah penduduk, maka permintaan ikan pun akan meningkat. Dalam hal selera masyarakat, semakin banyak masyarakat yang menyukai ikan, baik karena alasan kesehatan mau pun karena alasan rasa ikan yang enak dan gurih, maka permintaan akan ikan pun akan meningkat.

Ikan yang biasa dikonsumsi masyarakat adalah jenis ikan air tawar dan ikan air laut. Apabila dibandingkan dengan ikan air tawar, ikan air laut mempunyai beberapa keunggulan tertentu, sehingga lebih disukai. Diantaranya adalah memiliki rasa yang lebih enak dan gurih, dagingnya yang lebih tebal dan kenyal, serta ikan laut hidup di laut dan banyak mengandung ion-ion yang diperlukan oleh tubuh. Selain itu,

konsumen kurang menyukai ikan air tawar dikarenakan rasanya yang masih berbau lumpur. Jadi dalam hal ini ikan air laut lebih unggul dan cenderung disukai

masyarakat, karena alasan yang berkaitan dengan selera atau preferensi masyarakat akan ikan laut.

(18)

Ikan laut segar bisa didapatkan di berbagai tempat, mulai dari pedagang

keliling, pasar ikan sampai swalayan. Dalam hal ini, konsumen bebas memilih tempat membeli ikan laut segar untuk memenuhi kebutuhan konsumsinya.

Kota Depok merupakan kota administratif yang wilayahnya tidak memiliki laut, bahkan jauh dari pesisir pantai, sehingga muncul anggapan masyarakat bahwa karena bukan daerah produksi ikan laut, maka tingkat konsumsinya pun rendah. Padahal belum tentu demikian, karena Kota Depok mempunyai penduduk yang merupakan pelanggan potensial untuk mengkonsumsi produk ikan laut segar.

Untuk mendapatkan kebutuhan tersebut, maka konsumen melakukan permintaan dan pembelian di berbagai tempat dimana bisa mendapatkan produk tersebut yaitu produk ikan laut segar. Tidak terkecuali penduduk yang bermukim di salah satu kecamatan Kota Depok, yaitu Kecamatan Sukmajaya. Kecamatan

Sukmajaya Depok merupakan kecamatan terbesar di Depok, yaitu dengan luas wilayah sebesar 3.112,75 ha dan memiliki kelurahan sebanyak 11 kelurahan yang tersebar dalam Kecamatan Sukmajaya (Data Monografi Kecamatan Sukmajaya 2006). Sampai saat ini belum terdapat catatan pasti mengenai jumlah permintaan ikan laut segar di Kota Depok. Oleh karena itu perlu dilakukan suatu penelitian tentang analisis permintaan ikan laut segar oleh konsumen rumah tangga.

Berdasarkan pemikiran tersebut, maka penelitian mengenai “Analisis Permintaan Konsumen Rumah Tangga terhadap Ikan Laut Segar di Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok, Jawa Barat” penting untuk dilakukan.

1.2Perumusan Masalah

Ikan laut segar merupakan bahan pangan berprotein tinggi, sehingga konsumen akan berusaha memuaskan keinginannya dengan membeli produk yang dapat

memberikan manfaat tersebut sesuai yang dibutuhkan. Pada dasarnya tingkat permintaan konsumen terhadap suatu produk ditentukan oleh beberapa faktor. Pada produk ikan laut segar, faktor-faktor yang mempengaruhi diantaranya harga ikan laut segar itu sendiri, harga substitusi ikan (ikan air tawar, daging ayam, dan daging sapi), pendapatan total, jumlah penduduk, dan cita rasa masyarakat terhadap ikan laut segar.

(19)

Ikan laut segar mempunyai harga yang relatif lebih mahal dibandingkan dengan ikan air tawar. Harga rata-rata ikan laut segar yang biasa dikonsumsi, seperti

Bandeng, Bawal Putih, Bawal Hitam, Kakap Merah, Kembung, Tongkol, dan Tuna rata-rata sekitar Rp 39.000,00 per kilogram, sedangkan harga rata-rata ikan air tawar seperti Gurame, Lele, Ikan Mas, Nila, dan Patin adalah Rp 19.400,00 per kilogram. Harga ikan laut memang cenderung lebih mahal, namun pada kenyataannya

masyarakat tetap tanggapterhadap ikan laut dan tetap melakukan permintaan

terhadap ikan laut segar. Hal itu dirasakan wajar, karena konsumen menyadari alasan mahalnya harga tersebut, diantaranya yaitu panjangnya jalur distribusi pemasaran ikan laut segar dari daerah produksi sampai ke daerah tujuan pemasaran. Selain itu, ikan laut juga mempunyai rasa yang lebih enak dan gurih, serta dagingnya yang lebih tebal. Apabila dibandingkan dengan daging ayam, harga rata-rata ikan laut segar pun masih cenderung lebih mahal. Lain halnya jika harga rata-rata ikan laut segar

dibandingkan dengan daging sapi yang harganya lebih mahal daging sapi. Harga rata-rata ayam adalah Rp 20.000,00 per kilogram, sedangkan harga daging sapi per kilogram adalah sekitar Rp 55.000,00. Menurut teori ekonomi, permintaan ikan laut segar akan lebih besar dibandingkan dengan permintaan daging sapi jika dilihat dari segi harganya.

Dalam analisis ekonomi dinyatakan bahwa permintaan suatu barang sangat dipengaruhi oleh tingkah laku harga. Semakin rendah harga ikan laut, maka permintaan ikan laut segar semakin tinggi, dan sebaliknya. Jika harga barang

substitusi ikan tinggi (misalnya ayam), maka permintaan terhadap ikan laut segar pun tinggi. Sejalan dengan ini, apabila terjadi kenaikan pendapatan dan pertambahan jumlah penduduk, maka permintaan terhadap ikan laut segar akan meningkat dengan faktor lain tetap sama (ceteris paribus). Dari semua faktor yang mempengaruhi tersebut, tidak terlepas dari cita rasa masyarakat terhadap ikan laut yang juga penting guna keberlangsungan tingkat permintaan suatu produk oleh konsumen. Rasa gurih dan alasan kesehatan merupakan alasan yang mengungkapkan cita rasa konsumen terhadap produk ikan laut.

(20)

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1) Bagaimana karakteristik individu atau profil konsumen rumah tangga Kecamatan Sukmajaya Depok ?

2) Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi permintaan dan bagaimana model permintaan ikan laut segar di Kecamatan Sukmajaya Depok?

3) Bagaimana elastisitas harga, elastisitas pendapatan, dan elastisitas silang dari model permintaan tersebut?

1.3Hipotesis Penelitian

Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah dan tujuan penelitian, maka dapat diduga permintaan konsumen ikan laut segar di Kecamatan Sukmajaya Depok akan dipengaruhi oleh faktor ekonomi meliputi harga ikan laut segar, harga ikan air tawar, harga daging ayam, harga daging sapi, pendapatan total, jumlah penduduk, serta faktor nonekonomi seperti selera.

1.4Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.4.1 Tujuan

1) Mengetahui profil konsumen rumah tangga di Kecamatan Sukmajaya Depok yang mengkonsumsi ikan laut.

2) Menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan model permintaan ikan laut segar.

3) Menentukan nilai elastisitas harga, elastisitas pendapatan, dan elastisitas silang dari permintaan ikan laut segar.

1.4.2 Kegunaan

1) Bagi mahasiswa merupakan wadah untuk meningkatkan kemampuan berfikir dan meningkatkan daya nalar serta daya analisis, juga sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Perikanan pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

(21)

2) Sebagai salah satu sumber informasi bagi pemasar dalam menentukan strategi pemasaran dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan seperti keadaan ekonomi dan selera para konsumennya.

3) Diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna bagi perencanaan dan tindakan pasar serta meminimalkan resiko yang mungkin muncul, sehingga produk akan tetap dikonsumsi.

1.5Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah di pemukiman masyarakat Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok. Penelitian ini dilakukan dalam jangka waktu satu bulan yaitu mulai awal Bulan Maret 2008 sampai dengan akhir Bulan Maret 2008.

(22)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Produk Ikan Laut Segar

Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan kepada seseorang untuk dapat memuaskan suatu kebutuhan atau keinginan. Produk disini dapat berupa objek berwujud (tangible) yang disebut produk atau pun (intangible) yang disebut jasa. Dalam hal produk fisik kepentingannya tidak terlalu banyak hanya kepada

kepentingan fisik saja, tetapi lebih pada kegunaannya untuk memuaskan keinginan konsumen. Jadi produk fisik sebenarnya hanyalah wahana yang dapat memberikan jasa atau pelayanan kepada konsumen (Kotler P 2005).

Produk ikan laut segar adalah ikan laut yang baru ditangkap yang belum mengalami perubahan apa pun, dan juga ikan yang sudah mengalami proses

pengawetan dengan pembekuan atau pendinginan tetapi masih mempunyai sifat yang serupa dengan yang asli (Ilyas S 1993). Bagi produk ikan laut segar, kesegaran adalah identik dengan mutu. Ikan yang sangat segar berarti mempunyai mutu tinggi,

sedangkan yang telah agak lama tertangkap mutunya berkurang. Jadi dalam

pengertian kesegaran terlibat dua pertimbangan, yaitu waktu dan mutu. Dalam istilah “segar” tercakup dua pengertian, yaitu (1) baru saja ditangkap, tidak disimpan atau diawetkan; (2) mutunya masih orisinil, belum mengalami kemunduran dengan cara apapun (Anonim 1972).

Banyak faktor yang berpengaruh dalam penentuan mutu ikan laut segar, tergantung pada sejarah ikan tersebut ditangkap sampai dengan saat ikan itu akan dinilai mutunya. Beberapa faktor tersebut antara lain (1) faktor biologis dan lingkungan, termasuk jenis ikan dan ukurannya, kedewasaan seksual, keadaan kekenyangan (feeding), keadaan lingkungan selama dalam air (makanan, atau suhu), faktor musim, dan lain sebagainya; (2) faktor teknis penangkapan, yaitu metode penangkapan dan jenis alat penangkap (pancing atau jaring insang), interval antara waktu tangkap dan saat ikan ditangkap dalam air; (3) cara handling dikapal, yaitu cara opereasi (apakah ikannya utuh, disiangi, atau difillet), cara pendinginan (apakah dies atau tidak, didinginkan mekanis, dan didinginkan dalam larutan air garam), cara

(23)

penyimpanan dalam palka; (4) cara bongkar dan handling di darat, yaitu bagaimana cara-cara bongkar dalam kapal; (5) hubungan antara waktu dan suhu, artinya berapa lama waktu telah berjalan dan bagaimana perubahan-perubahan suhu yang dialami ikan, sejak ditangkap hingga saat penilaian mutu. Demikianlah rumitnya faktor-faktor yang mempengaruhi kesegaran ikan sebelum dinilai mutunya (Anonim 1972).

Ikan laut yang masih segar dapat diketahui dari karakteristik atau ciri-cirinya, yaitu sebagai berikut (1) matanya terang, bening, menonjol, dan cembung; (2)

Insangnya berwarna merah sampai merah tua, terang/cerah; (3) terdapat lendir alami menutupi baunya yang khas menurut jenis ikan dan warna lendir cemerlang seperti lendir ikan hidup; (4) warna kulit cemerlang dan belum pudar (5) dagingnya cerah dan elastis, bila ditekan tak ada bekas jari; (6) baunya segar dan menyenangkan seperti air laut/rumput laut dan tak ada bau-bau yang tak enak; (7) kondisinya bebas dari parasit apapun, tanpa luka-luka atau kerusakan pada badan ikan (Anonim 1972).

2.2 Permintaan

Permintaan adalah keinginan akan produk spesifik yang didukung oleh

kemampuan dan kesediaan untuk membelinya (Kotler P 2005). Menurut Lipsey RG, PN Courant, DD Purvis, dan PO Steiner (1995), ada tiga hal penting yang perlu diperhatikan dalam konsep permintaan, yaitu:

1) Jumlah yang diminta merupakan kuantitas yang diinginkan (desired) yang menunjukkan berapa banyak yang ingin dibeli oleh rumah tangga, atas dasar 2) harga komoditas itu, harga-harga lainnya, penghasilan, selera dan sebagainya.

Jumlanya bisa berbeda dengan jumlah nyata yang dibeli oleh semua rumah tangga itu. Jika kuantitasnya tidak cukup tesedia, jumlah yang ingin dibeli rumah tangga bisa melebihi jumlah nyata yang nyatanya dibeli.

3) Apa yang diinginkan bukan merupakan harapan kosong, tetapi merupakan permintaan efektif, artinya merupakan jumlah orang bersedia membelinya pada harga yang harus dibayar untuk komoditas itu.

4) Kuantitas yang diminta merupakan arus pembelian yang kontinyu, yang dinyatakan dalam banyaknya persatuan waktu.

(24)

Kotler P (2005) menambahkan bahwa permintaan pasar untuk suatu produk adalah volume total yang akan dibeli oleh kelompok pelanggan tertentu dibawah program pemasaran tertentu. Setiap harga akan menghasilkan tingkat permintaan yang berbeda dan karena itu mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap tujuan pemasaran suatu perusahaan. Langkah pertama dalam memahami permintaan adalah memahami apa saja yang mempengaruhi kepekaan harga. Umumnya, pelanggan paling peka terhadap harga untuk produk yang berharga tinggi atau barang yang sering dibeli. Pelanggan kurang peka terhadap harga untuk barang yang berharga rendah atau barang yang jarang dibeli (Kotler P 2005).

2.2.1 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Permintaan

Lipsey RG et al (1995) menyatakan bahwa banyaknya komoditas yang akan dibeli oleh semua rumah tangga pada periode waktu tertentu dipengaruhi oleh enam faktor, yaitu (1) harga komoditas itu sendiri, (2) harga komoditas yang berkaitan, (3) rata-rata pendapatan rumah tangga, (4) distribusi pendapatan, (5) selera, dan (6) besarnya populasi. Apabila pendapatan dianggap tetap, jumlah penduduk relatif konstan (zero growth), selera tidak berubah, perkiraan masa yang akan datang tidak ada perubahan, harga barang substitusi relatif tetap dan lain-lain faktor yang dianggap tidak ada atau tidak berubah, maka permintaan hanya ditentukan oleh harga. Teori dasar ekonomi menyatakan bahwa harga suatu komoditas dan kuantitas yang akan diminta berhubungan secara negatif, dengan faktor lain tetap sama. Dengan kata lain, semakin rendah harga suatu komoditas, maka jumlah komoditas yang diminta akan semakin besar, dan semakin tinggi harga komoditas semakin rendah jumlah

komoditas yang diminta (Lipsey RG et al. 1995).

Permintaan dapat disajikan dalam bentuk grafik yang menghubungkan antara jumlah yang diminta dengan tingkat harga. Kurva permintaan dapat dilihat pada Gambar 1.

(25)

Harga D P2 P1 Q2 Q1 Kuantitas

Gambar 1. Kurva permintaan

Sumber : Lipsey RG et al. (1995)

Hubungan antara berbagai harga alternatif dengan permintaan yang dihasilkan digambarkan dalam kurva permintaan. Pada kasus biasa, permintaan dan harga hubungannya berbanding terbalik, yaitu makin tinggi harganya, makin rendah permintaannya. Pada Gambar 1 dapat dilihat bahwa pada harga P1 kuantitas yang diminta adalah sebesar Q1, namun setelah terjadi kenaikan harga menjadi P2, maka kuantitas barang yang diminta menjadi turun sebesar Q2 (Lipsey RG et al. 1995). Sebagai ilustrasi, misalnya perusahaan roti yang menaikkan harga roti sebagai dampak dari kenaikan harga tepung terigu yang merupakan bahan baku dari pembuatan roti, sehingga hal ini akan mengakibatkan penurunan permintaan konsumen. Lain halnya dengan kasus barang mewah, kurva permintaan tersebut kadang-kadang melandai ke atas. Perusahaan parfum menaikkan harganya dan malah akan menjual makin banyak parfumnya, bukan makin sedikit. Beberapa konsumen menganggap harga yang lebih tinggi adalah pertanda produk yang lebih baik, tetapi juga perlu diingat bahwa jika harga barang tesebut tertlalu tinggi, tingkat

permintaannya nungkin akan turun (Kotler P 2005).

Lipsey RG et al. (1995) menyatakan bahwa barang substitusi adalah barang yang memiliki manfaat dan kegunaan yang hampir sama dengan barang utamanya. Kenaikkan harga barang substitusi komoditas tertentu akan menyebabkan lebih banyak komoditas yang akan dibeli pada setiap tingkat harga. Penurunan harga suatu

(26)

komoditas komplementer juga akan menyebabkan lebih banyak komoditas yang akan dibeli pada setiap tingkat harga (Lipsey RG et al. 1995).

Perubahan dalam distribusi pendapatan akan menyebabkan naiknya permintaan untuk komoditas yang dibeli, terutama oleh rumah tangga yang memperoleh

tambahan pendapatan tersebut. Perubahan dalam distribusi pendapatan juga akan mengakibatkan berkurangnya permintaan untuk komoditas yang akan dibeli terutama rumah tangga yang berkurang pendapatannya. Jika rata-rata rumah tangga menerima rata-rata pendapatan yang lebih besar, maka dapat diperkirakan masyarakat akan membeli lebih banyak beberapa komoditas walau pun harga-harga komoditas itu tetap sama (Lipsey RG et al. 1995).

Lipsey RG et al. (1995) menyatakan bahwa selera berpengaruh besar terhadap keinginan orang untuk membeli. Lebih lanjut dikatakan bahwa perubahan selera bisa terjadi dalam waktu yang lama dan bisa juga berubah dalam waktu cepat, tetapi cepat atau lambatnya perubahan selera terhadap suatu komoditas akan menyebabkan lebih banyak komoditas yang akan dibeli pada setiap tingkat harga.

Pertumbuhan jumlah penduduk sendiri belum bisa menciptakan permintaan baru. Penduduk yang bertambah ini harus mempunyai daya beli sebelum permintaan berubah. Tambahan orang berusia kerja, tentunya akan meningkatkan pendapatan baru. Jika ini terjadi, permintaan untuk semua komoditas yang dibeli oleh penghasil pendapatan baru akan meningkat (Lipsey RG et al. 1995).

Harga D2 D0 D1

Kuantitas per periode

Gambar 2. Pergeseran kurva permintaan

(27)

Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan tersebut sangat mempengaruhi permintaan jika mengalami perubahan. Hal ini tercermin dari kurva permintaan yang dapat bergeser ke kanan atau ke kiri seperti yang tersaji pada Gambar 2.

Berdasarkan Gambar 2 dapat dilihat bahwa pergeseran kurva permintaan dari D0 ke D1 menunjukkan adanya kenaikkan permintaan, sedangkan pergeseran dari D0 ke D2 menunjukkan adanya penurunan permintaan. Kenaikkan permintaan berarti bahwa lebih banyak yang diminta pada setiap tingkat harga. Pergeseran ke kanan ini bisa disebabkan oleh naiknya pendapatan, kenaikan harga barang substitusi, turunnya harga barang komplementer, perubahan selera yang mengarah ke komoditas itu, kenaikan jumlah penduduk, atau adanya pendistribusian kembali pendapatan kepada kelompok yang menyukai komoditas tersebut (Lipsey RG et al. 1995).

Penurunan permintaan berarti bahwa lebih sedikit yang diminta pada setiap tingkat harga. Pergeseran ke kiri semacam ini bisa disebabkan oleh turunnya

pendapatan, turunnya harga barang substitusi, naiknya harga barang komplementer, perubahan selera yang tidak menyukai komoditas tersebut, penurunan juymlah penduduk, atau adanya redistribusi pendapatan ahyng mengurangi kelompok yang menyukai komoditas tersebut (Lipsey RG et al. 1995).

2.2.2 Elastisitas Permintaan

Elastisitas mengukur dan menjelaskan hingga seberapa jauh reaksi perubahan kuantitas terhadap perubahan harga dan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan lainnya (Lipsey RG et al. 1995). Ada tiga macam elastisitas yang berhubungan dengan permintaan yaitu elastisitas harga, elastisitas silang dan elastisitas pendapatan (Boediono 2000). Apabila terdapat fungsi permintaan sebagai berikut :

D = f (Px, Py, I, N, T) Kemudian dimisalkan menjadi :

Y = f ( X1, X2, X3, X4, X5 )

(28)

Dimana :

Y = Permintaan

X1= Harga barang itu sendiri

X2 = Harga barang substitusi

X3= Pendapatan

X4 = Jumlah penduduk

X5= Selera

Dengan demikian, pada model persamaan penduga permintaan yang diajukan oleh

Cobb Douglas

Y

aX

bi

=

, bisa didapatkan nilai elastisitas harga, elastisitas pendapatan, dan elastisitas silang melalui penurunan rumus sebagai berikut :

ε

p= Y X dX dY i i × =

Y

X

X

ab

i bi−1

×

i =

Y

X

X

X

ab

i i b i i i

×

=

Y

aX

b

bi i =

Y

Y

b

i

×

εp=

b

i

Jadi, dapat disimpulkan bahwa nilai elastisitas harga adalah sebesar b1, nilai elastisitas pendapatan adalah

b

5, dan nilai elastisitas silang adalah b2 .

Menurut Lipsey RG et al. (1995) elastisitas permintaan juga disebut elastisitas permintaan terhadap harga merupakan ukuran besarnya respon (tanggapan) jumlah yang diminta dari suatu komoditas tertentu, terhadap perubahan harga. Nicholson W

(29)

(2002) menyatakan bahwa untuk mengukur responsi perubahan harga terhadap jumlah permintaan bisa digunakan konsep elastisitas permintaan harga.

Elastisitas harga atau elastisitas permintaan adalah persentse perubahan jumlah yang diminta yang disebabkan oleh perubahan harga barang tersebut sebesar satu persen. Oleh karena kurva permintaan berlereng menurun, maka kenaikan harga akan mengakibatkan penurunan jumlah yang diminta, dan sebaliknya, karena persentase perubahan harga dan kuantitas memiliki tanda yang berlawanan, elastisitas

permintaan merupakan angka yang negatif. Dalam prakteknya dapat diabaikan tanda negatif tersebut dan menyatakan ukuran itu dengan angka positif. Besarnya elastisitas dapat bervariasi antara nol hingga tak terhingga. Elastisitas sama dengan nol jika jumlah yang diminta tidak tanggap sama sekali terhadap perubahan harga. Sepanjang persentase perubahan kuantitas lebih kecil dari pada persentase perubahan harga, besarnya elastisitas permintaannya akan lebih kecil daripada satu. Jika kedua

persentase perubahan kuantitas melampaupersentase perubahan harga, nilai elastisitas permintaannya lebih besar daripada satu. Apabila persentase perubahan kuantitas lebih kecil daripada persentase perubahan harga (elastisitas kurang dari satu),

permintaannya disebut inelastis. Apabila persentase perubahan kuantitas lebih besar daripada persentase perubahan harganya (elastisitas lebih besar dari satu),

permintaannya disebut bersifat elastis (Lipsey RG et al. 1995).

Elastisitas pendapatan adalah derajat reaksi permintaan terhadap perubahan pendapatan. Untuk kebanyakan jenis barang, kenaikan pendapatan berakibat kenaikan permintaan dan elastisitas terhadap permintaan akan positif. Barang-barang demikian disebut barang normal. Barang-barang yang konsumsinya menurun sebagai

tanggapan terhadap kenaikan pendapatan memiliki elastisitas pendapatan yang negatif dan disebut barang inferior. Elastisitas barang normal terhadap pendapatan bisa lebih besar daripada satu (elastis) atau lebih kecil daripada satu (inelastis), tergantung pada apakah persentase perubahan jumlah yang diminta lebih besar atau lebih kecil daripada persentase perubahan pendapatan yang menyebabkannya (Lipsey RG et al. 1995).

(30)

Elastisitas silang adalah besarnya reaksi permintaan terhadap perubahan harga-harga dari komoditas lain. Elastisitas silang dapat bervariasi mulai dari minus tak terhingga sampai positif tak terhingga. Komoditas-komoditas yang tergolong komplementer mempunyai elastisitas silang yang negatif, sedangkan komoditas-komoditas yang tergolong substitusi mempunyai elastisitas silang yang positif (Lipsey RG et al. 1995).

2.3 Konsumen Rumah Tangga

Menurut Undang - Undang No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, definisi konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan jasa yang tersedia dalam masyarakat baik untuk kepentingan sendiri, keluarga, orang lain dan tidak untuk diperdagangkan kembali. Engel JF, DB Roger, dan WM Paul(1994) menyatakan rumah tangga adalah semua orang, baik yang berkerabat maupun tidak, yang menempati suatu unit perumahan.

Lipsey RG et al. (1995) menyatakan bahwa pengertian rumah tangga adalah semua orang yang bertempat tinggal dalam satu atap dan membuat keputusan

keuangan bersama atau menyebabkan pihak lain mengambil keputusan bagi mereka. Anggota rumah tangga seringkali disebut sebagai konsumen karena mereka membeli dan mengkonsumsi sebagian besar barang konsumsi dan jasa. Ciri-ciri rumah tangga antara lain: setiap rumah tangga mengambil keputusan yang konsisten selain itu rumah tanga menjual jasa-jasa faktor produksi pada perusahaan dan menerima penghasilan sebagai imbalannya.

2.4 Keputusan Pembelian

Menurut Engel JF et al. (1994), salah satu faktor yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan konsumen adalah perbedaan individu meliputi sumberdaya konsumen, motivasi dan keterlibatan, pengetahuan, sikap dan kepribadian, gaya hidup dan demografi. Dalam proses pertukaran, konsumen memiliki tiga sumberdaya yang digunakan, yaitu sumberdaya ekonomi, temporal dan kognitif. Secara praktis hal ini berarti bahwa pemasar bersaing untuk mendapatkan uang, waktu, dsan perhatian

(31)

konsumen. Persepsi konsumen mengenai sumberdaya yanmg tersedia mempengaruhi ketersediaan untuk menggunakan uang atau waktu untuk produk. Jadi ukuran

kepercayaan konsumen (mungkin) berguna dalam meramalkan penjualan masa datang berdasarkan kategori produk.

a) Motivasi adalah suatu dorongan dalam diri seseorang untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya yang diarahkan pada tujuan untuk memperoleh kepuasan. Kebutuhan adalah variabel utama dalam motivasi, sedangkan keterlibatan adalah faktor penting dalam motivasi. Keterlibatan memacu dalam tingkat relevansi yang disadari dalam tindakan pembelian dan konsumsi. Bila keterlibatan tinggi, ada motivasi untuk memperoleh dan mengolah informasi dari kemungkinan yang jauh lebih besar dari pemecahan masalah yanag diperluas.

b) Pengetahuan terdiri atas informasi yang disimpan didalam ingatan. Pemasar tertarik intuk mengerti pengetahuan konsumen, karena informasi yang dipegang oleh konsumen mengenai produk akan sangat mempengaruhi pola pembelian mereka. Secara umum pengetahuan konsumen yang penting untuk diketahui oleh pihak pemasar adalah pengetahuan produk (product knowledge), pengetahuan pembelian (purchase knowledge), dan pengetahuan pemakaian (usage

knowledge).

c) Sikap didefinisikan sebagai suatu evaluasi menyeluruh. Intensitas, dukungan dan kepercayaan adalah sifat penting dari sikap. Masing-masing sifat ini akan

bergantung pada kualitas pengalaman konsumen sebelumnya dengan objek sikap. Sementara konsumen mengakumulasi pengalaman baru, sikap dapat berubah. d) Kepribadian dalam perilaku konsumen didefinisikan sebagai respon yang

konsisten terhadap stimulus lingkungan. Kepribadian menciptakan pada pola khusus yang menyebabkan satu individu unik dan berbeda dengan individu lainnya. Hal ini disebabkan keputusan pembelian yang bervariasi antar individu seperti halnya gaya hidup.

e) Gaya Hidup adalah pola dimana orang hidup dan menghabiskan waktu serta uang. Gaya hidup adalah fungsi motivasi konsumen dan pembelajaran konsep ringkas yang mencerminkan nilai konsumen. Dalam bidang demografi, sasaran

(32)

yang dicapai adalah mendeskripsikan pangsa konsumen, dalam usia, pendapatan dan pendidikan. Penekanannya adalah “trend” didalam perilaku dan pengeluaran. Bila disertai dengan penelitian demografik, demografi dapat memberikan

(33)

III.

KERANGKA PENDEKATAN STUDI

Pada dasarnya manusia mempunyai kebutuhan, atas dasar kebutuhan ini individu tersebut mempunyai permintaan akan barang (Sudarsono 1990). Untuk memenuhi kebutuhan akan makanan yang mengandung protein, maka konsumen memenuhinya dengan berbagai cara , antara lain cara yang dilakukan yaitu dengan mengkonsumsi ikan laut segar.

Ikan laut segar merupakan komoditas perikanan yang dikonsumsi dan diminati oleh masyarakat, diantaranya adalah masyarakat yang bermukim di Kecamatan Sukmajaya, Depok. Sampai saat ini belum terdapat catatan pasti mengenai jumlah permintaan ikan laut segar di Kota Depok, maka perlu dilakukan suatu penelitian tentang analisis permintaan ikan laut segar oleh konsumen rumah tangga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap

permintaan ikan laut segar, faktor-faktor tersebut adalah harga ikan laut segar itu sendiri, harga ikan substitusi (seperti ikan air tawar, daging ayam, atau daging sapi), jumlah pendapatan keluarga, jumlah anggota keluarga, dan tingkat kesukaan (selera).

Penelitian ini mengambil sampel konsumen rumah tangga yang mengkonsumsi ikan laut segar di Kecamatan Sukmajaya. Analisis yang digunakan antara lain analisis statistika deskriptif, analisis regresi linier berganda dan analisis respon elastisitas. Hasil analisis memberikan informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah permintaan terhadap ikan laut segar oleh konsumen rumah tangga. Selengkapnya penjelasan tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.

(34)

Keterangan : = Ruang lingkup penelitian

Gambar 3. Kerangka Pemikiran Analisis Permintaan Konsumen Rumah Tangga terhadap Ikan Laut Segar

Konsumen

Kebutuhan protein

Ikan laut segar

Permintaan

Lembaga Rumah

tangga Harga ikan laut segar

Harga daging ayam

Harga daging sapi

Jumlah pendapatan total Jumlah anggota keluarga Selera Produsen Strategi pemasaran Harga ikan air tawar

(35)

IV. METODE PENELITIAN

4.1 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Metode studi kasus adalah penelitian tentang status subjek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas (Nazir M 1998). Satuan dalam penelitian ini adalah konsumen rumah tangga, yaitu masyarakat di Kecamatan Sukmajaya Depok yang mengkonsumsi ikan laut segar. Dengan demikian hasil-hasil penelitian dan analisisnya hanya berlaku pada satuan kasus penelitian yang dimaksud.

Pemilihan lokasi penelitian berdasarkan pertimbangan bahwa Kecamatan Sukmajaya merupakan kecamatan terluas di Kota Depok dan pemukiman yang terpadat penduduknya serta merupakan pelanggan potensial untuk mengkonsumsi produk ikan laut segar. Daerah tersebut juga belum pernah diteliti tentang banyaknya permintaan serta faktor-faktor apa saja yang ternyata mempengaruhi pembelian ikan laut segar.

4.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan adalah data text dan data image. Menurut Fauzi A (2001) data text adalah data yang berbentuk alphabet, tabel mau pun data numerik. Data image adalah data yang memberikan info secara spesifik mengenai keadaan tertentu melalui foto, diagram, tabel dan sebagainya. Data text yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data yang didapat dari hasil wawancara terhadap responden yang meliputi profil konsumen (nama, umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga, dan pekerjaan), pendapatan total, jenis dan harga ikan laut segar yang sering dibeli sebulan terakhir, kuantitas dan harga daging substitusi (ikan air tawar, daging ayam, daging sapi), kuantitas ikan yang dibeli, frekuensi pembelian, preferensi terhadap ikan laut segar, yaitu pengetahuan gizi dan reaksi indera perasa atau rasa terhadap ikan laut segar, serta data keadaan umum daerah penelitian, seperti data monografi wilyah Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok.

(36)

Menurut sumber data yang diperoleh, data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan sekunder. Data primer diperoleh langsung dari wawancara dengan responden, yaitu konsumen rumah tangga yang bermukim di Kecamatan Sukmajaya Depok, yang membeli ikan laut segar atas dasar keputusannya sendiri. Teknik wawancara dilengkapi dengan kuesioner yang telah disiapkan sebelumnya. Daftar kuesioner tersebut berisi, antara lain profil konsumen (nama, umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga, dan pekerjaan), pendapatan total, jenis dan harga ikan laut segar yang sering dibeli sebulan terakhir, kuantitas dan harga daging substitusi (ikan air tawar, daging ayam, daging sapi), kuantitas ikan yang dibeli, frekuensi pembelian, preferensi terhadap ikan laut segar yaitu pengetahuan gizi dan reaksi indera perasa atau rasa terhadap ikan laut segar serta alasan lain memngkonsumsi ikan laut segar.

Data sekunder yang digunakan, adalah data yang didapat dan dikumpulkan dari instansi-instansi setempat seperti Dinas Perikanan Kota Depok dan Kantor

Kecamatan Sukmajaya Depok. Data juga ada yang didapat dari Sumber Informasi Kepustakaan.

4.3 Metode Pengambilan Sampel

Metode Pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling. Purposive Sampling adalah teknik pengambilan contoh yang digunakan apabila peneliti mempunyai pertimbangan tertentu dalam menetapkan contoh sesuai dengan tujuan penelitiannya (Fauzi A 2001). Besarnya contoh yang dapat ditarik dari populasi sangat tergantung pada tujuan penelitian, jenis instrumen yang digunakan, biaya, dan waktu.

Dalam penelitian ini diambil 60 sampel yang ditujukan kepada responden yang memenuhi kriteria. Kriteria responden yang diambil adalah konsumen yang telah dewasa, dengan asumsi mempunyai wewenang dalam memutuskan pembelian dan wewenang dalam menentukan pengeluaran untuk berbelanja. Kriteria yang lain adalah konsumen tersebut telah beberapa kali mengkonsumsi ikan laut segar dan produk substitusinya, dapat berkomunikasi dan bersedia diwawancara.

(37)

Responden yang termasuk kriteria diantaranya adalah ibu rumah tangga, seorang ayah dengan status kepala rumah tangga, anggota keluarga yang telah memilki penghasilan dan mempunyai wewenang dalam membelanjakan pendapatannya, atau seseorang yang hidup sendiri/kost seperti karyawan/karyawati.

4.4 Metode Analisis Data

Data yang diperoleh ditabulasi kemudian dilakukan analisis. Analisis yang dilakukan adalah analisis statistik deskriptif, analisis regresi linier berganda dan analisis respon elastisitas.

1). Analisis Statistik Deskriptif

Analisis ini bertujuan untuk mendeskripsikan hal-hal yang bersikap deskriptif. Hal-hal yang bersifat deskriptif tersebut, antara lain karakteristik individu, tempat dan frekuensi berbelanja ikan laut segar, dan analisis respon elastisitas.

2). Analisis Pendugaan Model Permintaan Ikan Laut Segar

Berdasarkan tujuan yang diharapkan yaitu mengetahui hubungan karakteristik sebagai peubah bebas kategori beserta peubah bebas kuantitatif berpengaruh terhadap permintaan, maka pendugaan model Linier Regression data Consideratoins tepat untuk digunakan. Model ini menurut Koutsoyiannis A (1997) mengasumsikan peubah dependen dan independen berupa data kuantitatif (dapat diukur). Untuk melihat adanya persentasi perubahan peubah independen terhadap dependen, maka model di atas digunakan model transformasi Ln (logaritma natural), sehingga model

pendugaan yang digunakan adalah Linier Regression data Consideration dengan transformasi Ln.

Menurut Sudarsono (1990), bentuk fungsi permintaan berdasarkan cara

pendekatan pragmatis, yaitu mirip fungsi produksi yang diajukan oleh CW Cobb dan PH Douglas tahun 1982. Penggunaan fungsi produksi Cobb Douglas, sangat dikenal oleh para ahli ekonomi yang menggunakan metode analisis kuantitatif dan banyak manfaatnya. Dengan demikian, pada model persamaan penduga permintaan yang diajukan oleh Cobb Douglas

Y

aX

bi

=

, bisa langsung didapatkan nilai

(38)

ingin menentukan elastisitas permintaannya, maka digunakan fungsi Coob Douglas sebagai model persamaaan penduga permintaan ikan laut segar, yaitu sebagai berikut:

Qd = f (Pi, Pt, Pa, Ps, I, N, S) atau

Qd = β0 . Pi β1 . Ptβ2 . Pa β3 . Ps β4. I β5 . N β6 . Sβ7. eµi

Dengan mentransformasikan model Cobb – Douglas tersebut dalam bentuk logaritma natural, sehingga menjadi lebih sederhana dan dapat diolah dengan metode OLS sebagai berikut :

Ln Qd = β0 + β1LnPi + β2LnPt + β3LnPa + β4LnPs + β5LnI + β6LnN + β7LnS+ µi

Dimana :

Qd = Permintaan jenis ikan laut segar (Kg per Bulan)

β0 = Konstanta

β1- β7 = Koefisien regresi

Pi = Harga ikan laut segar (Rp per Kg per Bulan) Pt = Harga ikan air tawar (Rp per Kg per Bulan) Pa = Harga daging ayam (Rp per Kg per Bulan) Ps = Harga daging sapi (Rp per Kg per Bulan) I = Pendapatan total (Rp per Bulan)

N = Jumlah penduduk (jiwa)

S = Selera

(Skoring : 3 = rasa gurih dan alasan kesehatan, 2 = rasa gurih, 1= alasan kesehatan)

Selanjutnya model dievaluasi untuk mengetahui apakah model yang diduga terpenuhi secara teori ekonomi dan statistik. Evaluasi menggunakan kriteria ekonomi, statistik dan ekonometrika

.

a) Kriteria Ekonomi

Parameter model regresi yang diperoleh kemudian diuji berdasarkan teori ekonomi yang ada. Tanda dari koefisien regresi yang dihasilkan, yaitu tanda dari koefisien β1,β2, β3,β4,β5,β6, danβ7 diharapkan sesuai dengan teori ekonomi yang

ada. Tanda koefisien yang diharapkan dari β1(koefisien harga ikan laut segar) adalah

(39)

jumlah yang diminta akan semakin besar, dan semakin tingi harga semakin rendah jumlah yang diminta. Pada koefisien β2 (koefisien harga ikan air tawar),β3(koefisien

harga ayam), β4(koefisien harga daging sapi), tanda koefisien yang dihasilkan bisa

negatif atau positif. Jika tanda koefisien positif, maka barang tersebut merupakan barang substitusi, dan jika tanda koefisien negatif maka barang tersebut merupakan barang komplementer. Dalam hal ini, tanda koefisien yang diharapkan adalah positif karena barang yang dimaksud adalah barang substitusi dari ikan laut segar.

Selanjutnya pada β5 yang merupakan koefisien dari pendapatan, β6yang

merupakan koefisien dari jumlah penduduk, dan β7 yang merupakan koefisien dari

selera, tanda koefisien yang diharapkan adalah positif. Tanda positif menunjukkan bahwa jika terjadi peningkatan pendapatan, pertambahan jumlah penduduk, dan peningkatan selera konsumen terhadap ikan laut segar, maka permintaan akan ikan laut segar pun meningkat.

b) Kriteria Statistik

Faktor-faktor yang berpengaruh nyata dan yang tidak berpengaruh nyata ditentukan dengan menggunakan uji-F, uji-t dan koefisien determinasi (R2). Uji-F digunakan untuk mengetahui apakah seluruh variabel independen secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap permintaan Ikan Laut Segar. Uji-t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen terhadap permintaan ikan laut segar.

Pengujian model regresi secara statistik diawali dengan pembuatan tabel analisis of varience (ANOVA) untuk menghitung F-hitung dan R2 (koefisien determinasi). R2 digunakan untuk mengetahui seberapa besar variabel-variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen sedangkan pengujian koefisien korelasi (R) digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan antar variabel dependen dan independen.

Pengujian kebenaran hipotesis dilakukan dengan uji t-student dan uji Fisher (F). Uji F dilakukan untuk mengetahui secara serentak variabel independen atau menguji koefisien regresi parsial secara indivindu.

(40)

Pada program SPSS pengujian terhadap hipotesis baik untuk uji F mau pun uji t yaitu dengan melihat tingkat signifikasi (α) yaitu probabilitas kesalahan menolak hipotesis yang ternyata benar. Jika dikatakan α=0,05, berarti resiko kesalahan

mengambil keputusan adalah 5%. Semakin kecil α berarti semakin mengurangi resiko salah. SPSS selalu menggunakan α =0,05 pada selang kepercayaan 95% (Santoso S 2000).

Uji statistik Fisher (F) dalam penelitian ini mengajukan hipotesa:

H0 : βi= 0, artinya variabel bebas secara bersama-sama tidak berpengaruh nyata

terhadap variabel tak bebasnya

H1 : Salah satu atau semua βi ≠ 0, artinya variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap variabel tak bebasnya.

dimana :

a) Jika Fhitung < Ftabel berarti terima H0 b) Jika Fhitung > Ftabel berarti tolak H0.

. Uji statistik tstudent dalam penelitian ini mengajukan hipotesa:

H0 : βi = 0,

H1 : βi≠ 0 dimana :

a) Jika thitung < ttabel berarti terima H0, artinya variabel bebas (Xi) tidak berpengaruh nyata terhadap variabel tak bebasnya (Y).

b) Jika thitung > ttabel berarti tolak H0, artinya variabel bebas (Xi) berpengaruh nyata terhadap variabel tak bebasnya (Y).

c) Kriteria Ekonometrika

Asumsi utama yang yang harus di penuhi dari analisis regresi yaitu:

1) Normalitas

Gujarati D (1997) mengemukakan bahwa model regresi linier harus

mengasumsikan populasi gangguan (disturbance) µi terdistribusi secara normal. Oleh karena itu model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Menurut Santoso S (2000), cara mendeteksi normalitas yaitu dengan melihat

(41)

grafik normal probability atau histogram, yaitu dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal untuk grafik normal probability, sedangkan untuk histogram dengan melihat kurva yang membentuk lonceng. Ada pun dasar

pengambilan keputusan berdasarkan grafik normal probability menurut Santoso S (2000) adalah sbagai berikut:

• Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal,

maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

• Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis

diagonal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

2) Homoskedastisitas

Santoso S (2000) mengemukakan bahwa model regresi linier garus memenuhi asumsi homoskedestisitas yaitu varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain harus konstan. Jika tidak, maka terjadi heteroskedastisitas. Model regresi yan baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Scatterplot digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya pola tertentu dimana sumbu X adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu Y adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah distudentized, dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut: .

Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik (point-point) yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik

menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3) Multikolinieritas

Santoso S (2000) menjelaskan bahwa antar variabel X (independen) tidak boleh saling berkolerasi atau tidak boleh terjadi hubungan linier yang sempurna. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Cara mendeteksi multikolinieritas adalah sebagai berikut:

(42)

• Besaran VIF (Variance Inflation Factor) dan Tolerance. Pedoman suatu model

regresi yang bebas multikolinieritas adalah mempunyai nilai VIF disekitar angka 1 dan mempunyai angka Tolerance mendekati 1.

• Besaran Korelasi antar Variabel Independen. Pedoman suatu model regresi yang

bebas multikolinieritas adalah koefisien korelasi antar variabel independen haruslah lemah (di bawah 0,5). Jika korelasi kuat, maka terjadi multikolinieritas.

4) Autokorelasi

Gujarati D (1997) mendefinisikan autokorelasi sebagai korelasi antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu (seperti dalam data deretan waktu) atau ruang (seperti dalam data cross-sectional). Model regresi seharusnya bebas dari autokorelasi, sehingga kesalahan prediksi (selisih data asli dengan data hasil regresi) bersifat bebas untuk tiap nilai X. Cara mendeteksi autokorelasi menurut Santoso S (2000), yaitu dengan menggunakan uji Durbin-Watson yang diambil patokan secara umum adalah sebagai berikut:

• Angka D - W dibawah –2 berarti ada autokorelasi positif.

• Angka D - W diantara –2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi. • Angka D - W diatas +2 berarti ada autokorelasi negatif.

3). Analisis Respon (Elastisitas Permintaan)

Analisis elastisitas dilakukan untuk mengetahui persentase kenaikan atau penurunan jumlah permintaan ikan laut segar jika terjadi perubahan pendapatan dan harga. Jenis elastisitas ada tiga macam, yaitu elastisitas harga, elastisiras pendapatan,

dan elastisitas silang. Apabila model persamaan adalah

Y

aX

bi

=

, maka

elastisitas permintaannya adalah sebagai berikut :

εp = Y X dX dY i i × = bi

Dengan demikian, jika diketahui model persamaan ikan laut segar adalah Qd = β0 . Pi β1 . Ptβ2 . Pa β3 . Ps β4. I β5 . N β6 . Sβ7. eµi, maka dapat diketahui

(43)

elastisitas harga, elastisitas pendapatan, serta elastisitas silangnya adalah sebagai berikut :

Elastisitas harga (εp) = β1 Elastisitas Pendapatan (εI) = β5

Elastisitas silang (εs) = β2,β3,dan β4

1) Elastisitas Harga

Besarnya elastisitas harga bervariasi antara nol sampai tak hingga, dengan kriteria nilai elastisitas sebagai berikut :

e = 0, artinya jika jumlah yang diminta tidak tanggap sama sekali terhadap persentase perubahan harga

e < 1, artinya jika persentase perubahan kuantitas lebih kecil dari perubahan harga, permintaannya bersifat inelastis

e = 1, artinya jika persentase perubahan kuantitas dan harga sama dengan satu e >1, artinya jika persentase perubahan kuantitas melampaui persentase

perubahan harga, permintaannya bersifat elastis

2) Elastisitas Pendapatan

Nilai elastisitas pendapatan menentukan apakah suatu barang yang dikonsumsi merupakan barang normal atau barang inferior. Jika tanda nilai elastisitas positif maka barang tersebut merupakan barang normal, sedangkan jika tanda nilai elastisitas negatif maka barang tersebut merupakan barang inferior.

3) Elastisitas Silang

Nilai elastisitas silang menentukan apakah suatu barang yang dikonsumsi merupakan barang substitusi atau barang komplementer. Jika tanda dari nilai elastisitas silang positif maka barang tersebut merupakan barang substitusi,

sedangkan jika tanda dari nilai elastisitas silang negatif e<1 (inelastis) maka barang tersebut merupakan barang komplementer.

(44)

4.5 Konsep dan Batasan Operasional Penelitian

1) Profil konsumen ikan laut segar meliputi jenis kelamin, usia, jumlah anggota keluarga, pendidikan, pekerjaan dan pendapatan.

2) Penelitian tidak memisahkan faktor ekonomi dan nonekonomi dalam pengaruhnya terhadap permintaan ikan laut segar.

3) Pemilihan faktor ekonomi yang meliputi harga ikan laut segar , harga ikan air tawar, harga ayam, harga daging sapi, pendapatan dan jumlah anggota keluarga, sedangkan faktor non ekonomi adalah karakteristik ikan laut segar.

4) Karakteristik ikan laut sgar yang dipilih yaitu rasa dan gizi sebagai unsur fundamental yang melekat pada ikan laut segar, dengan pertimbangan kedua karakteristik ini terdapat dalam semua jenis ikan laut segar yang dipilih konsumen.

5) Permintaan (demand) ikan laut segar oleh konsumen rumah tangga di Kecamatan Sukmajaya adalah jumlah ikan laut segar yang dibeli konsumen (keluarga) untuk dikonsumsi rumah tangga sehari-hari dengan satuan kilogram per keluarga per bulan (kg per keluarga per bulan).

6) Konsumen ikan laut segar adalah para pembeli produk ikan laut segar yang bermukim di Kecamatan Sukmajaya, kriterianya adalah mempunyai wewenang dalam menentukan pengeluaran untuk berbelanja, telah beberapa kali

mengkonsumsi ikan laut segar dan produk substitusinya, dapat berkomunikasi dan bersedia diwawancarai. Konsumen disini dapat berati seorang ibu rumah tangga, seorang ayah dengan keputusan sendiri, atau dapat pula seorang atau kelompok orang yang hidup sendiri (kost) seperti karyawan.

7) Harga produk ikan laut segar adalah harga rata-rata ikan laut segar yang dikonsumsi dan berlaku di daerah tersebut pada saat penelitian dengan satuan rupiah per kilogram (Rp per kg).

8) Harga produk ikan air tawar adalah harga rata-rata ikan air tawar yang

dikonsumsi dan berlaku di daerah tersebut pada saat penelitian dengan satuan rupiah per kilogram (Rp per kg).

(45)

9) Harga ayam adalah harga rata-rata ayam yang dikonsumsi dan berlaku di daerah tersebut pada saat penelitian dengan satuan rupiah per ekor (Rp per ekor).

10)Harga produk daging sapi adalah harga rata-rata daging sapi yang dikonsumsi dan berlaku di daerah tersebut pada saat penelitian dengan satuan rupiah per kilogram (Rp per kg).

11)Pendapatan total adalah penghasilan yang diperoleh rumah tangga yang dinyatakan dalam rupiah per bulan (Rp per bulan).

12)Jumlah anggota keluarga adalah banyaknya anggota dalam sebuah

keluarga/rumah tangga yang tinggal dalam satu atap terdiri atas ayah, ibu, dan anak. Dinyatakan dalam satuan jiwa atau orang.

13)Karakteristik/atribut dalam penelitian ini meliputi rasa dan gizi yang dimiliki oleh ikan laut segar yang disajikan sebagai kriteria konsumen dalam

meminta/mengkonsumsi produk tersebut.

14)Preferensi terhadap karakteristik ikan laut segar adalah ukuran kesukaan

berdasarkan unsur fundamental yang melekat pada ikan laut segar baik mengenai rasa (gurih/tidak) mau pun mengetahui/tidak kandungtan gizi ikan sebagai alasan kesehatan.

15)Gizi adalah senyawa esensial yang dibutuhkan tubuh untuk kesehatan,

pertumbuhan dan perkembangan. Rasa adalah reaksi indera perasa terhadap rasa ikan laut segar.

16)Ikan laut segar adalah ikan laut yang baru ditangkap atau telah diawetkan, tetapi masih memiliki sifat semula seperti baru ditangkap.

(46)

V. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

5.1 Keadaan Alam

Kecamatan Sukmajaya adalah salah satu kecamatan yang ada di Kota Depok, Provinsi Jawa Barat yang terdiri atas 11 kelurahan, 170 RW, dan 1.134 RT. Jarak pusat pemerintahan wilayah Kecamatan Sukmajaya dengan kelurahan terjauh adalah 5 km dan 3 km dari Kantor Walikota, sedangkan jarak pusat pemerintahan wilayah Kecamatan Sukmajaya dengan Ibu Kota Provinsi Jawa Barat adalah 145 km.

Bentuk wilayah Kecamatan Sukmajaya adalah 95% datar sampai berombak dan 4% berombak sampai berbukit. Kecamatan Sukmajaya berada pada ketinggian 75m dari permukaan laut dengan suhu udara rata-rata 320C. Luas wilayah Kecamatan Sukmajaya adalah 3.12,75 ha dengan pemanfaatan wilayah seperti pada Tabel 3. Penggunaan lahan terbesar adalah untuk pemukiman/bangunan yaitu seluas 2.844,5 ha (91,38%), kemudian diikuti dengan penggunaan lahan untuk keperluan fasilitas umum seluas 83 ha (2,67%). Fasilitas umum ini terdiri atas penggunaan lahan untuk Lapangan Olah Raga seluas 11 ha, untuk taman rekreasi seluas 7 ha, jalur hijau seluas 30 ha, dan kuburan seluas 35 ha. Setelah fasilitas umum, penggunaan lahan

selanjutnya adalah untuk tegal/kebun seluas 140 ha (4,5%), untuk sawah dan lading seluas 24,98 (0,8%) ha, dan sisanya adalah lahan gambut seluas 20,27 (0,65%) ha.

Tabel 3. Luas Wilayah Kecamatan Sukmajaya menurut Penggunaan Lahan, Tahun 2006

No. Penggunaan Lahan

Luas Lahan (ha) Persentase (%) 1 Pemukiman/bangunan 2.844,5 91,38 2 Fasilitas Umum 83 2,67

(Lapangan Olah Raga,Taman

Rekreasi,

Jalur Hijau, kuburan)

3 Tegal/Kebun 140 4.5

4 Sawah dan Ladang 24,98 0,8

5 Tanah Gambut 20,27 0,65

Jumlah 3.112,75 100,00

Gambar

Tabel 1.  Perbandingan Nilai-nilai Gizi yang Terkandung dalam Beberapa Sumber                 Protein Hewani, Tahun 1999
Tabel 2. Rata-rata Harian Konsumsi Protein per Kapita berdasarkan Komoditasnya  Tahun 2001, 2002, 2003, 2004
Gambar 1. Kurva permintaan
Gambar 2. Pergeseran kurva permintaan
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Maksud: Mereka berkata pula, “Berdoalah kepada Tuhanmu untuk kami, supaya diterangkan- Nya kepada kami bagaimana (sifat) lembu itu?” Nabi Musa AS menjawab, “Bahawasanya

Salah satu implementasi aturan tersebut adalah keluasan untuk melakukan investasi Teknologi Informasi (TI) oleh masing-masing pemegang kuasa anggaran pada Satuan

• Pada malam pertama, ketika mereka hanya berdua saja di kamar tidur, Dewi Aprodhite yang tidak dapat menahan rasa ingin tahunya apakah naluri perempuan itu sebagai kucing

Berdasarkan data yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan strategi Everyone Is a Teacher Here dengan media kartu gambar dapat meningkatkan sikap

Hasil perhitungan stabilitas tembok penahan dengan dimensi tipe Gravitasi : Lebar atas (a) 0,300 m, lebar dasar fondasi (B) 2,363 m, tinggi tembok (H) 4,500 m, tebal dasar fondasi

Media yang ditambahkan eceng gondok lebih dari 20% akan mempunyai kadar air lebih tinggi karena tanaman eceng gondok merupakan tanaman air yang mempunyai

Namun berbeda dengan yang disampaikan oleh Pak Yudi (wawancara pada tanggal 26 April 2018) bahwa “Yang disampaikan oleh pegawai yang bersangkutan waktu

Keakuratan primer cytochrome b pada sekuen tikus (dengan primer reverse 5’- GAA TGG GAT TTT GTC TGC GTT GGA GTT T- 3’) dapat dilihat dari pencampuran daging sapi dan