• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI DIAN ARTHA KUSUMA WARDITYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI DIAN ARTHA KUSUMA WARDITYA"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

DIAN ARTHA KUSUMA WARDITYA

PENGARUH FREKUENSI PENGAMBILAN TERHADAP

STERILITAS SEDIAAN TETES MATA FENILEFRIN

HIDROKLORIDA DENGAN PENGAWET BENZALKONIUM

KLORIDA 0,01% b/v

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2015

(2)
(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada seluruh hambanya. Akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan dengan sebaik – baiknya, shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada nabi besar Muhammad SAW, semoga kesejahteraan terlimpah kepada para keluarga, para sahabat dan orang – orang yang beriman.

Alhamdulillahirabbil’aalamiin dengan selesainya skripsi yang berjudul

PENGARUH FREKUENSI PENGAMBILAN TERHADAP STERILITAS SEDIAAN TETES MATA FENILEFRIN HIDROKLORIDA DENGAN PENGAWET BENZALKONIUM KLORIDA 0,01% b/v ini ijinkan saya

mengucapkan terimakasih sebesar – besarnya kepada :

1. Bapak Drs. Sugiyartono, MS., Apt selaku dosen pembimbing I dan kepada Ibu Arina Swastika M, S.Farm., Apt selaku dosen pembimbing II atas waktu serta bimbingan dan tak henti – hentinya atas arahan yang telah diberikan sehingga skripsi ini menjadi sempurna.

2. Bapak Drs. H. Ahcmad Inoni., Apt selaku penguji I dan Ibu Uswatun Chasanah, Dra., Apt selaku penguji II yang telah memberikan saran dan masukan untuk kesempurnaan skripsi ini.

3. Bapak Yoyok Bekti Prasetyo, S.Kep., M.Kep., Sp.Kom selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

4. Ibu Nailis Syifa, S.Farm., Apt selaku Kepala Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

5. Ibu Siti Rofida.,S.Farm.,Apt selaku dosen wali saya.

6. Para dosen Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan pengetahuan yang semoga bermanfaat bagi saya dan orang lain.

7. Para laboran yang telah membantu di Lab. Steril mas Dani, mbak Evi, mas. Ferdi, mbak Bunga, mbak Susi, Bu Yuli serta para staf TU farmasi, Pak Joko serta para laboran mikrobiologi dan seluruh staf Prodi Farmasi terimakasih atas bantuan dan dukunganya.

8. Kedua orang tua saya yang saya cintai yang tidak henti – hentinya memberi semangat, nasehat, serta kesabaranya yang luar biasa kepada saya dan adik-adik saya tercinta Dio dan Ayu.

9. Semua keluarga besar di Blitar dan Makassar.

(5)

v

11. Sahabat - sahabatku tercinta Shela, Annisa, Jack, Popok, dan Rino. Terimakasih atas dukungan dan support dari kalian.

12. Teman – teman kost Isna, Mbak Tami, Adheik, Fafa, dan Ochima, terimakasih atas dukungannya selama ini.

13. Teman – teman Keluarga besar Angkatan 2010 Farmasi Univesitas Muhammadiyah Malang terutama Farmasi C, terimakasih atas persahabatan yang telah terjalin selama ini, semoga akan terus selalu terjaga persahabatan kita ini.

14. Serta semua pihak yang telah membantu hingga terselesainya skripsi ini dengan sempurna.

Akhirnya semoga semua mendapatkan limpahan rahmat Allah SWT atas segala bantuan yang telah diberikan hingga skripsi ini menjadi terselesaikan, semoga kelak bermanfaat bagi ilmu pengetahuan, terutama di bidang ilmu kefarmasian.

Malang, 17 Januari 2015

Dian Artha Kusuma Warditya 201010410311132

(6)

RINGKASAN

PENGARUH FREKUENSI PENGAMBILAN TERHADAP STERILITAS SEDIAAN TETES MATA FENILEFRIN HIDROKLORIDA DENGAN

PENGAWET BENZALKONIUM KLORIDA 0,01 % b/v

Salah satu sediaan steril yang penting adalah sediaan tetes mata, karena pemakaianya lebih dari satu kali dan langsung berhubungan masuk kedalam jaringan tubuh dan kemungkinan terjadinya kontaminasi bisa terjadi saat meneteskan tetes mata tersebut ke dalam mata, karena pemakaianya berulang sediaan tetes mata biasanya mengandung pengawet.

Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat sterilitas sediaan terhadap frekuensi pengambilan yang dilakukan terhadap sediaan Fenilefrin hidroklorida dengan menggunakan pengawet Benzalkonium klorida 0,01 % b/v. Metode yang digunakan adalah inokulasi langsung sesuai dengan Farmakope Indonesia edisi ke- IV, pengambilan untuk uji sterilitas sampel dilakukan di Laminar

Air Flow Cabinet selama 7 hari berturut – turut, sampel yang digunakan sebanyak 7

vial dimana terdapat 3 replikasi sehingga jumlahnya 21 botol, setiap botol mendapatkan perlakuan yang sama yaitu dilakukan pengambilan untuk mewakili frekuensi pengambilan sebanyak 0,5 ml, dan disimpan pada ruangan terbuka, kemudian masing – masing sediaan diambil sebanyak 2 ml di LAFC untuk kemudian di inokulasikan ke masing – masing media uji Thioglikolat dan diinkubasikan pada suhu 30 – 32°C selama 14 hari dan diamati hasilnya sedangkan untuk media

Casamino diinkubasikan pada suhu 20 – 25°C selama 14 hari untuk diamati hasilnya.

Sebelum melakukan uji sterilitas sampel dilakukan pemeriksaan pendahuluan untuk memastikan kondisi fisik serta isi sediaan, selain itu dilakukan kontrol lingkungan LAFC sebelum uji sterilitas dan saat uji sterilitas sediaan untuk mengetahui kondisi dan menjamin lingkungan bebas kontaminan, kemudian dilakukan juga uji pengenceran sediaan untuk menghilangkan efek bakteriostatik sediaan dari data diperoleh hasil 1:5 untuk Media Thioglikolat dan 1:5 untuk media

Casamino sesuai dengan kontrol pembanding yang digunakan, kontrol pembanding

yang digunakan ada 2 yaitu kontrol media positif berupa cairan keruh dan ada endapan sedangkan kontrol media negatif cairan jernih, pada kontrol negatif masing – masing media langsung di inkubasi selama 14 hari sedangkan untuk kontrol positif sediaan di tambahkan Bacillus subtilis untuk thioglikolat dan Candida albicans untuk

casamino dan diikubasikan selama 14 hari.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, didapatkan bahwa uji sterilitas sediaan dengan pengambilan selama 1 minggu berturut dan penyimpanan sediaan selama 30 hari terhadap sediaan tetes mata fenilefrin hidroklorida dengan pengawet benzalkonium klorida 0,01% b/v dalam keadaan tidak steril karena adanya kontaminasi pada sediaan dan lingkungan.

(7)

vii ABSTRACT

THE EFFECT OF FREQUENCY RETRIEVAL AGAINTS STERILITY OPHTHALMIC PHENYLEPHRINE HYDROCHLORIDE PREPARATION

WITH PRESERVATIVE BENZALKONIUM CHLORIDE 0,01 % w/v

Ophthalmic are sterile dosage form of a solution or suspension, is used for the eyes, the way the drug dropped into the mucous membranes of the eye around the eyelid and eyeball.

This research using Phenylephrine hydrochloride ophthalmic preparations to influence the frequency of aseptically in Laminar Air Flow Cabinet made by direct inoculation method 2 ml and then incubated for 7-14 days and see the results. This study used a test sample of 21 bottles with a volume of 15 ml, each bottle to get the same treatment that is taken 0.5 ml of the sample as an example in the community treatment for 7 days in a row and replicated 3 times. After doing the treatment and then do the sterility test preparation. Test first is environmental control LAFC as environmental control and then test the sterility and fertility media, after the test is done in-activation of preservatives in the ratio 1: 5 for Thioglikolat and 1: 5 for Caseymino and final sterility test sample preparation is to be compared with control comparison.

From the result of this research that obtained using with the taking of specimens of sterility test for 1 week and storage for 30 days preparations a phenylephrine hydrochloride with the preservative benzalkonium chloride 0,01% w/v affect the supply’s sterility.

Keywords: Sterilization, eye drops, Phenylephrine hydrochloride, Preservatives, Retrieval frequency, Storage.

(8)

ABSTRAK

PENGARUH FREKUENSI PENGAMBILAN TERHADAP STERILITAS SEDIAAN TETES MATA FENILEFRIN HIDROKLORIDA DENGAN

PENGAWET BENZALKONIUM KLORIDA 0,01% b/v

Tetes mata adalah sediaan steril berupa larutan atau suspensi, digunakan untuk mata, dengan cara menenteskan obat pada selaput lendir mata disekitar kelopak mata dan bola mata.

Pada penelitian ini menggunakan sediaan tetes mata Fenilefrin Hidroklorida dengan pengaruh frekuensi pengambilan secara aseptik dalam Laminar Air Flow

Cabinet yang dilakukan dengan metode inokulasi langsung sebanyak 2 ml untuk

kemudian diinkubasi 7-14 hari dan dilihat hasilnya. Pada penelitian ini menggunakan sampel uji sebanyak 21 botol dengan volume 15 ml, setiap botol mendapatkan perlakuan yang sama yaitu diambil sejumlah sampel sebagai contoh perlakuan di masyarakat selama 7 hari berturut-turut dan direplikasi sebanyak 3 kali. Uji yang dilakukan pertama kali adalah kontrol lingkungan LAFC sebagai kontrol lingkungan dan kemudian dilakukan uji sterilitas dan fertilitas media, setelah itu dilakukan uji inaktivasi pengawet dengan perbandingan 1:5 untuk Thioglikolat dan 1:5 untuk

Kasamino dan terakhir adalah uji sterilitas sampel sediaan untuk dibandingkan

dengan kontrol pembanding.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan sediaan Fenilefrin Hidroklorida dengan menggunakan pengawet Benzalkonium Klorida 0,01 % b/v dengan pengaruh frekuensi pengambilan selama satu minggu dan, penyimpanan selama 30 hari mempengaruhi sterilitas sediaan.

Kata kunci : Sterilisasi, Sediaan tetes mata, Fenilefrin Hidroklorida, Pengawet, Frekuensi pengambilan, Penyimpanan.

(9)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .. …….. ... i

LEMBAR PENGESAHAN.. ... ii

LEMBAR PENGUJIAN…... ... iii

KATA PENGANTAR ……. ... iv

RINGKASAN ... ... vi

ABSTRACT ……….. ... vii

DAFTAR ISI……….. ... ix

DAFTAR TABEL……… ... xii

DAFTAR GAMBAR ………. ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN………. ... xiv

BAB I PENDAHULUAN… ... 1

1.1 Latar belakang….. ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Tinjauan Tentang Sediaan Tetes Mata ... 5

2.1.1 Definisi Sediaan Tetes Mata ... 5

2.1.2 Wadah Sediaan Tetes Mata ... 5

2.1.3 Persyaratan Tentang Sediaan Tetes Mata ... 6

2.2 Tinjauan Bahan Pengawet ... 8

2.2.1 Benzalkonium klorida ... 9

2.2.2 Deskripsi Benzalkonium Klorida ... 9

2.2.3 Stabilitas dan Kondisi Penyimpanan ... 9

2.3 Tinjauan Sediaan Fenilefrin Hidroklorida. ... 10

2.3.1 Indikasi dan Kegunaan ... 10

2.3.2 Deskripsi Sediaan Fenilefrin Hidroklorida ... 10

(10)

2.3.4 Kontra indikasi ... 10

2.2.5 Efek Samping dan Peringatan ... 11

2.4 Tinjauan Tentang Mikrobiologi ... 11

2.4.1 Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme ... 11

2.4.2 Sumber – sumber kontaminasi mikroorganisme ... 13

2.5 Tinjauan Tentang Sterilisasi ... 15

2.5.1 Sterilisasi Panas Kering ... 15

2.5.2 Sterilisasi Uap (lembab panas) ... 16

2.5.3 Sterilisasi dengan Penyaringan ... 16

2.5.4 Sterilisasi Gas ... 17

2.5.5 Sterilisasi dengan Radiasi Ion ... 17

2.5.6 Kinetika Pembinasaan Mikroorganisme ... 18

2.6 Teknik Aseptik ... 18

2.6.1 Ruang Kerja ... 18

2.6.2 Personil ... 19

2.6.3 Laminar Air Flow Cabinet (LAFC) ... 20

2.7 Tinjauan Pengujian Sterilitas ... 21

2.7.1 Prosedur Umum ... 21

2.7.2 Metode Uji Sterilitas ... 22

2.7.3 Media Untuk Uji Sterilisasi………... ... 23

2.7.4 Kontrol Uji Sterilitas ... 26

2.7.5 Penafsiran Hasil Uji Sterilitas ... 27

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ... 28

3.1 Uraian Kerangka Konseptual ... 28

3.2 Kerangka Konseptual Uji Frekuensi Pengambilan Sediaan Tetes Mata ... 30

(11)

xi

4.2 Alat dan bahan ….. ... 31

4.2.1 Alat ... 31

4.2.2 Bahan... 31

4.3 Prosedur Penelitian... 33

4.3.1 Sterilisasi Alat ... 33

4.3.2 Preparasi Sediaan dan Sterilisasi Sediaan ... 33

4.3.3 Penyiapan “Laminar Air Flow Cabinet” Dan Memasukkan Semua Bahan Dan Alat ... 34

4.3.4 Kontrol Lingkungan Laminar Air Flow Cabinet (LAFC) ... 34

4.3.5 Penyiapan Media ... 35

4.3.6 Pemeriksaan Pendahuluan ... 36

4.3.7 Uji Inaktivasi Pengawet ... 36

4.3.8 Perlakuan ... 37

4.3.9 Uji Sterilitas Sediaan Tetes Mata ... 38

Fenilefrin Hidroklorida ... BAB V HASIL PENELITIAN ... 41

5.1 Hasil Uji Efektivitas Laminar Air Flow Cabinet (LAFC) Sebelum dan Saat Uji Inaktivasi ... 42

5.2 Hasil Uji Efektivitas Laminar Air Flow Cabinet (LAFC) Sebelum dan Saat Uji Sterilitas ... 43

5.3 Hasil Uji Fertilitas Media ( Kontrol Positif) ... 43

5.4 Hasil Uji Sterilitas Media ( Kontrol Negatif ) ... 44

5.5 Hasil Pemeriksaan Pendahuluan (Pemeriksaan Sediaan) ... 45

5.6 Uji Inaktivasi Pengawet Benzalkonium Klorida 0,01% b/v ... 45

5.7 Hasil Pemeriksaan Uji Sterilitas Sampel Setelah Perlakuan ... 48

5.8 Hasil Uji Kontrol Lingkungan Perlakuan ... 48

BAB VI PEMBAHASAN…… ... 52

(12)

DAFTAR PUSTAKA………. ... 59 LAMPIRAN ……….. ... 61

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

II.1 Klasifikasi Ruangan Bersih ... 19

II.2 Pelepasan Kuman dan Kandungan Kuman dari Manusia ... 20

II.3 Jumlah Volume dan Media untuk Bahan Cair ... 22

IV.1 Volume Pengambilan Sampel Perlakuan ... 38

(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Struktur Kimia Benzalkonium Klorida ... 9

2.2 Struktur Molekul Fenilefrin Hidroklorida……... 10

3.1 Kerangka Konseptual…………....……... 30

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Daftar Riwayat Hidup….. ... 61

2. Surat Pernyataan…………... 62

3. Sertifikasi Sediaan ……… ... 63

4. Sertifikasi Pengawet…….. ... 64

5 Sertifikasi Bakteri ……… ... 65

6. Sertifikasi Jamur………... 66

7. Perhitungan Bahan Sediaan Tetes Mata Fenilefrin Hidroklorida dengan Pengawet Benzalkonium Klorida 0,01% b/v………. ... 67

8. Foto Hasil Uji Kontrol Lingkungan Sediaan Sebelum Uji Sterilitas ... 68

9. Foto Hasil Uji Fertilitas Media dan Sterilitas Media ... 72

10. Foto Hasil Uji Sterilitas Sampel Media Thioglikolat ... 73

11. Foto Hasil Uji Sterilitas Sampel Media Kasamino ... 75

12. Foto Alat – Alat yang Digunakan Untuk Penelitian ... 77

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, G., 2009. Sediaan Farmasi Steril. Seri farmasi Industri 4, Bandung : Institut Teknologi Bandung.

Ansel, H.C., 2005. Pengantar Sediaan Farmasi. Edisi keempat, Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia.

Badan Pengawas Obat dan Makanan, 2006. Pedoman Cara Pembuatan Obat yang

Baik. Jakarta : Badan POM.

Denyer, P.S., Rosamund, M.B., 2007. Guide to Microbiological Control in

Pharmaceutical and Medical Devices. 2nd Edition. New york : CRC Press.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1979. Formularium Nasional. Edisi kedua, Jakarta.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta.

Ikatan Apoteker Indonesia, 2011. Informasi Spesialite Obat Indonesia. Volume 45, Jakarta.

Lachman, H.A., Leon L., 1993. Pharmaceutical Dosage Forms. 2nd Edition. New York : Marcell Dekker, INC.

Lukas, S. Formulasi Steril. Yogyakarta : Penerbit Andi Yogyakarta.

Pratiwi, Sylvia T., 2009. Mikrobiologi Farmasi. Jakarta: Penerbit Erlangga. Remington, J.P., 1995. The Science and Pharmacy. Easton, penssylvania : Mack

Publishing Company.

Raymond, C.R. et al., 2006. Handbook of Pharmaceutical Excipients. fifth edition, London, UK : Royal Pharmaceutical Society of Great Britain. Syamsuni, H.A., 2006. Ilmu Resep. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Sweetman, s.c. et al, 2009. Martindale’s Drugs Restricted in Sport Pocket

Companion. Pharmaceutical Press.

(17)

xvii

Tim Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, 2003. Bakteriologi

Medik. Malang : Bayumedia Publishing.

Voight, R., 1995. Buku Ajar Teknologi Farmasi. Edisi V. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui efektivitas metode sterilisasi bioburden , maka dilakukan penelitian tentang uji sterilitas dengan model sediaan infus asam amino L-Arginin menggunakan

Telah dilakukan uji sterilitas dan uji potensi Neomisin Sulfat terhadap sediaan salep mata yang disterilkan dengan oven pada suhu 140ºC selama 60 menit.. Uji sterilitas

Dari hasil penelitian ini diperoleh bahwa didalam wadah gelas ampul mengandung Mn, uji sterilitas injeksi Aminophyline pada suhu 115°C selama 30 menit dan sediaan suhu 121°C

Berdasarkan Tabel 3, hasil evaluasi penyimpanan sediaan sabun padat ekstrak kulit nanas selama 4 minggu didapatkan hasil pada minggu ke-1 formulasi 1 berwarna putih

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, benzalkonium klorida 0,02% b/v efektif dalam mempertahankan sterilitas sediaan injeksi difenhidramin hidroklorida dosis

Sampel berupa sediaan injeksi Difenhidramin Hidroklorida dosis ganda bervolume 15 ml dimana untuk uji sterilitas sampel diambil secara acak dengan replikasi

Pada hasil uji pengujian sterilitas pinset anatomis didapatkan hasil negatif, dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa pinset anatomis yang di kemas dengan pengemasan pouches

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Dina, 2018 yang didapatkan hasil uji Wilcoxon Signed Ranks Test untuk mengetahui perbandingannya didapatkan hasil bahwa pada