• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH FREKUENSI PENGAMBILAN TERHADAP STERILITAS SEDIAAN INJEKSI VITAMIN B KOMPLEKS DOSIS GANDA (Pada Pemakaian Berulang) SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH FREKUENSI PENGAMBILAN TERHADAP STERILITAS SEDIAAN INJEKSI VITAMIN B KOMPLEKS DOSIS GANDA (Pada Pemakaian Berulang) SKRIPSI"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

ii

Lembar Pengujian

PENGARUH FREKUENSI PENGAMBILAN

TERHADAP STERILITAS SEDIAAN INJEKSI

VITAMIN B KOMPLEKS DOSIS GANDA

(Pada Pemakaian Berulang)

SKRIPSI

Telah Diuji dan Dipertahankan di Depan Tim Penguji pada Tanggal 22 Juli 2011

Oleh :

NETI SULAMI NIM : 07040006

Disetujui Oleh:

Penguji I Penguji II

Drs. Achmad Inoni, Apt. M. Agus Syamsur Rijal, S. Si, M. Si, Apt

Penguji III Penguji IV

(2)

iii

Lembar Pengesahan

PENGARUH FREKUENSI PENGAMBILAN TERHADAP STERILITAS SEDIAAN INJEKSI VITAMIN B KOMPLEKS DOSIS GANDA

(Pada Pemakaian Berulang)

SKRIPSI

Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada

Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang

2011 Oleh : NETI SULAMI NIM : 07040006 Disetujui Oleh: Pembimbing I Pembimbing II

(3)

iv

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia atas seluruh hambanya. Akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan dengan sebaik-baiknya. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW, kesejahteraan semoga terlimpah kepada keluarga, sahabat serta orang-orang beriman.

Dengan terselesainya skripsi yang berjudul PENGARUH FREKUENSI

PENGAMBILAN TERHADAP STERILITAS SEDIAAN INJEKSI VITAMIN B KOMPLEKS DOSIS GANDA (Pada Pemakaian Berulang) ini,

perkenankanlah saya mengucapkan terimakasih yang sebesar ± besarnya kepada:

1. Drs. H. Achmad Inoni, Apt selaku pembimbing I dan M. Agus Syamsur Rijal, S. Si, M. Si, Apt selaku pembimbing II yang selalu meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan arahan-arahan terbaik untuk kesempurnaan skripsi ini.

2. Dra. Lilik Yusetyani., Apt., Sp.FRS dan Dian Ermawati., S.Farm., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan kepada saya demi kesempurnaan skripsi ini.

3. Tri lestari H., M.Kep., Sp.Mat selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan 4. Hidajah Rachmawati, S.Si.Apt,Sp.FRS selaku Ketua Program Studi

Farmasi Universitas Muhammadiyah.

5. Dra. Lilik Yusetyani., Apt., Sp.FRS selaku kepala Laboratorium Formulasi Sediaan steril yang telah mengijinkan kami menggunakan laboratorium untuk melakukan penelitian.

6. Para Dosen Program Studi Farmasi yang telah mengajarkan kepada saya pengetahuan yang berguna sehingga saya dapat menyelesaikan pendidikan sarjana.

7. Sovia Aprina Basuki., S.Farm., Apt selaku dosen wali saya.

8. Kedua Orang tuaku tercinta Muhammad Jafar, SE dan Hj. Maani, Spd dan Kedua adikku tersayang Fathurrahman dan Muhammad Ansari. Terima kasih banyak atas kasih sayang, dukungan moral dan materi, kebahagiaan,

(4)

v

kesabaran, nasehat, serta doa yang telah diberikan kepada putri dan saudarimu ini.

9. Laboran Laboratorium Formulasi Sediaan Steril mbak Sri. Mbak Susi, ibu Arina, Pak Lukman, Mbak Fat, para staf Program Studi Farmasi yang tidak pernah bosan memberikan bantuan kepada saya.

10. Sahabat terbaikku Desy Amediayu Wardhani terima kasih banyak untuk dukungan, bantuan, semangat, kerjasama, dan persahabatan ini. Tetap ingat aku ya Desy....!

11. Teman-WHPDQ VHSHUMXDQJDQ WHDP VNULSVL ´Steril´ Ayu, Andri, Rosa. Terima kasih banyak buat semangat, saran, masukan, bantuan dan kerjasamanya.

12. Teman ± teman belajarku Ayu, Via, Inayah 07040002, dan Hanifah terima kasih banyak telah membantu aku belajar, semangat, dan kerjasamanya. 13. Sahabat-sahabat Angkatan 2007 Farmasi UMM terima kasih atas

persahabatan kita selama 4 tahun ini, bantuan, dukungan, dan kerjasamnya. Semoga bisa selalu seperti ini walau terpisah oleh jarak dan waktu. Will always miss you...!!

14. Keluarga besarku. Bibi Tatuk, Om Solikin, H. M. Saleh Ali., SH., SE., MM dan Hj. Diah Harnanik, Kak Jua, Sry Ina Lestari, Rahmad Hidayat, dan Adiman Fariyadin, Tika, Ira, Arafah, Kak Nurul, Kak Nur, teman ± teman kos Teram 52 C Ocix dan mbak Dona, teman ± teman kos sigura ± gura I kav. 5 Maznah dan Nina terima kasih bantuannya.

15. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, terimaksih atas bantuan, dukungan, yang telah diberikan dalam penyelesaian skripsi ini.

Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat Nya atas segala budi baik yang telah diberikan. Akhirnya, semoga skripsi ini dapat berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu kefarmasian.

Malang, Juli 2011

Neti Sulami

(5)

vi

RINGKASAN

Pengaruh Frekuensi Pengambilan Terhadap Sterilitas Sediaan Injeksi Vitamin B Kompleks Dosis Ganda (Pada Pemakaian Berulang)

Injeksi dosis ganda adalah salah satu sediaan steril yang sterilitasnya sangat penting karena cairan tersebut langsung berhubungan dengan cairan dan jaringan tubuh yang merupakan tempat infeksi dapat terjadi dengan mudah. Sediaan injeksi biasanya diambil dan digunakan berulang kali sehingga kemungkinan terjadi kontaminasi lebih besar. Injeksi dosis ganda dipersyaratkan 28 hari setelah pengambilan pertama kecuali label produk menyatakan lain.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana sterilitas sediaan injeksi Vitamin B kompleks dosis ganda dapat dipertahankan terhadap frekuensi pengambilan pada pemakaian berulang. Metode yang digunakan adalah inokulasi langsung dengan mengacu pada prosedur uji sterilitas yang tercantum pada Farmakope Indonesia IV. Pengujian sampel dilakukan secara aseptis di Laminar

Air Flow Cabinet selama 28 hari dan dilakukan pengambilan sampel sebanyak 15

kali. Pengujian sampel dilalukan pada hari 1, 3, 5, 8, 11, 14, 16, 18, 20, 20, 22, 24, 25, 26, 27, 28. Setiap kali pengambilan sampel diambil sebanyak 2 ml, dilakukan replikasi sebanyak tiga kali dan sampel diinkubasi selama 14 hari pada suhu 300 - 350C. Sampel yang digunakan dalam keadaan terbuka, diperlakukan sama kemudian disampling dan disimpan pada suhu terkendali (suhu kamar).

Sampel yang di uji terlebih dahulu dilakukan permeriksaan pendahuluan untuk mengetahui kondisi fisik sediaan dengan menjamin sediaan yang digunakan sebagai sampel dalam keadaan baik. Sebelum dilakukan uji sterilitas sampel diencerkan dengan aqua demineralisata untuk menghilangkan pengaruh antibakteri dan antifungi yang ada dalam sediaan injeksi Vitamin B kompleks dosis ganda sehingga tidak mempengaruhi hasil. Pengenceran dilakukan dengan pengenceran 1:1, 1:2, 1:4, 1:5. Dari hasil pengenceran tersebut diperoleh pengenceran dengan perbandingan 1:4 yang mendekati kontrol pembanding. Untuk menghindari adanya hasil positif palsu dilakukan kontrol lingkungan Laminar Air Flow setiap minggu dan setiap pengujian sterilitas menggunakan

nutrien broth agar dan media inkubasi selama 14 hari pada suhu 300 - 350C. Kontrol pembanding digunakan media Thioglikolat dan media Kasamino. Untuk kontrol positif ditambahkan bakteri Bacillus subtillis pada media Thioglikolat kemudian diinkubasi selama 14 hari pada suhu 300 - 350C dan jamur Candida

albicans ditambahkan pada media Kasamino dan kemudian diinkubasi pada suhu

200 - 250C selama 7 hari. Sedangkan untuk kontrol negatif tidak ada penambahan mikroorganisme.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, uji sterilitas yang dilakukan dengan pengambilan berulang sebanyak lima belas kali dalam jangka waktu 28 hari terhadap sediaan injeksi vitamin B kompleks dosis ganda dengan nomor batch sama yang bervolume 20 ml tidak mempengaruhi sterilitas sediaan.

(6)

vii

ABSRTACT

THE EFFECT OF FREQUENCY OF USE ON STERILITY OF VITAMIN B COMPLEX MULTIPLE DOSE INJECTION

(IN REPEATED USE)

The sterility of injection supply is very important since the liquid is directly connected to the body tissue and fluid, places that prone to infections. Injection supply is usually taken and used repeatedly which increased the possibility of the occurring of contamination. Multiple-dose injection is required to be taken 28 days after the first draw unless stated otherwise.

This research is aimed to identify the maximum number of repetitive use of multiple-dose vitamin B complex injection supply. Samples were tested aseptically in Laminar Air Flow Cabinet for 28 days; samples were taken 15 times. Samples were tested in 1st, 3rd, 5th, 8th, 11th, 14th, 16th, 18th, 20th, 21st, 22nd, 24th, 25th, 26th, 27th, and 28th. Samples were inoculated directly into 15 ml of media and were incubated for 14 days in 300 - 350C temperature. Each drawing was taking 2 ml and replications were conducted three times. To define the physical condition of the supply, a preliminary test was undergone. To omit bacteriostatic and fungiostatic effects, the supply was dissolved with sterile demineralization aqua with ratio 1:1, 1:2, 1:4, and 1:5. These have resulted in dilution of ratio 1:4 which is the closest to the comparator control. Laminar Air )ORZ¶VHQYLURQPHQWZDs controlled in order to avoid any false positive result, and comparing control was made to compare the sterility test.

Test results suggest that drawing repeatedly from vitamin B complex multiple-dose injection supply until 15 times in 28 days period from the different YLDOVRIWKHVDPHEDWFKGRHVQRWDIIHFWWKHVXSSO\¶VVWHULOLW\

Key words: injection, sterilization, vitamin B complex multiple dose, retrieval frequency, repeated use

(7)

viii DAFTAR ISI Halaman LEMBAR PENGESAHAN ... i KATA PENGANTAR ... ii RINGKASAN ... iv ABSTRAK ... v DAFTAR ISI ... vi DAFTAR TABEL ... ix DAFTAR GAMBAR ... x DAFTAR LAMPIRAN ... xi BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 4 1.3 Tujuan Penelitian ... 4 1.4 Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Tinjauan Tentang Sediaan Injeksi ... 5

2.1.1 Definisi Sediaan Injeksi ... 5

2.1.2 Kelebihan dan Kelemahan Sediaan Injeksi ... 5

2.1.3 Wadah Sediaan Injeksi ... 7

2.1.4 Sediaan Injeksi Vitamin B Kompleks ... 9

2.2 Tinjauan Tentang Mikrobiologi ... 11

2.2.1 Jenis Mikroorganisme yang Umum Terdapat Sebagai Kontaminan Obat... 12

(8)

ix

2.2.2 Faktor ± Faktor yang Mempengaruhi

Pertumbuhan Mikroorganisme ... 13

2.2.3 Sumber ± Sumber Kontaminasi ... 16

2.2.4 Mikroorganisme Percobaan ... 17

2.3 Tinjauan Tentang Sterilisasi ... 19

2.3.1 Sterilisasi Panas Basah ... 19

2.3.2 Sterilisasi Panas Kering... 20

2.3.3 Sterilisasi Dengan Penyaringan... 20

2.3.4 Sterilisasi Gas ... 21

2.3.5 Sterilisasi Dengan Radiasi Pengionan ... 21

2.3.6 Teknik Aseptik ... 22

2.4 Tinjauan Tentang Uji Sterilitas ... 24

2.4.1 Media Uji untuk Sterilitas ... 25

2.4.2 Pengambilan Sampel Untuk Uji Sterilitas... 27

2.4.3 Prosedur Umum ... 27

2.4.4 Metode Uji Sterilisasi ... 29

2.4.5 Kontrol Dalam Uji Sterilitas ... 30

2.4.6 Penafsiran Hasil Uji Sterilitas ... 32

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ... 33

3.1 Uraian Kerangka Konseptual ... 33

3.2 Alur Kerangka Konseptual ... 35

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 36

4.1 Desain Penelitian ... 36

4.2 Alat dan Bahan Yang Digunakan ... 36

4.2.1 Bahan... 36

4.2.2 Alat ... 36

4.3 Skema Metodologi Penelitian ... 38

4.4 Prosedur Penelitian... 39

4.4.1 Sterilisasi Alat ... 39

(9)

x

4.4.3 Kontrol Lingkungan Laminar Air Flow ... 39

4.4.4 Uji Fertilitas Media ... 40

4.4.5 Uji Sterilitas Media ... 40

4.4.6 Pemeriksaan Pendahuluan ... 40

4.4.7 Uji Daya Antibakteri dan Antifungi ... 41

4.4.8 Penyiapan Media ... 41

4.4.9 Pengambilan Sampel untuk Uji Sterilitas ... 42

4.4.10 Inokulasi Sampel ... 42

4.4.11 Pengujian Sampel ... 43

BAB V HASIL PENELITIAN ... 44

5.1 Hasil Uji Efektivitas Laminar Air Flow Cabinet (LAFC) sebelum Pengujian Sterilitas ... 44

5.2 Hasil Uji Efektivita Laminar Air Flow Cabinet (LAFC) saat Pengujian Sterilias ... 45

5.3 Hasil Uji Fertilitas Media (Kontrol Positif) ... 45

5.4 Hasil Uji Sterilitas Media (Kontrol Negatif) ... 46

5.5 Hasil Pemeriksaan Pendahuluan ... 47

5.6 Hasil Uji Daya Antibakteri dan Antifungi ... 47

5.7 Hasil Uji Sterilitas Sampel ... 48

BAB VI PEMBAHASAN ... 50

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 55

(10)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

II.1 Klasifikasi ruangan bersih ... 23

II.2 Perlengkapan dan kandungan kuman dari manusia... 23

II.3 Batas mikroba yang disarankan untuk pemantauan area bersih selama kegiatan berlangsung ... 24

II.4 Volume pengambilan sampel ... 27

II.5 Jumlah Volume Bahan dan Media Untuk Bahan Cair ... 28

IV.1 Volume pengambilan sampel uji ... 42

V.1 Hasil Uji Efektivitas Laminar Air Flow sebelum Pengujian Sterilitas ... 45

V.2 Hasil Uji Efektivitas Laminar Air Flow saat Pengujian Sterilitas ... 45

V.3 Hasil Uji Fertilitas Media (Kontrol Positif) ... 46

V.4 Hasil Uji Sterilitas Media (Kontrol Negatif) ... 46

V.5 Hasil Pemeriksaan Pendahuluan ... 47

V.6 Hasil Uji Daya Antibakteri dan Anifungi ... 47

(11)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Contoh Sediaan Injeksi Vitamin B Kompleks Dosis Ganda...11 3.1 Alur Kerangka Konseptual...35 4.1 Skema Metodologi Penelitian...38

(12)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Sertifikat Bakteri ...57 2 Surat Pernyataa...59 3 Daftar Riwayat Hidup...60

4 Foto Hasil Kontrol Lingkungan Laminar Air Flow Cabinet

Sebelum Pengujian Sterilitas...61 5 Foto Hasil Kontrol Lingkungan Laminar Air Flow

Cabinet Saat Pengujian Sterilitas...62 6 Foto Hasil Uji Fertilitas dan Uji Sterilitas Media...66 7 Foto Hasil Uji Foto Hasil Uji Daya Antibakteri dan

Antifungi...69

8 Foto Hasil Uji Sterilitas Sampel...71 9 Foto Alat ± alat yang Digunakan dalam Penelitian...76

(13)

lxviii

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap sterilitas sediaan injeksi vitamin B kompleks dengan meneliti pengaruh suhu dimana sediaan yang diteliti disimpan pada suhu yang tidak terkontrol.

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, G., 2009. Sediaan Farmasi Steril. Seri Farmasi Industri 4, Bandung : ITB, hal 1- 16.

Ansel, H.C., 2005. Pengantar Sediaan Farmasi (Penerjemah Farida Ibrahim). Edisi keempat, Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia, hal 176 ± 177, 399 ± 400, 411 ± 417, 423, 433 ± 434.

Badan Pengawas Obat dan Makanan, 2006. Pedoman Cara Pembuatan Obat

(14)

lxix

&RRSHU DQG *XQQ¶V  Dispensing For Pharmaceutical Student. Twelfth Edition. Ptman Medical, pp : 300 ± 549.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta, hal 889 ± 890.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta, hal 9 ± 10, 855 ± 862, 891.

Denyer, P.S., Rosamund, M.B., 2007. Guide to Microbiological Control in

Pharmaceutical and Medical Devices. 2nd Edition. New York : CRC Press, pp : 92 ± 94.

Dolan, S.A. et al., 2010. AJIC Special Article APIC Position Paper : Safe

Injection, Infution, and Vial Practices in Health Care. Washington DC,

pp : 168 ± 170.

Hadioetomo, R.S., 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, hal 102 ± 140.

Jawetz, E., Melnick J.L, Adelberg E.A., 1992. Mikrobiologi untuk profesi

kesehatan (alih bahasa : Gerard Bonang). Edisi ke-16, Jakarta : EGC,

hal 263-264, 382 ± 385.

Johnson, A.G., 1994. Mikrobiologi dan Imunologi. Jakarta : Binarupa Aksara, hal 1.

Lachman, H.A., Leon, L., 1993. Pharmaceutical Dosage Forms. 2nd Edition. New York : MARCEL DEKKER, INC, pp : 24.

Remington, J.P., 1995. The Sience and Pharmacy. Easton, Pennsylvania : Mack Publishing Company, pp: 1482.

Salle, J.A., 1974. Fundamental Principles Of Bacteriology. 7th Edition. New Delhi : Tata Mcgraw ± Hill Publishing Company Ltd, pp : 224 ± 229.

Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia., 1993. Buku Ajar

(15)

lxx

Sugioyono, 2008. Metodelogi Penelitian Kuantitatif, Klualitatif, dan R&D. Bandung: ALFABeta. hal 72.

Tim Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, 2003.

Bakteriologi Medik. Malang : Bayumedia Publishing. hal 12 ± 13, 31 ± 34.

Turco, S., 1979. Sterile Dosage Forms. 2nd Edition. Philadelphia : LEA & FEBIGER, hal 302 ± 305.

Voight, R., 1995. Buku Ajar Teknologi Farmasi. Edisi V. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, hal 755, 761, 974 ± 977.

Referensi

Dokumen terkait

harus menentukan metode yang akan digunakan dalam melakukan

diri menggosok gigi untuk anak tunagrahita sedang kelas II SDLB,. yaitu beragamnya kemampuan dan kebutuhan yang dimiliki

رﺎﻴﺷﻮﻫ 1385 2 - ﻘﺑﺎﺳ ﺔ ﻖﻴﻘﺤﺗ ﻪﻛ ﺖﺳا هﺪﺷ ﻒﻳﺮﻌﺗ ﻲﻳاﺬﻏ ﺪﺒﺳ ﻦﻳﺪﻨﭼ ناﺮﻳا رد نﻮﻨﻛﺎﺗ ﻲﻣ ﻲﻳاﺬـﻏ ﺪﺒـﺳ ﻪـﺑ ناﻮﺗ رد هﺪﺷ ﻒﻳﺮﻌﺗ ﺔﻟﺎﻘﻣ " ﺗ ﻪﻳﺬﻐﺗ دﺮﻜﻠﻤﻋ ﻞﻴﻠﺤ راﻮﻧﺎﺧ يا ﺎﻫ ﻦﻴـﻴﻌﺗ و

[r]

[r]

[r]

Placebo Not used Assignment Parallel Other design features Secondary Ids empty Ethics committees 1 Ethics committee Name of ethics committee Ethics committee of Tabriz

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI... PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN

[r]

[r]

Hasil uji F-test menunjukkan bahwa ada pengaruh secara simultan sistem pelaporan, konflik peran, kejelasan sasaran anggaran terhadap efektivitas dan efisiensi sistem

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh hubungan antara penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 (kompetensi, kesadaran dan pelatihan, infrastruktur serta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI... PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN