• Tidak ada hasil yang ditemukan

makalah PKn

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "makalah PKn"

Copied!
99
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MAPEL

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MAPEL

PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PAIKEM GUNA

PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PAIKEM GUNA

KETERCAPAIAN KETUNTASAN

KETERCAPAIAN KETUNTASAN

KELAS VII D SMP N I KARANGDADAP

KELAS VII D SMP N I KARANGDADAP

SEMESTER GENAP TAHUN 2010/2011

SEMESTER GENAP TAHUN 2010/2011

Diajukan pada penilaian angka kredit unsur

Diajukan pada penilaian angka kredit unsur pengembangan profesi guru untuk kenaikanpengembangan profesi guru untuk kenaikan  pangkat dari golongan IVa ke IVb

 pangkat dari golongan IVa ke IVb

Oleh

Oleh

Yohanes P. Sarbani

Yohanes P. Sarbani

DINAS

DINAS PENDIDIKAN

PENDIDIKAN KABUPATEN

KABUPATEN PEKALONGAN

PEKALONGAN

SMP N I KARANGDADAP

SMP N I KARANGDADAP

Jln. Raya

Jln. Raya PanggumengPanggumenganmas Karangdadap Kabupaten anmas Karangdadap Kabupaten PekalonganPekalongan

2011

(2)
(3)

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertanda tangan dibawah ini : Yang bertanda tangan dibawah ini :  Nama

 Nama : Yohanes P Sarbani: Yohanes P Sarbani  NIP

 NIP : 195404291983 : 195404291983 03 100803 1008 Instansi

Instansi : : SMP SMP N N I I Karangdadap Karangdadap Kab. Kab. PekalonganPekalongan Pangkat /Gol : Pembina / IV/a

Pangkat /Gol : Pembina / IV/a Jabatan

Jabatan : : Guru Guru PembinaPembina

Telah melakukan penelitian dengan judul : Meningkatkan keaktifan dan hasil belajar Telah melakukan penelitian dengan judul : Meningkatkan keaktifan dan hasil belajar Mapel PKn melalui model pembelajaran PAIKEM guna ketercapaian ketuntasan Mapel PKn melalui model pembelajaran PAIKEM guna ketercapaian ketuntasan kelas VII D SMP N I Karangdadap Semester genap tahun 2010/2011

kelas VII D SMP N I Karangdadap Semester genap tahun 2010/2011

Pekalongan 10 April 2011 Pekalongan 10 April 2011 Peneliti Peneliti Yohanes P Sarbani, S.Pd. Yohanes P Sarbani, S.Pd. Menetahui Menetahui Kepala

Kepala Sekolah Sekolah Petugas Petugas PerpustakaanPerpustakaan

Mucikno,

Mucikno, S.Pd. S.Pd. Syahroni, Syahroni, S.Pd.S.Pd.  NIP.1969061

 NIP.19690610 199403 1 006 0 199403 1 006 NIP.1967101NIP.19671017 199802 10017 199802 1001

Disahkan oleh Disahkan oleh

Ketua

Ketua PGRI PGRI Kab. Kab. Pekalongan Pekalongan Ka. Ka. Dinas Dinas Pendidikan Pendidikan Kab. Kab. PekalonganPekalongan

Drs.

Drs. H.Tri H.Tri Panji Panji Irianto, Irianto, MM MM Drs. Drs. H.Tri H.Tri Panji Panji Irianto. Irianto. MMMM  NPA. 12100085

(4)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL HALAMAN JUDUL………..……….. ii a. LEMBAR PENGESAHAN a. LEMBAR PENGESAHAN ………... ii... ii  b. BERITA ACARA

 b. BERITA ACARA ...iii...iii DAFTAR ISI ……… DAFTAR ISI ……….... iv.... iv ... ...v...v KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR ……….……….... vi... vi DAFTAR GAMBAR

DAFTAR GAMBAR ………..vii..vii DAFTAR

DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN ...viii...viii ABSTRAK

ABSTRAK ...ix...ix BAB I

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN ...1...1

A.

A. Latar Belakang Masalah Latar Belakang Masalah ...1...1 B.

B. Identifikasi Masalah ...6Identifikasi Masalah ...6 C.

C. Pembatasan Masalah Pembatasan Masalah ...7...7 D.

D. Perumusan Perumusan Masalah Masalah ...8...8 E.

E. Tujuan Tujuan Penelitian Penelitian ... .... 88 F.

F. Manfaat Manfaat Penelitian Penelitian ... .... 99

BAB

BAB II II KAJIAN KAJIAN TEORI TEORI DAN DAN PENGAJUAN PENGAJUAN HIPOTESIS HIPOTESIS ... ... 1010

A.

A. Kajian Kajian Teori ...Teori ... ... 1010 B.

B. Penelitian Penelitian yang yang relevan relevan ... ... 2525 C.

C. Kerangka Kerangka berpikir berpikir ... ... 2525 D.

D. Hipotesis Hipotesis Tindakan Tindakan ... .... 2626

iv iv

(5)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 27

A. Setting Penelitian ... 27

B. Subyek Penelitian ... 28

C. Sumber Data ... 28

D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ... 28

E. Validasi Data ... 29

F. Analisis Data ... 29

G. Indikator Kinerja ... 30

H. Prosedur Tindakan ... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 35

A. Deskripsi Kondisi Awal ... 35

B. Deskripsi Hasil Siklus I ... 35

C. Deskripsi Hasil Siklus II ... 39

D. Pembahasan ... 43 E. Hasil Tindakan ... 44 BAB V PENUTUP ... 46 A. Simpulan ... 46 B. Implikasi / Rekomendasi ... 46 C. Saran ... 46 DAFTAR PUSTAKA ... 47 DAFTAR GAMBAR ... LAMPIRAN-LAMPIRAN ... v

(6)

KATA PENGANTAR  KATA PENGANTAR 

Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa yang Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa yang senantiasa memberikan petunjuk, bimbingan, keselamatan, kesehatan dan rahmat-Nya senantiasa memberikan petunjuk, bimbingan, keselamatan, kesehatan dan rahmat-Nya sehingga penelitian ini dapat diselesaikan.. Penelitian dengan judul : MENINGKATKAN sehingga penelitian ini dapat diselesaikan.. Penelitian dengan judul : MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA MAPEL PKn MELALUI MODEL KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA MAPEL PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PAIKEM GUNA KETERCAPAIAN KETUNTASAN KELAS VII D PEMBELAJARAN PAIKEM GUNA KETERCAPAIAN KETUNTASAN KELAS VII D SMP N

SMP N I KARANGDADAP SEMESTER GENAP TAHUN 2010 /2011.I KARANGDADAP SEMESTER GENAP TAHUN 2010 /2011.

Peneliti sangat mengharapkan saran dari pembaca, pembimbing dan siapapun yang Peneliti sangat mengharapkan saran dari pembaca, pembimbing dan siapapun yang  peduli

 peduli terhadap terhadap pendidikan. pendidikan. Selain Selain itu itu peneliti peneliti menyadari tersusunmenyadari tersusunya peneliya penelitian tian ini ini karenakarena adanya ijin, restu dan juga bantuan dari berbagai pihak. Untuk semua itu pada kesempatan adanya ijin, restu dan juga bantuan dari berbagai pihak. Untuk semua itu pada kesempatan yang baik ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada :

yang baik ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada : 1. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pekalongan

1. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pekalongan 2. Ketua PGRI Kabupaten Pekalongan

2. Ketua PGRI Kabupaten Pekalongan

3. Pembimbing PTK dari LPMP Jawa Tengah 3. Pembimbing PTK dari LPMP Jawa Tengah 4. Kepala SMP N I Karangdadap

4. Kepala SMP N I Karangdadap

5. Pengurus MGMP PKn Kabupaten Pekalongan 5. Pengurus MGMP PKn Kabupaten Pekalongan 6. Bapak / Ibu Guru PKn

6. Bapak / Ibu Guru PKn se Kabupaten Pekalonganse Kabupaten Pekalongan

7. Bapak / Ibu Guru dan Karyawan SMP N I Karangdadap 7. Bapak / Ibu Guru dan Karyawan SMP N I Karangdadap 8. Siswa-siswi kelas VII D SMP N

8. Siswa-siswi kelas VII D SMP N I KarangdadapI Karangdadap 9. Anak istri dan orang tua

9. Anak istri dan orang tua

Semoga Allah Yang Maha Kasih senantiasa melimpahkan rahmat dan karuniaNya kepada Semoga Allah Yang Maha Kasih senantiasa melimpahkan rahmat dan karuniaNya kepada mereka yang telah memberikan ijin, bimbingan, saran, restu dan bantuannya sehingga PTK mereka yang telah memberikan ijin, bimbingan, saran, restu dan bantuannya sehingga PTK ini dapat selesai. Akhirnya peneliti berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi ini dapat selesai. Akhirnya peneliti berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi guru PKn khususnya dan guru mapel lainnya

guru PKn khususnya dan guru mapel lainnya

Kajen, 10 April 2011 Kajen, 10 April 2011

Peneliti Peneliti

(7)

vi vi

(8)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

A.

A. Latar Latar Belakang Belakang MasalahMasalah

Sebagaimana lazimnya semua mata pelajaran, mata pelajaran Pendidikan Sebagaimana lazimnya semua mata pelajaran, mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan memiliki visi, misi, tujuan dan ruang lingkup isi. Visi mata pelajaran Kewarganegaraan memiliki visi, misi, tujuan dan ruang lingkup isi. Visi mata pelajaran  pendidikan

 pendidikan kewarganegaraan kewarganegaraan adalah adalah terwujudnya terwujudnya suatu suatu mata mata pelajaran pelajaran yang yang berfungsiberfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa ( national character building ) dan pemberdayaan sebagai sarana pembinaan watak bangsa ( national character building ) dan pemberdayaan warga Negara. Adapun misi mata pelajaran ini adalah membentuk warga Negara yang warga Negara. Adapun misi mata pelajaran ini adalah membentuk warga Negara yang  baik,

 baik, yakni yakni warga warga Negara Negara yang yang sanggup sanggup melaksanakan melaksanakan hak hak dan dan kewajibannya kewajibannya dalamdalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sesuai dengan

kehidupan berbangsa dan bernegara, sesuai dengan UUD 1945.UUD 1945.

Adapun tujuan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah Adapun tujuan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah mengembangkan kompetensi sebagai berikut :

mengembangkan kompetensi sebagai berikut :

1.

1. Berpikir secara kritis, rasional dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan.Berpikir secara kritis, rasional dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan. 2.

2. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara cerdas dalamBerpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta

kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta anti korupsi.anti korupsi. 3.

3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkanBerkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa- bangsa lainnya.

 bangsa lainnya. 4.

4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam persatuan dunia secara langsung atauBerinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam persatuan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan

tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.komunikasi.

Rumusan tujuan tersebut sejalan dengan aspek-aspek kompetensi yang hendak Rumusan tujuan tersebut sejalan dengan aspek-aspek kompetensi yang hendak dikembangkan dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Aspek-aspek dikembangkan dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Aspek-aspek kompetensi mencakup pengetahuan-pengetahuan kewarganegaraan (civic kompetensi mencakup pengetahuan-pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge),keterampilan kewarganegaraan ( civic skills ), dan watak atau karakter knowledge),keterampilan kewarganegaraan ( civic skills ), dan watak atau karakter

(9)

kewarganegaraan (civic dispositions). Hal tersebut analog dengan konsep S. Benjamin S. Bloom tentang pengembangan kemampuan siswa yang mencakup rencana kognitif,  psikomotor dan afektif. Cakupan aspek-aspek kompetensi dalam pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan dapat di gambarkan sebagaimana pada diagram berikut ini :

Aspek kompetensi pengetahuan kewarganegaraan ( civic knowledge ) menyangkut kemampuan akademik  –   keilmuan yang dikembangkan dari teori atau konsep politik, hukum dan moral. Dengan demikian, mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan merupakan bidang kajian multi disipliner.

Keterampilan kewarganegaraan ( civic skills ) meliputi keterampilan intelektual ( intelecutal skills ) dan ketrampilan berpartisipasi ( participatory skills ) dalam kehidupan  berbangsa dan bernegara. Watak / karakter kewarganegaraan ( civic dispositions ) sesungguhnya merupakan dimensi yang paling subtantif. Untuk mewujudkan tujuan Pendidikan Kewarganegaraan tidaklah mudah, masih banyak guru PKn yang dalam menyampaikan pelajaran mengutamakan aspek kognitif, pengetahuan-pengetahuan

Watak Kewarganegaraa Pengetahuan Kewarganegaraan Ketrampilan Kewarganegaraan Warga Negara yang baik (berpengetah uan, terampil, dan bertakwa

(10)

kewarganegaraan ( civic knowledge ), selai itu masih banyak juga guru yang dalam mengajar menggunakan metode konversional yaitu ceramah. Dengan metode ceramah dan  pengutamaan aspek kognitif pelajaran berjalan searah, guru yang aktif sedangkan siswa  pasif, materi-materi aspek kognitif yang disampaikan banyak yang bersifat verbal. Akibat

dari kondisi ini pelajaran menjadi membosankan, tidak minat untuk mengikuti pelajaran.

Ketidak adanya ketertarikan, kegairahan ataupun minat terhadap pelajaran  berakibat pada rendahnya penguasaan materi, hal ini dapat dilihat dari :

1. Dalam pelaksanaan pelajaran guru bertanya tentang materi yang sudah disampaikan hanya beberapa siswa yang dapat menjawab ( 15 dari 35 siswa atau 42,86% ).

2. Dalam ulangan harian yang mendapatkan nilai baik diatas KKM hanya 14 siswa atau 40%.

Kondisi awal mutu pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan siswa kelas VIID SMP Negeri 1 Karangdadap masih rendah, hal itu ditujukan dengan kurang adanya minat mempelajari PKn dan hasil ulangan yang rendah. Sebagai gambaran dan rincian  berhubungan dengan KKM dan KTSP dari 35 siswa yang mendapatkan nilai mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) hanya 14 siswa (40%), batas ketuntasan untuk mata  pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang ditetapkan dalm kurikulum sekolah (KTSP) %, dalam hal ini masih terdapat kesenjangan 45%, sedangkan presentase siswa yang  berminat terhadap mata pelajaran PKn hanya 38,46% dari jumlah siswa (35). Pembelajaran yang selama ini dilakukan adalah proses pembelajaran yang berlangsung satu arah, yaitu guru cenderung aktif dari awal sampai akhir pelajaran. Di kelas lebih dari 50% siswa hanya mendengarkan penjelasan guru, akibatnya siswa merasa jenuh dan bosan. Keadaan seperti inilah yang membuat siswa beranggapan bahwa pelajaran pendidikan kewarganegaraan sebagai pelajaran hafalan yang membosankan akibatnya siswa tidak

(11)

termotivasi, tidak ada minat untuk mempelajari pendidikan kewarganegaraan dengan baik, sehingga hasil yang didapat rendah.

Kondisi semacam ini ternyata diamati juga oleh teman sejawat yaitu guru mapel IPS Terpadu dan guru bahasa jawa, kemudian kami diskusi. Berdasarkan temuan dan fakta di kelas semester dan tahun yang sama kami menyimpulkan : rendahnya nilai yang di capai dalam ulangan harian karena kurangnya minat untuk mempelajari mata pelajaran, kurangnya minat akibat dari pembelajaran yang monoton/searah yaitu ceramah. Dari hasil diskusi pula kami memandang sangat perlu mencari solusi untuk memecahkan masalah, dengan merumuskan : menumbuhkan minat siswa terhadap mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan (untuk PKn) guru mencapai KKM melalui PAIKEM

Mengapa penulis mengambil cara mencapai KKM dengan menumbuhkan minat siswa melalui metode diskusi. Kata minat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, minat diartikan sebagai “kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu”. Dalam bahasa yang lebih simpel, minat kadang dipadamkan juga dengan “gairah” atau “keinginan yang menggebu-gebu” jadi apabila kegembiraan dikaitkan dengan siswa menjadi gembira lantaran di dalam dirinya memang ada keinginan mempelajari suatu mate ri pelajaran.

Tentang minat Dave meier dalam buku The Acceleroled Learning  Handbook yang di tulis dan di terjemahkan oleh Hernowo dalam buku menjadi guru yang mau dan mampu mengajar searah menyenangkan dirumuskan menyenangkan atau membuat suasana belajar dalam keadaan gembira bukan berarti menciptakan suasana ribut dan hura-hura. Ini tidak ada hubungannya dengan kesenangan yang sembrono dan kemeriahan yang dangkal “kegembiraan” disini  berarti bangkitnya minat, adanya keterlibatan penuh, serta terciptanya makna, pemahaman ( penguasaan atas materi yang dipelajari ) dan nilai yang membahagiakan pada diri siswa.

(12)

Dalam Buku Pendekatan Ketrampilan Proses Bagaimana Mengaktifkan Siswa dalam Belajar, oleh Conny Semiawan cs, penerbit PT. Gramedia Widia Sarana Indonesia, menjelaskan metode diskusi ialah suatu cara menyampaikan pelajaran melalui sarana  pertukaran pikiran untuk memecahkan persoalan yang di hadapi. Metode diskusi memiliki

keuntungan antara lain :

1. Mempertinggi peran serta secara perorangan.

2. Mempertinggi peran serta kelas secara keseluruhan. 3. Memupuk sikap saling menghargai pendapat orang lain.

4. Persoalan yang pas di diskusikan hendaknya memiliki syarat-syarat : 1. Menarik perhatian siswa

2. Sesuai dengan tingkat perkembangan siswa

3. Memiliki lebih dari satu kemungkinan pemecahan atau jawaban

4. Umumnya tidak mencari mana jawaban yang benar, melainkan mengutamakan  pertimbangan dan perbandingan

Dengan alasan dan penjelasan tentang minat dan PAIKEM tadi penulis mau mencoba mengentaskan masalah yang ada di kelas VIID SMP N 1 Karangdadap Kabupaten Pekalongan.

B. Identifikasi Masalah

Kondisi awal mutu pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan siswa kelas VII D SMP N I Karangdadap semester genap Th.Pelajaran 2010/2011 masih rendah. Motifasi belajar siswa kurang. Dari kondisi awal tersebut muncul pertanyaan :

(13)

Mengapa proses pembelajaran di kelas VII D SMP N I Karangdadap siswa-siswinya kurang berminat.

Mengapa hasil pembelajaran di kelas VII D SMP N I Karangdadap masih rendah?

Mengapa hasil pembelajaran PKn kelas VII D semester genap Th 2010/2011 SMP N I Karangdadap masih rendah?. Berdasarkan hasil kenyataan tersebut, maka perlu adanya usaha untuk meningkatkan hasil belajar guna ketercapaian ketuntasan.

Berdasarkan pengamatan hasil belajar rendah karena siswa kurang minat dalam mempelajari mapel PKn. Siswa kurang minat dalam mempelajari mapel PKn karena  penyajian mapel PKn masih konvensonal yaitu didominasi metode ceramah.

Untuk dapat meningkatkan hasil belajar maka perlu adanya upaya mengatasi persoalan diatas yaitu meningkatkan minat dengan cara menggunakan metode yang dapat menarik  perhatian siswa/minat siswa dengan pendekatan model pembelajaran PAIKEM

(Pembelajaran yang mengaktifkan siswa, siswa mencari dan menemukan, siswa berkreatif selama pelajaran, proses pembelajaran betul-betul efektif dan suasana yang menyenangkan) Dengan pendekatan model pembelajaran PAIKEM siswa tertarik terhadap mapel PKn dan hasil dapat meningkat.

C. PEMBATASAN MASALAH.

Dalam penelitian ini obyek penelitian adalah siswa kelas VII D SMP N I Karangdadap semester genap tahun pelajaran 2010/2011 dengan materi Mendeskripsikan makna  proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang pertama, dengan alat peraga Teks Proklamasi dan UUD 1945 melalui tayangan slide show. Siswa menyimak dan mencari dalam buku BSE maupun LKS dan melihat tayangan untuk menemukan tujuan pembelajaran, guru

(14)

menyampaikan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator dan juga Tujuan Pembelajaran. Penelitian dilaksanakan pada bulan September –  Nopember 2010.

D. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan hasil evaluasi dan pengamatan peneliti dan teman sejawat terungkap bahwa terdapat banyak siswa kelas VIID kurang berminat untuk mempelajari mapel PKn dan nilai ulangan harian tidak mencapai KKM. Guru sebagai tenaga profesional harus dapat membangkitkan minat siswa dan menerapkan metode PAIKEM yang tepat untuk menyampaikan materi pelajaran. Berangkat dari Realita dan harapan diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Apakah dengan menumbuhkan minat dapat meningkatkan hasil belajar?

2. Apakah melalui model pembelajaran PAIKEM dapat meningkatkan hasil belajar?

E. Tujuan Penelitian

Bertolak dari permasalahan tersebut diatas, maka penelitian tindakan kelas ini  bertujuan untuk :

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui peningkatan mutu proses pembelajaran pendidikan kewarganegaraan.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui dengan model pembelajaran PAIKEM hasil belajar siswa akan meningkat.

(15)

 b. Untuk mengetahui dengan model pembelajaran PAIKEM minat siswa terhadap mapel PKn dapat meningkat

c. Untuk mengetahui dengan model pembelajaran PAIKEM KKM dapat tercapai

F. Manfaat Penelitian

1. Teoritis

Secara teoritis penelitian ini bermanfaat untuk memperluas teori yang sudah ada, dengan menumbuhkan minat belajar siswa terhadap mapel PKn melalui metode PAIKEM dapat meningkatkan kriteria ketuntasan minimal.

2. Manfaat Praktik A. Bagi siswa

a. meningkatkan penguasaan materi pelajaran.

 b. meningkatkan hasil evaluasi untuk mencapai KKM. c. mempertinggi peran serta siswa secara perorangan. d. memupuk sikap saling menghargai pendapat orang lain. B. Bagi Guru

a. meningkatkan kinerja guru.

 b. meningkatkan pemahaman dan pengalaman dalam proses pembelajaran. c. meningkatkan ketrampilan guru dalam mengelola proses pembelajaran. C. Bagi Sekolah

Memberikan masukan kepada sekolah untuk selalu mendukung dan menyediakan sarana prasarana guru sebagai upaya peningkatan prestasi belajar siswa.

(16)

BAB II

KAJIAN TEORI DAN NIPOTESIS TINDAKAN

A. Kajian Teori

1. Pengertian minat

Minat adalah kesediaan jiwa yang sifatnya aktif untu menerima sesuatu dari luar dirinya ( Soegarda Poerbakawatja, 1982 : 214 ). Oleh karena itu setiap pelajaran atau obyek harus menarik minat siswa atau seseorang yang mengikuti suatu kegiatan. Minat merupakan kaidah pokok dalam pembelajaran.

Minat disebut juga sebagai faktor psikis yang membantu dan mendorong siswa untuk mencapai tujuannya. Minat mengandung pengertian  pemusatan perhatian, keinginan, perasaan tertarik dan rasa senang siswa terhadap sesuatu dari luar dirinya. Minat pada dasarnya adalah penerimaan sesuatu hubungan antara diri sendiri dapat berupa orang, benda, aktivitas maupun situasi. Makin kuat atau makin dekat hubungan itu semakin besar minatnya. Menurut Doles dan Fryer, minat atau interest adalah gejala psikis yang berkaitan dengan obyek dan aktivitas yang menstimulasi perasaan senang  pada individu. ( Wayan Nurkancana, 1986 : 52 )

Kalau seorang siswa mempunyai minat dalam mata pelajaran tertentu maka siswa akan memperhatikannya. Demikian pula dengan siswa yang tidak menaruh perhatian pada mata pelajaran yang sedang diajarkan, maka sukarlah siswa tersebut dapat belajar dengan baik. Hal ini tentu akan mempengaruhi hasil belajarnya. ( Kartini Kartono, 1985 :3 )

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa siswa yang berminat terhadap sesuatu diluar dirinya akan memiliki rasa senang terhadap obyek

(17)

tersebut sehingga segala aktivitas yang berhubungan dengan obyek tersebut akan dipilihnya, selalu memusatkan perhatian, keinginan dan rasa tertariknya. Berhubungan dengan perhatian ini, maka minat siswa terhadap mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dapat dilihat antara lain dari adanya perhatian,  perasaan tertarik terhadap mata pelajaran dan segala aktivitas yang  berhubungan dengan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat

Crow mengatakan jika siswa ingin melanjutkan kegiatannya maka siswa akan menggunakan seluruh waktunya secara sungguh-sungguh untuk menyelesaikan kegiatan tersebut. Disini jelas terlihat bahwa minat menunjang  peranan penting dalam kehidupan siswa. Minat terhadap suatu obyek atau aktifitas

ditimbulkan oleh beberapa faktor :

a. The Factor of Inner Urgers ( faktor pendorong dari dalam ) yaitu dorongan yang kuat untuk memenuhi kebutuhan jasmani atau rohani yang berasal dari dalam diri seseorang.

b. The Factor of social Motive ( faktor motif sosial ) Dengan adanya motif dari lingkungan sosial, minat terhadap suatu obyek dipengaruhi oleh kebutuhan dalam masyarakat dilingkungan hidup kelompoknya.

c. Emotional factor (faktor emosi)

Suatu aktifitas yang dilakukan dengan perasaan senang akan membuahkan hasil yang memuaskan dan sekaligus akan membesarkan minat terhadap aktifitas tersebut. Demikian pula minat siswa terhadap suatu mata pelajaran juga dipengaruhi oleh ketiga faktor tersebut.

(18)

Faktor dari dalam menimbulkan minat siswa adalah hasrat dan keinginan untuk mengetahui lebih dalam perihal apa yang dipelajarinya antara lain dengan ; aktif mengikuti pelajaran, aktif belajar, berusaha memusatkan perhatian saat mengikuti pelajaran. memiliki buku-buktu literatur,. Selain tersebut diatas cita-cita  juga dapat menjadi dorongan yang melahirkan minat terhadap pelajaran.

Faktor motif lingkungan sosial yang mempengarui minat antara lain : Tersedianya sarana dan prasarana yang memadai, adanya tujuan dan manfaat masing-masing program studi, respon dari orang-orang dilingkungan sekitar.

Sedangkan emosi yang mempengaruhi minat adalah perasaan terhadap program studi tersebut dan prestasi yang dicapainya.

Dari motif lingkungan tersebut dapat disimpulkan minat individu dipengaruhi oleh tiga faktor psikis, fisik dan lingkungan. Ketiga faktor tersebut tidak berdiri sendiri tetapi saling mempengaruhi. Minat tidak akan berkembang jika  psikis dan fisiknya belum siap. Faktor yang dimaksud adalah kondisi fisik dari individu-individu, sedangkan faktor psikis antara lain meliputi perasaan, emosi dan kemauan. Emosi merupakan unsur efektif dari minat, unsur kognitifnya adalah  pengalaman, sedangkan kemauan merupakan unsur psikomotrik(Kartini Kartono,

1980 : 78)

Lingkungan yang mempengaruhi minat dapat dibagi menjadi tiga yaitu lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Lingkungan keluarga adalah lingkungan hidup anak yang terdiri dari ibu, ayah dan saudara-saudaranya. Ada dua aspek pendidikan yaitu yang disengaja dan tidak. Keduanya sulit untuk dipisahkan karena saling mempengaruhi yang akhirnya nanti membentuk kepribadian anak. Walaupun sulit dipisahkan tapi dapat dibedakan, pendidikan yang duasana rumah  jaga mempengaruhi perkembangan psikis anak. Suasana tegang, keadaan dingin,

(19)

saling acuh tak acuh akan menyebabkan anggota keluarga tidak senang tinggal dirumah Suasana seperti ini sangat berpengaruh pada perkembanganminat dan  pendidikan anak.

Orang tua yang terlalu sibuk dan keras kepada anak dapat menurunkan minat dan prestasi belajar anak. Orang tua yang terlalu sibuk tentu akan berkurang  perhatiannya kepada anak, anak tidak memperoleh hal-hal yang sangat dibutuhkan

dalam perkembangannya yaitu kenyamanan, kasih sayang, kerukunan dan  persaudaraan.

Bila orang tua terlalu keras memaksakan kehendaknya kepada anak, anak akan tertekan dengan apa yang dikerjakan, karena bukan kesadaran sendiri melainkan karena dipaksakan. Apabila terjadi demikian maka perkembangan anak akan terganggu.

Besarnya minat di dilingkungan sekolah akan dipengaruhi beberapa hal yaitu : guru, laboratorium, kurikulum, metode mengajar serta fasilitas lain yang menunjang tercapainya tujuan proses belajar mengajar. Semua ini dimaksudkan untuk memberi pengalaman belajar pada siswa. Pengalaman tersebut dapat diperoleh dari guru. Guru harus dapat mampu menciptakan kegiatan belajar, sehingga menimbulkan respon yang sebanyak-banyaknya dari siswa. Timbulnya respon ini dapat menunjukkan perhatian siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru. Timbulnya respon positif mempengaruhi minat siswa sehingga menambah aktifnya siswa untuk mencapai hasil yang optimal.

Sedangkan yang dimaksud dengan lingkungan masyarakat adalah semua hubungan di luar rumah dda sekolah. Di lingkungan ini yang mempengaruhi  perkembangan minat seorang siswa adalah media massa seperti iklan di TV, radio,

(20)

surat kabar. Dengan sarana ini siswa akan memperoleh informasi yang bermanfaat  baginya.

Dalam proses belajar mengajar pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan minat siswa juga dipengaruhi oleh faktor fisik, psikis dan lingkungan. Lingkungan sekolah yang berupa alat-alat sekolah, buku dan laboratorium. Lingkungan keluarga adalah hal yang khusus yang sangat berpengaruh pada siswa, siswa yang satu  berbeda dengan siswa yang lain persoalannya. Lingkungan masyarakat berpengaruh  pada informasi yang diberikan pada siswa.

3. Macam-Macam Minat.

Menurut Carl Safram ada 3 (tiga) macam cara yang digunakan untuk menentukan minat :

- Minat yang diekspresikan ( Expressed Interest )

Seseorang dapat mengungkapkan minat atau pilihannya dengan kata tertentu.

- Minat yang diwujudkan ( Manifest Interest ).

Seseorang dapat mengungkapkan minat bukan melalui kata-kata tetapi melalui tindakan atau perbuatan, ikut serta berperan aktif dalam suatu aktivitas tertentu.

- Minat yang diinventarisasikan ( Inventored Interest ).

Seseorang memiliki minatnya dapat diukur dengan manjawab terhadap sejumlah pertanyaan tertentu atau urutan pilihannya. (Dewa Ketut dan Sukardi, 1988 :64)

Menurut Witherington manusia mempunyai dua jenis minat, yaitu minat  primitive dan minat cultural.

(21)

Minat primitive disebut juga minat biologis, minat ini tumbuh karena kebutuhan jaringan. Minat primitive berkisar pada soal-soal yang berhubungan dengan kesadaran tentang kebutuhan untuk mempertahankan organism. Minat  jelas kedua adalah minat cultural, disebut juga minat social yaitu minat yang  berasal dari dan perbuatan belajar yang lebih tinggi tarafnya. ( M. Buchori,

1978:56 )

Berdasarkan L.L. Passaribu dan B. Simanjuntak, minat ada dua macam yaitu : 1. Minat Aktual yaitu minat yang berlaku pada obyek yang ada pada suatu

saat dan menggunakan yang kongkrit.

Minat aktual ini disebut perhatian yang merupakan dasar bagi proses  belajar.

2. Minat Disposisi atau Arah Minat yaitu yang dasarnya adalah pembawaan disposisi dan menjadi cirri sikap hidup seseorang. ( L.L. Passaribu dan B. Simanjuntak, 1984 : 52 )

Dari klasifikasi minat diatas, maka minat terhadap mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dapat digolongkan dalam katergori :

1. Berdasarkan penggolongan minat menurut Witherington termasuk minat sosial, sebab minat terhadap mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan minat yang berasal dari perbuatan belajar.

2. Bila dilihat dari penggolongan minat menurut Passaribu, maka digolongakan dalam minat aktual yang disebut juga perhatian dimana merupakan dasar bagi proses belajar.

Direktorat Jendeal Pendidikan Dasar dan Menengah dalam buku Panduan Pemasyarakatan Buku dan Minat Baca menyebutkan : Minat baca merupakan  prasyarat dan sekaligus merupakan ciri kemajuan suatu bangsa atau

(22)

masyarakat. Bangsa atau masyarakat yang maju menempatkan kebiasaan

membaca sebagai salah satu kebutuhan hidupnya sehingga tercipta masyarakat

yang gemar membaca. Ada hubungan timbal balik yang sangat erat antara

tingkat kemajuan suatu bangsa dengan minat baca masyarakatnya, demikian

sebaliknya. Hubungan ini dimungkinkan karena masyarkat yang membaca

 pada dasarnya adalah masyarakat yang belajar. Masyarakat yang membaca dan

 belajar, buku dan bahan-bahan bacaan lainnya mempunyai kedudukan yang

 penting. Orang yang membaca dihargai oleh masyarakat, keluarga dan sekolah.

Keadaan ini mendorong masyarakat untuk terus belajar guna meningkatkan

 pengetahuannya, demikian pula siswa yang tinggal dalam lingkungan

masyarakat tersebut mendapat pengaruh positif dari kegiatan membaca

masyarakat tersebut. ( Dirjen Dikdasmen, 1996 : 3 )

Setelah mulai belajar, hendaknya siswa benar-benar menaruh minat

terhadap mata pelajaran yang diikuti. Suatu pelajaran dapat dipelajari dengan

 baik apabila ada pemusatan (konsentrasi) perhatian terhadap palajaran itu. Dan

minat merupakan satu faktor yang memungkinkan konsentrasi itu. Sebagai

contoh seseorang yang sedang memancing ikan atau sedang bermain catur, ia

duduk berjam-jam karena ia mempunyai minat besar terhadap pekerjaan itu.

Selain untuk memusatkan pikiran, minat juga dapat menimbulkan kegembiraan

dalam usaha belajar. Kegembiraan akan memperbesar daya kemampuan

 belajar, dan tidak mudah menjadi lupa. Sebaliknya belajar dengan perasaan

tidak gembira akan membuat pelajaran itu terasa sangat berat. ( Abu

(23)

4. Menumbuhkan minat belajar siswa.

Para ahli pendidikan menyimpulkan bahwa minat sangat berperan sekali dalam belajar atau minat sangat penting dalam belajar, sebagaimana disebutkan oleh Witherington yang dikutip Bukhori :

Dalam pelajaran sekolah siswa-siswa kadang-kadang berkata, “Saya tidak

mau pempelajari sesuatu mata pelajaran tertentu, oleh karena saya tidak

 berminat dalam pelajaran itu”. Kalau siswa tidak mengetahui tentang mata

 pelajaran itu seperti yang biasanya terjadi dalam hal semacam itu sebenarnya tidak dapatkah siswa mengetahui, apakah pelajaran itu mempunyai sangkut paut dengan dirinya atau tidak, oleh sebab itu tidak mungkin siswa tidak berminat. ( M. Bukhori, 1985 : 135 )

Dengan demikian guru berkewajiban menumbuhkan minat siswa, agar siswa berminat terhadap mata pelajaran yang dipelajarinya. Minat siswa akan lahir apabila :

Aktivitas belajar anak yang sejati seperti tak ada kalau siswa tidak melihat  perlunya suatu mata pelajaran bagi dirinya. Siswa lebih rajin membaca kalau mengerti isi macam-macam buku, majalah dan sebagainya. Dengan demikian siswa akan belajar kalau ada dorongan dari dalam.

Siswa belajar karena yakin akan manfaat yang terkandung dalam

  buku

 pelajaran itu. (S. Nasution, 1982 : 15)

Jadi minat siswa akan lahir dan tumbuh apabila siswa mengetahui dengan sungguh-sungguh akan manfaat yang terkandung dalam mata pelajaran. Oleh karena itu guru harus mampu menghubungkan pelajaran dengan kebutuhan siswa, sehingga dari dalam diri siswa timbul minat terhadap suatu mata  pelajaran.

(24)

. 5. Pengukuran Minat

Minat siswa yang sedang belajar perlu diketahui oleh guru. Hal ini berguna untuk meningkatkan minat yang ada, memelihara minat yang baru muncul, mencegah terhadap timbulnya minat pada hal-hal yang kurang baik dan sebagai persiapan untuk memberikan bimbingan tentang lanjutan studi dan tentang pekerjaan yang cocok.

Menurut Wayan Nurkancana dan PPN Sumartana, beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengadakan pengukuran minat adalah :

1. Observasi

Pengukuran minat dengan metode observasi mempunyai keuntungan yaitu dapat mengamati minat anak-anak dalam kondisi wajar. Observasi dapat dilakukan dalam setiap situasi, baik dalam kelas maupun di luar kelas.

2.  Interview / wawancara

Pelaksanaan wawancara ini biasanya lebih baik dilakukan dalam situasi tidak formal, sehingga pembicaraan akan dapat berlangsung dengan lebih bebas. Guru dapat memperoleh informasi tentang minat anak-anak dengan menanyakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan diluar rumah.

3.  Kuesioner

Dengan menggunakan kuesioner guru dapat melaksanakan pengukuran terhadap sejumlah anak. Apabila dibandingkan dengan interview dan observasi, kuesioner lebih efisien dalam penggunaan waktu.

4.  Inventori

Metode Inventori adalah suatu metode untuk mengadakan pengukuran yang  berupa suatu daftar statemen.

(25)

Setiap statemen yang cocok dengan dirinya diisi dengan tanda cek atau tanda-tanda lain yang ditetapkan. Sedangkan statemen yang tidak sesuai dengan dirinya tidak diisi. ( Wayan N.dan Sumartana, 1989 : 233 )

Seorang guru perlu mengadakan pengukuran terhadap minat anak-anak karena : a. Untuk meningkatkan minat anak-anak.

Setiap guru mempunyai kewajiban untuk meningkatkan minat anak-anak, karena minat merupakan komponen penting dalam pendidikan khususnya dalam pengajaran.

 b. Memelihara minat yang baru timbul.

Anak yang baru masu ke suatu sekolah mungkin belum begitu banyak menaruh minat terhadap aktivitas-aktivitas tertentu.

Dan apabila anak telah menunjukkan minatnya, maka guru wajib memelihara minat yang baru tumbuh tersebut.

c. Mencegah timbulnya minat terhadap hal-hal yang tidak baik.

Dalam keadaan tertentu siswa sering menaruh minat terhadap hal-hal yang tidak baik yang terdapat diluar sekolah, didalam masyarakat yang jauh dari ideal. Dalam keadaan yang demikian sekolah melalui guru-guru hendaknya memberantas minat siswa yang tertuju pada hal-hal yang tidak baik, dengan metode yang positif mengalihkan minat siswa kepada hal-hal yang baik.

d. Sebagai persiapan untuk member bimbingan kepada anak tentang lanjutan studi atau pekerjaan yang cocok baginya. Walaupun minat bukan merupakan indikasi yang pasti, tentang sukses tidaknya siswa dalam pendidikan yang akan dating atau dalam jabatan, namun merupakan pertimbangan yang cukup  berarti kalau dihubungkan dengan data-data yang lain.

(26)

6 . Hubungan minat dengan pembelajaran.

Dalam proses belajar mengajar peranan siswa yang sedang belajar adalah sangat penting. Dengan adanya minat siswa yang tinggi berarti siswa siap menerima pelajaran, perhatian siswa terpusat, sehingga proses transfer ilmu  pengetahuan dapat berlangsung dengan baik. Hal ini sesuai dengan prinsip- prinsip belajar Gestalt bahwa belajar akan lebih berhasil kalau dihubungkan

dengan minat, keinginan dan tujuan anak. ( Rustiyah, 1987 : 21 )

Dari pendapat diatas jelas bahwa minat erat sekali hubungannya dengan  proses penyampaian pelajaran. Dengan adanya minat dari siswa dari siswa  berarti siswa membuka diri dan siap menerima pelajaran. Keadaan seperti ini

merupakan keadaan efektif yang harus dimanfaatkan oleh guru

7. Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana  belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. (Undang-Undang Sisdiknas, 2003 : 6)

Pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang secara umum bertujuan untuk mengembangkan potensi individu warga Negara Indonesia, sehingga memiliki wawasan, sikap dan ketrampilan kewarganegaraan yang memadai dan memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan bertanggung jawab dalam berbagai kehidupan bermasyarakat  berbangsa dan bernegara.

(27)

Pendidikan kewarganegaraan juga bertujuan untuk mengembangkan kompetensi. Berpikir secara kritis, rasional dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan  bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat dan bernegara, serta anti korupsi. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri  berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama

dengan bangsa-bangsa lainnya. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lainnya dalam persatuan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. (Depdiknas 2005 : 34).

8. Kriteria Ketuntasan Minimal

Sebagaimana ketentuan dalam PP No. 19 Tahun 2005, tentang Standar  Nasional Pendidikan, setiap sekolah/madrasah mengembangkan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi (SI) dan berpedoman kepada panduan yang ditetapkan oleh Badan Standar Nasional.

SKL dan SI tidak digunakan secara utuh dalam penyusunan KTSP, namun dapat dimanfaatkan sebgai referensi. KTSP perlu memperhatikan kepentingan dan ke khasan daerah, sekolah dan peserta didik.

Dengan menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, kemudian ditetapkan kriteria ketuntasan minimal (KKM). KKM untuk mapel satu dengan lainnya bisa berbeda, namun ada rambu-rambu sebagai acuan :

- KKM ditetapkan pada awal tahun pelajaran - KKM ditetapkan oleh forum MGMP sekolah

(28)

- Kriteria ditetapkan untuk masing-masing indikator idealnya berkisar 75% - Sekolah dapat menetapkan KKM di bawah kriteria ideal.

- Dalam menentukan KKM perlu mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik, kompleksitas indikator dan kemampuan-kemampuan sumber daya pendukung. Dalam hal KKM ini peneliti menyesuaikan rambu-rambu dan menetapkan untuk KKM PKn dengan nilai 63

9. Metode Diskusi

Metode diskusi ialah suatu cara penyampaian pelajaran melalui sarana  pertukaran pikiran untuk memecahkan persoalan yang dihadapi.

Metode diskusi memiliki keuntungan antara lain : (1) Mempertinggi peran serta secara perorangan.

(2) Mempertinggi peran serta telah secara keseluruhan.

(3) Memupuk sikap saling menghargai pendapat orang lain, dan diskusi yang diterapkan dalam penelitian ini adalah diskusi kelompok yang dilaksanakan dan dipimpin oleh sesama siswa.

Dalam diskusi ini ada yang perlu diperhatikan antara lain : (1) Menarik  perhatian siswa, (2) Sesuai dengan tingkat perkembangan siswa, (3) Memiliki lebih dari satu kemungkinan pemecahan atau jawaban, (4) Tidak mencari  jawaban yang benar, melainkan mengutamakan pertimbanan dan perbandingan.

Jalannya diskusi diatur oleh pemimpin diskusi agar berjalan lancar dengan cara :

- Mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada anggota kelompok tertentu. - Menjaga agar anggota berbicara menurut giliran, tidak serempak.

- Menjaga agar pembicaraan jangan dikuasai oleh siswa tertentu yang gemar  berbicara.

(29)

- Membuka kesempatan bagi siswa-siswa tertentu ( pemalu, penakut ) untuk mengemukakan pendapatnya.

- Mengatur pembicaraan agar di dengar oleh semua anggota.

10. P A I K E M.

Pembelajaran model konvensional sudah sangat ketinggalan sekali, sudah saatnya para guru untuk merefomasi diri dengan model Pembelajaran yang aktif  –   inovatif  –   kreatif dan menyenangkan. Inovasi pembelajaran sudah semakin mendesak untuk diterapkan di kelas. Minimnya ketrampilan guru dalam melakukan inovasi pembelajaran ternyata berdampak sangat buruk terhadap “kehidupan anak di masa mendatang” Hasil survey yang dilakukan Trustco, Lembaga Manajemen Terapan, menyatakan bahwa 82% anak-anak yang masuk sekolah pada usia 5 atau 6 tahun memiliki citra diri yang baik tentang kemapuan belajarnya. Tapi kemampuan itu menurun drastis menjadi hanya 10% ketika mereka berusia 16 tahun. Hal ini terjadi sebagai dampak ketidak nyamanan anak dalam mengikuti pembelajaran di kelas.

Degradasi kemampuan belajar siswa tersebut tentu akan berakibat sangat serius  bagi diri siswa di masa mendatang. Sebagai pendidik, tentu kita tidak mungkin

melempar tanggung jawab kepada pihak lain.

Konsep belajar dan mengajar telah mengalami perubahan. Belajar adalah proses  bagi peserta didik dalam membangun gagasan atau pemehaman sendiri. Karena itu, kegiatanpembelajaran harus memberikan kesempatan sebanyak mungkin kepada peserta didik untuk melakukan proses belajar secara kreatif dan antusias. Karena itu pula, suasana belajar yang diciptakan guru seharusnya melibatkan  peserta didik secara aktif, misalnya mengamati, mempertanyakan, menjelaskan,

(30)

Dalam pembelajaran aktif kreatif (PAIKEM) peran guru tidak lagi one-man-show, atau narasumber saja, melainkan sebagai pelatih, fasilitator, motivator dan organisator. Oleh karena itu, seorang guru harus mampu menciptan suasana kelas yang didominasi aktivitas belajar siswa. Guru bertugas bagaimana menciptakan suasana kelas menjadi menarik, menyenangkan dan mengasyikan siswa belajar.

Guru hendaknya tiada pernah berhenti mencari solusi mapel yang diajarkan disukai anak dan kehadirannya selalu dirindukan oleh anak. Seorang guru juga harus yakin bahwa tiada mapel yang dibenci siswa. Kebencian siswa terhadap mapel tentu ada penyebabnya. Siswa benci mapel tertentu . bisa disebabkan oleh „sikap guru‟ atau dapat juga oleh „metode dan cara mengajar guru‟ Sehubungan dengan hal tersebut ada dua cara untuk untuk menciptakan mapel disukai dan diminati siswa, pertama , sikap guru harus menarik, ramah dan komunikatif dan kedua metode pembelajarannya variatif dan atraktif.

Belajar aktif tidak akan pernah terjadi tanpa adanya partisipasi peserta didik. Ada berbagai cara untuk melakukan proses pembelajaran yang melibatkan keaktifan peserta didik dan sikap serta perilaku positif dan terpuji akan terjadi melalui suatu proses pencarian dari diri peserta didik. Hal ini akan terwujud bila  peserta didik dikondisikan sedemikian rupa sehingga berbagai tugas dan kegiatan yang dilaksanakan sangat memotivasi anak didik untuk berpikir bekerja dan merasakan.

(31)

B. Penelitian yang Relevan.

Upaya Peningkatan Kemampuan mengajukan pendapat dalam pembelajaran kewarganegaraan melalui penggunaan metode diskusi bagi kelas VIII C SMP N 24 Surakarta pada semester II tahun 2007 oleh Tri Agustini. Hasil penelitian terjadi  peningkatan pada siklus pertama 34,25% dan siklus kedua 54%.

C. KERANGKA BERPIKIR

Upaya peningkatan aktifitas dan hasil belajar melalui model PAIKEM bagi siswa kelas VII D SMP N 1 Karangdadap pada semester 1 tahun 2010/2011.

Hasil yang dicapai masih rendah

Hasil yang dicapai masih rendah.

Guru menggunakan model pembelajaran PAIKEM dg cara EVERYONE IS A TEACHER HERE

Guru menggunakan model pembelajaran PAIKEM

Guru menggunakan model pembelajaran PAIKEM dengan cara Everyone is a teacher here (setiap murid

Dengan memanfaatkan model pembelajaran PAIKEM dg cara Index Card Match (mencari  jodoh kartu Tanya jawab Diduga melalui model pem

belajaran PAIKEM dapat meningkatkan hasil pem-belajaran bagi siswa VII D SMP N 1 Karangdadap Tahun 2010 2011

(32)

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir seperti uraian di atas, diajukan hipotesis tindakan sebagai berikut :

Melalui PAIKEM dapat meningkatkan minat dan hasil belajar bagi siswa kelas VIID SMP N 1 Karangdadap.

(33)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Setting Penelitian

1. Waktu Penelitian

a. Penelitian dilakukan di SMPN 1 Karangdadap selama 6 bulan yaitu antara bulan  Nopember 2010 sampai dengan bulan April 2011 Penyusunan proposal mulaI bulan  Nopember 2010, bulan Desember menyusun instrument penelitian, bulan Januari 2011 mengumpulkan data dengan melaksanakan tindakan kelas, bulan Pebruari 2011 menganalisa data, bulan Maret 2011 membahas hasil analisa data yang diperoleh dan laporan hasil penelitian disusun pada bulan April 2011.

Tabel 1. Alokasi Waktu Penelitian

No. Uraian Kegiatan Nov Des Jan Peb Mar April 01 02 03 04 05 06 Menyususun proposal PTK Menyusun Instrumen Penelitian Pengumpulan Data dengan melakukan tindakan

a. Siklus 1  b.Siklus 2

Analisis Data

Pembahasan/Diskusi

Menyusun laporan hasil Penelitian

VV VV VV VV VVVV VV VVVV

(34)

 b. Pengumpulan data dan tindakan kelas dilakukan pada bulan Januari hal tersebut dsesuaikan dengan program semester yaitu pelaksanaan tatap muka sehingga  pengumpulan data dan tindakan kelas dapat berjalan efektif. Tidak mengganggu  proses pembelajaran

2. Tempat Penelitian.

a. Penelitian dilakukan di SMP N I Karangdadap Kabupaten Pekalongan kelas VII D.  b. Penelitian dilakukan di SMP N I Karangdadap kelas VII D karena berdasarkan

 pengamatan peneliti dan juga teman sejawat kelas tersebut dalam tatap muka  pembelajaran kurang bersemangat dan hasilnya juga rendah.

B. Subyek Penelitian

Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa  – siswi kelas VII D SMP N I Karangdadap yang berjumlah 32.

C. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah nilai ulangan harian yang hasilnya banyak yang belum mencapai KKM 60% dari 32 siswa atau sekitar 19 siswa. Sumber data yang lain yaitu hasil pengamatan teman sejawat guru bahasa Indonesia dan IPS Terpadu.

D. Tehnik dan Alat Pengumpulan Data 1. Tehnik pengumpulan data

a. Tes tertulis, siswa mengerjakan soal-soal materi SK: Menampilkan sikap positif terhadap perlindungan dan penegakan Hak Asasi Manusia (HAM) dengan KD :

(35)

Mendeskripsikan kasus pelanggaran dan upaya penegakan HAM dan KD : Menghargai upaya perlindungan HAM.

 b. Pengamatan, instrumen pengamatan tentang minat terhadap mapel PKn.

2. Alat pengumpulan data

a. Butir soal terlampir

 b. Lembar wawancara terlampir.

E. Validasi Data

a.1. Observasi Aktifitas Siswa

 No. Aspek yang diamati Observer I Observer II

1 Membawa buku BSE, LKS dan referen lainnya.

32 32

2 Duduk dengan tenang

memperhatikan penjelasan guru

30 31

3 Aktif melaksanakan kegiatan sesuai  petunjuk guru

30 30

4 Melakukan kegiatan mencari kartu  pasangan

32 32

5 Mencari jawaban dan mencocokan  pada kartu jawaban

32 32

6 Bertanya pada guru/teman lain  pertanyaan yang kurang dipahami

24 25

7 Memberi tanggapan presentasi  pasangan lain

10 14

8 Mempresentasikan hasil temuan  pasangan

32 32

9 Mengajukan pertanyaan pada  pasangan lain

14 15

10 Menjawab pertanyaan teman 9 10

11 Tidak serius dalam presentasi 0 0

12 Melakukan kegiatan lain yang tidak  berkaitan dengan proses  pembelajaran

(36)

a.2. Wawancara / Angket Siswa

 No Pernyataan Pewancara I Pewancara II

SS S RR TS STS SS S RR TS STS 1 Pembelajaran PKn

dengan model PAIKEM Index card Match membuat saya memiliki kemauan tinggi untuk mengikuti pelajaran.

18 8 6 - - 19 9 4 -

-2 Model PAIKEM Index Card Match sangat menarik dan tidak membosankan

18 9 5 - - 19 10 3 -

-3 Model PAIKEM Index Card Match lebih cepat saya pahami

16 10 6 - - 17 9 6 -

-4 Model PAIKEM Index Card Match memotivasi saya untuk berprestasi

15 14 3 - - 16 10 6 -

-5 Model PAIKEM Index Card Match dapat membantu

menyelesaikan masalah  belajar

17 13 2 - - 18 10 2 -

-6 Model PAIKEM Index Card Match dapat meningkatkan penalaran saya dalam mempelajari materi pelajaran

14 10 8 - - 16 11 5 -

-7 Model PAIKEM Index Card Match dapat membantu saya lebih kritis

10 9 13 - - 11 10 11 -

-8 Model PAIKEM Index Card Match membantu

saya berani

mengeluarkan pendapat

17 12 3 - - 18 11 3 -

-9 Model PAIKEM Index Card Match membuat saya lebih dihargai dalam mengeluarkan  pendapat

18 10 4 - - 17 9 6 -

-10 Model PAIKEM Index Card Match dapat memenfaatkan waktu dengan baik

(37)

-F. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis diskriptif kualitatif. Data observasi dan refleksi

a. Kondisi awal dan siklus I

 No Uraian Kondisi awal Siklus I Refleksi

1 Proses

Pembelajaran

Siswa yang pasif 17

Siswa yang pasif 10 Siswa yang  pasif berkurang dari 17 menjadi 10

Siswa yang aktif 10

Siswa yang aktif 19 Siswa yang aktif dari 10 menjadi 19 Siswa yang kurang

memperhatikan 5

Siswa yang kurang memperhatikan 3 Siswa yang kurang memperhatikan  berkurang dari 5 menjadi 3

b. Siklus I dan Siklus II

 No Uraian Siklus I Sklus II Refleksi

1 Proses

Pembelajara

Siswa yang pasif 10

Siswa yang pasif 5 Siswa yang pasif  berkurang dari 10

menjadi 5

Siswa yang aktif 19 Siswa yang aktif 27 Siswa yang aktif dari 19 menjadi 27 Siswa yang kurang

memperhatikan 3

Siswa yang kurang memperhatikan 0

Siswa yang kurang memperhatikan  berkurang dari 3

menjadi 0

c. Kondisi awal dan Kondisi akhir

 No Uraian Kondisi awal Kondisi akhir Refleksi

1 Proses

 pembelajaran

Siswa yang pasif 17

Siswa yang pasif 5

Siswa yang pasif  berkurang dari 17

menjadi 5 Siswa yang aktif 10 Siswa yang aktif

27

Siswa yang aktif meningkat dari 10 menjadi 27

Siswa yang kurang memperhatikan 5

Siswa yang

kurang

memperhatikan 0

Siswa yang kurang memperhatikan menurun dari 5 menjadi 0

(38)

G. Indikator Kinerja

Dengan penerapan model pembelajaran PAIKEM peneliti berharap kelas VII D  pada semester genap dapat meningkat hasil belajarnya. Dalam pelaksanaan  pembelajaran selama ini guru lebih banyak menggunakan metode konversional yaitu ceramah, sehingga siswa lebih banyak sebagai pendengar kalau di selingi pertanyaan siswa tidak dapat menjawab, kalau di beri kesempatan bertanya hanya sekitar 5 siswa yang bertanya dan lainnya tidak bertanya karena tidak tahu apa yang akan ditanyakan. Ketidak mampuan mengajukan pertanyaan di kelas VII D berdasarkan pengamatan teman sejawat dan juga pertanyaan dari peneliti untuk siswa yang harus di jawab, secara jujur ternyata siswa belum / tidak membaca materi yang akan diberikan dan  juga kalau ada tugas banyak yang mengerjakan di kelas / sekolah, itupun nyontek

temannya yang sudah mengerjakan.

Kondisi riil yang peneliti temukan di kelas VII D SMP N 1 Karangdadap Kabupaten Pekalongan, setiap kali mengawali pembelajaran dan selama proses pembelajaran siswa yang dapat menjawab pertanyaan materi baru ( Pretest ) dan mengerjakan tugas dengan baik hanya sekitar 5 dari 32 anak atau 15,61%, rendahnya minat baca mengerjakan tugas sangat memprihatinkan dan peneliti menyimpulkan permasalahan tersebut mendesak untuk dientaskan.

Permasalahan yang muncul di kelas VII D yang dapat peneliti lihat dari hasil ulangan harian maupun nilai tugas belum memenuhi KKM baik mata pelajaran PKn maupun mata pelajaran lain seperti IPS terpadu dan Bahasa Indonesia berdasarkan laporan /  pembicaraan guru mapel yang bersangkutan.

Permasalahan lain yang peneliti temukan kelas VII D kedisiplinannya masih sangat kurang, hal ini dapat dilihat dari daftar kehadiran, hampir setiap hari ada saja siswa yang tidak berangkat tanpa alasan / tanpa surat. Kalau ada surat satu atau dua

(39)

alasannya masih mengindikasikan kurang disiplin, yaitu di ajak orang tua waktu jam- jam sekolah.

Dilihat dari hasil belajar nilai semester ganjil dapat tuntas karena diadakan remidi dan nilai rata-rata ulangan harian kondisi awal semester genap 54,2 Dengan menggunakan model pembelajaran paikem diharapkan nilai rata-rata dapat mencapai 69.

H. Prosedur Tindakan

Dalam penelitian ini peneliti dalam kondisi awal menerapkan model pembelajaran konvensional yaitu ceramah yang monoton mengganti dengan model pembelajaran  paikem Index Card Match  (Mencari jodoh kartu tanya jawab) pada siklus pertama  begitu pula pada siklus kedua.

Siklus 1

Tahap perencanaan

Dalam tahapan ini peneliti melihat kembali RPP dan juga hasil evaluasi dan mencari  penyebab mengapa siswa lebih banyak yang pasif dalam mengikuti pelajaran dan hasil  belajar rendah.

Tindakan 1 peneliti membuat RPP dengan SK: Menampilkan sikap positif terhadap  perlindungan dan penegakan HAM. Dan KD : Mendeskripsikan kasus pelanggaran

dan upaya penegakan HAM. Menggunakan model pembelajaran PAIKEM.

Tahap pelaksanaan :

1. Peneliti menyiapkan potongan kertas/kartu sejumlah siswa dalam kelas, kartu dibagi dalam dua kelompok, kelompok 1 berisi pertanyaan dan kelompok 2 berisi  jawaban.

2. Kocok kartu-kartu tersebut sehingga campur antara kartu pertanyaan dan kartu  jawaban.

(40)

3. Kertas/kartu dibagikan kepada setiap siswa dan siswa diberitahu kartu berisi 3. Kertas/kartu dibagikan kepada setiap siswa dan siswa diberitahu kartu berisi

 pertanyaan atau jawaban  pertanyaan atau jawaban

4. Siswa diminta mencari pasangan kartunya ( siswa yang pegang kartu pertanyaan 4. Siswa diminta mencari pasangan kartunya ( siswa yang pegang kartu pertanyaan

mencari siswa yang pegang kartu jawaban) mencari siswa yang pegang kartu jawaban)

5. Siswa yang sudah menemukan kartu pasangannya duduk berdekatan/sebangku. 5. Siswa yang sudah menemukan kartu pasangannya duduk berdekatan/sebangku. 6. Setelah semua siswa menemukan kartu pasangannya dan duduk berdekatan, setiap 6. Setelah semua siswa menemukan kartu pasangannya dan duduk berdekatan, setiap

 pasangan siswa bergantian mempresentasikan didepan kelas.  pasangan siswa bergantian mempresentasikan didepan kelas. 7.

7. Peneliti melakukan kesimpulan, kPeneliti melakukan kesimpulan, klarifikasi dan tindak lanjut/penilaian.larifikasi dan tindak lanjut/penilaian.

Tahap Pengamatan Tahap Pengamatan

Dalam tahap pengamatan peneliti berkolaborasi dengan teman sejawat yaitu guru IPS Dalam tahap pengamatan peneliti berkolaborasi dengan teman sejawat yaitu guru IPS terpadu dan guru B.Indonesia.

terpadu dan guru B.Indonesia.

Tahap Refleksi Tahap Refleksi Dalam tahap

Dalam tahap ini peneliti ini peneliti dengan dengan teman sejawat mengteman sejawat mengamati dan amati dan membandingkanmembandingkan keaktifan siswa sebelum dan sesudah diadakan tindakan 1 maupun tindakan 2. Serta keaktifan siswa sebelum dan sesudah diadakan tindakan 1 maupun tindakan 2. Serta membandingkan

membandingkan hasil nilai hasil nilai rata-rata kondisi rata-rata kondisi awal dan awal dan setelah diadakan setelah diadakan tindakantindakan siklus 1.

siklus 1.

Siklus II Siklus II Tahap

Tahap perencanaperencanaanan

Membuat RPP dengan SK:Menampilkan sikap positif terhadap perlindungan dan Membuat RPP dengan SK:Menampilkan sikap positif terhadap perlindungan dan  penegakan HAM dengan KD : Menghargai upaya perlindungan HAM.

 penegakan HAM dengan KD : Menghargai upaya perlindungan HAM. Melalui modelMelalui model  pembelajaran

 pembelajaran PAIKEM.PAIKEM.  Index Card Match  Index Card Match  ( mencari jodoh kartu tanya jawab )  ( mencari jodoh kartu tanya jawab ) Dengan angkah-langkah sebagai berikut ;

Dengan angkah-langkah sebagai berikut ;

1. Peneliti menyiapkan potongan kertas/kartu sejumlah siswa dalam kelas yang sudah 1. Peneliti menyiapkan potongan kertas/kartu sejumlah siswa dalam kelas yang sudah

 berisi pertanyaan dan jawaban  berisi pertanyaan dan jawaban 2.

2. Kartu Kartu dikocok dikocok secara acak.secara acak.

3. Siswa dibagi dalam 2 kelompok, kelompok 1 absen 1 s/d 16 dan kelompok 2 absen 3. Siswa dibagi dalam 2 kelompok, kelompok 1 absen 1 s/d 16 dan kelompok 2 absen

17 s/d 32 17 s/d 32 4. Kelompok

4. Kelompok 1 diminta mencari kartu pertany1 diminta mencari kartu pertanyaan dan kelompok aan dan kelompok 2 2 mencari kartumencari kartu  jawaban dari KD. Menghargai up

(41)

5

5 Setelah semua Setelah semua mendapat kartu mendapat kartu kemudian dkemudian diminta untuk iminta untuk mencari pasangan mencari pasangan kartunya.kartunya. 6. Siswa yang sudah menemukan kartu pasangannya diminta duduk berdekatan 6. Siswa yang sudah menemukan kartu pasangannya diminta duduk berdekatan

(sebangku) (sebangku)

7. Setelah semua siswa menemukan pasangannya dan duduk berdekatan, setiap 7. Setelah semua siswa menemukan pasangannya dan duduk berdekatan, setiap

 pasangan

 pasangan secara secara bergantian bergantian mempresentasikan mempresentasikan pertanyaan pertanyaan dan dan jawaban jawaban didepandidepan kelas.

kelas. 8.

8. Peneliti mengakhiri dengan Peneliti mengakhiri dengan klarifikasi dan kesimpulan serta tindak klarifikasi dan kesimpulan serta tindak lanjut.lanjut. Pengamatan

Pengamatan

Dalam pengamatan siswa kelas VII D guru berkolaborasi dengan teman sejawat guru Dalam pengamatan siswa kelas VII D guru berkolaborasi dengan teman sejawat guru IPS Terpadu dan guru B. Indonesia mengamati keaktifan siswa dan juga hasil belajar IPS Terpadu dan guru B. Indonesia mengamati keaktifan siswa dan juga hasil belajar  pada bulan Januari dan Pebruari 2011

 pada bulan Januari dan Pebruari 2011..

Refleksi Refleksi

Dalam tahap ini peneliti membandingkan kondisi awal keaktifan siswa dan hasi Dalam tahap ini peneliti membandingkan kondisi awal keaktifan siswa dan hasi  belajar dengan kondisi setelah diadakan tindakan siklus 2.

(42)

BAB IV BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.

A. Deskripsi Kondisi AwalDeskripsi Kondisi Awal 1.

1. Deskripsi hasil belajarDeskripsi hasil belajar Hasil

Hasil belajar kelas VII belajar kelas VII D semester genap D semester genap th 2010/2th 2010/2011 dari 011 dari siswa 32 siswa 32 yangyang mencapai KKM hanya 14 atau 43%.

mencapai KKM hanya 14 atau 43%. 2.

2. Deskripsi proses pembelajaran.Deskripsi proses pembelajaran.

Dalam awal proses pembelajaran siswa pasif kurang berminat hal itu ditandai Dalam awal proses pembelajaran siswa pasif kurang berminat hal itu ditandai dengan pertanyaan yang diajukan siswa yang dapat menjawab hanya 15 dari 32 dengan pertanyaan yang diajukan siswa yang dapat menjawab hanya 15 dari 32 siswa dan hasil quisioner tentang minat 38% dari jumlah sis

siswa dan hasil quisioner tentang minat 38% dari jumlah sis wa 32 yaitu 12 siswa.wa 32 yaitu 12 siswa.

B.

B. Deskripsi Hasil Sklus 1Deskripsi Hasil Sklus 1 1. Perencanaan Tindakan 1. Perencanaan Tindakan

RPP dibuat dengan model pembelajaran PAIKEM dengan tujuan siswa aktif dan RPP dibuat dengan model pembelajaran PAIKEM dengan tujuan siswa aktif dan tertarik sehingga minat meningkat. Dalam model PAIKEM sikles 1 peneliti tertarik sehingga minat meningkat. Dalam model PAIKEM sikles 1 peneliti memilih

memilih Index Card Match Index Card Match (mencari jodoh kartu tanya jawab)(mencari jodoh kartu tanya jawab) 2.

2. Pelaksanaan Pelaksanaan Tindakan.Tindakan.

Dalam pelaksanaan tindakan langkahkah-langkah penerapannya sebagai berikut: Dalam pelaksanaan tindakan langkahkah-langkah penerapannya sebagai berikut:

1.Guru menyiapkan kartu/kertas sejumlah siswa yang sudah berisi pertanyaan dan 1.Guru menyiapkan kartu/kertas sejumlah siswa yang sudah berisi pertanyaan dan

 jawaban.  jawaban.

2.Guru membagi kertas/kartu kepada setiap siswa yang sudah berisi pertanyaan 2.Guru membagi kertas/kartu kepada setiap siswa yang sudah berisi pertanyaan

dan yang lain

dan yang lain berisi jawaban berisi jawaban yang berhubuyang berhubungan dengan ngan dengan kompetensi dasar.kompetensi dasar. 3. Siswa disuruh membaca mempelajari pertanyaan-pertanyaan tersebut dan 3. Siswa disuruh membaca mempelajari pertanyaan-pertanyaan tersebut dan

diminta

(43)

4.Siswa yang sudah menemukan pasangan kartu duduk berdampingan. 5.Setelah semua siswa menemukan pasangan kartunya secara bergiliran

mempresentasikan didepan kelas.

6.Siswa lain mendengarkan dan meberi tanggapan hasil temuan yang dipresentasikan

7. Guru melakukan kesimpulan, klarifikasi dan tindak lanjut.

3. Hasil Pengamatan

a. Hasil belajar 

Dengan menggunakan model pembelajaran PAIKEM (Index Card Match) hasil  pembelajaran terjadi peningkatan dari kondisi awal yang mencapai KKM 10 siswa

atau 31% menjadi 20 siswa atau 62%.

Nilai Ulangan Harian Akhir Siklus 1

 No Uraian UH 1

1 Nilai terendah 46

2 Nilai tertinggi 84

3 Nilai rata – rata 64,48

(44)

 b. Proses Pembelajaran.

Pada awalnya siswa belum kelihatan adanya peningkatan atau ketertarikan tapai setelah dibagikan kertas/kartu siswa mulai tertarik begitu selanjutnya setelah mendapat tugas untuk menulis pertanyaan dan kartu dibagikan dan mencari jawaban dari  pertanyaan yang didapat kemudian siswa yang sudah menemukan jawaban berlomba tunjuk jari untuk memberikan jawaban dan yang belum menemukan jawaban terlihat aktif mencari jawaban. Dari kegiatan pembelajaran dengan model paikemeveryone is a teacher here siswa yang aktif mencapai 22 atau 62% dibandingkan dengan kondisi awal terjadi peningkatan 8 siswa atau 22%.

Proses Pembelajaran

 No Uraian Kondisi Awal Siklus 1 1 Tindakan Dalam Pembelajaran PKn

menggunakan ceramah yang monoton. Dalam Pembelajaran PKn menggunakan model pembelajaran PAIKEM dengan Index

Card Match (mencari  jodoh kartu tanya jawab)

4. Refleksi

Dalam refleksi peneliti dan teman sejawat menyimpulkan hasil pengamatannya selama kegiatan belajar mengajar siswa terjadi peningkatan aktifitas dan hasil belajar dibandingkan dengan kondisi awal.

(45)

Refleksi Basil Belajar

No Uraian Kondisi Awal Siklus 1 Refleksi 1 Hasil Belajar Ulangan Harian

 pada kondisi awal Nilai terendah 25 Nilai tertinggi 80  Nilai rerata 54,2 Ulangan Harian  pada Siklus 1  Nilai terendah 46  Nilai tertinggi 84  Nilai rerata 64,7

ilai terendah meningkat se  besar 84 % dari 25 mjd 46 ilai tertinggi naik sebesar 4 % dari 80 menjadi 84 ilai rerata meningkat se  besar .34 % dari 54,2

menjadi 64,7 Dengan model

 pembelajaran PAIKEM  Index Card Match siswa

lebih tertarik dan minat meningkat dan

hasilnyapun terjadi  peningkatan pula. Pada

siklus 2 direncanakan menggunakan model  paikem yang sama  pengelolaan kelas yang  berbeda.

(46)

Refleksi Proses Pembelajaran

No Uraian Kondisi Awal Siklus I Refleksi

2 Proses

Pembelajaran

Siswa yang pasif 17 Siswa yang pasif 10 Siswa yang pasf  berkurang dari 17

menjadi 10 Siswa yang aktif 10 Siswa yang aktif 19 Siswa yang aktif

meningkat dari 10 menjadi 19

Siswa yang kurang memperhatikan 5

Siswa yang kurang memperhatikan 3

Siswa yang kurang memperhatikan  berkurang dari 5

menjadi 3

c. Deskripsi Hasil Siklus II

1. Perencanaan Tindakan

Dalam perencanaan tindakan siklus 2 ini peneliti dalam pembuatan RPP menggunakan model pembelajaran PAIKEM yang lain yaitu  Index Card Match (Mencari jodoh kartu tanya jawab )

2. Pelaksanaan Tindakan

Guru masuk kelas mengucapkan salam mengabsen anak menanyakan kesehatan siswa dan juga tentang kebersihan. Kemudian menyampakain SK, KD, Indikator serta tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran dapat dicapai melalui model paikem index card match dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Guru menyiapkan kartu sejumlah siswa yang sudah berisi pertanyaan dan  jawaban yang berhubungan dengan tujuan pembelajaran.

(47)

3. Siswa diberitahu kartu yang didapat ada yang berujud pertanyaan ada yang  jawaban.

4. Siswa disuruh mencari pasangan (pertanyaan dengan jawabannya), setelah menemukan pasangan mereka disuruh duduk berdekatan

5. Setelah siswa semua menemukan pasangannya disuruh membacakannya secara  bergantian pertanyaan dan jawaban sampai pasangan terakhir.

6. Akhir proses diklarifikasi dan disimpulkan dan tindak lanjut.

3. Hasil pengamatan

a. Hasil belajar.

Hasil belajar siklus 2 terjadi peningkatan dari siklus 1, dalam siklus 1 siswa yang mendapat nilai mencapai KKM ada 20 atau 57% dan dalam siklus 2 yang mendapat nilai diatas KKM mencapai 31 atau 88%.

Nilai Ulangan Harian Akhir Siklus 2

 No Uraian Ulangan

harian 2

1 Nilai terendah 50

2 Nilai tertinggi 85

3 Nilai rerata 66,2

(48)

 b. Proses pembelajaran.

Dalam proses pembelajaran siklus 2 penerapan model paikem index card match terjadi peningkatan lagi keaktifan siswa dari 22 atau 62% menjadi 32 atau 91%.

4. Refleksi

Peneliti dengan teman sejawat dalam pengamatan siklus 2 menyimpulkan terjadi

 peningkatan baik keaktifan siswa maupun hasil belajar hal tersebut dalam tabel berikut ini

TINDAKAN

No Uraian Sklus 1 Siklus 2

01 Tindakan Dalam pembelajaran PKn menggunakan model

PAIKEM  Index Card Match ( mencari jodoh kartu tanya  jawab)

Dalam pembelajaran PKn menggunakan model PAIKEM  Index Card Match ( mencari  jodoh kartu tanya jawab)

PROSES PEMBELAJARAN

No Uraian Siklus I Siklus II Refleksi

2 Proses

 pembelajaran

Siswa yang pasif ada 10 Siswa yang pasif 5 Siswa yang pasif menurun dari 10 menjadi 5

Siswa yang aktif 19 Siswa yang aktif 27

Siswa yang aktif meningkat dari 19 menjadi 27

Siswa yang kurang meperhatikan 3

Siswa yang kurang memperhatikan 0

Siswa yang kurang memperhatikan menurun dari 3 menjadi 0

(49)

HASIL PEMBELAJARAN

 N0 Uraian Siklus 1 Siklus 2 Refleksi

03 Hasil Belajar Ulangan harian Pada siklus 1 nilai terendah 46 dan nalai tertinggi 84  Nilai rerata 64,48 Ulangan harian  pada siklus 2 nilai terendah 50 Nilai tertinggi 85Nilai rerata 66,2

ilai terendah turn se  besar 8,7 % dari 46

menjadi 50

 Nilai tertinggi mening kat sebesar 1,2% dari 84 .menjadi 85

 Nilai rata-rata naik sebesar 1 % dari 64,48 menjadi 66,20

E. Pembahasan / diskusi

1.Tindakan

No Kondisi awal Siklus 1 Siklus2/ Kondisi

akhir 01 Dalam  pembelajaran guru masih menggunakan cara konvensional yaitu ceramah Dalam pembelajaran PKn guru menerapkan model pembelajaran PAIKEM  Index Card  Match

Dalam pembelajaran PKn guru menerapkan model pembelajaran PAIEKEM Index Card   Match (Mencri jodoh

Gambar

Tabel 1. Alokasi Waktu Penelitian
Gambar 1. Siswa mendengarkan Penjelasan Guru pada tindakan siklus I
Gambar 2. Kegiatan siswa mencari kartu pasangan tan ya jawab pada siklus I
Gambar 3. Siswa mempresentasikan hasil tanya jawab kartu pasangan pada  siklus I
+6

Referensi

Dokumen terkait

Kreativitas Guru PAI Dalam Menumbuhkan Minat Belajar Siswa Pada.. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMPN 1

Untuk menumbuhkan minat siswa terhadap mata pelajaran pendidikan agama Islam disini saya memiliki beberapa cara mas, yaitu menggunakan metode pembelajaran yang

Selain pengetahuan kewirausahaan siswa yang diperoleh melalui mata pelajaran kewirausahaan yang di duga dapat menumbuhkan minat siswa dalam berwirausaha, efikasi

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis memandang perlu untuk mencoba mencari solusi atas permasalahan yang tengah terjadi dengan mengangkat sebuah karya

Dengan memperhatikan kondisi pelaksanaan evaluasi sekolah yang beragam, maka perlu dirumuskan Pedoman Pelaksanaan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) untuk Mata

- Didalam angket perlu diungkap tentang minat mata pelajaran, minat studi lanjut, bidang peminatan, minat studi lanjut, minat pekerjaan serta cita- cita peserta

Bagi guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai metode alternatif dalam melaksanakan pembelajaran yang mampu menumbuhkan

Sebelum mencari solusi dari permasalahan yang telah dipaparkan di atas, penulis merasa perlu menganalisis lebih dalam bagaimana kesulitan mahasiswa dalam