SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh NUR HALIFA NIM 10533786114
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2018
vii
Jika itu Hanya diPikirkan Sebuah Cita-Cita Juga Adalah Sebuah Beban
Jika itu Hanya Angan-Angan.
Dengan mengucapkan alhamdulillahirobbil alamin, atas perjuanganku menggapai sepenggal keberhasilan. Namun, semangatku tak
luput dari kerja keras dan do’a.
Kupersembahkan karya kecilku ini kepada Ayahanda tercinta Abd.Hafid Sirih dan Ibunda tersayang Ramlah H’Patah yang telah
menjadi lentera kehidupanku, penuntun jalan, pemberi arah dan tongkat penopang kesuksesanku.
Terima kasih juga untuk saudara, keluarga, dan sahabatku yang selama ini telah memberikan semangat dan motivasi
viii
Nur Halifa. 2018 . Analisis Kesalahan Kalimat Efektif pada Skripsi Mahasiswa Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Hambali dan pembimbing II Sri Rahayu. Masalah utama penelitian ini yaitu membahas mengenai kesalahan kalimat efektif pada skripsi mahasiswa prodi bahasa dan sastra indenesia fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas muhammadiyah makassar, yang dapat ditinjau dari segi kesalahan kalimat efektif, penggunaan konjungsi yang berlebihan, penggunaan kata tanya yang tidak perlu, dan penggunaan istilah asing.Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk kesalahan kalimat efektif yang meliputi: (1). Kesalahan kalimat efektif, (2). Penggunaan konjungsi yang berlebihan, (3). Penggunaan kata tanya yang tidak perlu, dan (4). Penggunaan istilah asing.
Subjek penelitian ini adalah Skripsi mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia. Objek penelitian ini adalah kalimat yang mengandung unsur kesalahan kalimat efektif pada skripsi mahasiswa prodi Bahasa dan Sastra Indonesia pada tahun 2017 dengan menggunakan teknik Random Sampling. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu mendeskripsikan suatu keadaan alamiah mengenai kesalahan kalimat efektif pada skripsi mahasiswa prodi Bahasa dan Sastra Indonesia. Untuk menemukan dan mengklasifikasikan kalimat efektif yang mengandung insur kesalahan kalimat digunakan tekhnik membaca dan mencatat. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif menggunakan metode agih dengan tekhnik baca markah dan metode ortografis dengan teknik pilah.
Hasil penelitian kesalahan kalimat efektif pada skripsi mahasiswa prodi Bahasa dan Sastra Indonesia yang berjumlah delapan skripsi adalah kesalahan kalimat efektif dengan persentase 39,56%, penggunaan konjungsi yang berlebihan dengan persentase 15,82%, penggunaan kata tanya yang tidak perlu dengan persentase 16,54%, dan penggunaan istilah asing dengan persentase 28,05%.
Kata Kunci: Kesalahan kalimat efektif, skripsi mahasiswa prodi Bahasa dan Sastra Indonesia.
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah Swt, penguasa dan pemilik alam semesta ini beserta isinya. Pemberi nikmat yang begitu banyak kepada makhluk-Nya, jika dihitung maka tidak seorangpun yang sanggup menghitungnya. Di antara nikmat yang sangat berharga adalah nikmat kesehatan dan kesempatan, penulis dapat memanfaatkan nikmat `itu untuk menyelesaikan skripsi ini. Salam dan salawat penullis curahkan kepada Rasulullah saw yang telah menggulung tikar-tikar kebatilan dan telah membentangkan permadani-permadani keislaman. Nabi yang telah membawa dari alam kebodohan menjadi alam yang penuh dengan ilmu pendidikan dan pengetahuan.
Setiap manusia dalam berkarya selalu menginginkan kesempurnaan, tetapi kesempurnaan ini terasa jauh dari kehidupan manusia. Kesempurnaan bagaikan fatamorgana yang sangat dekat dimata akan tetapi sangat jauh dari langkah kaki. Demikian juga tulisan ini, keinginan hati ingin mencapai kesempurnaan, tetapi penulis memiliki keterbatasan. Segala daya dan upaya telah penulis kerahkan untuk menyusun tulisan ini selesai dengan baik dan bermanfaat bagi dunia pendidikan. Khususnya dalam ruang lingkup Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
Motivasi dari berbagai pihak sangat membantu dalam menyelesaikan tulisan ini. Segala rasa hormat, penulis mengucapkan terima kasih kepada orang
x
mengasihi, menyanyangi, membesarkan, mendidik, dan membiayai penulis dalam perjalanannya menuntut ilmu pengetahuan dan teknologi informasi. Demikan pula, penulis mengucapkan terima kasih kepada keluarga yang turut memberi motivasi dan dukungan, juga kepada Drs. Hambali, S.Pd., M. Hum. pembimbing I, dan Sri Rahayu, S.Pd., M.Pd. pembimbing II, yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi dari awal penyusunan proposal sampai selesainya skripsi ini.
Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. H. Abd. Rahman Rahim, MM., Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Dr. Erwin Akib, M.Pd., P.Hd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universiyas Muhammadiyah Makassar, Dr. Munirah, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, serta seluruh dosen dan staf pegawai dalam lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membekali penulis dengan serangkaian ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis.
Penulis juga mengucapkan teima kasih kepada sahabat-sahabatku yang telah menemaniku dalam suka dan duka, serta seluruh rekan mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia angkatan 2014 terkhusus kelas H atas segala kebersamaan, motivasi, saran, dan bantuannya kepada penulis yang telah memberi kenangan indah dalam hidupku ini.
xi
Akhirnya, dengan segala kerendahan hati penulis senantiasa mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak, selama kritikan dan saran tersebut sifatnya membangun. Karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak akan berarti sama sekali tanpa adanya kritikan dan saran dari semua pihak. Mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, terutama bagi pribadi penulis. Aamiin
Makassar, Agustus 2018
xii
HALAMAN SAMPUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii
SURAT PERNYATAAN ... iv
SURAT PERJANJIAN ... v
MOTO DAN PERSEMBAHAN ... vi
ABSTRAK ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... ix DAFTAR TABEL ... x DAFTAR GAMBAR ... xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 6 C. Tujuan Kajian ... 6 D. Manfaat Kajian ... 7 E. Definisi Istilah ... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Teori Pendukung ... 10
1. Definisi Kalimat ... 10
xiii
3. Kalimat Efektif ... 28
4. Analisis Kesalahan ... 41
5. Kesalahan dalam Bidang Kalimat ... 43
6. Skripsi ... 54
B. Hasil Penelitian yang Relavan ... 54
C. Kerangka Pikir ... 56
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian ... 60
B. Data dan Sumber Data ... 59
C. Teknik Pengumpulan Data ... 60
D. Teknik Analisis Data ... 60
BAB IV HASIL PENLITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian... 63
B. Pembahasan ... 95
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 98
B. Saran ... 98
DAFTAR PUSTAKA ... 100 LAMPIRAN
Lampiran IDaftar Skripsi Kesalahan Kalimat Efektif pada Skripsi Mahasiswa Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas
xiv
Muhammadiyah Makassar ...103
Lampiran IIDaftar Frekuensi Kesalahan Kalimat Efektif Pada Skripsi Mahasiswa Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar ...104
Lampiran IIIDaftar variasi kesalahan kalimat efektif pada skripsi mahasiswa prodi bahasa dan sastra Indonesia fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar ... 105
Lampiran IVKesalahan penulisan efektif ...106
Lampiran VPenggunaan kata tanya yang tidak perlu ...119
Lampiran VIPenggunaan konjungsi yang berlebihan ...124
Lampiran VIIPenggunaan istilah asing ...127 RIWAYAT HIDUP
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Kartu Data ... 64
Tabel 4.2 Frekuensi Kesalahan Kalimat Efektif Berdasarkan Bentuk Kesahannya ... 65
Tabel 4.3 Kesalahan Penulisan Kalimat Efektif ... 66
Tabel 4.4 Penggunaan Konjungsi yang Berlebihan ... 77
Tabel 4.5 Penggunaan Kata Tanya yang Tidak Perlu ... 81
xvi
Lampiran I Daftar Skripsi Kesalahan Kalimat Efektif pada Skripsi Mahasiswa Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar
...103
Lampiran II Daftar Frekuensi Kesalahan Kalimat Efektif Pada Skripsi Mahasiswa Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar ...104
Lampiran III Variasi Kesalahan Kalimat Efektif Pada Skripsi Mahasiswa Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar ...105
Lampiran IV Kesalahan Penulisan Kalimat Efektif ... .106
Lampiran V Penggunaan Kata Tanya yang Tidak Perlu ...119
Lampiran VI Penggunaan Konjungsi yang Berlebihan ...124
1
PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Bahasa indonesia tumbuh dan berkembang dari bahasa Melayu, yang sejak dahulu sudah dipakai sebagai bahasa perantara(lingua franca), bukan saja dikepulauan Nusantara, melainkan juga hampir diseluruh Asia Tenggara. Sehingga Bahasa Indonesia dengan perlahan-lahan, tetap pasti berkembang dan tumbuh terus. Pada waktu akhir-akhir ini perkembangannya itu menjadi demikian pesatnya sehingga bahasa ini telah menjelma menjadi bahasa modern, yang kaya akan kosa kata dan mantap dalam struktur.
Berdasarkan kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai: (a) bahasa resmi negara, (b) bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan, (c) bahasa resmi dalam perhubungan pada tingkat nasional, baik untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan maupun untuk kepentingan pemerintah, dan (d) bahasa resmi di dalam kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi modern (Setyawati,2010:1). Kedudukan dan fungsinyabahasa Indonesia digunakan sebagai alat komunikasi dalam berbagai keperluan, situasi, dan kondisi. Dalam praktik pemakaiannya, bahasa Indonesia pada dasarnya beraneka ragam. Keanekaragaman bahasa atau variasi pemakaian bahasa dapat diperhatikan dari sarana, susunannya, norma pemakaiannya, tempat atau daerahnya, bidang penggunaannya dan lain-lain.
Bahasa merupakan alat komunikasi yang ampuh untuk mengadakan hubungan dan kerja sama. Hampir seluruh aktivitas kegiatan manusia berhubungan dengan bahasa, manusia dapat mengekspresikan pikiran dan perasaannya. Peranan bahasa sebagai alat interaksi sosial sangat besar. Hal ini disebabkan tidak ada kegiatan manusia berlangsung tanpa kehadiran bahasa itu. Bahasa muncul dan diperlukan dalam segala kegiatan seperti pada bidang pendidikan, keagamaan, bidang perdagangan, bidang politik, bidang militer, bidang kebudayaan, bidang sosial dan lain-lain.
Sehubungan dengan ini pemilihan kata dalam kalimat adalah proses pembentukan kalimat atau kata-kata yang disusun dalam sebuah wacana supaya dapat digunakan untuk menyampaikan amanat atau pesan kepada lawan bicara. Agar amanat atau pesan yang kita sampaikan itu dapat diterima dengan baik dan sesuai dengan konsep yang kita inginkan. Oleh karena itu, ada berbagai makna dan kata- kata yang perlu untuk dipilih untuk menyusun sebuah kalimat yang baik, efektif, tidak rancu, dan sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (Chaer, 2006 :382).
Adapun bukti dari hasil yang saya teliti yaitu ada beberapa skripsi mahasiswa prodi bahasa dan sastra indonesia diUniversitas Muhammadiyah Makassar yang mewakili, bahwa terdapat kesalahan kalimat efektif dan penggunaan tanda baca yang kurang tepat, dan penggunaan konjungsi yang berlebihan pada skiripsi mahasiswa prodi bahasa dan sastra indonesia.
berkembang dari Bahasa Melayu, yang sejak dahulu sudah dipakai sebagai bahasa perantara, bukan saja di kepulauan Nusantara, melainkan juga hampir di seluruh Asia Tenggara. Bahasa Indonesia yang digunakan saat ini berasal dari bahasa Melayu yang pada awalnya adalah salah satu bahasa daerah diantara berbagai Bahasa daerah di kepulauan Indonesia. Bahasa Melayu sebagai Bahasa daerah dituturkan oleh suku Melayu yang mendiami pesisir timur pulau Sumatera, Semenanjung Malaka, dan pesisir barat Kalimantan. Oleh Steinhaver dinyatakan bahwa bahasa Melayu merupakan bahasa yang kurang berarti. Di Indonesia, bahasa itu diperkirakan dipahami hanya oleh penduduk kepulauan Riau Lingga dan penduduk pantai disebrang Sumatera(1991: 195). Jika dibandingkan dengan bahasa lain dikepulauan nusantara ini, baik dari segi penutur maupun penduduk budaya, bahasa Melayu jauh ketinggalan. Namun, bahasa ini mengalami perkembangan yang cukup pesat, mampu mengguling bahasa-bahasa daerah lain untuk mendapatkan predikat yang terhomat, yakni menjadi bahasa nasional dan bahasa negara bagi negeri/bangsa yang serba keberamaan dan kemajemukan.
Sehubungan dengan ini pemilihan kata dalam kalimat adalah proses pembentukan kalimat atau kata-kata yang disusun dalam sebuah wacana supaya dapat digunakan untuk menyampaikan amanat atau pesan kepada lawan bicara. Agar amanat atau pesan yang kita sampaikan itu dapat
diterima dengan baik dan sesuai dengan konsep yang kita inginkan. Oleh karena itu, ada berbagai makna dan kata- kata yang perlu untuk dipilih untuk menyusun sebuah kalimat yang baik, efektif, tidak rancu, dan sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (Chaer, 2006 :382).
Ada dua jenis kesalahan dalam berbahasa yaitu: kesalahan terbuka, dan kesalahan tertutup. Kesalahan terbuka adalah kesalahan berbahasa pada tingkat ketatabahasaan yang terlihat pada kalimat-kalimat yang dihasilkan pembelajar. Sedangkan kesalahan tertutup adalah kesalahan yang tersembunyi dibalik kalimat yang tersusun secara benar menurut tata bahasa. Secara benar menurut kaidah ketatabahasaan tetapi tidak benar dari sudut semantiknya. Dikatakan bahwa kesalahan-kesalahan terjadi karena adanya kesulitan dari pembelajar khususnya dalam penyusunan kalimat.
Sebuah kalimat hendaklah mendukung suatu gagasan atau ide. Susunan kalimat yang teratur menunjukkan cara berpikir teratur. Agar gagasan atau ide mudah dipahami pembaca; fungsi sintaksis yaitu subyek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan harus tampak jelas. Kelima fungsi sintaksis itu tidak selalu hadir secara bersama-sama dalam sebuah kalimat. Unsur-unsur sebuah kalimat harus dieksplisitkan dan dirakit secara logis atau masuk akal.Sintaksis adalah cabang linguistik tentang susunan kalimat dan bagian- bagiannya; ilmu tata kalimatyang mendefinisikan
seluk beluk wacana, kalimat, klausa, dan frase; sedangkan morfologi menurut M. Ramlan dalam buku ilmu bahasa indonesia : Morfologi(cet1, 1967; cet. IV, 1980) mendefinisikan morfologi sebagai bagian dari ilmu bahasa yang mempelajari seluk-beluk struktur kata serta pengaruh perubahan-perubahan truktur kata terhadap golongan dan arti kata. Kesalahan dalam tataran sintaksis antara lain berupa kesalahan dalam bidang frasa dan kesalahan dalam bidang kalimat.
Mahasiswa sebagai kaum cendekia dan terpelajar dituntut untuk menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar dalam mengkomunikasikan ilmunya. Sintaksis adalah salah satu matakuliah dari Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia diUniversitas Muhammadiyah Makassar. Sumbangan matakuliah sintaksis sangat besar karena dengan belajar sintaksis kita lebih mengetahui kaidah penulisan kalimat yang baik dan benar.
Dalam penulisan karya ilmiah berupa skripsi. Kalimat yang digunakan adalah kalimat yang baku dan tentunya kalimat yang efektif, agar pembaca mudah memahami maksud penulis. Akan tetapi, dalam skripsi mahasiswa masih terdapat beberapa kesalahan kalimat yang masih banyak terjadi. Maka dari itu peneliti ingin menganalisis kesalahan kalimat Efektif yang
terdapat dalam skripsi mahasiswa Prodi Bahasa dan Sastra Indonasia di Universitas Muhammadiyah Makassar, yang telah selesai di tahun 2017.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana kesalahan penulisan kalimat efektif pada skripsi mahasiswa prodi Bahasa dan Sastra Indonesia diUniversitas Muhammadiyah Makassar?.
2. Penggunaan konjungsi yang berlebihan, penggunaan kata tanya tidak perlu, dan penggunaan istilah asing pada skripsi mahasiswa prodi Bahasa dan Sastra Indonesia diUniversitas Muhammadiyah Makassar?.
C. Tujuan Kajian
Adapun tujuan dari Proposal ini untuk mengetahuidan mendeskripsikan bentuk-bentuk kesalahan kalimat yang dilakukan oleh mahasiswa prodi Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Makassar sebagai berikut:
Mengetahui kesalahan penulisan kalimat efektif, Penggunaan konjungsi yang berlebihan, penggunaan kata tanya tidak perlu, serta penggunaan istilah asing pada skripsi mahasiswa prodi Bahasa dan Sastra Indonesia diUniversitas Muhammadiyah Makassar.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan hasil yang bermanfaat baik secara langsung bagi pengembangan ilmu, maupun bagi kepentingan praktis pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di dalam kelas.
1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan menambah wawasan pengetahuan dalam bidang linguistik khususnya dalam aspek kebahasaan yaitu menulis skripsi dengan memperhatikan unsur-unsur fungsional kalimat yaitu sintaksis berdasarkan jenis kesalahan yang dilakukan mahasiswa. Selain itu, diadakannya penelitian ini yang lebih mendalam bagi penelitian selanjutnya.
2. ManfaatPraktis
Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik pembaca maupun mahasiswa yang menjadi sasaran utama dalam pembelajaran bahasa. Bagi pembaca maupun mahasiswa, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan kebahasaan dalam aspek menulis khususnya tentang ketepatan dan ketidaktepatan penggunaan kalimat. Dengan demikian, mahasiswa diharapkan dapat menghindari kesalahan kalimat dalam menulis suatu karangan.
E. Definisi Istilah
a. Analisis adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk menganalisis, meneliti, atau mengkaji suatu bahasa guna untuk mengetahui struktur bahasa tersebut secara mendalam.
b. Kesalahan adalah suatu perihal kesalahan atau kekeliruan seseorang dalam melakukan sesuatu. Adapun menurut Tarigan (1990:68), analisis kesalahan berbahasa adalah suatu proses kerja yang digunakan oleh para guru dan peneliti bahasa dengan langkah-langkah pengumpulan data, pengidentifikasian kesalahan yang terdapat di dalam data, penjelasan kesalahan kesalahan tersebut, pengklasifikasian kesalahan itu berdasarkan penyebabnya, serta pengevaluasian taraf keseriusan kesalahan itu. c. Kalimat adalah suatu gabungan dua kata atau lebih, baik itu dalam bentuk lisan maupun tulisan yang disusun sesuai pola tertentu sehingga memiliki arti. Kalimat yang baik dan benar tentunya memiliki ciri-ciri tertentu yaitu, mengandung unsur-unsur seperti S(subjek), P(predikat), O(objek), dan K(keterangan). Sehingga dapat disingkat menjadi pola S-P-O-K.
d. Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang disusun oleh mahasiswa berdasarkan hasil lapangan dengan data-data yang diperoleh sesuai dengan bidang studinya, sebagai tugas akhir untuk memperoleh gelar sarjana dalam studi formalnya di Perguruan
e. Mahasiswa adalah seseorang yang belajar atau menuntut ilmu baik disekolah tinggi, institute, akademik maupun diperguruan tinggi. Sedangkan mahasiswa menurut KBBI KBBI adalah seseorang yang menuntut ilmu di perguruan tinggi. Di dalam dunia pendidikan, status mahasiswa adalah status tertinggi seorang murid di dunia pendidikan.
10 BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Pustaka
1. Teori Pendukung
Teori yang digunakan dalam penelitian ini merupakan gabungan dari beberapa teori yang dikemukakan oleh para ahli, khususnya di bidang sintaksis. Pemilihan teori dipertimbangkan berdasarkan relevansi dengan masalah yang akan diteliti, yaitu masalah kesalahan kalimat dan kalimat efektif pada skripsi mahasiswa Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia.
a. Definisi Kalimat
Kalimat adalah suatu gabungan dua kata atau lebih, baik itu dalam bentuk lisan maupun tulisan yang disusun sesuai pola tertentu sehingga memiliki arti. Kalimat yang baik dan benar tentunya memiliki ciri-ciri tertentu yaitu, mengandung unsur-unsur seperti S(subjek), P(predikat), O(objek), dan K(keterangan). Sehingga dapat disingkat menjadi pola S-P-O-K.Kalimat juga merupakan suatu bagian yang selesai dan menunjukkan pikiran yang lengkap. Yang dimaksud dengan pikiran yang lengkap adalah informasi yang didukung oleh pikiran yang utuh. Sekurang-kurangnya, kalimat itu memiliki subjek atau pokok kalimat dan predikat atau sebutan. Apabila tidak memiliki unsur subjek dan unsur predikat, pernyataan itu bukanlah kalimat. Maka deretan kata yang seperti itu hanya dapat disebut sebagai frase, inilah yang membebedakan antara kalimat dan frase.
mengungkapkan pikiran yang utuh secara ketatabahasaan. Selanjutnya, dijelaskan bahwa wujud lisan kalimat diiringi oleh alunan titinada, disela oleh jeda, diakhiri oleh intonasi selesai, dan diikuti oleh kesenyapan. Sedangkan dalam wujud tulisan yang menggunakan aksara latin, kalimat diawali dengan huruf kapital dan diakhiri oleh tanda titik, tanda tanya, atau tanda seru, juga di dalamnya digunakan berbagai tanda baca yang berupa spasi ruang-ruang kosong, koma, titik koma, titik dua, dan atau sepasang garis pendek yang mengapit bentuk tertentu. Tanda titik(.), tanda tanga(?), dan tanda seru(!) sepadan dengan intonasi selesai. Sedangkan tanda baca lainnya sepadan dengan jeda.
Oleh karena itu, kalimat merupakan suatu rentetan kata yang kata-kata itu berfungsi sebagai subjek dan predikat. Kalau dilihat dari hal predikat , kalimat-kalimat dalam bahasa indonesia ada dua macam, yaitu:
a. Kalimat-kalimat yang berpredikat kata kerja, dan b. Kalimat-kalimat yang berpredikat bukan kata kerja.
Akan tetapi, dalam pemakaian sehari-hari kalimat yang berpredikat kata kerja lebih besar jumlahnya daripada kalimat yang berpredikat bukan kata kerja. Hal ini akan membantu kita dengan mudah untuk menentukan predikat sebuah kalimat. Oleh sebab itu, apabila ada kata kerja dalam suatu untaian kalimat, kata kerja itu dicadangkan sebagai predikat dalam kaliamat itu.
Adapun unsur kalimat adalah fungsi sintaksis dalam buku-buku tata bahasa lama biasa disebut jabatan kata dalam kalimat, yaitu subyek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap (pel), dan keterangan (K). Kalimat bahasa
indonesia baku sekurang-kurangnya terdiri atas dua unsur yaitu subyek dan predikat. Fungsi unsur yang lai(obyek, pelengkap, dan keterangan) dalam suatu kalimat tidak wajib hadir.
1) Predikat
Predikat(P) adalah bagian kalimat yang memberitahu melakukan (tindakan) apa atau dalam keadaan bagaimana subyek (pelaku). Selain menyatakan tindakan atau perbuatan subyek (S), sesuatu yang dinyatakan oleh P dapat pula mengenai sifat, situasi, status, ciri, atau jadi diri S. Predikat dapat berupa kata atau frasa, sebagian besar berkelas verba atau adjektiva, tetapi dapat juga nomina atau frasa nominal. Adapun contohnya sebagai berikut:
- Ibu sedang tidur siang. - Putrinya cantik jelita.
- Kota makassar dalam keadaan aman. - Kucingku belang tiga .
- Iphe mahasiswa baru.
Kata-kata yang dicetak miring, tidur siang, cantik jelita, dalam keadaan aman, belang tiga, dan mahasiswa baru adalah predikat yang
masing-masing pelaku atau subyek setiap kalimat tersebut. 2) Subyek
Subyek(S) adalah abgian kalimat yang menunjukkan pelaku, sosok(benda), sesuatu hal, atau masalah yang menjadi pangkal/pokok pembicaraan. Subyek biasanya diisi oleh jenis kata/frasa verbal. Untuk lebih jelasnya perhatikan sebagai berikut:
- Meja direktur besar. - Ayahku sedang melukis.
- Yang berbaju batik dosen saya. - Berjalan kaki menyehatkan badan. - Membangun jalan layang sangat mahal.
Kata-kata yang diceatk miring pada contoh diatas adalah subyek. Bagian yang menunjukkan pelaku diisi oleh kata dan frasa, meja direktur dan ayahku, yang diisi oleh klausa, yang berbaju batik, dan yang diisi frase verbal, berjalan kaki dan membangun jalan layang.
3) Obyek
Obyek (O) adalah bagian kalimat yang melengkapi P. Obyek pada umumnyadiisi oleh nomina, frasa nominal, atau klausa. Letak O selalu di belakang P yang berupa verba transitif, yaitu verba yang menuntut wajidb hadirnya O seperti pada contoh dibawah ini.
- Nani menimag... - Arsitek merancang... - Juru masak menggoreng...
Verba transitif menimang, merancang, dan menggoreng pada contoh kalimat diatas adalah P yang menuntut untuk dilengkapi. Unsur yang melengkapi P bagi ketiga kalimat itulah yang dinamakan Obyek.
- Nani menimbang bayi
- Arsitek merancang bangunan - Guru masak menggoreng ayam 4) Pelengkap
Pelengkap(Pel) atau komplemen adalah bagian yang melengkapi P. Letak Pel umumnya di belakang beupa verba. Posisi itu juga ditempati O, dan jenis kata yang mengisi Pel dan O juga sama, yaitu dapat berupa nominal, atau klausa. Namun, antara pel dan O terdapat perbedaan. Perhatikan contoh sebagai berikut:
- Indonesia berasaskan Pancasila.
- Gamelan merupakan kesenian tradisional.
Kalimat diatas adalah kalimat aktif dengan pelengkap kata Pancasila dan kesenian tradisional. Posisi kata Pancasila dan kesenian tradisional tidak bisa dipindahkan seperti halnya obyek pada kalimat pasif. Pancasila dilandasi Indonesia dan Kesenian tradisional dirupakan gamelan adalah kalimat yang tidak gramatikal.
oleh nomina dan frasa nominal. Pel dapat pula diisi oleh frasa adjektival dan frasa preposisional. Disamping itu, letak Pel tidak selalu persis dibelakang P. Kalau dalam kalimatnya terdapat O, letak Pel adalah di belakang O sehingga urutan penulisan bagian kalimat menjadi S-P-O-Pel. Berikutnya adalah beberapa contoh pelengkap dalam kalimat.
- Sutardji membacakan penggemarnya puisi kontemporer. - Ayah membelikan adik rumah baru.
- Sekretaris itu mengambilkan atasannya air minum. 5) Keterangan
Keterangan(Ket) adalah bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal tentang bagian kalimat yang lainnya. Unsur keterangan dapat berfungsi menerangkan S, P, O, dan Pel. Posisinya bersifat manasuka, dapat di awal. Di tengah, atau di akhir kalimat. Pegisi ket. adalah frasa nominal, frasa preposisional, adverbia, atau klausa.
Dalam contoh dibawah , bagian yang dicetak miring adalah Ket.
- Karena malas belajar, mahasiswa itu tidak lulus. (Ket. Penyebab)
- Polisi menyelidiki masalah itu dengan hati-hati. (Ket. Cara) - Anak yang baitu itu rela berkorban demi orang tuanya (Ket.
b.Jenis Kalimat
Kalimat adalah suatu gabungan dua kata atau lebih, baik itu dalam bentuk lisan maupun tulisan yang disusun sesuai pola tertentu sehingga memiliki arti. Kalimat yang baik dan benar tentunya memiliki ciri-ciri tertentu yaitu, mengandung unsur-unsur seperti S(subjek), P(predikat), O(objek), dan K(keterangan).
Berdasarkan pengucapannya, kalimat dibagi menjadi dua jenis yaitu: 1) Kalimat Langsung
Kalimat langsung adalah kalimat yang secara cermat menirukan ucapan orang. Kalimat langsung juga dapat diartikan kaliamt yang memberitakan bagaimana ucapan dari orang lain (orang ketiga). Kalimat ini biasanya ditandai dengan tanda petik dua (“….”) dan dapat berupa kalimat tanya atau kalimat perintah
Contoh:
- Ibu berkata: “Iphe, jangan meletakkan sepatu di sembarang tempat!”
Kalimat tak langsung adalah kalimat yang menceritakan kembali ucapan atau perkataan orang lain. Kalimat tak langsung tidak ditandai lagi dengan tanda petik dua dan sudah dirubah menjadi kalimat berita.
Berdasarkan Jumlah Frasa (Struktur Gramatikal), dibedakan menjadi dua jenis yaitu:
1) Kalimat Tunggal
Kallimat tunggal adalah kalimat yang memiliki satu pola (klausa) yang terdiri dari satu subjek dan satu predikat. Kalimat tunggal merupakan kalimat dasar sederhana. Kalimat-kalimat yang panjang dapat dikembalikan ke dalam kalimat-kalimat dasar yang sederhana dan dapat juga ditelusuri pola-pola pembentukannya. Kalimat tunggal dapat dibagi atas dua jenis yaitu: Kalimat nominal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata benda, dan Kalimat verbal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata kerja.
2) Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk terdiri atas dua atau lebih kalimat tunggal yang saling berhubungan baik kordinasi maupun subordinasi. Kalimat majemuk dapat dibedakan atas 3 jenis, yaitu
a) Kalimat Majemuk Setara (KMS)
Kalimat ini terbentuk dari 2 atau lebih kalimat tunggal dan kedudukan tiap kalimat sederajat.
b) Kalimat Majemuk Bertingkat (KMB)
Kalimat majemuk bertingkat terdiri atas satu suku kaliamat bebas dan satu suku kalimat yang tidak bebas. Kedua kalimat tersebut memiliki pola hubungan yang tidak sederajat. Bagian yang memiliki kedudukan lebih penting (inti gagasan) disebut sebagai klausa utama (induk kalimat). Bagian yang lebih rendah kedudukakannya disebut dengan klausa sematan (anak kalimat).
c) Kalimat Majemuk Campuran (KMC)
Kalimat majemuk campuran terdiri atas kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat atau kebalikannya.
Berdasarkan Isi atau Fungsinya, Kalimat dapat dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu:
1) Kalimat Perintah
Kalimat perintah adalah kalimat yang bertujuan memberikan perintah kepada orang lain untuk melakukan sesuatu. Kalimat perintah biasanya diakhiri dengan tanda seru (!) dalam penulisannya. Sedangkan dalam bentuk lisan, kalimat perintah ditandai dengan intonasi tinggi. Adapun macam-macam kalimat perintah yaitu:
b) Kalimat larangan, ditandai dengan penggunaan kata jangan. c) Kalimat ajakan, ditandai dengan kata mohon, tolong, silahkan. 2) Kalimat Berita
Kalimat berita adalah kalimat yang isinya memberitahukan sesuatu. Dalam penulisannya, biasanya diakhiri dengan tanda titik (.) dan dalam pelafalannya dilakukan dengan intonasi menurun. Kalimat ini mendorong orang untuk memberikan tanggapan. Adapun macam-macam kalimat berita yaitu:
a) Kalimat berita kepastian
b) Kalimat berita pengingkaran
c) Kalimat berita kesangsian
d) Kalmat berita bentuk lainnya
3) Kalimat Tanya
Kalimat tanya adalah kalimat yang bertujuan untuk memperoleh suatu informasi atau reaksi (jawaban) yang diharapkan. Kalimat ini diakhiri dengan tanda tanya(?) dalam penulisannya dan dalam pelafalannya menggunakan intonasi menurun. Kata tanya yang dipergunakan adalah bagaimana, dimana, berapa, kapan.
4) Kalimat Seruan
Kalimat seruan adalah kalimat yang digunakan untuk mengungkapakan perasaa ‘yang kuat’ atau yang mendadak. Kalimat seruan biasanya ditandai dengan intonsi yang tinggi dalam pelafalannya dan menggunakan tanda seru (!) atau tanda titik (.) dalam penulisannya.
Berdasarkan Unsur KalimatKalimat dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu:
1) Kalimat Lengkap
Kalimat lengkap adalah kalimat yang sekurang-kurangnya terdiri dari satu buah subyek dan satu buah predikat. Kalimat Majas termasuk ke dalam kalimat lengkap.
Contoh:
- Mahasiswa berdiskusi di dalam kelas. S P K
- Ibu mengenakan kaos hijau dan celana hitam S P O
2) Kalimat Tidak Lengkap
Kalimat tidak lengkap adalah kalimat yang tidak sempurna karena hanya memiliki subyek saja, atau predikat saja, atau objek saja atau keterangan saja. Kalimat tidak lengkap biasanya berupa semboyan,
dan kekaguman. Contoh: – Selamat sore – Silakan Masuk! – Kapan menikah? – Hei, Kawan…
Berdasarkan Susunan S-P,Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1) Kalimat Inversi
Kalimat versi adalah kalimat yang predikatnya mendahului subjeknya. Kata atau frasa tertentu yang pertama muncul akan menjadi kunci yang akan mempengaruhi makna untuk menimbulkankesan tertentu, dibandingkan jika kata atau frasa ditempatkan pada urutan kedua. Kalimat ini biasanya dipakau untuk penekanan atau ketegasan makna.
Contoh:
- Ambilkan koran di atas kursi itu! P S
- Sepakat kami untuk berkumpul di taman kota. S P K
2) Kalimat Versi
Kalimat inversi adalah kalimat yang susunan dari unsur-unsur kalimatnya sesuai dengan pola kalimat dasar bahasa Indonesia (S-P-O-K).
Contoh:
- Penelitian ini dilakukan mereka sejak 2 bulan yang lalu. S P O K
- Aku dan dia bertemu di cafe ini. S P K
Berdasarkan Bentuk Gaya Penyajiannya (Retorikanya), Kalimat dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu:
1)Kalimat Yang Melepas
Kalimat yang melepas terbentuk jika kalimat tersebut disusun dengan diawali oleh unsur utama (induk kalimat) dan diikuti oleh unsur tambahan (anak kalimat). Unsur anak kalimat ini seakan-akan dilepaskan saja oleh penulisnya. Jika unsur anak kalimat tidak diucapkan, kalimat itu sudah bermakna lengkap.
- Saya akan dibelikan vespa oleh Ayah jika saya lulus ujian sarjana.
- Semua warga negara harus menaati segala perundang-undangan yang berlaku agar kehidupan di negeri ini berjalan dengan tertib dan aman.
2) Kalimat yang Klimaks
Kalimat klimaks terbentuk jika kalimat tersebut disusun dengan diawali oleh anak kalimat dan diikuti oleh induk kalimat. Kalimat belum dapat dipahami jika hanya membaca anak kalimatnya. Sebelum kalimat itu selesai, terasa masih ada sesuatu yang ditunggu, yaitu induk kalimat. Oleh karen itu, penyajian kalimat ini terasa berklimaks dan terasa membentuk ketegangan.
Contoh:
- Karena sulit kendaraan, ia datang terlambat ke kantornya.
- Setelah 1.138 hari disekap dalam sebuah ruangan akhirnya tiga sandera warga negara Prancis itu dibebaskan juga.
3) Kalimat Yang Berimbang
Kalimat yang berimbang disusun dalam bentuk kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk campuran, Struktur kalimat ini memperlihatkan kesejajaran yang sejalan dan dituangkan ke dalam bangun kalimat yang simetri.
Contoh:
- Bursa saham tampaknya semakin bergairah, investor asing dan domestik berlomba melakukan transaksi, dan IHSG naik tajam.
- Jika stabilitas nasional mantap, masyarakat dapat bekerja dengan tenang dan dapat beribadat dengan leluasa.
Berdasarkan Subjeknya,Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1) Kalimat Aktif
Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya melakukan suatu pekerjaan/tindakan. Kalimat ini biasanya memiliki predikat berupa kata kerja yang berawalan me- dan ber-. Predikat juga dapat berupa kata kerja aus (kata kerja yang tidak dapat dilekati oleh awalan me–saja), misalnya pergi, tidur, mandi, dll (kecuali makan dan minum).
- Mereka akan berangkat besok pagi.
- Kakak membantu ibu di dapur.
Kalimat aktif dibedakan menjadi 2, yaitu:
(1) Kalimat Aktif Transitif
Kalimat aktif transitif adalah kalimat yang dapat diikuti oleh objek penderita (O1). Predikat pada kalimat ini biasanya berawalam me- dan selalu dapatt dirubah menjadi kalimat pasif.
Contoh:
- Eni mencuci piring. S P O1
(2) Kalimat Aktif Intransitif
Kalimat aktif intransitif adalah kalimat yang tidak dapat diikuti oleh objek penderita (O1). Predikat pada kalimat ini biasanya berawaln ber-. Kalimat yang berawalan me- tidak diikuti dengan O1. Kalimat ini tidak dapat dirubah menjadi kalimat pasif.
Contoh:
- Mereka berangkat minggu depan. S P K
- Amel menangis tersedu-sedu di kamar. S P K
(3) Kalimat Semi Transitif
Kalimat ini tidak dapat dirubah menjadi kal pasif karena disertai oleh pelengkap bukan objek.
Contoh:
- Dian kehilangan pensil. S P Pel.
- Soni selalu mengenderai sepeda motor ke kampus. S P Pel K
2) Kalimat Pasif
Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan/tindakan. Kalimat ini biasanya memiliki predikat berupa kata kerja berawalan di- dan ter- dan diikuti oleh kata depan oleh
Kalimat pasif dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
(1) Kalimat Pasif Biasa
Kalimat pasif ini biasanya diperoleh dari kalimat aktif transitif. Predikat pada kalimat ini berawalan di-,ter-,ke-an.
- Piring dicuci Eni. S P O2
(2) Kalimat Pasif Zero
Kalimat pasif zero adalah kalimat yang objek pelakunya(O2) melekat berdekatan dengan O2 tanpa disisipi dengan kata lain. Predikat pada kalimat ini berakhiran -kan dan akan terjadi penghilangan awalan di-. Predikatnya juga dapat berupa kata dasar berkelas kerja kecuali kata kerja aus. Kalimat pasif zero ini berhubungan dengan kalimat baku.
Contoh: - Ku pukul adik. O2 P S
- Akan saya sampaikan pesanmu. O2 P S
Cara mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif :
1. Subjek pada kalimat aktif dijadikan objek pada kalimat pasif.
2. Awalan me- diganti dengan di-.
Contoh:
- Bapak memancing ikan. (aktif)
- Ikan dipancing oleh bapak. (pasif)
4. Jika subjek kalimat akrif berupa kata ganti maka awalan me- pada predikat dihapus, kemudian subjek dan predikat dirapatkan.
Contoh :
- Aku harus memngerjakan PR. (aktif)
- PR harus kukerjakan. (pasif)
c. Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan menimbulkan kembali gagasan atau pikiran pada diri pendengar atau pembaca, seperti apa yang ada dalam pikiran dan benak pembicara atau penulisnya. Jadi dengan kalimat efektif, ide atau gagasan penulis atau pembicara itu akan dapat diterima secara utuh.
Kalimat yang utuh yaitu kalimat yang baik dan benar dapat memudahkan orang lain untuk memahaminya. Kalimat yang baik haruslah mengikuti kaidah-kaidah tata bahasa, pilihan kata(diksi), penalaran dan keserasian. Kelengkapan unsur sebuah kalimat efektif sangat menentukan kejelasan sebuah kalimat. Kalimat yang demikian disebut kalimat efektif. Sebuah kalimat yang efektif mempersoalkan bagimana ia dapat mewakili secara tepat isi dan pikiran atau perasaan pengarang, bagaimana ia dapat
pendengar apa yang dibicarakan.
Hal ini berarti bahwa kalimat efektif haruslah disusun secara sadar untuk mencapai daya informasi yang diinginkan penulis kepada pembacanya. Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat dan dapat dipahami secara tepat pula. Kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi kriteria jelas, sesuai dengan kaidah, dan enak dibaca. Ketepatan informasi sebagai syarat mutlak dari sebuh kalimat efektif. Agar pembaca tertarik pada apa yang disampaikan, maka sebuah kalimat efektif harus disusun secara tepat. Sebagai sarana komunikasi, setiap kalimat terlibat dalam proses penyampaian dan penerimaan. Apa yang disampaikan dan apa yang diterima itu mungkin bersifat ide, gagasan, pesan, pengertian, atau informasi. Kalimat dikatakan efektif apabila kita akan membuat kalimat yang baik dan benar harus berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku dan kalimat tersebut mudah dipahami oleh orang lain.
Adapun ciri-ciri dari kalimat efektif yaitu kalimat yang ditulis dapat memberikan informasi kepada pembaca secara tepat seperti yang diharapkan oleh penulis. Maka ada bebrapa hal yang perlu diperhatikan terkait ciri kalimat efektif. Putrayasa (2007: 54) menyebutkan bahwa ciri-ciri kalimat efektif ada empat, yakni kesatuan (unity), kehematan (economy), penekanan (emphasis), dan kevariasian (variety).
1. Kesatuan (unity)
Putrayasa (2007: 54) menyatakan bahwa betapapun bentuk sebuah kalimat, baik kalimat inti maupun kalimat luas, agar tetap berkedudukan sebagai kalimat efektif, haruslah mengungkapkan sebuah ide pokok atau satu kesatuan pikiran.
Contoh :Bangsa Indonesia menginginkan keamanan, kesejahteraan, dan kedamaian.
Kesatuan dalam kalimat efektif Memiliki subyek,predikat, serta unsur-unsur lain (O/K) yang saling mendukung serta membentuk kesatuan tunggal.
Contoh: Di dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat membantu kesalamatan umum.
Kalimat ini tidak memiliki kesatuan karena tidak didukung subyek. Unsur di dalam keputusan itu bukanlah subyek, melainkan keterangan. Ciri bahwa unsur itu merupakan keterangan ditandai oleh keberadaan frase depan di dalam (ini harus dihilangkan).
2. Kehematan (economy)
Kehematan adalah adanya hubungan jumlah kata yang digunakan dengan luasnya jangkauan makna yang diacu (Putrayasa, 2007: 55). Hemat di sini bukan dilihat dari jumlah katanya, melainkan seberapa banyak kata yang bermanfaat bagi pembaca. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menghemat kata-kata, yakni (a) pengulangan
depan, dari‟ dan, daripada‟.
Adapun Kehematan kata dalam kalimat efektif adalah adanya hubungan jumlah kata yang digunakan dengan luasnya jangkauan makna yang diacu. Sebuah kalimay dikatakan hemat bukan karena jumlah katanya sedikit, sebaliknya dikatakan tidak hemat kerena jumlah katanya terlalu banyak. Yang utama adalah seberapa banyakkah kata yang bermanfaat bagi pembaca atau pendengar. Dengan kata lain, tidak usah menggunakan belasan kata, kalau maksud yang dituju bisa dicapai dengan beberapa kata saja. Oleh karena itu, kata-kata yang tidak perlu bisa dihilangkan. Untuk penghematan kata-kata hal-hal berikut perlu diperhatikan.
a. Menghilangkan pengulangan subjek yang sama pada anak kalimat. Contoh:
1. Pemuda itu segera mengubah rencananya setelah dia bertemu dengan pemimpin perusahaan.
2. Hadirin serentak berdiri begitu mereka mengetahui mempelai memasuki ruangan.
Seharusnya adalah:
1. Pemuda itu segera mengubah rencananya setelah bertemu dengan pemimpin perusahaan.
2. Hadirin serentak berdiri begitu mengetahui mempelai memasuki ruangan.
b. Menghindari penggunaan hiponimi. Contoh:
1. Bunga-bunga mawar, anyelir, dan melati sangat disukainya. Pemakaian kata ‘bunga-bunga’ dalam kalimat di atas tidak perlu. Dalam kata ‘mawar, anyelir, dan melati’ sudah mengandung makna bunga. Kalimat efektifnya: Mawar, anyelir, dan melati sangat disukainya.
2. Rumah penduduk di kota itu terang benderang oleh cahaya lampu neon. Seharusnya: Rumah penduduk di kota itu terang benderang oleh cahaya neon.
3. Beliau dilahirkan di kota Yogyakarta pada tahun 1924. Seharusnya: Beliau dilahirkan di Yogyakarta pada tahun 1924. c. Menghindari penggunaan ‘dari’ dan ‘daripada’.
Contoh:
1. Mobil dari paman saya terbakar. (seharusnya: Mobil paman saya terbakar).
2. Usul daripada bapak ketua perlu diperhatikan (seharusnya: Usul bapak ketua perlu diperhatikan).
3. penekanan (emphasis)
salah satu unsur atau bagian kalimat, agar unsur atau bagian kalimat yang diberi penegasan itu lebih mendapat perhatian dari pembaca (Putrayasa, 2007; 56). Dalam penulisan ada berbagai cara untuk memberi penekanan pada kalimat, antara lain dengan cara: (a) pemendahan letak frase dan (b) mengulangi kata-kata yang sama atau repetisi. Penekanan dalam kalimat efektif ini yaitu kalimat yang dipentingkan harus diberi penekanan. Dengan cara yaitu mengubah posisi dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian yang penting di depan kalimat.
Adapun cara untuk penekanan kata, antara lain:
a. Mengubah posisi kata dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian yang penting di awal kalimat.
Contoh:
1. Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain.
2. Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini.
Menggunakan partikel; penekanan bagian kalimat dapat menggunakan partikel –lah, -pun, dan –kah.
b. Menggunakan partikel. Penekanan bagian kalimat dapat menggunakan partikel –lah, -pun, dan –kah. Contoh:
1. Andalah yang harus bertanggungjawab soal itu. 2. Bisakah dia menyelesaikannya?
3. Kami pun berangkat dengan segera.
c. Menggunakan repetisi, yakni mengulang-ulang kata yang dianggap penting.
Contoh:
Dalam membina hubungan antara suami istri, antara guru dan murid, antara orang tua dan anak, antara pemerintah dan rakyat, diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling memahami antara satu dan lainnya.
d.Menggunakan pertentangan, yakni menggunakan kata yangbertentangan atau berlawanan makna/maksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan.
Contoh:
1. Anak itu tidak malas, tapi rajin.
2. Ia tidak membela satu partai pun, melainkan berada di pihaknetral.
e. Penekanan kata dengan intonasi. Caranya adalah dengan memberi tekanan yang lebih keras kepada salah satu unsur atau bagian kalimat yang ingin ditegaskan.
- Fadil membaca komik Conan di kamar. - Fadil membaca komik Conan di kamar. - Fadil membaca komik Conan di kamar.
Apabila tekanan diberikan pada kata Fadil maka kalimat itu berarti ‘yang membaca komik Conan di kamar adalah Fadil, bukan orang lain’. Apabila tekanan diberikan pada kata membaca maka kalimat itu berarti ‘yang dilakukan Fadil di kamar adalah membaca, bukan pekerjaan lain’. Apabila tekanan diberikan pada kata komik Conanmaka kalimat itu berarti ‘buku yang dibaca Fadil di kamar
adalah komik Conan, bukan buku atau komik lain’. Apabila tekanan diberikan pada kata di kamar maka kalimat itu berartitempat Fadil membaca komik Conan adalah di kamar, bukan di tempat lain’. f. Menggunakan kata keterangan. Keterangan penegas yang lazim
digunakan untuk memberikan penekanan adalah kata memang, apalagi, bahkan, dan lebih-lebih lagi.
Contoh:
1. Mencari pekerjaan di Jakarta tidak semudah yang kamubayangkanapalagi kalau kamu tidak punya koneksi. 2. Kikirnya bukan main, bahkan untuk makan sendiri dia
enggan mengeluarkan uang. 3. Memang dialah yang belum tahu.
g. Menggunakan kontras makna. Penekanan dengan kontras makna dilakukan terhadap kalimat majemuk setara. Makna klausa pertama dari kalimat tersebut menjadi terasa lebih tegas karena dikontraskan atau dipertentangkan dengan makna pada klausa kedua.
Contoh:
1. Eva berurai air mata pada saat orang bergembira ria. 2. Dia dengan mudah mendapat uang seratus ribu rupiah
sehari, kita mencari seratus rupiah saja sulit
3. Rata-rata penduduk di negeri ini kaya raya padahal tanah mereka tandus dan gersang.
h. Menggunakan bentuk pasif. Penekanan dalam bentuk kalimat pasif dibentuk dengan maksud untuk lebih menegaskan peranan objek penderita.
Contoh:
1. Ali dan Hasan dimarahi dosen. (Kalimat asalnya ‘Dosen
memarahi Ali dan Hasan)
2. Pohon tua itu ditebang kakek kemarin. (Kalimat asalnya
‘Kakek menebang pohon tua itu kemarin
3. Buku itu sudah saya baca. (Kalimat asalnya ‘Saya sudah
‘Kami harus membongkar bangunan tua itu’). 4. kevariasian (variety).
Kevariasian menurut KBBI (2002: 1259) artinya tindakan atau hasil perubahan dari keadaan semula; selingan. Putrayasa (2007: 65) menyebutkan bahwa ciri kevariasian akan diperoleh jika kalimat yang satu dibandingkan dengan kalimat yang lain, kemungkinan variasi kalimat tersebut antara lain (a) variasi dalam pembukaan kalimat; (b) variasi dalam pola kalimat; (c) variasi dalam jenis kalimat; dan (d) variasi bentukaktif-pasif.
Adapun kevariasian dalam kalimat efektif adalah upaya penulis menggunakan berbagai pola kalimat dan jenis kalimat untuk menghindari kejenuhan atau kemalasan pembaca terhadap teks karangan ilmiah. Fakta utama dari kevariasian ini adalah menjaga perhatian dan minat baca terhadap teks berlanjut bagi pembaca. Pada dasarnya kevariasian yaitu upaya penganekaragaman pola, bentuk, dan jenis kalimat agar pembaca tetap termotivasi membaca dan memahami teks sebuah karangan ilmiah.
Agar kevariasi dapat menjaga motivasi pembaca terhadap teks, penulis perlu memperhatikan hal-hal berikut.
1. Awal kalimat tidak selalu dimulai dengan unsure subjek, tetapi kalimat dapat dimulai dengan predikat dan keterangan
sebagai variasi dalam penataan pola kalimat.
2. Kalimat yang panjang dapat diselingi dengan kalimat yang pend ek.
3. Kalimat berita dapat divariasikan dengan kalimat Tanya, kalimat perintah, dan kalimat seruan.
4. Kalimat aktif dapat divareiasikan dengan kalimat pasif. 5. Kalimat tunggal dapat divariasikan dengankalimat majemuk. 6. Kalimat tak langsung dapat divariasikan dengan kalimat
langsung.
7. Kalimat yang diuraikan dengan kata-kata dapat divariasikan dengan tampilan gambar, bagan, grafik, kurva, marik, dan lain-lain.
8. Apa pun bentuk kevariasian yang dilakukan oleh penulis jangan sampai mengubah atau keluar dari pokok masalah yang dibicarakan.
Perhatikanlah contoh kalimat dengan variasinya.
1. Dari renungan itu seorang manajer menemukan suatu makna, suatu realitas yang baru, suatu kebenaran yang menjadi ide sentral yang menjiwai bisnisnya ke depan.
2. Seorang ahli Inggris mengemukakan bahwa seharus tidak dibangun pelabuhan samudera. Namun, pemerintah tidak memutuskan demikian. Memang cukup banyak
belahan Timur meskipun Fasilitas pengangkutan laut dan udara sudah banyak dibangun.
(Variasi kalimat dengan kata berawalan me- dan berawalan di-).
Adapun jenis-jenis kevariasian yaitu: a. Variasi dalam pembukaan kalimat
Ada beberapa kemungkinan untuk memulai kalimat demi efektifitas, yaitu dengan variasi pada pembukaan kalimat. Dalam variasi pembukaan kalimat, sebuah kalimat dapat dimulai atau dibuka dengan :
1. Frase Keterangan (waktu, tempat, dan cara) 2. Frase Benda
3. Frase Kerja
4. Frase Penghubung b. Variasi dalam pola kalimat
Demi mencapai sebeuak efektifitas dalam kalimat dan menghindari suasana monoton yang dapat menimbulkan kebosanan, pola kalimat Subjek – Predikat – Objek dapat diubah menjadi Predikat – Objek – Subjek atau yang lainnya.
Contoh:
1. Dokter muda itu belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju. (S – P- O)
2. Belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju dokter muda itu. (P – O – S)
3. Dokter muda itu oleh masyarakat desa Sukamaju belum dikenal. (S – O – P)
c. Variasi dalam jenis kalimat
Untuk mencapai efektifitas sebuah kalimat berita atau pertanyaan, dapat dikatakan dalam kalimat Tanya atau kalimat perintah.
Contoh:
“Presiden SBY sekali lagi menegaskan perlunya kita lebih
hati-hati memamakai bahan bakar dan energi dalam negeri.
Apakah kita menangkap peringatan tersebut?”
Dalam kutipan tersebut terdapat satu kalimat yang dinyatakan dalam bentuk Tanya. Penulis tentu dapat mengatakannya dalam kalimat berita. Akan tetapi untuk mencapai efektifitas, ia memakai kalimat Tanya.
Contoh:
1. Pohon pisang itu cepat tumbuh. Kita dengan mudah dapat menanamnya danmemeliharanya. Lagi pula kita tidak perlu memupuknya. Kita hanya menggalilubang, menanam, dan tinggal menunggu buahnya.
Bandingkan dengan kalimat berikut!
2. Pohon pisang itu cepat tumbuh. Dengan mudah pohon pisang itu dapat ditanamdan dipelihara. Lagi pula tidak perlu dipupuk kita hanya menggali lubang, menanam dan tinggal menunggu buahnya.
Kalimat-kalimat pada paragaf (a) semuanya berupa kalimat katif, sedangkan pada paragraph (b) berupa kalimat aktif dan pasif. Dapat dikatakan, bahwa kalimat-kalimat pada paragraf (a) tidak bervariasi sedangkan paragraf (b) bervariasi, namun hanya variasi aktif – pasif. c. Analisis Kesalahan
Analisis adalah aktivitas yang memuat sejumlah kegiatan seperti mengurai, membedakan, memilah sesuatu untuk digolongkan dan dikelompokkan kembali menurut kriteria tertentu kemudian dicari kaitannya dan ditafsirka maknanya.
Dalam pengertian yang lain, analisis adalah sikap atau perhatian terhadap sesuatu (benda, fakta, fenomena) sampai mampu menguraikan menjadi bagian-bagian, serta mengenal kaitan antarbagian tersebut dalam keseluruhan. Analisis dapat juga diartikan sebagai kemampuan memecahkan atau menguraikan suatu materi atau informasi menjadi komponen-komponen yang lebih kecil sehingga lebih mudah dipahami. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa analisis adalah sekumpulan aktivitas dan proses.
Salah satu bentuk analisis adalah merangkum sejumlah besar data yang masih mentah menjadi informasi yang dapat diinterpretasikan. Semua bentuk analisis berusaha menggambarkan pola-pola secara konsisten dalam data sehingga hasilnya dapat dipelajari dan diterjemahkan dengan cara yang singkat dan penuh arti.
Adapun pengertian analisis menurut para ahli yaitu Menurut Gorys Keraf, analisa adalah sebuah proses untuk memecahkan sesuatu ke dalam bagian-bagian yang saling berkaitan satu sama lainnya. Sedangkan menurut Komarrudin mengatakan bahwa analisis merupakan suatu kegiatan berfikir untuk menguraikan suatu keseluruhan menjadi komponen sehingga dapat mengenal tanda-tanda dari setiap komponen, hubungan satu sama lain dan fungsi masing-masing dalam suatu keseluruhan yang terpadu. Jadi dapat disimpulkan dari kedua pendapat para ahli tersebut bahwa analisa merupakan sekumpulan kegiatan, aktivitas dan proses yang saling berkaitan untuk memecahkan masalah atau memecahkan komponen menjadi lebih
analisa salah satunya yaitu merangkum data mentah menjadi sebuah informasi yang bisa disampaikan ke khalayak.
Segala macam bentuk analisis menggambarkan pola-pola yang konsisten di dalam data, sehingga hasil analisa dapat dipelajari dan diterjemahkan dengan singkat dan penuh makna. Analisa juga dapat diartikan sebagai sebuah penyelidikan terhadap suatu peristiwa dengan tujuan mengetahui keadaan yang sebenarnya terjadi.
d. Kesalahan Dalam Bidang Kalimat a.1 kesalahan Kalimat Efektif
Kalimat yang utuh yaitu kalimat yang baik dan benar dapat memudahkan orang lain untuk memahaminya. Kalimat yang baik haruslah mengikuti kaidah-kaidah tata bahasa, pilihan kata(diksi), penalaran dan keserasian. Kelengkapan unsur sebuah kalimat efektif sangat menentukan kejelasan sebuah kalimat. Kalimat yang demikian disebut kalimat efektif. Sebuah kalimat yang efektif mempersoalkan bagimana ia dapat mewakili secara tepat isi dan pikiran atau perasaan pengarang, bagaimana ia dapat mewakilinya secara segar, dan sanggup menarik perhatian pembaca dan pendengar apa yang dibicarakan.
Hal ini berarti bahwa kalimat efektif haruslah disusun secara sadar untuk mencapai daya informasi yang diinginkan penulis kepada
pembacanya. Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat dan dapat dipahami secara tepat pula. Kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi kriteria jelas, sesuai dengan kaidah, dan enak dibaca. Ketepatan informasi sebagai syarat mutlak dari sebuh kalimat efektif. Agar pembaca tertarik pada apa yang disampaikan, maka sebuah kalimat efektif harus disusun secara tepat. Sebagai sarana komunikasi, setiap kalimat terlibat dalam proses penyampaian dan penerimaan. Apa yang disampaikan dan apa yang diterima itu mungkin bersifat ide, gagasan, pesan, pengertian, atau informasi. Kalimat dikatakan efektif apabila kita akan membuat kalimat yang baik dan benar harus berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku dan kalimat tersebut mudah dipahami oleh orang lain.
Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan menimbulkan kembali gagasan atau pikiran pada diri pendengar atau pembaca, seperti apa yang ada dalam pikiran dan benak pembicara atau penulisnya. Jadi dengan kalimat efektif, ide atau gagasan penulis atau pembicara itu akan dapat diterima secara utuh.
Putrayasa (2007: 2) juga mengungkapkan pernyataan tentang kalimat efektif yaitu suatu kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan, informasi, dan perasaan dengan tepat ditinjau dari segi diksi, struktur, dan logikanya.
memberikan informasi kepada pembaca secara tepat seperti yang diharapkan oleh penulis. Maka ada bebrapa hal yang perlu diperhatikan terkait ciri-ciri kalimat efektif. Putrayasa (2007: 54) menyebutkan bahwa ciri-ciri kalimat efektif ada empat, yakni kesatuan (unity), kehematan (economy), penekanan (emphasis), dan kevariasian (variety).
Adapun kesalahan kalimat efektif yang sering kita temui di skripsi mahasiswa yaitu sebagi berikut:
1) Kalimat Salah:
Lebih enak dengan partai demokrat pastinya karena semuanya sudah seperti keluarg”, ucapnya.
Kalimat Efektif:
“Lebih baik dengan partai demokrat pastinya karena semuanya sudah seperti keluarga”, ucapnya.
2) Kalimat Salah:
Danny mengunci dua parpol”. Makanya dia layak kembali menakhodai Makassar 2018-2023
Kalimat Efektif:
“Danny mengunci dua parpol”. Makanya dia layak kembali memimpin Makassar 2018-2023.
b.2 Penggunaan Konjungsi Berlebihan
Salah satu penyebab ketidakefektifan kalimat adalah penggunaan kata hubung (konjungsi) yang tdiak tepat. Banyak diantara mahasiswa yang memandang kata hubung sekadar pada maknanya, padahal kata hubungpun memiliki fungsi.
Adapun jenis-jenis kata hubung yaitu misalnya, kata hubung antarklausa dan kata hubung antarkalimat. Adanya beberapa jenis kata hubung berdasarkan fungsinya maka pemakaian kata hubung harus tepat dan benar agar kalimat yang dihasilkan menjadi kalimat yang baku. Kata hubung antarklausa yang terdiri dari dua jenis, yaitu koordinator dan subordinator. Koordinator menghubungkan dua kalimat setara, klausa-klausa didalamnya bisa saling lepas atau berdiri sendiri. Contoh koordinator adalah dan,atau, tetapi, melainkan, sedangkan, lalu, kemudian, dan bahkan. Sebaliknya, jika
klausa yang dihubungkan bukan klausa yang setara, klausa yang satu bergantung pada klausa yang lain, subordinator yang digunakan dalam prose penggabungan itu. Contoh subordinator adalah saat, ketika, walaupun, sebab, karena sehingga, jika, untuk, dan bahwa.
Konjungsi antarklausa tidak boleh difungsikan sebagai kinjungsi antarkalimat.
Perhatikan contoh dibawah ini:
di sana tetapi dipakai sebagai konjungsi antarkalimat, padahal tetapi sebenarnya konjungsi antarklausa. Selain tetapi, koordinator tidak boleh dipakai di awal kalimat sebab pemakaiannya diawal kalimat menyebabkan konjungsi itu difungsikan sebagai konjungsi antarkalimat.
Dalam beberapa kasus , sering dijumpai pemakaian konjungsi yang berlebihan. Maksudnya, pada kalimat itu sebenarnya hanya ada dua klausa, logisnya jika ada dua klausa, kita hanya memerlukan satu konjungsi.
Contoh:
- Jika keadaan terus semakin memburuk, maka Pemerintah akan turun tangan dalam kasus tersebut.
Kalimat di atas memiiki dua klausa, yaitu (1) Keadaan terus semakin memburuk dan (2) Pemerintah akan turu tangan dalam kasus tersebut. Dengan demikian, pada kalimat tersebut seharusnya dipakai sebuah konjungsi saja, tidak boleh jika dan maka sekaigus dipakai. Adapun kasus serupa di atas sering kita temukan, misalnya seperti dibawah ini:
- Sebab, maka - Walaupun, namun - Meskipun, tetapi
Pemakaian konjungsi seperti iyu menyebabkan kalimat tidak efektif. Kekurangcermatan pemakai bahasa dapat mengakibatkakn penggunaan konjungsi yang berlebihan. Hal itu terjadi karena dua kaidah bahasa bersilang dan bergabung dalam sebuah kalimat. Kita sering menemui tulisan-tulisan seperti ini.
1) Kalimat Salah:
Meskipun beberapa media memiliki cara yang berbeda dalam
menawarkan hasil produknya, tetapimereka memilki fungsi yang sama.
Kalimat Efektif:
Meskipun beberapa media memiliki cara yang berbeda dalam
menawarkan hasil produknya, mereka memilki fungsi yang sama.
2) Kalimat Salah:
Yang menemukan dan mengklasifikasi kalimat yang
mengandung unsur kesalahan kalimat terdapat dalam makalah mahasiswa semester empat .
Kalimat Efektif :
Untukmenemukan dan mengklasifikasi kalimat yang mengandung unsur kesalahan kalimatterdapat dalam makalah mahasiswa semester empat.
Kata tanya adalah kata yang digunakan untuk menanyakan sesuatu, baik itu orang/benda, perbuatan/tindakan , keadaan/situasi, dan lain sebagainya. Sedangkan kalimat tanya adalah kalimat yang didalamnya terkandung sebuah pertanyaan kepada pihak lain, yang diajukan untuk memperoleh jawaban dari pihak yang ditanya. Namun, terkadang kalimat tanya juga tidak mengharuskan sebuah jawaban karena hanya bersifat memastikan sesuatu hal. Adapun ciri-ciri kata tanya yaitu ciri-ciri-ciri-ciri yang spesial yang membedakannya dari kata-kata yang lainnya. (1) Kata tanya selalu diikuti dengan tanda tanya pada akhir kalimat, (2) Kata tanya biasanya terletak di awal sebuah kalimat tanya, dan (3) Kata tanya seringkali diikuti atau ditambahkan dengan imbuhan sefiks –kah, seperti apakah, siapakah, dimanakah, kapankah, dan lainsebagainya. Adapun jenis-jenis kata tanya dalam Bahasa Indonesia terbagi atas 7 jenis diantara lain: (1)
Kata tanya “Apa”, (2) Kata tanya “Siapa”, (3) Kata tanya “Kapan”, (4) Kata tanya “di, ke, dari”, (5) Kata tanya “Mengapa”, (6) Kata tanya “Bagaimana”, dan (7) Kata tanya “Berapa”.
Dalam bahasa Indonesia sering dijumpai penggunaan bentuk-bentuk di mana, yang mana, hal mana, dari mana, dan kata-kata tanya yang lain sebagai penghubung atau terdapat dalam kalimat
berita (bukan kalimat tanya). Adapun contoh kalimat yang menggunakan kata tanya yang tidak perlu yaitu sebagai berikut:
1) Kalimat Salah:
Kalimat efektif mampu membuat isi atau maksud yang disampaikan si pembicara tergambar lengkap dalam pikiran penerima(pembaca/pendengar), persis seperti apa yang disampaikannya.
Kalimat Efektif:
Kalimat efektif mampu membuat isi atau maksud yang disampaikan si pembicara tergambar lengkap dalam pikiran penerima(pembaca/pendengar), persis seperti sesuatu yang disampaikannya.
2) Kalimat Salah:
Tetapi mereka memiliki fungsi yang sama, di mana bertujuan untuk memberitahu dan mempengaruhi masyrakat.
Kalimat Efektif:
Tetapi mereka memiliki fungsi yang sama,tempat bertujuan untuk memberitahu dan mempengaruhi masyrakat.
Menurut Sutarno, seiring perkembangan jaman dan terus berkembangnya pasar bebas, telah mempengaruhi segi tata bahasa di negara-negara berkembang. Hal ini tidak hanya terjadi di Indonesia saja tetapi negara-negara lain yang secara khusus memiliki bahasa nasional masing-masing juga mengalami hak yang sama. Misalkan malaysia, Philipina, Brunei dan negara berkembang lainnya. Salah satu permasalahannya adalah adanya serangan penggunaan isilah-istilah asing dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan dalam kenyataannya, istilah asing tersebut lebih dekat dengan telinga kita daripada istilah dalam bahasa kita. Sebagai contoh misalkan snack. Istilah asing lebih sering kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari daripada arti sebenarnya dalam Bahasa Indonesia.
Adapun ciri-ciri dari penggunaan istilah asing yaitu:
1. Harus ditulis miring yang mendakan bahwa itu adalah istilah asing ( tidak Bahasa Indonesia).
2. Istilah asing bisa digunakan sebagai upaya untuk memperhalus makna kata-kata, misalnya cleaning service. Hal ini dipandang lebih halus daripada menggunakan itilah tukang kebersihan.
3. istilah asing digunakan jika diartikan dalam Bahasa Indonesia akan mengurangi makna sebenarnya, misalnya Windows,
Microsoft Office, Server, Client, Port. Hal ini jika diterjemahkan
dalam Bahasa Indonesia akan dapat mengubah makna yang sebenarnya.
4. Untuk mengungkapkan budaya-budaya asing yang kita kenal misalkan, opera, drama, ballet, dll.
5. Jika menggukan istilah asing, harus diikuti dengan terjemahan dalam Bahasa Indonesia.
Penggunaan bahasa Indonesia yang memiliki kemahiran menggunakan bahasa asing tertentu sering menyelipkan istilah asing dalam pembicaraan atau tulisannya. Kemugkinannya adalah pemakai bahasa itu ingin memperagakan kebolehannya atau bahkan ingin memperlihatkan kerjasamanya atau keintelektualannya pada khalayak. Padahal kita tidak boleh mencampuradukan bahasa Indonesia dengan bahasa asing. Adapun contoh kalimat penggunaan istilah asing yaitu sebagai berikut:
Kalimat menggunakan istilah asing
1) Dalam bahasa indonesia, kata diksi berasal dari kata dictionary (bahasa inggris yang kata dasarnya diction) berarti perihal
pemilihan kata.
2) Guru yang akan mengadakan wawancara harus mempunyai