• Tidak ada hasil yang ditemukan

ARTIKEL PERBEDAAN SUHU TUBUH PADA ANAK DEMAM USIA SEKOLAH SEBELUM DAN SESUDAH KOMPRES DAUN LIDAH BUAYA DI RSUD UNGARAN KABUPATEN SEMARANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ARTIKEL PERBEDAAN SUHU TUBUH PADA ANAK DEMAM USIA SEKOLAH SEBELUM DAN SESUDAH KOMPRES DAUN LIDAH BUAYA DI RSUD UNGARAN KABUPATEN SEMARANG."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ARTIKEL

PERBEDAAN SUHU TUBUH PADA ANAK DEMAM USIA SEKOLAH SEBELUM DAN SESUDAH KOMPRES DAUN LIDAH BUAYA

DI RSUD UNGARAN KABUPATEN SEMARANG

Oleh:

NURUL FAJARIYAH NIM: 010214b043

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN

(2)

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL

Artikel dengan judul “Perbedaan Suhu Tubuh pada Anak Demam Usia sekolah Sebelum dan Sesudah Kompres Daun Lidah Buaya di RSUD Ungaran Kabupaten Semarang” yang disusun oleh :

Nama : Nurul Fajariyah

NIM : 010214b043

Program Studi : Keperawatan

Telah disetujui untuk dipublikasikan oleh pembimbing utama Skripsi Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran.

Ungaran, September 2016 Pembimbing Utama

Umi Aniroh, S.Kep., Ns., M.Kes NIDN. 0614087402

(3)

PERBEDAAN SUHU TUBUH PADA ANAK DEMAM USIA SEKOLAH SEBELUM DAN SESUDAH KOMPRES DAUN LIDAH BUAYA

DI RSUD UNGARAN KABUPATEN SEMARANG Nurul Fajariyah*), Umi Aniroh**), Faridah Aini**) *) Mahasiswa Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran **) Staf Pengajar Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran

ABSTRAK

Latar belakang: Demam telah dikenal sebagai suatu manifestasi penting pada infeksi masa kanak-kanak sejak zaman dahulu kala, demam seringkali merupakan gejala pertama yang disadari orang tua, demam juga merupakan salah satu alasan utama mencari bantuan medis. Lidah buaya mengandung air sebanyak 95% yang dimanfaatkan untuk menurunkan demam melalui mekanisme penyerapan panas dari tubuh dan mentransfer panas tersebut ke molekul air kemudian menurunkan suhu tubuh.

Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan suhu tubuh pada anak demam usia sekolah sebelum dan sesudah kompres daun lidah buaya di RSUD Ungaran Kabupaten Semarang.

Metode: Desain penelitian ini pre experiment dengan pendekatan one-group pre-test-posttest design. Populasi penelitian ini adalah anak demam yang dirawat di RSUD Ungaran Kabupaten Semarang dengan sampel 15 anak menggunakan teknik accidental sampling. Intervensi yang dilakukan adalah pemberian kompres lidah buaya pada axila selama 15 menit, pengukuran suhu dengan menggunakan termometer digital. Analisis data yang digunakan dependen t-test.

Hasil: Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan suhu tubuh pada anak demam usia sekolah sebelum dan sesudah kompres daun lidah buaya di RSUD Ungaran Kabupaten Semarang dengan p value=0,001 (α=0,05) dengan penurunan suhu sebesar 0,1330C.

Saran: Saran bagi perawat dan masyarakat agar dapat mempraktekkan kompres daun lidah buaya pada daerah axila selama 15 menit pada anak demam.

(4)

ABSTRACT

Background: Fever is known as an important manifestation of childhood infections, fever is

often be the first symptom which the parents realize, fever is also one of the main reasons to seek medical help. Aloe vera contains 95% water which is used to decrease fever by the mechanism of heat absorption from the body and transfer the heat to the water molecules and then decrease the body temperature.

Purpose: The purpose of the research is to determine the difference of body temperature on

school age children with fever before and after aloe vera leaves compress at RSUD Ungaran Semarang Regency.

Method: The research used pre experiment with one-group pretest-posttest design approach.

The population were children with fever who treated at RSUD Ungaran Semarang Regency. 15 samples were taken by accidental sampling technique. Intervention was aloe vera leaves compress on axila for 15 minutes, temperature measurement by using digital thermometer. Data was analyzed by dependen t-test.

Result: The results of research show that there is difference of body temperature on school

age children with fever before and after aloe vera leaves compress at RSUD Ungaran Semarang Regency with p value=0,001 (α=0,05) with decrease in temperature of 0,1330C.

Suggestion: Suggestion for nurse and community to practice aloe vera leaves compress on

axila for 15 minutes on children with fever.

Keywords: Aloe vera compress, Decreasing of body temperature, Fever

PENDAHULUAN Latar Belakang

Demam merupakan suatu keadaan dimana suhu tubuh melebihi titik tetap (set point) lebih dari 370C, yang biasanya diakibatkan oleh kondisi tubuh atau eksternal yang menciptakan lebih banyak panas dari pada yang dapat dikeluarkan oleh tubuh (Wong, 2008). Demam telah dikenal sebagai suatu manifestasi penting pada infeksi masa kanak-kanak sejak zaman dahulu kala, demam seringkali merupakan gejala pertama yang disadari orang tua, demam juga merupakan salah satu alas an utama mencari bantuan medis (Rudolph, 2006).

Penanganan demam terbagi menjadi dua tindakan yaitu tindakan farmakologis dan non farmakologis. Tindakan farmakologis yaitu tindakan pemberian obat sebagai penurun demam atau yang sering disebut dengan antipiretik. Berbeda dengan makanan maupun suplemen, penggunaan obat memerlukan kehati-hatian yang lebih besar. Obat sering

dianggap cara yang lebih praktis dan efektif, akan tetapi ketepatan dalam penggunaan obat menjadi syarat wajib karena kesalahan penggunaannya dapat mengakibatkan berbagai efek yang justru dapat membahayakan (Widodo,2010).

Tindakan non farmakologis merupakan tindakan penurunan demam dengan menggunakan terapi fisik seperti menempatkan anak di ruang bersuhu dan bersirkulasi baik, mengganti pakaina anak dengan pakaian yang tipis dan menyerap keringat, memberikan hidrasi yang adekuat, dan memberikan kompres (Saito, 2013). Dampak yang ditimbulkan demam, dapat berupa penguapan cairan tubuh yang berlebihan sehingga terjadi kekurangan cairan dan kejang. Semua gerakan tubuh dikendalikan oleh otak yang mengirim sinyal-sinyal listrik melalui saraf ke otot. Suhu tubuh yang tinggi akan mengganggu sinyal dari otak atau terjadi keabnormalan, sehingga otot-otot tubuh dapat berkontraksi secara tidak terkendali. Perawat sangat berperan untuk mengatasi demam melalui peran mandiri maupun

(5)

kolaborasi. Untuk peran mandiri perawat dalam mengatasi demam bisa dengan melakukan kompres (Alves & Almeida, 2008, dalam Setiawati, 2009).

Lidah buaya mengandung air sebanyak 95% (Jatnika & Saptoningsih, 2009). Adanya kandungan air yang besar dalam lidah buaya dapat dimanfaatkan untuk menurunkan demam melalui mekanisme penyerapan panas dari tubuh dan mentransfer panas tersebut ke molekul air kemudian menurunkan suhu tubuh. Penurunan suhu demam dapat terjadi karena air memiliki kapasitas panas penguapan yang cukup besar yaitu sekitar 0,6 kilokalori per gram (Muttaqin, 2011). Komponen lignin dalam lidah buaya yang memiliki kemampuan penyerapan yang tinggi sehingga lebih cepat menembus masuk ke dalam pori dan sel (Jatnika & Saptoningsih, 2009). Cairan lidah buaya memiliki keasaman (pH) yang natural, mirip dengan pH kulit manusia, hal ini dapat menghindari terjadinya alergi kulit bagi pemakainya (Furnawanthi, 2008).

Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada bulan April 2016 diperoleh data kejadian demam pada anak di RSUD Ungaran pada tahun 2015 mencapai 971 anak. Kejadian demam pada anak lebih tinggi daripada kejadian demam pada bayi. Diperoleh informasi pula selama ini ibu belum pernah dilakukan intervensi untuk mengatasi demam pada anak dengan menggunakan kompres daun lidah buaya. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat kejadian demam pada anak dapat dikatakan tinggi namun intervensi menggunakan daun lidah buaya belum pernah dilakukan padahal daun ini mempunyai berbagai khasiat yang luar biasa diantaranya untuk menurunkan demam khususnya pada anak.

Rumusan Masalah

Bagaimanakah perbedaan suhu tubuh pada anak demam usia sekolah sebelum dan sesudah kompres daun lidah buaya di RSUD Ungaran Kabupaten Semarang?

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan suhu tubuh pada anak demam usia sekolah sebelum dan sesudah kompres daun lidah buaya di RSUD Ungaran Kabupaten Semarang. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini bermanfaat untuk memberikan alternatif terapi untuk menurunkan suhu tubuh pada anak demam dan memberikan pengetahuan bahwa kompres daun lidah buaya dapat digunakan sebagai pelengkap untuk mendukung proses penyembuhan.

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan untuk meningkatkan upaya menurunkan suhu tubuh pada anak yang demam dengan menerapkan kompres daun lidah buaya ketika menjalani perawatan di rumah sakit.

METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah preeksperimen dengan pre-post test dalam satu kelompok (One-Group Pre-test-posttest Design). Peneliti memberikan perlakuan kompres daun lidah buaya pada anak demam untuk mengetahui suhu tubuh sebelum dan sesudah dilakukan kompres.

Populasi dan Sampel Populasi

Populasi yang diteliti adalah anak demam usia sekolah yang menjalani rawat inap di RSUD Ungaran Kabupaten Semarang, rata-rata jumlah anak yang mengalami demam perbulan selama tahun 2015 sebanyak 87 anak.

Sampel

Sampel yang diteliti adalah anak demam usia sekolah yang menjalani rawat inap di RSUD Ungaran Kabupaten Semarang sebanyak 15 orang.

Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara accidental

(6)

sampling dengan mengambil anak yang mengalami demam yang menjalani perawatan yang kebetulan ada atau dijumpai saat penelitian.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian telah dilakukan di RSUD Ungaran Kabupaten Semarang, pengumpulan data selama 5 hari dari tanggal 30 Juli 2016 sampai dengan 3 Agustus 2016

Pengumpulan Data

Instrumen penelitian ini menggunakan thermometer digita-laxial untuk mengukur suhu tubuh. Peneliti juga menggunakan lembar observasi yang diisi oleh petugas untuk mendapatkan hasil apakah kompres daun lidah buaya dilakukan atau tidak dilakukan.

Analisis Data Analisa Univariat

Analisa ini dilakukan dengan uji statistik deskriptif untuk mengetahui nilai minimal, maksimal dan rata-rata dan simpangan baku.

Analisa Bivariat

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui perbedaan suhu tubuh pada anak demam usia sekolah sebelum dan sesudah kompres daun lidah buaya di RSUD Ungaran Kabupaten Semarang dengan menggunakan uji t-test dependent dengan tingkat kesalahan 5% (α=0,05).

HASIL PENELITIAN Analisa Univariat

Tabel 1

Distribusi Responden Berdasarkan Umur

Karak-teristik

n Min Maks Mean SD 95% CI Lower Upper

Umur 15 5 9 6,67 1,291 5,95 7,38

Tabel 2

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Karakteristik F % Jenis Kelamin Laki-laki 4 26,7 Perempuan 11 73,3 Jumlah 15 100 Tabel 3

Distribusi Frekuensi Suhu Tubuh pada Anak Demam di RSUD Ungaran Sebelum Kompres Daun Lidah Buaya

Perlakuan n Min Maks Mean SD 95% CI Lower Upper Suhu tubuh

pretest 15 38,0 38,9 38,460 0,3312 38.277 38.643 Tabel 4

Distribusi Frekuensi Suhu Tubuh Pada Anak Demam di RSUD Ungaran Sesudah Kompres Daun Lidah Buaya

Perlakuan n Min Maks Mean SD 95% CI Lower Upper suhu tubuh

posttest 15 37,7 38,9 38,327 0,3693 38,122 38,531

Analisa Bivariat

Tabel 5

Perbedaan suhu tubuh pada anak demam usia sekolah sebelum dan sesudah kompres daun lidah buaya di RSUD Ungaran

Intervensi n Mean SD t hitung p-value Sebelum kompres daun lidah buaya 15 38,460 0,3312 4,000 0,001 Sesudah kompres daun lidah buaya 15 38,327 0,3693 PEMBAHASAN Analisis Univariat

Gambaran Suhu Tubuh Pada Anak Demam Usia sekolah di RSUD Ungaran Sebelum Kompres Daun Lidah Buaya

Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu tubuh pada anak demam di RSUD Ungaran Kabupaten Semarang sebelum kompres daun lidah buaya paling rendah 38,0ºC dan paling tinggi 38,9ºC dengan rata-rata 38,460ºC dan standar deviasi 0,3312. Suhu tubuh adalah perbedaan antara jumlah panas yang diproduksi oleh tubuh dan jumlah panas yang hilang ke lingkungan luar (Potter dan Perry, 2009). Pengaturan suhu dikendalikan oleh mekanisme keseimbangan antara pembentukan panas dan kehilangan panas (Sherwood, 2011). Hal ini menunjukkan bahwa suhu masing – masing responden bervariasi yang dipengaruhi oleh beberapa

(7)

faktor diantaranya umur, aktifitas, hormon, stress dan lingkungan.

Suhu tubuh diatur oleh hipotalamus yang terletak di antara dua hemisfer otak. Fungsi hipotalamus adalah seperti termostat, suhu yang nyaman merupakan set-point untuk operasi sistem pemanas. Hipotalamus mendeteksi perubahan kecil pada suhu tubuh. Hipotalamus anterior mengatur kehilangan panas, sedangkan hipotalamus posterior mengatur produksi panas. Jika sel saraf di hipotalamus anterior menjadi panas di luar batas titik pengaturan (set point), maka impuls dikirimkan untuk menurunkan suhu tubuh (Potter dan Perry, 2009).

Demam yang berarti peningkatan suhu tubuh lebih dari 38ºC dalam keadaan istirahat. Demam mengakibatkan gangguan pada titik pengaturan hipotalamus, pirogen seperti bakteri, virus, dan antigen tertentu meningkatkan suhu tubuh (Muttaqin, 2011). Demam terjadi karena ketidakmampuan mekanisme kehilangan panas untuk mengimbangi produksi panas yang berlebihan sehingga terjadi peningkatan suhu tubuh. Demam adalah mekanisme pertahanan yang penting. Peningkatan suhu ringan sampai 39ºCmenambah sistem imunitas tubuh, saat episode tersebut produksi sel darah putih dirangsang, akan menurunkan konsentrasi besi dalam plasma darah sehingga menekan pertumbuhan bakteri (Potter dan Perry, 2009).

Demam dapat disebabkan karena faktor infeksi dan non infeksi. Penyebab infeksi antara lain kuman, virus, parasit atau mikroorganisme lain. Penyebab non-infeksi antara lain tirotoksikosis, dehidrasi pada anak dan orang tua, alergi, stres, trauma, kelainan kulit yang luas, penyakit keganasan atau kanker dan sebagainya (Kompendia Obat Bebas, 2007). Sehingga ada banyak sekali faktor yang menyebabkan anak mengalami demam, biasanya setiap gejala demam menimbulkan manifestasi yang berbeda. Namun pada umumnya demam yang diderita oleh anak diikuti dengan

perubahan sifat atau sikap, misalnya menurunnya gairah bermain, lesu, pandangan mata meredup, rewel, cengeng atau sering menangis, dan bermalas– malasan (Widjaya, 2011).

Gambaran Suhu Tubuh Pada Anak Demam Usia sekolah di RSUD Ungaran Sesudah Kompres Daun Lidah Buaya

Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu tubuh pada anak demam di RSUD Ungaran Kabupaten Semarang sesudah kompres daun lidah buaya paling rendah 37,7ºC dan paling tinggi 38,9ºC dengan rata-rata 38,327ºC dan standar deviasi 0,3693.

Salah satu manfaat dari daun lidah buaya adalah sebagai antipiretik yaitu dapat menurunkan demam, hal ini sesuai dengan teori Jatnika & Saptoningsih (2009) bahwa lidah buaya mengandung air sebanyak 95% dan lidah buaya mengandung senyawa lignin yang memiliki kemampuan penyerapan yang tinggi sehingga lebih cepat menembus masuk ke dalam pori dan sel.

Pengeluaran panas secara normal melalui radiasi, konduksi, konveksi, dan evaporasi (Potter dan Perry, 2009). Radiasi adalah perpindahan panas dari permukaan satu objek ke permukaan objek lain, tanpa keduanya bersentuhan. Konduksi adalah perpindahan panas dari satu objek ke objek lain dengan kontak langsung. Konveksi adalah penyebaran panas melalui gerakan udara. Kipas angin listrik meningkatkan kehilangan panas melalui konveksi. Evaporasi adalah perpindahan energi panas ketika cairan berubah menjadi gas. Selama evaporasi kira-kira 0,6 kalori panas hilang untuk setiap gram air yang menguap (Guyton & Hall, 2007).

Dengan demikian peneliti berasumsi bahwa pada penelitian ini perpindahan panas adalah dengan tehnik konduksi, dimana perpindahan panas dari tubuh anak ke dalam daun lidah buaya sehingga dapat menurunkan suhu tubuh anak.

Obat penurun demam atau antipiretik hanya dianjurkan digunakan jika dengan

(8)

cara terapi non-obat, demam tidak dapat diatasi. Tindakan farmakologis yaitu tindakan pemberian obat sebagai penurun demam atau yang sering disebut dengan antipiretik, Berbeda dengan makanan maupun suplemen, penggunaan obat memerlukan kehati-hatian yang lebih besar. Obat sering dianggap cara yang lebih praktis dan efektif, akan tetapi ketepatan dalam penggunaan obat menjadi syarat wajib karena kesalahan penggunaannya dapat mengakibatkan berbagai efek yang justru dapat membahayakan (Widodo,2010).

Analisis Bivariat

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata suhu tubuh pada Anak Demam di RSUD Ungaran Kabupaten Semarang sebelum diberikan kompres daun lidah buaya 38,460ºC dan sesudah diberikan kompres daun lidah buaya 38,327ºC. Hasil uji paired t test didapatkan nilai p-value sebesar 0,001, artinya ada perbedaan suhu tubuh pada anak demam usia sekolah sebelum dan sesudah kompres daun lidah buaya di RSUD Ungaran Kabupaten Semarang yang dilakukan selama 15 menit.

Kompres merupakan bantalan dari linen atau materi lainnya yang dilipat-lipat, dikenakan dengan tekanan, kadang-kadang mengandung obat dan dapat basah ataupun kering, panas ataupun dingin (Dorlan, 2006), Adapun tujuan dari pemberian kompres yaitu menurunkan suhu tubuh, mengurangi rasa sakit atau nyeri, mengurangi perdarahan dan membatasi peradangan. Beberapa indikasi pemberian kompres adalah klien dengan suhu tinggi, klien dengan perdarahan hebat, dan pada klien kesakitan (Wolf, 2014).

Daun lidah buaya adalah satu-satunya substansi di dunia yang paling cepat menembus masuk ke pori dan sel 5 kali lebih cepat dari pada air (Rostita, 2008). Sebagai kompres penurun panas karena lidah buaya mengandung air sebanyak 95% dan lidah buaya mengandung senyawa lignin yang memiliki kemampuan

penyerapan yang tinggi sehingga lebih cepat menembus masuk ke dalam pori dan sel, serta berguna sebagai media pembawa zat-zat nutrisi yang diperlukan oleh kulit. Ditunjang juga oleh karakteristik lidah buaya yang memiliki tingkat keasaman (pH) yang normal, hampir sama dengan pH kulit manusia sehingga dapat menghindari terjadinya alergi kulit pada manusia. Lidah buaya juga memiliki kandungan asam amino dan enzim yang masing-masing berfungsi untuk membantu perkembangan sel-sel baru dengan kecepatan luar biasa dan menghilangkan sel-sel yang telah mati dari epidermis (Jatnika & Saptoningsih, 2009).

Secara analisis terdapat perbedaan suhu tubuh pada anak demam usia sekolah sebelum dan sesudah kompres daun lidah buaya di RSUD Ungaran Kabupaten Semarang, namun dari jumlah total 15 responden terdapat 4 responden (26%) yang tidak mengalami penurunan suhu tubuh, setelah peneliti analisis lebih lanjut 3 dari 4 responden yang tidak mengalami penurunan suhu tubuh dengan diagnosa medis Tifoid, peneliti pada saat melakukan intervensi kompres daun lidah buaya dilakukan pada sore hari dimana karakteristik pada pasien demam Tifoid suhu akan mulai naik pada sore hari.

KESIMPULAN

Suhu tubuh pada anak demam usia sekolah di RSUD Ungaran Kabupaten Semarang sebelum kompres daun lidah buaya paling rendah 38,0ºC dan paling tinggi 38,9ºC dengan rata-rata 38,460ºC dan standar deviasi 0,3312

Suhu tubuh pada anak demam usia sekolah di RSUD Ungaran Kabupaten Semarang sesudah kompres daun lidah buaya paling rendah 37,7ºC dan paling tinggi 38,9ºC dengan rata-rata 38,327ºC dan standar deviasi 0,3693

Terdapat perbedaan suhu tubuh pada anak demam usia sekolah sebelum dan sesudah kompres daun lidah buaya di

(9)

RSUD Ungaran Kabupaten Semarang, dengan p-value sebesar 0,001.

SARAN

Bagi perawat diharapkan dapat memberikan kompres daun lidah buaya pada axila selama 15 menit pada anak yang demam usia sekolah.

Bagi penelitian lanjut agar dapat melakukan penelitian lanjut mengenai pemberian kompres daun lidah buaya pada area pembuluh darah besar inguinal dan melakukan pengontrolan terhadap diagnosis medis pada anak demam.

Bagi orang tua dan masyarakat terutama yang mempunyai anak yang sedang demam agar dapat mempraktekkan kompres lidah buaya pada daerah axila selama 15 menit sebagai salah satu upaya untuk menurunkan suhu tubuh.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Asmadi (2006). Konsep Dasar Keperawatan, Jakarta : EGC

Bakry (2008). Etiologi dan Karakteristik Demam Berkepanjangan pada Anak di RS Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta. Jakarta : Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia RS Dr. Cipto Mangunkusumo.

Dahlan (2010). Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika. Furnawanthi, Irni (2008). Khasiat dan

Manfaat Lidah Buaya Si Tanaman Ajaib. Jakarta: Agro Media Pustaka. Ganong (2008). Buku Ajar Fisiologi

Kedokteran. Jakarta : EGC.

Hartini (2015. penggunaan kompres di lipat axila dan lipat selangkangan

(inguinal) selama 10-15 menit akan membantu menurunkan panas

Jatnika & Saptoningsih (2009). Meraup Laba dari Lidah Buaya. Jakarta: Agro Media Pustaka.

Karlina, Dewi (2013). Keterampilan Dasar Keperawatan Klinis. Yogyakarta: Imperium.

Karyanti (2014). Demam Berdarah Dengue dalam Kapita Selekta Kedokteran Jakarta: Media Aesculapius

Nelson, Waldo (2006). Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: EGC.

Notoadmodjo (2010). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT Renika Cipta.

Novita (2009). A-Z Lidah Buaya Manfaat, Budidaya & Pengolahannya.Cetakan Pertama. Bekasi: PT Bina Sarana Pustaka.

Potter & Perry (2009). Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Volume 2, Edisi 7. Jakarta: Salemba Medika. Rudolph, Abraham (2006). Buku Ajar

Pediatri. Jakarta: EGC.

Setiawati (2009). Interaksi Obat dalam Ganiswara, S.G., Farmakologi dan Terapi, Edisi IV, 862, Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

Sherwood, Laurale (2011). Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta: EGC.

Sudjana (2012). Metode Statistika, Bandung: Tarsito.

Sugiyono (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Widjaya (2011). Mencegah dan Mengatasi Demam pada Balita. Jakarta : Kawan Pustaka.

(10)

Widodo, Rahayu (2010). Pemberian Makanan, Suplemen dan Obat pada Anak. Jakarta: EGC.

Wolf (2014). Demam, Termasuk demam Yang Tidak diketahui Penyebabnya. Horison Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit

Dalam. Editor Bahasa Indonesia Jakarta: EGC.

Wong (2008). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Volume 1. Jakarta: EGC.

Referensi

Dokumen terkait

atau tindakan yang melanggar prinsip-prinsip syariah yang dapat dikategorikan ke dalam tiga jenis yaitu hudud, qishash dan ta’zir. Semua perbuatan yang bertentangan

Untuk mengurangi efek kebisingan akibat waktu eksposur dan tingkat kebisingan yang tinggi, PT TMMIN memiliki standar dengan menyediakan dan mengharuskan operator stamping

Menurut pendapat kami, laporan keuangan yang kami sebut di atas menyajikan secara wajar, dalam hal yang material, neraca Badan Amil Zakat Nasional tanggal 31 Desember

Bentuk kristal kalsium oksalat lain yang ditemukan dalam penelitian ini ialah kristal berbentuk stiloid yang merupakan kristal berbentuk jarum, tetapi strukturnya

Pengembangan model ini didasarkan pada asumsi bahwa dalam rangka mengikuti program sekolah Adiwiyata Mandiri, maka sekolah induk harus melakukan pembinaan, dimana

Kesimpulan dari penelitian ini yaitu 1) Guru “AL” dapat dijadikan sebagai subjek penelitian dikarenakan dianggap sebagai guru terbaik dan telah lulus sertifikasi, kreativ

secara tertulis pada kertas yang ditandatangani oleh pemegang rekening atau kuasanya untuk membayar sejumlah uang tertentu kepada pihak lain pada bank yang sama atau bank lain.

Penelitian ini dilakukan dengan 5 langkah yaitu (1) penentuan tujuan dan batasan dari sistem, (2) analisis dan perancangan yang menjelaskan tentang kebutuhan sistem dan hal-hal