• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBUK INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBUK INDONESIA"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net

www.parlemen.net

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBUK INDONESIA

RAPAT KOORDINASI

BADAN LEGISLASI DPR-RI DAN PEMERINTAH TENTANG

EVALUASI PRIORITAS RUU TAHUN 2005 Jakarta, 21 September 2005

Pimpinan dan Anggota Badan Legislasi yang terhormat, Assalamualaikum Wr.Wb.

Selamat sore dan salam sejahtera selalu.

Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya, hari ini kita dapat berkumpul untuk menyelenggarakan rapat koordinasi dengan acara pokok "melakukan evaluasi prioritas RUU tahun 2005" sebagaimana telah kita sepakati bersama dalam Program Legislasi Nasional (Prolegnas) Tahun 2005-2009 yang telah disetujui bersama pada tanggal 1 Februari 2005. Sebagaimana diketahui bersama RUU tahun 2005 yang diprioritaskan untuk dibahas berjumlah 55 RUU.

Lima puluh lima RUU tersebut dapat dirinci sebagai berikut:

1) RUU di bidang politik, hukum, dan keamanan sebanyak 23 RUU (42%); 2) RUU di bidang perekonomian sebanyak 24 RUU (44%); dan

3) RUU di bidang kesejahteraan rakyat sebanyak 8 RUU (14%). Keseluruhan rincian RUU dimaksud, sebagaimana dalam Lampiran 1.

Prioritas RUU Tahun 2005 tersebut diharapkan dapat dijadikan pedoman dan pengendali bagi DPR-RI dan Pemerintah dalam menyusun undang-undang untuk Tahun Anggaran 2005. Oleh karena itu, kegiatan penyusunan RUU, baik inisiatif DPR-RI maupun prakarsa Presiden, diarahkan untuk mencapai sasaran yang ditetapkan menjadi prioritas untuk tahun 2005.

Dalam perkembangan dan kebutuhan hukum masyarakat, dimungkinkan adanya RUU yang diajukan di luar Prolegnas dimaksud, baik oleh DPR-RI maupun Pemerintah. Hal ini didasarkan pada ketentuan Pasal 17 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan yang menentukan bahwa "dalam keadaan tertentu DPR-RI atau Presiden dapat mengajukan RUU di luar Prolegnas". Yang dimaksud dalam keadaan tertentu dalam hal ini dibatasi pada keadaan sebagai berikut:

a. untuk menetapkan Perpu menjadi undang-undang; b. untuk meratifikasi konvensi atau penjanjian internasional;

(2)

Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net

www.parlemen.net

c. untuk melaksanakan putusan Mahkamah Konstitusi; atau

d. untuk mengatasi keadaan luar biasa, keadaan konflik, atau bencana alam.

Dari prioritas RUU Tahun 2005 dan juga RUU yang di luar Prolegnas berdasarkan Pasal 17 di atas, kiranya perlu dievaluasi dan diverifikasi untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan kita dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan dan kendala-kendala yang secara nyata dihadapi dalam melaksanakan prioritas serta langkah-langkah kebijakan yang perlu diambil untuk mewujudkan sasaran tersebut pada masa mendatang.

Pimpinan dan para Anggota Badan Legislasi yang terhormat.

Dalam rangka pengevaluasian prioritas RUU tahun 2005, perkenankan kami melaporkan kegiatan penyusunan RUU Prolegnas 2005, RUU Prolegnas 2005-2009, dan RUU di luar Prolegnas, sebagai berikut:

1. RUU yang telah disetujui bersama oleh DPR-RI dan Pemerintah, yakni:

1) RUU tentang Penetapan Perpu Nomor 1 Tahun 2005 tentang Penangguhan Mulai berlakunya Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Menjadi Undang-Undang;

2) RUU tentang Penetapan Perpu Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang;

3) RUU tentang Pembentukan Pengadilan Tinggi Agama Banten;

4) RUU tentang Pembentukan Pengadilan Tinggi Agama kepulauan Bangka Belitung; 5) RUU tentang Pembentukan Pengadilan Tinggi Agama Maluku Utara;

6) RUU tentang Pembentukan Pengadilan Tinggi Agama Gorontalo; 7) RUU tentang Keolahragaan (Prolegnas 2006);

2. RUU yang dibahas di DPR, yakni:

1) RUU tentang Bantuan Timbal Balik dalam Masalah Pidana; 2) RUU tentang Mineral dan Batubara;

3) RUU tentang Pembangunan Jangka Panjang Nasional; 4) RUU tentang Guru dan Dosen. (inisiatif DPR);

5) RUU tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Prolegnas 2006);

6) RUU tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai;

7) RUU tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan;

8) RUU tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan;

9) RUU tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah. 3. RUU yang belum dibahas, tetapi masih dalam tahap penyiapan Daftar Inventarisasi

Masalah (DIM), baik dipersiapkan oleh DPR-RI maupun oleh Pemerintah, yakni: 1) RUU tentang Ombudsman (Prolegnas 2006) ; (inisiatif DPR)

(3)

Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net

www.parlemen.net

3) RUU tentang Perlindungan Saksi dan Korban; (inisiatif DPR) 4) RUU tentang Administrasi Kependudukan dan Catatan Sipil.

4. RUU yang sudah disampaikan oleh DPR-Rl kepada Presiden atau RUU yang sudah disampaikan Presiden kepada DPR-Rl untuk dibahas, yakni:

1) RUU tentang Kebebasan Memperoleh Informasi Publik (inisiatif DPR); 2) RUU tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

5. RUU yang telah disampaikan kepada Presiden dari Menteri yang memprakarsai RUU, yakni:

1) RUU tentang Narkotika;

2) RUU tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana; 3) RUU tentang Keimigrasian;

4) RUU tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan;

5) RUU tentang Perseroan Terbatas;

6) RUU tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang;

7) RUU tentang Pengesahan Konvensi Internasional tentang Pemberantasan Pengeboman oleh Teroris (International Convention for The Suppression of Terrorist Bombing);

8) RUU tentang Pengesahan Konvensi Internasional tentang Pemberantasan Pendanaan Terorisme (International Convention for The Suppression of The Financing of Terrorism).

6. RUU yang sedang dipersiapkan oleh Menteri yang memprakarsai RUU, namun belum disampaikan kepada Presiden, yakni:

1) RUU tentang Pasar Modal;

2) RUU tentang Perusahaan Pembiayaan Sekunder Perumahan (Secondary Mortgage Facilities/SMF);

3) RUU tentang Badan Hukum Pendidikan;

4) RUU tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2002 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2003 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang;

5) RUU tentang Pengesahan Konvensi Internasional Melawan Kejahatan Transnasional Terorganisasi (United Nations Convention Against Transnational Organized Crime);

6) RUU tentang Pengesahan Protokol untuk Mencegah, Memberantas, dan Menghukum Perdagangan, terutama Perempuan dan Anak, Suplemen Konvensi PBB Melawan TOC (Protocol to Prevent, Suppress, and Punish Trafficking in Persons, Especially Women and Children)

7) RUU tentang Pengesahan Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa Menentang Korupsi, 2003 (United Nations Convention Against Corruption, 2003)

8) RUU tentang Energi;

9) RUU tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1992 tentang Perkeretaapian;

10) RUU tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;

(4)

Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net

www.parlemen.net

11) RUU tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1992 tentang Penerbangan;

12) RUU tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran;

13) RUU tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak;

14) RUU tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang;

15) RUU tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir;

16) RUU tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Data berupa matriks sebagaimana dalam Lampiran 2.

Dari 55 RUU Prioritas Tahun 2005, ada sebagian RUU inisiatif DPR, yang datanya belum kami peroleh. Mohon kiranya DPR-RI dapat menginformasikan kepada Pemerintah.

Terkait dengan perkembangan dan evaluasi prioritas di atas, Pemerintah, dalam hal ini Departemen Hukum dan HAM, telah melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

- Departemen Hukum dan HAM telah mengadakan pertemuan dengan Biro Hukum seluruh Departemen/LPND dalam rangka menindaklanjuti Prolegnas;

- Departemen Hukum dan HAM telah menyampaikan surat kepada seluruh Menteri yang memprakarsai Program RUU prioritas 2005 untuk segera menyelesaikan RUU dimaksud; - Departemen Hukum dan HAM telah meningkatkan intensitas harmonisasi dan

sinkronisasi terhadap RUU yang diprioritaskan tahun 2005 dalam rangka percepatan penyelesaian prioritas.

Demikian keterangan yang dapat kami sampaikan, atas perhatian Anggota Badan Legislasi yang terhormat, kami mengucapkan terima kasih.

(5)

Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net

www.parlemen.net

Lampiran 1 DAFTAR RUU PRIORITAS

PROGRAM LEGISLASI NASIONAL TAHUN 2005 BERDASARKAN PEMBIDANGAN

I. Bidang Perekonomian

1. RUU tentang Perubahan Atas UU No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara 2. RUU tentang Badan Pemeriksa Keuangan

3. RUU tentang Perubahan Atas UU No.7 tahun 1992 tentang Perbankan 4. RUU tentang Perbankan Syariah

5. RUU tentang Perubahan Atas UU No. 2 tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian 6. RUU tentang Pasar Modal

7. RUU tentang Perusahaan Pembiayaan Sekunder Perumahan (Secondary Mortgage Facilities/SMF)

8. RUU tentang Pembangunan Jangka Panjang Nasional 9. RUU tentang Mineral dan Batubara

10. RUU tentang Energi

11. RUU tentang Perubahan Atas Undag-Undang No. 13 tahun 1992 tentang Perkeretaapian

12. RUU tentang Perubahan Undang-Undang No. 14 tahun 1992 tentang Lalu-Lintas dan Angkutan Jalan

13. RUU tentang Perubahan Undang-Undang No. 5 tahun 1992 tentang Penerbangan 14. RUU tentang Perubahan Undang-Undang No.21 tahun 1992 tentang Pelayaran 15. RUU tentang Informasi dan Transaksi Elektronik

16. RUU tentang Perubahan UU No.24 tahun 1992 tentang Penataan Ruang 17. RUU tentang Perubahan UU No. 14 tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak

18. RUU tentang Perubahan Atas Undang No.5 tahun 1960 tentang Undang-Undang Pokok Agraria

19. RUU tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir

20. RUU tentang Perubahan UU No. 6 tahun 1983 tentang Ketentuan Urnum dan Tata Cara Perpajakan

21. RUU tentang Perubahan UU No. 7 tahun 1993 tentang Pajak Penghasilan

22. RUU tentang Perubahan UU No. 8 tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah

23. RUU Perubahan atas UU No. 41 tahun 1999 tentang Kehutanan 24. RUU tentang Perubahan Atas UU No.31 tahun 2004 tentang Perikanan II. Bidang Politik, Hukum, dan HAM

1. RUU tentang Perubahan Lembaga Kepresidenan 2. RUU tentang Kementerian Negara

3. RUU tentang Dewan Pertimbangan Presiden 4. RUU tentang Rahasia Negara

(6)

Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net

www.parlemen.net

6. RUU tentang Keimigrasian

7. RUU tentang Perubahan UU No.1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas 8. RUU tentang Perubahan Atas UU No. 31 tahun 1997 tentang Peradilan Militer 9. RUU tentang Pornografi dan Pornoaksi

10. RUU tentang Tindak Pidana Perdagangan Orang 11. RUU tentang Perlindungan Saksi dan Korban 12. RUU tentang Kitab Undang - Undang Hukum Pidana 13. RUU tentang Narkotika

14. RUU tentang Perubahan Atas UU No. 25 tahun 2003 tentang Atas UU No. 15 tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang

15. RUU tentang Pengesahan Konvensi Internasional tentang Pemberantasan Pengeboman Oleh Teroris (International Convention for the Suppression of Terrorist Bombing)

16. RUU tentang Pengesahan Konvensi Internasional tentang Pemberantasan Pendanaan Terorisme (International Convention for the Suppression of the Financing of Terrorism)

17. RUU tentang Pengesahan Konvensi Internasional Melawan Kejahatan Transnasional Terorganisasi (United Nations Convention Against Transnational Organized Crime)

18. RUU tentang Pengesahan Protokol untuk Mencegah, Memberantas, dan Menghukum Perdagangan, terutama Perempuan dan Anak Suplemen Konvensi PBB Melawan TOC (Protocol to Prevent, Suppress, and Punish Trafficking in Person, Especially'Woman and Children)

19. RUU tentang Pengesahan Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa Menentang Korupsi, 2003 (United Nations Conventions Againts Corruption, 2003)

20. RUU tentang Bantuan Timbal Balik dalam masalah Pidana (Mutual Legal Assistance in Criminal Matters)

21. RUU tentang Pembentukan Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota

22. RUU tentang Pembentukan Pengadilan Tinggi Agama Banten, Bangka Belitung, Maluku Utara,dan Gorontalo.

Dipecah menjadi 4 RUU:

1. RUU Tentang pembentukan PTA di Prov. Banten; 2. RUU tetang Pembentukan PTA di prov Bangka Belitung; 3. RUU tentang Pembentukan PTA di Prov. Maluku Utara; dan 4. RUU tentang Pembentukan PTA di Prov. Gorontalo.

23. RUU tentang Perubahan Atas UU No.34 tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

III. Bidang Kesejahteraan Rakyat

1. RUU tentang Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat 2. RUU tentang Kesehatan

3. RUU tentang Perubahan Atas UU No. 3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja

4. RUU tentang Badan Hukum Pendidikan 5. RUU tentang Guru

(7)

Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net

www.parlemen.net

7. RUU tentang Perubahan UU No. 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama 8. RUU tentang Penanggulangan Bencana

(8)

Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net

www.parlemen.net

Lampiran 2 MATRIKS PERKEMBANGAN RUU

YANG DIBAHAS DI DPR RI INISIATIF PEMBAHASAN NO NAMA RUU

DPR PRESIDEN TK. I TK. II

KOMISI/

PANSUS MENTERI KET.

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1. Keolahragaan ** √ X Pemuda dan

Olah Raga Sudah disetujui bersama DPR - Presiden 2. Pembangunan Jangka Panjang Nasional * √ √ XI Perencanaan Pembangunan

3. Ombudsman ** √ III Hukum dan

HAM 4. Perlindungan Saksi

dan Korban *

√ III Hukum dan

HAM 5. Administrasi Kependudukan dan Catatan Sipil ** √ II - Dalam Negeri - Hukum dan HAM 6. Bantuan Timbal Balik

Dalam Masalah Pidana *

√ III Hukum dan

HAM

7. Guru dan Dosen * √ √ X - -Pendidikan

Nasional - -Hukum dan HAM 8. Perubahan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan * √ pansus Keuangan 9. RUU tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang PPH * √ pansus Keuangan 10. RUU tentang Perubahan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang PPN * √ pansus Keuangan

11. Pembentukan PTA * √ √ III - Hukum dan

HAM

Sudah disetujui bersama DPR -

(9)

Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net www.parlemen.net INISIATIF PEMBAHASAN NO NAMA RUU DPR PRESIDEN TK. I TK. II KOMISI/

PANSUS MENTERI KET.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 a. Banten b. Kepulauan Bangka Belitung c. Maluku Utara d. Gorontalo - Agama Presiden 12. Pengesahan Konvensi ICCPR ** √ √ I Luar Negeri 13. Pengesahan Konvensi ICESCR ** √ √ I Luar Negeri

14. RUU Penetapan Perpu Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang ***

√ √ III Dalam Negeri Sudah disetujui

bersama DPR - Presiden 15. Informasai dan Transaksi Elektronik * √ I - Komunikasi dan Informasi - Hukum dan HAM 16. RUU tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan ** √ pansus Keuangan

17. RUU tentang Badan Pemeriksa Keuangan √ pansus 18. RUU tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai *** √ pansus Keuangan

19. RUU Penetapan Perpu Nomor 1 Tahun 2005 tentang Penangguhan Mulai Berlakunya Undang-Undang tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial ***

√ pansus Tenaga Kerja Sudah disetujui

bersama DPR - Presiden

(10)

Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net

www.parlemen.net

Keterangan:

* : RUU Prioritas Tahun 2005

** : RUU Prolegnas Tahun 2005-2009 *** : RUU di luar Prolegnas Tahun 2005-2009

(11)

Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net

www.parlemen.net

Lampiran 3 LAPORAN PERKEMBANGAN RUU PRIORITAS

PROGRAM LEGISLASI NASIONAL TAHUN 2005

NO NAMA RUU PEMRAKARSA STATUS KETERANGA N

1 2 3 4 5

1 RUU tentang Perubahan atas UU No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara

Inisiatif DPR 2 RUU tentang Perubahan Lembaga

Kepresidenan Inisiatif DPR Termasuk dalam daftar RUU dari DPR RI yang ditarik kembali. 3 RUU tentang Kementerian Negara Inisiatif DPR

4 RUU tentang Badan Pemeriksa Keuangan Inisiatif DPR 5 RUU tentang Dewan Pertimbangan Presiden Inisiatif DPR 6 RUU tentang Rahasia Negara Departemen Pertahanan

Tahap Pembahasan Antardepartemen 7 RUU tentang Kebebasan Memperoleh

Informasi Publik

Inisiatif DPR Telah disampaikan oleh DPR ke Presiden 8 RUU tentang Keimigrasian Departemen

Hukum Dan HAM

sudah dikirim ke Presiden Termasuk dalam Daftar RUU yang berasal dari Pemerintah yang dikembalikan oleh DPR RI 9 RUU tentang Perubahan Atas UU No.7

tahun 1992 tentang Perbankan

Dep. Keuangan Termasuk

dalam Daftar RUU yang berasal dari Pemerintah yang dikembalikan oleh DPR RI 10 RUU tentang Perbankan Syariah Inisiatif DPR

11 RUU tentang Perubahan Atas UU No. 2 tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian

Dep. Keuangan Termasuk

dalam Daftar RUU yang berasal dari Pemerintah yang dikembalikan oleh DPR RI

(12)

Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net

www.parlemen.net

NO NAMA RUU PEMRAKARSA STATUS KETERANGA N

1 2 3 4 5

12 RUU tentang Pasar Modal Dep. Keuangan Termasuk

dalam Daftar RUU yang berasal dari Pemerintah yang dikembalikan oleh DPR RI 13 RUU tentang Perumahan Pembiayaan

Sekunder Perumahan (Secondary Mortgage Facilities/SMF )

Departemen Keuangan

Dalam pembahasan antardepartemen 14 RUU tentang Perubahan UU No. I tahun1995

tentang Perseroan Terbatas

Departemen Hukum dan HAM

Sudah dikirim ke Presiden

15 RUU tentang Perubahan Atas UU No. 31 tahun 1997 tentang Peradilan Militer

Inisiatif DPR Termasuk

dalam daftar RUU dari DPR RI yang ditarik kembali. 16 RUU tentang Jaminan Pemeliharaan

Kesehatan Masyarakat

Inisiatif DPR

17 RUU tentang Kesehatan Inisiatif DPR Termasuk

dalam daftar RUU dari DPR RI yang ditarik kembali. 18 RUU tentang Perubahan Atas UU No. 3

tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja Insiatif DPR Termasuk dalam daftar RUU dari DPR RI yang ditarik kernbali. 19 RUU tentang Badan Hukum Pendidikan Departemen

Pendidikan Nasional

Tahap pembahasan antardepartemen 20 RUU tentang Guru dan Dosen Insiatif DPR Sedang di bahas di

DPR RI

21 RUU tentang Pornografi dan Pornoaksi Inisiatif DPR Termasuk dalam daftar RUU dari DPR RI yang ditarik kembali. 22 RUU tentang Tindak Pidana Perdagangan

Orang Kementerian Pemberdayaan Perempuan Telah selesai diharmonisasikan dan telah dikirim ke Menteri Negara Pemberdayaan Termasuk dalam Daftar RUU yang berasal dari Pemerintah

(13)

Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net

www.parlemen.net

NO NAMA RUU PEMRAKARSA STATUS KETERANGA N

1 2 3 4 5

Perempuan yang dikembalikan oleh DPR RI 23 RUU tentang Perubahan UU No. 17 tahun

1999 tentang lbadah Haji

Inisiatif DPR 24 RUU tentang Perubahan UU No. 7

tahun1989 tentang Peradilan Agama

Inisiatif DPR Pembuatan DIM 25 RUU tentang Perlindungan Saksi dan

Korban

Inisiatif DPR Pembuatan Daftar Infentarisasi Masalah (DIM) di Depkumham

Tahap pembuatan DIM 26 RUU tentang Kitab Undang -Undang Hukum

Pidana

Departemen Hukum dan HAM

sudah dikirim ke Presiden 27 RUU tentang Narkotika Departemen

Hukum dan HAM

Sudah dikirim ke Presiden

28 RUU tentang Perubahan Atas UU No. 25 tahun 2003 tentang Atas UU No. 15 tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang

Departemen Hukum dan HAM

Tahap pembahasan Antardepartemen

29 RUU tentang Pengesahan Konvensi lnternasional tentang Pemberantasan Pengeboman Oleh Teroris (International Convention for the Suppression of Terrorist Bombing)

Departemen Hukum dan HAM

Telah disampaikan Oleh Menteri Hukum dan HAM Kepada Menteri Luar Negeri dengan Surat Nomor M.UM.01.06-62 tanggal I Maret 2005. Izin Prakarsa Penyusunan telah disetujui Presiden, Tanggal 12 September 2005 30 RUU tentang Pengesahan Konvensi

Internasional tentang Pemberantasan Pendanaan Terorisme (International Convention for the Suppression of the Financing of Terrorism)

Departemen Hukum dan HAM

Telah dikirim oleh Departemen Hukum dan HAM ke Departemen Luar Negeri Izin Prakarsa Penyusunan telah disetujui Presiden, tanggal 12 September 2005 31 RUU tentang Pengesahan Konvensi

Internasional Melawan Kejahatan

Transnasional Terorganisasi (United Nations Convention Against Transnational Organized Crime)

Departemen Hukum dan HAM

Telah disampaikan oleh Menteri Hukum dan HAM kepada Menteri Luar Negeri dengan Surat Nomor M.UM.0 1.06-73 tanggal 10 Maret 2005.

32 RUU tentang Pengesahan Protokol untuk Mencegah, Memberantas, dan Menghukum Perdagangan, terutama Perempuan dan Anak Suplemen Konvensi PBB Melawan TOC (Protocol To Prevent, Suppress, and Punish Trafficking in Person, Especially

Departemen Hukum dan HAM

Telah disampaikan oleh Menteri Hukum dan HAM kepada Menteri Luar Negeri dengan Surat Nomor M.UM.01.06-148

(14)

Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net

www.parlemen.net

NO NAMA RUU PEMRAKARSA STATUS KETERANGA N

1 2 3 4 5

Woman and Children) tanggal 13 Juni 2005.

33 RUU tentang Pengesahan Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa Menentang Korupsi, 2003 (United Nations Conventions Againts Corruption, 2003)

Departernen Hukum dan HAM

Telah disampaikan oleh Menteri Hukum dan HAM kepada Menteri Luar Negeri dengan Surat Nomor M.UM.01.06-62 tanggal 1 Maret 2005. 34 RUU tentang Bantuan Timbal Balik dalam

masalah Pidana (Mutual Legal Assistance in Criminal Matters)

Departemen Hukum dan HAM

Sedang di bahas di DPR (Tingkat Panja) Tahap Pembahasan di tingkat Panja dengan Komisi III DPR RI. 35 RUU tentang Mineral dan Batubara Departemen

Energi Sumber Daya Mineral

Sedang di bahas di DPR

36 RUU tentang Energi Departernen

Energi Sumber Daya Mineral

Tahap Pembahasan antardepartemen 37 RUU tentang Perubahan Atas

Undang-Undang No. 13 tahun 1992 tentang Perkeretaapian Departemen Perhubungan Tahap Pembahasan antardepartemen Tahap persiapan penyampaian dari Menteri Perhubungan kepada Menteri Hukum dan HAM 38 RUU tentang Perubahan Undang-Undang

No. 14 tahun 1992 tentang Lalu-Lintas dan Angkutan Jalan Departemen Perhubungan Tahap Pembahasan antardepartemen Tahap persiapan penyampaian dari Menteri Perhubungan kepada Menteri Hukum dan HAM 39 RUU tentang Perubahan Undang-Undang

No. 15 tahun 1992 tentang Penerbangan

Departernen Perhubungan Tahap Pembahasan antardepartemen Tahap persiapan penyampaian dari Menteri Perhubungan kepada Menteri Hukum dan HAM 40 RUU tentang Perubahan Undang-Undang

No. 21 tahun 1992 tentang Pelayaran

Departemen Perhubungan Tahap Pembahasan antardepartemen Tahap persiapan penyampaian dari Menteri

(15)

Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net

www.parlemen.net

NO NAMA RUU PEMRAKARSA STATUS KETERANGA N 1 2 3 4 5 Perhubungan kepada Menteri Hukum dan HAM 41 RUU tentang Informasi dan Transaksi

Elektronik Kementerian Komunikasi dan Informatika Telah disampaikan oleh Presiden ke DPR tanggal 5 September 2005 Termasuk dalam Daftar RUU yang berasal dari Pemerintah yang dikembalikan oleh DPR RI 42 RUU tentang Pembangunan Jangka Panjang

Nasional

BAPPENAS Sedang di bahas di DPR

43 RUU tentang Perubahan UU No. 14 tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak

Menteri Keuangan Tahap 1 Pembahasan Intern Depkeu

44 RUU tentang Perubahan UU No. 24 tahun 1992 tentang Penataan Ruang

Departernen Pekerjaan Umum

Sedang dalam tahap pengharmonisasian di Dep. Hukum dan HAM 45 RUU tentang Penanggulangan Bencana Inisiatif DPR

46 RUU tentang Pembentukan Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota

Departemen Dalam Negeri

Tahap pembahasan intern Depdagri 47 RUU tentang Perubahan Atas

Undang No.5 tahun 1960 tentang Undang-Undang Pokok Agraria

Badan Pertanahan Nasional

Masih Pembahasan Intern BPN

48 RUU tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir Departernen Kelautan dan Perikanan

Sedang dalam tahap pengharmonisasian di Dep. Hukum dan HAM 49 RUU tentang Perubahan Ketiga atas UU No.

6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan

Departernen Keuangan Telah disampaikan ke DPR RI oleh Presiden tanggal 31 Agustus 2005 Presiden telah menunjuk Menteri Hukum dan HAM untuk mewakili Presiden dalarn Pembahasan RUU di DPR RI.

50 RUU tentang Perubahan Keempat atas UU No. 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan

Departemen Keuangan Telah disampaikan ke DPR RI oleh Presiden tanggal 31 Agustus 2005 Presiden telah menunjuk Menteri Hukurn dan HAM untuk rnewakili Presiden dalam Pembahasan RUU di DPR

(16)

Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di www.parlemen.net

www.parlemen.net

NO NAMA RUU PEMRAKARSA STATUS KETERANGA N

1 2 3 4 5

RI. 51 RUU tentang Perubahan Ketiga atas UU No.

8 tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah

Departernen Keuangan Telah disampaikan ke DPR RI oleh Presiden tanggal 31 Agustus 2005 Presiden telah menunjuk Menteri Hukum dan HAM untuk mewakili Presiden dalam Pembahasan RUU di DPR RI.

52 RUU Perubahan atas UU No. 41 tahun 1999 tentang Kehutanan

Departemen Kehutanan

Telah disampaikan ke Presiden

53 RUU tentang Perubahan Atas UU No. 31 tahun 2004 tentang Perikanan

Departemen Kelautan 54 RUU tentang Pembentukan Pengadilan

Tinggi Agama Banten, Bangka Belitung, Maluku Utara,dan Gorontalo.

Dipecah menjadi 4 RUU:

1. RUU Tentang pembentukan PTA di Prov. Banten;

2. RUU tetang Pembentukan PTA di prov Bangka Belitung;

3. RUU tentang Pernbentukan PTA di Prov. Maluku Utara; dan

4. RUU tentang Pembentukan PTA di Prov. Gorontalo

Inisiatif DPR Pada tanggal 8 September 2005 telah selesai dibahas pada tingkat Panja di DPR. Keempat RUU tersebut telah disepakati bersama untuk dibawa ke tingkat Paripurna untuk mendapat persetujuan bersama

55 RUU tentang Perubahan Atas UU No. 34 tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

Menteri Keuangan Tahap Pembahasan Antardepartemen

Referensi

Dokumen terkait

Perusahaan harus cermat dan rinci dalam membuat laporan keuangan terutama yang berkaitan dengan biaya produksi agar tidak terjadi penyimpangan – penyimpangan serta

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa anger management training efektif untuk menurunkan agresivitas pada remaja disrup- tive behavior disorders, bahkan dapat diberi- kan pada

Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian (Berpikir kritis (Berpikir kritis dan bekerjasama (4C) dalam mengamati permasalahan (literasi

Carl Friedrich memandang kebijakan sebagai suatu arah tindakan yang diusulkan oleh seseorang, kelompok atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu, yang memberikan hambatan

Konsistensi dalam informasi merupakan ketetapan berita yang diterima oleh seseorang atau organisasi sesuai dengan sumber aslinya. Konsistensi informasi tentang

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: Korporasi dapat dikenakan sebagai pelaku turut serta atau penyertaan terhadap perbuatan organ-organ yang ada didalamnya,

Kelima dimensi kualitas pelayanan tersebut harus ditunjukkan dan dibuktikan oleh perusahaan agar memberikan kesan kepada pelanggan pada saat memberikan pelayanan, karena

Dalam penelitian ini, peneliti akan menguji apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara metode pembelajaran synergetic teaching dengan metode pembelajaran