• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAKSANAAN PEKERJAAN LAPANGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PELAKSANAAN PEKERJAAN LAPANGAN"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS 5

MANAJEMEN KONSTRUSI LANJUT

Disusun oleh :

Lisa Agustina 1009015009 Khaidir Ali Masykur 1009015011 Norbertus Dwi A. P. 1009015026 Destiana Bastian 1009015052

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MULAWARMAN

2013

(2)

PELAKSANAAN PEKERJAAN LAPANGAN

Program Awal Proyek dan Penentuan Metode Konstruksi

1. Pembersihan Lahan

Pembersihan lahan dilakukan sebelum proyek di kerjakan. Karena kondisi daerah proyek yang dekat dengan pemukiman maka pembersihan lahan dilakukan

1.Dumptruck 2.Excavator 3. Dozzer

Sebelum dimulai pelaksanaan pekerjaan, lapangan terlebih dahulu harus dilakukan pengukuran ulang dan harus dibersihkan/diamankan dari bangunan-bangunan, fasilitas yang mengganggu. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat-alat waterpass/theodolith atau Total Station yang ketepatannya dapat dipertanggung jawabkan. Setelah pekerjaan selesai dilakukan pengukuran ulang untuk memastikan kebenaran struktur.

2. Pembuatan Papan Nama Proyek

Papan nama proyek bertujuan untuk menginformasikan kepada masyarakat perihal pekerjaan yang sedang dilaksanakan.

3. Pengukuran dan Pemasangan Bowplank

Dilakukan sebagai penentuan as bangunan dengan ketentuan mengikuti desain awal.

4. Pembuatan Pagar Proyek , Seng H=2m

Bertujuan untuk menutupi area proyek dari gangguan dan agar tidak mengganggu aktifitas dari pekerja ataupun masyarakat di sekitar proyek. Pemasangan pagar seng melingkari area proyek yang di kerjakan.

5. Pembuatan Rumah Kantor Sementara

Untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan pembangunan Proyek Pos pemadam kebakaran di bangun kantor kerja untuk sementara untuk tenaga Ahli ataupun ruang rapat sementara pada saat pelaksanaan agar pengawasan serta pengecekan proyek selalu terkondisi.

(3)

Kantor sementara ditempatkan didekat lokasi pekerjaan, sehingga dapat dijangkau pekerja-pekerja dalam pelaksanaan Pekerjaan Pembangunan Pos pemadam kebakaran.

6. Pembuatan Bedeng Buruh

Untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan pembangunan Pos Pemadam Kebakaran di bangun bedeng buruh kerja untuk sementara untuk tenaga pekerja. Bedeng buruh ditempatkan didekat lokasi pekerjaan, sehingga dapat dijangkau pekerja-pekerja dalam pelaksanaan Pekerjaan Pembangunan Pos pemadam kebakaran.

7. Mobilisasi dan Demobilisasi tanah

Mobilisasi dan demobilisasi peralatan dilaksanakan sesuai dengan schedule pemakaianya selambat-lambatnya satu hari sebelum dimulainya pekerjaan yang akan dilaksanakan sudah sampai dilokasi pekerjaan. Semua peralatan yang didatangkan harus mendapatkan rekomendasi dari direksi atau pengawas pekerjaan terlebih dahulu.

Mobilisasi Peralatan Kerja Meliputi: 1.Excavator

2.Dumptruck 3.StoomWoles 4.Katrol

(4)

1. UMUM

Aspek teknologi sangat berperan dalam suatu proyek konstruksi. Umumnya, aplikasi teknologi ini banyak diterapkan dalam metode – metode pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Penggunaan metode yang tepat, praktis, cepat dan aman, sangat membantu dalam penyelesaian pekerjaan pada suatu proyek konstruksi. Sehingga target 3T yaitu tepat mutu/kualitas, tepat biaya/kuantitas dan tepat waktu sebagaimana ditetapkan dapat tercapai.

Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi, adakalanya juga diperlukan suatu metode terobosan untuk menyelesaikan pekerjaan lapangan. Khususnya pada saat menghadapi kendala–kendala yang diakibatkan oleh kondisi lapangan yang tidak sesuai dengan dugaan sebelumnya. Untuk itu, penerapan metode pelaksanaan konstruksi yang sesuai kondisi lapangan, akan sangat membantu dalam penyelesaian proyek konstruksi bersangkutan.

Konstruksi bangunan memerlukan teknik khusus dalam pembuatannya. Oleh sebab itu, maka metode pelaksanaan bangunan sangat diperlukan untuk mengatasi masalah–masalah dalam pembangunan konstruksi bangunan tersebut.

2. Material atau Bahan

Bahan–bahan bangunan merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi di dalam mendirikan atau membuat suatu bangunan. Pemilihan bahan–bahan tersebut harus benar–benar mendapat perhatian demi kelancaran pelaksanaan pembangunan dan mendapatkan kualitas bangunan yang baik.

Material yang diperlukan dalam perencanaan konstruksi PPI Menganti Kebumen adalah sebagai berikut:

a. Batu Pecah

Batu pecah digunakan sebagai lapis pelindung bagian inti, lapis pelindung 2 dan juga sebagai pelindung kaki bangunan (toe protection) pada bangunan jetty dan

(5)

b. Adukan Beton Siap Pakai (Ready Mixed Concrete)

Adukan beton ready mixed adalah adukan beton siap pakai yang dibuat dan diolah sesuai dengan mutu pesanan sehingga pemesan dapat langsung menggunakan untuk keperluan pengecoran. Pada proyek ini, beton ready mixed digunakan untuk membuat tetrapod dan pada lantai dermaga dengan mutu beton K-300.

c. Tulangan Baja

Tulangan baja digunakan untuk pembuatan tulangan pada tetrapod, bolder, lantai dermaga, balok memanjang, balok melintang dan penulangan pondasi tiang pancang. Tulangan baja harus bebas dari karat, sisik dan lapisan yang dapat mengurangi lekatnya pada beton. Tulangan baja yang digunakan adalah ∅ 8, ∅ 12, ∅ 19, ∅ 25.

d. Kawat Pengikat Tulangan

Kawat pengikat tulangan terbuat dari baja lunak dengan diameter minimal 1mm. Kawat ini digunakan untuk mengikat tulangan baja agar tulangan-tulangan tersebut memiliki jarak yang tetap sesuai dengan rencana.

e. Papan Kayu / Multiplek

Multiplek digunakan untuk acuan cetakan beton atau bekisting pada pembuatan lantai dermaga.

f. Kayu

Kayu digunakan untuk membantu pembangunan konstruksi baik sebagai penyangga cetakan ataupun sebagai pijakan. Kayu yang dipakai harus pada kondisi yang baik, tidak cacat dan tidak lapuk. Pada proyek ini, kayu digunakan sebagai perancah dan penguat bekisting. Karena hanya sebagai alat bantu dalam pelaksanaan pekerjaan tertentu dan sifatnya sementara, maka dipilih kayu dengan kelas keawetannya tidak terlalu tinggi tetapi cukup kuat menahan beban yang akan diterima.

3. Peralatan Kerja

Selain bahan bangunan, untuk pelaksanaan proyek ini juga diperlukan adanya peralatan kerja sebagai sarana untuk membantu dan memudahkan pelaksanaan pekerjaan. Sebagaimana halnya pengadaan barang, maka dalam pengadaan dan pemilihan peralatan kerja harus dilakukan kiat khusus agar pemilihan jenis peralatan kerja tersebut dapat menghasilkan efektifitas dan produktifitas alat yang optimal, antara lain :

a. Merinci mengenai peralatan yang dibutuhkan.

b. Memperhitungkan banyaknya alat yang akan dipakai sesuai dengan volume pekerjaan yang akan dilaksanaan.

(6)

d. Memperhitungkan biaya alat (sewa/beli,pemeliharaan,dll). e. Memperhitungkan daya tahan alat.

Peralatan-peralatan yang digunakan pada perencanaan konstruksi PPI Menganti Kebumen adalah:

1. Truk Mixer

Truck mixer adalah kendaraan pengangkut adukan beton ready mix dari tempat

pembuatannya ke lokasi proyek.

2. Concrete Pump

Concrete Pump adalah kendaraan yang berfungsi untuk membantu mengalirkan

adukan beton ready mix dari truck mixer ke lokasi pengecoran yang lebih tinggi maupun yang jauh lebih rendah dari kedudukan truck mixer.

3. Concrete Vibrator

Concrete vibrator adalah alat yang berfungsi untuk memadatkan adukan beton,

meningkatkan homogenitas adukan pada saat pengecoran, mengeluarkan gelembung-gelembung udara sehingga tidak terjadi rongga udara setelah pengerasan beton dan berfungsi untuk meratakan beton ke segala arah, serta dapat menjangkau celah-celah terjauh di dalam bekisting.

4. Bar Bender

Bar bender digunakan untuk membengkokkan tulangan sesuai dengan ukuran

yang dikehendaki. 5. Bar Cutter

Bar cutter digunakan untuk memotong baja tulangan sesuai panjang yang

ditentukan. 6. Theodolite

Theodolite digunakan untuk menentukan as bangunan jetty, seawall

7. Waterpass

Waterpass digunakan untuk menentukan titik–titik elevasi bangunan jetty, seawall.

8. Dump Truck

Digunakan sebagai pengangkut batu pecah dari quarry dan untuk membuang material–material yang tidak diperlukan (lumpur dan pasir).

9. Single acting drop hammer

Single acting drop hammer berfungsi sebagai palu untuk memukul tiang pancang

agar masuk ke dalam tanah pada pekerjaan pondasi dermaga. 10. Excavator

Digunakan untuk menggali tanah. Selain itu, excavator digunakan untuk penataan timbunan material bangunan dan pemasangan batu belah pada konstruksi jetty dan

seawall.

(7)

Digunakan sebagai alat penarik kapal tongkang dari dan menuju lokasi pembangunan.

13. Crane

Digunakan untuk mengangkat tiang pancang. 14. Flat Bed Truck

(8)

4. PEKERJAAN STUKTUR

A. PEKERJAAN GALIAN TANAH PONDASI

Setelah pekerjaan Pendahuluan dan pekerjaan pemancangan selesai dilakukan, hal yang dilakukan selanjutnya yaitu pekerjaan galian tanah pondasi. Galian tanah pondasi diperlukan untuk perletakan pondasi plat.

Pengalian dilakukan sesuai dengan gambar rencana pondasi dan telah mendapat persetujuan dari pengawas. Bidang horizontal galian tanah harus mempunyai jarak yang lebih besar dari lebar pondasi, hal ini berfungi untuk memungkinkan pemasangannya, penopangan dan lain-lain. Kedalaman galian harus sesuai dengan gambar rencana.

Tanah hasil galian ditumpuk ditempat yang telah ditentukan oleh pengawas, karena tanah tersebut akan dipakai kembali.

B. PEKERJAAN LANTAI KERJA

Setelah tanah digali dan diberikan urugan pasir, selanjutnya dibuat lantai kerja dengan campuran beton 1Pc:3Ps:5Kr. Sebelum campuran beton diletakkan, dasar tanah diratakan terlebih dahulu. Tebal dari lantai kerja ini sekitar 5 cm, setelah lantai kerja mengeras barulah diatasnya diletakkan pondasi Plat Setempat.

C. PEKERJAAN URUGAN PASIR

Permukaan tanah yang sudah digali diatasnya diberikan pasir urug, kemudian dipadatkan dengan menggunakan alat stamper. Urugan pasir ini berfungsi untuk menstabilkan permukaan tanah asli dan menyebarkan beban. Urugan Pasir dipadatkan perlapis hingga mencapai ketebalan Urugan Pasir yang sesuai dengan gambar kerja dan spesifikasi teknis yang ada yaitu sekitar 7 cm.

D. PEKERJAAN URUGAN TANAH

Pekerjaan urugan tanah dilakukan setelah pondasi selesai dan telah mengeras. Tanah hasil galian dikembalikan lagi, dan digunakan untuk menimbun pondasi. Tanah tersebut dipadatkan lapis demi lapis baik dengan cara manual atau menggunakan alat stamper.

Selain itu urugan tanah juga dilakukan pada permukaan lantai. Bagian lantai yang perlu ditinggikan di urug dengan tanah urug. Tanah urug yang dipakai dapat berasal dari hasil galian ataupun tanah urug yang didatangkan. Tanah dihamparkan kemudian dipadatkan lapis demi lapis hingga didapatkan kepadatan dan ketebalan yang sesuai dengan spesifikasi teknis

(9)

Dalam Proyek ini ada dua buah jenis pondasi yang digunakan yaitu pondasi tiang pancang dan Pondasi Plat Setempat, yang mana metode pelaksanaan kedua pondasi tersebut berbeda. Pondasi Plat Setempat dipakai pada bangunan Pos Jaga, Pagar dan Bangunan Utama, sedangkan Pondasi Tiang Pancang Digunakan pada Gudang, bangunan Utama dan Pagar Luar.

Adapun Pelaksanaan Pekerjaan Tiang Pancang yaitu : a. Pondasi Tiang Pancang

Tiang Pancang yang digunakan yaitu Tiiang Pancang Beton dengan ukuran 35x35 cm dan panjang sekitar 30 m. Tiang Pancang ini merupakan barang pabrikan. Sekitar 1 minggu sebelum kegiatan pemancangan dilakukan, tiang pancang telah dipesan.

Pelaksanaan pemancangan yaitu sebagai berikut :

 Melakukan pengukuran kembali dengan theodolit untuk mendapatkan titik-titik yang akan dipancang dan sesuai dengan gambar kerja.

 Setelah didapatkan titik-titik yang akan dipancang, selanjutnya diatur posisi atau kedudukan dari crane.

 Setelah itu dilakukan penyetelan tiang pancang agar tepat pada posisinya (Centre Line).

 Jika tiang pancang telah pas (Centre) maka selanjutnya tiang pancang dipukul dengan menggunakan hammer. Jika tiang pancang tersebut telah hampir tertancap seluruhnya namun setelah dilakukan tes calendering (PDA Test) masih belum mencapai tanah keras, maka tiang pancang disambung dengan menggunakan las.

 Kegiatan pemancangan dapat dihentikan jika hasil tes calendering (PDA Test) telah menunjukkan nilai yang diinginkan atau telah mencapai tanah keras. Untuk mengetahui tiang pancang telah mencapai tanah keras yaitu jika dipukul hammer (alat pemukul) akan membalik.

 Sisa tiang pancang yang muncul di permukaan tanah dipotong dan dibobok dengan menggunakan alat potong, kemudian besi dari tiang pancang yang muncul disambungkan ke balok Sloof dan Kolom.

(10)

b. Pondasi Plat Setempat

Pondasi Plat Setempat terbuat dengan mutu beton K-300. Hal pertama dilakukan yaitu merakit tulangan dan bekisting pondasi sesuai dengan gambar kerja. Perakitan dan pembuatan mal ini dapat dilakukan bersamaan dengan pengalian tanah pondasi. Setelah itu bekisting diletakkan diatas lantai kerja dan besi tulangan dimasukkan ke dalam bekisting. Sebelum besi tulangan diletakkan di dalam bekisting, diatas lantai kerja di berikan beton tahu kira-kira berukuran 2x2x2 cm dengan mutu beton yang sama. Beton tahu ini berfungsi agar kedudukan tulangan pas berada di tengah dan memberikan ruang untuk selimut beton yang cukup.

Jika tulangan dan bekisting telah dipasang maka campuran beton dapat dituang. Ketinggian curahan harus diperhatikan agar seluruh rongga dapat tertutupi oleh material.

Bahan-bahan yang digunakan dalam campuran beton harus sesuai dengan job mix design yang ada. Bebas dari material organik, debu dan telah mendapat persetujuan dari pengawas.

F. PEKERJAAN COR BALOK SLOOF

Pengecoran balok sloof dilakukan setelah pondasi plat setempat dan pile cap selesai dilakukan. Pada dasarnya pelaksanaan balok sloof sama dengan pelaksanaan Pondasi Plat Setempat. Bekisting dan tulangan besi dirakit terlebih dahulu sesuai dengan shop drawing. Setelah itu barulah campuran beton dituangkan, campuran beton yang digunakan sama dengan campuran beton Pondasi yaitu mutu beton K-300. Campuran beton tersebut terlebih dahulu telah dilakukan job mix design dan nilai slump tesnya sesuai dengan spesifikasi teknis. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini perlu adanya persetujuan dari pengawas.

G. PEKERJAAN COR BETON KOLOM

Proses pelaksanaan pekerjaan ini sebagai berikut :

 Pekerjaan Pembesian. Fabrikasi pembesian dilakukan ditempat fabrikasi. Besi yang digunakan yaitu besi Ø19 sebagai tulangan utama dan besi Ø10 sebagai sengkang (begel). Besi ini dirakit dan dibentuk sesuai dengan shop drawing.

 Pembuatan Bekisting. Bekisting dibuat dari multiplex 9 mm yang diperkuat dengan kayu usuk 4/6 dan diberi skur-skur penahan agar tidak mudah roboh.

 Melakukan Kontrol Kualitas. Ada 2 kontrol kualitas yang dilakukan. Kontrol kualitas pertama yaitu Kontrol Kualitas Sebelum dilakukan pengecoran meliputi kontrol kualitas terhadap posisi dan kondisi bekisting, posisi dan penempatatan pembesian, jarak antar tulangan, panjang penjangkaran, ketebalan beton decking (Beton tahu), ukuran baja tulangan yang digunakan, posisi penempatan water stop.

(11)

Kontrol Kualitas kedua yaitu Kontrol kualitas saat pengecoran. Pada saat berlangsungnya pengecoran, campuran dari Concrete mixer Truck diambil sampelnya. Sampel diambil menurut ketentuan yang tercantum dalam spesifikasi. Pekerjaan Kontrol kualitas ini akan dilakukan bersama-sama dengan konsultan pengawas untuk selanjutnya dibuat berita acara pengesahan kontrol kualitas.

 Kegiatan pengecoran.

Pengecoran dilakukan secara langsung dan menyeluruh

 Kegiatan Curing (perawatan)

Curing (perawatan) dilakukan sehari (24 jam) setelah pengecoran selesai dilakukan dengan dibasahi air dan dijaga/dikontrol untuk tetap dalam keadaan basah.

Proses Pelaksanaan Pekerjaan Kolom

H. PEKERJAAN COR BETON BALOK & RING BALOK

Pelaksanaan pekerjaan ini sama dengan pelaksanaan pekerjaan kolom, hanya saja dalam pengerjaan bekisting perlu adanya tambahan kayu dolken/ubar. Kayu ini berfungsi sebagai steger/penopang dari bekisting agar bekisting tetap pada tempatnya (tidak terjadi lendutan). Kayu steger tersebut ditegakkan dengan jarak sekitar 40 cm. Pelaksanaan pengecoran balok atau ring balok, biasanya seiringan dengan pelaksanaan Pelat lantai. Dalam proyek ini tulangan yang digunakan yaitu besi Ø16 & Ø13 sebagai tulangan utama dan besi Ø8 sebagai sengkang (begel)

I. PEKERJAAN COR BETON PLAT LANTAI Proses pelaksanaan pekerjaan ini yaitu :

 Pekerjaan Pengukuran dan Bekisting

Pemasangan bekisting pelat lantai didahului dengan pengukuran posisi balok. Pengukuran dilakukan dengan cara memberi tanda as bangunan pada kolom lantai bawah yang tadinya ada pada lantai bawah. Pengukuran ini ditujukan untuk mengantisipasi kesalahan pada posisi balok. Dari hasil pengukuran tersebut maka bekisting balok dan pelat dapat difabrikasi pada posisi yang

(12)

benar diatas perancah yang telah disiapkan. Pengaturan level balok dan pelat dapat dilakukan dengan mengatur ketinggian perancah (Scafolding). Proses pemasangan bekisting ini dibantu oleh surveyor untuk mengontrol level balok dan pelat.

 Pekerjaan Pembesian

Fabrikasi pembesian dilakukan di tempat fabrikasi, setelah bekisting siap, besi tulangan yang telah siap dipasang dan dirangkai dilokasi. Pembesian balok dilakukan terlebih dahulu, setelah itu diikuti dengan pembesian pelat lantai. Panjang penjangkaran dipasang 30xD Tulangan Utama.

 Leveling Pengecoran pelat lantai

Agar pengecoran pelat lantai mencapai level yang benar dan tidak terjadi perbedaan tinggi finishing cor, maka perlu dibuat alat bantu leveling pengecoran. Leveling pengecoran dibuat dari besi siku L.50.50.5 yang ditumpukan pada beberapa titik besi beton. Besi beton ini ditancapkan hingga posisi besi siku tidak lagi bergeser. Penempatan besi siku diukur dengan waterpass dan diukur pada level sesuai gambar desain.

 Pekerjaan Kontrol Kualitas

Kontrol kualitas yang dilakukan sama dengan kontrol kualitas yang dilakukan pada pekerjaan kolom.

 Pengecoran beton

Pengecoran dilakukan dengan Ready Mix truck yang dibantu dengan penggunaan Concrete Pump. Dalam hal ini pengecoran dilakukan secara sekaligus balok dan pelat seluruh lantai. Untuk mempercepat proses pengecoran dipakai Concrete Pump. Pengecoran dibantu dengan alat vibrator untuk meratakan dan memadatkan campuran. Selanjutnya finishing lantai cor ini adalah rata namun dibiarkan kasar karena selanjutnya akan dilakukan pekerjaan lantai.

 Pekerjaan curing

Sama hal nya dengan pekerjaan kolom, Curing (Perawatan) dilakukan sehari setelah dilakukan pengecoran.

(13)
(14)

5. PEKERJAAN ARSITEKTUR

A. PEKERJAAN PLESTERAN DINDING a. Peralatan Yang Digunakan

 Meteran  Jidar aluminium  Roskam kayu  Roskam besi  Kertas semen  Benang

b. Bahan Yang Digunakan :

Triplek

 Kawat ayam (jika plesteran lebih dari 3cm)

 Air

 Semen c. Pelaksanaan :

1. pasang batu bata/batako sesuai shop drawing.

2. basahi permukaan pasangan batu/ bata dengan air sampai basah secara merata (curing).

3. pasang tarikan benang vertikal dan horizontal sebagai panduan kepalaan dan cek tarikan benang.

4. setelah kepalaan terpasang periksa hold point ke 1

5. kemudian periksa hold point ke 2

HOLD POINT 2 Kerataan

pemukaan plesteran

Dengan Jidar alumunium L=2m; deviasi ± 1mm

Posisi Outlet M /E Harus sesuai Shopdrawing HOLD POINT 1

Instalasi M/E sesuai shop drawing

Koordinat titik M/E harus tepat

Ketebalan kepalaan sesuai speksifikasi

Ketebalan 1,5-3cm

Cek vertikalnya shop drawing

Vertikal & horizontal lurus dan rata (harus lot)

(15)

B. PEKERJAAN PLAFOND GIPSUM a. Peralatan yang digunakan

 rol meter

 benang

 screw driver

 ceiling net/ lakban

 waterpass  amplas  hand sander  grit paper 150/120  kuas  rol cat

b. Bahan yang digunakan

 panel gypsum

 paku kait / penggantung

 rod (penggantung rangka plafond

 hanger

 clip adjuster (ex. boral type 223)

 steel hollow

 wallen cle profil l 20 x 20 mm/ moulding profil w

 to/5 cross rail atau rangka utama (ex. boral type 201)

 furing chanel atau rangka pembagi (ex. boral type 204)

 locking clip (ex. boral type 210)

 skrup ceiling  paper tape  compound  cat  plamir c. Pelaksanaan

1. Tentukan/ marking elevasi plafond dan buat garis sipatan pada dinding & as sumbu ruangan serta titik-titik paku kait pada langit-langit dengan jarak sesuai shop drawing.

2. Pasang paku kait. Tembakan paku-paku kait pada marking titik -titik yang telah ada 600x1200mm.

(16)

3. Pasang penggantung rangkaplafond (rod) yang terdiri dari hanger dan clip adjuster (ex. boral type 223), dengan posisi tegak - lurus.

4. Pasang rangka tepi (steel hollow) dan wall angle profil l 20 x 20 mm atau moulding profil w sebagai list tepi tepat pada sipatan marking elevasi plafond. 5. Tentukan jarak penempatan kait penggantung.

6. Pasang tarikan benang sebagai pedoman penentu kelurusan dan ketinggian rangka plafond.

7. Pasang rangka utama/ top cross rail (ex.boral type 201 ) dengan jarak 1200 mm.

8. Pasang rangka pembagi/ furing chanel (ex.boral type 204) dengan jarak 600 mm menggunakan locking clip (ex.boral type 210), cek elevasi dan jarak rangka plafond cek sparing, ducting dan perlengkapan mekanikal elektrikal lainnya.

9. Pasang dan kencangkan clip rod.

10. Pasang panel gypsum pada rangka dengan sekrup ceiling menggunakan screw driver dengan jarak 60 cm dan setiap sambungan harus tepat pada rangka.

11. Cek kerapihan dan kerataan bidang plafond dengan menggunakan waterpass. 12. Perataan sambungan plafond dengan menggunakan ceiling net lakban. 13. Kemudian ditutup dengan paper tape dan compound ceillng.

14. Setelah itu diamplas.

(17)

a. Ratakan permukaan plafon gypsum menggunakan plamir sampai terlihat rata dan lurus.

b. Haluskan dengan amplas sampai rata dan benar - benar halus.

c. Cat seluruh permukaan plafond secara merata dengan kuas untuk bagian tepi dan sudut, serta rol cat untuk bidang luas.

C. PEKERJAAN PEMASANGAN KUSEN PINTU / JENDELA ALUMINIUM a. Alat yang digunakan

 Baji karet

 Bor

 Obeng

b. Bahan yang digunakan

 Kusen aluminium

 Daun pintu/ jendela (setelah dipasang kaca)

 Fischer

 Skrup

 Mortar/ semen/ sealant

 Vaseline/ isolasi kertas/ plastik c. Pelaksanaan :

1. Pasang kusen pintu/ jendela aluminium pada lokasi yang ditentukan (sesuai type yang ada), sesuaikan lubang kusen dengan ukuran kusen (selisih lubang 1cm).

2. Masukkan kusen yang siap dipasang ke lubang tembok dengan bantuan baji karet/ kayu.

3. Atur kedudukan kusen dengan baji karet/ kayu.

4. Stel kelurusan kedudukan kusen terhadap tembok/ dinding

5. Lubangi tembok/dinding melalui lubang kusen dengan bor, untuk tempat skrup

(18)

7. Fischer dikencangkan dengan obeng

8. Pasang daun pintu/ jendela (setelah dipasang kaga) ke dalam kusen. aksesoris

9. Stel perlengkapan serta (roda/rel, engsel, kunci dll).

10. Finish tembok/ dinding dengan mortar/ semen/ sealant (pengisian pada celah antara kusen dan tembok/ dinding ).

11. Untuk menghindari cacat pada profil-profil alumunium yang telah terpasang, maka beri pelindung sejenis vaseline/ isolasi kertas/ plastik pada tempat yang rawan goresan.

D. PEKERJAAN PENGECATAN a. Peralatan yang digunakan

 Kertas semen/koran  Lakban  Amplas  Rol  Kuas  Skrap  Kain lap

b. Bahan yang digunakan :

 Plamir

 Cat dinding c. Pelaksanaan :

1. Bersihkan permukaan dinding dari debu, kotoran dan bekas percikan plesteran dengan kain lap.

2. Lindungi bahan-bahan/ pekerjaan lain yang berbatasan dengan dinding yang akan dicat dengan kertas semen/ koran dan lakban.

3. Gunakan skrap untuk memperbaiki bagian-bagian dinding yang retak & kurang rata dengan pilamur, kemudian tunggu sampai kering.

(19)

4. Haluskan plamir yang telah kering dengan amplas hingga rata. 5. Cek, apakah permukaan dinding sudah rata.

6. Jika permukaan sudah rata, maka lakukan pengecatan dasar dengan alat rol pada bidang yang luas & dengan kuas untuk bidang yang sempit (sulit). 7. Jika cat dasar tersebut sudah kering, lakukan pengecatan finish yang pertama. 8. Jika cat finish yang pertamasudah kering, lakukan pengecatan finish yang

kedua/ terakhir (jumlah pelapisan cat sesuai dengan spesifikasi). 9. Cek apakah pengecatan finish yang kedua/ terakhir itu sudah rata.

10. Apabila sudah rata, bersihkan cat-cat yang mengotori bahan-bahan/ pekerjaan lain yang seharusnya tidak terrkena cat dengan kain lap.

d. Hasil akhir :

hasil akhir pengecatan dinding yang baik adalah sebagai berikut:

 Permukaan rata

 Tidak mengenai bidang lain

 Tidak mengelupas

E. PEKERJAAN PEMASANGAN DINDING KERAMIK a. Planning

1. Shop drawing

 Menentukan sisa potongan keramik harus > 1/3 badan keramik

 Menentukan nad keramik dinding &lantai agar bertemu & nad keramik seragam

 Menentukan supaya perempatan keramik bertemu

 Menentukan posisi dinding bata.

 Menentukan tata letak sanitair & fixture harus diperempatan/ tengah badan keramik.

 Menentukan titik awal pemasangan keramik. 2. Perhitungan resources (sumber daya)

(20)

 Keramik

 Semen pc

 Air

 Additive

b. Alat yang digunakan

 Jidar aluminium

 Bak air (ember)

 Tempat dudukan /tatakan keramik

 Benang atau senar

 Palu karet

 Plastic cross atau tile spacer

 Waterpass

 Busa/spon

 Kain/lap basah c. Tenaga kerja :

menentukan tenaga kerja yang dibutuhkan sesuai jadwal dan volume pekerjaan

b. Pelaksanaan

1. Setelah pasangan batu bata, instalasi air & listrik selesai, dimulai marking untuk batas pemasangan keramik.

2. Pasangan bata diplester tanpa acian, dengan ketebalan ±2 cm, diamkan selama 1x24 jam sehingga plesteran menjadi kuat.

3. Sortir keramik agar menhasilkan keseragaman

 Ukuran/ dimensi

 Presisi

 Warna

4. Rendam keramik yang akan dipasang kedalam bak air (ember) selama 1jam.

5. Keramik dianginkan dengan cara diletakan pada tempat dudukan/ tatakan keramik, setelah proses perendaman

(21)

6. Basahi pasangan dinding yang akan dipasang keramik dengan air.

7. Pasang benang/senar untuk kepalaan, dan benang/ senar tersebut harus dicek secara periodik baik kekencangan maupun elevasinya.

8. Cek lebar nad dan hindari las-lasan.

9. Pasang perekat laticrete+semen (acian/ air + semen) pada permukaan dinding

10. Beri acian pada seluruh permukaan sisi belakang keramik. 11.

12. Pasang kepalan keramik arah horizontal dan vertical dengan menempelkan keramik pada posisinya.

13. Setelah itu ketuk keramik yang ditempel tersebut dengan palu karet agar merata.

14. Atur jarak nad dengan lebar sesuai gambar kerja, supaya ukuran nad bisa seragam & rapi diharuskan menggunakan plastic cross sebagai pengatur jarak nad (tanda " + ") atau dengan tile spacer.

15. Cek kerataan pasangan keramik dengan water pass.

16. Bersihkanlah permukaan keramik yang telah terpasang dengan kain/ lap basah

17. Lakukan pengecekan terhadap nad dari laticrete menggunakan material 18. grouting nad dengan alat busa/spon.

19. Setelah kering bersihkan sekitar pasangan keramik dan permukaan keramik dengan kain / lap basah.

(22)

F. PEKERJAAN LANTAI KERAMIK a. Planning

1. Shop drawing

 Menentukan sisa potongan keramik harus > 1/3 badan keramik

 Menentukan nad keramik dinding &lantai agar bertemu & nad keramik seragam

 Menentukan supaya perempatan keramik bertemu

 Menentukan posisi dinding bata.

 Menentukan tata letak sanitair & fixture harus diperempatan/ tengah badan keramik.

 Menentukan titik awal pemasangan keramik.

 Menentukan expantion joint minimal setiap luasan 12 m2-16 m2. 2. Perhitungan resources (sumber daya)

a. Bahan yang digunakan

 Keramik

 Semen pc

 Air

 Additive

b. Alat yang digunakan

 Jidar aluminium

 Bak air (ember)

 Tempat dudukan /tatakan keramik

 Benang atau senar

 Palu karet

 Sendok Spesi

 Plastic cross atau tile spacer

 Waterpass

 Busa/spon

 Kain/lap basah c. Tenaga kerja :

menentukan tenaga kerja yang dibutuhkan sesuai jadwal dan volume pekerjaan

b. Pelaksanaan

1. Siapkan peralatan dan bahan-bahan yang akan digunakan. 2. Pahami gambar kerja, pola pema-sangan, dan lain – iain. 3. Sortir keramik agar menghasilkan kese-ragaman

 Ukuran/ dimensi

(23)

 Warna

4. Rendam keramik yang akan dipasang kedalam bak air (ember) selama 1jam.

5. Keramik dianginkan dengan cara diletakan pada tempat dudukan/ tatakan keramik, setelah proses perendaman.

6. Tentukan garis dasar pasangan serta peil dari lantai.penentuan peil ini untuk seluruh kesatuan.

7. Pasang benang arah horisontal dan vertikal pada lantai sesuai elevasi pada shopdrawing. kedudukan benang datar dan siku apabii.a dinding yang ada adalah dinding keramik, maka kedudukan nad lantai harus disesuaikan dengan yang ada pada dinding.

8. Pasang keramik sebagal pasangan kepalaan, sepanjang garis dasar yang telah terpasang.

9. Cek kesikuan keramik dengan besi siku dan kerataan elevasi keramik dengan waterpass

10. Isi bagian/daerah permukaan lantai yang lainnya dengan adukan/ 11. Spesi. ll.setelah itu pasang keramik berikutnya sesuai poslsinya

sampai selesai, usahakan supaya tidak ada las - lasan.

12. Jika keramik sudah terpasang semua, ketuk permukaan keramik dengan palu karet untuk mendatarkan/meratakan permukaan keramik supaya tidak rusak/cacat.

13. Setelah itu cek kerataan elevasi keramik dengan waterpass.

14. Bersihkan permukaan pasangan keramik yang telah terpasang dengan kain/lap basah sampai bersih.

(24)

15. Untuk menghindari naiknya lantai (menggelembungnva lantai) maka buatlah delatasi

16. Kemudian siapkan isian/bahan cor nad pada bakair (ember) dan aduklah hingga rata

17. Setelah adukan rata, isi sela-sela nad dengan bahan cor nad dengan menggunakan sendok spesi (sekop). Pengisian nad dilakukan apabila kedudukan keramik telah kuat atau spesi telah kering.

18. Kemudian ratakan nad tersebut dengan cape.

19. Diamkan dan tunggu sampai nad ter-sebut benar-benar kering. 20. Setelah kering, bersihkan permukaan pasangan keramik yang sudah

dipa-sang nad dari sisa-sisa bahan cor nad dengan menggunakan kain/lap basah sampai bersih.

G. PEKERJAAN SCREED LANTAI

a. Peralatan yang digunakan

 Selang air.

 Waterpass.

 Sapu.

 Compressor.

 Paku.

 Benang nylon / sknar.

 Meteran.

 Jidar aluminium.

 Roskam kayu

 Molen untuk mengaduk mortar kapasitas 150 liter

 Lift untuk menaikan mortar (bangunan bertingkat) kapasitas 1 ton

 Gerobak untuk mengangkut mortar (dua roda)

 Sendok tembok

 Drum air

 Ember

b. Bahan yang digunakan

(25)

 Semen (pc).

 Air. c. Pelaksanaan :

1. Buat marking untuk elevasi screed dengan selang air / waterpass.

2. Bersihkan permukaan lantai dari debu dan puing dengan sapu/ compressor. 3. Siram permukaan lantai dengan air sampai lembab.

4. Pasang benang pada jalur kepalaan (elevasi sesuai dengan marking) 5. Tentukan tebal screed lantai sesuai dengan jenis finishing lantai.

6. Buat caplaan pada jalur kepalaan dengan jarak 1,5 s/d 2 m, elevasi sesuai benang. pada bagian atas caplaan diberi triplek 5x5 cm

7. lsi adukan dengan campuran 1:4 diantara caplaan, elevasi sesuai benang, demiklan seterusnya untuk jalur kepalaan yang lain

8. Dengan jarak antar kepalaan 1,5m s/d 2m sejajar kepalaan pertama.

9. Isi adukan dengan campuran 1:4 diantara 2 kepalaan. dan ratakan dengan jidar aluminium lalu haluskan dengan roskam kayu.

10. Aci permukaan bidang screed setelah umur screed 2-3 hari (khusus finishing lantai keramik, permukaan screed tidak perlu di aci tetapi di kasarkan).

H. PEKERJAAN COR NAD a. Alat yang digunakan :

 Busa/ spon basah atau kain/ lap basah.

 Busa/ spon keras atau karet Hitam tebal 1.5 cm.

(26)

 Kawat yang ditekuk membentuk setengah lingkaran berdiameter 2xlebar nad atau dengan memakai kepala paku yang sesuai ukurannya.

 Skrap.

 Sapu.

 Ember dan gayung. b. Pelaksanaan :

1. Tentukan lahan keramik yang sudah berumur 3 s/d 4 hari & tentukan lahan yang akan dikerjakan, sesuaikan dengan kapasitas tukang per hari.

2. Korek lubang alur nad keramik dengan sikat kawat sampai sedalam ketebalan keramik atau 5 s/d 10 mm

3. Sapu/ bersihkan alur lubang nad & permukaan keramik dari kotoran dan spesi.

4. Siram alur lubang nad keramik dengan air dan biarkan dalam beberapa menit.

5. Tuang adonan semen acian pada alur lubang nad keseluruh permukaan lantai keramik yang luasannya telah ditentukan dengan tahapan per 3x3 meter.

6. Arahkan atau alirkan adonan tersebut tepat kemasing-masing alur nad 7. Tekan adonan acian yang sudah setengah kering pada posisi di atas

masing-masing alur nad,supaya meresap ke celah nad dan padat.

8. Bersihkan sisa-sisa adonan semen pada permukaan keramik tersebut dengan busa/ spon basah atau kain/ lap basah.

9. Ratakan alur nad dengan permukaan keramik, dengan cara menekan memakai alat busa/ spon keras atau karet hitam tebal 1.5 cm.

10. Cekungkan alur nad tersebut dengan alat kawat yang sudah ditekuk membentuk setengah lingkaran berdiameter 2xlebar nad atau dengan memakai kepala paku yang sesuai ukurannya.

11. Rapihkan pinggir keramik dengan memakai skrap, jangan sampai tertutup dengan isian nad.

12. Setelah itu sapu/ bersihkan seluruh permukaan keramik yang telah diisi nad.

(27)

I. RAILLING TANGGA Pelaksanaan:

1. Marking As & elevasi untuk posisi railing tangga sesuai gambar kerja. 2. Tentukan letak tiang railing sesuai gambar kerja.

3. Pasang Tiang Railing pada awal trap Tangga & pada bordes lantai atasnya. 4. Tarik benang antara kedua tiang railing.

5. Pasang tiang railing sesuai jarak yang telah ditentukan. 6. Matikan dudukan tiang railing.

7. Pasang railing horizontal dengan menumpu pada tiang. 8. Sambung railing horizontal untuk trap berikutnya.

9. Ratakan & haluskan sambungan serta bersihkan railing tangga yang telah terpasang.

Cek ketegakan tiang, kemudian matikan dengan Dynabolt dan agar diperhatikan sistem Joint bagian bawah (Plat Tangga dengan Cover Plat).

(28)

6. PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL

A. PEKERJAAN INSTALASI TELEPON a. Peralatan

 Tang, Obeng dll

 Waterpass

 Kunci pas

b. Bahan yang digunakan ● PAI3X

● Pesawat Telepon ● Konduit ● Outlet Telepon ● Kabel instalasi ● Terminal box ● Material Bantu c. Pelaksanaan

 Pemasangan instalasi Konduit

 Pemasangan Kabel Instalasi Telepon

 Pemasangan Instalasi Rak Kabel

 Pemasangan Terminal Box

 Pemasangan Outlet Telepon

 Pemasangan Peralatan Utama

B. PEKERJAAN FIRE ALARM a. Bahan yang digunakan

● Peralatan utama, fire alarm Detector ● Speaker

● Kabel instalasi ● Konduit

(29)

● Terminal box ● Material bantu b. Peralatan  Tang, Obeng dll  Waterpass  Kunci pas c. Pelaksanaan Pemasangan Detector:

 Marking plafon dengan kapur / spidol

 Tank kabel instalasi ke luar plafon

 Pasang Detector & sambung kabel instalasinya

 Kencangkan Detector dengan sekrup

 Lindungi detector dari kotoran cat & debu Pemasangan fire alarm

 Pemasangan instalasi Konduit

 Pemasangan Kabel Instalasi Telepon

 Pemasangan Instalasi Rak Kabel

 Pemasangan Terminal Box

 Pemasangan Outlet Telepon

 Pemasangan Peralatan Utama

C. PEMASANGAN SOUND SYSTEM a. Material

 Peralatan utama sound system

 Speaker  Kabel instalasi  Konduit  Terminal box  Material Bantu b. Peralatan

(30)

 Tang, Obeng, Dll

 Waterpass

 Kunci Pas

c. Urutan Pelaksanaan

 Pemasangan instalasi konduit

 Pemasangan instalasi kabel sound system

 Pemasangan instalasi rak kabel

 Pemasangan terminal box

 Pemasangan Ceiling Speaker

 Pemasangan Horn Speaker

 Pemasangan wall Speaker

 Pemasangan Volume kontrol

 Pemasangan Peralatan utama

Urutan Pelaksanaan Pemasangan Ceiling Speaker

 Marking plafon dengan kapur/ spidol

 Lubangi plafond sesuai marking untuk akustik koordinasikan dengan rangka plafond

 Pasang ceiling speaker & sambung kabel instala-sinya

 Kencangkan speaker dengan disekrupkan pada ceiling

 Lindungi speaker dengan masking tape untuk mencegah kotoran & debu

 Urutan Pelaksanaan Pemasangan Horn Speaker

 Marking & tandai lokasi horn speaker

 Buat pondasi speaker lengkap angkurnya

 Pasang tiang speaker

 Pasang horn speaker & sambung instalasinya

(31)

D. PEMASANGAN RADIO KOMUNIKASI a. Material  Tower Antena  Antena  Repeater  Transmitter  HT b. Peralatan  Kunci Pas  Tang, Obeng, dll c. Urutan Pelaksanaan

 Marking lokasi tower antena

 Dirikan tower antena

 Pasang penangkal petir & lampu tanda

 Pasang antena

 Pasang box repeater dibagian bawah antena

 Pasang instalasi radio komunikasi

 Pasang transmitter &. Accessories-nya diruang kontrol

 Lakukan pemograman

E. PEMASANGAN FIRE FIGHTING

a. Material

 Pompa-pompa

 Valve

 Pipa Gip/black steel

 Hydrant box & Accessories

 Hydrant Pillar  Siamese Connection  Head Sprinkler  Fire Extinguisher  Material bantu b. Peralatan  Mesin las  Gerinda tangan

 Bor duduk & bor tangan

 Takel

 Kunci pipa, kunci pas, dsb c. Urutan Pelaksanaan

(32)

1. Pemasangan Pipa Indoor

a. Marking jalur pipa sesuai shop drawing dan koordinasikan dengan jalur pekerjaan lain seperti jalur pipa AC, Plumbing, Tray Cable dll.

b. Potong pipa sesuai ukuran kebutuhan.

c. Lapisan pipa Black Steel (GIP jika akan di cat seluruh pipa) dengan cat dasar (zincromate).

d. Setelah dicat dasar lapisi pipa dengan cat merah.

e. Pasang gantungan maupun support pipa sesuai hasil marking. f. Pasang pipa GIP/Black Steel sesuai ukuran pada shopdrawing,

penyambung pipa diameter kurang dari 2,5 inchi dengan drat dan diameter 2,5 inchi ke atas dengan las.

g. Gunakan benang & waterpass untuk mengukur kelurusan pipa. h. Lakukan pekerjaan pengecatan untuk daerah sambungan pipa. i. Lakukan test tekan pipa dengan tekanan sesuai spesifikasi yang

berlaku.

j. Untuk pemasangan pipa dropper fire sprinkler harus dikoordinasikan dahulu dengan pekerjaan plafon(arsitek) dan pekerjaan ME lainnya.

k. Lakukan test tekan ulang jika pipa dropper telah terpasang 2. Pemasangan Pipa Outdoor

a. Marking jalur pipa.

b. Gali jalur pipa dengan kedalaman sesuai elevasinya. c. Sambung pipa di atas galian.

d. Lapisi pipa dengan zincromat.

e. Lakukan test tekan pipa dengan tekanan sesuai spesifikasi teknis yang berlaku

f. Beri lapisan pasir pada dasar galian. g. Turunkan pipa ke dalam galian. h. Lapis kembali galian dengan pasir. i. Urug galian.

3. Pemasangan Hydrant Box Indoor

a. Marking lokasi penempatan hydrant box dengan ketinggian bagian atas 150 cm.

b. Bobok dinding bata sesuai ukuran marking. c. Pasang hydrant box pada posisinya.

d. Pasang instalasi pipa yang menuju hydrant box. e. Lindungi hydrant box dari kotoran dan cat.

f. Accessories hydrant dipasang setelah kondisi proyek aman. 4. Pemasangan Hydrant Box Outdoor, Pillar dan Siamese Connection

(33)

HYDRANT BOX

a. Marking lokasi penempatan hydrant box. b. Buat pondasi hydrant box

c. Pasang hydrant box pada posisinya.

d. Lindungi hydrant box dari kotoran dan cat.

e. Accessories hydrant dipasang setelah kondisi proyek aman. HYDRANT PILLAR

a. Marking lokasi penempatan Hydrant pillar & Siamese connection b. Gali lokasi marking dan jalur pipa yang menuju ke posisinya. c. Sambung instalasi pipa yang menuju ke lokasi

d. Hydrant Pillar maupun Siamese connection. e. Pasang Hydrant pillar dan Siamese connection. 5. Pemasangan Head Sprinkler

a. Pemasangan dropper dilakukan jika plafon telah terpasang

b. Gunakan seal tape untuk penyambungan sprinkler ke pipa dropper. c. Lindungi Head sprinkler dari kotoran dan cat

6. Pemasangan Pompa

a. Marking lokasi penempatan pompa.

b. Buat pondasi pompa, perhatikan kelurusan & rata pondasi. c. Pasang instalasi pemipaan ruang pompa terlebih dahulu. d. Pasang Pompa dan valve-valve nya.

e. Sambung instalasi daya ke pompa

f. Atur pressure switch pompa sebagai berikut :

 Pompa jockey On posisi 8,5 Bar, Off posisi 9 Bar

 Electric Pump On posisi 7 Bar, Off manual

 Diesel Pump On posisi 6 Bar, Off manual g. Lakukan running test pompa

(34)

7. Test Fire Fighting TEST HYDRANT

 Tutup seluruh kran pada hydrant box dan hydrant pillar.

 Siapkan selang pemadam sesuai ukurannya.

 Posisikan pengatur pompa pada auto

 Buka valve pada hydrant box maupun hydrant pillar TEST SPRINKLER

 Buka Valve pada instalasi fire sprinkler.

 Siapkan operator penutup valve pada lantai/zona yang akan ditest.

 Posisikan pengatur pompa pada auto.

 Panasi head sprinkler dengan api.

 Setelah sprinkler pecah dan test dinyatakan OK, segera tutup valve pada instalasi yang menuju daerahtest

 Ganti head sprinkler yang pecah dengan yang baru F. PEMASANGAN AC SPLIT

a. Material

 Chiller

 AHU/FCU

 BJLS

 Pipa Gip/ Black Steel

 PipaPVC

 Bahan isolasi

 Diffuser dan grill

 Material bantu b. Peralatan

 Mesin las

 Gerinda tangan

 Bor duduk & bor tangan

 Gunting seng

 Takel

 Kunci pas, obeng, tang dsb c. Urutan pelaksanaan

1. Pemasangan Ducting

 Buat cutting list ukuran ducting & fitting-nya yang akan dipasang

 Cetak ducting sesuai cutting list yang diminta (di workshop)

(35)

 Pasang isolasi ducting dengan glass woll dan aluminium foil

 Marking jalur ducting

 Pasang gantungan ducting dengan ketinggian sesuai elevasinya

 Pasang ducting

 Test kebocoran ducting dengan sinar lampu saat malam hari

 Pasang isolasi pada sambungan ducting 2. Pemasangan Pipa Refrigerant

 Marking pipa / rak pipa

 Pasang gantungan rak pipa dengan ketinggian sesuai elevasinya

 Pasang rak pipa ( untuk satu jalur lebih dari 2 pipa)

 Pasang isolasi pipa copper per satuan panjangnya

 Pasang pipa pada rak / gantungannya

 Sambung pipa dengan las tembaga

 Test pipa dengan compresor

 Rapikan isolasi pipa 3. Pemasangan Indoor Unit

 Marking lokasi penempatan indoor unit

 Pasang gantungan

 Pasang indoor unit

 Pasang karet mounting dan kencangkan bautnya

 Sambung pipa copper dan ducting ke unit

 Pasang instalasi listriknya 4. Pemasangan Outdoor unit

 Marking pondasi outdoor unit

 Buat pondasi outdoor unit

 Pasang dinabolt pada pondasi

 Pasang outdoor unit lengkap dengan mountingnya

 Sambung pipa ke outdoor unit

(36)

G. PEMASANGAN INSTALASI AIR BERSIH

Yang dimaksud Instalasi air bersih disini adalah :

1. Sarana pipa untuk menyalurkan air bersih dari PDAM ke pompa dan ke tangki air bersih pemakaian langsung atau ke bak penampung (reservoir) melalui pompa distribusi.

2. Sarana pipa dari reservoir ke tiap-tiap titik pemakaian (kran, fixtures sanitary) dengan sistim gravitasi atau dilengkapi pompa boster bila tekanan air diperlukan lebih besar dari tekanan gravitasi.

a. Material

 Pompa-Pompa (delivery, distribusi, booster)

 Tangki Reservoir (Kapasitas masing-masing disesuaikan dg. Kebutuhan)

 Pipa Galvanized (GIP) class medium

 Pipa PVC (class AW, VP), Pipa ABS

 Valve (Gate valve, check valve, straimed, flexible, connection,fast valve).

 Fitting Galvanized (tee, elbow,reducer, socket, flame, dll)

 Fitting PVC (tee, elbow, reducer,socket, flame, dll)

 Fitting ABS (tee, elbow, reducer,socket, flame, dll)

 Material Bantu (lem PVC, sealtape, penggantung, clamp, dll) b. Peralatan

 Mesin Las

 Gerinda Tangan

 Bor Duduk & Bor Tangan

 Takel

 Kunci Pipa, Kunci Pas

 Mesin Senai c. Urutan Pelaksanaan

1. Pemasangan Pipa Indoor:

a. Marking jalur pipa sesuai shop drawing dan koordinasikan dengan jalur pekerjaan lain seperti jalur pipa AC, Air Kotor, Fire Fighting, Tray Cable dll.

b. Potong pipa sesuai ukuran kebutuhan.

c. Lapisi pipa Gip (jika akan di cat seluruh/ daerah Expose) dengan cat dasar (zincromate).

d. Setelah dicat dasar lapisi pipa dengan cat (warna sesuai spesifikasi teknis).

(37)

f. Pasang pipa GIP sesuai ukuran pada shop drawing, penyambungan pipa diameter kurang dari 2,5 ichi dengan drat dan diameter 2,5 inchi ke atas dengan las.

g. Gunakan benang dan water pass untuk mengukur ke-lurusan pipa. h. Lakukan pekerjaan pengecatan untuk daerah sam-bungan pipa i. Lakukan tets tekan pipa dengan tekanan sesuai spesifikasi yang

berlaku.

j. Untuk pemasangan pipa di dinding, harus dikoor-dinasikan dahulu dengan pekerjaan keramik (arsitek) dan sanitary.

k. Lakukan test tekan ulang jika pipa di dinding telah terpasang. 2. Pemasangan Pipa Outdoor:

a. Marking jalur pipa.

b. Gali jalur pipa dengan kedalaman sesuai elevasinya. c. Sambung pipa di atas galian.

d. Lapisi pipa dengan zincromate.

e. Lakukan test tekan pipa dengan tekanan sesuai spesifikasi teknis yang berlaku.

f. Beri lapisan pasir pada dasar galian.

g. Turunkan pipa ke dalam galian. Lapis kembali galian dengan pasir. Urug galian.

3. Pemasangan Valve

a. Check lokasi penempatan valve (apakah space/jarak antar pipa yang telah disiapkan telah sesuai dengan lebar valve)

b. Siapkan valve dengan flange-nya.. c. Pasang valve.

d. Lakukan test tekan valve pada instalasi tersebut. 4. Pemasangan Pompa:

a. Marking lokasi penempatan pompa.

b. Buat pondasi pompa, perhatikan kelurusan dan rata pondasi. c. Pasang instalasi pemipaan ruang pompa terlebih dahulu. d. Pasang Pompa dan valve-valvenya..

e. Sambung instalasi daya ke pompa.

f. Untuk pompa transfer automatisasi menggunakan water level control (biasanya menggunakan elektroda)

g. Pengaturan pompa booster dcngan pressure switch sebagai berikut:

 Pada posisi tekanan instalasi 2.5 Bar pompa 1 (kesatu) ON Jika tekanan kembali ke 3 Bar pompa Off

 Namun jika tekanan terus turun hinggga posisi 1.5 Bar pompa kedua ON Jika tekanan naik lagi hingga 2 Bar pompa kedua

(38)

Off Pompa kesatu dan kedua selalu bergantian posisi (alternated parallel)

H. Lakukan running test pompa

H. PEMASANGAN INSTALASI AIR KOTOR

Untuk instalasi air kotor, biasanya langsung melalui buangan dari closet dan terminal, sedangkan untuk air buangan adalah sisa air buangan melalui wastafel, bak cuci dan floor drain (pembuangan pada lantai) yang mengalir secara gravitasi dari masing-masing genitor menuju bak penampungan (septic tank, STP).

Untuk American Standard biasanya pipa air kotor dan pipa air buangan dipisahkan, akan tetapi sistim Japan Standard digabung menjadi satu.

Yang perlu diperhatikan dalam pemasangannya adalah :

 Untuk air kotor dibuat dengan kemiringan (± 1)

 Untuk air buangan dibuat dengan kemiringan (± 1 li) Masing-masing pipa air kotor & air buangan harus dilengkapi pettrap (saluran leher angsa)

untuk mencegah bau. a. Material

 Pompa Buangan (Sewage Pump)

 Pipa PVC (class AW/D)

 Pipa Cast Iron (cip)

 Fitting PVC (elbow, tee, socket, reducer)

 Fitting Cast Iron (elbow, tee, socket,reducer)

 Valve Cast Iron (check valve, gatevalve,fast valve) Instalasi Pipa Ventilasi

Instalasi ini berfungsi untuk menghubungkan/ menyalur-kan udara yang terjebak pada pipa air kotor maupun pipa air buangan sehingga air bisa berjalan dengan lancar.

Yang perlu diperhatikan adalah bahwa pipa cersebut disambung pada pipa air kotor / air buangan diatas posisi pipa tersebut dan disalurkan pada daerah yang tertinggi (ke atapl diatas plafond) dilengkapi dengan vent cup.

I. PEMASANGAN SANITARY a. Material  Material sanitary:  Closet  Washtafel  Urioir  dll

(39)

 Material bantu b. Peralatan

 kunci pipa,

 kunci pas, dsb c. Urutan Pelaksanaan

1. Pemasangan Bath Tub:

 Marking lokasi penempatan bath tubdan pipa pembuangan

 Pasang pondasi untuk dudukan bathtub dengan bata merah

 Pasang pipa pembuangan lengkap dengan U-trapnya

 Pasang bathtub

 Check dengan waterpass dari segala sisi agar bath tub tidak miring 2. Pemasangan Closet Duduk

 Marking lokasi titik bor dilantai

 Lubangi lantai dengan bor beton sesuai ukuran fisher

 Pasang fisher

J. PEMASANGAN KONDUIT OUTBOW a. Material

 Konduit PVC / Steel

 Tee Dos, Sock dan klem konduit

 Fisher b. Peralatan  Bending Konduit  Bor Tangan  Tang, Obeng dll  Benang

 Cat, Kapur & Spidol

c. Pelaksanaan Pemasangan Konduit Outbow

 Plat Lantai bersih dari bekisting

 Marking Jalur Instalasi

(40)

 Bor Lokasi Klem

 Pasang Konduit

K. PEMASANGAN KONDUIT INBOW a. Material

 Konduit PVC / Steel

 Tee dos, Sock

 Kawat bendrat  Paku b. Peralatan  Palu  Tang, Obeng dll  Bending konduit  Benang

 Cat, kapur dan Spidol

c. Pemasangan konduit dalam plat lantai (Inbow)

 Marking jalur instalasi

 Tandai lokasi tee dos

 Wire mesh Layer 1

 Pasang Konduit

 Wire mesh layer 2

 Ikat konduit pada layer 2

L. PEMASANGAN KABEL TRAY DAN LADDER a. Material

 Kabel Tray

 Kabel Ladder

 Gantungan

(41)

 Fitting dan Jointing b. Peralatan  Kunci Pas  Tang, Obeng  Bor Tangan  Kapur Tulis c. Pelaksanaan

 Lantai bersih daribekisting

 Marking Jalur Kabel tray

 Tandai lokasi gantungan

 Bor lubang untuk dinaset gantungan

 Pasang gantungan

 Pasang tray

 Hubungkan tray satu denganyang lain dengan kabel NYA 2,5 mm URUTAN PELAKSANAAN KABEL TRAY

1. Marking jalur tray sesuai shopdrawing, tandai lokasi pengeboran untuk gantungan

2. Bor lokasi gantungan

3. Pasang gantungan tray sesuai dengan ketinggian yang diminta

4. Tray dengan lebar 100 cm ke atas harus dipasang support pada tiap balok struktur atasnya

5. Pasang kabel tray

6. Pada setiap sambungan pasang penghubung grounding dengan kabel NYA 2,5 mm.

URUTAN PELAKSANAAN KABEL LADDER

1. Marking jalur ladder sesuai shopdrawing, tandai lokasi pengeboran untuk gantungan

2. Bor lokasi gantungml support 3. Pasang gntung & nl support ladder 4. Pasang kabel ladder

5. Pada setiap sambungan pasang penghubung grounding dengan kabel NYA 2.5 mm.

1.5.15. PEMASANGAN INSTALASI LISTRIK a. Material

 Kabel NYA/ NYMNYFBGY

 Las Dop b. Peralatan

(42)

 Tang, Obeng

 Lakban Kertas & Spidol

URUTAN PELAKSANAAN INSTALASI INDOOR

1. Masukkan kawat pancingan ke dalam pipa conduit sesuai groupnya 2. Tarik kabel dengan bantuan kawat pancingan tersebut

3. Tandai kabel sesuai group dengan lakban & spidol

4. Sambungan kabel banya boleh pada tee dos dan dengan las dop 5. Merger kabel yang telah terpasang

URUTAN PELAKSANAAN INSTALASI OUTDOOR

1. Marking jalur inscalasi 2. Tandai lokasi tiang lampu 3. Gali jalur yang relah demarking

4. Gelar kabel NYLBGY sesuai ukuran pada shop drawing sesuai groupnya 5. Timbun dengan pasir

6. Urug galian dengan tanah kembali

M. METODE PEMASANGAN KABEL a. Material b. Peralatan

● Kabel Power ● Tang, Obeng ● Kabel skun ● Kabel ties ● Tali ● Tang pre c. Urutan Pelaksanaan

KABEL PADA TRAY

 Pastikan lebar tray cukup untuk jumlah kabel yang akan dipasang

 Potong kabel dengan panjang dilebihkan 1 meter dari kebutuhan

 Tarik kabel satu per satu dengan urutan dari pinggir

 Gunakan kabel ties sebagai pengikat kabel dengan jarak 1 meter

 Kabel siap disambung dengan panel

KABEL PADA LADDER

 Pastikan lebar ladder cukup untuk jumlah kabel yang akan dipasang

 Potong kabel dengan panjang dilebihkan 1 meter dari kebutuhan

 Tarik kabel satu per satu dengan urutan dari pinggir

 Gunakan tali jika kabel akan dipasang vertikal

 Gunakan kabel ties sebagai pengikat kabel dengan jarak 1 meter

(43)

N. PEKERJAAN PEMASANGAN PANEL LISTRIK a. Material  panel  dynabolt  bahan pondasi b. Peralatan  bor tangan

 kunci pas, obeng dll

 waterpass c. Pelaksanan

PEMASANGAN PANEL FREE STANDING

 Pastikan pondasi panel telah dibuat benar

 Marking lokasi penempatan panel

 Bor lubang dynabolt

 Letakan panel diatas pondasi

 Kencangkan baut dynabolt

PEMASANGAN PANEL SEMI INBOW

 Marking lokasi panel dengan Ketinggian rata atas 180 cm

 Bobok dinding bata

 Pasang dynabolt

 Pasang panel jika dinding sekeliling telah diplester di finish

Panel Semi Inbow

PEMASANGAN PANEL WALL MOUNTED

 Marking lokasi panel dengan ketinggian rata atas 180 cm

 Pasang dynabolt

(44)

O. PEMASANGAN TRANSFORMER a. Material  Transformator  Besi siku 5 cm  Bahan pondasi b. Peralatan  Tang, obeng  Kunci pas  Bor tangan c. Urutan pelaksanaan

 Buat pondasi transformator sesuai shopdrawing Masing-masing sisi dilebihkan lebar 20 cm

 Letakkan transformator diatas pondasi

 Ganjal roda transformator dengan besi siku 5 cm

 Pasang grounding transformator

P. PEMASANGAN GENSET a. Material  Genset  Spring mounting  Silencer  Tangki solar  Pompa solar  Exhaust radiator

 Fitting, valve dan gantungan b. Peralatan

(45)

 Dongkrak

 Bor tangan

 Kunci pas, obeng dll

 Balok

c. Pelaksanaan pemasangan genset

Pemasangan Genset

1. Pastikan pondasi genset telah dibuat benar 2. Marking lokasi penempatan spring mounting 3. Bor lokasi penempatan spring mou-nting 4. Letakan genset diatas pondasi

5. Gunakan dongkrak untuk pemasang-an spring mounting 6. Siap di-install dengan accessories-nya.

2. Pemasangan Accessories Genset

 Pastikan posisi genset telah rata

 Pasang attenuator

 Pasang flexible duct

 Pasang ducting BJLS untuk penghubung ke attenuator

 Pasang grill attenuator

 Pasang silencer genset

 Pasang pemipaan exhaust

 Pasang tangki solar

 Pasang pemipaan bahan bakar

(46)

Q. PEMASANGAN GROUNDING PANEL a. Material  Kabel bc  Plat tembaga  Isolator  Copper rod  Mur baut b. Peralatan  Bor tangan  Tang, obeng dll  Gergaji besi c. Urutan Pelaksanaan

 Marking jalur grounding, jarak antar isolator 50 cm & tinggi 30 cm dari lantai

 Pasang isolator, gunakan dynabolt 8 mm

 Pasang plat tembaga memutar ruang panel hingga bak kontrol grounding

(47)

R. PEMASANGAN ARMATURE a. Material  Armatur  Kawat gantungan b. Peralatan  Tang, Obeng dll c. Urutan Pelaksanaan TL recessed mounted

1. Marking plafon dengan kapur / spidol

2. Lubangi plafon scsuai marking, untuk akustik 3. Koordinasikan dg rangka plafon

4. Pasang kawat gantungan

5. Pasang lampu dengan melepas kap lampu 6. Kencangkan kawat gantungan

7. Sambung ke instalasi

8. Pemasangan tl setelah kondisi proyek aman dari pencurian

TL ceiling mounted

1. Marking plafon dengan kapur / spidol, dan pasang kawat gantungan 2. Tarik kabel instalasi & kawat gantungan ke luar plafon

3. Pasang lampu jika plafon telah finish

4. Gunakan skrup untuk pengikat lampu sambung ke instalasi

Lampu Taman & Jalan

1. Marking posisi lampu 2. Buat pondasi tiang lampu 3. Dirikan tiang lampu

4. Pasang lampu pada tiangnya 5. Sambung ke instalasi

S. PEMASANGAN SAKLAR DAN STOP KONTAK a. Material  Saklar  Stop kontak  Grid switch b. Peralatan  Bor tangan  Tang, obeng dll  Waterpass c. Urutan Pelaksanaan

(48)

2. Bobok dinding bata, jangan lupa gunakan cutter 3. Pasang konduit dan inbow dos

4. Tunggu sampai dinding plester akhir

5. Sambungkan saklar, stop kontak dengan instalasinya 6. Pasang saklar & stop kontak, gunakan waterpass agar rata

T. PEMASANGAN PENANGKAL PETIR a. Material

 Konduit pvc

 Tiang penangkal petir

 Kabel coaxial/kc/nyy

 Copper rod

 Head penangkal petir b. Peralatan

 Grounding test

 Tang, obeng, gergaji besi

 Bending conduit c. Urutan Pelaksanaan

1. Tentukan lokasi grounding

2. Pantek grounding dengan copper rod 3. Buat bak kontrol

4. Rangkai penangkal petir dan Lampu pada tiang penangkal petir 5. Pasang penangkal petir pada Lokasi sesuai gambar

6. Tarik kabel & sambung dengan pantekan 7. Finish arsitektur

Referensi

Dokumen terkait

Ši paklausė, kaip Liudas praleido sėkmines, tačiau LIUDAS VĖL PAMELAVO.. Vėliau Vasaris nuėjo pas Liuciją, pažiūtėt

(2) There are 16 pejorative expressions that used as part of pejoration expression in the movie.. Therefore, not all of the pejorative expressions were used as pejoration

Dari amatan yang dilakukan di sekolah tersebut, Peneliti memperoleh gambaran bahwa lesson study mampu membangun suasana kekeluargaan dalam kolaborasi, baik pada

Kognitif C2 33 Komponen unit kopling yang tidak boleh dicuci dengan bensin atau minyak tanah adalah.... Poros input D 2,5 Melakukan prosedur pembongkaran komponen- komponen sistem

c) pasang probe pengambil contoh uji di tengah cerobong, kemudian lakukan pemompaan dengan pompa penghisap secara manual hingga gas buang masuk ke dalam larutan penjerap. CATATAN 1

Diafragma dan pengembus seperti yang dibicarakan pada alat-alat ukur tekanan dapat dipergunakan untuk mengukur tinggi permukaan cairan Akan tetapi, sama halnya

Sesuai dengan fungsi dan jenis dana yang dapat dikelolah oleh lembaga keuangan. mikro syariah tersebut, selanjutnya melahirkan berbagai macamjenis produk

Ahmad Musthafa al-Maragi (t.th.:16) menafsirkan ayat 103 surah al-Tawbah (9) tersebut sbb: Ambillah wahai Rasul akan harta-harta mereka (orang-orang yang mengakui