TUGAS 5
MANAJEMEN KONSTRUSI LANJUT
Disusun oleh :
Lisa Agustina 1009015009 Khaidir Ali Masykur 1009015011 Norbertus Dwi A. P. 1009015026 Destiana Bastian 1009015052
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2013
PELAKSANAAN PEKERJAAN LAPANGAN
Program Awal Proyek dan Penentuan Metode Konstruksi
1. Pembersihan Lahan
Pembersihan lahan dilakukan sebelum proyek di kerjakan. Karena kondisi daerah proyek yang dekat dengan pemukiman maka pembersihan lahan dilakukan
1.Dumptruck 2.Excavator 3. Dozzer
Sebelum dimulai pelaksanaan pekerjaan, lapangan terlebih dahulu harus dilakukan pengukuran ulang dan harus dibersihkan/diamankan dari bangunan-bangunan, fasilitas yang mengganggu. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat-alat waterpass/theodolith atau Total Station yang ketepatannya dapat dipertanggung jawabkan. Setelah pekerjaan selesai dilakukan pengukuran ulang untuk memastikan kebenaran struktur.
2. Pembuatan Papan Nama Proyek
Papan nama proyek bertujuan untuk menginformasikan kepada masyarakat perihal pekerjaan yang sedang dilaksanakan.
3. Pengukuran dan Pemasangan Bowplank
Dilakukan sebagai penentuan as bangunan dengan ketentuan mengikuti desain awal.
4. Pembuatan Pagar Proyek , Seng H=2m
Bertujuan untuk menutupi area proyek dari gangguan dan agar tidak mengganggu aktifitas dari pekerja ataupun masyarakat di sekitar proyek. Pemasangan pagar seng melingkari area proyek yang di kerjakan.
5. Pembuatan Rumah Kantor Sementara
Untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan pembangunan Proyek Pos pemadam kebakaran di bangun kantor kerja untuk sementara untuk tenaga Ahli ataupun ruang rapat sementara pada saat pelaksanaan agar pengawasan serta pengecekan proyek selalu terkondisi.
Kantor sementara ditempatkan didekat lokasi pekerjaan, sehingga dapat dijangkau pekerja-pekerja dalam pelaksanaan Pekerjaan Pembangunan Pos pemadam kebakaran.
6. Pembuatan Bedeng Buruh
Untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan pembangunan Pos Pemadam Kebakaran di bangun bedeng buruh kerja untuk sementara untuk tenaga pekerja. Bedeng buruh ditempatkan didekat lokasi pekerjaan, sehingga dapat dijangkau pekerja-pekerja dalam pelaksanaan Pekerjaan Pembangunan Pos pemadam kebakaran.
7. Mobilisasi dan Demobilisasi tanah
Mobilisasi dan demobilisasi peralatan dilaksanakan sesuai dengan schedule pemakaianya selambat-lambatnya satu hari sebelum dimulainya pekerjaan yang akan dilaksanakan sudah sampai dilokasi pekerjaan. Semua peralatan yang didatangkan harus mendapatkan rekomendasi dari direksi atau pengawas pekerjaan terlebih dahulu.
Mobilisasi Peralatan Kerja Meliputi: 1.Excavator
2.Dumptruck 3.StoomWoles 4.Katrol
1. UMUM
Aspek teknologi sangat berperan dalam suatu proyek konstruksi. Umumnya, aplikasi teknologi ini banyak diterapkan dalam metode – metode pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Penggunaan metode yang tepat, praktis, cepat dan aman, sangat membantu dalam penyelesaian pekerjaan pada suatu proyek konstruksi. Sehingga target 3T yaitu tepat mutu/kualitas, tepat biaya/kuantitas dan tepat waktu sebagaimana ditetapkan dapat tercapai.
Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi, adakalanya juga diperlukan suatu metode terobosan untuk menyelesaikan pekerjaan lapangan. Khususnya pada saat menghadapi kendala–kendala yang diakibatkan oleh kondisi lapangan yang tidak sesuai dengan dugaan sebelumnya. Untuk itu, penerapan metode pelaksanaan konstruksi yang sesuai kondisi lapangan, akan sangat membantu dalam penyelesaian proyek konstruksi bersangkutan.
Konstruksi bangunan memerlukan teknik khusus dalam pembuatannya. Oleh sebab itu, maka metode pelaksanaan bangunan sangat diperlukan untuk mengatasi masalah–masalah dalam pembangunan konstruksi bangunan tersebut.
2. Material atau Bahan
Bahan–bahan bangunan merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi di dalam mendirikan atau membuat suatu bangunan. Pemilihan bahan–bahan tersebut harus benar–benar mendapat perhatian demi kelancaran pelaksanaan pembangunan dan mendapatkan kualitas bangunan yang baik.
Material yang diperlukan dalam perencanaan konstruksi PPI Menganti Kebumen adalah sebagai berikut:
a. Batu Pecah
Batu pecah digunakan sebagai lapis pelindung bagian inti, lapis pelindung 2 dan juga sebagai pelindung kaki bangunan (toe protection) pada bangunan jetty dan
b. Adukan Beton Siap Pakai (Ready Mixed Concrete)
Adukan beton ready mixed adalah adukan beton siap pakai yang dibuat dan diolah sesuai dengan mutu pesanan sehingga pemesan dapat langsung menggunakan untuk keperluan pengecoran. Pada proyek ini, beton ready mixed digunakan untuk membuat tetrapod dan pada lantai dermaga dengan mutu beton K-300.
c. Tulangan Baja
Tulangan baja digunakan untuk pembuatan tulangan pada tetrapod, bolder, lantai dermaga, balok memanjang, balok melintang dan penulangan pondasi tiang pancang. Tulangan baja harus bebas dari karat, sisik dan lapisan yang dapat mengurangi lekatnya pada beton. Tulangan baja yang digunakan adalah ∅ 8, ∅ 12, ∅ 19, ∅ 25.
d. Kawat Pengikat Tulangan
Kawat pengikat tulangan terbuat dari baja lunak dengan diameter minimal 1mm. Kawat ini digunakan untuk mengikat tulangan baja agar tulangan-tulangan tersebut memiliki jarak yang tetap sesuai dengan rencana.
e. Papan Kayu / Multiplek
Multiplek digunakan untuk acuan cetakan beton atau bekisting pada pembuatan lantai dermaga.
f. Kayu
Kayu digunakan untuk membantu pembangunan konstruksi baik sebagai penyangga cetakan ataupun sebagai pijakan. Kayu yang dipakai harus pada kondisi yang baik, tidak cacat dan tidak lapuk. Pada proyek ini, kayu digunakan sebagai perancah dan penguat bekisting. Karena hanya sebagai alat bantu dalam pelaksanaan pekerjaan tertentu dan sifatnya sementara, maka dipilih kayu dengan kelas keawetannya tidak terlalu tinggi tetapi cukup kuat menahan beban yang akan diterima.
3. Peralatan Kerja
Selain bahan bangunan, untuk pelaksanaan proyek ini juga diperlukan adanya peralatan kerja sebagai sarana untuk membantu dan memudahkan pelaksanaan pekerjaan. Sebagaimana halnya pengadaan barang, maka dalam pengadaan dan pemilihan peralatan kerja harus dilakukan kiat khusus agar pemilihan jenis peralatan kerja tersebut dapat menghasilkan efektifitas dan produktifitas alat yang optimal, antara lain :
a. Merinci mengenai peralatan yang dibutuhkan.
b. Memperhitungkan banyaknya alat yang akan dipakai sesuai dengan volume pekerjaan yang akan dilaksanaan.
d. Memperhitungkan biaya alat (sewa/beli,pemeliharaan,dll). e. Memperhitungkan daya tahan alat.
Peralatan-peralatan yang digunakan pada perencanaan konstruksi PPI Menganti Kebumen adalah:
1. Truk Mixer
Truck mixer adalah kendaraan pengangkut adukan beton ready mix dari tempat
pembuatannya ke lokasi proyek.
2. Concrete Pump
Concrete Pump adalah kendaraan yang berfungsi untuk membantu mengalirkan
adukan beton ready mix dari truck mixer ke lokasi pengecoran yang lebih tinggi maupun yang jauh lebih rendah dari kedudukan truck mixer.
3. Concrete Vibrator
Concrete vibrator adalah alat yang berfungsi untuk memadatkan adukan beton,
meningkatkan homogenitas adukan pada saat pengecoran, mengeluarkan gelembung-gelembung udara sehingga tidak terjadi rongga udara setelah pengerasan beton dan berfungsi untuk meratakan beton ke segala arah, serta dapat menjangkau celah-celah terjauh di dalam bekisting.
4. Bar Bender
Bar bender digunakan untuk membengkokkan tulangan sesuai dengan ukuran
yang dikehendaki. 5. Bar Cutter
Bar cutter digunakan untuk memotong baja tulangan sesuai panjang yang
ditentukan. 6. Theodolite
Theodolite digunakan untuk menentukan as bangunan jetty, seawall
7. Waterpass
Waterpass digunakan untuk menentukan titik–titik elevasi bangunan jetty, seawall.
8. Dump Truck
Digunakan sebagai pengangkut batu pecah dari quarry dan untuk membuang material–material yang tidak diperlukan (lumpur dan pasir).
9. Single acting drop hammer
Single acting drop hammer berfungsi sebagai palu untuk memukul tiang pancang
agar masuk ke dalam tanah pada pekerjaan pondasi dermaga. 10. Excavator
Digunakan untuk menggali tanah. Selain itu, excavator digunakan untuk penataan timbunan material bangunan dan pemasangan batu belah pada konstruksi jetty dan
seawall.
Digunakan sebagai alat penarik kapal tongkang dari dan menuju lokasi pembangunan.
13. Crane
Digunakan untuk mengangkat tiang pancang. 14. Flat Bed Truck
4. PEKERJAAN STUKTUR
A. PEKERJAAN GALIAN TANAH PONDASI
Setelah pekerjaan Pendahuluan dan pekerjaan pemancangan selesai dilakukan, hal yang dilakukan selanjutnya yaitu pekerjaan galian tanah pondasi. Galian tanah pondasi diperlukan untuk perletakan pondasi plat.
Pengalian dilakukan sesuai dengan gambar rencana pondasi dan telah mendapat persetujuan dari pengawas. Bidang horizontal galian tanah harus mempunyai jarak yang lebih besar dari lebar pondasi, hal ini berfungi untuk memungkinkan pemasangannya, penopangan dan lain-lain. Kedalaman galian harus sesuai dengan gambar rencana.
Tanah hasil galian ditumpuk ditempat yang telah ditentukan oleh pengawas, karena tanah tersebut akan dipakai kembali.
B. PEKERJAAN LANTAI KERJA
Setelah tanah digali dan diberikan urugan pasir, selanjutnya dibuat lantai kerja dengan campuran beton 1Pc:3Ps:5Kr. Sebelum campuran beton diletakkan, dasar tanah diratakan terlebih dahulu. Tebal dari lantai kerja ini sekitar 5 cm, setelah lantai kerja mengeras barulah diatasnya diletakkan pondasi Plat Setempat.
C. PEKERJAAN URUGAN PASIR
Permukaan tanah yang sudah digali diatasnya diberikan pasir urug, kemudian dipadatkan dengan menggunakan alat stamper. Urugan pasir ini berfungsi untuk menstabilkan permukaan tanah asli dan menyebarkan beban. Urugan Pasir dipadatkan perlapis hingga mencapai ketebalan Urugan Pasir yang sesuai dengan gambar kerja dan spesifikasi teknis yang ada yaitu sekitar 7 cm.
D. PEKERJAAN URUGAN TANAH
Pekerjaan urugan tanah dilakukan setelah pondasi selesai dan telah mengeras. Tanah hasil galian dikembalikan lagi, dan digunakan untuk menimbun pondasi. Tanah tersebut dipadatkan lapis demi lapis baik dengan cara manual atau menggunakan alat stamper.
Selain itu urugan tanah juga dilakukan pada permukaan lantai. Bagian lantai yang perlu ditinggikan di urug dengan tanah urug. Tanah urug yang dipakai dapat berasal dari hasil galian ataupun tanah urug yang didatangkan. Tanah dihamparkan kemudian dipadatkan lapis demi lapis hingga didapatkan kepadatan dan ketebalan yang sesuai dengan spesifikasi teknis
Dalam Proyek ini ada dua buah jenis pondasi yang digunakan yaitu pondasi tiang pancang dan Pondasi Plat Setempat, yang mana metode pelaksanaan kedua pondasi tersebut berbeda. Pondasi Plat Setempat dipakai pada bangunan Pos Jaga, Pagar dan Bangunan Utama, sedangkan Pondasi Tiang Pancang Digunakan pada Gudang, bangunan Utama dan Pagar Luar.
Adapun Pelaksanaan Pekerjaan Tiang Pancang yaitu : a. Pondasi Tiang Pancang
Tiang Pancang yang digunakan yaitu Tiiang Pancang Beton dengan ukuran 35x35 cm dan panjang sekitar 30 m. Tiang Pancang ini merupakan barang pabrikan. Sekitar 1 minggu sebelum kegiatan pemancangan dilakukan, tiang pancang telah dipesan.
Pelaksanaan pemancangan yaitu sebagai berikut :
Melakukan pengukuran kembali dengan theodolit untuk mendapatkan titik-titik yang akan dipancang dan sesuai dengan gambar kerja.
Setelah didapatkan titik-titik yang akan dipancang, selanjutnya diatur posisi atau kedudukan dari crane.
Setelah itu dilakukan penyetelan tiang pancang agar tepat pada posisinya (Centre Line).
Jika tiang pancang telah pas (Centre) maka selanjutnya tiang pancang dipukul dengan menggunakan hammer. Jika tiang pancang tersebut telah hampir tertancap seluruhnya namun setelah dilakukan tes calendering (PDA Test) masih belum mencapai tanah keras, maka tiang pancang disambung dengan menggunakan las.
Kegiatan pemancangan dapat dihentikan jika hasil tes calendering (PDA Test) telah menunjukkan nilai yang diinginkan atau telah mencapai tanah keras. Untuk mengetahui tiang pancang telah mencapai tanah keras yaitu jika dipukul hammer (alat pemukul) akan membalik.
Sisa tiang pancang yang muncul di permukaan tanah dipotong dan dibobok dengan menggunakan alat potong, kemudian besi dari tiang pancang yang muncul disambungkan ke balok Sloof dan Kolom.
b. Pondasi Plat Setempat
Pondasi Plat Setempat terbuat dengan mutu beton K-300. Hal pertama dilakukan yaitu merakit tulangan dan bekisting pondasi sesuai dengan gambar kerja. Perakitan dan pembuatan mal ini dapat dilakukan bersamaan dengan pengalian tanah pondasi. Setelah itu bekisting diletakkan diatas lantai kerja dan besi tulangan dimasukkan ke dalam bekisting. Sebelum besi tulangan diletakkan di dalam bekisting, diatas lantai kerja di berikan beton tahu kira-kira berukuran 2x2x2 cm dengan mutu beton yang sama. Beton tahu ini berfungsi agar kedudukan tulangan pas berada di tengah dan memberikan ruang untuk selimut beton yang cukup.
Jika tulangan dan bekisting telah dipasang maka campuran beton dapat dituang. Ketinggian curahan harus diperhatikan agar seluruh rongga dapat tertutupi oleh material.
Bahan-bahan yang digunakan dalam campuran beton harus sesuai dengan job mix design yang ada. Bebas dari material organik, debu dan telah mendapat persetujuan dari pengawas.
F. PEKERJAAN COR BALOK SLOOF
Pengecoran balok sloof dilakukan setelah pondasi plat setempat dan pile cap selesai dilakukan. Pada dasarnya pelaksanaan balok sloof sama dengan pelaksanaan Pondasi Plat Setempat. Bekisting dan tulangan besi dirakit terlebih dahulu sesuai dengan shop drawing. Setelah itu barulah campuran beton dituangkan, campuran beton yang digunakan sama dengan campuran beton Pondasi yaitu mutu beton K-300. Campuran beton tersebut terlebih dahulu telah dilakukan job mix design dan nilai slump tesnya sesuai dengan spesifikasi teknis. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini perlu adanya persetujuan dari pengawas.
G. PEKERJAAN COR BETON KOLOM
Proses pelaksanaan pekerjaan ini sebagai berikut :
Pekerjaan Pembesian. Fabrikasi pembesian dilakukan ditempat fabrikasi. Besi yang digunakan yaitu besi Ø19 sebagai tulangan utama dan besi Ø10 sebagai sengkang (begel). Besi ini dirakit dan dibentuk sesuai dengan shop drawing.
Pembuatan Bekisting. Bekisting dibuat dari multiplex 9 mm yang diperkuat dengan kayu usuk 4/6 dan diberi skur-skur penahan agar tidak mudah roboh.
Melakukan Kontrol Kualitas. Ada 2 kontrol kualitas yang dilakukan. Kontrol kualitas pertama yaitu Kontrol Kualitas Sebelum dilakukan pengecoran meliputi kontrol kualitas terhadap posisi dan kondisi bekisting, posisi dan penempatatan pembesian, jarak antar tulangan, panjang penjangkaran, ketebalan beton decking (Beton tahu), ukuran baja tulangan yang digunakan, posisi penempatan water stop.
Kontrol Kualitas kedua yaitu Kontrol kualitas saat pengecoran. Pada saat berlangsungnya pengecoran, campuran dari Concrete mixer Truck diambil sampelnya. Sampel diambil menurut ketentuan yang tercantum dalam spesifikasi. Pekerjaan Kontrol kualitas ini akan dilakukan bersama-sama dengan konsultan pengawas untuk selanjutnya dibuat berita acara pengesahan kontrol kualitas.
Kegiatan pengecoran.
Pengecoran dilakukan secara langsung dan menyeluruh
Kegiatan Curing (perawatan)
Curing (perawatan) dilakukan sehari (24 jam) setelah pengecoran selesai dilakukan dengan dibasahi air dan dijaga/dikontrol untuk tetap dalam keadaan basah.
Proses Pelaksanaan Pekerjaan Kolom
H. PEKERJAAN COR BETON BALOK & RING BALOK
Pelaksanaan pekerjaan ini sama dengan pelaksanaan pekerjaan kolom, hanya saja dalam pengerjaan bekisting perlu adanya tambahan kayu dolken/ubar. Kayu ini berfungsi sebagai steger/penopang dari bekisting agar bekisting tetap pada tempatnya (tidak terjadi lendutan). Kayu steger tersebut ditegakkan dengan jarak sekitar 40 cm. Pelaksanaan pengecoran balok atau ring balok, biasanya seiringan dengan pelaksanaan Pelat lantai. Dalam proyek ini tulangan yang digunakan yaitu besi Ø16 & Ø13 sebagai tulangan utama dan besi Ø8 sebagai sengkang (begel)
I. PEKERJAAN COR BETON PLAT LANTAI Proses pelaksanaan pekerjaan ini yaitu :
Pekerjaan Pengukuran dan Bekisting
Pemasangan bekisting pelat lantai didahului dengan pengukuran posisi balok. Pengukuran dilakukan dengan cara memberi tanda as bangunan pada kolom lantai bawah yang tadinya ada pada lantai bawah. Pengukuran ini ditujukan untuk mengantisipasi kesalahan pada posisi balok. Dari hasil pengukuran tersebut maka bekisting balok dan pelat dapat difabrikasi pada posisi yang
benar diatas perancah yang telah disiapkan. Pengaturan level balok dan pelat dapat dilakukan dengan mengatur ketinggian perancah (Scafolding). Proses pemasangan bekisting ini dibantu oleh surveyor untuk mengontrol level balok dan pelat.
Pekerjaan Pembesian
Fabrikasi pembesian dilakukan di tempat fabrikasi, setelah bekisting siap, besi tulangan yang telah siap dipasang dan dirangkai dilokasi. Pembesian balok dilakukan terlebih dahulu, setelah itu diikuti dengan pembesian pelat lantai. Panjang penjangkaran dipasang 30xD Tulangan Utama.
Leveling Pengecoran pelat lantai
Agar pengecoran pelat lantai mencapai level yang benar dan tidak terjadi perbedaan tinggi finishing cor, maka perlu dibuat alat bantu leveling pengecoran. Leveling pengecoran dibuat dari besi siku L.50.50.5 yang ditumpukan pada beberapa titik besi beton. Besi beton ini ditancapkan hingga posisi besi siku tidak lagi bergeser. Penempatan besi siku diukur dengan waterpass dan diukur pada level sesuai gambar desain.
Pekerjaan Kontrol Kualitas
Kontrol kualitas yang dilakukan sama dengan kontrol kualitas yang dilakukan pada pekerjaan kolom.
Pengecoran beton
Pengecoran dilakukan dengan Ready Mix truck yang dibantu dengan penggunaan Concrete Pump. Dalam hal ini pengecoran dilakukan secara sekaligus balok dan pelat seluruh lantai. Untuk mempercepat proses pengecoran dipakai Concrete Pump. Pengecoran dibantu dengan alat vibrator untuk meratakan dan memadatkan campuran. Selanjutnya finishing lantai cor ini adalah rata namun dibiarkan kasar karena selanjutnya akan dilakukan pekerjaan lantai.
Pekerjaan curing
Sama hal nya dengan pekerjaan kolom, Curing (Perawatan) dilakukan sehari setelah dilakukan pengecoran.
5. PEKERJAAN ARSITEKTUR
A. PEKERJAAN PLESTERAN DINDING a. Peralatan Yang Digunakan
Meteran Jidar aluminium Roskam kayu Roskam besi Kertas semen Benang
b. Bahan Yang Digunakan :
Triplek
Kawat ayam (jika plesteran lebih dari 3cm)
Air
Semen c. Pelaksanaan :
1. pasang batu bata/batako sesuai shop drawing.
2. basahi permukaan pasangan batu/ bata dengan air sampai basah secara merata (curing).
3. pasang tarikan benang vertikal dan horizontal sebagai panduan kepalaan dan cek tarikan benang.
4. setelah kepalaan terpasang periksa hold point ke 1
5. kemudian periksa hold point ke 2
HOLD POINT 2 Kerataan
pemukaan plesteran
Dengan Jidar alumunium L=2m; deviasi ± 1mm
Posisi Outlet M /E Harus sesuai Shopdrawing HOLD POINT 1
Instalasi M/E sesuai shop drawing
Koordinat titik M/E harus tepat
Ketebalan kepalaan sesuai speksifikasi
Ketebalan 1,5-3cm
Cek vertikalnya shop drawing
Vertikal & horizontal lurus dan rata (harus lot)
B. PEKERJAAN PLAFOND GIPSUM a. Peralatan yang digunakan
rol meter
benang
screw driver
ceiling net/ lakban
waterpass amplas hand sander grit paper 150/120 kuas rol cat
b. Bahan yang digunakan
panel gypsum
paku kait / penggantung
rod (penggantung rangka plafond
hanger
clip adjuster (ex. boral type 223)
steel hollow
wallen cle profil l 20 x 20 mm/ moulding profil w
to/5 cross rail atau rangka utama (ex. boral type 201)
furing chanel atau rangka pembagi (ex. boral type 204)
locking clip (ex. boral type 210)
skrup ceiling paper tape compound cat plamir c. Pelaksanaan
1. Tentukan/ marking elevasi plafond dan buat garis sipatan pada dinding & as sumbu ruangan serta titik-titik paku kait pada langit-langit dengan jarak sesuai shop drawing.
2. Pasang paku kait. Tembakan paku-paku kait pada marking titik -titik yang telah ada 600x1200mm.
3. Pasang penggantung rangkaplafond (rod) yang terdiri dari hanger dan clip adjuster (ex. boral type 223), dengan posisi tegak - lurus.
4. Pasang rangka tepi (steel hollow) dan wall angle profil l 20 x 20 mm atau moulding profil w sebagai list tepi tepat pada sipatan marking elevasi plafond. 5. Tentukan jarak penempatan kait penggantung.
6. Pasang tarikan benang sebagai pedoman penentu kelurusan dan ketinggian rangka plafond.
7. Pasang rangka utama/ top cross rail (ex.boral type 201 ) dengan jarak 1200 mm.
8. Pasang rangka pembagi/ furing chanel (ex.boral type 204) dengan jarak 600 mm menggunakan locking clip (ex.boral type 210), cek elevasi dan jarak rangka plafond cek sparing, ducting dan perlengkapan mekanikal elektrikal lainnya.
9. Pasang dan kencangkan clip rod.
10. Pasang panel gypsum pada rangka dengan sekrup ceiling menggunakan screw driver dengan jarak 60 cm dan setiap sambungan harus tepat pada rangka.
11. Cek kerapihan dan kerataan bidang plafond dengan menggunakan waterpass. 12. Perataan sambungan plafond dengan menggunakan ceiling net lakban. 13. Kemudian ditutup dengan paper tape dan compound ceillng.
14. Setelah itu diamplas.
a. Ratakan permukaan plafon gypsum menggunakan plamir sampai terlihat rata dan lurus.
b. Haluskan dengan amplas sampai rata dan benar - benar halus.
c. Cat seluruh permukaan plafond secara merata dengan kuas untuk bagian tepi dan sudut, serta rol cat untuk bidang luas.
C. PEKERJAAN PEMASANGAN KUSEN PINTU / JENDELA ALUMINIUM a. Alat yang digunakan
Baji karet
Bor
Obeng
b. Bahan yang digunakan
Kusen aluminium
Daun pintu/ jendela (setelah dipasang kaca)
Fischer
Skrup
Mortar/ semen/ sealant
Vaseline/ isolasi kertas/ plastik c. Pelaksanaan :
1. Pasang kusen pintu/ jendela aluminium pada lokasi yang ditentukan (sesuai type yang ada), sesuaikan lubang kusen dengan ukuran kusen (selisih lubang 1cm).
2. Masukkan kusen yang siap dipasang ke lubang tembok dengan bantuan baji karet/ kayu.
3. Atur kedudukan kusen dengan baji karet/ kayu.
4. Stel kelurusan kedudukan kusen terhadap tembok/ dinding
5. Lubangi tembok/dinding melalui lubang kusen dengan bor, untuk tempat skrup
7. Fischer dikencangkan dengan obeng
8. Pasang daun pintu/ jendela (setelah dipasang kaga) ke dalam kusen. aksesoris
9. Stel perlengkapan serta (roda/rel, engsel, kunci dll).
10. Finish tembok/ dinding dengan mortar/ semen/ sealant (pengisian pada celah antara kusen dan tembok/ dinding ).
11. Untuk menghindari cacat pada profil-profil alumunium yang telah terpasang, maka beri pelindung sejenis vaseline/ isolasi kertas/ plastik pada tempat yang rawan goresan.
D. PEKERJAAN PENGECATAN a. Peralatan yang digunakan
Kertas semen/koran Lakban Amplas Rol Kuas Skrap Kain lap
b. Bahan yang digunakan :
Plamir
Cat dinding c. Pelaksanaan :
1. Bersihkan permukaan dinding dari debu, kotoran dan bekas percikan plesteran dengan kain lap.
2. Lindungi bahan-bahan/ pekerjaan lain yang berbatasan dengan dinding yang akan dicat dengan kertas semen/ koran dan lakban.
3. Gunakan skrap untuk memperbaiki bagian-bagian dinding yang retak & kurang rata dengan pilamur, kemudian tunggu sampai kering.
4. Haluskan plamir yang telah kering dengan amplas hingga rata. 5. Cek, apakah permukaan dinding sudah rata.
6. Jika permukaan sudah rata, maka lakukan pengecatan dasar dengan alat rol pada bidang yang luas & dengan kuas untuk bidang yang sempit (sulit). 7. Jika cat dasar tersebut sudah kering, lakukan pengecatan finish yang pertama. 8. Jika cat finish yang pertamasudah kering, lakukan pengecatan finish yang
kedua/ terakhir (jumlah pelapisan cat sesuai dengan spesifikasi). 9. Cek apakah pengecatan finish yang kedua/ terakhir itu sudah rata.
10. Apabila sudah rata, bersihkan cat-cat yang mengotori bahan-bahan/ pekerjaan lain yang seharusnya tidak terrkena cat dengan kain lap.
d. Hasil akhir :
hasil akhir pengecatan dinding yang baik adalah sebagai berikut:
Permukaan rata
Tidak mengenai bidang lain
Tidak mengelupas
E. PEKERJAAN PEMASANGAN DINDING KERAMIK a. Planning
1. Shop drawing
Menentukan sisa potongan keramik harus > 1/3 badan keramik
Menentukan nad keramik dinding &lantai agar bertemu & nad keramik seragam
Menentukan supaya perempatan keramik bertemu
Menentukan posisi dinding bata.
Menentukan tata letak sanitair & fixture harus diperempatan/ tengah badan keramik.
Menentukan titik awal pemasangan keramik. 2. Perhitungan resources (sumber daya)
Keramik
Semen pc
Air
Additive
b. Alat yang digunakan
Jidar aluminium
Bak air (ember)
Tempat dudukan /tatakan keramik
Benang atau senar
Palu karet
Plastic cross atau tile spacer
Waterpass
Busa/spon
Kain/lap basah c. Tenaga kerja :
menentukan tenaga kerja yang dibutuhkan sesuai jadwal dan volume pekerjaan
b. Pelaksanaan
1. Setelah pasangan batu bata, instalasi air & listrik selesai, dimulai marking untuk batas pemasangan keramik.
2. Pasangan bata diplester tanpa acian, dengan ketebalan ±2 cm, diamkan selama 1x24 jam sehingga plesteran menjadi kuat.
3. Sortir keramik agar menhasilkan keseragaman
Ukuran/ dimensi
Presisi
Warna
4. Rendam keramik yang akan dipasang kedalam bak air (ember) selama 1jam.
5. Keramik dianginkan dengan cara diletakan pada tempat dudukan/ tatakan keramik, setelah proses perendaman
6. Basahi pasangan dinding yang akan dipasang keramik dengan air.
7. Pasang benang/senar untuk kepalaan, dan benang/ senar tersebut harus dicek secara periodik baik kekencangan maupun elevasinya.
8. Cek lebar nad dan hindari las-lasan.
9. Pasang perekat laticrete+semen (acian/ air + semen) pada permukaan dinding
10. Beri acian pada seluruh permukaan sisi belakang keramik. 11.
12. Pasang kepalan keramik arah horizontal dan vertical dengan menempelkan keramik pada posisinya.
13. Setelah itu ketuk keramik yang ditempel tersebut dengan palu karet agar merata.
14. Atur jarak nad dengan lebar sesuai gambar kerja, supaya ukuran nad bisa seragam & rapi diharuskan menggunakan plastic cross sebagai pengatur jarak nad (tanda " + ") atau dengan tile spacer.
15. Cek kerataan pasangan keramik dengan water pass.
16. Bersihkanlah permukaan keramik yang telah terpasang dengan kain/ lap basah
17. Lakukan pengecekan terhadap nad dari laticrete menggunakan material 18. grouting nad dengan alat busa/spon.
19. Setelah kering bersihkan sekitar pasangan keramik dan permukaan keramik dengan kain / lap basah.
F. PEKERJAAN LANTAI KERAMIK a. Planning
1. Shop drawing
Menentukan sisa potongan keramik harus > 1/3 badan keramik
Menentukan nad keramik dinding &lantai agar bertemu & nad keramik seragam
Menentukan supaya perempatan keramik bertemu
Menentukan posisi dinding bata.
Menentukan tata letak sanitair & fixture harus diperempatan/ tengah badan keramik.
Menentukan titik awal pemasangan keramik.
Menentukan expantion joint minimal setiap luasan 12 m2-16 m2. 2. Perhitungan resources (sumber daya)
a. Bahan yang digunakan
Keramik
Semen pc
Air
Additive
b. Alat yang digunakan
Jidar aluminium
Bak air (ember)
Tempat dudukan /tatakan keramik
Benang atau senar
Palu karet
Sendok Spesi
Plastic cross atau tile spacer
Waterpass
Busa/spon
Kain/lap basah c. Tenaga kerja :
menentukan tenaga kerja yang dibutuhkan sesuai jadwal dan volume pekerjaan
b. Pelaksanaan
1. Siapkan peralatan dan bahan-bahan yang akan digunakan. 2. Pahami gambar kerja, pola pema-sangan, dan lain – iain. 3. Sortir keramik agar menghasilkan kese-ragaman
Ukuran/ dimensi
Warna
4. Rendam keramik yang akan dipasang kedalam bak air (ember) selama 1jam.
5. Keramik dianginkan dengan cara diletakan pada tempat dudukan/ tatakan keramik, setelah proses perendaman.
6. Tentukan garis dasar pasangan serta peil dari lantai.penentuan peil ini untuk seluruh kesatuan.
7. Pasang benang arah horisontal dan vertikal pada lantai sesuai elevasi pada shopdrawing. kedudukan benang datar dan siku apabii.a dinding yang ada adalah dinding keramik, maka kedudukan nad lantai harus disesuaikan dengan yang ada pada dinding.
8. Pasang keramik sebagal pasangan kepalaan, sepanjang garis dasar yang telah terpasang.
9. Cek kesikuan keramik dengan besi siku dan kerataan elevasi keramik dengan waterpass
10. Isi bagian/daerah permukaan lantai yang lainnya dengan adukan/ 11. Spesi. ll.setelah itu pasang keramik berikutnya sesuai poslsinya
sampai selesai, usahakan supaya tidak ada las - lasan.
12. Jika keramik sudah terpasang semua, ketuk permukaan keramik dengan palu karet untuk mendatarkan/meratakan permukaan keramik supaya tidak rusak/cacat.
13. Setelah itu cek kerataan elevasi keramik dengan waterpass.
14. Bersihkan permukaan pasangan keramik yang telah terpasang dengan kain/lap basah sampai bersih.
15. Untuk menghindari naiknya lantai (menggelembungnva lantai) maka buatlah delatasi
16. Kemudian siapkan isian/bahan cor nad pada bakair (ember) dan aduklah hingga rata
17. Setelah adukan rata, isi sela-sela nad dengan bahan cor nad dengan menggunakan sendok spesi (sekop). Pengisian nad dilakukan apabila kedudukan keramik telah kuat atau spesi telah kering.
18. Kemudian ratakan nad tersebut dengan cape.
19. Diamkan dan tunggu sampai nad ter-sebut benar-benar kering. 20. Setelah kering, bersihkan permukaan pasangan keramik yang sudah
dipa-sang nad dari sisa-sisa bahan cor nad dengan menggunakan kain/lap basah sampai bersih.
G. PEKERJAAN SCREED LANTAI
a. Peralatan yang digunakan
Selang air.
Waterpass.
Sapu.
Compressor.
Paku.
Benang nylon / sknar.
Meteran.
Jidar aluminium.
Roskam kayu
Molen untuk mengaduk mortar kapasitas 150 liter
Lift untuk menaikan mortar (bangunan bertingkat) kapasitas 1 ton
Gerobak untuk mengangkut mortar (dua roda)
Sendok tembok
Drum air
Ember
b. Bahan yang digunakan
Semen (pc).
Air. c. Pelaksanaan :
1. Buat marking untuk elevasi screed dengan selang air / waterpass.
2. Bersihkan permukaan lantai dari debu dan puing dengan sapu/ compressor. 3. Siram permukaan lantai dengan air sampai lembab.
4. Pasang benang pada jalur kepalaan (elevasi sesuai dengan marking) 5. Tentukan tebal screed lantai sesuai dengan jenis finishing lantai.
6. Buat caplaan pada jalur kepalaan dengan jarak 1,5 s/d 2 m, elevasi sesuai benang. pada bagian atas caplaan diberi triplek 5x5 cm
7. lsi adukan dengan campuran 1:4 diantara caplaan, elevasi sesuai benang, demiklan seterusnya untuk jalur kepalaan yang lain
8. Dengan jarak antar kepalaan 1,5m s/d 2m sejajar kepalaan pertama.
9. Isi adukan dengan campuran 1:4 diantara 2 kepalaan. dan ratakan dengan jidar aluminium lalu haluskan dengan roskam kayu.
10. Aci permukaan bidang screed setelah umur screed 2-3 hari (khusus finishing lantai keramik, permukaan screed tidak perlu di aci tetapi di kasarkan).
H. PEKERJAAN COR NAD a. Alat yang digunakan :
Busa/ spon basah atau kain/ lap basah.
Busa/ spon keras atau karet Hitam tebal 1.5 cm.
Kawat yang ditekuk membentuk setengah lingkaran berdiameter 2xlebar nad atau dengan memakai kepala paku yang sesuai ukurannya.
Skrap.
Sapu.
Ember dan gayung. b. Pelaksanaan :
1. Tentukan lahan keramik yang sudah berumur 3 s/d 4 hari & tentukan lahan yang akan dikerjakan, sesuaikan dengan kapasitas tukang per hari.
2. Korek lubang alur nad keramik dengan sikat kawat sampai sedalam ketebalan keramik atau 5 s/d 10 mm
3. Sapu/ bersihkan alur lubang nad & permukaan keramik dari kotoran dan spesi.
4. Siram alur lubang nad keramik dengan air dan biarkan dalam beberapa menit.
5. Tuang adonan semen acian pada alur lubang nad keseluruh permukaan lantai keramik yang luasannya telah ditentukan dengan tahapan per 3x3 meter.
6. Arahkan atau alirkan adonan tersebut tepat kemasing-masing alur nad 7. Tekan adonan acian yang sudah setengah kering pada posisi di atas
masing-masing alur nad,supaya meresap ke celah nad dan padat.
8. Bersihkan sisa-sisa adonan semen pada permukaan keramik tersebut dengan busa/ spon basah atau kain/ lap basah.
9. Ratakan alur nad dengan permukaan keramik, dengan cara menekan memakai alat busa/ spon keras atau karet hitam tebal 1.5 cm.
10. Cekungkan alur nad tersebut dengan alat kawat yang sudah ditekuk membentuk setengah lingkaran berdiameter 2xlebar nad atau dengan memakai kepala paku yang sesuai ukurannya.
11. Rapihkan pinggir keramik dengan memakai skrap, jangan sampai tertutup dengan isian nad.
12. Setelah itu sapu/ bersihkan seluruh permukaan keramik yang telah diisi nad.
I. RAILLING TANGGA Pelaksanaan:
1. Marking As & elevasi untuk posisi railing tangga sesuai gambar kerja. 2. Tentukan letak tiang railing sesuai gambar kerja.
3. Pasang Tiang Railing pada awal trap Tangga & pada bordes lantai atasnya. 4. Tarik benang antara kedua tiang railing.
5. Pasang tiang railing sesuai jarak yang telah ditentukan. 6. Matikan dudukan tiang railing.
7. Pasang railing horizontal dengan menumpu pada tiang. 8. Sambung railing horizontal untuk trap berikutnya.
9. Ratakan & haluskan sambungan serta bersihkan railing tangga yang telah terpasang.
Cek ketegakan tiang, kemudian matikan dengan Dynabolt dan agar diperhatikan sistem Joint bagian bawah (Plat Tangga dengan Cover Plat).
6. PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL
A. PEKERJAAN INSTALASI TELEPON a. Peralatan
Tang, Obeng dll
Waterpass
Kunci pas
b. Bahan yang digunakan ● PAI3X
● Pesawat Telepon ● Konduit ● Outlet Telepon ● Kabel instalasi ● Terminal box ● Material Bantu c. Pelaksanaan
Pemasangan instalasi Konduit
Pemasangan Kabel Instalasi Telepon
Pemasangan Instalasi Rak Kabel
Pemasangan Terminal Box
Pemasangan Outlet Telepon
Pemasangan Peralatan Utama
B. PEKERJAAN FIRE ALARM a. Bahan yang digunakan
● Peralatan utama, fire alarm Detector ● Speaker
● Kabel instalasi ● Konduit
● Terminal box ● Material bantu b. Peralatan Tang, Obeng dll Waterpass Kunci pas c. Pelaksanaan Pemasangan Detector:
Marking plafon dengan kapur / spidol
Tank kabel instalasi ke luar plafon
Pasang Detector & sambung kabel instalasinya
Kencangkan Detector dengan sekrup
Lindungi detector dari kotoran cat & debu Pemasangan fire alarm
Pemasangan instalasi Konduit
Pemasangan Kabel Instalasi Telepon
Pemasangan Instalasi Rak Kabel
Pemasangan Terminal Box
Pemasangan Outlet Telepon
Pemasangan Peralatan Utama
C. PEMASANGAN SOUND SYSTEM a. Material
Peralatan utama sound system
Speaker Kabel instalasi Konduit Terminal box Material Bantu b. Peralatan
Tang, Obeng, Dll
Waterpass
Kunci Pas
c. Urutan Pelaksanaan
Pemasangan instalasi konduit
Pemasangan instalasi kabel sound system
Pemasangan instalasi rak kabel
Pemasangan terminal box
Pemasangan Ceiling Speaker
Pemasangan Horn Speaker
Pemasangan wall Speaker
Pemasangan Volume kontrol
Pemasangan Peralatan utama
Urutan Pelaksanaan Pemasangan Ceiling Speaker
Marking plafon dengan kapur/ spidol
Lubangi plafond sesuai marking untuk akustik koordinasikan dengan rangka plafond
Pasang ceiling speaker & sambung kabel instala-sinya
Kencangkan speaker dengan disekrupkan pada ceiling
Lindungi speaker dengan masking tape untuk mencegah kotoran & debu
Urutan Pelaksanaan Pemasangan Horn Speaker
Marking & tandai lokasi horn speaker
Buat pondasi speaker lengkap angkurnya
Pasang tiang speaker
Pasang horn speaker & sambung instalasinya
D. PEMASANGAN RADIO KOMUNIKASI a. Material Tower Antena Antena Repeater Transmitter HT b. Peralatan Kunci Pas Tang, Obeng, dll c. Urutan Pelaksanaan
Marking lokasi tower antena
Dirikan tower antena
Pasang penangkal petir & lampu tanda
Pasang antena
Pasang box repeater dibagian bawah antena
Pasang instalasi radio komunikasi
Pasang transmitter &. Accessories-nya diruang kontrol
Lakukan pemograman
E. PEMASANGAN FIRE FIGHTING
a. Material
Pompa-pompa
Valve
Pipa Gip/black steel
Hydrant box & Accessories
Hydrant Pillar Siamese Connection Head Sprinkler Fire Extinguisher Material bantu b. Peralatan Mesin las Gerinda tangan
Bor duduk & bor tangan
Takel
Kunci pipa, kunci pas, dsb c. Urutan Pelaksanaan
1. Pemasangan Pipa Indoor
a. Marking jalur pipa sesuai shop drawing dan koordinasikan dengan jalur pekerjaan lain seperti jalur pipa AC, Plumbing, Tray Cable dll.
b. Potong pipa sesuai ukuran kebutuhan.
c. Lapisan pipa Black Steel (GIP jika akan di cat seluruh pipa) dengan cat dasar (zincromate).
d. Setelah dicat dasar lapisi pipa dengan cat merah.
e. Pasang gantungan maupun support pipa sesuai hasil marking. f. Pasang pipa GIP/Black Steel sesuai ukuran pada shopdrawing,
penyambung pipa diameter kurang dari 2,5 inchi dengan drat dan diameter 2,5 inchi ke atas dengan las.
g. Gunakan benang & waterpass untuk mengukur kelurusan pipa. h. Lakukan pekerjaan pengecatan untuk daerah sambungan pipa. i. Lakukan test tekan pipa dengan tekanan sesuai spesifikasi yang
berlaku.
j. Untuk pemasangan pipa dropper fire sprinkler harus dikoordinasikan dahulu dengan pekerjaan plafon(arsitek) dan pekerjaan ME lainnya.
k. Lakukan test tekan ulang jika pipa dropper telah terpasang 2. Pemasangan Pipa Outdoor
a. Marking jalur pipa.
b. Gali jalur pipa dengan kedalaman sesuai elevasinya. c. Sambung pipa di atas galian.
d. Lapisi pipa dengan zincromat.
e. Lakukan test tekan pipa dengan tekanan sesuai spesifikasi teknis yang berlaku
f. Beri lapisan pasir pada dasar galian. g. Turunkan pipa ke dalam galian. h. Lapis kembali galian dengan pasir. i. Urug galian.
3. Pemasangan Hydrant Box Indoor
a. Marking lokasi penempatan hydrant box dengan ketinggian bagian atas 150 cm.
b. Bobok dinding bata sesuai ukuran marking. c. Pasang hydrant box pada posisinya.
d. Pasang instalasi pipa yang menuju hydrant box. e. Lindungi hydrant box dari kotoran dan cat.
f. Accessories hydrant dipasang setelah kondisi proyek aman. 4. Pemasangan Hydrant Box Outdoor, Pillar dan Siamese Connection
HYDRANT BOX
a. Marking lokasi penempatan hydrant box. b. Buat pondasi hydrant box
c. Pasang hydrant box pada posisinya.
d. Lindungi hydrant box dari kotoran dan cat.
e. Accessories hydrant dipasang setelah kondisi proyek aman. HYDRANT PILLAR
a. Marking lokasi penempatan Hydrant pillar & Siamese connection b. Gali lokasi marking dan jalur pipa yang menuju ke posisinya. c. Sambung instalasi pipa yang menuju ke lokasi
d. Hydrant Pillar maupun Siamese connection. e. Pasang Hydrant pillar dan Siamese connection. 5. Pemasangan Head Sprinkler
a. Pemasangan dropper dilakukan jika plafon telah terpasang
b. Gunakan seal tape untuk penyambungan sprinkler ke pipa dropper. c. Lindungi Head sprinkler dari kotoran dan cat
6. Pemasangan Pompa
a. Marking lokasi penempatan pompa.
b. Buat pondasi pompa, perhatikan kelurusan & rata pondasi. c. Pasang instalasi pemipaan ruang pompa terlebih dahulu. d. Pasang Pompa dan valve-valve nya.
e. Sambung instalasi daya ke pompa
f. Atur pressure switch pompa sebagai berikut :
Pompa jockey On posisi 8,5 Bar, Off posisi 9 Bar
Electric Pump On posisi 7 Bar, Off manual
Diesel Pump On posisi 6 Bar, Off manual g. Lakukan running test pompa
7. Test Fire Fighting TEST HYDRANT
Tutup seluruh kran pada hydrant box dan hydrant pillar.
Siapkan selang pemadam sesuai ukurannya.
Posisikan pengatur pompa pada auto
Buka valve pada hydrant box maupun hydrant pillar TEST SPRINKLER
Buka Valve pada instalasi fire sprinkler.
Siapkan operator penutup valve pada lantai/zona yang akan ditest.
Posisikan pengatur pompa pada auto.
Panasi head sprinkler dengan api.
Setelah sprinkler pecah dan test dinyatakan OK, segera tutup valve pada instalasi yang menuju daerahtest
Ganti head sprinkler yang pecah dengan yang baru F. PEMASANGAN AC SPLIT
a. Material
Chiller
AHU/FCU
BJLS
Pipa Gip/ Black Steel
PipaPVC
Bahan isolasi
Diffuser dan grill
Material bantu b. Peralatan
Mesin las
Gerinda tangan
Bor duduk & bor tangan
Gunting seng
Takel
Kunci pas, obeng, tang dsb c. Urutan pelaksanaan
1. Pemasangan Ducting
Buat cutting list ukuran ducting & fitting-nya yang akan dipasang
Cetak ducting sesuai cutting list yang diminta (di workshop)
Pasang isolasi ducting dengan glass woll dan aluminium foil
Marking jalur ducting
Pasang gantungan ducting dengan ketinggian sesuai elevasinya
Pasang ducting
Test kebocoran ducting dengan sinar lampu saat malam hari
Pasang isolasi pada sambungan ducting 2. Pemasangan Pipa Refrigerant
Marking pipa / rak pipa
Pasang gantungan rak pipa dengan ketinggian sesuai elevasinya
Pasang rak pipa ( untuk satu jalur lebih dari 2 pipa)
Pasang isolasi pipa copper per satuan panjangnya
Pasang pipa pada rak / gantungannya
Sambung pipa dengan las tembaga
Test pipa dengan compresor
Rapikan isolasi pipa 3. Pemasangan Indoor Unit
Marking lokasi penempatan indoor unit
Pasang gantungan
Pasang indoor unit
Pasang karet mounting dan kencangkan bautnya
Sambung pipa copper dan ducting ke unit
Pasang instalasi listriknya 4. Pemasangan Outdoor unit
Marking pondasi outdoor unit
Buat pondasi outdoor unit
Pasang dinabolt pada pondasi
Pasang outdoor unit lengkap dengan mountingnya
Sambung pipa ke outdoor unit
G. PEMASANGAN INSTALASI AIR BERSIH
Yang dimaksud Instalasi air bersih disini adalah :
1. Sarana pipa untuk menyalurkan air bersih dari PDAM ke pompa dan ke tangki air bersih pemakaian langsung atau ke bak penampung (reservoir) melalui pompa distribusi.
2. Sarana pipa dari reservoir ke tiap-tiap titik pemakaian (kran, fixtures sanitary) dengan sistim gravitasi atau dilengkapi pompa boster bila tekanan air diperlukan lebih besar dari tekanan gravitasi.
a. Material
Pompa-Pompa (delivery, distribusi, booster)
Tangki Reservoir (Kapasitas masing-masing disesuaikan dg. Kebutuhan)
Pipa Galvanized (GIP) class medium
Pipa PVC (class AW, VP), Pipa ABS
Valve (Gate valve, check valve, straimed, flexible, connection,fast valve).
Fitting Galvanized (tee, elbow,reducer, socket, flame, dll)
Fitting PVC (tee, elbow, reducer,socket, flame, dll)
Fitting ABS (tee, elbow, reducer,socket, flame, dll)
Material Bantu (lem PVC, sealtape, penggantung, clamp, dll) b. Peralatan
Mesin Las
Gerinda Tangan
Bor Duduk & Bor Tangan
Takel
Kunci Pipa, Kunci Pas
Mesin Senai c. Urutan Pelaksanaan
1. Pemasangan Pipa Indoor:
a. Marking jalur pipa sesuai shop drawing dan koordinasikan dengan jalur pekerjaan lain seperti jalur pipa AC, Air Kotor, Fire Fighting, Tray Cable dll.
b. Potong pipa sesuai ukuran kebutuhan.
c. Lapisi pipa Gip (jika akan di cat seluruh/ daerah Expose) dengan cat dasar (zincromate).
d. Setelah dicat dasar lapisi pipa dengan cat (warna sesuai spesifikasi teknis).
f. Pasang pipa GIP sesuai ukuran pada shop drawing, penyambungan pipa diameter kurang dari 2,5 ichi dengan drat dan diameter 2,5 inchi ke atas dengan las.
g. Gunakan benang dan water pass untuk mengukur ke-lurusan pipa. h. Lakukan pekerjaan pengecatan untuk daerah sam-bungan pipa i. Lakukan tets tekan pipa dengan tekanan sesuai spesifikasi yang
berlaku.
j. Untuk pemasangan pipa di dinding, harus dikoor-dinasikan dahulu dengan pekerjaan keramik (arsitek) dan sanitary.
k. Lakukan test tekan ulang jika pipa di dinding telah terpasang. 2. Pemasangan Pipa Outdoor:
a. Marking jalur pipa.
b. Gali jalur pipa dengan kedalaman sesuai elevasinya. c. Sambung pipa di atas galian.
d. Lapisi pipa dengan zincromate.
e. Lakukan test tekan pipa dengan tekanan sesuai spesifikasi teknis yang berlaku.
f. Beri lapisan pasir pada dasar galian.
g. Turunkan pipa ke dalam galian. Lapis kembali galian dengan pasir. Urug galian.
3. Pemasangan Valve
a. Check lokasi penempatan valve (apakah space/jarak antar pipa yang telah disiapkan telah sesuai dengan lebar valve)
b. Siapkan valve dengan flange-nya.. c. Pasang valve.
d. Lakukan test tekan valve pada instalasi tersebut. 4. Pemasangan Pompa:
a. Marking lokasi penempatan pompa.
b. Buat pondasi pompa, perhatikan kelurusan dan rata pondasi. c. Pasang instalasi pemipaan ruang pompa terlebih dahulu. d. Pasang Pompa dan valve-valvenya..
e. Sambung instalasi daya ke pompa.
f. Untuk pompa transfer automatisasi menggunakan water level control (biasanya menggunakan elektroda)
g. Pengaturan pompa booster dcngan pressure switch sebagai berikut:
Pada posisi tekanan instalasi 2.5 Bar pompa 1 (kesatu) ON Jika tekanan kembali ke 3 Bar pompa Off
Namun jika tekanan terus turun hinggga posisi 1.5 Bar pompa kedua ON Jika tekanan naik lagi hingga 2 Bar pompa kedua
Off Pompa kesatu dan kedua selalu bergantian posisi (alternated parallel)
H. Lakukan running test pompa
H. PEMASANGAN INSTALASI AIR KOTOR
Untuk instalasi air kotor, biasanya langsung melalui buangan dari closet dan terminal, sedangkan untuk air buangan adalah sisa air buangan melalui wastafel, bak cuci dan floor drain (pembuangan pada lantai) yang mengalir secara gravitasi dari masing-masing genitor menuju bak penampungan (septic tank, STP).
Untuk American Standard biasanya pipa air kotor dan pipa air buangan dipisahkan, akan tetapi sistim Japan Standard digabung menjadi satu.
Yang perlu diperhatikan dalam pemasangannya adalah :
Untuk air kotor dibuat dengan kemiringan (± 1)
Untuk air buangan dibuat dengan kemiringan (± 1 li) Masing-masing pipa air kotor & air buangan harus dilengkapi pettrap (saluran leher angsa)
untuk mencegah bau. a. Material
Pompa Buangan (Sewage Pump)
Pipa PVC (class AW/D)
Pipa Cast Iron (cip)
Fitting PVC (elbow, tee, socket, reducer)
Fitting Cast Iron (elbow, tee, socket,reducer)
Valve Cast Iron (check valve, gatevalve,fast valve) Instalasi Pipa Ventilasi
Instalasi ini berfungsi untuk menghubungkan/ menyalur-kan udara yang terjebak pada pipa air kotor maupun pipa air buangan sehingga air bisa berjalan dengan lancar.
Yang perlu diperhatikan adalah bahwa pipa cersebut disambung pada pipa air kotor / air buangan diatas posisi pipa tersebut dan disalurkan pada daerah yang tertinggi (ke atapl diatas plafond) dilengkapi dengan vent cup.
I. PEMASANGAN SANITARY a. Material Material sanitary: Closet Washtafel Urioir dll
Material bantu b. Peralatan
kunci pipa,
kunci pas, dsb c. Urutan Pelaksanaan
1. Pemasangan Bath Tub:
Marking lokasi penempatan bath tubdan pipa pembuangan
Pasang pondasi untuk dudukan bathtub dengan bata merah
Pasang pipa pembuangan lengkap dengan U-trapnya
Pasang bathtub
Check dengan waterpass dari segala sisi agar bath tub tidak miring 2. Pemasangan Closet Duduk
Marking lokasi titik bor dilantai
Lubangi lantai dengan bor beton sesuai ukuran fisher
Pasang fisher
J. PEMASANGAN KONDUIT OUTBOW a. Material
Konduit PVC / Steel
Tee Dos, Sock dan klem konduit
Fisher b. Peralatan Bending Konduit Bor Tangan Tang, Obeng dll Benang
Cat, Kapur & Spidol
c. Pelaksanaan Pemasangan Konduit Outbow
Plat Lantai bersih dari bekisting
Marking Jalur Instalasi
Bor Lokasi Klem
Pasang Konduit
K. PEMASANGAN KONDUIT INBOW a. Material
Konduit PVC / Steel
Tee dos, Sock
Kawat bendrat Paku b. Peralatan Palu Tang, Obeng dll Bending konduit Benang
Cat, kapur dan Spidol
c. Pemasangan konduit dalam plat lantai (Inbow)
Marking jalur instalasi
Tandai lokasi tee dos
Wire mesh Layer 1
Pasang Konduit
Wire mesh layer 2
Ikat konduit pada layer 2
L. PEMASANGAN KABEL TRAY DAN LADDER a. Material
Kabel Tray
Kabel Ladder
Gantungan
Fitting dan Jointing b. Peralatan Kunci Pas Tang, Obeng Bor Tangan Kapur Tulis c. Pelaksanaan
Lantai bersih daribekisting
Marking Jalur Kabel tray
Tandai lokasi gantungan
Bor lubang untuk dinaset gantungan
Pasang gantungan
Pasang tray
Hubungkan tray satu denganyang lain dengan kabel NYA 2,5 mm URUTAN PELAKSANAAN KABEL TRAY
1. Marking jalur tray sesuai shopdrawing, tandai lokasi pengeboran untuk gantungan
2. Bor lokasi gantungan
3. Pasang gantungan tray sesuai dengan ketinggian yang diminta
4. Tray dengan lebar 100 cm ke atas harus dipasang support pada tiap balok struktur atasnya
5. Pasang kabel tray
6. Pada setiap sambungan pasang penghubung grounding dengan kabel NYA 2,5 mm.
URUTAN PELAKSANAAN KABEL LADDER
1. Marking jalur ladder sesuai shopdrawing, tandai lokasi pengeboran untuk gantungan
2. Bor lokasi gantungml support 3. Pasang gntung & nl support ladder 4. Pasang kabel ladder
5. Pada setiap sambungan pasang penghubung grounding dengan kabel NYA 2.5 mm.
1.5.15. PEMASANGAN INSTALASI LISTRIK a. Material
Kabel NYA/ NYMNYFBGY
Las Dop b. Peralatan
Tang, Obeng
Lakban Kertas & Spidol
URUTAN PELAKSANAAN INSTALASI INDOOR
1. Masukkan kawat pancingan ke dalam pipa conduit sesuai groupnya 2. Tarik kabel dengan bantuan kawat pancingan tersebut
3. Tandai kabel sesuai group dengan lakban & spidol
4. Sambungan kabel banya boleh pada tee dos dan dengan las dop 5. Merger kabel yang telah terpasang
URUTAN PELAKSANAAN INSTALASI OUTDOOR
1. Marking jalur inscalasi 2. Tandai lokasi tiang lampu 3. Gali jalur yang relah demarking
4. Gelar kabel NYLBGY sesuai ukuran pada shop drawing sesuai groupnya 5. Timbun dengan pasir
6. Urug galian dengan tanah kembali
M. METODE PEMASANGAN KABEL a. Material b. Peralatan
● Kabel Power ● Tang, Obeng ● Kabel skun ● Kabel ties ● Tali ● Tang pre c. Urutan Pelaksanaan
KABEL PADA TRAY
Pastikan lebar tray cukup untuk jumlah kabel yang akan dipasang
Potong kabel dengan panjang dilebihkan 1 meter dari kebutuhan
Tarik kabel satu per satu dengan urutan dari pinggir
Gunakan kabel ties sebagai pengikat kabel dengan jarak 1 meter
Kabel siap disambung dengan panel
KABEL PADA LADDER
Pastikan lebar ladder cukup untuk jumlah kabel yang akan dipasang
Potong kabel dengan panjang dilebihkan 1 meter dari kebutuhan
Tarik kabel satu per satu dengan urutan dari pinggir
Gunakan tali jika kabel akan dipasang vertikal
Gunakan kabel ties sebagai pengikat kabel dengan jarak 1 meter
N. PEKERJAAN PEMASANGAN PANEL LISTRIK a. Material panel dynabolt bahan pondasi b. Peralatan bor tangan
kunci pas, obeng dll
waterpass c. Pelaksanan
PEMASANGAN PANEL FREE STANDING
Pastikan pondasi panel telah dibuat benar
Marking lokasi penempatan panel
Bor lubang dynabolt
Letakan panel diatas pondasi
Kencangkan baut dynabolt
PEMASANGAN PANEL SEMI INBOW
Marking lokasi panel dengan Ketinggian rata atas 180 cm
Bobok dinding bata
Pasang dynabolt
Pasang panel jika dinding sekeliling telah diplester di finish
Panel Semi Inbow
PEMASANGAN PANEL WALL MOUNTED
Marking lokasi panel dengan ketinggian rata atas 180 cm
Pasang dynabolt
O. PEMASANGAN TRANSFORMER a. Material Transformator Besi siku 5 cm Bahan pondasi b. Peralatan Tang, obeng Kunci pas Bor tangan c. Urutan pelaksanaan
Buat pondasi transformator sesuai shopdrawing Masing-masing sisi dilebihkan lebar 20 cm
Letakkan transformator diatas pondasi
Ganjal roda transformator dengan besi siku 5 cm
Pasang grounding transformator
P. PEMASANGAN GENSET a. Material Genset Spring mounting Silencer Tangki solar Pompa solar Exhaust radiator
Fitting, valve dan gantungan b. Peralatan
Dongkrak
Bor tangan
Kunci pas, obeng dll
Balok
c. Pelaksanaan pemasangan genset
Pemasangan Genset
1. Pastikan pondasi genset telah dibuat benar 2. Marking lokasi penempatan spring mounting 3. Bor lokasi penempatan spring mou-nting 4. Letakan genset diatas pondasi
5. Gunakan dongkrak untuk pemasang-an spring mounting 6. Siap di-install dengan accessories-nya.
2. Pemasangan Accessories Genset
Pastikan posisi genset telah rata
Pasang attenuator
Pasang flexible duct
Pasang ducting BJLS untuk penghubung ke attenuator
Pasang grill attenuator
Pasang silencer genset
Pasang pemipaan exhaust
Pasang tangki solar
Pasang pemipaan bahan bakar
Q. PEMASANGAN GROUNDING PANEL a. Material Kabel bc Plat tembaga Isolator Copper rod Mur baut b. Peralatan Bor tangan Tang, obeng dll Gergaji besi c. Urutan Pelaksanaan
Marking jalur grounding, jarak antar isolator 50 cm & tinggi 30 cm dari lantai
Pasang isolator, gunakan dynabolt 8 mm
Pasang plat tembaga memutar ruang panel hingga bak kontrol grounding
R. PEMASANGAN ARMATURE a. Material Armatur Kawat gantungan b. Peralatan Tang, Obeng dll c. Urutan Pelaksanaan TL recessed mounted
1. Marking plafon dengan kapur / spidol
2. Lubangi plafon scsuai marking, untuk akustik 3. Koordinasikan dg rangka plafon
4. Pasang kawat gantungan
5. Pasang lampu dengan melepas kap lampu 6. Kencangkan kawat gantungan
7. Sambung ke instalasi
8. Pemasangan tl setelah kondisi proyek aman dari pencurian
TL ceiling mounted
1. Marking plafon dengan kapur / spidol, dan pasang kawat gantungan 2. Tarik kabel instalasi & kawat gantungan ke luar plafon
3. Pasang lampu jika plafon telah finish
4. Gunakan skrup untuk pengikat lampu sambung ke instalasi
Lampu Taman & Jalan
1. Marking posisi lampu 2. Buat pondasi tiang lampu 3. Dirikan tiang lampu
4. Pasang lampu pada tiangnya 5. Sambung ke instalasi
S. PEMASANGAN SAKLAR DAN STOP KONTAK a. Material Saklar Stop kontak Grid switch b. Peralatan Bor tangan Tang, obeng dll Waterpass c. Urutan Pelaksanaan
2. Bobok dinding bata, jangan lupa gunakan cutter 3. Pasang konduit dan inbow dos
4. Tunggu sampai dinding plester akhir
5. Sambungkan saklar, stop kontak dengan instalasinya 6. Pasang saklar & stop kontak, gunakan waterpass agar rata
T. PEMASANGAN PENANGKAL PETIR a. Material
Konduit pvc
Tiang penangkal petir
Kabel coaxial/kc/nyy
Copper rod
Head penangkal petir b. Peralatan
Grounding test
Tang, obeng, gergaji besi
Bending conduit c. Urutan Pelaksanaan
1. Tentukan lokasi grounding
2. Pantek grounding dengan copper rod 3. Buat bak kontrol
4. Rangkai penangkal petir dan Lampu pada tiang penangkal petir 5. Pasang penangkal petir pada Lokasi sesuai gambar
6. Tarik kabel & sambung dengan pantekan 7. Finish arsitektur