• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nashril Abdillah Pembuatan Kipas Angin UGM INTI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Nashril Abdillah Pembuatan Kipas Angin UGM INTI"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

1

PEMBUATAN KIPAS ANGIN DAN TESPEN DARI BAHAN SEDERHANA SEBAGAI PENGEMBANGAN MATERI FISIKA DAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Nashril Abdillah, Siti Fadlila Universitas Gadjah Mada

RINGKASAN

Upaya pemerintah Indonesia untuk peningkatan kualitas pendidikan melalui berbagai cara, salahsatunya perbaikan kurikulum dan penerapan model pembelajaran aktif (active lerning). Selama ini, penerapan pembelajaran aktif terkendala oleh materi pembelajaran yang tidak semua kompetensi dasar dapat dilakukan dengan model eksperimen. Khususnya dalam matapelajaran fisika yang terkenal sulit dan membosankan bagi siswa. Kurangnya sarana dan prasarana juga menambah beban permasalahan tentang pembelajaran.

Oleh karenanya, model pembelajaran aktif dengan bahan sederhana yang mudah didapatkan penting untuk dikembangkan. Salahsatu hal tersebut yakni melalui pembelajaran eksperimen pembuatan tespen dan kipas angin dari bahan sederhana. Selain itu, materi tersebut juga untuk pengenalan dan pemahaman konsep mind mapping (pemetaan pikiran) yang dapat membantu siswa dalam mengoptimalkan fungsi kerja otak.

Pelaksanaan kegiatan tersebut dengan metode kaji tindak yang dilakukan oleh siswa kelas VIII SMP Diponegoro Sleman Yogyakarta. Hasil evaluasi nilai pretest dan postes siswa putri menunjukkan kenaikan nilai 100% , dengan rerata nilai pretest 44 dan nilai post tes 88, sedangkan siswa putra menunjukkan kenaikan nilai sebesar 87%, dengan rerata nilai pretest 43 dan nilai post test 80. Respons siswa antusias dan semangat saat melakukan aktivitas pembuatan kipas angin dan tespen. Hal tersebut dapat dikatakan bahwa siswa termotivasi untuk belajar aktif dan menyenangkan.

(2)

2

Simpulannya, pengembangan materi ajar berbasis model pembelajaran aktif sangat menarik dan diperlukan, baik untuk peserta didik maupun pendidik. Materi ajar yang menarik dan disampaikan secara sistematik akan meningkatkan motivasi belajar dan kreativitas siswa, dan juga guru.

(3)

3 BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pada hakekatnya, pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan kemamuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia (UU No 20 tahun 2003). Dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia, pemerintah melakukan perbaikan kurikulum dan model pembelajaran. Pemerintah telah mencanangkan model pembelajaran aktif untuk memperbaiki kualitas pembelajaran di sekolah. Model pembelajaran tersebut mengaktifkan berbagai aspek, yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotor.

Peningkatan mutu pengajaran dapat dimulai dengan pembenahan strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran berhubungan dengan cara mengajar yang paling efektif dan efisien dalam memberikan pengalaman belajar yang diperlukan untuk mencapai tujuan khusus pembelajaran (Ahmadi, 1991). Pembelajaran Fisika yang sesuai dengan pembelajaran aktif yaitu dengan aktivitas praktikum. Silberman (2006) menyatakan bahwa pembelajaran aktif (active learning) adalah pembelajaran yang mengajak siswa untuk melaksanakan kegiatan yang menggunakan koordinasi antara otak kanan dan otak kiri untuk mempelajari masalah, memecahkan masalah, dan menerangkan apa yang telah dipelajari. Pembelajaran aktif adalah fase pembelajaran cepat, menyenangkan, suportif dan melibatkan kemampuan individu ataupun kelompok. Praktikum adalah suatu bentuk pembelajaran aktif melalui kegiatan praktek.

Ada dua kelompok model pembelajaran yaitu pasif dan aktif. Pelaksanaan pembelajaran pasif disebut dengan pembelajaran tradisional. Pembelajaran pasif umumnya digunakan oleh guru, interaksi hanya terjadi satu arah yaitu siswa hanya mendengarkan, dan guru menjelaskan. Kelompok pembelajaran aktif yaitu terjadinya interaksi dua arah, siswa

(4)

4

aktif, sehingga cenderung peserta didik lebih mengingat materi ajar (retention rate of knowledge). Oleh sebab itu, apabila ingin diperbaiki kualitas kelulusan, pembelajaran aktif harus diterapkan. Penerapan pembelajaran aktif sepenuhnya maupun pelengkap pembelajaran tradisional akan meningkatkan kualitas pembelajaran (Bonwell, 1995).

Umumnya pelajaran fisika momok bagi siswa, atau sulit untuk dipelajari, maka perlu strategi model pembelajaran yang praktis efektif dan menyenangkan serta mampu meningkatkan kreativitas dan hasil belajar siswa. Model pembelajaran aktif dapat mengajak siswa untuk melaksanakan kegiatan yang menggunakan koordinasi antara otak kanan dan otak kiri untuk memecahkan masalah dan menerangkan apa yang telah dipelajari. Pembelajaran aktif adalah fase pembelajaran cepat, menyenangkan, sportif dan melibatkan kemampuan individu dan kelompok (Samadhi, 2006).

Model pembelajaran aktif umumnya terkendala oleh kurangnya materi ajar yang dapat mendukung pembelajaran aktif. Mencari dan mengembangkan bahan ajar yang mampu mendukung model pembelajaran aktif sangatlah penting. Dengan demikian pengembangan materi perlu dan terus ditingkatkan, salah satunya dengan penggunaan strategi pembelajaran eksperimen, diharapkan proses pembelajaran secara aktif pada peserta didik dapat tercapai. Terutama bagi sekolah-sekolah yang kurang memiliki fasilitas laboratorium, pengembangan materi dengan bahan dan metode yang sederhana serta mudah diperoleh diiperlukan untuk mendukung pembelajaran aktif.

Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini, telah dikembangkan beberapa materi pengajaran dari bahan-bahan sederhana untuk menjelaskan konsep dasar tentang energi dan listrik pada mata pelajaran Fisika. Materi ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk pengembangan dan penerapan model pembelajaran aktif.

(5)

5

Model pembelajaran aktif umumnya terkendala karena kurangnya materi ajar yang dapat mendukung pembelajaran aktif. Materi ajar seperti apa yang dapat digunakan untuk mengembangkan bahan ajar yang mampu mendukung model pembelajaran aktif khususnya pada mata pelajaran fisika.

3. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai adalah memberikan keragaman materi ajar bagi pengembangan materi pembelajaran aktif mata pelajaran fisika. Memberi motivasi pada guru melalui pengkayaan materi pengajaran untuk pelaksanaan model pembelajaran aktif. Selain itu, memberikan contoh materi ajar eksperimen yang mudah dengan bahan sederhana pada guru untuk peningkatan kreativitas system pendidikan baik dari pendidik maupun anak didik (siswa).

Hal ini dalam upaya peningkatan kreativitas dan motivasi belajar siswa, serta menekan rasa bosan dan sulit pada siswa dalam belajar khususnya pelajaran fisika. Meningkatkan pemahaman konsep materi yang akan disampaikan (listrik dan energi) sehingga diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa, kreatifitas siswa dan kerjasama antar kelompok (team work). Yang paling terpenting adalah memberikan motivasi siswa agar dapat belajar dengan memproses diri, baik kognitif, afektif dan psikomotorik.

Target kegiatan yang akan dicapai pada penelitian ini ialah sebagai berikut:

a) Pengenalan dan Penerapan model pembelajaran aktif pada siswa.

Model pembelajaran aktif yang dicanangkan pemerintah dalam upaya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia bukanlah sebuah hal yang bisa secara langsung disadari, melainkan harus dikenalkan dan dipelajari oleh insan-insan pendidik, baik oleh siswa maupun para guru.

Target dalam kegiatan ini untuk mengaplikasikan pengembangan materi ajar dan model pembelajaran aktif, telah dijelaskan dalam bagian latar belakang. Bentuk keaktifan yang ditargetkan adalah praktikum pembuatan tespen dan kipas angin serbaguna yang keduanya dibuat dari bahan

(6)

6

sederhana. Praktikum ini dirancang sedemikian rupa sehingga dapat membantu memahami mata pelajaran yang berhubungan dengan Fisika dalam pokok bahasan energy dan kelistrikan.

b) Siswa dapat mudah memahami dan menggunakan konsep Mind Mapping. Dalam mendukung model pembelajaran aktif dapat digunakan metode peningkatan dan mengoptimalkan kerja otak. Metode yang dimaksud adalah pengenalan dan pemahaman konsep mind mapping (pemetaan pikiran). Pada kegiatan ini ditargetkan agar siswa dapat mengerti tentang mind mapping yang dapat membantu siswa dalam mengoptimalkan fungsi otak seperti membantu dalam proses mengingat serta membantu mencari benang merah pada setiap materi ajar.

(7)

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Kegiatan eksperimen merupakan salah satu model pembelajaran aktif, tapi kegiatan eksperiman di Indonesia dikonotasikan sebagai kegiatan di dalam laboratorium. Namun demikian, menurut Tarmiza (2005) bahwa kegiatan laboratorium tidak selalu dalam laboratorium, tetapi dapat dilakukan dengan demonstrasi, anak didik hanya memperhatikan cara-cara melakukan praktikum yang dilakukan oleh seorang guru, atau dapat juga kegiatan perorangan atau kelompok kecil. Dengan demikian siswa aktif melakukan kegiatan yang telah direncanakan.

1. Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran dikenal beberapa macam antara lain :

1. Ceramah, metode tersebut dikenal sebagai metode tradisional, dan pasif

2. Diskusi, studi lapang dan tugas, dikenal dengan metode aktif.

Masing-masing metode tersebut ada kekurangan dan kelebihannnya. Pada saat ini, kurikulum banyak dan hampir semua menggunakan metode aktif ini. Oleh sebab itu, guru dituntut pandai membuat strategi dalam pembelajaran khususnya dalam pelajaran fisika. Khusus pelajaran fisika, metode eksperimen paling tepat karena siswa mudah menemukan konsep sendiri secara langsung dalam melakukan eksperimen (Purwanto 2009). Lebih lanjut dikatakan bahwa sekalipun guru menguasai segala macam teori belajar dan materi pembelajaran dengan baik, tetapi cara penyampaian tidak menarik sehingga siswa tidak termotivasi maka hasil belajar siswa dapat dipastikan tidak memuaskan, dan berlaku sebaliknya. Dengan demikian, pengertian belajar bagi siswa bukan lagi kewajiban, tetapi suatu kebutuhan yang dilakukan dengan menyenangkan

(8)

8 .

2. Pembelajaran Aktif

Menurut Silberman (2006: 9) pembelajaran aktif (active learning) adalah pembelajaran yang mengajak siswa untuk melaksanakan kegiatan yang menggunakan koordinasi antara otak kanan dan otak kiri untuk mempelajarai masalah, memecahkan masalah, dan menerangkan apa yang telah dipelajari.

Siswa sebagai pusat dari kegiatan pembelajaran dan pembentukan kompetensi harus didorong untuk menafsirkan informasi yang diberikan oleh guru, sampai informasi tersebut diterima oleh akal sehat sehingga dalam proses pembelajaran siswa tidak hanya berpangku tangan menerima informasi dari guru, akan tetapi mereka ikut berperan aktif atau terlibat interaksi di dalam kegiatan pembelajaran tersebut (Mulyasa 2004).

Menurut Silberman (2006) teknik-teknik pembelajaran aktif dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu:

1. Bagaimana menjadikan siswa aktif sejak awal, misalnya pembentukan tim, penilaian mendadak, dan keterlibatan belajar secara langsung.

2. Bagaimana membantu siswa mendapatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara aktif, misalnya, proses belajar satu kelas penuh, diskusi kelas, pengajuan pertanyaan, kegiatan belajar kolaboratif, pengajaran oleh teman sekelas, kegiatan belajar mandiri, kegiatan belajar aktif dan pengembangan keterampilan. 3. Bagaimana menjadikan belajar tak terlupakan, misalnya,

peninjauan (review), penilaian diri, perencanaan masa mendatang dan ungkapan perasaan terakhir.

Masing-masing bagian terdiri berbagai macam strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran aktif bertujuan untuk menumbuhkan jiwa kemandirian

(9)

9

dan kreativitas dalam belajar sehingga siswa mampu membuat inovasi-inovasi (Trianto, 2007).

3. Praktikum/ Eksperimen

Praktikum dapat dilakukan kepada siswa setelah guru memberikan arahan, aba-aba, petunjuk untuk melaksanakan. Kegiatan ini berbentuk praktik dengan mempergunakan alat-alat tertentu, dalam hal ini guru melatih keterampilan siswa dalam penggunaan alat-alat yang telah diberikan kepadanya serta hasil dicapai mereka, kegiatan praktikum dapat dikatakan pula aktivitas eksperimen (Yamin 2006).

Menurut Rustaman (1996) ada empat alasan mengenai pentingnya kegiatan praktikum/eksperimen yaitu :

1. Praktikum membangkitkan motivasi belajar siswa. Belajar siswa di pengaruhi oleh motivasi, siswa yang termotivasi untuk belajar akan bersungguh-sungguh dalam mempelajari sesuatu.

2. Praktikum mengembangkan keterampilan dasar melakukan eksperimen. Untuk melakukan eksperimen ini diperlukan beberapa keterampilan dasar seperti mengamati, mengestimasi, mengukur dan memanipulasi peralatan Fisika

3. Praktikum menjadi wahana belajar pendekatan ilmiah. Para pakar pendidikan IPA meyakini bahwa cara yang terbaik untuk belajar pendekatan ilmiah adalah dengan menjadikan siswa sebagai Scientis. 4. Praktikum menunjang materi pelajaran. Kegiatan praktikum memberi

kesempatan bagi siswa untuk menemukan teori dan membuktikan teori.

Kegiatan ilmiah mempunyai ciri yaitu melakukan penalaran disertai dengan pengujian secara empirik. Penalaran merupakan kegiatan mental dalam mengembangkan pikiran terhadap suatu fakta atau prinsip. Usaha mengembangkan pikiran tersebut terdapat dalam bentuk menentukan

(10)

10

hubungan sebab akibat atau korelasi, membuat suatu keputusan, melakukan prediksi, menyusun kesimpulan dan lain-lain (Margono, 2000).

4. Metode Eksperimen

Metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran dengan menggunakan percobaan. Dalam proses belajar mengajar dengan metode eksperimen, siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri. Dengan melakukan eksperimen, siswa akan menjadi lebih yakin atas suatu hal dari pada hanya menerima dari guru dan buku, dapat memperkaya pengalaman, mengembangkan sikap ilmiah dan hasil belajar akan bertahan lebih lama dalam ingatan siswa. Kekurangan metode eksperimen ini adalah menuntut berbagai peralatan yang terkadang tidak

(11)

11 BAB III

METODE PENELITIAN

1. Metode Pelaksanaan

Penelitian dilakukan dengan metode kaji-tindak, dimana obyek yang digunakan adalah siswa SMP Diponegoro, Sleman Yogyakarta. Pelaksanaan diawali dengan observasi mengenai situasi dan kondisi serta sarana dan prasarana yang ada disekolah sebagai obyek. Selanjutnya dilakukan dengan penyusunan jadwal pelaksanaan pengajaran dan pendampingan siswa dalam bereksperimen. Kemudian dilanjutkan dengan evaluasi untuk mengetahui perkembangan melalui parameter yang dibuat dalam bentuk angket berisi hal yang menyangkut materi energy dan listrik mata pelajaran fisika serta sikap dan antusiasme mereka diberikan pada pra dan pasca penerapan model pembelajaran aktif.

(12)

12

Diagaram Tahapan-tahapan pelaksanaan

Tahapan pelaksanaan dimulai dari persiapan alat dan bahan yang digunakan dalam bereksperimen, serta pengurusan izin pada pihak sekolah. Sasaran siswa adalah kelas VII karena terkait mata pelajaran fisika tentang energy dan listrik di Sekolah Menengah Pertama.

Pada tahap pelaksanaan, pemberian materi diberikan terlebih dahulu sebelum memulai praktek, agar siswa mengetahui apa maksud dan tujuan dari pembuatan tespen dan kipas angin sederhana ini. Hal ini juga sebagai salah satu target yakni mengenalkan pembelajaran aktif. Selanjutnya dilakukan pembelajaran melalui Mind Mapping dimana siswa mampu menarik kesimpulan dan peta bayangan mengenai energy serta listrik melalui pembelajaran aktif.

Pelaksanaan Program

Pelaksanaan dimulai tanggal 8 Februari hingga 20 Maret 2010. SMP Pondok Diponegoro memiliki kelas terpisah bagi putra dan putrinya. Sehingga model pembelajaran aktif dilakukan dua kali. Salah satu ciri dari pembelajaran aktif adalah adanya interaksi antara siswa dan guru (peneliti). Komunikasi ini diperoleh jika terjadi keakraban antara Guru dan siswa. Oleh karenanya hal yang paling awal adalah saling mengenal. Dilanjutkan dengan mengkaji dan memberikan materi dengan mengajak siswa untuk berdiskusi memancing pertanyaan dan pendapatnya.

Pemberian materi energi dan listrik matapelajaran fisika yang berhubungan dengan pembuatan kipasangin dan tespen merujuk pada kegiatan praktikum dimana bahan dan alat serta modul (petunjuk) praktikum telah diberikan. Media yang digunakan Laptop, LCD, dan layar monitor. Pelaksanaan pemberian materi dilakukan dua kali pertemuan untuk kelas putri dan putra (empat kali pemberian materi). Sebelum pelaksanaan kegiatan tersebut, dilakukan pretest. Pelaksanaan praktikum dilakukan dua kali pertemuan, pertemuan pertama diisi untuk

(13)

13

melaksanakan praktikum pembuatan kipas angin, sedangkan pertemuan kedua diisi dengan praktikum pembuatan tespen. Yang terakhir dan penutup adalah pengenalan mind mapping yang penting untuk mendukung model pembelajaran aktif, dan tahap terakhir dilakukan evaluasi dalam bentuk post tes, dengan mengisi kuis.

(14)

14 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan PKMM dilakukan dalam dunia pendidikan, sehingga perlu adanya evaluasi untuk mengetahui respons siswa dan prestasi belajar siswa, yang dapat digunakan keberlanjutan dalam program ini. Hasil evaluasi dapat dilihat dalam tabel hasil pretest dan post test

Tabel . Hasil evaluasi pretest dan post test siswa SMP Diponegoro Sleman Yogyakarta

Siswa Rerata nila pretest Rerata nilai postest Peningkatan Nilai

Putri 44 88 100%

Putra 43 80 87%

Dari tabel diatas dapat diketahu terjadinya peningkatan aspek kognitif pada siswa siswi SMP Diponegoro, yakni peningkatan nilai hasil pretest dan posttest. Aspek psikomotorik terlihat dari antusiasme juga kreativitas siswa yang tinggi dalam membuat tespen dan kipasangin serbaguna. Afektif siswa pun meningkat dengan sikap dan perilaku dari hasil observasi. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran aktif dapat dilaksanakan di SMP pondok diponegoro, Sembego, Sleman Yogyakarta, yang sarana dan prasarana sekolah sangat minimalis.

Selain itu, hasil angket seluruh murid kelas VII SMP Pondok Diponegoro menunjukkan bahwa mereka setuju penggunaan model pembelajaran aktif dalam kegiatan belajar mengajar, tidak hanya dalam bidang fisika (IPA) saja, namun juga mata pelajaran lain. Hasil observasi saat kegiatan menunjukkan antusiasme serta motivasi murid dalam kegiatan ini tinggi, terbukti dengan karya kreatif pembuatan kipas angin serbaguna yang mereka buat. Dilihat dari pengembangan materi ajar,

(15)

15

materi pembuatan kipasangin dan testpen belum pernah dibuat meteri pembelajaran, sehingga dapat terlihat adanya pengembangan materi untuk memberikan konsep energi dan listrik matapelajaran IPA fisika. Hal tersebut menunjukkan pengembangan materi yang diberikan dapat mengembangkan aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif siswa.

Proses pembelajaran merupakan interaksi antara pendidik (Guru) dan peserta didik (siswa). Pelaksanaan program ini dalam pembelajaran Fisika direspons guru cukup baik, terlihat dari pertemuan awal, respon guru sangat mendukung diadakannya sosialisasi dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran tersebut. Selain itu, disaat pelaksanaan kegiatan ikut serta mendampingi kegiatan siswa dan memperhatikan secara seksama dalam pelaksanaan kegiatan, sehingga dapat dikatakan bahwa guru merespon positif kegiatan ini. Dengan keikutsertaan guru dalam mendampingi kegiatan siswa dalam pelaksanaan proses pembelajran aktif, guru termotivasi untuk lebih inovatif dan kreatif dalam hal kegiatan belajar mengajar. Guru pun terlihat antusias saat mengikuti penyuluhan metode mind mapping. Guru juga tidak segan mengutarakan penggunaan mind mapping dalam kegiatan belajar mengajar selanjutnya. Hal ini mengindikasikan keberhasilan dalam sosialisasi terhadap guru.

(16)

16 BAB V PENUTUP

SIMPULAN DAN SARAN

 Siswa siswi SMP Pondok Diponegoro sangat antusias dan termotivasi dalam pelaksanaan model pembelajaran aktif dengan materi pembuatan tespen dan kipas angin serbaguna dari bahan sederhana.

 Kegiatan belajar mengajar berbasis pembelajaran aktif mampu meningkatkan hasil belajar antara 80 – 100%, mengaktifkan dan memberi motivasi siswa lebih kreatif.

 Pengembangan materi ajar berhasil dilakukan dengan materi pembuatan tespen dan kipas angin serbaguna

 Aplikasi map mapping .membuat siswa dan Guru interest dalam melaksanakan pembelajara aktif

(17)

17

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi 1991. Pembelajaran aktif dengan praktek dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa.

Bonwell,CC. (1995). Active learning: Creating excitement in the classroom. Center for Teaching and Learning. St. Louis College of Pharmacy.

Mulyasa, E. (2007). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Purwanto B 2009. Semesta Fenomena Fisika 1 kelas VII SMP dan MTs. Solo: Tiga Serangkai.

Rustaman N. 1999. Pertanyaan, Teknik Bertanya, dan Keterampilan Bertanya. Handout Mata Kuliah SBM: Tidak diterbitkan

Samadhi A, TMA. 2006. Pembelajaran active. Teaching improvement workshop. Engineering education development project ADB Loan No 142-INO. Silbermen, Melvin L. (2006). Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif

(Raisul Muttaqien. terjemahan). rev.ed. Bandung: Nusamedia dan Nuansa. Buku asli diterbitkan tahun 1996

Tarmiza. 2005. Penerapan pembelajaran aktif dan kreatif serta efisien. Surakarta: Universitas Sebelas Maret

Yamin, Martinis. 2004. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta: Gaung Persada.

(18)

18

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Ketua Peneliti

Nama Lengkap : Nashril Abdillah

NIM : 09/285380/TK/35763

Tempat dan Tanggal Lahir : Tuban, 15 April 1990

Pendidikan/Angkatan : S1 Teknik Fisika, FT UGM / 2009

Alamat Sekarang : Ds. Tapan RT01/01 No.10 Purwomartani, Kalasan, Sleman. 55571

E-mail : nashrilabdillah@gmail.com

Karya-karya Ilmiah yang pernah dibuat:

“Alat penghalau burung yang efektif dan efisien berbasis elektro-akustika dengan energi terbarukan” ditulis sebagai Finalis pada Lomba AgroTeknologi IPB, Bogor. 2010 (sebagai ketua tim)

“Introduction and Prospect of Biogas Power Generation in Java as the Renewable Energy Sources and Satellite Project in Indonesia ” ditulis sebagai paper Konferensi Ilmiah Internasional di Thailand. 2012.

Anggota Peneliti

Nama Lengkap : Siti Fadlila Ekayati

NIM : 09/285380/TK/35763

Tempat dan Tanggal Lahir :

Pendidikan/Angkatan : S1 Teknik Fisika, FT UGM / 2009

Alamat Sekarang : Jalan Argoluwih 3 RT8/I Ringinawe Ledok Salatiga

E-mail : sitifadlila@ymail.com

Karya-karya Ilmiah yang pernah dibuat: -

(19)

19 LAMPIRAN Gambar 1. Hasil Pelaksanaan Program

Gambar 2 . Alat dan bahan yang digunakan pemuatan kipasangin dan tespen sederhana

(20)

20

Gambar 3. Pengkajian pengembangan materi Energi dan Kelistrikan di kelas

Gambar 4. Guru ikut aktif dalam Pendampingan pelaksanaan program dikelas

(21)

Gambar

Gambar 2 . Alat dan bahan yang digunakan pemuatan kipasangin dan  tespen sederhana
Gambar 3.  Pengkajian pengembangan materi  Energi dan Kelistrikan  di  kelas

Referensi

Dokumen terkait

1) Memberikan informasi untuk menyelenggarakan pembelajaran aktif dalam pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan. 2) Memberi wacana baru tentang pembelajaran aktif

Kegiatan Lesson study Mata Kuliah Geografi Regional Indonesia merupakan upaya peningkatan mutu pendidikan di perguruan tinggi dengan memperbaharui proses

Penerapan Model Pembelajaran Word Square terhadap Peningkatan Penguasaan Kosakata Bahasa Arab. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Penerapan Model Pembelajaran Word Square terhadap Peningkatan Penguasaan Kosakata Bahasa Arab. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN IPS.. Universitas Pendidikan

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DALAM UPAYA MENINGKATKAN WAKTU AKTIF BELAJAR.. Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Pembelajaran menjadi hal yang harus diperhatikan untuk peningkatan mutu pendidikan Indonesia. Untuk mengetahui peningkatan mutu pendidikan salah satunya dengan

Rekomendasi untuk LPMP agar lebih aktif untuk bekerjasama dengan pihak Dinas Pendidikan, perguruan tinggi, dan satuan pendidikan dalam upaya-upaya peningkatan mutu