• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAY ATURRIFAAH Pendidikan Matematika, FPMIPA IKIP Mataram

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAY ATURRIFAAH Pendidikan Matematika, FPMIPA IKIP Mataram"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN KOLABORASI METODE PEMBELAJARANTALKING STICKDANSTUDENT FACILITATOR AND EXPLAININGUNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN

HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMK DARUN NAJAH DUMAN MATERI POKOK PROGRAM LINIER

TAHUN PELAJARAN 2012/2013 BAY ATURRIFAAH

Pendidikan Matematika, FPMIPA IKIP Mataram

Abstrak: Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan di SMK Darun Najah telihat kurangnya motivasi siswa dalam belajar sehingga hasil belajar yang dicapai siswa kurang bagus. Hal ini disebabkan karena proses pembelajaran lebih didominasi oleh guru sehingga terlihat siswa lebih cenderung pasif dan kurang berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Untuk itu, diperlukan suatu strategi yang dapat memotivasi siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran secara aktif dan memungkinkan agar terjadi interaksi yang lebih terbuka baik dalam mengajukan pertanyaan maupun pendapat. Oleh karena itu peneliti mengangkat penerapan kolaborasi metode Taking StickdanStudent Facilitator and Explaining(TSSFE). Berdasarkan hasil analisis penelitian yang diperoleh dari data keterlaksanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan I mencapai 63%, mengalami peningkatan pada siklus I pertemuan II mencapai 84% , dan mengalami peningkatan kembali pada siklus II pertemuan I mencapai 100% begitu pula pada pertemuan ke II siklus II mencapai 100%. Motivasi belajar siswa siklus I ke siklus II terjadi peningkatan dari 68,30% pada siklus I dengan kategori tinggi dan meningkat menjadi 88,30% pada siklus II dengan kategori sangat tinggi. Untuk hasil belajar, dimana pada siklus I mencapai 80% dan mengalami peningkatan pada siklus II mencapai 100%. Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa penerapan kolaborasi metodeTalking Stickdan Student Facilitator and Explainingdapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar matematika siswa kelas X B SMK Darun Najah Duman Tahun Pelajaran 2012/2013 pada meteri pokok program linier.

Kata kunci:Metode TSSFE, Motivasi Belajar, Hasil Belajar.

PENDAHULUAN

Proses belajar mengajar, guru harus memiliki berbagai strategi agar siswa dapat secara efektif dan efisien mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian bahan pelajaran, atau yang biasanya disebut dengan metode mengajar. Metode mengajar merupakan suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang diperlukan oleh guru, di mana metode mengajar ialah suatu teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas, agar pelajaran tersebut dapat diserap, dipahami, dan digunakan oleh siswa dengan baik.

Bagi sebagian orang, belajar merupakan suatu pekerjaan yang sangat sulit untuk dilakukan sehingga belajar bisa dikatakan sebagai beban dan ditakuti. Jika dipaksakan untuk belajar serasa memikul beban yang berat, pada saat proses belajar di sekolah tidak jarang siswa dihinggapi perasaan jemu, malas, jenuh, bosan, mengantuk dan tidak bisa konsentrasi, hal ini dapat membuat siswa kehilangan motivasi untuk belajar dan mendorong untuk menghasilkan sesuatu.

Untuk menciptakan suasana belajar yang mengasyikan, merangsang dan menantang kemauan untuk belajar, guru membutuhkan panduan belajar yang praktis dan efektif sehingga guru dapat terbantu

dalam belajar, tidak hanya cara mengarahkan penalaran, menggerakan penalaran, mengendalikan penalaran dan proses mempraktikan pelajaran, melainkan dapat juga membangkitkan perasaan senang untuk belajar kepada siswa, dengan itu guru harus mempersiapkan langkah-langkah belajar dan metode pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses pembelajaran, selain itu juga guru harus menguasai dan memahami metode pembelajaran yang akan diterapkan. Salah satu metode pembelajaran yang dapat diterapkan dalam peroses pembelajaran adalah metode pembelajaran Student Facilitator and Explaining yang didukung dengan metode pembelajaranTalking Stick.

Kedua metode ini masing-masing memiliki keistimewaan, di mana penerapan kolaborasi metode pembelajaran Talking Stick dan Student Facilitator and Explaining dapat melatih peserta didik untuk mampu bertanggung jawab atas diri sendiri dan peserta didik lainnya, dimana peserta didik dilatih menjadi tutor untuk peserta didik yang lain, penerapan metode ini menggunakan tongkat dengan panjang 20 cm. Dalam proses pelakuan tongkat, sayogianya diiringi irama musik, dengan demikian pengkolaborasian metode ini dirasa cukup menarik.

Berdasarkan observasi awal, dengan memberikan angket kepada guru Mata Pelajaran Matematika SMK Darun Najah Duman, dikatakan bahwa pembelajaran yang dilakukan cenderung

(2)

didominasi oleh Guru. Selama ini guru matematika menerapkan Metode Ceramah dan Metode Penemuan. Guru dianggap sebagai sumber utama pengetahuan dengan mengabaikan sumber belajar lainnya, seperti buku pelajaran lainnya. Peranan Guru yang lebih mendominan dalam proses belajar mengajar mengakibatkan partisipasi, keaktifan dan motivasi Siswa berkurang sehingga hasil belajar siswa pun masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata semester ganjil Siswa X SMK Darun Najah Duman yang masih belum mencapai target belajar (KKM=65). Pada table di bawah ini digambarkan ketercapainnya :

Table 1. Nilai Semester Ganjil Siswa Kelas X SMK Darun Najah Duman tahun Pelajaran 2012/2013.

No Kelas Rata-rata

1 X A 52.93

2 X B 54.13

Melihat permasalahan di atas maka perlu diupayakan suatu strategi pembelajaran dengan melakukan tindakan yang dapat melibatkan Siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran. Dengan itu peneliti mencoba menerapkan kolaborasian MetodeTalking stickdan MetodeStudent Facilitator and Explaining. Dimana Metode Talking stick merupakan metode pembelajaran berkelompok dengan memanfaatkan tongkat sebagai penunjuk siswa dalam proses belajar, dimana siswa yang mendapatkan atau memegang tongkat mau tidak mau harus mengikuti intrufsi dari guru. Sedangkan metode Student Facilitator and Explaining merupakan metode pembelajaran yang membantu siswa untuk lebih mandiri, mampu belajar sekaligus memberikan pengajaran kepada siswa lainnya, karena metode pembelajaran Student Facilitator and Explaining berorentasi dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam berbicara didepan siswa lainnya. Sehingga diasumsikan kedua metode ini saling melengkapi dan saling membutuhkan satu sama lain, dan diyakini dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas X B SMK Darun Najah Duman. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui Penerapan Kolaborasi Metode Pembelajaran Talking Stick dan Student Facilitator and Explaining dalam Meningkatkan Motivasi dan Hasil belajar Matematika Siswa Kelas X B SMK Darun Najah Duman Tahun Pelajaran 2012/2013.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian “PTK” (penelitian tindakan kelas) di mana penelitian ini memiliki peranan yang sangat penting dan strategis untuk meningkatkan mutu pembelajaran apabila diimplementasikan dengan baik dan benar”. (Kunandar, 2011: 41). Permasalahan siswa dalam belajar dipastikan dapat teratasi, apabila jenis

penelitian ini diimpelementasikan dengan baik, artinya pihak yang terlibat dalam PTK (guru) mencoba dengan sadar mengembangkan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran di kelas melalui tindakan bermakna. Penelitian ini dilaksanakan di kelas X B SMK Darun Najah Duman Tahun Pelajaran 2012/2013, dari tanggal 22 Februari sampai tanggal 9 Maret. Penelitian ini direncanakan dalam dua siklus terdiri dari lima prosedur penelitian, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi, dan refleksi. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrument angket, instrument keterlaksanaan pembelajaran dan instrument tes hasil belajar. Data tentang motivasi belajar siswa dikumpulkan dengan menggunakan lembar angket. Untuk mengukur motivasi belajar siswa dilakukan dengan langkah sebagai berikut: a. Menyebarkan lembar kuesioner yang berisi

pernyataan-pernyataan beserta jawabanya (SL, SE, KK, J, TP) kepada siswa, dari hasil kusioner tersebut dilakukan penskoran.

b. Menghitung skor keseluruhan kuesioner masing-masing siswa

Table 2. Rekapitulasi Responden Motivasi Belajar

No Nama Jawaban responden untuk item nomor ke...

Jml Skor Motivasi 1 2 3 Dst.. 1 2 Dst

c. Menganalisis tingkat motivasi belajar siswa dengan menggunakan table kategorisasi motivasi siswa, bisa dilihat pada table dibawah ini : Tabel. 3. Kategorisasi Motivasi Siswa

No Skor Siswa Kategori

1

SBx

X

X

1

.

Sangat Tinggi 2

X

X

SBx

X

1

.

Tinggi 3

SBx

X

X

X

1

.

Kurang 4

SBx

X

X

1

.

Sangat Rendah (Syahrir, 2010:328) Keterangan Tabel:

X

adalah rerata skor keseluruhan siswa dalam satu kelas

SBx

adalah simpangan baku skor keseluruhan siswa dalam satu kelas

X

adalah skor yang dicapai siswa

d. Menghitung tingkat persentase motivasi klasikal Menghitung persentase motivasi klasikal diperoleh dengan rumus sebagai berikut:

Persentase Motivasi adalah Q/P x 100% Keterangan:

(3)

Q adalah jumah keseluruham skor yang dicapai dalam satu kelas (Riduwan dan Akdon, 2010: 18).

Tabel 4. Kriteria Skor Motivasi

Skor Siswa Katagori

X≤25% Sangat Rendah

25% < X≤50% Cukup

51% < X≤75% Tinggi X > 75% Sangat Tinggi

Data hasil belajar siswa disajikan dalam bentuk perolehan skor hasil belajar. Hasil belajar siswa dapat dilihat dari skor ketuntasan belajar siswa baik secara individu maupun klasikal. Data tes hasil belajar siswa dalam bentuk skor (nilai), dapat di analisis dengan menggunakan skala seratus (Nurkancana, 1990: 99). Digunakan rumus sebagai berikut:

P = X / SMI x 100 Keterangan: P : Persentil

X : Skor yang dicapai SMI : Skor Maksimal ideal

Ketuntasan klasikal dapat dihitung dengan persamaan berikut :

KK = X/Z x 1005 Keterangan:

KK : Ketuntasan Belajar

Y : Jumlah Siswa yang memperoleh nilai tuntas atau lebih

Z : Jumlah Seluruh Siswa (Aulida, 34:)

Data hasil evaluasi siswa kemudian dimasukan kedalam tabulasi :

Table.5. Tabulasi Data Hasil Evaluasi Belajar Siswa

Pembelajaran hanya sebagai data pendukung untuk memberikan informasi bahwa penelitian benar-benar terlaksana sesuai dengan rencana. Keterlaksanaan rencana pembelajaran dinyatakan dalam persentase sebagai berikut: persentase keterlaksanaan sama dengan A dibagi B dikalikan dengan 100%.

Keterangan:

A : Langkah Pembelajaran yang terlaksana

B : Langkah pembelajaran yang harus dilaksanakan sesuai dengan rencana pembelajaran (Aulida, 35: 2012)

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan penelitian tindakan kelas (PTK) selama dua siklus, dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan data motivasi dan hasil belajar siswa. Hal ini ditujukkan dari adanya peningkatan pada ketercapaian skor siklus I dan siklus II.

1. Motivasi Belajar Siswa

Motivasi belajar siswa kelas X B SMK Darun Najah Duman pada bidang studi Matematika pada siklus I terlihat pada gambar 4.1. Dimana motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama dan kedua ini berkatagori tinggi dengan pencapaian persentase klasikal 68.30% dari 9 jumlah siswa yang berkatagori sangat tinggi, 5 siswa berkatagori tinggi, 1 siswa berkatagori kurang dan tidak ada siswa yang berkatagori sangat rendah. Namun tingkat motivasi siswa pada siklus I belum dapat dikatakan berhasil, karena berdasarkan indikator penelitian yang menyatakan motivasi siswa dapat dikatakan berhasil apabila motivasi siswa secara individu minimal berkategori tinggi. Hal ini disebabkan karena masih banyaknya siswa yang masih melamun dan berbicara sendiri pada saat proses pembelajaran berlangsung,

No

Nama

Skor yang Diperoleh

Jumlah

Skor

Nilai

Ket

1

2

3

20

1

2

Dst

Jumlah

Nilai Terendah

Nilai Tetinggi

Rata-Rata

% Ketuntasan

Cukup

75

%

Sangat Tinggi

50%

100%

Tinggi

25%

Sangat Rendah

(4)

dan pada saat pelakuan persentasi hanya sebagian siswa yang aktif serta kurangnya pemahaman siswa atas materi yang dijelaskan, terlihat juga masih banyaknya siswa yang belum mengena pada metode yang diterapkan peneliti di kelas, sehingga peneliti dengan observer melakukan refleksi guna perbaikan untuk pelakuan siklus berikutnya.

Pada siklus II berdasarkan tabel 4.3 terlihat bahwa motivasi siswa mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya, hal ini terlihat dari ketercapaian pada pertemuan pertama dan kedua yang berkatagori Sangat tinggi dengan pencapaian persentase klasikal 88.30%, secara individu juga terlihat mengalami peningkatan dimana dari semua siswa kelas X B mencapai kategori sangat tinggi. Hal ini di sebabkan karena siswa yang sudah mulai terbiasa dengan metode yang diterapkan, sehingga proses pembelajaran terlihat lebih aktif dan lebih menyenangkan. Ketercapaian/keberhasilan ini tercapai karena ada motivasi/dorogan sehingga tercipta rasa nyaman, dan menyenangkan dalam proses pembelajaran. Seperti yang dikatakan Suprijono (2012: 163) motivasi belajar merupakan proses yang memberi semangat belajar, arah, dan kegigihan perilaku guna mencapai tujuan. Artinya, perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah, dan bertahan lama.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan kolaborasi metode Talking Stick dan Student Facilitator and Explining dapat meningkatkan motivasi belajar Siswa kelas X B, dengan ketercapaian yang memenuhi indikator penelitian, dimana ketercapaian motivasi secara individu minimal berkatagori tinggi, dan pencapaian tingkat motivasi secara klasikal minimal berkatagori tinggi terpenuhi.

2. Hasil Belajar

Berdasarkan hasil evaluasi belajar siswa siklus I dapat dilihat pada gambar 4.2, dimana dari 15 orang siswa yang mengikuti evaluasi, didapat rata-rata nilai yang diperoleh siswa yaitu 68,23 dengan ketuntasan belajar 80% dengan nilai tertinggi mencapai 75 dan terendah 58. Hal ini meninjukan bahwa pencapaian hasil belajar siswa belum dapat dikatakan berhasil, berdasarkan indikator penelitian, hasil belajar siswa dapat dikatakan berhasil apabila pencapaian ketuntasan klasikal (KK) ≥85%, namun pada pelakuan siklus I dilihat pencapaian ketuntsan klasikalnya (KK) ≤85%. Hal ini disebabkan karena kurangnya dorongan motivasi dalam belajar seperti yang dikatakan Hamalik (2010: 108) Dalam belajar, motivasi menentukan tingkat keberhasilan. Sebaliknya belajar tanpa adanya motivasi sulit mencapai keberhasilan secara optimal. Dimana hasil yang dicapai merupakan gambaran dari kepampuan undividu, seperti yang dikatakan Sanjaya (2008: 27)

hasil belajar merupakan gambaran kemampuan siswa dalam memenuhi suatu tahapan pencapaian pengalaman belajar dalam satu kompetensi dasar.

Pencapaian siklus II dapat dilihat pada gambar 4.4, dimana dari 15 orang siswa yang mengikuti evaluasi, didapat rata-rata nilai yang diperoleh siswa yaitu 76,8 dengan ketuntasan belajar 100% dimana nilai tertinggi mencapai 90 dan terendah 65, hasil ini telah memenuhi standar ketuntasan yang telah ditetapkan dalam indikator keberhasilan belajar yakni adanya peningkatan nilai siswa secara individu dari siklus I ke siklus II dan ketuntasan secara klasikal yang mencapai ≥85%. Optimalnya hasil evalusi ini disebabkan karena adanya tahap refleksi dan siswa sudah mulai terbiasa mengikuti proses pembelajaran dengan penerapan kolaborasiTalking StickdanStudent Facilitoror and Explaining. Sehingga dapat disimpulkan penerapan kolaborasi metode Talking Stick dan Student Facilitator and Explaining yang diterapkan pada pokok bahasan Program Linier dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X B SMK Darun Najah Duman Tahun Pelajaran 2012/2013.

3. Keterlaksanaan Proses Pembelajaran

Berdasarkan analisis keterlaksanaan proses pembelajaran menunjukkan bahwa keterlaksanaan proses pembelajaran meningkat dari siklus I ke siklus II, dapat dilihat pada tabel 4.1.1 dan 4.1.3. Hal ini disebabkan karena adanya refreksi peningkatan proses keterlaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan pada setiap siklus. Dimana pada siklus I Keterlaksanaan pertemuan I mencapai 63% dengan jumlah yang terlaksana 12 dan yang belum terlaksana 7, dan pada pertemuan ke II siklus I mencapai 84% dengan jumlah terlaksana 16 dan 3 yang belum terlaksana. Sedangkan keterlaksanaan pembelajaran pada siklus II terlihat meningkat dari siklus I, hal ini disebabkan karena adanya peningkatan proses keterlaksanaan pembelajaran dari setiap pertemuan. Dimana pada siklus II pertemuan I keterlaksanaan pembelajaran mencapai 100% dengan jumlah yang terlaksana 19 dan tidak ada yang blm terlaksana, begitu pula pada pertemuan ke II siklus II keterlaksanaan pembelajaran mencapai 100% pula. Hal ini sebabkan karena siswa kelas X B yang terlihat sangat antusias dan sudah terlihat bersahabat dengan proses pembelajaran yang diterapkan di kelas dengan penerapan kolaborasi metode Talking Stick dan Student Facilitotor and Explaining.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa: penerapan kolaborasi metode Talking Stick dan Student Facilitator and Explaining dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar matematika siswa kelas X B SMK Darun Najah materi pokok program linier

(5)

tahun pelajaran 2012/2013. Hal ini dapat dilihat dari perolehan hasil siklus I dan siklus II yang mengalami peningkatan baik motivasi dan hasil belajar.

1. Motivasi siswa siklus I dan siklus II yang mengalamin peningkatan dari 68,30% pada siklus I dengan kategori tinggi dan meningkat menjadi 88,30% pada siklus II dengan kategori sangat tinggi.

2. Hasil belajar siswa siklus I dan siklus II yang mengalami peningkatan dengan pencapaian persentase ketuntasan klasikal 80% dari 12 siswa yang berkatagori tuntas dan 3 siswa lainnya berkategori tidak tuntas. Pada siklus II pencapaian persentase ketuntasan klasikal 100% dengan keseluruhan siswa kelas X B berkatagori tuntas. SARAN

Dengan terlihatnya keberhasilan pencapaian dari Penerapan kolaborasi metode Talking Stick dan Student Facilitator and Explining dalam proses pembelajaran, diharapkan kepada peneliti untuk lebih mengembangkan dan mengeksplorasikan kembali Penerapan kolaborasi metode Talking Stick dan Student Facilitator and Explining pada proses pembelajaran berikutnya nanti, dan tidak terhenti pada pelakuan penelitian ini saja.

Berdasarkan keberhasilan pencapaian dari Penerapan kolaborasi metode Talking Stick dan Student Facilitator and Explining dalam proses pembelajaran, dapat dijadikan pertimbagan dalam melaksanakan pembelajaran di sekolah.

Disarankan kepada praktisi pendidikan untuk memperluas teknik-teknik pembelajaran dan mencoba untuk menelaah analisis faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dengan penerapan kolaborasiTalking Stick danStudent Facilitator and Explining, serta mencoba untuk mengkolaborasikan metode pembelajaran yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya Hamzah. 2011.Teori Motivasi dan Pengukuran

Analisis Di Bidang Pendidikan.Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Hamalik, O. 2010. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Kasmina, dkk. 2008.Matematika Program Keahlian Teknologi, Kesehatan, dan Pertanianuntuk SMK dan MAK Kelas X. Jakarta: Erlangga.

Kunandar. 2011. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, edisi VI. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Mudjiono. 2006.Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Nurkancana dan Sunartana.1990. Evaluasi Hasil Belajar. Surabaya: Usaha Nasional.

Riduwan dan akdon. 2010. Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Bandung: Alfabeta

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempegaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Suprijono, A. 2012.Cooperative Learning Teori dan

Aplikasi PAIKEM,edisi IX. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Syahrir. 2010. Metodelogi Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Naufan Pustaka. Sukino. 2007.Matematika Jilid 3A Untuk Kelas XII.

Jakarta: Erlangga.

Sanjaya, W. 2008. Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Prenada Media Group.

Sanjaya, W. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses pendidikan.Jakarta: Kencana.

Mahmud. 2011.

http://fitriadi- mahmud.blogspot.com/2011/11/model-pembelajaran-kooperatif-student.html. Diakses tanggal 4 januari 2013 pukul 08.44.

Istarani. 2011.

http://007indien.blogspot.com/2012/10/model-pembelajaran-student-facilitator_30.html. Diakses tanggal 4 januari 2013 pukul 8.39

Muhibbin, Syah.2000.Psikologi Pendidikan dengan Suatu Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Faisal.2010.http://faisalrohman.blogspot.com/2009/0 5/motivasi-belajar.html. Diakses tanggal 4 januari 2013 pukul 08.44

Hamdani.2012.http://hamdanial.blogspot.com/2012/1 1/makalah-teori-motivasi.html. Diakses tanggal 4 januari 2013 pukul 8.40

Widyatun.2012.http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2 012/04/model-pembelajaran-talking-stick.html. Diakses tanggal 6 Februari 2013 pukul 09.04

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Based on t he crit eria of superior papaya Calina and Merah delim a can be selected as a parent because bot h the genot ype short... Generat ive phase is

puzzle. 2) Hasil belajar siswa kelas VIIIE SMP N 2 Banyudono dalam pembelajaran Biologi melalui strategi pembelajaran inquiring minds want to know dengan media gambar

Hasil pengujian adalah data perbandingan pembacaan menggunakan penetrometer mekanis tipe SR-2 dengan pembacaan penetrometer digital berbasis mikrokontroler ATmega 8535 tanpa

(2) Pembelajaran sejarah lokal di SMA Muhammadiyah Pakem berpedoman pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang menitikberatkan pada otonomi dan kreatifitas guru

gizi protein kasar pada ampas tahu masih cukup tinggi yaitu 21,66%.. sehingga dapat menjadi sumber

Hasil analisis pengujian menunjukkan bahwa kemampuan wireless access point dengan protokol standar IEEE 802.11n dalam mentransmisikan data berupa video streaming dengan

Tujuan penelitian ini adalah menentukan perbedaan profil asam amino dan deskripsi jaringan baby fish ikan mas (Cyprinus carpio) pada umur panen tiga, lima, dan