LAPORAN
ANALISIS ISI MEDIA CETAK & MEDIA ONLINE
“PELURU KOSONG NAZARUDDIN:
PENGARUHNYA TERHADAP MASA DEPAN
KPK DAN PARTAI DEMOKRAT
”
PROPERTY OF CHARTA POLITIKA INDONESIA
Jl. Cipaku II No. 18, Kebayoran Baru, Jakarta 12170, Indonesia
Phone: +62 21 7245875, 7260206, 7203976, Fax: +62 21 7397881
LATAR BELAKANG
• Awal bulan Mei 2011 masyarakat dikejutkan oleh kasus suap yang
menjerat Bendahara Umum Partai Demokrat M. Nazaruddin.
• Kasus Nazaruddin menjadi kontroversial karena melarikan diri dan
melempar tudingan terhadap petinggi Partai Demokrat dan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
• Pernyataan-pernyataan Nazaruddin kemudian menjadi berita
terpopuler dan menghiasi pemberitaan media massa dalam kurun waktu Mei sampai Agustus 2011.
• Untuk itulah Charta Politika Indonesia merasa perlu melakukan
analisis isi media (content analysis) untuk memetakan dan
mengulas pemberitan mengenai Nazaruddin. Melalui pendekatan ini pula dapat diketahui bagaimana model komunikasi dan
METODOLOGI
• Penelitian mengunakan teknik purposive sampling pada tujuh
surat kabar nasional, yakni Kompas, Media Indonesia, Republika, Rakyat Merdeka, Koran Tempo, Indo Pos dan
Seputar Indonesia. Serta lima media online, yakni detik.com, vivanews.com, inilah.com okezone.com, dan kompas.com.
• Proses pengumpulan data dilaksanakan dari tanggal 1 Mei s/d
20 Agustus 2011.
• Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
mengumpulkan dan menganalisa semua berita (content analysis) mengenai isu Nazaruddin, dengan memberikan analisis tone terhadap tiap berita.
METODOLOGI
• Tone adalah nada pemberitaan yang dikandung suatu artikel
berita.
• Tone Berita terdiri dari tiga:
1. Tone netral adalah pemberitaan yang tidak memberikan kesan positif atau negatif, hanya merupakan deskripsi
kegiatan, peristiwa dan wacana. Tidak memberikan penilaian positif ataupun negatif terhadap suatu isu, tokoh & organisasi dalam suatu berita.
2. Tone positif adalah pemberitaan yang memberikan kesan
positif, mendukung atau menguntungkan terhadap suatu isu, tokoh & organisasi dalam suatu berita.
3. Tone negatif adalah pemberitaan yang tidak memberikan kesan positif, buruk, tidak mendukung dan tidak
menguntungkan terhadap suatu isu, tokoh & organisasi dalam suatu berita.
• Total artikel di media cetak : 884 artikel • Total artikel di media online : 3230 artikel • Total artikel di tiap media cetak
- Kompas : 118 artikel
- Rakyat Merdeka : 148 artikel
- Media Indonesia : 119 artikel
- Indo Pos : 115 artikel
- Republika : 103 artikel
- Seputar Indonesia : 118 artikel
- Koran Tempo : 163 artikel
• Total artikel di tiap media online
- Kompas.com : 548 artikel - Detik.com : 757 artikel - Vivanews.com : 653 artikel - Inilah.com : 739 artikel - Okezone.com : 533 artikel
GAMBARAN UMUM
ISU TERPOPULER DI MEDIA CETAK
PERIODE 1 MEI-20 AGUSTUS 2011
Kasus Nazaruddin 60% Tenaga Kerja Indonesia 13% Kasus Pemalsuan Surat MK 10% BBM Bersubsidi 9%
Kasus Suap Deputi Gubernur BI
INTENSITAS LIMA ISU TERPOPULER
DI MEDIA CETAK
0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 Kasus Nazaruddin Kasus Pemalsuan Surat MK Tenaga Kerja Indonesia Kasus Suap Deputi Gubernur BI BBM Bersubsidi 884 195 174 153 117 Intensitas BeritaPENEMPATAN ARTIKEL DI MEDIA CETAK
Headline 266 (30%) Halaman Depan 167 (19%) Halaman Dalam 451 (51%)INTENSITAS LIMA ISU TERPOPULER
DI MEDIA ONLINE
0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500Kasus Nazaruddin Kasus Pemalsuan Surat MK
Kasus Suap Deputi Gubernur BI
BBM Bersubsidi Tenaga Kerja Indonesia
3230
975 933
SUB ISU/TEMA KASUS NAZARUDDIN
DI MEDIA CETAK
Lainnya Perpecahan/Faksionalisasi Demokrat Kasus Suap MK SBY VS Media Pemberhentian Nazaruddin Korupsi Kemendiknas Rakornas Demokrat Dugaan Keterlibatan Petinggi KPK Penangkapan Nazaruddin Kasus Suap Wisma AtletPelarian & tudingan Nazaruddin (29,8%)
(27,6%) (9,8%) (9,6%) (3,9%) (3,5%) (4,0%) (2,4%) (2,4%) (4,7%) (1,6%)
SUB ISU/TEMA KASUS NAZARUDDIN
DI MEDIA ONLINE
Lainnya SBY vs Media Tim Investigasi PD Kontroversi Mr A Perpecahan/Faksionalisasi Demokrat Kasus Suap MK Rakornas Demokrat & Isu KLB Pemberhentian Nazaruddin Penangkapan Nazaruddin Kasus Suap Wisma Atlet Pelarian & tudingan Nazaruddin(22,2%) (32,1%) (9,5%) (5,9%) (5,5%) (4,9%) (3,6%) (3,6%) (2,4%) (1,7%) (6,6%)
TREN INTENSITAS KASUS NAZARUDDIN
DI MEDIA CETAK
15 30 32 112 66 75 50 40 86 84 83 110 97 102 78 0 20 40 60 80 100 120 Minggu I Minggu II Minggu III Minggu IV Minggu I Minggu II Minggu III Minggu IV Minggu I Minggu II Minggu III Minggu IV Minggu I Minggu II Minggu III JUNI AGUSTUS Pemberhentian & Pelarian NazaruddinPelarian & Tudingan Nazaruddin Penangkapan Wafid & Mindo Indikasi Keterlibatan Elit PD Pemeriksaan Internal PD Pelarian Nazaruddin & Kontroversi Mr. A Pelarian Nazaruddin
Pelarian & Tudingan Nazaruddin
Penangkapan Nazaruddin
MEI
TREN INTENSITAS KASUS NAZARUDDIN
DI MEDIA ONLINE
46 141 189 277 140 179 144 101 248 224 222 302 150 203 190 0 50 100 150 200 250 300 350 Minggu I Minggu II Minggu III Minggu IV Minggu I Minggu II Minggu III Minggu IV Minggu I Minggu II Minggu III Minggu IV Minggu I Minggu II Minggu III Penangkapan Wafid & Mindo Pemeriksaan Internal PD MEI Pemberhentian & Pelarian NazaruddinJUNI
JULI
AGUSTUS
Penangkapan Nazaruddin Pelarian & Tudingan
Nazaruddin
Pelarian & Tudingan Nazaruddin
TEMUAN 1
•
Isu mengenai Nazaruddin telah „menyandera‟
konstelasi politik nasional selama 3 bulan terakhir
•
Isu mengenai pelarian & tudingan Nazaruddin
mendominasi pemberitaan berkaitan dengan
Nazaruddin. Wacana politik pada akhirnya lebih
terasa dibandingkan dengan kasus hukumnya
sendiri
•
Wacana internal yang muncul dari Partai
Demokrat (Rakornas, Kritik SBY ke Media &
Faksionalisasi) ikut membuat kasus ini menjadi
kompleks dan bergulir liar
10 BESAR TOKOH DENGAN INTENSITAS
PERNYATAAN TERTINGGI DI MEDIA CETAK
0 50 100 150 200 250
Johan Budi Busyro Muqqodas Susilo Bambang Yudhoyono Patrialis Akbar Ahmad Mubarok Ruhut Poltak Sitompul Sutan Bathoegana Mochamad Jasin Saan Mustofa Jafar Hafsah 215 146 138 97 94 92 91 83 80 66
10 BESAR TOKOH NON-DEMOKRAT DENGAN
INTENSITAS PERNYATAAN TERTINGGI DI MEDIA CETAK
0 50 100 150 200 250
Johan Budi Busyro Muqqodas M Jasin Patrialis Akbar Anton Bachrul Alam Haryono Umar Djoko Suyanto Mahfud MD Julian Aldrin Pasha Burhanuddin Muhtadi 215 146 92 66 66 52 44 43 35 33
10 BESAR TOKOH DENGAN INTENSITAS
PERNYATAAN TERTINGGI DI MEDIA ONLINE
0 50 100 150 200 250 300 350 Ruhut Sitompul Saan Mustopa M Nazaruddin M Jafar Hafsah Sutan Bhatoegana Ramadhan Pohan Johan Budi Susilo Bambang Yudhoyono Busyro Muqoddas Achmad Mubarok 317 209 203 200 184 174 161 153 145 144
10 BESAR TOKOH NON-DEMOKRAT DENGAN
INTENSITAS PERNYATAAN TERTINGGI DI MEDIA ONLINE
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180
Johan Budi Busyro Muqoddas Mahfud MD OC Kaligis Julian Aldrin Pasha M Jasin Patrialis Akbar Yunarto Wijaya Febri Diansyah Djoko Suyanto 161 145 99 76 61 61 54 58 46 44
TEMUAN 2
•
Isu mengenai Nazaruddin didominasi oleh pernyataan
dari elite Partai Demokrat dan KPK baik di media
cetak & online (persinggungan antara berita politik &
hukum)
•
Isu ini ikut melibatkan Presiden SBY dalam
menanggapi perkembangan konstelasi yang terjadi
pada skala intensitas yang sangat besar. Pernyataan
juga lebih sering diutarakan langsung tanpa melalui
juru bicara
•
Analisis lebih banyak muncul dari para
pengamat/peneliti di bidang politik dan bukan hukum,
hal ini mengindikasikan kuatnya nuansa politik dalam
isu mengenai Nazaruddin
10 BESAR TOKOH DEMOKRAT DENGAN
INTENSITAS PERNYATAAN TERTINGGI DI MEDIA CETAK
0 20 40 60 80 100 120 140
Susilo Bambang Yudhoyono Ruhut Poltak Sitompul M. Nazaruddin Anas Urbaningrum Saan Mustofa Jafar Hafsah Ahmad Mubarok Sutan Bathoegana Amir Syamsuddin Marzuki Alie 138 130 112 97 94 91 83 80 69 67
10 BESAR TOKOH DEMOKRAT DENGAN
INTENSITAS PERNYATAAN TERTINGGI DI MEDIA ONLINE
0 50 100 150 200 250 300 350 Ruhut Sitompul Sutan Bhatoegana Saan Mustopa M Jafar Hafsah M Nazaruddin Ramadhan Pohan Marzuki Alie Anas Urbaningrum Susilo Bambang Yudhoyono Ahmad Mubarok 328 230 225 215 208 196 192 175 165 157
POSITIONING ELITE PARTAI DEMOKRAT
TERHADAP KASUS NAZARUDDIN
Positif 27.1% Negatif 31.1% Netral 41.8%
POSITIONING ELIT DEMOKRAT
TERHADAP M. NAZARUDDIN (%)
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 BENNY K HARMAN ANDI MALLARANGENG KASTORIUS SINAGA RAMADHAN POHAN MAX SOPACUA MARZUKI ALIE AMIR SYAMSUDDIN SUTAN BATHOEGANA AHMAD MUBARAK JA'FAR HAFSAH SAAN MUSTOPA ANAS URBANINGRUM RUHUT SITOMPUL SUSILO BAMBANG YUDHOYONO70 10 0 40 0 0 25 60 40 65 25 0 45 0 0 0 90 55 55 50 70 0 35 0 0 15 55 10 30 90 10 5 45 50 5 40 25 35 75 85 0 90
TEMUAN 3
•
Bila diambil rata-rata, positioning elit
Demokrat (14 nama) terhadap kasus
M. Nazaruddin menunjukkan
beragammnya tanggapan elit
Demokrat, 41,8% berkomentar
Netral, 31.1% (negatif) dan 27.1%
(positif)
POSITIONING ELIT DEMOKRAT TERHADAP NAZARUDDIN
NETRAL POSITIF NEGATIF
PRO-KONTRA ELIT DEMOKRAT
ISU
PRO KONTRA
NAMA TOKOH PERNYATAAAN NAMA TOKOH PERNYATAAN
PEMECATAN NAZARUDDIN KASTORIUS SINAGA (Media Indonesia, 23 May 2011) "Pemecatan sudah akan pasti. Bahkan, bukan dari jabatannya saja, melainkan juga dari organisasi,"
RAMADHAN POHAN
(Inilah.com, 18 Juli 2011) "Pak Kasto (Ketua
Departemen Kastorius Sinaga) kan bukan Dewan Kehormatan, gimana kita bisa meyakini, kalau yang menyampaikan Dewan Kehormatan ya kita percaya. Kalau yang ngomong pak Amir (Sekretaris Dewan Kehormatan Amir Syamsuddin) saya baru percaya,"
MAX SOPACUA
(Inilah.com, 17 Mei 2011) "Kami yakin keputusannya obyektif karena Pak SBY sangat menaruh perhatian terhadap kasus ini,"
BENNY K HARMAN
(Media Indonesia, 11 May 2011) "Setelah fraksi
melakukan penyelidikan ke dalam, belum ditemukan indikasi keterlibatan kader-kader Demokrat,"
PRO-KONTRA ELIT DEMOKRAT
ISU
PRO KONTRA
NAMA TOKOH PERNYATAAAN NAMA TOKOH PERNYATAAN
PEMECATAN NAZARUDDIN
AMIR SYAMSUDDIN
(Indo Pos, 24 Mai 2011) "Dewan kehormatan telah membuat keputusan untuk memberhentikan atau membebastugaskan Saudara Muhammad Nazaruddin sebagai Bendahara Umum Partai Demokrat"
RUHUT SITOMPUL
(Inilah.com, 28 Mei 2011) "Semua ini dilakukan oleh kelompok Andi Malarangeng yang kalah pada Kongres PD lalu di Bandung, seperti Amir Syamsuddin, Deni Kailimang, Kastorius Sinaga, Ramadhan Pohan dan Andi Nurpati,"
(IndoPos 26, Juni 2011) “Aku ingatkan, orang-orang Andi Mallarangeng yang tidak tahu masalah jangan ngomong. Kalau masih ngomong, mungkin mereka perlu „diplester‟ mulutnya agar tidak asal njeplak. Sama kawan sendiri kok sikapnya seperti itu, tidak punya naluri membela teman,”
PRO-KONTRA ELIT DEMOKRAT
ISU
PRO KONTRA
NAMA TOKOH PERNYATAAAN NAMA TOKOH PERNYATAAN
BBM ATAS
NAMA NAZAR SITOMPULRUHUT
(Viva News, 4 Juli 2011) "Kalau saya rasa, itu bukan Nazaruddin. Kelakuan Nazar yang saya kenal tidak seperti itu," RUHUT SITOMPUL (Inilah.com, 11 Juli 2011) "Terus terang saja saya sudah anggap semua omongan Nazaruddin
TEMUAN 4
• Tanggapan elite Partai Demokrat sangat beragam apabila
dilihat dari sisi tone, tidak ada kebijakan „satu pintu‟ dalam menghadapi kasus Nazaruddin ini.
– Lemahnya koordinasi pengambilan keputusan – Manajemen konflik yang tidak terstruktur
• Faksionalisasi jelas terlihat dalam positioning elite PD.
Konstelasi faksionalisme ini sendiri cenderung berbeda dibandingkan dengan masa kongres
– Patronase
– Financial Resources – Struggle for Power
• Pernyataan yang inkonsisten & tendensius dari beberapa
kader mengakibatkan Partai Demokrat tenggelam dalam
INKONSISTENSI PERNYATAAN NAZARUDDIN
VERSI I VERSI II
[10 Mei 2011] [22 Juli 2011] M. Nazaruddin mengaku tidak mengenal
Direktur Marketing PT Anak Negeri, Mindo Rosalina.
Dalam wawancara via Skype dengan Iwan Piliang yang diputar secara LIVE oleh Metro TV, Nazaruddin mengaku kenal dengan
Mindo Rosalina karena menurutnya Rosa mengetahui proses pengaturan proyek Wisma Atlet.
[30 Mei 2011] [22 Juli 2011] Saat diwawancara Metro TV, M. Nazaruddin
mengaku pergi ke Singapura untuk berobat (check up).
Dalam wawancara via Skype dengan Iwan Piliang, Nazaruddin mengaku pergi ke
INKONSISTENSI PERNYATAAN NAZARUDDIN
VERSI I VERSI II
[30 Mei 2011] [22 Juli 2011]
Nazaruddin mengaku tidak mengenal, bertemu dan menelpon Mahfud (Suroso) dalam kasus suap terhadap Sekjen
Mahkamah Konstitusi Janedri M Gaffar.
Dalam wawancara via Skype dengan Iwan Piliang, Nazaruddin mengatakan bahwa fee proyek Hambalang sebesar Rp50 miliar diserahkan Mahfud ke Yulianis. Mahfud juga menyerahkan sebesar Rp25 miliar ke
anggota DPR (Anggelina)
[17 Juni 2011] [22 Juli 2011]
Dalam BBM ke sejumlah media online, Nazaruddin menyebut empat nama yang terlibat dalam kasus suap Wisma Atlet, diantaranya, Angelina Sondakh, Wayan
Koster, Mirwan Amir, dan Andi Mallarangeng.
Dalam wawancara via Skype dengan Iwan Piliang, Nazaruddin mengatakan bahwa Andi tidak tahu kasus suap Wisma Atlet
Kemenpora, dan semuanya diskenario oleh Anas Urbaningrum dan mengatakan bahwa Anas juga menerima uang dari Wisma Atlet.
INKONSISTENSI PERNYATAAN NAZARUDDIN
VERSI I VERSI II
[19 Juli 2011] [22 Juli 2011]
Dalam wawancara dengan Metro TV, Nazaruddin mengatakan bahwa Anas menerima uang dari Wisma Atlet
sebesar Rp 7 miliar.
Dalam wawancara via Skype dengan Iwan Piliang, Nazaruddin mengatakan bahwa Anas menerima Rp2 miliar dari proyek Wisma Atlet.
[19 Juli 2011] [22 Juli 2011]
Dalam wawancara dengan Metro TV, Nazaruddin mengatakan bahwa Anas menerima uang dari proyek Hambalang sebesar Rp 100 miliar.
Dalam wawancara via Skype dengan Iwan Piliang, Nazaruddin mengatakan bahwa dari Rp100 miliar success fee proyek Hambalang, Anas menerima
uang sebesar Rp50; Rp25 miliar (DPR), Rp5 miliar (Andi Mallarangeng) dan
TEMUAN 5
• Inkonsistensi pernyataan Nazaruddin dapat dilihat dari
beberapa hal, diantaranya; aliran dana proyek Wisma Atlet & Hambalang, alasan ke Singapura, masalah penyuapan terhadap Sekjen MK, dan hubungannya dengan Rosa
• Tone pernyataan Nazaruddin cenderung mengarah secara
sistematis kepada sosok tertentu (ad hominem)
• Inkonsistensi dan pola ad hominem yang dimainkan oleh
Nazaruddin akhirnya cenderung menjadi „peluru kosong‟ yang sulit dijadikan sebagai alat bukti oleh KPK untuk lakukan penyidikan
– Clear
– Cooperative – Consistent
TREN INTENSITAS PERNYATAAN SBY
DALAM KASUS NAZARUDDIN DI MEDIA CETAK
46 12 46 21 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Mei Juni Juli Agustus
Keterlibatan Elit PD &
Serangan Nazaruddin (SMS) Rakornas PD & SBY vs Media
SEBARAN ISU PERNYATAAN SBY
DALAM KASUS NAZARUDDIN DI MEDIA CETAK
0 5 10 15 20 25 30
Rakornas Demokrat SBY vs Media Serangan Nazaruddin (SMS,BBM) Penangkapan Nazaruddin Kasus Suap Wisma Atlet (Keterlibatan Elit PD )
21 21
30 21
TUDINGAN NAZARUDDIN & REAKSI PRESIDEN SBY
TUDINGAN NAZARUDDIN REAKSI SBY
11 Mei 2011 12 Mei 2011 Tudingan Mindo Rosalina tentang keterlibatan
sejumlah kader Demokrat dalam kasus suap Wisma Atlet.
SBY menyikapi “Terkait dugaan keterlibatan kader Partai Demokrat, kalau itu benar
setelah ada investigasi, penyelidikan maka Demokrat tidak akan mencampuri. Tidak akan dan tidak boleh melindungi. Ini demi keadilan biarkan hukum berbicara apa adanya,”
(Rakyat Merdeka, 12 Mei 2011)
28 Mei 2011 29 Mei 2011 Beredar BBM atas nama M. Nazaruddin yang
isinya bahwa Nazaruddin merasa dijebak, dikorbankan dan difitnah. Nazarudin
menuding SBY, Andi, dan Anas dalam BBM tersebut. Namun Nazaruddin membantah ia yang mengirimnya.
SBY dan DPP Demokrat mengadakan rapat menyikapi beredarnya BBM atas nama
TUDINGAN NAZARUDDIN & REAKSI PRESIDEN SBY
TUDINGAN NAZARUDDIN REAKSI SBY
17 Juni 2011 30 Juni 2011
Nazaruddin menyebut empat nama politisi yang terlibat suap Wisma Atlet Kemenpora, diantaranya, Angelina, Mirwan, Wayan Koster, dan Andi.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan M. Nazaruddin sebagai tersangka dalam kasus suap Wisma Atlet Kemenpora
1 Juli 2011
Presiden SBY melalui Juru Bicara Julian Aldrin Pasha, meminta Kapolri mencari, menangkap dan membawa Nazaruddin pulang.
11 Juli 2011
SBY berpidato di Cikeas menyikapi pemberitaan media massa tentang kasus Nazaruddin
"Yang saya tidak pernah paham, dengan akal dan logika saya, justru berita yang hanya berasal dari SMS dan BBM, dijadikan judul besar dan headline yang menyolok. Yang dimaksud tentu Saudara juga tahu. Yang dikirim dari yang mengaku sebagai Nazaruddin, mantan bendahara umum Demokrat. Yang sekarang pun masih buron, tidak bisa
dikonfirmasi kebenarannya (tapi) dianggap benar, dan dijadikan alat untuk menghakimi Partai
TUDINGAN NAZARUDDIN & REAKSI PRESIDEN SBY
TUDINGAN NAZARUDDIN REAKSI SBY
19 Juli 2011 22 Juli 2011 Nazaruddin melakukan wawancara secara
LIVE dengan METRO TV dan TV ONE
SBY menanggapi wawancara LIVE
Nazaruddin dan meminta Nazaruddin kembali ke Indonesia. "Saya lebih senang manakala Nazaruddin kembali ke Tanah Air agar bisa dibuka semuanya." (Tempo Interaktif, 22 Juli 2011)
8 Agustus 2011 8 Agustus 2011 Petualangan Nazaruddin berakhir. Ia
ditangkap oleh polisi khusus Kolombia. Terdapat silang pendapat tentang lokasi penanggakapan, antara Mabes Polri dan Kedutaan Besar RI di Kolombia.
Dalam buka puasa di Mabes TNI, SBY meminta Nazaruddin membuka sejelas-jelasnya dan meminta aparat menjaga keselamatan Nazaruddin sampai di Indonesia.
TEMUAN 5
• Tren intensitas pernyataan SBY cenderung fluktuatif. Pada Mei,
SBY banyak berkomentar menangapi serangan Nazaruddin terhadap elit PD. Pada Juni, pernyataan SBY menurun drastis
dibanding Mei. Menjelang pelaksanaan Rakosnas Partai Demokrat, Juli, SBY kembali banyak berkomentar, dan turun drastis lagi pada Agustus setelah Nazaruddin ditangkap
• Sikap reaktif SBY terhadap pernyataan-pernyataan Nazaruddin
tampak dalam beberapa hal, seperti; permintaan SBY agar Nazaruddin kembali ke Indonesia, permintaan SBY agar
keselamatan Nazaruddin dijaga, dan reaksi SBY ketika Nazaruddin melempar tudingan melalui BBM ke media massa
• Banyaknya pernyataan SBY menanggapi serangan Nazaruddin
terhadap elit-elit Partai Demokrat menunjukkan ketakutan SBY terhadap menurunnya tingkat kepercayaan publik pada Demokrat dan pemerintahan
POSITIONING ELIT PARTAI TERHADAP KPK
(Pasca-Penangkapan Nazaruddin) – (%)
(Content Analysis 1 Mei – 20 Agustus 2011)
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Nudirman Munir Bambang Soesatyo Ahmad Yani Tjatur Sapto Edy Aziz Syamsuddin Tjahyo Kumolo Benny K Harman Fahri Hamzah 0 0 0 35 0 0 0 0 75 65 55 0 60 20 15 65 25 35 45 65 40 80 85 35
POSITIONING ELIT DEMOKRAT TERHADAP KPK
(%)
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 BENNY K HARMAN ANDI MALLARANGENG KASTORIUS SINAGA RAMADHAN POHAN MAX SOPACUA MARZUKI ALIE AMIR SYAMSUDDIN SUTAN BATHOEGANA AHMAD MUBARAK JA'FAR HAFSAH SAAN MUSTOPA ANAS URBANINGRUM RUHUT SITOMPUL SUSILO BAMBANG YUDHOYONO50 30 0 20 0 0 0 10 0 0 55 15 0 25 0 0 0 0 0 60 0 10 0 0 0 0 70 0 50 70 100 80 100 40 100 80 100 100 45 85 30 75
TEMUAN 6
•
Proses penyelidikan dan penyidikan KPK ditanggapi
secara negatif oleh beberapa elite Partai Demokrat,
sehingga tidak mengherankan kalau muncul spekulasi
mengenai “Perlindungan Partai Demokrat terhadap
Nazaruddin”
•
Pemberitaan terhadap KPK menjadi salah satu sub-isu
yang mendominasi kasus Nazaruddin karena adanya
tiga variabel; posisi sebagai penyelidik/penyidik, pihak
yang diserang Nazaruddin, dan momentum pemilihan
pimpinan KPK
•
Pasca penangkapan,
tone
pemberitaan terhadap KPK
cenderung semakin negatif, terutama berasal dari
pernyataan beberapa elite partai
1. Dilihat dari trend yang ada, isu mengenai Nazaruddin ini cenderung masih mendominasi pemberitaan untuk beberapa waktu kedepan, mengingat banyaknya sub-isu yang terkait didalamnya
2. Kepentingan politik banyak mempengaruhi arah dan perkembangan
kasus Nazaruddin. Kasus Nazaruddin tidak lagi menjadi "wilayah" hukum, tetapi sudah masuk ke wilayah politik dan mempengaruhi kepercayaan publik terhadap lembaga-lembaga tertentu
– Lembaga Politik (DPR & Partai) dan Hukum secara umum
– Partai Demokrat dan KPK secara khusus
3. Tudingan Nazaruddin dalam masa pelarian berhasil mendapatkan
perhatian media massa dibandingkan penyelidikan maupun penyidikan oleh KPK. Hasil Penyidikan yang dilakukan oleh KPK sedikit banyak akan selalu dikaitkan dengan tudingan yang pernah dilontarkan oleh
Nazaruddin
4. Dari sisi opini yang terbentuk, kasus-kasus yang melibatkan Nazaruddin „berpotensi‟ dilokalisir pada lontaran-lontaran yang dilontarkan dirinya baik dari sisi pelaku yang dituduh dan kasus-kasus yang diakui
KESIMPULAN 1
(ISU)
1. Terdapat beberapa nama elite Partai Demokrat yang menjadi „beban‟ buat partai oleh karena pernyatan-pernyataannya yang cenderung kontroversial dan membawa tone negatif
2. Kasus Nazaruddin merubah peta faksionalisasi di internal Partai Demokrat. Faksionalisasi politik hasil Kongres Bandung, tidak lagi bisa dijadikan indikator untuk menjelaskan situasi internal partai. Pembentukan faksi tidak lagi
dipengaruhi oleh faktor patronase politik, akan tetapi lebih ditentukan oleh perebutan financial resources, dan prospek politik masa depan
3. Kasus Nazaruddin berpengaruh negatif secara elektoral baik kepada Presiden SBY dan Partai Demokrat secara bersamaan. Blunder kebijakan dari salah satu pihak akan mempengaruhi kepercayaan publik terhadap keduanya
– Pengaruh jabatan ganda SBY sebagai Presiden dan Ketua Partai Demokrat bisa menjadi variabel „dongkrak‟ ataupun „bumerang‟ dalam penyelesaian kasus Nazaruddin ini
4. Tiga Tantangan Utama Partai Demokrat:
– Jangka Pendek: Tindakan pro-aktif untuk membantu proses penyelesaian kasus Nazaruddin dan mengimplementasikan hasil Rakornas partai
– Jangka Menengah : Restrukturisasi dan perbaikan manajemen konflik untuk kebutuhan konsolidasi partai
– Jangka Panjang : Mempersiapkan tokoh pengganti SBY yang akan menjadi variabel pengikat kader dan magnet elektoral baru
KESIMPULAN 2
(Partai Demokrat)
• Posisi KPK berada pada kondisi yang sangat kompleks untuk
disorot; posisi sebagai penyelidik/penyidik, pihak yang diserang Nazaruddin, dan momentum pemilihan pimpinan KPK.
• Beberapa elit partai politik memberikan tone negatif terhadap
KPK berkaitan dengan prosedur penangkapan dan pendampingan hukum bagi Nazaruddin
• Tantangan utama KPK
– Membuka hasil penyelidikan „secara cepat‟ terhadap dugaan pelanggaran
kode etik yang dilakukan oleh orang yang dituduh Nazaruddin
– Menjawab serangan-serangan politik dari beberapa aktor yang
mempertanyakan kinerja KPK dalam penyelesaian kasus Nazaruddin
– Proses penyelesaian secara utuh korupsi sistemik „kasus nazaruddin‟
untuk mengembalikan kepercayaan publik terhadap KPK sebagai lembaga independen