• Tidak ada hasil yang ditemukan

MASA KEJAYAAN NASIONAL.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MASA KEJAYAAN NASIONAL.docx"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS PENDIDIKAN PANCASILA

“SEJARAH PERUMUSAN PANCASILA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN SEJARAH PERJUANGAN BANGSA”

Diajukan sebagai salah satu syarat tugas kelompok untuk mengikuti mata kuliah Pendidikan Pancasila pada Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Raja Haji

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 5 :

1. NURISA ZAKIYAH 13101115

2. RIKA DWI AFRIYANI 16101081

3. KAHELA MILIYA 16101154

4. LAKSONO PUTRO UTOMO 16101049

5. EGI SUNTORO 16101030

6. ATUR BAGUS 16101116

DOSEN PEMBIMBING : SUHERRY, M.Si

PRODI ILMU ADMINISTRASI PUBLIK

SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK RAJA HAJI TANJUNGPINANG 2015/2016

SEJARAH PERUMUSAN PANCASILA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN SEJARAH PERJUANGAN BANGSA

(2)

MASA KEJAYAAN NASIONAL (ABAD VII-XVI)Kerajaan Sriwijaya Di Sumatera Selatan (Abad VII-XII)

Pada abad ke VII berdirilah kerajaan Sriwijaya dibawah kekuasaan Wangsa Syailendra di Sumatera. Kerajaan yang berbahasa Melayu Kuno dan huruf pallawa adalah kerajaan Maritim yang mengandalkan jalur perhubungan laut. Kekuasaan Sriwijaya menguasai Selat Sunda (686), kemudian Selat Malaka (775). Sistem perdagangan telah diatur dengan baik, di mana pemerintah melalui pegawai raja membentuk suatu badan yang dapat mengumpulkan hasil kerajinan rakyat sehingga rakyat mengalami kemudahan dalam pemasarannya. Dalam sistem pemerintahan sudah terdapat pegawai pengurus pajak, harta benda kerajaan, rohaniawan yang menjadi pengawas teknis pembangunan gedung-gedung dan patung-patung suci sehingga saat itu kerajaan dapat menjalankan sistem negaranya dengan nilai-nilai Ketuhanan (Kaelan,1999:27).

Pada Zaman Sriwijaya telah didirikan Universitas Agama Budha yang sudah dikenal di Asia. Pelajar dari universitas ini dapat melanjutkan ke India, banyak guru-guru tamu yang mengajar di sini dari India, seperti Dharmakitri. Unsur-unsur yang terdapat di dalam Pancasila yaitu : KeTuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Tata pemerintahan atas dasar musyawarah dan Keadilan sosial telah terdapat sebagai asas-asas yang menjiwai bangsa Indonesia, yang dihayati serta dilaksanakan pada waktu itu, hanya saja belum dirumuskan secara kongkrit. Dokumen tertulis yang membuktikan terdapatnya unsur-unsur tersebut ialah Prasasti-prasasti di Talaga Batu, Kedukaan Bukit, Karang Brahi, Talang Tuo, dan Kota Kapur (Dardji Darmodihardjo.1974:22-23).

(3)

Sebelum kerajaan Majapahit berdiri telah muncul kerajaan-kerajaan di Jawa Tengah dan Jawa Timur secara silih berganti, yaitu Kerajaan Kalingga (abad ke VII), Sanjaya (abad ke VIII), sebagai refleksi puncak budaya dari kerajaan tersebut adalah dibangunnya Candi Borobudur (candi agama Budha pada abad ke IX) dan Candi Prambanan (candi agama Hindu pada abad ke X). Di Jawa Timur muncul pula kerajaan-kerajaan, yaitu Isana (abad ke IX), Dharmawangsa (abad ke X), Airlangga (abad ke XI). Agama yang diakui kerajaan adalah agama Budha, agama Wisnu dan agama Syiwa telah hidup berdampingan secara damai.

Nilai-nilai kemanusiaan telah tercermin dalam kerajaan ini, terbukti menurut prasasti Kelagen bahwa Raja Airlangga telah mengadakan hubungan dagang dan bekerja sama dengan Benggala, Chola dan Champa. Sebagai nilai-nilai sila keempat telah terwujud yaitu dengan diangkatnya Airlangga sebagai raja melalui musyawarah antara pengikut Airlangga dengan rakyat dan kaum Brahmana.Sedangkan nilai-nilai keadilan sosial terwujud pada saat Raja Airlangga memerintahkan untuk membuat tanggul dan waduk demi kesejahteraan pertanian rakyat (Aziz Toyibin. 1997:28-29). Pada abad ke XIII berdiri kerajaan Singasari di Kediri Jawa Timur yang ada hubungannya dengan berdirinya kerajaan Majapahit (1293). Jaman Keemasan Majapahit pada pemerintahan raja Hayam Wurukdengan Mahapatih Gajah Mada. Wilayah kekuasaan Majapahit semasa jayanya membentang dari Semenanjung Melayu sampai ke Irian Jaya.

Berdasarkan uraian di atas dapat kita pahami bahwajaman Sriwijaya dan Majapahit adalah sebagai tonggak sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam mencapai cita-citanya. Kesuburan Indonesia dengan hasil buminya yang melimpah, terutama rempah-rempah yang sangat dibutuhkan oleh negara-negara di luar Indonesia, menyebabkan bangsa Asing masuk ke Indonesia. Bangsa Barat yang membutuhkan rempah-rempah itu mulai memasuki Indonesia, yaitu Portugis, Spanyol, Inggris dan Belanda. Kemasukan bangsa Barat seiring dengan keruntuhan Majapahit sebagai akibat perselisihan dan perang saudara, yang berarti nilai-nilai

(4)

nasionalisme sudah ditinggalkan, walaupun abad ke XVI agama Islam berkembang dengan pesat dengan berdirinya kerajaan-kerajaan Islam, seperti Samudra Pasai dan Demak, nampaknya tidak mampu membendung tekanan Barat memasuki Indonesia.

Unsur Nilai Pancasila

a. Prasasti Telaga Batu, Prasasti ini salah satu prasasti kutukan yang paling lengkap memuat nama-nama pejabat pemerintahan.Beberapa sejarahwan menganggap dengan keberadaan prasasti ini, diduga pusat Sriwijaya itu berada di Palembang dan pejabat-pejabat yang disumpah itu tentunya bertempat-tinggal di ibukota kerajaan.

b. Karang Brahi, adalah sebuah prasasti dari zaman kerajaan Sriwijaya yang ditemukan pada tahun 1904 oleh Kontrolir L.M. Berkhout di tepian Batang Merangin.

c. Talang Tuo, Prasasti Talang Tuwo ditemukan oleh Louis Constant Westenenk (Residen Palembang) padea tanggal 17 November 1920 di kaki Bukit Seguntang / Bukit Siguntang dan dikenal sebagai salah satu peninggalan Kerajaan Sriwijaya.

d. Kota Kapur, adalah prasasti berupa tiang batu bersurat yang ditemukan di pesisir barat Pulau Bangka, di sebuah dusun kecil yang bernama "Kota kapur".Tulisan pada prasasti ini ditulis dalam aksara Pallawa dan menggunakan bahasa Melayu Kuna, serta merupakan salah satu dokumen tertulis tertua berbahasa Melayu.

PRASASTI KEDUKAN BUKIT

Teori Proto-Melayu yang didukung oleh Robert von Heine-Geldern, Johan Hendrik Caspar Kern, JR. Foster, James Richardson Logan, Slamet Muljana dan Asmah Haji Omar. Prasasti Kedukan Bukit ditemukan oleh M. Batenburg pada tanggal 29 November 1920 di Kampung Kedukan Bukit, Kelurahan 35 Ilir, Palembang, Sumatera Selatan, di tepi Sungai Tatang yang mengalir ke Sungai Musi.

(5)

Ditulis dalam aksara Pallawa, menggunakan bahasa Melayu Kuna. Prasasti ini sekarang disimpan di Museum Nasional Indonesia dengan nomor D.146.

PERJUANGAN BANGSA INDONESIA MELAWAN SISTEM PENJAJAHPenjajahan Barat Dan Perlawanan Fisik Bangsa Indonesia (Abad

XVII-XX)

Pada abad ke XVII dan XVIII Perlawanan terhadap penjajah digerakkan oleh pahlawan Sultan Agung (Mataram 1645), Sultan Ageng Tirta Yasa dan Ki Tapa (Banten, 1650), Hasanuddin Makasar 1660), Iskandar Muda (Aceh 1635) Untung Surapati dan Trunojoyo (Jawa Timur 1670), Ibnu Iskandar (Minangkabau 1680) dan lain-lain.

Pada permulaan abad ke XIX penjajah Belanda mengubah sistem kolonialismenya yang semula berbentuk perseroan dagang partikelir yang bernamaVOC berganti dengan Badan Pemerintahan resmi yaitu Pemerintahan Hindia Belanda. Semula pernah terjadi pergeseran Pemerintahan penjajahan dari Hindia Belanda kepada Inggris, tetapi tidak berjalan lama dan segera kembali kepada Belanda lagi. Dalam usaha memperkuat kolonialismenya Belanda menghadapi perlawanan bangsa Indonesia yang dipimpin oleh Patimura (1817), Imam Bonjol di Minangkabau (1822-1837), Diponegoro di Mataram (1825-1830), Badaruddin di Palembang (1817), Pangeran Antasari di Kalimantan (1860) Jelantik di Bali (1850), Anak Agung Made di Lombok (1895) Teuku Umar, Teuku Cik Di Tiro, Cut Nyak Dien di Aceh (1873-1904), Si Singamangarajadi Batak (1900). Pada hakekatnya perlawanan terhadap Belanda itu terjadi hampir di setiap daerah di Indonesia. Akan tetapi perlawanan-perlawanan secara fisik terjadi secarasendiri-sendiri di setiap daerah. Tidak adanya persatuan serta koordinasi dalam melakukan perlawanan sehingga tidak berhasilnya bangsa Indonesia mengusir kolonialis, sebaliknya semakin memperkukuh kedudukan penjajah. Hal ini membuktikan betapa pentingnya rasa persatuan (nasionalisme) dalam menghadapi penjajahan.

(6)

Kebangkitan Nasional / Kesadaran Bangsa Indonesia (20 Mei 1908) Pada permulaan abad ke XX bangsa Indonesia mengubah cara-caranya dalam melakukan perlawanan terhadap penjajahan Belanda. Kegagalan perlawanan secara fisik yang tidak adanya koordinasi pada masa lalu mendorong pemimpin-pemimpin Indonesia abad ke XX itu untuk merubah bentuk perlawanan yang lain. Bentuk perlawanan itu ialah dengan membangkitkan kesadaran bangsa Indonesia akan pentingnya bernegara. Usaha-usaha yang dilakukan adalah mendirikan berbagai macam organisasi politik di samping organisasi yang bergerak dalam bidang pendidikan dan sosial. Organisasi sebagai pelopor pertama adalah Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908. Mereka yang tergabung dalam organisasi itu memulai merintis jalan baru ke arah tercapainya cita-cita perjuangan bangsa Indonesia., tokohnya yang terkenal adalah dr. Wahidin Sudirohusodo. Kemudian bermunculan organisasi pergerakan lain, yaitu Sarikat Dagang Islam (1909), kemudian berubah bentuknya menjadi pergerakan politik dengan menganti namamenjadi Sarikat Islam (1911) di bawah pimpinan H.O.S. Tjokroaminoto. Berikutnya muncul pula Indische Partij (1913) dengan pimpinan Douwes Dekker, Cipto Mangunkusumo dan Ki Hajar Dewantara, namun karena terlalu radikal sehingga pemimpinnya dibuang ke luar negeri (1913). Akan tetapi perjuangan tidak kendur karena kemudian berdiri Partai Nasional Indonesia (1927) yang di pelopori oleh Soekarno dan kawan-kawan.

Sumpah Pemuda / Persatuan Bangsa Indonesia (28 Oktober 1928)

Pada tanggal 28 Oktober 1928 terjadilah penonjolan peristiwa sejarah perjuangan bangsa Indonesia mencapai cita-citanya. Pemuda-pemuda Indonesia yang dipelopori oleh Muh. Yamin, Kuncoro Purbopranoto dan lain-lain mengumandangkan Sumpah Pemuda yang berisi pengakuan akan adanya Bangsa, tanah air dan bahasa satu yaitu Indonesia. Melalui Sumpah Pemuda ini makin tegaslah apa yang diinginkan oleh Bangsa Indonesia, yaitu kemerdekaan tanah air dan bangsa itu diperlukan adanya

(7)

persatuan sebagai suatu bangsa yang merupakan syarat mutlak. Sebagai tali pengikat persatuan itu adalah Bahasa Indonesia. Realisasi perjuangan bangsa pada tahun 1930 berdirilah Partai Indonesia yang disingkat dengan Partindo (1931) sebagai pengganti PNI yang dibubarkan. Kemudian golongan Demokrat yang terdiri dari Moh. Hatta dan Sutan Syahrir mendirikan PNI Baru, dengan semboyan kemerdekaan Indonesia harus dicapai dengan kekuatan sendiri.

Penjajahan Jepang (9 Maret 1942)

Pada tanggal 7 Desember 1941 meletuslah Perang Pasifik, dengan dibomnya Pearl Harbour oleh Jepang. Dalam waktu yang singkat Jepang dapat menduduki daerah-daerah jajahan Sekutu di daerah Pasifik. Kemudian pada tanggal 8 Maret 1942 Jepang masuk ke Indonesia menghalau penjajah Belanda, pada saat itu Jepang mengetahui keinginan bangsa Indonesia, yaitu Kemerdekaan Bangsa dan tanah air Indonesia. Peristiwa penyerahan Indonesia dari Belanda kepada Jepang terjadi di Kalijati Jawa Tengah tanggal 8 Maret 1942. Jepang mempropagandakan kehadirannya di Indonesia untuk membebaskan Indonesia dari cengkraman Belanda. Oleh sebab itu Jepang memperbolehkan pengibaran bendera merah putih serta menyanyikan lagu Indonesia Raya. Akan tetapi hal itu merupakan tipu muslihat agar rakyat Indonesia membantu Jepang untuk menghancurkan Belanda. Kenyataan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia bahwa sesungguhnya Jepang tidak kurang kejamnya dengan penjajahan Belanda, bahkan pada jaman inibangsa Indonesia mengalami penderitaan dan penindasan yang sampai kepada puncaknya. Kemerdekaan tanah air dan bangsa Indonesia yang didambakan tak pernah menunjukkan tanda-tanda kedatangannya, bahkan terasa semakin menjauh bersamaan dengan semakin mengganasnya bala tentara Jepang.

Kekecewaan rakyat Indonesia akibat perlakuan Jepang itu menimbulkan perlawanan-perlawanan terhadap Jepang baik secara illegal maupun secara legal, seperti pemberontakan PETA di Blitar. Sejarah berjalan terus, di mana Perang Pasifik

(8)

menunjukan tanda-tanda akan berakhirnya dengan kekalahan Jepang di mana-mana. Untuk mendapatkan bantuan dari rakyat Indonesia, Jepang berusaha membujuk hati bangsa Indonesia dengan mengumumkan janji kemerdekaan kelak di kemudian hari apabila perang telah selesai. Kemudian janji yang kedua kemerdekaan diumumkan lagi oleh Jepang berupa “Kemerdekaan tanpa syarat” yang disampaikan seminggu sebelum Jepang menyerahkan kepada bangsa Indonesia memperjuangkan kemerdekaannya, bahkan menganjurkan agar berani mendirikan negara Indonesia merdeka dihadapan musuh Jepang.

Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan (29 April 1945) Sidang pertama BPUPKI dilaksanakan, terjadi perdebatan sengit yang disebabkan perbedaan pendapat. Karena apabila dilihat lebih jauh para anggota BPUPKI terdiri dari elit Nasionalis netral agama, elit Nasionalis Muslim dan elit Nasionalis Kristen. Elit Nasionalis Muslim di BPUPKI mengusulkan Islam sebagai dasar Negara, namun dengan kesadaran yang dalam akhirnya terjadi kompromi politik antara Nasionalis Netral Agama dengan Nasionalis Muslim untuk menyepakati Piagam Jakarta (22 Juni 1945)yang berisi “tujuh kata “ yaitu “dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” diganti menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa” (Risalah Sidang BPUPKI, 1995; Anshari, 1981; Darmodihardjo, 1991). Kesepakatan peniadaan tujuh kata itu dilakukan dengan cepat dan legowo demi kepentingan nasional oleh elit Muslim: Moh. Hatta; Ki Bagus Hadikusumo, Teuku Moh. Hasan dan tokoh muslim lainnya.

Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (9 Agustus 1945)

PPKI adalah panitia yang bertugas untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. PPKI dibentuk pada tanggal 7 Agustus 1945 yang diketuai oleh Ir.

(9)

Soekarno. Tugas PPKI adalah melanjutkan tugas BPUPKI dan Untuk Mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. PPKI beranggotakan 21 orang dan semuanya orang indonesiayang berasal dari berbagai daerah.

PROKLAMASI KEMERDEKAAN RIJepang Menyerah Kalah Pada Sekutu (14 Agustus 1945)

Pada tanggal 14 Agustus 1945 jepang menyatakan menyerah kepada pasukan sekutu, setelah dua kota industry di jepang, Hiroshima dan Nagasaki dibom atom oleh Amerika Serikat. Dengan menyerahnya jepang, maka perang dunia II pun berakhir. Angkatan laut kekaisaran jepang secara efektif sudah tidak ada sejak Agustus 1945, sementara invasi sekutu ke jepang hanya tinggal waktu.

Proklamasi Kemerdekaan RI (17 Agustus 1945)

Tanggal 17 Agustus 1945 merupakan tanggal istimewa bagi rakyat Indonesia, karena pada tanggal tersebut RI mulai berdiri, Republik Indonesia mulai dikumandangkan kemerdekaannya oleh sang proklamator soekarno dan M Hatta. Sebelum Indonesia menyatakan kemerdekaannya pada tanggal 17 agustus 1945, banyak peristiwa yang melatarbelakangi terjadinya peristiwa terbesar dalam sejarah Indonesia tersebut.

Pengesahan UUD 1945 (18 Agustus 1945)

Rapat pertama PPKI dilaksanakan di Pejambon, Jakarta. Sebelumnya, Soekarno dan Hatta meminta Ki Bagus Hadi kusumo, K.H.Wachid Hasjim, Mr.Kasman Singodimedjo,Mr. Teuku Mohammad Hassan, untuk mengkaji perihal rancangan pembukaan UUD sebagaimana tercantum dalam Piagam Jakarta yang dibuat oleh BPUPKI pada tanggal 22 Juni 1945, khususnya berkaitan dengan kalimat “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi para pemeluk-pemeluknya”. Hal ini perlu dikaji karena pemeluk agama lain merasa keberatan jika kalimat itu dimasukkan dalam UUD. Akhirnya, setelah dilakukan pembicaraan yang

(10)

dipimpin oleh Hatta, dicapai kata sepakat bahwa kalimat tersebut dihilangkan dalam rangka menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

Hatta Dalam membicarakan UUD ini rapat berlangsung lancar,yakni sekitar dua jam rapat telah berhasil menyepakati bersama rancangan Pembukaan dan UUD Negara Republik Indonesia. Rancangan yang dimaksud adalah Piagam Jakarta yang dibuat oleh BPUPK. Dengan sedikit perubahan disahkan menjadi UUD yang terdiri atas Pembukaan, Batang Tubuh yang terdiri dari 37 Pasal, 4 Pasal Aturan Peralihan, dan 2 Ayat Aturan Tambahan disertai dengan penjelasan. Dengan demikian, Indonesia memiliki landasan hokum yang kuat dalam hidup bernegara dengan menentukan arahnya sendiri.

PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN DAN MENGISI KEMERDEKAANMasa Republik Indonesia I (1945-1959), Demokrasi Parlementer

Demokrasi parlementer adalah suatu demokrasi yang menempatkan kedudukan badan legislative lebih tinggi daripada badan eksekutif. Pada masa 1945-1959 merupakan awal dari berdirinya berbagai institusi perwakilan rakyat seperti Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang merupakan representasi atau perwakilan dari rakyat. Sehingga Dpr sipandang perlu untuk menjadi fungsi legalitas terhadap kebijakan yang dibuat oleh pemerintah. Pada masa Kabinet Parlementer ini Sutan Sjahrir memiliki peran yaitu melakukan diplomasi dengan pihak belanda untuk mengakui Indonesia sebagai Negara merdeka.

Pada periode ini terdapat banyak perjanjian antara Indonesia dan belanda untuk pengakuan dari belanda terhadap Indonesia. Bahkan belanda melakukan agresi ke Indonesia yang menyebabkan berbagai perang di beberapa wilayah.

Masa Republik Indonesia II (1959-1965), Demokrasi Terpimpin

Demokrasi terpimpin adalah sebuah sistem demokrasi di mana seluruh keputusan serta pemikiran berpusat pada pemimpin negara, kala itu Presiden

(11)

Soekarno. Konsep sistem Demokrasi Terpimpin pertama kali diumumkan oleh Presiden Soekarno dalam pembukaan sidang konstituante pada tanggal10 November1956. Demokrasi Terpimpin berjalan berdasarkan Dekret Presiden Soekarno 5 Juli 1959 dan Tap MPRS No. VIII/MPRS/1959. Paham demokrasi ini berdasarkan paham kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan ( sila ke-4 dari Pancasila ).

Masa Republik Indonesia III (1965 Dan Seterusnya), Demokrasi Pancasila

Demokrasi Pancasila adalah suatu paham demokrasi yang bersumber pada kepribadian dan falsafah hidup bangsa Indonesia yang digali dari kepribadian bangsa Indonesia sendiri yaitu Pancasila. Demokrasi yang digunakan di Indonesia adalah demokrasi Pancasila. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang ideologinya terdapat dalam Pancasila, oleh karena itu setiap sila yang terdapat dalam Pancasila harus diaplikasikan dalam kehidupan setiap rakyatnya sehari-hari untuk menunjang kemajuan negara kita. Pancasila sendiri dikemukakan oleh Ir. Soekarno dalam sidang BPUPKI pada 1 Juni 1945 yang pada akhirnya hingga saat ini tanggal 1 Juni ditetapkan sebagai hari lahirnya Pancasila.

(12)

Latif, Yudi. 2011. Negara Paripurna (Historisitas, Rasionalitas, dan Aktualitas Pancasila). Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Syarbaini, Syahrial. 2012. Pendidikan Pancasila (Implementasi Nilai-Nilai Karakter Bangsa) di Perguruan Tinggi, Ghalia Indonesia, Bogor.

Rukiyati. 2008. Pendidikan Pancasila.Yogyakarta : UNY Press.

Slamet Mulyana. 1986. Nasionalisme Sebagai Modal Perjuangan Bangsa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto. 1990. Sejarah Nasional Indonesia VI. Jakarta : Balai Pustaka.

Zulkarnain. 2009. Jurnal Istoria Vol.7.No.1.09.(2009),Yogyakarta: Pendidikan Sejarah.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan pendidikan yang berkualitas tidak akan tercapai apabila hasil belajar yang diperoleh peserta didik rendah, khususnya di Madrasah Ibtidaiyah karena keadaan

fashion (mode) yang mulai mengikuti cara berpakaian budaya asing yang bersifat negatif, misalnya mengumbar aurat, kemudian para pecinta cosplay yaitu komunitas yang menggunakan

Perancangan game edukatif sebagai media pembelajaran perkalian untuk anak kelas 2 SD dengan usia 6-8 tahun dianggap efektif, karena sebuah permainan juga dapat melatih

We do not know whether hypoxia that occur in skeletal muscles during the physical exercises may also occur in the cardiac muscles, considering that the

Lembaga yang bertugas menyelesaikan sengketa konsumen antara konsumen dan pelaku usaha jika mengingat Pasal 1 Angka (11) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) .... Kegiatan Pembelajaran

Bank di Indonesia terbagi menjadi dua, yaitu bank syariah dan bank konvensional. Nasabah yang menabung di bank Syariah tidak akan diberikan keuntungan bunga

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan serta dapat dijadikan bahan kajian bagi para pembaca, khususnya untuk mendukung perkembangan anak dalam meningkatkan