• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Pembangunan Infrastruktur PUPR Jangka Menengah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Strategi Pembangunan Infrastruktur PUPR Jangka Menengah"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

Strategi Pembangunan Infrastruktur PUPR Jangka Menengah

Multifungsi Anjungan Cerdas Perencanaan Pembangunan Jangka Menengah dan

(2)

INfRASTRUKTUR PUPR

TERPAdU UNTUK NEgERI

Gedung BPIW Lantai 1

Jl. Pattimura No.20 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 11210 Email: humasbpiw@gmail.com

Telp. +6221-2751 5804

BAdAN PENgEMBANgAN INfRASTRUKTUR

WILAYAH (BPIW) KEMENTERIAN PUPR

(3)

Rido Matari Ichwan Penasehat: Firman Hatorangan Pengarah: Bobby Prabowo Iwan Nurwanto Hadi Sucahyono Agusta Ersada Sinulingga

Pemimpin Redaksi: P. Yudantoro Redaktur Pelaksana: Shoviah Redaksi: M. Salahudin Rasyidi Mochammad Tranggono

Hari Suharto Diyaksa Erwin Adhi Setyadhi Wahyu Hendrastomo Melva Eryani Marpaung

Editor :

Hendra Djamal

Kontributor:

Mutri Batul Aini Indira Dwi Kusumatuti

Daris Anugrah Andhika Prabowo

Redaksi menerima tulisan/artikel/opini/foto yang berkaitan dengan bidang pengembangan infrastruktur dan keterpaduan wilayah dalam lingkup kegiatan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Redaksi berhak menyunting naskah/artikel yang masuk sesuai dengan tema penerbitan dan ketersediaan

jumlah halaman/rubrik. Tulisan dapat dikirim ke email:

humasbpiw@gmail.com

Design : Heri Hito Kartunis: Muhammad Nadjib

diterbitkan oleh:

Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian PUPR

Alamat Redaksi:

Gedung G, BPIW Lantai 1 Jl. Pattimura No.20 Kebayoran Baru

Jakarta Selatan 11210 Email: humasbpiw@gmail.com

humasbpiw@pu.go.id Website: www.bpiw.pu.go.id

Twitter: @informasiBPIW Youtube: Layanan informasi BPIW Facebook: BPIWkementerianPUPR

No. Telp. +6221-2751 5804

Pembaca yang budiman, pada Buletin “Sinergi” Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) edisi bulan Oktober ini, kami mengulas mengenai perencanaan pengembangan infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) ke depan.

Hal ini tertuang di dalam Kabar Utama, dimana dibahas secara mendalam mengenai perencanaan pengembangan infrastruktur PUPR yang termuat dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Untuk memberikan gambaran utuh kebutuhan infrastruktur di kawasan pinggiran, khususnya Kota Terpadu Mandiri (KTM) Kawasan Transmigrasi, kami menghadirkan Direktur Jenderal (Dirjen) Pengembangan Kawasan Transmigrasi, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes DTPTT), M. Nurdin dalam rubrik Wawancara. Kemudian rubrik Laporan Khusus mengangkat mengenai pembangunan infrastruktur multifungsi, yakni Anjungan Cerdas yang diinisiasi BPIW di Trenggalek, Jawa Timur dan Rambut Siwi, Bali.

Pembaca juga dapat menikmati sajian informasi menarik mengenai kegiatan BPIW sepanjang bulan Oktober melalui rubrik Kilas BPIW. Sajian ringan juga telah disiapkan tim redaksi seperti rubrik Jalan-Jalan yang menampilkan keindahan Kota Banda Aceh yang dijuluki Serambi Mekkah.

Kemudian dalam rubrik Tips dibahas mengenai tips makan sehat bagi para pegawai yang super sibuk. Pada rubrik Glossary menampilkan istilah tentang fasilitas. Kami berharap apa yang kami sajikan dapat menambah wawasan bagi pembaca.

(4)

daftar isi

Edisi 19 - Juli 2017

01 SALAM REDAKSI

02 DAFTAR ISI

03 PERSPEKTIF

Perencanaan Pembangunan Jangka Menengah dan Anju-ngan Cerdas untuk PengembaAnju-ngan Kawasan

04 KABAR UTAMA

Strategi Pembangunan Infrastruktur PUPR Jangka Mene-ngah

10 REVIEW

Mewujudkan Pembangunan Perkotaan yang Berkelanjutan

11 GLOSSARY

Istilah Tentang Fasilitas

12 WAWANCARA

Dr.Ir.H.M. Nurdin, M.T: Perencanaan dari BPIW, Diharapkan Mengakomodir Kebutuhan Infrastruktur

di Kawasan Transmigrasi

16 TEROPONG MEDIA

Istilah Tentang Fasilitas

18 KILAS BPIW

Menteri PUPR Tantang BPIW Makin Inovatif, Kreatif dan Luar Biasa

36 LAPORAN KHUSUS

Multifungsi Anjungan Cerdas bagi Pengguna Jalan

40 OPINI

Pengembangan e-Filing Arsip dan Dokumen BPIW

46 JALAN-JALAN

Mengunjungi Sejarah Kota Serambi Mekkah

50 TEKNOLOGI

Pintu Air Otomatis Tahan Korosi Bahan Fiber Resin

52 POTRET

Sosialisasikan Pengembangan Infrastruktur di KSPN Danau Toba

59 TOKOH

dr. Hj. Haryanti Sutrisno:

Prioritaskan Infrastruktur Irigasi Sawah dan Jalan 05

36

59 18

(5)

Dalam rangka mengembangkan pembangunan infrastruktur yang terpadu, Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

(PUPR) melakukan berbagai langkah-langkah strategis.

Salah satunya melakukan rapat koordinasi perencanaan pembangunan jangka menengah yang dilakukan secara berkelanjutan. Hal seperti itu dilakukan guna menghasilkan program-program yang mampu menjawab kebutuhan infrastruktur di seantero negeri.

Saat ini arah kebijakan Kementerian PUPR dalam mengembangkan infrastruktur PUPR berbasis Wilayah Pengembangan Strategis (WPS). Seluruh wilayah di Indonesia semuanya terkelompokkan

dalam 35 WPS.

Saat ini pembangunan yang dilakukan pemerintah merupakan upaya untuk merealisasikan RPJMN III 2015-2019 yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015. Dalam Peraturan Presiden itu dinyatakan bahwa tujuan pembangunan wilayah adalah untuk mengurangi kesenjangan ekonomi antara

kawasan barat dan timur Indonesia.

Untuk mengurangi kesenjangan ekonomi tersebut, perlu dilakukan percepatan dan pemerataan pembangunan wilayah dengan menekankan keunggulan kompetitif perekonomian daerah berbasis sumber daya alam, sumber daya manusia,

penyediaan infrastruktur dan pengembangan teknologi.

Sementara itu, dalam upaya melakukan pengembangan kawasan BPIW melakukan beberapa hal, salah satunya telah melakukan pengembangan inkubasi kawasan melalui pembangunan dua Anjungan Cerdas, yakni di Rambut Siwi, Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali dan Bendungan Tugu, Kabupaten Trenggalek,

Provinsi Jawa Timur.

Anjungaan Cerdas merupakan kumpulan bangunan di dalam satu kawasan terintegrasi yang terletak di pinggir jalan nasional. Anjungan Cerdas tersebut memiliki multifungsi atau berbagai macam fungsi, seperti sebagai tempat makan, pusat informasi, ruang terbuka hijau, amphi teater, sarana edukasi, serta gerai produk lokal unggulan. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan

ekonomi masyarakat di sekitar Anjungan Cerdas.(**)

Perencanaan Pembangunan Jangka

Menengah dan Anjungan Cerdas untuk

(6)

Kabar utama

Strategi Pembangunan Infrastruktur

PUPR Jangka Menengah

Pembangunan di Indonesia dilakukan melalui perencanaan secara berjenjang, yakni pembangunan jangka panjang, menengah dan pendek. Untuk saat ini pembangunan memasuki jangka menengah ke-3 yakni 2015-2019. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) menyebutkan bahwa tujuan pembangunan wilayah adalah mengurangi kesenjangan ekonomi antara kawasan barat Indonesia (KBI) dan kawasan timur Indonesia (KTI). Untuk mengurangi kesenjangan itu perlu dilakukan percepatan dan pemerataan pembangunan wilayah dengan menekankan keunggulan kompetitif perekonomian daerah, salah satunya berbasis penyediaan infrastruktuar. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pun telah menyiapkan 4 strategi dalam membangun infrastruktur sektor PUPR, termasuk dalam mengatasi kesenjangan di dua kawasan itu atau untuk mencapai pemerataan pembangunan di seluruh Indonesia.

(7)

Pemerintah telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, dengan dikeluarkannya Undang- Undang Nomor 17 Tahun 2007. Dari RPJPN tersebut, pembangunan nasional dibagi dalam 4 tahap. Pertama, Rencana Pembangunan Jangka Menengah I (2005-2009).

Dalam RPJMN I difokuskan pada penataan kembali Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), membangun Indonesia yang aman dan damai yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik.

Tahap kedua dari RPJPN ini yakni RPJMN II (2010-2014). Pada RPJMN II ini pemerintah memantapkan penataan kembali NKRI, meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), membangun kemampuan Ilmu Pengetahun dan Teknologi (IPTEK), dan memperkuat daya saing perekonomian. Tahap ketiga dari RPJPN yakni RPJMN III (2015-2019), dimana pemerintah fokus untuk memantapkan pembangunan secara menyeluruh dengan menekankan pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian yang berbasis pada sumber daya alam yang tersedia, SDM yang berkualitas serta

kemampuan IPTEK. Kemudian tahap keempat, yakni RPJMN IV (2020-2024). Pada tahap ini pemerintah fokus pada upaya untuk mewujudkan manusia Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur melalui percepatan pembangunan di segala bidang dengan struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif. Saat ini pembangunan yang dilakukan pemerintah merupakan upaya untuk merealisasikan RPJMN III 2015-2019 yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015. Dalam Peraturan Presiden itu dinyatakan bahwa tujuan pembangunan wilayah adalah untuk mengurangi kesenjangan ekonomi antara kawasan barat dan timur Indonesia.

Menurut Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian PUPR, Rido Matari Ichwan untuk mengurangi kesenjangan ekonomi tersebut, perlu dilakukan percepatan dan pemerataan pembangunan wilayah dengan menekankan keunggulan kompetitif perekonomian daerah berbasis sumber daya alam, sumber daya manusia, penyediaan infrastruktur dan pengembangan teknologi.

Bendungan Karau Kab. Barito Timur, Kalimantan Tengah Sumber: Dok. PUPR

Tahap ketiga dari RPJPN

yakni RPJMN III

(2015-2019). Pada RPJMN III

Ini, pemerintah fokus

untuk memantapkan

pembangunan

secara menyeluruh

dengan menekankan

pembangunan

keunggulan kompetitif

perekonomian yang

berbasis pada sumber

daya alam yang tersedia

(8)

Kabar utama

Sedangkan tema pengembangan wilayah dibagi dalam 7 wilayah. Pertama Wilayah Papua. Tema pengembangan di wilayah ini adalah industri berbasis komoditas lokal, ekonomi kemaritiman, dan hilirisasi industri pertambangan. Kemudian wilayah kedua, yakni Maluku. Tema wilayah ini adalah produsen makanan laut dan lumbung ikan nasional serta ekonomi kemaritiman.

Wilayah ketiga, yakni Nusa Tenggara. Tema wilayah yang ada di Nusa Tenggara ini adalah pintu gerbang wisata ekologis, industri peternakan sapi, mangan dan tembaga. Kemudian wilayah keempat, yakni wilayah Sulawesi. Tema wilayah tersebut adalah gerbang perdagangan internasional, industri berbasis logistik dan lumbung pangan nasional. Selanjutnya, wilayah kelima, yakni Kalimantan, dimana tema pengembangan wilayah pulau Kalimantan adalah paru-paru dunia dan lumbung energi nasional.

Untuk wilayah keenam yakni Jawa-Bali, tema pengembangan wilayahnya adalah lumbung pangan nasional serta pendorong sektor industri dan jasa nasional. Terakhir, wilayah ketujuh yakni Sumatera, dimana tema pengembangan wilayahnya adalah

gerbang perdagangan Internasional, lumbung energi nasional dan hilirisasi komoditas batubara. Untuk pembangunan infrastruktur PUPR, ada 4 strategi yang dilakukan dalam kurun waktu 2015-2019. Strategi pertama adalah meningkatkan ketahanan air, kedaulatan pangan dan energi guna menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik dalam rangka kemandirian ekonomi dalam hal pengelolaan Sumber Daya Air (SDA), pendayagunaan SDA dan pengendalian daya rusak air.

Strategi kedua pembangunan infrastruktur PUPR 2015-2019 adalah dukungan terhadap konektivitas nasional guna meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan pelayanan sistem logistik nasional (sislognas) bagi penguatan daya saing bangsa di lingkup global yang berfokus pada konektivitas daratan dan maritim.

Selanjutnya, strategi ketiga adalah dukungan terhadap peningkatan kualitas dan cakupan pelayanan infrastruktur dasar permukiman di perkotaan dan perdesaan dalam hal pembinaan dan pengembangan infrastruktur permukiman, penyediaan perumahan dan pembiayaan

Untuk pembangunan

infrastruktur PUPR, ada

4 strategi yang dilakukan

dalam kurun waktu

2015-2019. Strategis pertama

adalah meningkatkan

ketahanan air, kedaulatan

pangan dan energi

(9)

perumahan. Strategi keempat pembangunan infrastruktur PUPR yakni untuk meningkatkan keseimbangan pembangunan antardaerah, terutama di kawasan tertinggal, kawasan perbatasan, dan kawasan perdesaan meyangkut keterpaduan infrastruktur wilayah, pembinaan konstruksi nasional dan fasilitasi pengusahaan infrastruktur.

Berdasarkan Rencana Strategis (Renstra) PUPR 2015-2019, sasaran pembangunan infrastruktur PUPR untuk meningkatkan ketahanan air, kedaulatan pangan dan energi melalui sektor SDA, seperti pembangunan 65 bendungan, yang terdiri dari 49 bendungan baru dan pembangunan lanjutan 16 bendungan. Sasaran lain pembangunan infrastruktur PUPR melalui sektor SDA adalah 1 juta hektar jaringan irigasi baru.

Tidak hanya itu, Kementerian PUPR juga memiliki sasaran pembangunan infrastruktur PUPR untuk mendukung konektivitas bagi penguatan daya saing, melalui sektor Bina Marga.

Sasarannya seperti 1.000 kilometer pembangunan jalan tol yang terdiri dari 140 kilometer dibangun pemerintah dan swasta sepanjang 860 kilometer. Sasaran lain melalui sektor Bina Marga ini adalah pembangunan jalan nasional sepanjang 2.650 kilometer dan pembangunan jembatan sepanjang 29.859 meter.

Tidak hanya itu, sasaran infrastruktur untuk mendukung sektor perumahan seperti pembangunan rumah susun bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) sebanyak 550.000 unit, pembangunan rumah khusus sebanyak 50.000 unit, dan pembangunan/peningkatan kualitas rumah swadaya sebanyak 1.750.000 unit. Kemudian sasaran infrastruktur untuk mendukung sektor Cipta Karya seperti peningkatan cakupan pelayanan akses air minum dari 68,11 persen menjadi 100 persen, penurunan luas kawasan kumuh perkotaan dari 10 persen atau 38.431 hektar menjadi 0 persen, dan peningkatan cakupan pelayanan akses sanitasi dari 61,06 persen menjadi 100 persen.

Pengembangan infrastuktur diarahkan untuk memantapkan pembangunan secara menyeluruh dengan menekankan pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian yang berbasis pada sumber daya alam yang tersedia, SDM yang berkualitas, serta kemampuan IPTEK. Hal ini tercantum dalam RPJMN 2015-2019.

Untuk mendukung hal tersebut, menurut Rido pembangunan infrastruktur PUPR difokuskan pada 35 wilayah pengembangan strategis (WPS), yaitu kesatuan wilayah pengembangan yang mencakup kawasan-kawasan pertumbuhan (97 kawasan

Pengembangan

infrastuktur diarahkan

untuk memantapkan

pembangunan

secara menyeluruh

dengan menekankan

pembangunan keunggulan

kompetitif perekonomian

yang berbasis pada

sumber daya alam yang

tersedia

(10)

Kabar utama

strategis), untuk meningkatkan daya saing dan mengurangi disparitas antar wilayah.

Pada setiap WPS, kata Rido, BPIW telah menyusun masterplan dan development plan (MPDP) sebagai arah pengembangan infrastruktur PUPR dalam rangka menciptakan keseimbangan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Pembangunan infrastruktur melalui WPS memerlukan keterpaduan perencanaan antara Infrastruktur dengan pengembangan kawasan strategis dalam WPS. Selain itu juga diperlukan sinkronisasi program antar infrastruktur, koordinasi dan sinkronisasi.

Ada 5 manfaat dari WPS dalam pengembangan wilayah. Pertama, sinergitas, dimana ditunjukkan dengan kolaborasi pengembangan infrastruktur untuk mendukung wilayah-wilayah pertumbuhan dari beberapa sektor seperti sektor pemerintahan, swasta, dan masyarakat serta dari berbagai tingkatan seperti pusat dan daerah.

Manfaat WPS yang kedua adalah spesialisasi. Keadaan ini memungkinkan suatu wilayah memiliki

kekhususan sebagai wilayah pertumbuhan dan berbeda dengan wilayah lainnya. Bentuk spesialisasi ini dapat berupa spesialisasi industri, pariwisata dan kategori lainnya.

Manfaat WPS yang ketiga adalah komplementaritas atau suatu keadaan dimana wilayah-wilayah pertumbuhan dapat saling melengkapi. Wujud komplementaritas juga dapat ditunjukkan pembangunan infrastruktur yang dapat memberikan beberapa dampak sekaligus (multiplayer effect).

Selanjutnya manfaat yang keempat yakni aglomerasi atau pengembangan yang terfokus dan terpadu memungkinkan adanya perkembangan antara pusat kegiatan atau pusat kota dengan kawasan-kawasan hinterland disekitarnya yang membentuk suatu kawasan metropolitan hingga megapolitan. Dengan pola WPS ini, Kementerian PUPR mendukung sejumlah tema kawasan seperti kawasan industri (KI), kawasan strategis pariwisata nasional (KSPN), kawasan ekonomi khusus (KEK), kawasan kota metropolitan, kawasan kota

BPIW telah menyusun

masterplan dan

development plan

(MPDP) sebagai

arah pengembangan

nfrastruktur PUPR

dalam rangka

menciptakan

keseimbangan dan

meningkatkan kualitas

hidup masyarakat

Sumber: Dok. PUPR

(11)

baru publik, dan kawasan agrokultural. “BPIW juga menyusun MPDP untuk pengembangan infrastruktur PUPR yang terpadu. Adapun teknis perencanaan detail dan fisik pembangunan dilaksanakan oleh 4 Direktorat Jenderal atau Ditjen yakni Bina Marga, Cipta Karya, Penyediaan Perumahan dan Sumber Daya Air,” papar Rido beberapa waktu yang lalu.

Melalui WPS, BPIW telah mengeluarkan beberapa produk seperti masterplan infrastruktur PUPR 2025 untuk Pulau Sumatera, dan development plan infrastruktur PUPR 2015-2019 untuk Pulau Sumatera. MPDP pengembangan infrastruktur di 35 WPS juga telah dibuat, seperti masterplan dan development plan WPS 2 Metro-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru.

Dengan melalui keterpaduan, Infrastruktur PUPR juga mendukung prioritas nasional periode 2015-2019. Ada 7 dukungan infrastruktur PUPR dalam periode tersebut. Ketujuh dukungan itu yakni pertama, 17 kawasan industri prioritas + 12 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Beberapa dukungan terhadap kawasan ini seperti dukungan terhadap KEK Sei Mangke di Sumatera Utara. Dukungan infrastruktur PUPR yang kedua yakni 10 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN)+2 seperti Danau Toba, Borobudur, dan Lombok (NTB). Dukungan ketiga yakni 40 Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional (KPPN), seperti KPPN Daruba dan Ajibata-Toba Samosir. Selanjutnya, dukungan infrastruktur PUPR keempat adalah 15 provinsi lumbung pangan seperti Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera Utara, dan Sulawesi Selatan.

Dukungan infrastruktur PUPR yang kelima yakni perbatasan nasional di Kalimantan, NTT, dan Papua. Dukungan Kementerian PUPR yang keenam adalah dukungan konektivitas multimoda seperti dukungan terhadap pelabuhan tol laut dan dukungan terhadap 16 bandara baru dan bandara pengumpul. Dukungan yang ketujuh adalah 12 + 10 Kawasan Strategis Metropolitan + Kota Baru. Saat ini pemerintah semakin gencar menggulirkan program pembangunan infrastruktur. Menurut Rido hal itu menjadi peluang badan usaha konstruksi nasional. Menurutnya, pemerintah senantiasa mendorong Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan swasta untuk dapat berpartisipasi dan lebih maju dengan kualitasnya, sehingga kebutuhan konstruksi domestik akan dapat dipenuhi seutuhnya dari industri konstruksi nasional.

Lebih lanjut Rido mengungkapkan, saat ini ada sejumlah peluang investasi infrastruktur yang dapat disasar BUMN konstruksi maupun swasta nasional yang bergerak di bidang kontruksi untuk dapat berperan dan melakukan investasi.

“Kesempatan bagi BUMN untuk berinvestasi dapat dilakukan pada proyek konstruksi bendungan, seperti proyek konstruksi bendungan multifungsi Pelosika di WPS Mamuju-MakalePalopo-Kendari-Bau Mamuju-MakalePalopo-Kendari-Bau-Wangi Wangi, proyek konstruksi bendungan Rokan Kiri di WPS Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru,” terang Rido.

Selain itu, proyek konstruksi bendungan Matenggeng di WPS Tanjung Lesung-Sukabumi-Pangandaran-Cilacap, proyek konstruksi bendungan Jragung di WPS SemarangSurabaya. Adapun proyek jalan tol seperti ruas Semarang-Solo, ruas Solo-Ngawi, ruas Ngawi-Kertosono, ruas Balikpapan-Samarinda, ruas Manado-Bitung, dan ruas Serang-Panimbang.

Ada juga ruas Cileunyi-Sumedang-Dawuan, ruas Semarang-Demak, ruas Probolinggo-Banyuwangi, ruas Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi, ruas Terbanggi Besar-Pematang Panggang Kayu Agung. Sedangkan untuk Program Pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM), ada untuk SPAM Bandar Lampung, SPAM Semarang Barat, SPAM Jatiluhur II, SPAM Pondok Gede, SPAM Kota Pekanbaru, SPAM Pekankampar, SPAM Tebasabo dan SPAM Tukad Unda.

Kemudian untuk SPAM regional, ada SPAM Keburejo, SPAM Petanglong, SPAM Kartamantul, SPAM Mojolamong, SPAM Mebidang, SPAM Durolis, SPAM Benteng Kobema, SPAM Wasusokas, SPAM Aceh Utara dan Lhokseumawe serta SPAM Payakumbuh dan Limapuluh Kota. Selain itu, ada juga SPAM Jati Gede, SPAM Cimahi dan Bandung Barat, SPAM Semarsalat, SPAM Dadimuria, SPAM Mamminasata, SPAM Burana , SPAM Sorong serta SPAM Bimatara.

Dengan banyaknya pembangunan infrastruktur yang dilakukan seluruh sektor termasuk PUPR, maka memberikan ruang yang terbuka lebar terutama bagi pihak swasta maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melakukan investasi. Keterlibatan swasta dan BUMN diharapkan dapat berujung pembangunan infrastruktur PUPR yang berkualitas demi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Tim Redaksi

Melalui WPS, BPIW

telah mengeluarkan

beberapa produk

seperti masterplan

infrastruktur PUPR

2025 untuk Pulau

Sumatera

(12)

Agenda Baru Perkotaan (New Urban Agenda/NUA), merupakan komitmen global yakni kesepakatan yang disusun oleh delegasi dari 140 negara, termasuk Indonesia. Tujuan NUA adalah untuk mewujudkan pembangunan perkotaan yang berkelanjutan. NUA berupaya mendorong aksi-aksi tingkat lokal dalam menghadapi tantangan pembangunan perkotaan, khususnya terkait urbanisasi. Selain kontribusi individual, Indonesia turut berkontribusi secara nasional, yaitu dengan menjadi tuan rumah Preparatory Committee ke-3 (prepcom 3) pada tanggal 25-27 Juli 2017 di Surabaya. Prepcom 3 diselenggarakan dalam rangka mempersiapkan Konferensi Internasional Habitat III di Quito.

Buku serial Panduan Praktis Implementasi Agenda Baru Perkotaan terdiri atas 8 buku. Seluruhnya merupakan panduan bagi para pengelola kota (pemerintah, sipil, swasta, akademisi, filantropi, dan lainnya) yang ingin berperan dalam mengimplementasikan NUA di Indonesia.

Penyusunan buku ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menterjemahkan dokumen NUA, yaitu Hasil Deklarasi Quito tentang Kota dan Permukiman Berkelanjutan, yang terdiri atas 175 paragraf

2. Mengidentifikasi komponen NUA

3. Mengklasifikasikan sifat-sifat yang ada di dalam dokumen NUA dan kemudian dilakukan pemilihan sifat tersebut dengan menggabungkan beberapa sifat dan mengeliminasi sifat yang tidak dominan. Dari proses ini ditemukan 21 sifat yang ada di dalam dokumen NUA. Sifat-sifat ini akan dibahas di dalam setiap serial buku.

Buku ini terdiri atas 8 seri. Seri ke-2 hingga ke-7 adalah pembahasan rinci dari masing-masing komponen yang telah diidentifikasi pada poin ke-2 di atas. Adapun buku pertama adalah pengantar dan terjemahan 175 paragraf NUA. Berikut rincian judul serial buku tersebut:

1. Buku 1 Pengantar: Panduan Praktis Implementasi Agenda Baru Perkotaan; 2. Buku 2 Panduan Praktis: Perumahan dan Akses Pelayanan Dasar; 3. Buku 3 Panduan Praktis: Kebencanaan dan Lingkungan Perkotaan; 4. Buku 4 Panduan Praktis: Tata Kelola Perkotaan;

5. Buku 5 Panduan Praktis: Transportasi dan Mobilitas Perkotaan;

6. Buku 6 Panduan Praktis: Penataan Ruang dan Pengembangan Wilayah Perkotaan;

7. Buku 7 Panduan Praktis: Pembangunan Ekonomi dan Pembiayaan Perkotaan; 8. Buku 8 Panduan Praktis: Sosial Budaya Perkotaan;

Pada tahun 2017 ini, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW), telah menyusun 4 seri pada tahap pertama. Sedangkan sisanya akan diselesaikan tahun 2018. Empat seri yang pertama tersebut telah diterbitkan bersamaan dengan peringatan Hari Habitat dan Hari Kota Dunia di Indonesia, yang diselenggarakan di Kementerian PUPR pada tanggal 6-7 November 2017 yang lalu.

Buku ini diharapkan dapat menjadi wadah dalam “membumikan” Agenda Baru Perkotaan dan menyelaraskannya dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG’s) dan agenda pembangunan nasional. (Mutri)

Mewujudkan Pembangunan

Perkotaan yang Berkelanjutan

Judul Buku : Panduan Praktis Implementasi Agenda Baru Perkotaan (New Urban

Agenda): Buku 1: Pengantar

Pengarang : UN Habitat

Penerbit : Pusat Pengembangan Infrastruktur Kawasan Perkotaan

Jumlah Halaman : 89 halaman

Buku ini diharapkan dapat menjadi

wadah dalam “membumikan”

Agenda Baru Perkotaan dan

menyelaraskannya dengan Tujuan

Pembangunan Berkelanjutan

(SDG’s) dan agenda pembangunan

nasional

(13)

Banyak istilah yang berkaitan dengan fasilitas yang ada di tanah air. Berikut beberapa istilah mengenai fasilitas tersebut.

fasilitas Komunitas/Lingkungan : Bangunan yang dimiliki oleh pemerintah maupun masyarakat. Bangunan ini digunakan oleh orang banyak, misalnya jalan, sekolah, pasar, perpustakaan umum, taman, pusat pelayanan kesehatan, kantor pos, polisi, dan pemadam kebakaran. Selain itu juga fasilitas-fasilitas yang secara nirlaba dimiliki dan dioperasikan oleh perorangan atau badan hukum, seperti gereja, masjid, surau, langgar, lapangan olahraga.

fasilitas Lingkungan : Fasilitas penunjang yang berfungsi untuk menyelenggarakan dan mengembangkan kehidupan ekonomi, sosial dan budaya, yang antara lain dapat berupa bangunan perniagaan atau perbelanjaan, lapangan terbuka, pendidikan, kesehatan, dan pelayanan umum, serta pemakaman dan pertamanan.

fasilitas Sosial: Fasilitas ini antara lain berupa rumah ibadah, panti asuhan, panti sosial, rumah sakit, puskesmas, sekolah.

fasilitas Umum: Fasilitas umum antara lain berupa terminal angkutan umum, stasiunn kereta api, pelabuhan laut, pelabuhan udara, tempat pemberhentian kendaraan umum, taman, jalan, dan trotoar.

(Sumber: Kamus Istilah Kementerian PUPR tahun 2016)

Glossary

Istilah

Tentang fasilitas

(14)

...

Perencanaan dari BPIW, diharapkan

Mengakomodir Kebutuhan Infrastruktur

di Kawasan Transmigrasi

dr.Ir.H.M. Nurdin, M.T

Dirjen Pengembangan Kawasan Transmigrasi

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Pembangunan infrastruktur di tanah air, tidak terlepas dari kontribusi berbagai instansi pemerintah, salah satunya Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemen Desa PDTT). Bersama Kementerian PUPR melalui Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) dan instansi lainnya, Kemen Desa PDTT berkontribusi membuat masterplan dan Pra Desain 40 Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional (KPPN). Tidak hanya itu, banyak program yang dibuat

oleh instansi ini. Untuk melaksanakan program-program kegiatannya, Dirjen Pengembangan Kawasan Transmigrasi Kemen Desa PDTT, Dr.Ir.H.M. Nurdin, M.T., berharap perencanaan yang disusun BPIW dapat mengakomodir kebutuhan infrastruktur di kawasan transmigrasi sehingga target bersama yang telah diamanatkan dalam RPJMN dapat terwujud. Kepada Buletin Sinergi, ia juga memaparkan program-program dari instansinya. Berikut wawancara selengkapnya

(15)

Bagaimana kondisi kawasan transmigrasi terutama dari sisi kondisi infrastruktur dalam mendukung hasil-hasil produksi pertanian?

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian disebutkan bahwa pembangunan transmigrasi dilaksanakan berbasis kawasan yang memiliki keterkaitan dengan kawasan sekitarnya membentuk suatu kesatuan sistem pengembangan ekonomi wilayah.

Dalam rangka pengembangan kawasan transmigrasi sebagai pusat pertumbuhan ekonomi wilayah, infrastruktur yang dikembangkan di kawasan transmigrasi meliputi sarana dan prasarana lingkungan seperti jalan, jembatan, dan sarana air bersih.

Kemudian, infrastruktur yang juga dikembangkan di kawasan ini adalah sarana dan prasarana sosial budaya masyarakat seperti rumah ibadah, Islamic center, dan rumah pintar. Selanjutnya juga ada sarana dan prasarana penunjang usaha ekonomi seperti pusat bisnis dan industri pengolahan hasil pertanian. Penyediaan infrastruktur diperlukan, dengan dasar perencanaan yang baik dan diimbangi dengan penyiapan lembaga pengelola. Perencanaan harus mempertimbangkan kegiatan pertanian dari hulu hingga ke hilir.

Apa yang menjadi tujuan dari pengembangan kawasan transmigrasi di Indonesia?

Tujuan pengembangan kawasan transmigrasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan transmigran dan penduduk sekitar di kawasan transmigrasi. Hal tersebut dicapai melalui upaya pengembangan kawasan transmigrasi sebagai pusat pertumbuhan ekonomi wilayah.

Salah satu bentuk pengembangan kawasan transmigrasi adalah Kota Terpadu Mandiri atau KTM. Terdapat 48 KTM di Indonesia yang pengembangannya didasarkan oleh potensi masing-masing kawasan. Dengan pendekatan kawasan, komoditas pertanian dapat dikembangkan secara klaster, sehingga memenuhi skala ekonomi minimum. Dengan pendekatan itu juga, infrastruktur dapat dikembangkan secara terpadu di tingkat kawasan dan dapat meningkatkan integrasi antar lembaga penggerak ekonomi di kawasan transmigrasi seperti Badan Usaha Milik Desa atau BUMDes, BUMDes Kawasan, Industri, dan perbankan.

Apa yang menjadi kendala utama dari pengembangan kawasan transmigrasi di Indonesia?

Kawasan transmigrasi adalah kawasan yang pengembangannya dilakukan secara by design sehingga untuk dapat berkembang, kawasan transmigrasi membutuhkan sentuhan berupa pembangunan infrastruktur serta pengembangan kapasitas masyarakat. Oleh karena itu dukungan pemerintah baik pemerintah pusat maupun daerah sangat dibutuhkan.

“Tujuan pengembangan

kawasan transmigrasi

adalah untuk

meningkatkan

kesejahteraan

transmigran dan

penduduk sekitar di

kawasan transmigrasi.

Hal tersebut dicapai

melalui upaya

pengembangan

kawasan transmigrasi

sebagai pusat

pertumbuhan ekonomi

wilayah”.

(16)

wawancara

Pembangunan dari

pinggiran memberi

kesempatan kepada

desa-desa, termasuk

kawasan transmigrasi,

untuk mendapatkan

dukungan terutama

dalam hal penyediaan

infrastruktur

Selain itu, kawasan transmigrasi berada di remote area, yaitu wilayah yang jauh dari pusat kegiatan atau jauh dari pusat kota. Akses yang sulit menuju kawasan transmigrasi menjadi salah satu kendala bagi kawasan transmigrasi untuk dapat berkembang. Komoditas pertanian yang dihasilkan di kawasan transmigrasi sering kali tidak dapat dijual ke pasar karena kondisi infrastruktur jalan yang kurang memadai.

Bagaimana solusi dalam menghadapi kendala tersebut?

Solusinya telah tertuang dalam salah satu dari 9 Nawacita Presiden Joko Widodo, yaitu membangun Indonesia dari pinggiran. Pembangunan dari pinggiran memberi kesempatan kepada desa-desa, termasuk kawasan transmigrasi, untuk mendapatkan dukungan terutama dalam hal penyediaan infrastruktur. Selain itu, pengembangan kawasan transmigrasi yang dibuat by design, perlu dibuatkan desain business plan yang mengintegrasikan seluruh elemen. Contohnya adalah dalam pengembangan agribisnis-agroindustri (komoditas beras) dalam mendukung pengembangan kawasan transmigrasi.

Program kerja apa saja yang menjadi fokus dari program Kemen desa PdTT terutama terkait pengembangan kawasan perdesaan maupun pengembangan kawasan transmigrasi?

Melalui Instruksi Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 1 Tahun 2017, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi telah mencanangkan 4 program unggulan kementerian yakni Produk Unggulan Kawasan Perdesaan atau Prudes/ Prukades, BUMDes, Pembangunan Embung Desa, dan Pembangunan Sarana Olah Raga Desa atau Raga Desa.

Pemerintah menggulirkan program 40 Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional atau KPPN. Apa kaitannya dengan pengembangan kawasan transmigrasi?

Tujuan pengembangan 40 KPPN adalah mewujudkan kemandirian masyarakat dan menciptakan desa-desa mandiri dan berkelanjutan yang memiliki ketahanan sosial, ekonomi, dan ekologi, serta penguatan keterkaitan kegiatan ekonomi desa-kota.

Beberapa kawasan transmigrasi yang dikembangkan menjadi KTM memiliki lokasi yang beririsan dengan 40 KPPN tersebut. Bahkan juga beririsan dengan Wilayah Pengembangan Strategis atau WPS dari Kementerian PUPR. Dengan demikian, koordinasi lintas kementerian sepatutnya dapat dilakukan demi berkembangnya kawasan perdesaan dan kawasan transmigrasi.

(17)

“Kami mengharapkan

perencanaan yang disusun

BPIW dapat

meng-akomodir kebutuhan

infrastruktur di kawasan

transmigrasi sehingga

target bersama yang telah

diamanatkan dalam RPJMN

dapat diwujudkan”

“Pengembangan

berbasis WPS

mengedepankan

konektivitas antar

wilayah. Hal

tersebut sejalan

dengan konsep

pengembangan

kawasan

transmigrasi yang

dilaksanakan

berbasis kawasan”

Jika dikaitkan dengan Kementerian PUPR, seperti apa peran dan dukungan yang diharapkan Kemen desa PdTT terhadap pengembangan kawasan transmigrasi?

Kami mengharapkan peran yang nyata dari Kementerian PUPR dalam mendukung penyediaan infrastruktur pada kawasan transmigrasi, khususnya kawasan transmigrasi yang ada didalam WPS. Kami menyadari bahwa keterbatasan dana khususnya bidang transmigrasi merupakan salah satu kendala dalam mewujudkan target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional atau RPJMN. Dana yang ada kami fokuskan untuk mencukupi kebutuhan pokok atau basic servicess transmigran seperti jaminan hidup, paket A, B, C dan pengembangan sosial budaya transmigrasi.

Sedangkan kebutuhan untuk pengembangan infratruktur, seperti jalan, jembatan, drainase, air bersih, penerangan, kami masih sangat membutuhkan dukungan dari instansi lain, terutama dari Kementerian PUPR.

Bagaimana koordinasi yang dilakukan selama ini dengan BPIW, sebagai badan yang merencanakan pengembangan infrastruktur Kementerian PUPR, terkait pengembangan kawasan transmigrasi?

Kami telah aktif melakukan koordinasi dengan BPIW, baik secara formal melalui rapat-rapat koordinasi, maupun informal dengan pertemuan dan diskusi secara intensif. Diharapkan ke depan dapat lebih ditingkatkan dengan mengikutsertakan unit teknis di lingkungan Kementerian PUPR sehingga dukungan program pengembangan insfrastruktur untuk kawasan perdesaan dan kawasan transmigrasi dapat lebih nyata dan meningkat.

Pembangunan infrastruktur yang dilakukan Kementerian PUPR berbasis WPS. Bagaimana menurut Bapak mengenai hal Ini?

Pengembangan berbasis WPS mengedepankan konektivitas antar wilayah. Hal tersebut sejalan dengan konsep pengembangan kawasan transmigrasi yang dilaksanakan berbasis kawasan serta keterkaitan dengan kawasan sekitarnya yang membentuk suatu kesatuan sistem pengembangan ekonomi wilayah.

Seperti apa harapan Bapak terhadap perencanaan yang dihasilkan BPIW Kementerian PUPR?

Kami mengharapkan perencanaan yang disusun BPIW dapat mengakomodir kebutuhan infrastruktur di kawasan transmigrasi sehingga target bersama yang telah diamanatkan dalam RPJMN dapat diwujudkan.

(18)

Teropong Media

Kami mengumpulkan guntingan berita dengan topik infrastruktur dan topik lain yang berkaitan dengan Kementerian PUPR. Guntingan berita tersebut kami sarikan dari 5 media cetak, yaitu Kompas, Koran Tempo, Media Indonesia, Investor Daily, dan Bisnis Indonesia. Dengan adanya guntingan berita ini, diharapkan dapat diketahui opini publik yang berkembang seputar infrastruktur. Selain itu,dapat berguna sebagai media

monitoring BPIW. Berikut ini adalah 1 potongan pemberitaan tersebut.

(19)

Teropong media edisi kali ini, akan membahas mengenai berita yang dimuat di koran Investor Daily, Rabu, 11 Oktober 2017, pada Halaman 7. Berita tersebut diberi judul “2018, PUPR Bangun Infrastruktur di Sumatra Rp 20 Triliun” . Berikut Ulasannya :

Membangun Pulau Sumatra, Mengikis

disparitas

Pada berita tersebut dibahas mengenai anggaran Kementerian PUPR untuk membangun infrastruktur di Pulau Sumatera sebesar Rp 20 triliun atau tepatnya Rp 20,32 triliun. Sementara total anggaran untuk Kementerian PUPR mencapai Rp 106,9

triliun.

Anggaran Rp 20,32 triliun tersebut digunakan untuk beberapa pembangunan infrastruktur seperti ketahanan air dan pangan, peningkatan konektivitas jalan dan jembatan, infrastruktur Cipta Karya, dan pemenuhan rumah layak huni bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

Dalam artikel itu Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono mengakui bahwa disparitas di Pulau Sumatera masih besar karena kegiatan ekonomi masih dominasn di bagian timur dibandingkan barat. Hal ini terjadi karena kondisi geografis di Pulau Sumatera, khususnya masalah potensi bencana alam dalam membangun

infrastruktur di pulau tersebut.

Masalah disparitas pembangunan memang kerap menjadi tantangan tersendiri. Pasalnya disparitas tidak hanya terjadi antar wilayah di satu pulau, tapi juga kawasan barat dan timur Indonesia. Untuk mengatasi hal itu diperlukan pembangunan infrastruktur yang merata. Untuk mencapai pemerataan pembangunan infrastruktur tersebut, Kementerian PUPR membangun infrastruktur berbasis 35 wilayah pengembangan

wilayah (WPS).

Pada dasarnya WPS merupakan kesatuan wilayah pengembangan yang mencakup kawasan-kawasan pertumbuhan (97 kawasan strategis), untuk meningkatkan daya saing dan mengurangi disparitas antar wilayah. WPS juga berperan sebagai basis perencanaan dan pemrograman

infrastruktur PUPR secara terpadu untuk mengurangi kesenjangan antar-wilayah dan meningkatkan daya saing

daerah.

DI pulau Sumatra terdapat 6 WPS, yakni WPS 1 Langsa, WPS 2 Medan-Tebing Tinggi- Dumai-Pekanbaru, WPS 3 Batam-Tanjung Pinang, WPS 4 Sibolga-Padang-Bengkulu, WPS 5 Jambi-Palembang-Pangkal Pinang-Tanjung Pandan, dan WPS 6 Merak-Bakauheni-Bandar Lampung-Palembang-Tanjung Api-Api.

Sebagaimana disampaikan Menteri PUPR dalam berita tersebut bahwa pembangunan infrastruktur berbasis wilayah ini untuk mendukung berbagai kawasan industri melalui akses jalan, perumahan, dan jarigan air minum. Pembangunan infrastruktur PUPR juga mendukung Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) terutama yang ada di Pulau Sumatra ini seperti Danau

Toba yang ada di Provinsi Sumatra Utara.

Danau terbesar di Indonesia ini merupakan satu dari 3 KSPN yang sedang dibuatkan integrated tourism masterplan dengan bantuan dai World Bank atau Bank Dunia. Selain Danau Toba, ada juga KSPN Borobudur dan Lombok yang menjadi fokus pengembangan pariwisata yang dilakukan pemerintah. Saat ini BPIW sedang mengawal pembuatan integrated tourism masterplan tersebut.

Meski anggaran terbatas, namun Kementerian PUPR terus menggali sumber pembiayaan infastruktur melalui kerja sama dengan pihak swasta. Dengan banyaknya program yang dibuat, diharapkan dapat direalisasikan secaara optimal, sehingga dapat mensejahterakan dan mengangkat taraf hidup masyarakat.

(20)

Menteri PUPR Tantang

BPIW Makin Inovatif,

Kreatif dan Luar Biasa

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono menantang jajaran Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian PUPR menghasilkan perencanaan pengembangan infrastruktur wilayah yang kreatif, inovatif dan luar biasa.

“BPIW mengemban tugas untuk menentukan arah ke depan Kementerian PUPR. Artinya, kalau perencanaan yang dihasilkan BPIW biasa-biasa saja, maka hasil dari pekerjaan Kementerian PUPR sudah dapat ditebak akan biasa saja.

Sebaliknya, kalau perencanaan dari BPIW penuh pemikiran yang inovatif, kreatif dan luar biasa maka hasilnya dapat luar biasa juga,” ungkap Basuki dalam Rapat Koordinasi Rencana Kerja BPIW 2018 di Kantor BPIW, Jakarta, Rabu (12/10).

Untuk itu, Basuki berharap, jajaran BPIW dapat bekerja menciptakan perencanaan yang implementatif, kreatif, inovatif dan luar biasa. “Jajaran BPIW perlu untuk berpikir lebih “gila” lagi, inovatif lagi, luar biasa lagi. Saya tak pernah melarang-larang BPIW untuk berpikir bebas dan “gila” dalam membuat perencanaan pengembangan infrastruktur wilayah, namun jangan gila betulan saja,” ungkap Basuki yang diiringi gelak tawa hadirin.

Ia mencontohkan, BPIW bisa membuat perencanaan seperti membelah pulau dan inovasi lainnya. Misalnya untuk perencanaan di Maluku Utara membuat terusan yang membelah pulau, untuk mempercepat dan memperlancar lalu lintas laut di sana. “Soalnya saat ini lalu lintas kapal laut untuk angkutan dan logistis kurang efektif, karena perjalanannya perlu berputar ke atas dan jauh itu jaraknya. Itu misalnya dan

tentu diperlukan banyak lagi ide-ide kreatif lainnya,” jelas Basuki.

Lebih lanjut, Basuki menekankan, pemikiran jajaran BPIW harus berada jauh di depan Unit Organisasi (Unor) lain di Kementerian PUPR. “Agar BPIW dapat benar-benar memfungsikan sebagai guide (pemandu,-red) perencana pengembangan infrastruktur bagi Unor lain di Kementerian PUPR,” terangnya.

Jajaran dari Unor lain, lanjutnya, sudah terlalu padat dengan pekerjaan teknis pembangunan. Sehingga, asupan perencanaan yang bagus dari BPIW sangat diperlukan. Basuki juga menegaskan, BPIW merupakan penunjuk arah Kementerian PUPR. Sehingga, BPIW ditantang untuk senantiasa menggali pemikiran perencanaan pengembangan wilayah yang canggih. Di tempat yang sama, Kepala BPIW

Kementerian PUPR, Rido Matari Ichwan memaparkan Draf Rencana Kerja dan Program BPIW 2018. Rido menerangkan, pada 2018 BPIW akan melaksanakan administrasi kepegawaian dan organisasi tatalaksana.

“Dalam bidang ini kami melakukan inovasi. Misalnya dari rencana Penyusunan Manajemen Database Keterpaduan Infrastruktur PUPR menjadi Penyusunan Pedoman Manajemen dan Evaluasi Pemrograman Pengembangan Infrastruktur Wilayah (termasuk Arsitektur Program),” paparnya.

Kemudian, lanjutnya, BPIW melaksanakan bantuan hukum, kerja sama dan pelayanan informasi. “Selain itu, melaksanakan administrasi keuangan, umum dan barang milik negara, layanan internal dan perkantoran,” jelasnya.

Kilas BPIW

“Kalau perencanaan dari BPIW

penuh pemikiran yang

inova-tif, kreatif dan luar biasa maka

hasilnya dapat luar biasa juga,”

(21)

Menurut Rido, terkait perencanaan infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat. Ada kebijakan dan strategi keterpaduan pembangunan infrastruktur wilayah bidang PUPR antar sektor/wilayah.

“Dalam penyusunan kebijakan dan strategi, ada inovasi yang dilakukan BPIW berupa penyusunan kebijakan teknis dan strategi nasional keterpaduan antara pengembangan wilayah dengan infrastruktur PUPR dan penyusunan materi teknis rencana pembangunan jangka panjang dan jangka menengah bidang PUPR,” papar Rido.

Kemudian, ada juga inovasi untuk penyusunan Materi Teknis Pedoman Keterpaduan Perencanaan Infrastruktur PUPR Mendukung Pengembangan Pertanian, Industri, dan Pariwisata Nasional

Lebih lanjut, Rido mengatakan, ada juga Rencana Induk dan Rencana Pengembangan Infrastruktur Bidang PUPR terpadu Antarsektor, Antarwilayah Pengembangan

Strategis, Antartingkat Pemerintahan, dan Antarpulau.

“BPIW telah melakukan inovasi seperti membuat Rencana Pengembangan Infrastruktur Terpadu pada Wilayah

Selingkar Wilis, Koridor Padang - Pekanbaru dan Koridor Semarang – Surabaya,” ungkap Rido.

Selain itu, BPIW juga melakukan fasilitasi kerjasama regional dan global, rekomendasi hasil analisis dampak dan manfaat

keterpaduan pengembangan infrastruktur PUPR, skema pembiayaan pengembangan yang disusun dan difasilitasi. “Kemudian membuat juga penyusunan rencana aksi skema pembiayaan infrastruktur PUPR 2020-2024,” jelas Rido.

Lebih lanjut Rido menjelaskan, kendati judul yang ada pada Draf Rencana Kerja dan Program BPIW 2018 terlihat normatif dan standar, namun substansi yang direncanakan BPIW telah banyak menerapkan inovasi-inovasi.

Hal itu diharapkan dapat menjawab semua tantangan yang diemban BPIW Kementerian PUPR. Draf Rencana Kerja dan Program BPIW 2018 tersebut, lanjut Rido, akan segera dibahas lagi oleh tim di BPIW, agar dapat segera dihasilkan Rencana Kerja dan Program BPIW 2018 yang final dan sesuai harapan bersama. (ris/

infoBPIW)

“BPIW telah melakukan

ino-vasi seperti membuat Rencana

Pengembangan Infrastruktur

Terpadu pada Wilayah Selingkar

Wilis, Koridor Padang -

Pekan-baru dan Koridor Semarang –

Surabaya,” ungkap Rido

Sumber: Dok. BPIW Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono saat memberikan arahan kepada jajaran pimpinan BPIW

(22)

Kementerian PUPR Pacu

Pengembangan KSPN danau Toba

Kilas BPIW

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memacu pengembangan infrastruktur di Kawasan Pariwisata Strategis Nasional (KSPN) Danau Toba. Dukungan infrastruktur tersebut dilakukan terhadap kawasan menuju serta di dalam kawasan destinasi Danau Toba, mulai dari konektivitas jalan, peningkatan sumber daya air, keciptakaryaaan dan perumahan. Demikian diungkapkan Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian PUPR, Rido Matari Ichwan saat meninjau pariwisata Danau Toba, Sumatera Utara, beberapa hari lalu.

Rido menjelaskan, pemerintah telah menargetkan kunjungan turis mancanegara mencapai 20 juta orang di tahun 2019. Untuk mencapai target tersebut, pemerintah memprioritaskan pengembangan 10 KSPN.

Danau Toba merupakan salah satu KSPN yang akan lebih dipercepat pengembangannya. Kawasan tersebut memiliki potensi untuk ditingkatkan angka kunjungan wisatawan, kesiapan masyarakat, dan juga dukungan dari pemerintah daerah setempat.

“Pengembangan KSPN Danau Toba juga merupakan bagian dari persiapan dalam menyambut pelaksanaan Annual Meeting IMF-WB yang akan diselenggarakan pada

Oktober 2018. Oleh karena itu, infrastruktur yang mantap dan handal harus kita siapkan,” ungkap Rido.

Dalam pengembangan infrastruktur di KSPN Danau Toba, BPIW Kementerian PUPR memiliki peran perencanaan guna menterpadukan seluruh pembangunan infrastruktur PUPR yang terintegrasi ke dalam dokumen masterplan dan

development plan (MPDP). “Saat ini terdapat beberapa program infrastruktur yang masih dalam perencanaan serta sudah ada yang direalisasikan,” jelasnya.

Ia mencontohkan, Jalan akses Bandara Sibisa, dengan trase Jalan Nasional. “Tahun ini, Ditjen Bina Marga melalui Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) II Sumatera Utara sedang melaksanakan pengerjaan jalan akses sepanjang 2,5 km,” paparnya seraya menambahkan, adapun

sisa jalan akses yang sepanjang 4,5 km direncanakan untuk dibangun pada tahun 2018. Tahun ini, lanjutnya, ada juga Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) di Kawasan Ajibata,” ujarnya.

Selain itu, hasil Rakernas Kementerian PUPR 2017 telah menetapkan 10 pilot project Desa Wisata Nasional. Salah satunya adalah Desa Wisata Ambarita di

Kabupaten Pulau Samosir, Kecamatan Simanindo. “Kementerian PUPR telah memberikan dukungan infrastruktur sanitasi berupa toilet umum yang dilaksanakan oleh Ditjen Cipta Karya,” papar Rido.

Ada juga pembangunan Jembatan Tano Ponggol yang dilaksanakan Ditjen Bina Marga. Jembatan yang menghubungkan Pulau Sumatera dan Pulau Samosir itu akan menggunakan desain baru sehingga dapat dilalui oleh kapal pesiar kecil.

Pada tahun 2017, lanjutnya, Kementerian PUPR juga melaksanakan normalisasi dan pelebaran terusan Tano Ponggol. Pelebaran terusan tersebut nantinya diharapkan dapat dilalui oleh kapal pesiar kecil, sehingga para wisatawan dapat mengelilingi pulau Samosir dengan menggunakan kapal pesiar. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan daya tarik Danau Toba khususnya Pulau Samosir. “Pelebaran terusan tersebut

Dalam pengembangan

infrastruk-tur di KSPN Danau Toba, BPIW

Kementerian PUPR memiliki peran

perencanaan guna menterpadukan

seluruh pembangunan

infrastruk-tur PUPR yang terintegrasi ke

dalam dokumen masterplan dan

(23)

Ada juga pembangunan Jalan Lingkar Samosir sepanjang 145,9 kilometer,

yang dibagi dalam dua paket yakni, ruas Pangururan–Simanindo – Ambarita – Tomok – Onan Runggu dengan total panjang 76,9 km serta ruas Tele–Pangururan – Nainggolan – Onan Runggu dengan total . “Kita selalu berkoordinasi dengan instansi lainnya, termasuk pemerintah daerah. Pasalnya, dalam pengembangan KSPN banyak instansi yang terlibat, mulai dari Kemenko Maritim, Kementerian Pariwisata, Kementerian Perhubungan, dan tentunya kami dari Kementerian PUPR,” jelasnya.

Sinergi dengan sejumlah kementerian diperlukan karena pengembangan kawasan pariwisata harus memperhatikan aspek atraksi, amenitas, dan aksesibilitas.

penyeberangan dan juga bandara yang

disiapkan Kementerian Perhubungan,” jelasnya.

Sementara itu, Wakil Bupati Samosir, Juang Sinaga, menyambut antusias rencana pengembangan infrastruktur di KSPN Danau Toba. Menurutnya, ada sejumlah

berkunjung ke kawasan Danau Toba.

“Kami sangat berterima kasih kepada pemerinta pusat yang telah nyata memberikan perhatiannya kepada daerah, Samosir khususnya. Saat ini masyarakat sudah banyak merasakan manfaat dari pembangunan yang telah dilakukan pemerintah pusat maupun daerah,” terang Juang.

Dengan banyaknya pembangunan infrastruktur di kawasan Danau Toba, Juang berharap, kawasan wisata Danau Toba ke depannya akan mampu berkonstribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi daerah dan negara.

(ris/dra/indi/infoBPIW)

Sinergi dengan sejumlah

kementerian diperlukan karena

pengembangan kawasan

pariwisata harus

memperha-tikan aspek atraksi, amenitas,

(24)

Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) kembali melakukan kunjungan kerja spesifik pada masa reses sidang I tahun 2017/2018. Kali ini, kunjungan kerja tersebut dilakukan ke Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mulai dari Kamis (26/10) hingga Senin (30/11).

Pada hari pertama kunjungan kerja ini digelar juga “Forum Diskusi Infrastruktur Kota Kupang Bersama Komisi V DPR RI dan Mitra Kerja” di Kota Kupang, Kamis malam (26/10). Diskusi yang dipimpin langsung Ketua Komisi V DPR RI, Fary Djemy Francis ini dihadiri anggota Komisi V lainnya. Hadir juga perwakilan Kementerian PUPR yang mendampingi Kunker tersebut, Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Rido Matari Ichwan, Direktur Jenderal Pembiayaan Perumahan Kementerian PUPR, Lana Winayanti serta perwakilan kementerian lain yang menjadi mitra kerja Komisi V DPR RI. Djemy Francis mengatakan, forum diskusi ini diharapkan menjadi komunikasi yang efektif

antara Komisi V DPR RI, pemerintah pusat, pemerintah daerah dan tokoh masyarakat dalam rangka membangun Kota Kupang. Menurutnya, sebenarnya aspirasi dari para tokoh di Kota Kupang tidak pernah muluk. “Seperti aspirasi, Kota Kupang harus mampu

membangun air bersih untuk masyarakat. Soalnya, saat ini penyediaan air bersih di Kota Kupang masih minim,” jelasnya.

Ia melanjutkan, kemudian pembangunan drainase jalan yang berfungsi baik, penerangan jalan umum. “Aspirasinya masih pada tahap pembangunan infrastruktur

dasar yang memadai bagi masyarakat Kupang,” kata Fary.

Di tempat sama, Kepala BPIW Kementerian PUPR, Rido Matari Ichwan meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Kupang untuk segera menyelesaikan Peraturan Daerah (Perda) tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota.

Menurutnya, keberadaan Perda RTRW akan memudahkan untuk mengidentifikasi kebutuhan prioritas infrastruktur PUPR di Kota Kupang. “Mulai dari jalan nasional, drainase, perumahan, taman kota dan lainnya,” ungkap Rido.

Ia mengatakan, Kementerian PUPR dalam melakukan perencanaan pengembangan infrastruktur PUPR berbasis kewilayahan atau Wilayah Pengembangan Strategis (WPS). Seluruh wilayah di Indonesia semuanya terkelompokkan dalam 35 WPS. “Kota Kupang sendiri masuk dalam pengembangan WPS 19 Kupang-Atambua,” papar Rido. Menurutnya, pada tahun 2017 ada banyak

Percepat Pengembangan

Infrastruktur Kupang,

Komisi V dPR RI Kunker

ke NTT

Kilas BPIW

Forum diskusi ini diharapkan

men-jadi komunikasi yang efektif

an-tara Komisi V DPR RI, pemerintah

pusat, pemerintah daerah dan

tokoh masyarakat dalam rangka

(25)

program infrastruktur PUPR dari pusat dalam mendukung pengembangan Kota Kupang, antara lain pembangunan pengamanan Pantai Namosai dan Pantai Nunbaun, rekonstruksi jalan dalam kota Bolok-Tenau, rekonstruksi jalan lingkar luar Kota Kupang, pembangunan jembatan Petuk.

“Kemudian fasilitasi percontohan ruang terbuka hijau, pengembangan jaringan perpipaan di Kawasan Tanalodu serta Kawasan RSUD Kota Kupang, pemeliharaan pembangunan rumah susun dan lainnya,” ungkap Rido. Selain itu, banyak juga program pengembangan infrastruktur PUPR untuk tahun 2018.

Rido menjelaskan, BPIW telah menyusun masterplan dan development plan (MPDP) untuk pengembangan infrastruktur yang terpadu pada 10 hingga 15 tahun ke depan.

Untuk teknis perencanaan detail dan pembangunan fisik dilaksanakan oleh seluruh unit organisasi teknis terkait di Kementerian PUPR. “Seperti Ditjen Bina Marga seperti

jalan dan jembatan, Ditjen Cipta Karya seperti taman kota, penyediaan air minum, Ditjen Penyediaan Perumahan seperti rumah khusus atau rumah bersubsisi serta Ditjen Sumber Daya Air seperti pembangunan bendungan, bangunan pengamanan pantai,” terang Rido.

Ia juga menambahkan, posisi Kota Kupang juga sangat strategis karena merupakan ibu kota Provinsi NTT. Sehingga, akan banyak menerima keuntungan dampak pembangunan Provinsi NTT.

“Dimana NTT merupakan provinsi yang wilayahnya terdapat Kawasan Perbatasan

negara dengan negara lain,” ujarnya. Kawasan Perbatasan mendapat prioritas pengembangan infrastruktur sebab kini dinilai sebagai pintu gerbang negara serta citra kemajuan dari pembangunan negeri. Di tempat sama, Walikota Kupang, Jefri

Riwu Kore mengakui, eksekutif dan legislatif di Kota Kupang akan melakukan percepatan pengesahan Perda RTRW demi pembangunan di Kota Kupang.

Pemkot Kupang, lanjutnya, sangat berharap intervensi dan bantuan lebih dari pemerintah pusat dalam pembangunan infrastrktur Kota Kupang. Soalnya, kalau mengandalkan APBD akan masih sulit dalam melakukan percepatan pembangunan infrastruktur dasar yang memadai.

Menurutnya, tahun ini Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Kupang mencapai sekitar Rp 166 miliar. “Untuk itu bantuan dari pusat memang sangat kami harapkan, agar dapat melakukan percepatan pengembangan dalam berbagai sektor, dimana yang

Pada tahun 2017 ada banyak

program infrastruktur PUPR dari

pusat dalam mendukung

pengem-bangan Kota Kupang, antara lain

pembangunan pengamanan Pantai

Namosai dan Pantai Nunbaun

(26)

Peluang badan usaha konstruksi nasional untuk turut berkiprah dalam hal pembangunan infrastruktur, terbuka lebar. Terlebih, saat ini pemerintah semakin gencar menggulirkan program pembangunan infrastruktur.

Demikian diungkapkan Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR),

Rido Matari Ichwan saat paparan “Perencanaan Pembangunan Infrastruktur PUPR Jangka Menengah dan Jangka Panjang Nasional” dalam Rapat Kerja Pembahasan Rencana Strategis PT Wijaya Karya Beton Tbk 2018-2022 di Bogor, Senin (9/10).

Menurutnya, pemerintah senantiasa mendorong Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan swasta untuk dapat berpartisipasi dan lebih maju dengan kualitasnya, sehingga kebutuhan konstruksi domestik akan dapat dipenuhi seutuhnya dari industri konstruksi nasional. Ia menjelaskan, dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 pengembangan infrastuktur diarahkan untuk memantapkan pembangunan secara menyeluruh dengan

menekankan pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian yang berbasis pada Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia, Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas serta kemampuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).

Untuk mendukung hal tersebut, lanjutnya, salah satunya Kementerian PUPR dalam melaksanakan pengembangan infrastruktur

menerapkan pola strategi yang berbasis kewilayahan atau Wilayah Pengembangan Strategis (WPS). Seluruh wilayah yang ada di Indonesia semuanya telah terkelompokan dalam 35 WPS.

Pada setiap WPS tersebut, ungkap Rido, BPIW Kementerian PUPR telah menyusun masterplan dan development plan (MPDP) sebagai arah pengembangan infrastruktur PUPR dalam rangka menciptakan

keseimbangan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Dalam WPS tersebut ada sejumlah tema kawasan, seperti kawasan industri (KI), kawasan strategis pariwisata nasional (KSPN), kawasan ekonomi khusus (KEK), kawasan kota metropolitan, kawasan kota baru publik, kawasan agrokultural dan lainnya.

“BPIW juga menyusun MPDP untuk pengembangan infrastruktur PUPR yang terpadu. Adapun teknis perencanaan detail dan fisik pembangunan dilaksanakan oleh seluruh unit organisasi teknis terkait di Kementerian PUPR (Dirjen Bina Marga, Dirjen Cipta Karya, Dirjen Penyediaan Perumahan serta Dirjen Sumber Daya Air-red),” papar Rido.

Lebih lanjut Rido mengungkapkan, saat ini ada sejumlah peluang investasi infrastruktur yang dapat disasar BUMN konstruksi maupun swasta nasional yang bergerak di bidang kontruksi untuk dapat berperan dan melakukan investasi.

“Kesempatan itu ada pada proyek konstruksi bendungan, seperti proyek konstruksi bendungan multifungsi Pelosika di WPS Mamuju-MakalePalopo-Kendari-Bau Bau-Wangi Bau-Wangi, proyek konstruksi bendungan

Saat ini ada sejumlah peluang

investasi infrastruktur yang dapat

disasar BUMN konstruksi maupun

swasta nasional

Kilas BPIW

Pembangunan gencar,

Peluang Badan Usaha Konstruksi

Terbuka Lebar

(27)

Rokan Kiri di WPS Medan-Tebing Tinggi-DumaiPekanbaru,” terang Rido.

Selain itu, proyek konstruksi bendungan Matenggeng di WPS Tanjung Lesung-Sukabumi-Pangandaran-Cilacap, proyek konstruksi bendungan Jragung di

WPS SemarangSurabaya.

“Adapun proyek jalan tol ada untuk ruas Semarang-Solo, ruas Solo-Ngawi, ruas Ngawi-Kertosono, ruas Balikpapan-Samarinda, ruas Manado-Bitung, ruas Serang-Panimbang,” katanya.

Ada juga ruas Cileunyi-Sumedang-Dawuan, ruas Semarang-Demak, ruas Probolinggo-Banyuwangi, ruas Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi, ruas Terbanggi Besar-Pematang Panggang Kayu Agung. “Kemudian ruas jalan Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat dan ruas Samarinda-Bontang,” jelasnya. Sedangkan untuk Program Pembangunan Sistem Penyediaan

Air Minum (SPAM), ada untuk SPAM Bandar Lampung, SPAM Semarang Barat, SPAM Jatiluhur II, SPAM Pondok Gede, SPAM Kota Pekanbaru, SPAM Pekankampar, SPAM Tebasabo dan SPAM Tukad Unda.

“Kemudian untuk SPAM regional, ada SPAM Keburejo, SPAM Petanglong, SPAM Kartamantul, SPAM Mojolamong, SPAM Mebidang, SPAM Durolis, SPAM Benteng Kobema , SPAM Wasusokas, SPAM Aceh Utara dan Lhokseumawe serta SPAM Payakumbuh dan Limapuluh Kota,”

terangnya. Selain itu, ada juga SPAM Jati Gede, SPAM Cimahi dan Bandung Barat, SPAM Semarsalat, SPAM Dadimuria, SPAM Mamminasata, SPAM Burana , SPAM Sorong serta SPAM Bimatara.

Sementara itu, Kasubdit Transpotasi Udara, Direktorat Transportasi Bappenas, Ahmad Zainudin mengatakan, saat ini banyak juga peluang infrasturkur di sektor tranpotasi. “Baik untuk pelabuhan, bandara serta transportasi massa,” terangnya. Ia mengatakan, pemerintah terus berupaya mewujudkan konektivitas. Salah satunya yang dikenal dengan nama “tol laut”.Untuk sektor ini menurut Rido terbuka peluang bagi BUMN dan badan usaha melakukan investasi.(ris/

InfoBPIW)

Pemerintah terus berupaya mewujudkan

konektivitas. Salah satunya yang dikenal dengan

nama “tol laut”.Untuk sektor ini menurut Rido

terbuka peluang bagi BUMN dan badan usaha

(28)

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sudah menunjukkan perannya, terutama dalam pembangunan infrastruktur di kawasan strategis pariwisata nasional (KSPN) Danau Toba. Hal itu disampaikan Kepala Pusat

Pengembangan Kawasan Strategis, Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian PUPR, Hadi Sucahyono, pada Rapat Koordinasi Dewan Pengarah Badan Otorita

Pariwisata Danau Toba (BOPDT), di Medan, beberapa waktu yang lalu. Dalam rapat yang dipimpin Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman (Menko Maritim), Luhut Binsar Pandjaitan tersebut, Hadi turut hadir mewakili Kepala BPIW, Rido Matari

Ichwan yang berhalangan hadir. Peran tersebut menurut Hadi ditunjukkan Kementerian PUPR dengan pembangunan infrastruktur di tahun 2017, seperti dibangunnya jalan tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi.

Bahkan pada 13 Oktober lalu, Presiden Joko Widodo telah meresmikan dua ruas tol Trans Sumatra yang dikerjakan Kementerian PUPR. Dua ruas tersebut adalah Tol Medan-Binjai seksi 2 dan 3 (Helvetia-Binjai) sepanjang 10,46 km, dan Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi seksi 2-6 (Kualanamu-Sei Rampah) sepanjang 41,65 km.

Peran tersebut menurut Hadi

ditunjukkan Kementerian PUPR

dengan pembangunan

infrastruk-tur di tahun 2017, seperti

dibangunnya jalan tol

Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi.

Kementerian PUPR

Tunjukkan Perannya dalam

Membangun Infrastruktur

di KSPN danau Toba

(29)

“BPIW juga telah menjalankan peran untuk berkoordinasi dan melakukan sinergi dengan pemerintah daerah dan Badan Otorita Danau Toba. Koordinasi juga dilakukan dengan Menko Maritim. Kita juga bekerja sama secara intensif dengan Bappenas, Kementerian Pariwisata, dan perwakilan Bank Dunia di Jakarta,” ungkap Hadi.

Tidak hanya KSPN Danau Toba, menurut Hadi instansinya juga berkomitmen untuk membangun infrastruktur untuk mendukung KSPN prioritas utama lainnya seperti Borobudur (Jawa Tengah) dan Lombok (NBT).

Hadi juga menegaskan bahwa BPIW berperan besar dalam perencanaan terpadu, tidak hanya untuk infrastruktur PUPR saja, tetapi juga untuk aspek pariwisata, seperti perencanaan amenitas atau fasilitas pendukung yang disediakan di destinasi

pariwisata. Selain itu BPIW juga berperan membuat perencanaan terkait atraksi atau data tarik pariwisata seperti yang akan tertuang dalam Integrated Tourism Masterplan yang didukung dana dari Bank Dunia.

Integrated Tourism Masterplan ini akan dimulai November 2017 mendatang. Sementara acara utama rapat koordinasi di Medan tersebut kata Hadi, adalah laporan dari Kepala BOPDT kepada Menko

Maritim perihal progres penataan kawasan pariwisata Danau Toba yang dilaksanakan oleh badan otorita tersebut, serta laporan dari Kementerian/Lembaga serta pemerintah daerah terkait.

Kegiatan tersebut dihadiri Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara, Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur Kemenko Maritim,perwakilan dari Bappenas, Kementerian Pariwisata, Kementerian Perhubungan, dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Sumatera Utara. Hen/infobpiw

BPIW berperan besar dalam

perenca-naan terpadu, tidak hanya untuk

infra-struktur PUPR saja, tetapi juga untuk

aspek pariwisata, seperti perencanaan

amenitas atau fasilitas pendukung

yang disediakan di destinasi pariwisata

(30)

Dalam rangka mendukung pelaksanaan reformasi birokrasi dan evaluasi yang akan dilakukan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB), Badan Pengembangan

Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melakukan rapat koordinasi untuk memastikan bahwa setiap pegawai di lingkungan BPIW memiliki pengetahuan dasar yang sama terkait reformasi birokrasi.

Demikian disampaikan Sekretaris BPIW Kementerian PUPR, Firman Hatorangan

Napitupulu, saat membuka Rapat Koordinasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi BPIW di Jakarta, Kamis (12/10).

Lebih lanjut Firman menyatakan, kegiatan ini merupakan sarana untuk mendapatkan gambaran yang menyeluruh tentang capaian dan tantangan pelaksanaan reformasi birokrasi di Kementerian PUPR, khususnya di BPIW. “Kegiatan ini juga untuk mencapai terlaksananya koordinasi dan konsolidasi dalam rangka pemenuhan data dan informasi yang sekiranya dibutuhkan oleh Kemen. PANRB,” ujar Firman.

Dengan mengikuti seluruh rangkaian kegiatan ini dengan baik, ia berharap pelaksanaan rencana aksi reformasi birokrasi BPIW pada tahun ini dapat dilakukan dengan terencana dan terukur oleh setiap Kelompok Kerja dalam Tim Reformasi Birokrasi BPIW.

Firman menjelaskan pelaksanaan program Reformasi Birokrasi secara nasional saat ini telah memasuki tahap/fase ke-2 (2015 - 2019) dari 3 tahap pelaksanaan reformasi

dukung Pelaksanaan

Reformasi Birokrasi,

BPIW Lakukan Rapat

Koordinasi

Kilas BPIW

Kegiatan ini merupakan sarana

untuk mendapatkan gambaran

yang menyeluruh tentang capaian

dan tantangan pelaksanaan

re-formasi birokrasi di Kementerian

(31)

Reformasi Birokrasi 2010-2025.

Pada tahap ini, menurut Firman salah satu sasaran yang ingin dicapai adalah pemerintahan berbasis kinerja (performance based bureaucracy) yang ditandai dengan, penyelenggaraan pemerintahan dilaksanakan dengan berorientasi pada prinsip efektif, efisien, dan ekonomis.

Saat memberikan paparan, Kepala Bagian Kepegawaian, Organisasi, dan Tata Laksana Sekretariat BPIW, Hasna Widiastuti mengatakan reformasi birokrasi merupakan proses penataan kembali birokrasi yang meliputi regulasi, manajemen, tugas dan fungsi.

Menurut Hasna, ada 3 tujuan reformasi birokrasi BPIW 2015-2019. Pertama, meningkatkan efisiensi, efektifitas, profesionalitas, integritas dan akuntabilitas BPIW dalam penyelenggaraan keterpaduan

Tujuan kedua adalah mewujudkan revolusi mental di BPIW dalam penyelenggaraan keterpaduan perencanaan dan

pemrograman infrastruktur wilayah bidang PUPR yang berkualitas. Selanjutnya tujuan ketiga reformasi birokrasi BPIW adalah mewujudkan birokrasi BPIW sebagai wujud nyata perubahan organisasi di Kementerian PUPR yang dapat mendukung pencapaian tujuan dan sasaran Kementerian PUPR. Terkait kedatangan tim evaluasi KemenPAN-RB, selama sebulan dan dimulai 16 Oktober 2017, Hasna menyatakan ada beberapa hal

laporan yang berkaitan dengan pelaksanaan program dan evaluasi program dalam 1 tahun berdasarkan Lembar Kerja Evaluasi (LKE).

Selain itu menyiapkan pegawai yang memiliki kapabilitas untuk menjadi narasumber ketika tim evaluator datang (the right man on the right job). “Laporan terkait inovasi pelayanan publik yang sudah dilakukan juga harus disiapkan.

Kemudian seluruh pegawai wajib memiliki pengetahuan dasar mengenai program dan kegiatan yang dilakukan oleh Balai dan mengenai reformasi birokrasi serta inovasi-inovasi yang dilakukan oleh unit kerja masing-masing,” tegas Hasna. Kegiatan yang diisi dengan tanya jawab ini dihadiri para pejabat pimpinan tinggi pratama, pejabat administrator, dan pejabat pengawas di lingkungan BPIW. (Hendra/

infoBPIW)

Reformasi birokrasi merupakan

proses penataan kembali

birokrasi yang meliputi regulasi,

(32)

Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan Rencana Kerja Tahun 2018 yang akan digulirkan makin

inovatif dan kreatif serta menjawab tantangan perkembangan zaman.

Hal itu ditegaskan Sekretaris BPIW, Kementerian PUPR, Firman H. Napitupulu saat membuka Rapat Koordinasi Pembahasan Rencana Kerja dan

Anggaran BPIW Tahun Anggaran (TA) 2018 di Bandung, Senin, (16/10).

Menurutnya, ke depan program yang digulir BPIW mesti lebih maju dari sebelum-sebelumnya. Pasalnya, saaat ini telah menanti banyak pekerjaan besar Kementerian PUPR yang memerlukan dukungan yang lebih canggih dari BPIW.

“Ada beberapa pekerjaan besar yang perlu dukungan BPIW, seperti mengimplementasikan New Urban Agenda (NUA,-red) dan National Urban Development Program dalam pembangunan di seluruh negeri. Termasuk, pelaksanaan event World Urban Forum,” ungkap Firman.

Selain itu, lanjutnya, ada juga rencana pelaksanaan Rapat Koordinasi Pengembangan Wilayah (Rakorbangwil) Kementerian PUPR dalam upaya mewujudkan rencana pembangunan yang terpadu dan sinkronisasi program.

“Ada beberapa pekerjaan besar yang

perlu dukungan BPIW, seperti

mengim-plementasikan New Urban Agenda

(NUA,-red) dan National Urban

Devel-opment Program dalam pembangunan

di seluruh negeri. Termasuk,

pelaksa-naan event World Urban Forum,”

ungkap Firman

Rencana Kerja 2018, BPIW

Targetkan Produk Lebih Kreatif

dan Inovatif

Gambar

Gambar 1 – Siklus Pengelolaan Arsip
Gambar 2 – Keteraturan Penggunaan Data/ Informasi pada SKIP

Referensi

Dokumen terkait

Pemberian penghargaan (reward) berdasarkan kinerja dapat memberikan dampak positif terhadap perilaku karyawan, kepuasan kerja bagi karyawan, dan kemampuan organisasi

Kurangnya pengetahuan atau mempunyai konsep yang salah tentang kesehatan reproduksi pada remaja dapat disebabkan karena masyarakat tempat remaja tumbuh memberikan gambaran

Ketika melarutkan dalam atau mencampurkan dengan bahan lain dan di bawah kondisi yang menyimpang dari kondisi dari yang disebutkan dalam EN374 silahkan hubungi suplier sarung

Prosedur bagi pihak yang akan melaksanakan rujuk dalam masa iddah yaitu yang bersangkutan datang ke KUA setempat dengan membawa akta talak atau cerai yang asli dari Pengadilan

Perancangan tata letak tersebut dilakukan menggunakan algoritma Corelap dan metode Graph-Based Construction, dari kedua metode tersebut didapatkan dua rancangan tata

pengelolaan masjid Agung Darul Muttaqin yang dapat menganggu keberadaan dan keberlanjutan dalam mengelola masjid Agung Darul Muttaqin Batang. Diantara ancaman yang

Pelaksanaan istighosah dan dzikir akbar di SDIT Umar bin Khattab Juwana, memberikan kontribusi yang sangat baik terhadap terhadap perkembangan keberagamaan

Permasalahan yang diteliti adalah melihat ada atau tidaknya pengaruh yang ditimbulkan dari kelas sosial, jaminan rasa aman serta lokasi terhadap minat masyarakat