• Tidak ada hasil yang ditemukan

AUTOLUBE.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "AUTOLUBE.pdf"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

PT. SaptaIndra Sejati

PT. SaptaIndra Sejati Plant Plant People People DevelopmentDevelopment––Autolub Autolub System System = = Rev-0 Rev-0 = = Page Page 22

PENGERTIAN GREASE PENGERTIAN GREASE

Grease adalah suatu produk yang berbentuk solid hingga semi solid terbuat dari Grease adalah suatu produk yang berbentuk solid hingga semi solid terbuat dari thickening agent yang terdispersi dalam cairan pelumas

thickening agent yang terdispersi dalam cairan pelumas, juga termasuk kompenen lainnya, juga termasuk kompenen lainnya (additive) sehingga menghasilkan properties khusus.

(additive) sehingga menghasilkan properties khusus.

Pelumasan grease pada umumnya digunakan untuk melumasi tempat-tempat yang Pelumasan grease pada umumnya digunakan untuk melumasi tempat-tempat yang sulit dimasuki oleh oli

sulit dimasuki oleh oli maupun sulit dijangkau pada saat inspeksi. Dengan alasan tersebut,maupun sulit dijangkau pada saat inspeksi. Dengan alasan tersebut, maka sering dijumpai kerusakan serius sebagai akibat minimnya pelumasan atau maka sering dijumpai kerusakan serius sebagai akibat minimnya pelumasan atau minimnya preventive maintenance yang dilakukan. Sedangkan disisi lain harus disadari minimnya preventive maintenance yang dilakukan. Sedangkan disisi lain harus disadari bahwa sesungguhnya masih banyak factor yang mempengaruhi kinerja grease tersebut, bahwa sesungguhnya masih banyak factor yang mempengaruhi kinerja grease tersebut, diantaranya:

diantaranya: 1.

1. Adanya Adanya deteriorasi deteriorasi dalam dalam grease.grease. 2.

2. Adanya Adanya kotoran ykotoran yang masuk ang masuk dalam gdalam grease srease sehingga mengehingga mengganggu ganggu efek lubricefek lubricatingating maupun sealing.

maupun sealing.

Dari beberapa masalah yang dijumpai, permasalahan dengan

Dari beberapa masalah yang dijumpai, permasalahan dengan greasinggreasing padapada umumnya disebabkan oleh kurangnya pengetahuan mengenai kerusakan

umumnya disebabkan oleh kurangnya pengetahuan mengenai kerusakan greasegrease daridari dalam grease itu sendiri, atau yang dikenal dengan istilah

dalam grease itu sendiri, atau yang dikenal dengan istilah deteriorasi deteriorasi ; atau disebabkan; atau disebabkan oleh pemilihan jenis

oleh pemilihan jenis greasegrease yang tidak tepat.yang tidak tepat.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka pengetahuan/pemahaman tentang Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka pengetahuan/pemahaman tentang grease sangat penting untuk mencegah terjadinya kerusakan-kerusakan yang dapat grease sangat penting untuk mencegah terjadinya kerusakan-kerusakan yang dapat ditimbulkan oleh penanganan greasing yang tidak tepat.

ditimbulkan oleh penanganan greasing yang tidak tepat.

Grease berbentuk semi solid dan tidak dapat mengalir ketika pressure yang Grease berbentuk semi solid dan tidak dapat mengalir ketika pressure yang mendorongnya kecil, tetapi ketika pressurenya mencukupi, maka grease akan mulai mendorongnya kecil, tetapi ketika pressurenya mencukupi, maka grease akan mulai mengalir. Pressure dari luar yang mendorong grease inilah yang mampu menyebabkan mengalir. Pressure dari luar yang mendorong grease inilah yang mampu menyebabkan timbulnya lapisan film; gaya ini disebut

timbulnya lapisan film; gaya ini disebut Shear Force. Shear ForceShear Force. Shear Force ini merupakan gayaini merupakan gaya yang bekerja pada grease ketika grease memasuki ruangan diantara shaft dengan yang bekerja pada grease ketika grease memasuki ruangan diantara shaft dengan bearing. Ketika pressure yang mendorong grease meningkat, maka viskositasnya akan bearing. Ketika pressure yang mendorong grease meningkat, maka viskositasnya akan turun dan mendekati viskositas oli yang berbentuk cair. Pada saat pressure dihilangkan, turun dan mendekati viskositas oli yang berbentuk cair. Pada saat pressure dihilangkan, maka viscositasnya akan naik dan kembali pada viscositas awal yaitu berbentuk semi maka viscositasnya akan naik dan kembali pada viscositas awal yaitu berbentuk semi solid.

solid.

Keuntungan Grease Keuntungan Grease

1.

1. Tidak mudah Tidak mudah menyembur atmenyembur atau mengalir au mengalir keluar dari bekeluar dari bearing, sehingga aring, sehingga dapatdapat melumasi dengan jangka waktu yang panjang .

melumasi dengan jangka waktu yang panjang . 2.

2. Berperan sebagai Berperan sebagai seal dan dapat seal dan dapat mencegah masukmencegah masuknya air atau konya air atau kotoran padatoran pada tempat yang mengalami gesekan

tempat yang mengalami gesekan 3.

3. Dapat melunasi denDapat melunasi dengan baik padgan baik pada tempat-tempat yang a tempat-tempat yang sulit seperti, part yangsulit seperti, part yang bergerak secara pelan, bagian yang mendapat beban tinggi, temperatur rendah bergerak secara pelan, bagian yang mendapat beban tinggi, temperatur rendah maupun tinggi, sliding part maupun bagian-bagian yang mendapatkan beban akibat maupun tinggi, sliding part maupun bagian-bagian yang mendapatkan beban akibat pukulan.

(4)

4.

4. Lubricating grease Lubricating grease tidak bertahan dentidak bertahan dengan periode ygan periode yang lama dalaang lama dalam membentukm membentuk lapisan film, hal ini mencegah karat atau korosi.

lapisan film, hal ini mencegah karat atau korosi. Kelemahan Grease:

Kelemahan Grease: 1.

1. Cenderung Cenderung sulit saat mesulit saat memasukkan greamasukkan grease pada se pada saat pengsaat penggantian.gantian. 2.

2. Jika ada Jika ada kontaminasi kontaminasi akibat air akibat air atau kotatau kotoran masukoran masuk   maka maka sulit sulit untuuntukk memisahkannya.

memisahkannya. 3.

3. tidak dapat tidak dapat menyerap panmenyerap panas dengan as dengan baik, sehingbaik, sehingga cooling ga cooling effec-nya rendah.effec-nya rendah. 4.

4. Tidak bisa Tidak bisa digunakan digunakan melumasi part melumasi part dengan dengan putaran tinggputaran tinggi.i.

Karakteristik Grease Karakteristik Grease

Grease mengandung bahan pelumas cair /

Grease mengandung bahan pelumas cair / Liquid LubricantLiquid Lubricant ((Mineral Oil, atauMineral Oil, atau Synthetic Lubricating Oil 

Synthetic Lubricating Oil ) sebagaimana bahan dasar oli, yang dicampur dengan bahan) sebagaimana bahan dasar oli, yang dicampur dengan bahan pelumas padat (mengandung

pelumas padat (mengandung Metal SoapMetal Soap) dengan daya lekat yang kuat dengan oil yang) dengan daya lekat yang kuat dengan oil yang istilahnya disebut dengan

istilahnya disebut dengan Thickening AgentThickening Agent (bahan pengental)(bahan pengental).. Bahan tersebut mampuBahan tersebut mampu membentuk pelumas setengah padat (

membentuk pelumas setengah padat (Semi Solid Semi Solid ) dan masih ditambah lagi dengan) dan masih ditambah lagi dengan beberapa

beberapa Additive Additive atau bahan pengisi yang lain untuk mendapatkan sifat-sifat / spesifikasiatau bahan pengisi yang lain untuk mendapatkan sifat-sifat / spesifikasi yang diinginkan.

yang diinginkan.

Base

Base Oil Oil + + Thickening Thickening Agent Agent + + Additive --Additive 

Grease

Grease

75 - 95 % 75 - 95 % 4 - 20 %4 - 20 %0 - 8 %0 - 8 % Paraffinic Hydrocarbon Paraffinic Hydrocarbon Naftenic Hydrocarbon Naftenic Hydrocarbon

Bahan Dasar Grease Bahan Dasar Grease

Bahan dasar grease sama dengan bahan dasar oli, yaitu digolongkan dari mineral Bahan dasar grease sama dengan bahan dasar oli, yaitu digolongkan dari mineral oil maupun syntetic oil. Mineral

oil maupun syntetic oil. Mineral oil didapatkan dari minyak bumi yang terkenal denganoil didapatkan dari minyak bumi yang terkenal dengan sebutan:

sebutan: Paraffinic Hydrocarbon & Naphthenic Hydrocarbon.Paraffinic Hydrocarbon & Naphthenic Hydrocarbon. Sedangkan synthetic oilSedangkan synthetic oil diperoleh dari rekayasa kimia

diperoleh dari rekayasa kimia sehingga didapatkan karakteristis pelumas yang bagus.sehingga didapatkan karakteristis pelumas yang bagus. Mineral oil dapat digunakan hanya pada temperatur kerja

Mineral oil dapat digunakan hanya pada temperatur kerja -30 oC s/d 150 oC. -30 oC s/d 150 oC. SedangkanSedangkan syntetic oil digunakan pada temperatur kerja di luar

(5)

PT. SaptaIndra Sejati Plant People Development–Autolub System = Rev-0 = Page 4

Naphtenic Oil

solvency (excellent) , thickening bagus(yield) memperbaiki karakteristik oil separation, Pour Point rendah,VI rendah, swelling pada beberapa type elastomer dan oxidation stability rendah.

Parafinic Oil

oxidation stability, danthermal stability lebih baik, VI tinggi, pengaruh terhadap elastomer rendah, penguapan rendah, yield rendah, Pour Point tinggi

Synthetic Oil

thermal stability (excellent), Pour Point rendah, VI tinggi, penguapan rendah, Flow  pada temp. Rendah (excellent), biodegradability , cost tinggi, elastomer swelling atau

shrinking tergantung tipe dan blend ratio

Klasisfikasi Thickening Agent

Soap Non Soap

Conventional Complex

Lithium Lithium Polyurea Calcium Hydrated (cup) Calcium Clay

Calcium Anhydrous Aluminium Calcium Sulphonate

 Aluminium Barium

Sodium Titanium

(6)

Aluminium Soap

Tahan air, cocok untuk temperatur kerja 80 s/d 90 oC dan mempunyai ketahanan

panas yang rendah. mempunyai sifat adhesi yang baik. ==  Komatsu tidak menggunakan  jenis g reas e ini.

Calcium Soap

Calsium soap mempunyai kandungan 0,3 s/d 2 % untu mendapatkan agent yang stabil. Sehingga dropping point menjadi rendah (kurang dari 100 oC) yang mengakibatkan

tidak tahan terhadap temperatur kerja yang panas. Grease ini mempunyai kelebihan: tahan terhadap air sehingga banyak digunakan pada tempat yang bersinggungan langsung dengan air atau tempat dengan temperatur kerja yang rendah, speed rendah atau kondisi beban rendah.  K omatsu tidak meng g unakan jenis g reas e ini.

Lithium Soap

Merupakan jenis grease yang umum digunakan dalam berbagai bentuk. Bentuk fisiknya seperti mentega atau seperti fiber dan memiliki viscositas yang baik. Grease ini mempunyai bentuk struktur yang lebih stabil pada suhu tinggi dibandingkan dengan soap grease yang lain. Mempunyai dropping point 180 s/d 220 oC, tahan panas dan air. Untuk

 jangka waktu pemakaian yang pendek, grease ini mampu diaplikasikan pada temperatur kerja 150 oC. Sedangkan untuk jangka panjang, mampu diaplikasikan untuk temperatur

kerja 130 oC.  Komatsu menggunakan Lithium soap grease yang mengandung EP (Extreme

Press ure Ag en).

Sodium Soap

Mengandung bahan fiber yang elastis dan lembut seperti grease. Mempunyai ketahanan yang jelek terhadap air, karena mampu mencair dan mengalir jika terkena air.  Komatsu tidak meng g unakan tipe greas e ini.

Mixed Soap

Digunakan untuk mendapatkan performance intermediate Complex Soap

Kombinasi asam-asam dengan berat molekul tinggi dan rendah untuk mendapatkan sifat dropping point yang tinggi (230 oC), stabilitas thermal dan mekanikal yang baik

Non Soap

Biasanya mahal, dropping point tinggi sehingga ketahanan panasnya juga baik.  jenis polyurea terkenal dijepang dan yang umum adalah bentoniteclay. formulasi complex

grease mampu mempunyai keunggulan sama dengan harga lebih murah. Grease ini dipakai pada kondisi terbatas, ketika soap based grease tidak dapat digunakan. Sebagai contoh banyak digunakan pada pesawat terbang.  K omatsu meng g unakan g reas e ini s ecara terbatas.

Multipurpose

Lebih disukai jenis lithium soap, utamanya untuk aplikasi otomotif EP Grease

Untuk beban kejut dan tekanan tinggi. MOS2atau grafit 5

Lithium complex soap

(7)

PT. SaptaIndra Sejati Plant People Development–Autolub System = Rev-0 = Page 6

KELEBIHAN KELEMAHAN APLIKASI DROPPING

POINTOC Resistant terhadap softening dan leakage Shear stability (G) Water resistant (G)  Additive respond (G) Pumpability (G) Long term storage estability

Tidak memiliki rust preventive Pembuatan lebih sulit ,lebih lama (double cooking) Lebih mahal dari Li-soap

 Automotive whell bearing High Temp Industri application Temp. Max : 177 oC

260

(G) = Good

NLGI PENETRATION Worked Penetration @ 25 BENTUK GREASE

000 445 – 475 Hampir Cair 00 400 – 430 Ekstra Lembut 0 355 – 385 Sangat Lembut 1 310 – 340 Lembut 2 265 – 295 Setengah Lembut 3 220 – 250 Sedang 4 175 – 205 Keras 5 130 – 160 Sangat Keras 6 85 – 115 Ekstra Keras

NLGI:

National Lubric ating G reas e Ins titute

ADDITIVE

 Additive yang digunakan pada grease kurang lebih sama dengan yang digunakan pada oli. Yang mengandung antioxidants, extreme pressure dan agent pencegah karat. Dilengkapi juga dengan solid lubricating agents sesuai dengan pengaplikasian grease. Sebagai contoh: untuk melumasi tempat yang menerima beban dan tumbukan yang tinggi, extreme pressure agent sangat mutlak diperlukan. Untuk pelumasan yang diperlukan mampu bertahan lama seperti pada bearing, maka oxidation stabilizing agent atau rust prevention agent mutlak sangat diperlukan.

(8)
(9)
(10)
(11)

PT. SaptaIndra Sejati Plant People Development–Autolub System = Rev-0 = Page 10

PELUMAS MOLIBDENUM DISULFIDE (MoS2)

Grease ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan grease yang lain, karena mampu melumasi bagian yang terbebani secara ekstrim dengan jangka waktu yang lama. Contohnya digunakan untuk melapisi Bolt dengan torque yang besar.

Deteriorasi dan Umur Grease

Umur sebuah grease dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor dari luar maupun dari dalam grease itu sendiri. Pengaruh dari luar dapat disebabkan oleh; abnormal temperatur, maupun schedule penggantian grease (berkaitan dengan umur grease) yang tidak ditepati / menyimpang dari petunjuk standar yang dikeluarkan pabrikan pembuat mesin.

Sedangkan kerusakan dari dalam / Deteriorasi pada grease dapat disebabkan oleh tiga kelompok besar sebagaimana berikut ini:

1. Gaya perpotongan secara mechanical / Shear Force

Pada saat grease di dalam bearing menerima gaya potong ( Shear Force) secara terus menerus sebagai akibat putaran, maka akan berubah menjadi lunak dan mencair, sehingga mengalir keluar dari lubricating system; hal ini menyebabkan permukaan bearing terkelupas. Pada saat terjadinya Shear Force, maka Soap yang terkandung dalam grease pecah menjadi bagian-bagian yang kecil sehingga grease menjadi cair.

(12)

2. Panas

Jika dibandingkan dengan oli, grease mempunyai daya pendinginan yang sangat rendah, sehingga sangat dipengaruhi oleh panas. Bila digunakan pada temperatur tinggi dengan periode yang lama, maka akan melunak dan mengalir atau bahkan dapat menjadi lebih padat. Hal ini sebagai akibat terjadinya beberapa kombinasi beberapa faktor, seperti oksidasi maupun evaporasi kandungan oli di dalam grease.

a. Pemisahan oil dan evaporasi

Oil menempati ruang-ruang diantara soap strand di dalam grease, namun jika temperaturnya naik; maka pergerakan molekul soap dan molekul oil akan lebih aktip; sehingga grease mencair; sehingga pemisahan antar molekul akan semakin membesar.

Begitu juga dengan adanya penguapan / evaporasi, Base Oil akan menguap sebanding dengan meningkatnya temperatur kerja.

b. Oksidasi

Sama dengan jenis pelumas yang lain, bila pemakaiannya sudah berlangsung lama dan dikerjakan pada temperatur kerja yang tinggi, maka oksidasi tidak dapat dihindari dan menyebabkan timbulnya karat. Grease lebih mudah teroksidasi dari pada bahan dasarnya / Base Oil . Oleh karena itu, ketika melakukan penggantian grease, buang semua grease yang sudah terpakai dan ganti dengan grease yang baru.

3.Tercampur dengan air

Jika tercampur air, maka grease akan melunak dan mencair sehingga meninggalkan part yang harus dilumasi, atau bahkan akan mengeras yang disebabkan oleh kesalahan lubrikasi. Oleh karena itu, Daily Check sangat berperan untuk mengontrol pencampuran oleh air tersebut tidak terjadi. Penggantian grease secara disiplin pada interval yang tepat akan mampu juga menghindarkan adanya air masuk ke dalam grease.

(13)

PT. SaptaIndra Sejati Plant People Development–Autolub System = Rev-0 = Page 12

PENGENALAN SYSTEM PELUMASAN CENTRALIZED

Mengisi semua poin dengan pelumasan pada peralatan ketika sedang beroperasi

• Dengan menggabungkan pompa, pengontrol, alat pengukur pelumas, selang dan

injector.

• Sistem memberikan pelumas, tepat dosis secara berkala untuk komponen vital

sementara peralatan beroperasi. Waktu yang optimal untuk melumasi adalah selama operasi - ketika semua permukaan yang menanggung beban yang terus-menerus terpapar.

• Akibatnya, pelumas dapat menembus seluruh permukaan bagian yang dilumasi

dan dapat mengurangi kontaminasi. FUNGSI DARI PELUMASAN

• Mengurangi Gesekan • Mengurangi Keausan

• Membantu Basahi Bearing atau menyerap getaran • Mengurangi Temperatur

• Minimalkan korosi

• Menghidari kontaminasi

Stages of Centralized Lubrication Systems

5 R’s pada Pelumasan

5 R adalah cara untuk mengingat bahwa untuk melumasi dengan baik, penting untuk: 1. Meletakkan jenis pelumas tepat ( Right type of lubrication )

2. Jumlah yang Tepat ( Right amount ) 3. Di tempat yang Tepat ( Right place) 4. Pada waktu yang Tepat ( Right time ) 5. Oleh orang yang Tepat ( Right person )

(14)

Keuntungan dari Sistem Pelumasan Otomatis

Mengurangi “down time” unit

Menekan tenaga kerja manual

Peningkatan Ketersediaan Mechanic

Menekan konsumsi Grease

(15)

PT. SaptaIndra Sejati Plant People Development–Autolub System = Rev-0 = Page 14

Alasan menggunakan Sistem Pelumasan Otomatis

Why Bearings Fail...?????

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh produsen komponen utama, lebih dari 50% dari kegagalan adalah hasil dari tidak benarnya pelumasan.

PENGEMBALIAN PADA INVESTASI (ROI)

• Unit dapat digunakan lebih lama • Pemasukan lebih banyak

- kurang biaya perbaikan - produksi yang lebih tinggi

(16)

Berbagai macam Sistem Pelumasan

• Single Line Parallel System • Single Line Progressive System • Pump To Point System

• Open Gear Spray System • Dual Line system

• Dual Line progressive system • OCS (Oil circulation system)

• BDS System (Bearing Dosage System – Manual)

Sistem Single Line Parallel

Single-line system secara garis besarnya terdiri dari pompa tipe piston yang memompa pelumas ke satu saluran utama. Dari satu saluran ini pelumas akan disalurkan ke injector. Dari injectorakan terus ke bearing

 Sistem pelumasan Single-line pada dasarnya beroperasi dengan silih bergantinya tekanan, misalnya tekanan sistem ventilasi dan tekanan.

 Semua pelumas metering / injector diberi dengan pelumas melalui satu jalur suplai.

 Semua metering pelumas / injector diatur untuk melaksanakan sistem pelumas hampir secara bersamaan ke poin lube.

 Untuk oli atau grease.

- Dalam kondisi tertentu (misalnya suhu) juga cocok untuk grease NLGI class 2.

 Pengurangan biaya

- Hanya satu jalur suplai pelumas utama - Kurang pengeluaran untuk waktu instalasi

(17)

PT. SaptaIndra Sejati Plant People Development–Autolub System = Rev-0 = Page 16

(18)
(19)
(20)
(21)

PT. SaptaIndra Sejati Plant People Development–Autolub System = Rev-0 = Page 20

SL-1 Injectors mounted on 988G

Tilt Link with guarding Photo

prior to final factory paint

SL-1 injectors service all “C”

pins, “E” pins and “F” pin lube

points

Note bucket link feedline routing

with steel tubing

(22)
(23)

PT. SaptaIndra Sejati

PT. SaptaIndra Sejati Plant Plant People People DevelopmentDevelopment––Autolub Autolub System System = = Rev-0 Rev-0 = = Page Page 2222

Lincoln

Lincoln Systems

Systems Standard A

Standard Attachment

ttachment on

on

all CAT Off Highway Trucks

all CAT Off Highway Trucks

777F Lincoln Centro-Matic System includes new

777F Lincoln Centro-Matic System includes new

SL-V Injectors and Electric FlowMaster Pump

SL-V Injectors and Electric FlowMaster Pump

(24)

Hydraulically operated FlowMaster Pumps

Hydraulically operated FlowMaster Pumps

 for

 for gg rrea

eass e

e

Hydraulic supply

Hydraulic

supply pressure

pressure

:

:

max.

max. 241

241 bar

bar

Hydraulic working

Hydraulic

working pressure

pressure (adjustable)

(adjustable)

:

:

21-

21- 31

31 bar

bar

Hydraulic Inlet

Hydraulic

Inlet Flow

Flow

:

:

up

up to

to 27

27 l/min

l/min

Pump

Pump with

with manifold,

manifold, Pressure

Pressure Ratio

Ratio

::

(hy

(hydr. i

dr. i nle

nlet p

t pres

res ss ure 20-25 ba

ure 20-25 bar &

r & hydr

hydr. i

. inle

nlet fl

t flow <

ow < 7 l

7 l//min)

min)

9:1

9:1

(hy

(hydr. i

dr. i nle

nlet p

t pres

res ss ure >25

ure >25 ba

bar &

r & hydr

hydr. i

. inle

nlet fl

t flow >

ow > 7 l/

7 l/min)

min)

11:1

11:1

Operating Temperature

Operating

Temperature

:

:

-29

-29 bis

bis +66

+66 ºC

ºC

Operating Voltage

Operating

Voltage (electric

(electric switch)

switch)

:

:

24

24 VDC

VDC

Max.

Max. Hydraulic

Hydraulic Fluid

Fluid Temperature

Temperature

:

:

121

121 ºC

ºC

(25)

PT. SaptaIndra Sejati

PT. SaptaIndra Sejati Plant Plant People People DevelopmentDevelopment––Autolub Autolub System System = = Rev-0 Rev-0 = = Page Page 2424

Component Utama

Component Utama

Tank

Tank

Pump

Pump

(26)
(27)
(28)

Pneumatic Pump Ass’y Diagram

System Components

Sistem ini terdiri dari komponen-komponen utama ini ditambah dengan hose-hose dan piping-piping;

1. Hydraulically Powered Reciprocating Cylinder and Pump (1 & 5, Figur 4-5). Spesifikasi pump:

 Pressure Ratio: 16 : 1

CATATAN: Secara teori ratio dari pump adalah 16:1. Hal ini bergantung pada aplikasi dan variasi gesekan, pada saat operasi ratio nya berkisar pada 10 : 1.

 Hydraulic Supply Pressure (Input) : 300-3000 PSI (2.1 - 20.1 MPa)  Input Flow (when pumping) : 1.0 gpm (3.8 l/min)

 Maximum Hydraulic Temperature : 210°F (98.8°C)

(29)

PT. SaptaIndra Sejati Plant People Development–Autolub System = Rev-0 = Page 28

WA R NING : K elebihan terhadap nilai i ni akan merus ak komponen dan/atau

menyebabkan komponen pecah, yang bisa menyebabkan kecelakaan serius pada

 pers onal yang berdek atan.

 Output Flow : 11 cu. in./min. (180 cc/min.)

 Operating Ambient Temperature : -40°F to + 135°F (-40°C to + 57.7°C)

 Seals : Buna-N

 Filtration Required : 10 Micron (Hydraulic Supply) 24VDC

power source

2. Combination Valve Body (3, Figur 4-5) termasuk:

a) Solenoid Valve 24VDC (SV1 & SV2) digunakan untuk mengontrol hydraulic pump. Solenoid Valve SV1 (9), mengontrol supply grease yang menuju ke pressure reducing valve dan vent valve. Solenoid Valve SV2 (8), mengarahkan grease menuju hydraulic cylinder yang memfungsikan grease pump.

b) Pressure Reducing Valve (10) menurunkan pressure grease pada range kerja dari hydraulic pump cylinder. Valve ini di set oleh pabrik pada maksimum pressure 300 PSI (2069 kPa), namun demikian masih bisa di set lebih rendah.

c) Cylinder Pressure Gauge (2) menunjukkan tekanan grease yang menuju ke pump cylinder setelah melalui pressure reducing valve.

d) Orifice Fitting Assembly (4) mengukur tekanan hydraulic dari pressure reducing valve menuju bagian atas dari vent valve assy (ini memungkinkan vent valve bekerja stabil, tanpa hentakan). Fitting ini dipasangkan pada bagian samping dari Valve VBody (3) dan dihubungkan dengan hose ¼ in. bertekanan tinggi pada bagian atas dari Vent Valve Assy (11).

3. Pump Cycle Timer (7, Figur 4-5) [juga disebut sebagai timer „Flasher‟, karena didalamnya terdapat LED yang menyala saat ada power yang menuju ke SV2]: Pump Cycle Timer ini dipasang pada solenoid SV2 yang membangkitkan sinyal pulsa dalam waktu tertentu yang mana menyebabkan valve dalam solenoid bergerak on/off (buka/tutup). Pergerakan dari valve ini merubah arah aliran grease di dalam cylinder pump dari atas ke bawah dan sebaliknya, menyebabkan piston pump grease bergerak naik turun atau memompa.

4. Grease Reservoir: Untuk HD1500-5, Canister atau Reservoir (6, Figur 4-5) dipasang pada deck bagian kanan di sebelah cabinet hydraulic persis di atas suspensi depan kanan. Reservoir ini berkapasitas 7,7 gal. atau 60 lbs. (27 kg) grease.

5. Vent Valve (11, Figure 4-5): Ketika solenoid SV1 mendapat arus, tekanan hydraulic menutup Vent Valve, dan juga menyebabkan pump bekerja. Pump bekerja hingga solenoid SV1 putus arus/off. Ketika hal ini terjadi tekanan hydraulic terputus menyebabkan Vent Valve terbuka. Tekanan grease drop hingga 0 dan injector kembali mengisi untuk langkah berikutnya.

(30)

6. 24 VDC Solid State System Timer (tidak terlihat): timer ini mengirim sinyal 24 VDC dengan interval waktu untuk menghidupkan solenfoid valve yang menyebabkan pump grease bekerja. Timer ini dipasang dalam cabin (di dalam housing di bawah seat penumpang/sebelah kanan operator) untuk menjaga temperature tetap stabil. Range temperature kerjanya adalah -20ºF - 131ºF (-29º - 55ºC).

7. Lube Injectors (10, Figur 4-6): masing-masing injector mengalirkan sejumlah grease bertekanan yang diatur menuju ke titik pelumasan. Lihat pada Figur 4-6 untuk lokasi/titik pelumasannya.

8. Safety Unloader Relief Valve (tidak terlihat), berada di bagian belakang dari vent valve (11, Figur 4-5). Unloader Relief Vlave ini di desain untuk membuka jika tekanan di dalam jalur grease meningkat hingga 4000 PSI (27,5 MPa)*. Jika valve ini terbuka maka grease akan mengalir keluar.

* Catatan: Valve ini tidak bisa di adjust.

WARNING: Tekanan melebihi 3500 PSI (24,1 MPa) akan merusak komponen

dan/atau menyebabkan k omponen pecah, yang bis a menyebabkan k ecelakaan

 s erius pada pers onal yang berdek atan.

System Operation:

1. Selama unit beroperasi, dengan pump dan timer pada kondisi standby, setting waktu intervalnya (2,5 – 80 menit).

2. Solid state system timer mengirim sinyal 24 VDC untuk menyalakan SV1, dan juga flash timer pada SV2.

3. Dengan terbukanya SV1, grease bertekanan mengalir melalui pressure reducing valve dan menuju ke SV2.

4. Pressure reducing valve menurunkan tekanan grease hingga mencapai tekanan kerja pump hydraulic [tekanan maximum 300 PSI (2069 kPa)]. Tekanan ini juga memberikan sinyal/sensor pada Vent Valve hingga valve ini menutup.

5. Setelah tekanan direduce, pressure akan menuju ke SV2. Setiap SV2 bekerja, akan menggerakkan cylinder hydraulic yang mana grease pump akan bekerja. Dengan bekerjanya SV2 „On‟ dan „Off‟ secara bergantian (lihat pada cycle timer/flasher di bawah), hal ini akan merubah arah gerakan cylinder hydraulic bolak-balik yang menyebabkan gerakan memompa.

6. Cycle timer/flasher mengirim sinyal pulsa 1 detik „On‟ dan 1 detik „Off‟ (dan bisa diadjust) menuju ke SV2. Solenoid valve SV2 melangsungkan grease menuju ke pump 30 kali per menit (30 cycle/menit).

7. Dengan tertutupnya vent valve, pump bekerja hingga tekanan grease mencapai tekanan maksimum output pump* (pump stall). Saat saluran grease mencapai tekanan maksimum, injector akan menyemprotkan grease pada titik pelumasannya.

*WA R NIN G : Tekanan maks imum Pump Tidak B oleh Lebih dari 3500 PS I (24,1 MPa).

Tekanan yang melebihi batasan ini akan merus ak komponen dan/atau menyebabkan

komponen pecah, yang bisa menyebabkan kecelakaan serius pada personal yang

berdekatan.

8. Setelah 75 detik, Solid State System Timer kembali stanby dengan memutus sinyal menuju solenoid valve SV1.

(31)

PT. SaptaIndra Sejati Plant People Development–Autolub System = Rev-0 = Page 30

9. Dengan terputusnya sinyal menuju SV1, supply hydraulic menuju pressure reducing valve dan vent valve juga terputus yang menebabkan vent valve terbuka.

10. Ketika vent valve terbuka, tekanan dalam saluran grease akan dibebaskan kembali ke reservoir sehingga tekanannya turun hingga 0. Sehingga, injector dapat kembali mengisi untuk putaran berikutnya.

11. Saat ini system standby dan siap untuk putaran pelumasan berikutnya, dan urutannya akan kembali diulang-ulang.

K elebihan tekanan pada sys tem, modifikas i part, meng g unakan bahan atau g reas e

 yang tidak s es uai atau meg g nunakan part aus ataupun rus ak, bis a menyebabkan

unit rus ak dan/atau menyebabkan cidera s erius .

 J A NG A N melebihi tekanan maks imum pompa 3500 ps i (24,1 MPa).

 J ang an mencoba modifik asi part pada s ys tem ini k ecuali ada ijin dari pabrik .

 J ang an mencoba memperbaiki atau membong kar unit s ementara bertekanan.

Pas tikan s emua sambungan dik encang i s ebelum mengoperasik an unit.

B acalah dan ik uti petunjuk pabrik pelumas dan rek omendas i peng g unaan

 pelumas, dan peng g unaan alat pelindung diri .

Periks a s emua peralatan s ecara berk ala dan lakukan perbaikan atau g anti s eg era

 part yang aus atau rus ak.

Peralatan ini menghasilkan tekanan yang tinggi. Waspadalah saat mengoperasikan

 peralatan, kebocoran dari kompenen yang kendor atau pec ah bis a menyemburkan

 g reas e menembus kulit dan mas uk ke dalam tubuh yang menyebabkan cidera

 s erius bahkan kemung kinan amputas i.

Perlindungan yang memadai diperlukan untuk melindungi percikan material pada

kulit atapun mata.

 J ika terpapar g rease bertek anan yang mas uk ke dalam kulit seg era hubung i tenaga

medis . J ang an diangg ap luka bis a. K atakan kepada medis jenis pelumas apa yang

telah melukai.

(32)
(33)

PT. SaptaIndra Sejati Plant People Development–Autolub System = Rev-0 = Page 32

(34)

1. 3 ( Three Way Valve ).

 Adalah sebuah valve yang mempunyai sebuah solenoid Valve yang berfungsi untuk mengarahkan aliran oli yang bertekanan kearah Grease Pump pada saat Solenoid “ON” dan mengembalikan oli dari grease pump ke return pada saat “OFF”

Voltage dari timer G2 atau FJ akan timbul “ON” saat key Switch “ON” dan timer pada posisi “ACTIVE”

2. Reducing Valve.

Berfungsi untuk membatasi maksimal pressure yang akan menggerakkan reciprocating hydraulic pump sebesar

 20 bar 

3. Vent Valve.

*. Menutup jalur grease ke Tank pada saat posisi “ACTIVE” *. Membuka jalur grease ke Tank pada saat posisi “PAUSE”

2 keadaan diatas adalah kerja autolub, sehingga grease yang menuju injector benar – benar berpressure dan mampu melumasi bearing saat “ACTIVE” dan benar – benar berhenti melumasi saat “PAUSE”.

4. Cycle Times Solenoid.

Berfungsi untuk mengarahkan oli kesisi atas piston saat “OFF” sehingga grease pump bergerak kebawah, dan mengarahkan oli kesisi bawah piston saat “ON” sehingga grease pump bergerak keatas. Kerja solenoid ON dan OFF bergantian ini membuat grease pump naik turun ( Reciprocating ) dan menghisap grease dari tank untuk disupply ke injector ( RUN ).

(35)

PT. SaptaIndra Sejati Plant People Development–Autolub System = Rev-0 = Page 34

5. Check Valve.

Berfungsi agar tekanan pada sisi discharge tidak megganggu pergerakan fire ball didalam grease pump. Juga berfungsi agar kerja grease pump dapat lebih ringan sehingga umur grease pump lebih maksimal.

6. Hydraulic Pressure Gauge.

Untuk mengetahui tekanan oli penggerak reciprocating pump. 7. Grease Pressure Gauge.

Untuk mengetahui tekanan grease output dari check valve yang menuju ke Injector. 8. Safety Valve ( 4000 Psi ).

Berfungsi untuk membebaskan tekanan grease ke udara luar apabila terjadi fault (dimana grease pump continue bekerja )

9. Pressure Switch.

Berfungsi untuk memutus hubungkan aliran sensor ke timer sebagai penanda pressure telah atau belum tercapai.

(36)
(37)
(38)

INJECTOR

a. Masing-masing injector hanya melayani 1 titik pelumasan.

b. Injecor tersedia dalam bentuk bank yang terdiri dari 2, 3, 4 dan 5 injector dalam satu unit suku cadang.

c. Quantity output injector bisa di adjust:

Maksimum ouput = 0,08 in³ (1,31 cc). Minimum output = 0,008 in³ (0,13 cc).

d. Pada kasus pump tidak berfungsi, masing-masing injector dilengkapi dengan fitting grease yang tertutup sehingga memungkinkan greasing dengan pump dari luar.

Tahap 1

Injector Piston berada dalam posisi normal atau posisi diam. Discharge chamber telah terisi dengan pelumas dari operasi/langkah sebelumnya. Dari tekanan pelumas yang baru masuk, Slide Valve akan terdorong keatas

membuka Passage menuju Measuring Chamber yang terletak tepat diatas Injector Piston.

(39)

PT. SaptaIndra Sejati Plant People Development–Autolub System = Rev-0 = Page 38

Tahap 2

Ketika Slide Valve membuka passage, pelumas masuk menuju Measuring

Chamber tepat diatas Injector Piston. Pelumas kemudian menekan Injector Piston kebawah dan

mendorong pelumas yang ada di Discharge Chamber keluar melalui Outlet Port dan terus ke bearing

.

Tahap 3

Sementara Injector Piston terus tertekan kebawah, Slide Valve ikut terdorong kebawah menutup Passage. Ini

mengakibatkan penyaluran pelumas ke Passage dan Measuring Chamber terhenti. Injector Piston dan Slide

Valve akan tetap pada posisi ini

sampai tekanan di supply line dikeluarkan (dikeluarkan dari pompa).

(40)

Tahap 4

Setelah tekanan dilepaskan spring injector mengembang, mengakibatkan Slide Valve bergerak kebawah sehingga Passage dan Discharge

Chamber tersambung dengan Valve Port. Spring terus

mengembang dan membuat Injector Piston bergerak keatas,

mendorong pelumas yang ada di

Measuring Chamber melalui Passage dan Valve Port untuk mengisi DischargeChamber. Injector mulai lagi dari Tahap 1

(41)
(42)

G2 TIMER

G2 Pulse Lubrication Controller

The G2 Pulse Lubrication Controller didesain untuk system grease pump yang terintegrasi dengan solenoid valve dan pressure switch. Unit ini dapat diprogram untuk langkah PAUSE dari 1 detik hingga 50 jam, Pump Valve Cycle Time antara 1 s/d 50 menit dan solenoid valve time antara 1 s/d 50 detik.

Sistem ini dapat berjalan pada voltage 10 Volt s/d 30 Volt DC sehingga sangat cocok pada machine yang menggunakan 12 atau 24 Volt.

Monitor Grease Low level juga tersedia dengan baik dengan menggunakan fault lamp jika diperlukan.

SET UP MODE

Untuk masuk ke modus SETUP posisikan key switch ke Posisi “ON” dan tahan tombol 2 detik. FAULT LED akan menyala untuk menandakan bahwa unit dalam Mode Setup. Parameter pertama adalah Waktu PAUSE. Hal ini dapat dari 1 detik sampai 50 jam. Leds  jangkauan akan menunjukkan berbagai pengaturan yang aktif. Untuk menentukan

pengaturan yang tepat gilirannya dial sampai kisaran led mulai berkedip, ini menunjukkan bahwa leds dial dan jangkauan akan menunjuk ke pengaturan yang aktif. Untuk

memilih pengaturan yang berbeda gilirannya leds dial sampai jangkauan dan dial

menunjukkan pengaturan yang diinginkan, tekan dan tahan tombol selama 2 detik. Leds sekarang akan mulai berkedip yang menunjukkan pengaturan baru t elah diterima, langkah ini dapat diulang jika perlu.

Untuk pindah ke parameter berikutnya cukup tekan sebentar tombol. Perhatikan bahwa posisi dial tidak signifikan ketika hanya pindah ke parameter berikutnya.

Parameter berikutnya adalah Cycle Time Solenoid. Ini adalah detik dari solenoid dan mematikan siklus (misalnya jika ini di set ke 1,5 detik solenoida akan beralih pada tingkat

(43)

PT. SaptaIndra Sejati Plant People Development–Autolub System = Rev-0 = Page 42

1,5 detik dan 1,5 detik dari). Pengaturan ini dapat dari 1 detik sampai 50 detik dan dapat diubah sesuai dengan Waktu PAUSE.

Untuk pindah ke parameter berikutnya lagi tekan sebentar tombol.

Parameter terakhir adalah Pressure Time Out. Ini adalah waktu maksimum sistem dapat dilakukan untuk membangun Pressure . Jika saklar Pressure tidak menutup dalam waktu ini unit akan menganggap ada kesalahan dan pergi ke mode Fault. Berlaku untuk berbagai pengaturan ini adalah dari 1 menit sampai 50 menit.

Perubahan sebagai Waktu PAUSE . Nilai ini harus sesuai lebih lama dari waktu menekan maksimum yang mungkin dari sistem untuk memastikan tidak ada alarm palsu.

Untuk bergerak melewati parameter ini tekan sebentar tombol.

Tahap terakhir dari Mode Setup adalah Test Mode, hal ini ditunjukkan oleh Patahan led berkedip. Tingkat dan leds Pressure akan menunjukkan jika tingkat Pressure atau saklar ditutup. Menahan tombol ke bawah akan mendorong solenoida dan pompa. AWAS,

perhatikan bahwa ini akan terus selama tombol ditekan, terlepas dar i apakah saklar Pressure ditutup atau tidak.

Untuk keluar dari mode setup , lepas kabel power ass‟y OPERATING MODE

• RUN

Selama siklus menjalankan pompa adalah untuk terus-menerus sementara siklus

solenoida pada tingkat yang ditentukan dalam Setup. Para leds dial dan jangkauan dapat digunakan untuk menentukan berapa banyak waktu telah berlalu. Setelah kontak saklar Pressure menutup unit akan memasuki siklus PAUSE. Jika demikian, kontak saklar Pressure tidak ditutup sebelum Waktu Pressure keluar berakhir, unit akan memasuki Mode Fault. Menekan tombol pada titik apapun akan menghentikan siklus Run dan memulai siklus PAUSE.

• PAUSE

Selama siklus PAUSE pump dan solenoid tidak aktif dan unit menghitung mundur ke nol mulai dari PAUSE Waktu yang ditentukan dalam Setup. Para leds dial dan jangkauan dapat digunakan untuk menentukan berapa banyak waktu PAUSE tetap. Setelah waktu hitungan ke nol unit akan mencoba untuk memulai siklus Jalankan baru. Jika Pressure Switch masih tertutup, bagaimanapun, unit akan memasuki modus Fault

Menekan tombol akan mengakhiri siklus PAUSE dan memulai siklus Jalankan hanya jika kontak saklar Pressure terbuka. Jika kontak saklar Pressure masih tertutup menekan tombol tidak akan berpengaruh. Pressure led akan tetap menyala selama kontak saklar Pressure ditutup.

• FAULTS

Ini adalah tiga kondisi gangguan yang mungkin

1. Tingkat reservoir rendah ditunjukkan oleh dimana Level Led menyala. Hal ini terjadi jika contact switch posisi closed selama siklus berjalan setelah empat detik awal telah berlalu. 2. Timeout siklus ditunjukkan oleh Pressure Led. Hal ini terjadi jika kontak saklar Pressure tidak menutup dalam waktu yang ditentukan oleh Pressure Time Out dalam Setup.

3. Pressure Kesalahan diindikasikan oleh Pressure yang led berkedip. Hal ini terjadi jika kontak Beralih Pressure belum dibuka sebelum akhir siklus PAUSE.

Dalam modus kesalahan leds dial dan jangkauan dapat digunakan untuk menentukan berapa lama kesalahan telah ada (hingga 50 jam maks). Perhatikan bahwa menekan

(44)

tombol akan mengakhiri modus Patahan dan memulai siklus PAUSE. Unit ini harus melalui Jalankan lengkap dan siklus PAUSE terlebih dahulu sebelum waktu kesalahan akan diatur ulang ke nol. Jika kesalahan lain terjadi pertama, waktu akan terus

menghitung kesalahan dari mana ia tinggalkan.

(45)

PT. SaptaIndra Sejati Plant People Development–Autolub System = Rev-0 = Page 44

PROBLEM

No or Low hydraulic pressure at auxiliary port 1 No system pressure to the pump

2 Pressure reducing valve set to low. Increase setting by ½ turn to check operation. Pump pressure build very slowly or not at all

1 No pulsing signal from reciprocation timer 2 Pressure reducing valve may be set to low

3 Grease viscosity may be to high for temperature at which pump is operating 4 If pressure is not building at all, the reciprocation solenoid may be inoperative

5 Pump piston ball check and inlet checks may have foreign matter trapped causing leakage.

Remove, inspect and clean if necessary.

6 Inspect sealing surfaces between upper and lower inlet checks. Replace if rough or pitted

7 Replace shovel rod if rough or fitted. Replace shovel rod packing 8 Inspect lubricant supply line for leaks or breaks.

Lubricant volume to bearing LOW

1 Output adjustment screw injector setting incorrect 2 Worn or damaged LOWER slide valve seal injector

3 Worn or damaged LOWER slide valve body o-ring injector 4 Plunger spring injector broken or worn

Lubricant volume to bearing too High

1 Output adjustment screw injector setting incorrect 2 Worn or damaged UPPER slide valve seal injector

3 Worn or damaged UPPER slide valve body o-ring injector 4 Plunger spring injector broken or worn

5 Worn or damaged slide valve injector assy External leakage at body injector

1 Damaged or worn body o-ring

External leakage at fitting assembly injector 2 Loose cap

3 Damaged fitting

External leakage at indicator rod injector 1 Worn or damaged indicator rod packing 2 Worn or damaged indicator rod

(46)

FLUIDCON FJ TIMER

Lubrication Fluidcon Controller yang telah dirancang dengan fleksibilitas dalam pikiran. Sistem ini mampu beroperasi dalam berbagai modus. Dalam pompa standar saklar tekanan katup solenoida pengaturan, sistem dapat diprogram sehingga dapat menjadi pompa pompa reciprocating dimana hal ini memerlukan sebuah rangkaian pulsa atau bisa saja beralih pada pompa. Sistem ini memiliki pilihan untuk menggunakan saklar tekanan atau tidak menggunakan saklar tekanan. Jeda dan pompa periode dapat disesuaikan dari 0,5 detik hingga 999,9 jam. Ini juga dapat dengan mudah dikonfigurasi untuk bertindak sebagai versi swap di mana ia akan mengaktifkan sebuah siklus lube pada satu bank untuk satu periode, kemudian swap atas dan mengoperasikan sebuah bank kedua dengan tekanan penuh beralih pemantauan. Sistem memiliki banyak kemampuan diagnostik dan ketika tersambung ke paket perangkat lunak kustom sistem lengkap dapat dimonitor.

UNIT KONTROL

Controller telah dirancang untuk menjadi sebuah perangkat yang dipasang di kabin. Pengontrol menggabungkan siklus lube manual saklar yang mengaktifkan sebuah siklus jika mendorong, serta alarm internal. Pengendali memiliki indikasi LED untuk fungsionalitas dan dibangun dalam diagnostik untuk membantu menemukan kesalahan. Ini juga mencakup pilihan untuk mendeteksi tingkat rendah, lube manual eksternal tombol dan sebuah rangkaian alarm eksternal. Semua kalibrasi dan pemrograman dilakukan dengan menggunakan sangat user friendly program perangkat lunak melalui komputer notebook. Program dapat disimpan dan kemudian dimasukkan ke jumlah unit massa  jika diperlukan atau dapat dikalibrasi untuk memenuhi segala macam mesin-mesin yang berbeda-beda.

TABEL KONEKTOR MASUK

RAGAM DAN FUNGSI INPUT

Tekanan saklar 1 input

Masukan ini dapat dikonfigurasi untuk pengertian yang positif atau negatif dan dapat normal terbuka atau tertutup. Pilihannya adalah perangkat lunak yang dapat disesuaikan. Konfigurasi standar adalah negatif dan biasanya terbuka, menutup saat tekanan tercapai.

Pin No Signal Comment

1 Battery supply 8 to 36 V DC

2 Ground 0 V DC

3 Output (Pump solenoid) 8 amps inductive

4 Output (Pulse solenoid) 8 amps inductive

5 Output (External alarm) 2 amps resistive

6 Digital Input (Pressure switch 1) Active - or + 7 Digital Input (Pressure switch 2) Active - or + 8 Digital Input (Low Lube Level) Active - or + 9 Digital Input (External Manual cycle) Active +

10 Data Ground 0 V DC

11 RS 232 RX (Receive) Data

(47)

PT. SaptaIndra Sejati Plant People Development–Autolub System = Rev-0 = Page 46

Tekanan saklar 2 input

Masukan ini dapat dikonfigurasi untuk pengertian yang positif atau negatif dan dapat normal terbuka atau tertutup. Pilihannya adalah perangkat lunak yang dapat disesuaikan. Konfigurasi standar adalah negatif dan biasanya terbuka, menutup saat tekanan tercapai. Masukan ini hanya digunakan pada sistem yang

memerlukan dua input saklar tekanan. Low Level input

Masukan ini dapat dikonfigurasi untuk pengertian yang positif atau negatif dan dapat normal normal terbuka atau tertutup. Pilihannya adalah perangkat lunak yang dapat disesuaikan. Konfigurasi standar adalah negatif dan normal terbuka, menutup ketika tingkat rendah terdeteksi. Masukan ini bersifat opsional, jika

pemantauan tingkat tidak tersedia tidak menggunakan input ini. Siklus lube eksternal input

Masukan ini hanya dapat merasakan masukan yang positif, namun dapat dikonfigurasi secara normal terbuka, atau normal tertutup. Pilihannya adalah perangkat lunak yang dapat disesuaikan. Konfigurasi standar biasanya terbuka, menutup ketika sebuah siklus lube diperlukan. Masukan ini bersifat opsional dan bertindak persis sama dengan siklus tombol di controller.

OUTPUT Pump output

Output ini merupakan keluaran FET switching positif. Rated hingga 8 A, output ini digunakan untuk mengoperasikan pompa lube. Periode waktu aktif untuk output ini adalah dikonfigurasi perangkat lunak . Pulse output

Output ini merupakan keluaran FET switching positif. Rated hingga 8 A, output ini digunakan untuk mengontrol sebuah rangkaian untuk mengaktifkan reciprocating pompa. Baik mengaktifkan dan menonaktifkan periode output perangkat lunak ini dapat dikonfigurasi. Output ini juga dapat bertindak

sebagai swap output untuk sistem dual bank. Pemilihan rangkaian swap dapat dikonfigurasi pada perangkat lunak.

 Alarm output

Output ini merupakan keluaran FET switching positif. Rated hingga 2 A, output ini digunakan untuk

mengaktifkan mount remote alarm atau indikator visual. Sirkuit ini merupakan pilihan karena fakta bahwa controller memiliki alarm internal. Alarm output perangkat lunak dikonfigurasi untuk terus-menerus akan memberikan peringatan kegagalan system dan tidak beroperasi sama sekali.

INDIKASI LAMPU LED Power on indikasi

LED ini menyala hijau ketika unit diaktifkan. Pompa indikasi

LED ini menyala hijau ketika output pompa aktif. Pulse indikasi

LED ini menyala hijau ketika output pulsa aktif. Tekan 1 indikasi

LED ini menyala ketika tekanan ambar saklar 1 aktif. Dan salah satu informasi jika siklus lube gagal mencapai tekanan di dalam periode lube, menunjukkan kemungkinan jalur putus.

Tekan 2 indikasi

LED ini menyala ketika tekanan ambar saklar 2 adalah aktif. Itu salah satu informasi jika siklus lube gagal mencapai tekanan di dalam periode lube, menunjukkan kemungkinan jalur putus.

Tingkat indikasi

(48)

PERANGKAT LUNAK (SOFTWARE)

GAMBARAN LUBE CONTROLLER UNTUK PERANGKAT LUNAK APLIKASI Lockout Pompa

Ketika dipilih akan memotong siklus lube setelah kesalahan terdeteksi. Power supply harus dimatikan kemudian dihidupkan kembali untuk mereset ulang unit dalam modus ini.

Lube on Power On

Ketika memilih siklus ini lube akan aktif segera setelah kunci kontak ON. Swap

Hal ini akan mengubah kontroler untuk beroperasi sebagai rangkaian swap adalah dua bank dilumasi untuk periode yang sama. Itu memanfaatkan tekanan dua saklar, satu untuk masing-masing bank.

Ext. Manual Lube

Ketika dipilih memungkinkan unit untuk menerima input dari luar lube manual switch. No Pressure Switch

Ketika dipilih ini memungkinkan sistem untuk beroperasi tanpa saklar tekanan input. Oleh karena itu tidak ada kondisi kesalahan terjadi ketika pilihan ini dipilih.

Continuous Alarm

Ketika dipilih mengaktifkan alarm terus-menerus ketika tingkat kesalahan rendah aktif. Jika tidak dipilih alarm akan aktif setiap 10 detik jika terjadi kesalahan pada system.

Tidak ada sonar waspada

Ketika dipilih, sonar dan alarm tidak akan beroperasi. Lube Siklus

Bila PC terhubung dan perangkat lunak Kontrol Lube Fluidcon terbuka jumlah siklus lube ditampilkan. Grease rendah

Bila PC terhubung dan perangkat lunak Kontrol Lube Fluidcon terbuka jumlah lemak rendah pelanggaran ditampilkan.

Penyumbatan

Bila PC terhubung dan perangkat lunak Kontrol Lube Fluidcon terbuka jumlah sumbatan ditampilkan. Nomor 1 adalah untuk tekanan saklar 1 dan Nomor 2 adalah untuk tekanan saklar 2.

Buka Kegagalan

Bila PC terhubung dan perangkat lunak Kontrol Lube Fluidcon terbuka jumlah kegagalan terbuka

ditampilkan. Nomor 1 adalah untuk tekanan saklar 1 dan Nomor 2 adalah untuk tekanan saklar 2. "Buka" sistem menunjukkan tidak mencapai tekanan (mungkin terbuka baris.)

Tarik

Ketika dipilih itu menambahkan resistor pull up ke input. Ini digunakan ketika merasakan input negatif. Jika merasakan masukan yang positif, tarik ke atas tidak boleh dipilih.

Aktif Ditutup

Ketika dipilih mengaktifkan input ketika saklar tertutup. Bila tidak dipilih, switch input akan aktif bila terbuka. Jeda

Ini adalah masa di mana siklus lube tidak aktif atau tidak aktif antara siklus. Jika sudah diatur sampai 10 menit, maka sistem lube menunggu 10 menit dan siklus lube aktif. Kemudian setiap 10 menit, siklus akan menjadi aktif..

Aktif 

(49)

PT. SaptaIndra Sejati Plant People Development–Autolub System = Rev-0 = Page 48

Riwayat

Bila PC terhubung dan perangkat lunak Kontrol Lube Fluidcon terbuka, sejarah akan menampilkan semua  jendela sejarah kegagalan kembali ke waktu terakhir itu reset.

Brightness

Brightness mengatur kecerahan LED. Ini dapat digunakan untuk memastikan LED tidak terlalu mengganggu selama operasi waktu malam.

Pulse on

Pulse on menyesuaikan keluaran arus pada waktunya.untuk mengaktifkan reciprocating pompa. Pulse off

Pulse off menyesuaikan keluaran arus dari waktunya untuk mengaktifkan reciprocating pompa . Memuat

Load memungkinkan pengguna untuk menampilkan data timer sebelumnya yang tersimpan di dalam data base dicomputer..

Simpan

Simpan memungkinkan pengguna untuk menyimpan data timer setelah diprogram ke dalam data base dicomputer..

Reset Semua

(50)

TAMPILAN PERANGKAT LUNAK WINDOW.

INSTRUKSI INSTALASI

1 Memasang control pelumas di dalam kabin harus berada dalam jangkauan operator. 2 Hubungkan kabel sesuai diagram yang cocok diberikan pada sistem yang dipasang. PEMROGRAMAN DAN KALIBRASI

Pemrograman dapat dilakukan pada komputer atau notebook yang telah memiliki paket perangkat lunak yang diinstal oleh Fluidcon. Hubungan berlangsung dengan menggunakan serial com. Oleh karena itu komputer atau notebook memerlukan port serial atau USB to serial adaptor. Gunakan kabel data P/N 9361-DC untuk memudahkan hubungan antara timer dengan computer atau notebook.

Dengan tujuan khusus untuk memungkinkan pemrograman dan kalibrasi dapat terjadi. Ada 2 pilihan saat melakukan pemrograman di workshop sebelum timer terpasang di unit atau setelah timer terpasang di unit. Lihat gambar 382e, dan 382f 

(51)

PT. SaptaIndra Sejati Plant People Development–Autolub System = Rev-0 = Page 50 C Y C LE P O W E R P U M P P U LS E P R E S S 1 P R E S S 2 LE V E L P A R T N o. 93 61 12 /2 4V D C LU B R IC A TI O N C O N TR O L 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 IG N IT IO N E A R TH G R E A S E P R E S S U R E S W IT C H B A N K 1 P G R E A S E P U M P S O LE N O ID + -P U LS E S O LE N O ID + -+ -LU B E FA IL W A R N IN G (O P TI O N A L) L LO W G R E A S E LE V E L (O P TI O N A L) M A N U A L LU B E S W IT C H (O P TI O N A L) + W IR IN G C O N N E C TI O N S P IN FU N C TI O N 1 IG N IT IO N 12 -2 4 V O LT S 2 E A R TH 3 P U M P S O LE N O ID 4 P U LS E S O LE N O ID 5 E X TE R N A L A LA R M 6 P R E S S U R E S W IT C H 1 7 N O T U S E D 8 LO W LE V E L S W IT C H 9 M A N U A L LU B E IN P U T E X TE R N A L 10 D A TA G R O U N D 11 D A TA R E C E IV E 12 D A TA TR A N S M IT A P P R O V E D D R A W IN G N U M B E R : 38 1w LU B R IC A TI O N C O N TR O L U N IT TO S U IT FL U ID C O N C IR C U IT FO R S IN G LE B A N K S Y S TE M WIRING DIAGRAMS

(52)

C Y C LE P O W E R P U M P P U LS E P R E S S 1 P R E S S 2 LE V E L P A R T N o .9 36 1 12 /2 4V D C LU B R IC A TI O N C O N TR O L 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 IG N IT IO N E A R TH G R E A S E P R E S S U R E S W IT C H B A N K 1 P G R E A S E P U M P S O LE N O ID + -S W A P S O LE N O ID + -+ -LU B E FA IL W A R N IN G (O P TI O N A L) L LO W G R E A S E LE V E L (O P TI O N A L) M A N U A L LU B E S W IT C H (O P TI O N A L) G R E A S E P R E S S U R E S W IT C H B A N K 2 P + W IR IN G C O N N E C TI O N S P IN FU N C TI O N 1 IG N IT IO N 12 -2 4 V O LT S 2 E A R TH 3 P U M P S O LE N O ID 4 G R E A S E B A N K S W A P S O LE N O ID 5 E X TE R N A L A LA R M 6 P R E S S U R E S W IT C H 1 7 P R E S S U R E S W IT C H 2 8 LO W LE V E L S W IT C H 9 M A N U A L LU B E IN P U T E X TE R N A L 10 D A TA G R O U N D 11 D A TA R E C E IV E 12 D A TA TR A N S M IT A P P R O V E D D R A W IN G N U M B E R : 38 1x LU B R IC A TI O N C O N TR O L U N IT TO S U IT FL U ID C O N C IR C U IT FO R D U A L B A N K S Y S TE M

(53)

PT. SaptaIndra Sejati Plant People Development–Autolub System = Rev-0 = Page 52 C Y C LE P O W E R P U M P P U LS E P R E S S 1 P R E S S 2 LE V E L P A R T N o. 93 61 12 /2 4V D C LU B R IC A TI O N C O N TR O L 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 12 -2 4V O FF E A R TH C A B     5     4     3     2    1     6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9 FR O N T B A C K A D A P TO R P LU G S IN TO LU B R IC A TI O N C O N TR O LL E R P O W E R IS R E Q U IR E D TO P O W E R TH E C O N TR O LL E R P LU G S IN TO C O M P U TE R S E R IA L P O R T 33 14 W IR IN G C O N N E C TI O N S P IN FU N C TI O N 1 IG N IT IO N 12 -2 4 V O LT S 2 E A R TH 3 P U M P S O LE N O ID 4 P U LS E S O LE N O ID 5 E X TE R N A L A LA R M 6 P R E S S U R E S W IT C H 1 7 N O T U S E D 8 LO W LE V E L S W IT C H 9 M A N U A L LU B E IN P U T E X TE R N A L 10 D A TA G R O U N D 11 D A TA R E C E IV E 12 D A TA TR A N S M IT A P P R O V E D D R A W IN G N U M B E R : 38 2e B A S IC P R O G R A M M IN G A D A P TO R LE A D TO S U IT FL U ID C O N LU B R IC A TI O N C O N TR O L U N IT

(54)

C Y C LE P O W E R P U M P P U LS E P R E S S 1 P R E S S 2 LE V E L P A R T N o. 93 61 12 /2 4V D C LU B R IC A TI O N C O N TR O L 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 A D A P TO R P LU G S IN LI N E W IT H M A C H IN E W IR IN G C A B     5     4     3     2    1     6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9 FR O N T B A C K P LU G S IN TO C O M P U TE R S E R IA L P O R T 33 14 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 W IR IN G C O N N E C TI O N S IN FU N C TI O N 1 IG N IT IO N 12 -2 4 V O LT S 2 E A R TH 3 P U M P S O LE N O ID 4 P U LS E S O LE N O ID 5 E X TE R N A L A LA R M 6 P R E S S U R E S W IT C H 1 7 N O T U S E D 8 LO W LE V E L S W IT C H 9 M A N U A L LU B E IN P U T E X TE R N A L 10 D A TA G R O U N D 11 D A TA R E C E IV E 12 D A TA TR A N S M IT A P P R O V E D D R A W IN G N U M B E R : 38 2f IN FI E LD P R O G R A M M IN G A D A P TO R LE A D TO S U IT FL U ID C O N LU B R IC A TI O N C O N TR O L U N IT

(55)

PT. SaptaIndra Sejati Plant People Development–Autolub System = Rev-0 = Page 54

Periode jeda Sets

Set masa jeda jam, menit atau detik

Set pompa masa aktif untuk jam

,

menit atau detik

Pompa set masa aktif

Cycle Pompa OFF period aktif Cycle pompa ON

pada periode aktif

Baris set ambang batas peringatan diblokir

Set untuk tipe unit

Set untuk S/N unit

Set untuk data installer (NIK) dan S/N timer KONFIGURASI PERANGKAT LUNAK UNTUK TIMERS

(56)

DAFTAR KATA SINGKATAN

LED Light Emitting Diode

RX Receive

TX Transmit

DC Direct Current

V Volt (s)

 A  Ampere‟s (Amps) FET Field Effect Transistor EXT External

(57)
(58)
(59)

PT. SaptaIndra Sejati Plant People Development–Autolub System = Rev-0 = Page 58

PERAWATAN

LINCOLN CENTROMATIC Tindakan Keselamatan

1. Gunakan APD yang sesuai dan telah ditetapkan seperti helmet, safety shoes, safety glasses dan sarung tangan.

2. Pastikan memahami dan melaksanakan AKK sebelum melakukan pekerjaan. Laporkan pada atasan anda apabila menemukan hal yang tidak aman.

Persiapan

1. Persiapkan peralatan kerja seperti kunci standar service yang akan digunakan serta peralatan pendukungnya.

Catatan : Pasang lock out s ebelum melakukan pekerjaan pada unit

Pelaksanaan Perawatan Tipe A

1. Lakukan pengecekan sistem dengan mengoperasikan melalui tombol manual. 2. Perhatikan tekanan grease melalui pressure gauge yang ada p ada tangki

Catatan : Tekanan g reas e tidak boleh melebihi 2500 PS I

3. Periksa grease dari kontaminasi, jika telah terkontaminasi ganti dengan grease baru. 4. Periksa pompa grease dan aksesorisnya, bila pompa tidak bekerja lakukan pengecekan dan perbaikannya. Lakukan sesuai dengan manual yang berlaku.

5. Periksa jalur suplai ½” dan yakinkan semua hose dalam kondisi baik ( pengecekan visual ). Jika ditemukan hose yang rusak segera diganti dengan yang baru.

6. Periksa injector, pastikan injector bekerja dengan baik. Jika terjadi kerusakan segera lakukan perbaikan atau ganti dengan yang baru.

(60)

7. Periksa semua titik pelumasan ( pastikan semua titik pelumasan harus terkena grease ).

8. Jika ditemukan titik pelumasan yang kering, periksa jalur suplai ¼” dari kebocoran ( jika terjadi kerusakan segera lakukan perbaikan atau ganti dengan hose baru ) dan pin tidak buntu ( laporkan ke customer jika pin masih buntu ).

(61)

PT. SaptaIndra Sejati Plant People Development–Autolub System = Rev-0 = Page 60

10. Periksa timer grease dalam keadaan berfungsi dengan baik. 11. Periksa jalur kelistrikan pada sistem tersebut dari kerusakan.

12. Bersihkan semua sisa grease yang menempel pada injector, tangki dan pompa grease.

Pelaksanaan Perawatan Tipe B

1. Lakukan langkah kerja sesuai dengan perawatan tipe A 2. Pasang exchange vent valve

3. Pasang exchange pompa grease Pelaksanaan Perawatan Tipe C

1. Lakukan langkah kerja sesuai dengan perawatan tipe A dan B 2. Pasang exchange injector

3. Ganti semua hose suplai dan feet lines yang terpasang pada unit. Pelaporan Backlog Pekerjaan

Jika ditemukan permasalahan saat dilakukan pekerjaan perawatan pada sistem tersebut ( pin buntu, penggantian pompa grease, dll ) dan memerlukan waktu perbaikan yang lama, maka segeralah melaporkan ke atasan untuk kepastian perbaikannya.

Hal ini untuk mencegah terjadinya bahaya kepada manusia, kerusakan peralatan atau kerugian terhadap proses dalam hal pelaksanaan pekerjaan backlog tersebut.

(62)

Gambar

TABEL KONEKTOR MASUK

Referensi

Dokumen terkait

Sistem pelumasan mesin diesel dilengkapi dengan pendingin oil (oil cooler) untuk mendinginkan minyak pelumas, karena mesin diesel temperatur kerjanya sangat tinggi

Rework tidak dapat dihindari dan hampir selalu dialami dalam dunia konstruksi Rework didefinisikan sebagai segala jenis pekerjan fisik konstruksi yang dikerjakan

Sistem pelumasan mesin diesel dilengkapi dengan pendingin oil (oil cooler) untuk mendinginkan minyak pelumas, karena mesin diesel temperatur kerjanya sangat tinggi

Bahan pangan yang memiliki kadar air sangat rendah (aw &lt; 0,1), oksidasi berlangsung sangat cepat dan pada aktivitas air lebih tinggi (aw = 0,55-0,85), laju oksidasi kembali

Bahan pangan yang memiliki kadar air sangat rendah (aw &lt; 0,1), oksidasi berlangsung sangat cepat dan pada aktivitas air lebih tinggi (aw = 0,55-0,85), laju oksidasi kembali

Bahan pangan yang memiliki kadar air sangat rendah (aw &lt; 0,1), oksidasi berlangsung sangat cepat dan pada aktivitas air lebih tinggi (aw = 0,55-0,85), laju oksidasi kembali

Juga beberapa faktor yang memudahkan timbulnya residif pada tinea korporis harus dihindari atau dihilangkan antara lain: temperatur lingkungan yang tinggi, keringat

Valve jenis ini digunakan untuk temperatur yang tinggi dan tekanan yang tinggi (mempunyai kelebihan dibandingkan dengan jenis bahan yang lain dalam hal