• Tidak ada hasil yang ditemukan

LP POST SC

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LP POST SC"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENDAHULUAN LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN

POST SECTIO CAESAREA (SC) POST SECTIO CAESAREA (SC)

A.

A. KonKonsep sep DasDasar Par Penyenyakiaki !

!.. PPeenn""eerriiaann

• SecSectio tio caescaesarearea a adaadalah lah pempembedbedahaahan n untuntuk uk melmelahiahirkarkan n janjanin in dendengan gan memmembukbukaa

dinding perut dan dinding uterus.

dinding perut dan dinding uterus. (Sarwono, 2005)(Sarwono, 2005)

• Sectio caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan padaSectio caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada

dinding uterus melalui depan perut atau vagina. Atau disebut juga histerotomia dinding uterus melalui depan perut atau vagina. Atau disebut juga histerotomia untuk melahirkan janin dari dalam rahim.

untuk melahirkan janin dari dalam rahim. (Mochtar, 1998)(Mochtar, 1998)

Ga#$ar !.

Ga#$ar !. Bayi yang lahir melalui section caesarea (SC)Bayi yang lahir melalui section caesarea (SC)

%

%.. IInn&&iikkaassii

Indikasi klasik yang dapat dikemukakan sebagai dasar section caesarea adalah : Indikasi klasik yang dapat dikemukakan sebagai dasar section caesarea adalah : a.

(2)

c.

c. "e"etatal l ddisistrtresesss d.

d. #an#anin bin besaesar mer melelebibihi $hi $%%%%% gr % gr  e.

e. eerdrdararahahan an anantetepapartrtumum

(Manuaba, I.B, 2001) (Manuaba, I.B, 2001)

Sedangkan indikasi yang menambah tingginya angka persalinan dengan sectio adalah Sedangkan indikasi yang menambah tingginya angka persalinan dengan sectio adalah

a.

a. &al&alperpersentsentasi asi janjaninin ')

') eetatak k lilintntanangg

Bila terjadi kesempit

Bila terjadi kesempitan an panggpanggul maka sectio ul maka sectio caesarea adalah jalan *cara caesarea adalah jalan *cara yangyang ter

terbaibaik k daldalam am melmelahiahirkarkan n janjanin in dendengan gan segasegala la letletak ak linlintantang g yanyang g janjaninninnyaya hid

hidup up dan dan besbesarnarnya ya biabiasa. sa. SemSemua ua priprimigmigravravida ida dendengan gan letletak ak linlintantang g harharusus ditolong dengan sectio caesarea +alaupun tidak ada perkiraan panggul sempit. ditolong dengan sectio caesarea +alaupun tidak ada perkiraan panggul sempit. &ultipara dengan letak lintang dapat lebih dulu ditolong dengan cara lain.

&ultipara dengan letak lintang dapat lebih dulu ditolong dengan cara lain. ,)

,) eetatak k bebelalakakangng

Sectio caesarea disarankan atau dianjurkan pada letak belakang bila panggul Sectio caesarea disarankan atau dianjurkan pada letak belakang bila panggul sempit primigravida janin besar dan berharga.

sempit primigravida janin besar dan berharga.  b.

 b. lasenta previa sentralis dan lateralislasenta previa sentralis dan lateralis c.

c. resenresentasi lentasi lengkap bgkap bila repoila reposisi tidsisi tidak berhak berhasil.asil. d.

d. -e-ememeli li memenunururut t aastmstmanan  sesectictio o cescesarearea a didiananjujurkrkan an bibila la jajaninin n pepertrtamama a leletatakk lintang atau presentasi bahu bila terjadi interior (looking o/ the t+ins) distosia lintang atau presentasi bahu bila terjadi interior (looking o/ the t+ins) distosia karena tumor ga+at janin dan sebagainya.

karena tumor ga+at janin dan sebagainya. e.

e. aartrtus us lalamama /.

/. aartrtus us titidadak mk majajuu g.

g. re0ekre0eklamsia lamsia dan dan hiperthipertensiensi h.

(3)

'. Tan Se*io Caesarea

2ujuan melakukan sectio caesarea (SC) adalah untuk mempersingkat lamanya  perdarahan dan mencegah terjadinya robekan serviks dan segmen ba+ah rahim. Sectio caesarea dilakukan pada plasenta previa totalis dan plasenta previa lainnya jika  perdarahan hebat. Selain dapat mengurangi kematian bayi pada plasenta previa sectio caesarea juga dilakukan untuk kepentingan ibu sehingga sectio caesarea dilakukan  pada placenta previa +alaupun anak sudah mati.

+. ,enis - ,enis Operasi Se*io Caesarea (SC) a. A$&o#en (SC A$&o#inais)

') Sectio Caesarea 2ransperitonealis

• Sectio caesarea klasik atau corporal : dengan insisi memanjang pada corpus

uteri.

• Sectio caesarea pro/unda : dengan insisi pada segmen ba+ah uterus.

Ga#$ar %. Se*io *aesarea pro/n&a ,) Sectio caesarea ekstraperitonealis

&erupakan sectio caesarea tanpa membuka peritoneum parietalis dan dengan demikian tidak membuka kavum abdominalis.

(4)

$. 0a"ina (se*io *aesarea 1a"inais)

&enurut arah sayatan pada rahim sectio caesaria dapat dilakukan apabila :

• Sayatan memanjang (longitudinal) • Sayatan melintang (tranversal) • Sayatan huru/ 2 (2 Insisian)

*. Se*io Caesarea Kasik (korpora)

1ilakukan dengan membuat sayatan memanjang pada korpus uteri kira0kira '%cm. 3elebihan :

• &engeluarkan janin lebih memanjang

• 2idak menyebabkan komplikasi kandung kemih tertarik  • Sayatan bisa diperpanjang proksimal atau distal

3ekurangan :

• In/eksi mudah menyebar secara intraabdominal karena tidak ada reperitonial

yang baik.

• 4ntuk persalinan berikutnya lebih sering terjadi rupture uteri spontan.

!uptura uteri karena luka bekas SC klasik lebih sering terjadi dibandingkan dengan luka SC pro/unda. !uptur uteri karena luka bekas SC klasik sudah dapat terjadi pada akhir kehamilan sedangkan pada luka bekas SC pro/unda  biasanya baru terjadi dalam persalinan.

4ntuk mengurangi kemungkinan ruptura uteri dianjurkan supaya ibu yang telah mengalami SC jangan terlalu lekas hamil lagi. Sekurang 0kurangnya dapat istirahat selama , tahun. !asionalnya adalah memberikan kesempatan luka sembuh dengan baik. 4ntuk tujuan ini maka dipasang akor sebelum menutup luka rahim.

(5)

&. Se*io Caesarea (Is#ika Pro/n&a)

1ilakukan dengan membuat sayatan melintang konka/ pada segmen ba+ah rahim kira0kira '%cm

3elebihan :

•enjahitan luka lebih mudah

•enutupan luka dengan reperitonialisasi yang baik 

•2umpang tindih dari peritoneal /lap baik sekali untuk menahan isi uterus ke

rongga perineum

•erdarahan kurang

•1ibandingkan dengan cara klasik kemungkinan ruptur uteri spontan lebih kecil

3ekurangan :

• uka dapat melebar ke kiri ke kanan dan ba+ah sehingga dapat menyebabkan

arteri uteri putus yang akan menyebabkan perdarahan yang banyak.

• 3eluhan utama pada kandung kemih post operati/ tinggi.

2. Ko#pikasi

a. In/eksi Perperais

3omplikasi ini bersi/at ringan seperti kenaikan suhu selama beberapa hari dalam masa ni/as atau dapat juga bersi/at berat misalnya peritonitis sepsis dan lain0lain. In/eksi post operasi terjadi apabila sebelum pembedahan sudah ada gejala 0 gejala in/eksi intrapartum atau ada /aktor 0 /aktor yang merupakan predisposisi terhadap kelainan itu (partus lama khususnya setelah ketuban pecah tindakan vaginal sebelumnya). Bahaya in/eksi dapat diperkecil dengan pemberian antibiotika tetapi

(6)

tidak dapat dihilangkan sama sekali terutama SC klasik dalam hal ini lebih  berbahaya daripada SC transperitonealis pro/unda.

$. Per&ara3an

erdarahan banyak bisa timbul pada +aktu pembedahan jika cabang arteria uterina ikut terbuka atau karena atonia uteri

*. Ko#pikasi - ko#pikasi ain seperi 4

• uka kandung kemih • mbolisme paru 0 paru

&. Suatu komplikasi yang baru kemudian tampak ialah kurang kuatnya perut pada dinding uterus sehingga pada kehamilan berikutnya bisa terjadi ruptura uteri. 3emungkinan hal ini lebih banyak ditemukan sesudah sectio caesarea klasik.

5. Pro"nosis

• 1engan kemajuan teknik pembedahan adanya antibiotika dan persediaan darah

yang cukup pelaksanaan sectio ceesarea sekarang jauh lebih aman dari pada dahulu.

• Angka kematian di rumah sakit dengan /asilitas baik dan tenaga yang kompeten 5

,*'%%%. "aktor 0 /aktor yang mempengaruhi morbiditas pembedahan adalah kelainan atau gangguan yang menjadi indikasi pembedahan dan lamanya persalinan  berlangsung.

• Anak yang dilahirkan dengan sectio caesaria nasibnya tergantung dari keadaan

yang menjadi alasan untuk melakukan sectio caesarea. &enurut statistik di negara 0 negara dengan penga+asan antenatal dan intranatal yang baik angka kematian  perinatal sekitar $ 0 67

(7)

6. Pao/isioo"i

Adanya beberapa kelainan*hambatan pada proses persalinan yang menyebabkan  bayi tidak dapat lahir secara normal * spontan misalnya plasenta previa sentralis dan lateralis panggul sempit disproporsi cephalo pelvic rupture uteri mengancam partus lama partus tidak maju pre0eklamsia distosia serviks dan malpresentasi janin. 3ondisi tersebut menyebabkan perlu adanya suatu tindakan pembedahan yaitu Sectio Caesarea (SC).

1alam proses operasinya dilakukan tindakan anestesi yang akan menyebabkan  pasien mengalami imobilisasi sehingga akan menimbulkan masalah intoleransi aktivitas. Adanya kelumpuhan sementara dan kelemahan /isik akan menyebabkan  pasien tidak mampu melakukan aktivitas pera+atan diri pasien secara mandiri

sehingga timbul masalah de/isit pera+atan diri.

3urangnya in/ormasi mengenai proses pembedahan penyembuhan dan  pera+atan post operasi akan menimbulkan masalah ansietas pada pasien. Selain itu dalam proses pembedahan juga akan dilakukan tindakan insisi pada dinding abdomen sehingga menyebabkan terputusnya inkontinuitas jaringan pembuluh darah dan sara/ 0 sara/ di sekitar daerah insisi. 8al ini akan merangsang pengeluaran histamin dan  prostaglandin yang akan menimbulkan rasa nyeri (nyeri akut). Setelah proses  pembedahan berakhir daerah insisi akan ditutup dan menimbulkan luka post op yang  bila tidak dira+at dengan baik akan menimbulkan masalah risiko in/eksi.

(8)

POHON 7ASALAH

3elainan * hambatan selama hamil dan proses persalinan &isalnya : plasenta previa sentralis * lateralis panggul

sempit disproporsi cephalo pelvic ruptur uteri mengancam partus lama * tidak maju preeklamsia

distonia serviks malpresentasi janin

Se*io Caesarea (SC)

uka post op. SC

Risiko In/eksi

Insisi dinding abdomen

2erputusnya inkonuitas jaringan  pembuluh darah dan

sara/ 0 sara/ di sekitar daerah insisi &erangsang  pengeluaran histamin dan prostaglandin Nyeri Ak 2indakan anastesi Imobilisasi De/isi Pera8aan Diri Inoeransi Aki1ias

(9)

9. Pe#eriksaan Pennan"

• 8emoglobin atau hematokrit (8B*8t) untuk mengkaji perubahan dari kadar pra

operasi dan mengevaluasi e/ek kehilangan darah pada pembedahan.

• eukosit (9BC) mengidenti/ikasi adanya in/eksi

• 2es golongan darah lama perdarahan +aktu pembekuan darah • 4rinalisis * kultur urine

• emeriksaan elektrolit

:. Penaaaksanaan 7e&is Pos SC a. emberian cairan

3arena  jam pertama penderita puasa pasca operasi maka pemberian cairan  perintravena harus cukup banyak dan mengandung elektrolit agar tidak terjadi

hipotermi dehidrasi atau komplikasi pada organ tubuh lainnya. Cairan yang biasa diberikan biasanya 1e;trose '%7 garam /isiologi dan ! secara bergantian dan  jumlah tetesan tergantung kebutuhan. Bila kadar 8b rendah diberikan trans/usi

darah sesuai kebutuhan.  b. 1iet

emberian cairan perin/us biasanya dihentikan setelah penderita /latus lalu dimulailah pemberian minuman dan makanan peroral. emberian minuman dengan jumlah yang sedikit sudah boleh dilakukan pada  0 '% jam pasca operasi  berupa air putih dan air teh.

c. &obilisasi

&obilisasi dilakukan secara bertahap meliputi :

(10)

• atihan perna/asan dapat dilakukan penderita sambil tidur telentang sedini

mungkin setelah sadar 

• 8ari pertama post operasi penderita dapat didudukkan selama < menit dan

diminta untuk berna/as dalam lalu menghembuskannya.

• 3emudian posisi tidur telentang dapat diubah menjadi posisi setengah duduk

(semi/o+ler)

• Selanjutnya selama berturut0turut hari demi hari pasien dianjurkan belajar

duduk selama sehari belajar berjalan dan kemudian pasien diperbolehkan  pulang.

d. 3ateterisasi

3andung kemih yang penuh menimbulkan rasa nyeri dan tidak enak pada  penderita menghalangi involusi uterus dan menyebabkan perdarahan. 3ateter  biasanya terpasang ,$ jam tergantung jenis operasi dan keadaan penderita.

e. emberian obat0obatan ') Antibiotik 

Cara pemilihan dan pemberian antibiotic sangat berbeda0beda setiap institusi ,) Analgetik dan obat untuk memperlancar kerja saluran pencernaan

a) Supositoria = ketopropen sup ,;*,$ jam  b) >ral = tramadol tiap  jam atau paracetamol

c) Injeksi = penitidine ?%06< mg diberikan setiap  jam bila perlu @) >bat0obatan lain

4ntuk meningkatkan vitalitas dan keadaan umum penderita dapat diberikan caboransia seperti neurobian I vit. C

(11)

/. era+atan luka

3ondisi balutan luka dilihat pada ' hari post operasi bila basah dan berdarah harus dibuka dan diganti

g. era+atan rutin

8al0hal yang harus diperhatikan dalam pemeriksaan adalah suhu tekanan darah nadidan perna/asan.

(12)

<. Konsep Dasar As3an Kepera8aan !. Pen"kaian

• Identitas klien dan penanggung • 3eluhan utama klien saat ini

• !i+ayat kehamilan persalinan dan ni/as sebelumnya bagi klien multipara • !i+ayat penyakit keluarga

• 3eadaan klien meliputi :

a. Sirkulasi

8ipertensi dan pendarahan vagina yang mungkin terjadi. 3emungkinan kehilangan darah selama prosedur pembedahan kira0kira %%0%% m.

 b. Integritas ego

1apat menunjukkan prosedur yang diantisipasi sebagai tanda kegagalan dan atau re/leksi negati/ pada kemampuan sebagai +anita. &enunjukkan labilitas emosional dari kegembiraan ketakutan menarik diri atau kecemasan.

c. &akanan dan cairan

Abdomen lunak dengan tidak ada distensi (diet ditentukan). d. eurosensori

3erusakan gerakan dan sensasi di ba+ah tingkat anestesi spinal epidural. e. yeri * ketidaknyamanan

&ungkin mengeluh nyeri dari berbagai sumber karena trauma bedah distensi kandung kemih  e/ek 0 e/ek anesthesia nyeri tekan uterus mungkin ada.

/. ernapasan

Bunyi paru 0 paru vesikuler dan terdengar jelas. g. 3eamanan

(13)

h. Seksualitas

"undus kontraksi kuat dan terletak di umbilikus. Aliran lokhea sedang.

%. Dia"nosa Kepera8aan

a. yeri akut berhubungan dengan agen cedera biologi : pelepasan mediator nyeri (histamin prostaglandin) akibat trauma jaringan dalam pembedahan (section caesarea)

 b. !isiko tinggi in/eksi berhubungan dengan trauma jaringan * luka kering bekas operasi

c. Ansietas berhubungan dengan kurangnya in/ormasi tentang prosedur pembedahan  penyembuhan dan pera+atan post operasi

d. Sindrom de/isit pera+atan diri b*d kelemahan /isik akibat tindakan anestesi dan  pembedahan

e. Intoleransi aktivitas b*d kelemahan secara menyeluruh akibat tindakan anestesi

'. Ren*ana As3an Kepera8aan Dia"nosa

Kepera8aan

Tan &an Krieria Hasi Iner1ensi Rasiona  yeri akut  berhubungan dengan agen cedera bilogi :  pelepasan mediator nyeri (histamin Setelah diberikan asuhan kepera+atan selama  ;  jam diharapkan nyeri klien  berkurang * terkontrol dengan kriteria hasil :

• 3lien melaporkan '. akukan  pengkajian secara komprehensi/ tentang nyeri meliputi lokasi karakteristik durasi /rekuensi '. &empengaruhi  pilihan *  penga+asan kee/ekti/an intervensi.

(14)

akibat trauma  jaringan dalam  pembedahan (section caesarea) terkontrol • 9ajah tidak tampak meringis • 3lien tampak rileks dapat  berisitirahat dan  beraktivitas sesuai kemampuan

nyeri dan /aktor  presipitasi. ,. >bservasi respon nonverbal dari ketidaknyamanan (misalnya +ajah meringis) terutama ketidakmampuan untuk  berkomunikasi secara e/ekti/. @. 3aji e/ek  pengalaman nyeri terhadap kualitas hidup (e;:  beraktivitas tidur istirahat rileks kognisi perasaan dan hubungan sosial) $. Ajarkan menggunakan teknik nonanalgetik ,. 2ingkat ansietas dapat mempengaruhi  persepsi * reaksi terhadap nyeri. @. &engetahui sejauh mana pengaruh nyeri terhadap kualitas hidup  pasien. $. &em/okuskan kembali perhatian meningkatkan kontrol dan

(15)

(relaksasi  progresi/ latihan napas dalam imajinasi sentuhan terapeutik.) <. 3ontrol /aktor 0 /aktor lingkungan yang yang dapat mempengaruhi respon pasien terhadap

ketidaknyamanan (ruangan suhu cahaya dan suara) . 3olaborasi untuk

 penggunaan

kontrol analgetik  jika perlu.

meningkatkan

harga diri dan kemampuan koping <. &emberikan ketenangan kepada  pasien sehingga nyeri tidak  bertambah . Analgetik dapat mengurangi  pengikatan mediator kimia+i nyeri pada reseptor nyeri sehingga dapat mengurangi rasa nyeri !isiko tinggi terhadap in/eksi Setelah diberikan asuhan kepera+atan '. 2injau ulang kondisi dasar * '. 3ondisi dasar seperti diabetes *

(16)

dengan trauma  jaringan * luka  bekas operasi

(SC)

diharapkan klien tidak mengalami in/eksi dengan kriteria hasil :

• 2idak terjadi tanda

0 tanda in/eksi (kalor rubor dolor tumor /ungsio laesea)

• Suhu dan nadi

dalam batas normal ( suhu = @< 0@6<% C /rekuensi nadi = % 0 '%%;* menit) • 9BC dalam batas normal ($'%0'%? '%D@ * u) • 8b dalam batas normal ('@<0'6< g*d) • 8C2 dalam batas normal ($'0<@ 7) ada sebelumnya. Catat +aktu pecah ketuban.

,. 3aji adanya tanda in/eksi (kalor rubor dolor tumor /ungsio laesa) @. akukan  pera+atan luka menimbulkan  potensial risiko in/eksi *  penyembuhan luka yang buruk. ecah ketuban yang terjadi ,$ jam sebelum  pembedahan dapat menimbulkan koriamnionitis sebelum intervensi  bedah dan dapat

mempengaruhi  proses  penyembuhan luka ,. &engetahui secara dini terjadinya in/eksi sehingga dapat dilakukan  pemilihan intervensi secara tepat dan cepat @. &eminimalisir

(17)

dengan teknik aseptik  $. Inspeksi balutan abdominal terhadap eksudat * rembesan. epaskan balutan sesuai indikasi

<. Anjurkan klien dan keluarga untuk mencuci tangan sebelum * sesudah menyentuh luka . antau  peningkatan suhu nadi dan  pemeriksaan laboratorium kontaminasi pada luka yang dapat menimbulkan

in/eksi

$. Balutan steril menutupi luka dan melindungi luka dari cedera * kontaminasi. !embesan dapat menandakan terjadinya hematoma yang memerlukan intervensi lanjut <. Cuci tangan menurunkan resiko terjadinya in/eksi nosokomial . eningkatan suhu nadi dan 9BC merupakan salah satu data penunjang yang dapat

(18)

 jumlah 9BC * sel darah putih 6. 3olaborasi untuk  pemeriksaan 8b dan 8t. Catat  perkiraan kehilangan darah selama prosedur  pembedahan. . Anjurkan intake nutrisi yang cukup

mengidenti/ikasi adanya bakteri di dalam darah. roses tubuh untuk mela+an bakteri akan meningkatkan  produksi panas dan /rekuensi nadi. Sel darah putih akan meningkat sebagai kompensasi untuk mela+an bakteri yang menginvasi tubuh. 6. !isiko in/eksi  pasca melahirkan dan proses  penyembuhan akan  buruk bila kadar 8b rendah dan terjadi kehilangan darah berlebihan. . &empertahankan keseimbangan nutrisi untuk

(19)

?. 3olaborasi  penggunaan antibiotik sesuai indikasi mendukung perpusi  jaringan dan memberikan nutrisi yang perlu untuk regenerasi selular dan penyembuhan  jaringan ?. Antibiotik dapat menghambat  proses in/eksi Ansietas  berhubungan dengan kurangnya in/ormasi tentang  prosedur  pembedahan  penyembuhan dan pera+atan  post operasi Setelah diberikan asuhan kepera+atan selama  ;  jam diharapkan ansietas klien berkurang dengan kriteria hasil :

• 3lien terlihat lebih

tenang dan tidak gelisah • 3lien mengungkapkan  bah+a ansietasnya '. 3aji respon  psikologis terhadap kejadian dan ketersediaan sistem  pendukung ,. 2etap bersama '. 3eberadaan sistem  pendukung klien (misalnya  pasangan) dapat memberikan dukungan secara  psikologis dan membantu klien dalam mengungkapkan masalahnya ,. 3eberadaan

(20)

tenang dan menunjukkan rasa empati @. >bservasi respon nonverbal klien (misalnya: gelisah)  berkaitan dengan ansietas yang dirasakan $. 1ukung dan arahkan kembali mekanisme koping memberikan dukungan dan  perhatian pada klien sehingga klien merasa nyaman dan mengurangi ansietas yang dirasakannya @. Ansietas seringkali tidak dilaporkan secara verbal namun tampak  pada pola perilaku klien secara nonverbal $. &endukung mekanisme koping dasar meningkatkan rasa  percaya diri klien

sehingga menurunkan ansietas

(21)

<. Berikan in/ormasi yang  benar mengenai  prosedur  pembedahan  penyembuhan dan pera+atan  post operasi . 1iskusikan  pengalaman * harapan kelahiran anak  pada masa lalu

6. valuasi  perubahan ansietas yang <. 3urangnya in/ormasi dan misinterpretasi klien terhadap in/ormasi yang dimiliki sebelumnya dapat mempengaruhi ansietas yang dirasakan . 3lien dapat mengalami  penyimpangan memori dari melahirkan. &asa lalu * persepsi yang tidak realistis dan abnormalitas mengenai proses  persalinan SC akan meningkatkan ansietas. 6. Identi/ikasi kee/ekti/an intervensi yang

(22)

dialami klien secara verbal

telah diberikan

+. I#pe#enasi

Implementasi disesuaikan dengan intervensi kepera+atan yang telah disusun

2. E1aasi

valuasi respon verbal maupun non verbal saat implementasi kepera+atan yang telah dilakukan.

(23)

DA=TAR PUSTAKA

Carpenito I.#. ,%%'. Diagnosa Keperawatan, Edisi 8. #akarta : -C

1oengoes &arylinn. ,%%'. Rencana Asuhan Keperawatan Maternal / Bayi. #akarta : -C &anuaba I.B. ,%%'.  Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin !stetri "inekologi dan KB.

#akarta : -C

&anuaba I.B. '???. perasi Ke!idanan Kandungan Dan Keluarga Berencana #ntuk Dokter #$u$. #akarta : -C

&ochtar !ustam. '??. Sinopsis !stetri, Edisi %, &ilid %' #akarta : -C

Referensi

Dokumen terkait

Faktor yang memiliki hubungan yang bermakna secara statistik terhadap kejadian filariasis yaitu: Akses pelayanan kesehatan yang meliputi: jarak dan waktu tempuh ke RS, PKM,

Hasil biodiesel Trans II dengan waktu reaksi tahap I 30 menit serta jumlah metanol 1,3 stoikiometri belum memenuhi spesifikasi biodiesel yang ditentukan, karena kadar gliserol

penggunannya, sedangkan untuk kelas G dan H ditambahi dengan additive bila diperlukan, semen dengan jenis ini sangat umum digunakan dalam operasi penyemenan karena sifatnya yang

ENDO Medical Recording Chart Papers tersedia dalam berbagai jenis tipe untuk Kertas ECG/EKGG, Kertas CTG/NST, serta Kertas dayang khusus digunakan pada alat Defibrillator,

SISTEM DATABASE adalah suatu sistem penyusunan dan pengelolaan record-record dengan menggunakan komputer, dengan tujuan untuk menyimpan atau merekam serta memelihara data

Bank Negara Indonesia (BBNI) optimis penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) pada tahun 2016 akan terealisasi lebih cepat dengan turunnya suku bunga KUR menjadi 9%.. BNI

Hasil penelitian ini juga dapat memberikan gambaran bagi guru bahasa Indonesia bahwa novel Ayah Menyayangi Tanpa Akhir karya Kirana Kejora relevan untuk digunakan

Selain itu, uji penguat juga dilakukan dengan menginokulasikan 1 mL biakan dari tabung yang memberikan hasil uji positif pada uji penduga ke media BGBL (Brilliant Green Bile