• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEKNOLOGI DAN IMPLEMENTASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TEKNOLOGI DAN IMPLEMENTASI"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Makalah Seminar Kerja Praktek

TEKNOLOGI DAN IMPLEMENTASI FTTx Muhammad Wildan Aula Sabiq ( L2F009128 )

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Abstrak - Perkembangan teknologi yang sangat cepat terutama diperlihatkan oleh konvergensi teknologi informasi dengan telekomunikasi. Konvergensi teknologi menjadikan jaringan telekomunikasi, baik sambungan tetap maupun nirkabel tidak hanya untuk mentransmisikan layanan suara, tetapi juga berbagai jenis data dan gambar, termasuk untuk akses Internet dan video, tentunya hal tersebut membutuhkan bandwith yang besar. Teknologi serat optik merupakan media yang tidak diragukan untuk menyediakan bandwidth yang besar dengan akses yang cepat serta tidak terpengaruh interferensi gelombang elektromagnetik, bebas korosi dan menyediakan rugi-rugi minimal untuk transportasi data. Dan Teknologi FTTx sebagai salah satu opsi dalam penyelesaian jaringan optik dengan beberapa keunggulan diantaranya adalah stabilitas bandwidth untuk menjangkau daerah yang jauh serta tersedianya bandwith kumulatif sampai dengan 1 Gbps, kondisi ini menjamin konvergensi layanan bisa dikirimkan ke pelanggan dengan kualitas yang baik.

Kata Kunci : Teknologi FTTx, serat optik 1. Pendahuluan

Seiring dengan semakin pesat perkembangan teknologi terutama pada bidang telekomunikasi, saat ini banyak perusahaan di bidang telekomunikasi yang mulai menggunakan teknologi serat optik guna memberikan layanan yang terbaik, mudah dan cepat untuk masyarakat. Dengan teknologi serat optik maka bentuk layanan kepada masyarakat semakin bervariasi mulai dari komunikasi suara, data, bahkan sampai konferensi video secara real time tanpa buffer. Dengan perkembangan teknologi dalam bidang telekomunikasi memungkinkan penyediaan sarana telekomunikasi dalam biaya yang relatif lebih rendah, mutu pelayanan yang tinggi, cepat, aman, serta ditunjang oleh kapasitas yang besar dalam pengiriman informasi. Dalam prosedur transmisi sinyal informasi terdapat dua aspek mendasar yang harus dipenuhi, yaitu ketepatan waktu penerimaan (time transperacy) dan penerimaan informasi dengan benar (information transparency), dan dengan menggunakan Sistem Komunikasi Serat Optik (SKSO) syarat mendasar dari transmisi dapat terpenuhi. Karakteristik dari media transmisi serat optik tersebut adalah mempunyai lebar

bidang frekuensi (bandwith) yang besar, redaman rendah, ukuran lebih kecil dan lebih ringan, biaya murah, tahan terhadap noise dan minim terhadap percakapan silang (cross talk).

Namun selama ini serat optik hanya dipakai untuk transmisi antar sentral, sebagai jaringan backbone dan digunakan untuk komunikasi jarak jauh. Lalu mulai dikembangkanlah suatu jaringan lokal yang sampai ke terminal pelanggan dengan media fiber. Sistem transmisi serat optik yang digunakan pada jaringan lokal tersebut dinamakan Jaringan lokal Akses Fiber (Jarlokaf). Jarlokaf merupakan sebuah solusi strategis bagi jaringan akses pelanggan. Namun ketepatan dalam segi perencanaan dan operasional, serta pemilihan arsitektur dan teknologi jaringan yang digunakan akan sangat mempengaruhi kesuksesan kegiatan operasi, perawatan, efektifitas investasi, serta kemudahan pengembangan jaringan dan layanan jasa. Dan teknologi FTTx merupakan salah satu contoh instalasi dengan beberapa keunggulan diantaranya adalah stabilitas bandwidth untuk menjangkau daerah yang jauh serta tersedianya bandwith kumulatif sampai dengan 1 Gbps, kondisi ini menjamin konvergensi

(2)

layanan bisa dikirimkan ke pelanggan dengan kualitas yang baik.

1.2 Tujuan

Tujuan dari Kerja Praktek di Divisi Access Regional IV PT. TELKOM Solo adalah

1.Mengetahui instalasi jaringan serat optik sampai pelanggan

2.Mengetahui perangkat-perangkat yang digunakan sampai ke pelanggan

3.Menambah pengetahuan mengenai serat optik

1.3 Batasan Masalah

Dalam melakukan penyusunan laporan kerja praktek ini, agar pembahasan menjadi terarah, penulis membatasi kajian mengenai masalah yang dibahas. Adapun pembahasan yang penulis angkat adalah pengenalan perangkat dan jaringan FTTx sampai ke pelanggan.

2. Fiber To The X 2.1 Serat Optik

Serat optik merupakan sejenis kabel yang terbuat dari kaca atau plastik yang sangat halus dan lebih kecil dari sehelai rambut, dan digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat lain. Sumber cahaya yang digunakan biasanya adalah laser atau LED. Kabel ini berdiameter kurang lebih 120 mikrometer. Cahaya yang ada di dalam serat optik tidak keluar karena indeks bias dari kaca lebih besar daripada indeks bias dari udara, karena laser mempunyai spektrum yang sangat sempit. Kecepatan transmisi serat optik sangat tinggi sehingga sangat bagus digunakan sebagai saluran komunikasi.

Perkembangan teknologi serat optik saat ini, telah dapat menghasilkan pelemahan (attenuation) kurang dari 20 decibels (dB)/km. Dengan lebar jalur (bandwidth) yang besar sehingga kemampuan dalam mentransmisikan data menjadi lebih banyak dan cepat dibandingan dengan penggunaan kabel

konvensional. Dengan demikian serat optik sangat cocok digunakan terutama dalam aplikasi sistem telekomunikasi. Pada prinsipnya serat optik memantulkan dan membiaskan sejumlah cahaya yang merambat didalamnya

Gambar 1. Serat Optik 2.2 Arsitektur Jaringan Serat Optik Sistem JARLOKAF setidaknya memiliki 2 buah perangkat opto elektronik, yaitu satu perangkat opto elektronik di sisi sentral dan satu perangkat opto elektronik di sisi pelanggan. Lokasi perangkat opto elektronik di sisi pelanggan selanjutnya disebut Titik Konversi Optik (TKO). Secara praktis TKO berarti batas terakhir kabel optik ke arah pelanggan yang berfungsi sebagai lokasi konversi sinyal optik ke sinyal elektronik.

 Fiber To The Building (FTTB) TKO terletak di dalam gedung dan biasanya terletak pada ruang telekomunikasi basement. Terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga indoor.

 Fiber To The Zone (FTTZ)

TKO terletak di suatu tempat di luar bangunan, baik di dalam kabinet maupun manhole. Terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga hingga beberapa kilometer.  Fiber To The Curb (FTTC)

TKO terletak di suatu tempat di luar bangunan, baik di dalam kabinet, di atas tiang maupun manhole. Terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga hingga beberapa ratus meter.

(3)

 Fiber To The Home (FTTH) TKO terletak di rumah pelanggan. Dari gambar dibawah ini keberadaan kabel tembaga dapat dihilangkan sama sekali, sehingga keterbatasan kemampuan dalam menyediakan bandwidth yang lebar dan interferensi tidak akan terjadi.

Gambar 2. Jaringan FTTx

Koneksi internet yang selalu terhubung “Always On” dipasangkan dengan penyebaran aplikasi seperti IPTV, VOIP, dan lain-lain, membawa kepada peningkatan bandwidth transmisi access network dengan percepatan perpindahan dari kabel metal yang conventional ke FTTH. Menurut data ITU-T pada juni 2008 terjadi peningkatan jumlah pelanggan FTTH/B di seluruh dunia. Ini menandai peningkatan kebutuhan broadband access dari tahun ke tahun. Pekerjaannya saat ini, adalah meningkatkan skala nasional untuk menggunakan serat optik melalui yang disebut “last mile” ke pelanggan rumahan.

4.1.1 Access Network

Access Network adalah bagian dari suatu jaringan telekomunikasi yang menghubungkan pelanggan penyedia layanan langsung mereka. Hal ini kontras dengan jaringan inti, (Misalnya Jaringan Switching Subsystem dalam GSM) yang menghubungkan penyedia lokal satu sama lain. Jaringan akses dibagi lagi antara

feeder plant atau distribution network dan drop plant atau edge network. Pada Jaringan optik yang akan dibahas adalah distribution network yang terbagi menjadi 2, yaitu AON dan PON.

 Active Optical Network (AON) system merupakan rangkaian titik ke banyak titik (Point to Multi Point, P2MP), penggunaan teknologi ini terbatas karena biayanya sangat tinggi. Peralatan-peralatan aktif yang digunakan dalam jaringan AON termasuk optical switch, memerlukan tenaga listrik.

 Passive Optical Network (PON) system adalah metode yang paling efisien untuk menyediakan Broadband transmission melalui akses network. Dalam metode ini, sebuah Optical Line Terminal (OLT) pada Central Office (CO) dan sebuah Optical Network Unit (ONU) dalam rumah pelanggan menyediakan cost effective FTTH dengan membolehkan penggunaan Optical coupler untuk membagi 1 fiber menjadi N koneksi.

Gambar 3. Active Optical Network dan Passive Optical Network

(4)

Konstruksi trunk cable yaitu koneksi serat dari central office (CO) sampai ke tiang atau optical splitter, telah mengcover dari jaringan saat ini. Sisanya untuk menggelar serat optik dari splitter (coupler) terakhir ke pelanggan rumahan ketika service diminta, membuat koneksi langsung FTTH antara Central Office dan pelanggan rumahan menggunakan optical fiber. Serat optik digelar dari tiang atau optical spliter ke pelanggan rumahan disebut drop cable atau drop optical fiber dan panjangnya dapat mencapai 1.6 km. Di perumahan metropolitan, drop cable biasanya kurang dari 500 m panjangnya. Instalasi dari drop cable pertama membutuhkan konfirmasi dari optical level pada pelanggan rumahan diikuti oleh pengukuran throughput pada ONU. 4.1.2 FTTX Services

FTTx solution membantu operator menyediakan bandwidth yang lebih lebar dan service yang lebih kepada pelanggan. Tripe play adalah service yang bisa dilayani yang diintergrasikan dari beberapa jaringan yang berbeda, yang memungkinkan pelanggan mendapatkan layanan IPTV, akses internet, dan voice service. Berikut adalah service yang dapat didukung oleh teknologi FTTx :

 High speed internet service berdasarkan LAN sampai 100M.  High speed internet service

berdasarkan ADSL/VDSL sampai 100M

 Voice service berdasarkan PSTN dan softswitch

 TDM service  IPTV service  CATV service

 Mobile Backhaul service

4.1.3 Beberapa Gangguan Yang Terjadi Pada FTTx

Fiber Optic digelar di bawah tanah (under ground) sampai ke tiang telepon, dipisahkan oleh coupler dan akhirnya diterminasikan pada masing-masing ONU dalam pelanggan rumahan. Secara relative

lebih banyak gangguan (fiber putus dan loss yang besar) terjadi pada bagian antara coupler dan ONU (drop cable) dari pada trunk fiber. Ada 3 penyebab utama dari gangguan ini sebagai berikut :

1. Natural Disaster

Fiber dibentangkan pada tiang, persoalannya adalah stress yang berulang dari angin topan, hujan yang deras dan lain-lain, sama seperti perubahan karena umur, yang menyebabkan rusak dan loss.

2. Animal Damage oleh burung, serangga dan lain-lain.

Diserang oleh binatang, seperti bajing/tupai, tikus, burung gagak dan lain-lain, menyebabkan kerusakan dan fiber putus. Di sebelah barat Jepang, telah banyak laporan kerusakan disebabkan oleh jangkrik bertelur di kabel.

3. Terlalu banyak fiber menekuk/bending di perumahan pelanggan Terkadang, orang-orang menata ulang furniture mereka dan

memindahkan ONU dapat

membekokkan fiber terlalu banyak, menyebabkan patah dan loss yang tinggi. Yang paling penting dari isu ini seberapa cepat dan efektif service engineer menangani gangguan drop cable yang disebabkan oleh beberapa type gangguan.

4.1.4 Penyebaran FTTH di Indonesia Penyebaran teknologi serat optik di Indonesia tergolong lambat dibandingkan dengan negara-negara lain. Contohnya di Jepang yang sudah mengaplikasikan FTTH pada jaringan mereka sejak beberapa tahun lalu dan Malaysia yang sudah mengaplikasikan FTTH pada jaringan mereka.

Hal ini mungkin dikarenakan biaya cukup tinggi yang harus dikeluarkan untuk mendeploy teknologi serat optik di Indonesia. Terlebih lagi penetrasi mobile network di Indonesia yang cukup tinggi. Seharusnya menjadi tantangan pemerintah dan industri telekomunikasi dalam negeri,

(5)

misalnya dengan cara menumbuhkan industri dalam negeri untuk penggunaan perangkat dan infrastuktur lokal. Dengan cara tersebut diharapkan dapat meminimalisir biaya yang harus dikeluarkan bagi operator untuk mendeploy jaringan serat optik dalam negeri. Dengan keunggulan-keunggulan yang dimiliki serat optik seharusnya ini bisa jadi solusi untuk meningkatkan akses broadband di Indonesia, karena semakin hari permintaan akan koneksi broadband yang murah dan cepat terus meningkat. 4.2 Equipment Active (GPON OLT) Type B+

` Optical Line Terminal (OLT) adalah perangkat yang berfungsi sebagai titik akhir penyedia layanan jaringan optik, dan merupakan perangkat aktif ( Opto-Elektik ) yang berfungsi :

1. Mengubah sinyal Elektrik menjadi Sinyal Optik.

2. Sebagai alat multiplex

OLT biasa ditempatkan pada pusat penyedia layanan provider (CO) untuk menghantarkan isyarat layanan kepada setiap pengguna dalam jaringan rangkaian sistem, dan OLT juga merupakan titik aggregasi suara dari PSTN, data dari penghala dan video melalui berbagai bentuk sebagai medium penghantaran

Gambar 4. OLT

Secara umum jaringan FTTH/B dapat dibagi menjadi 4 Segmen catuan kabel selain perangkap Aktif seperti OLT dan ONU/ONT, yaitu sbb:

1. Segmen A : Catuan kabel Feeder 2. Segmen B : Catuan kabel Distribusi 3. Segmen C : Catuan kabel Penanggal /

Drop

4. Segmen D : Catuan kabel Rumah/ Gedung

4.3.1 SEGMEN A. FTM (ODF + FMS)

1. FTM ( Fiber Termination Management )

Adalah suatu perangkat yang digunakan untuk terminasi, interkoneksi dan cross connect fisik kabel optik baik dari outside plant (OSP), maupun dari perangkat aktif, serta merupakan tempat melakukan fungsi monitoring dan pengukuran serat optik. ( sesuai STEL L-055-2011 ) versi 1 ODF FMS ( Optical Distribution Frame dan Fiber Management System ) Adalah bagian daripada FTM, yaitu perangkat yang berupa suatu frame tertutup dengan struktur mekanik berupa rack atau shelf atau struktur lain yang mempunyai fungsi utama sebagai tempat pegangan kabel (fiber) dan passive spliter (elemen pasif lainnya), dilengkapi fiber organizer serta mampu melindungi elemen-elemen di dalamnya yang digunakan untuk tempat terminasi kabel serat optik yang berasal dari OSP dan perangkat aktif.

a. Fiber Termination Box (FTB) 1. Desain konstruksi FTB atau dapat juga disebut Panel berbentuk modular dan atau tersusun dari beberapa sub panel yang berisi

(6)

susunan konektor adaptor SC/UPC. Sub panel tersebut harus terpasang secara Swing atau Slidding pada modul FTB yang di-mounting pada struktur rak 19”.

2. FTB/Panel harus dirancang sedemikian rupa sehingga pemasangan, penggantian dan pemeliharaan fiber dapat dilakukan dengan mudah dan tidak mengganggu fiber (live fiber) yang lain.

3. Setiap Panel FTB atau Sub-Panel harus dilengkapi dengan pigtail dan cassette tempat penyimpanan slack pigtail dan protection sleeve.

4. Masing-masing Panel/Sub Panel harus dilengkapi dengan kabel/pathcord guide.dengan sempurna.

b. Splice Room

Splice room harus dilengkapi splice tray yang berfungsi untuk mengamankan dan melindungi sambungan fiber/protection sleeve. Splice room dapat ditempatkan di Cassette pada Panel atau sub modul/sub panel FTB.

c. Splitter

Dalam hal ODF FTM dilengkapi dengan splitter, maka persyaratan splitter harus sesuai dengan Spesifikasi Telekomunikasi Splitter ( STEL L- 050 -2008 Versi 1); dan splitter harus diterminasi di ruang khusus berupa panel 19” setara dengan FTB/Panel (FTB Splitter). Dalam hal ODF FTM tidak dilengkapi dengan splitter, maka harus terdapat Splitter room yang setara dengan FTB/Panel dan di-mounting pada rak 19”.

d. Pentanahan

ODF FTM harus memiliki terminal pentanahan yang berfungsi untuk terminasi pentanahan. Setiap

bagian ODF FTM yang terbuat dari logam harus diterminasikan secara terintegrasi. Terminasi pentanahan harus sedemikian rupa sehingga kabel pentanahan dapat terpasang dengan sempurna.

4.3.2 SEGMEN A. (FEEDER FO + ODC + SPLITER )

1) Feeder FO

Feeder FO mempunyai fungsi untuk menyalurkan informasi yang berupa sinyal optik hasil konversi perangkat opto-elektik ( OLT ), biasanya menggunakan kabel serat optik Single Mode tipe G652D Loose tube dan jenis kabel yang digunakan sesuai dengan instalasinya, ditinjau dari jenis instalasinya maka jenis kabel feeder terdiri dari beberapa macam yaitu sbb: a. Kabel serat optik tanam langsung ( jarang diimplementasikan )

b. Kabel serat optik duct, jenis ini ada 2 macam yaitu :

 Dengan sistim duct konvensional ( instalasinya dengan cara penarikan ). dengan pelindung Duct dan pipa HDPE (merefer STEL K-015-2008 )

 Dengan sistem Micro duct dimana cara instalasinya dengan dorongan tekanan udara ( Air Blown System ). Di indonesia belum digunakan sebagai Feeder FO →baru untuk Ring Inner City

c. Kabel serat optik udara ( aerial ), Jenis ini juga ada 2 macam

 Dengan sistim konvensional ( instalasinya dengan cara penarikan ). Dengan penggantung (merefer STEL K-017-2009 Versi : 2.1 )

 Dengan sistem Micro duct dimana cara instalasinya dengan dorongan tekanan udara ( Air Blown System ). Di indonesia belum digunakan sebagai Feeder FO

Untuk penggunaan jangka panjang PT Telkom menggunakan duct sedangkan serat optik udara biasa digunakan untuk daerah-daerah yang sulit dijangkau.

(7)

Berikut adalah hal-hal yang harus diperhatikan dalam instalasi kabel duct :  Peralatan pendukung MD

a. Alat sambung MD

Digunakan untuk menyambungkan Microduct yang putus/patah dengan mekanisme tertentu.

b. Konektor

Adalah klip di dalam konektor saluran, digunakan untuk menggabungkan dua microducts.

c. End cap

Digunakan untuk mengencangkan ujung tube utama untuk menghindari air dan debu yang masuk ke dalam saluran juga digunakan dalam kombinasi dengan katup connector akhir selama instalasi microduct ke saluran kabel yang ada. d. Round cutter

Merupakan pemotong yang tahan

lama dengan harga terjangkau dirancang untuk memotong kawat padat dan kawat yang beruntai sampai 8 AWG, multi

konduktor dan kabel

koaksial sebesar ½diameter. Dengan fitur melengkung, pemotongan pisau presisi dengan tanah sehingga tidak akan merusak konduktor atau bahan

dielektrik yang anda

potong. Terbuat dari baja dengan karbon tinggi dan tahan panas untuk jangka waktu yang lama. Berfungsi untuk:

 Memotong kawat padat dan kawat yang beruntai sampai 8 AWG.

 Memotong kabel

multi-konduktor untuk 1/2 "diameter.  Memotong kabel koaksial tanpa defor

masi dielektrik. e. Tube Cutter

Merupakan pemotong serat optik apabila serat optik kotor, serat tersebut dibersihkan dengan alkohol, kemudian serat di potong dengan tube cutter lalu serat di masukkan ke alat fusion. Diameter pemotongan maksimum adalah 12,7 mm.

f. Cutter Ratchet

Merupakan pemotong tembaga, kuningan dan alumunium atau saluran yang berdinding tipis. Pada FO digunakan untuk memotong kulit pelindung serat optik agar serat tidak mengalami kerusakan.

g. Slitter

Alatini mengupas jaket polyethylene bagian luar dan mantel dalam satu gerakan dapat dilakukan dengan

menjempit jaket

dan berputar (dering) untuk stripper akhir. Pisau berputar 90 ° sehingga mengaktifkan tuas pisau dan mengupas kulit jaket tanpa merusak bagian dalam, hal ini memungkinkan persiapan yang mudah, cocok untuk dipakai dilapangan.

D. Sarana Sambung Kabel FO

Keperluan kabel untuk diinstalasi dilapangan beraneka ragam, sedangkan panjang kabel yang ada dalam 1 haspel terbatas berkisar antara 3 Km ( kap ≤ 96 core) dan 2 Km ( kap 144 & 264 core ), jika diperlukan instalasi kabel yang diperlukan lebih dari 3 Km maka diperlukan perangkat untuk menyambung dan pelindung dari sambungan tersebut, hal tersebut dimaksudkan untuk menjaga kualitas dari pada kabel, alat sambung yang digunakan bisanya universal closure spesifikasi merefer STEL L-037-2001 Ver.2, seperti pada gambar dibawah ini:

Ukuran sarana sambung kabel tipe closure yang ada di pabrikan sbb :

1.Sampai dengan 64 core 2.Sampai dengan 96 core. 3.Sampai dengan 144 core. 4.Sampai dengan 264 core

E. ODC ( Optical Distribution Cabinet)

ODC adalah suatu perangkat pasif yang diinstalasi diluar STO bisa di lapangan ( Outdoor ) dan juga bisa didalam ruangan / di MDF Gedung HRB ( Indoor ), yang mempunyai fungsi sebagai berikut :

(8)

 Sebagai titik terminasi ujung kabel feeder dan pangkal kabel distribusi  Sebagai titik distribusi kabel dari

kapasitas besar ( feeder ) menjadi beberapa kabel yang kapasitasnya lebih kecil lagi ( distribusi ) untuk flesibilitas.

 Tempat Spliter.

 Tempat penyambungan.

Gambar 5. ODC

F. Splitter

Splitter adalah suatu perangkat pasif yang berfungsi untuk membagi informasi sinyal optik ( gelombang cahaya ), kapasitas distribusi dari spliter bermacam – macam yaitu 1:2, 1:4, 1:8, 1:16, 1:32, dan 1:64, spesifikasi teknis merefer ( STEL-L -047- 2008 Ver1). dan ada juga yang inputnya 2 seperti 2:16 dan 2:32 Direkomendasikan digunakan di Telkom sampai 1:32 secara total ( System ) Aplikasinya :

1.One stage → 1:32

2.Two Stage → 1:2 dan 1:16 atau 1:4 dan 1:8, sehingga yang dipasang di ODC hanya 1:2 dan 1:4 saja.

Perlu diperhatikan dalam menggunakan spliter, mengingat redaman daripada spliter cukup besar,

4.3.3 SEGMEN B. (Distribution FO + ODP + Spliter)

1) Distribusi FO

Kabel serat optik distribusi ini sama hal seperti kabel serat optik feeder yang mempunyai fungsi untuk meneruskan informasi yang berupa sinyal optik dari mulai ODC sampai dengan ODP, tetap menggunakan kabel fiber optic Single Mode tipe G652D dan jenis instalasinya sama dengan feeder, apakah Tanam Langsung, Dalam Polongan Duct, HDPE, Micro Duct dan Aerial. Kapasitasnya kabel serat optik untuk distribusi hanya lebih kecil berkisar 6 core sampai 48 core tergantung jenis kabel yang digunakan seperti :

a. Kabel Duct konvensional dan HDPE mulai dari 12 s/d 24 dengan 6 tube dan 24 s/d 48 dengan 12 tube (merefer STEL K-015-2008 )

b. Kabel dengan Micro duct mulai dari 2 s/d 24 core.

c. Kabel udara mulai dari 12 s/d 24 dengan 6 tube dan 24 s/d 48 dengan 12 tube

d. Kabel Aerial dan Duct dengan per tube 1 core ( 12 core )

e. Dengan menggunakan type kabel yang sudah diimplementasi di Jepang  Ribbon Slotted SSW ( utk kap 48 core dan bisa sampai 300 core ) Aerial dan Ribbon Slotted ( utk kap 48 dan bisa sampai 1.000 core ) untuk Duct

 C Slotted SSW untuk Aerial ( Maks 48 ) dan untuk Duct ( Maks 48).  Single Fiber type SSW ( Self Supporting Window ) kapasitas sampai dengan 8 core.

2) ODP ( Optical Distribution Poin ) ODP juga merupakan suatu perangkat pasif yang diinstalasi diluar STO bisa di lapangan ( Outdoor ) dan juga bisa didalam ruangan ( Indoor ) didalam gedung HRB, yang mempunyai fungsi sebagai berikut :

(9)

a. Sebagai titik terminasi ujung kabel distribusi dan titik tambat awal /pangkal kabel drop/ penanggal. b. Sebagai titik distribusi kabel distribusi

menjadi beberapa saluran penanggal ( kabel drop).

c. Tempat Spliter..

d. Tempat penyambungan.

Sehingga ODP ini harus dilengkapi dengan space untuk splicing, space untuk spliter dan sistem pentanahan. Kapasitas ODP bermacam – macam sesuai dengan kebutuhan, yang ada dipabrikan secara standar yaitu : a.Kapasitas 8 port.

b.Kapasitas 12 port. c.Kapasitas 16 port. d.Kapasitas 24 port. e.Kapasitas 48 port.

Ditinjau dari lokasi atau tempat pemasangannya ODP dapat di bagi menjadi 3 jenis, yaitu:

1.ODP tipe Wall/ On Pole, ODP jenis ini dipasang di dinding atau juga bisa dipasang diatas tiang yang tentunya pada instalasi kabel drop atas tanah ( aerial ).

2.ODP tipe Pedestal, jenis ODP ini diinstalasi diatas permukaan tanah, dan ODP ini digunakan untuk instalasi kabel drop bawah tanah dengan pelindung pipa.

3.ODP tipe Closure, jenis ODP ini sangat fleksibel bisa dipasang dibawah tanah, diatas tiang bahkan bisa juga dipasang diantara dua tiang ( pada kabel distribusi aerial ).

Splitter

Seperti halnya pada segmen feeder diatas, namun pada segmen distribusi biasanya splitter yang dipasang adalah : 1.Spliter 1:8

2.Spliter 1:16. Micro Duct

Seperti halnya pada segmen feeder diatas, namun pada segmen distribusi ini

besar polongannya lebih kecil lagi dan untuk ukuran 5/3.5 mm sampai 24 Way 4.3.4 SEGMEN C (Kabel Drop)

Kabel drop berfungsi meneruskan sinyal optic dari ODP ke rumah – rumah pelanggan, tipe kabel drop yang digunakan adalah tipe G 657 hal ini dimaksudkan untuk menanggulangi lokasi instalasinya yang banyak belokan – belokan sehingga harus menggunakan optik yang bending insensitive, kapasitas kabel ini drop pada umumnya 1, 2, dan 4 core. Untuk letak lokasi instalasinya kabel drop ada 3 macam yaitu:

1. Kabel drop untuk instalasi dengan pelindung pipa HH/ Pit ( sesuai STEL K-034-2010 Versi : 1.0)

2. Kabel Drop ABF ( Air Blown Fiber ) dengan Micro Duct.

3. Kabel drop dengan penggantung ( aerial ) sesuai STEL K-033-2009 Versi : 1.0

OTP ( Optical Terminal Premises ) OTP juga merupakan perangkat pasif yang dipasang dirumah pelanggan, yang mempunyai fungsi sebagai berikut : 1.Titik terminasi atau titik tambat akhir dari kabel drop.

2.Tempat sambungan core optik / peralihan dari kabel outdoor dengan Indoor.

Kapasitas OTP biasanya 1, 2 dan 4 port. 4.3.5 SEGMEN D (In Building network dan In Home network)

1) Kabel FO Indoor

Kabel indoor juga mempunyai fungsi sama dengan kabel – kabel serat optik lainnya yang dibahas diatas yaitu meneruskan arus informasi yang berupa gelombang cahaya, kabel indoor ini juga menggunakan tipe G 657 A/B seperti pada kabel drop dikarenakan banyak sekali melewati tikungan ataupun lekukan didalam rumah/ gedung, banyaknya core yang digunakan biasanya 1 atau 2 core saja,

(10)

instalasi kabel indoor juga bermacam – macam cara seperti :

a. Di klam didinding bagian sudut antara plafond an dinding.

b. Diatas Plafond yang dilindungi dengan pipa PVC ukuran 20 mm, . c. Didalam pipa counduit yang sudah

disediakan saat pembangunan rumah/ gedung.

d. Menggunakan micro duct untuk kabel Air Blown Fiber ( ABF ).

e. Diatas kabel tray yang dilindungi dengan pipa PVC ukuran 20 mm atau dengan micro duct khusus untuk building / HRB

Untuk poin a dan b biasanya untuk rumah atau gedung yang sudah jadi, sedangkan yang poin c untuk rumah atau gedung yang masih tahap pembangunan serta poin d dan e bisa untuk yang sudah jadi maupun yang masih dalam tahap pembangunan rumah/ gedung.

2) Optical Indoor Outlet ( Roset ) Roset merupakan perangkat pasif yang diletakan didalam rumah pelanggan, yang menjadi titik terminasi akhir dari pada kabel fiber optic, kapasitas roset biasanya 1 atau 2 port.

Accessories Lainnya  Pigtail

Seutas serat optik yang pendek untuk menghubungkan dua komponen optis, dilengkapi satu konektor pada salah satu ujungnya

 Patch-cord

Utas penyambung; kabel interkoneksi; biasanya dengan konektor yang sudah terpasang di kedua ujungnya, digunakan untuk menghubungkan dua perangkat

 Konektor

Konektor SC/ UPC atau SC/ APC yang dipasang di ujung dari core optik, baik pada kabel feeder, distribusi, drop maupun indoor. Spesifikasi teknis merefer pada STEL L-043-2002 Versi 1

Dalam kategori ini dikenal ada 4 jenis yaitu PC (Phsical Contact), UPC (Ultra Physical Contact), APC (Angled Physical Contact). Namun dari jenis PC ini ada turunannya yaitu SPC (Super Physical Contact) dan secara detail digambarkan sebagai berikut:

Dari ke 4 jenis konektor tersebut dan yang paling banyak digunakan dalam jaringan FTTH disini adalah Konektor jenis UPC dan APC, dibawah ini.

 Adaptor

Adaptor adalah tempat untuk koneksi serat optik yang terpasang pada konektor

 Klam C & S

Klam C untuk tambat kabel drop ditiang dan Klam S untuk tambat di dinding,

 Tiang Besi & Beton

Tiang digunakan untuk menyangga kabel udara Feeder, Distribusi, Drop serta untuk penempatan ODP, yang digunakan tiang beton / tiang besi dengan tinggi 7 dan 9 meter

4.3 CPE Customer

CPE (Costumer Premises Equipment) adalah peralatan telekomunikasi yang dimilik oleh suatu organisasi dan terletak di tempat tersebut, peralatan yg termasuk CPE yaitu: PBxs(Private Branch Exchange), telepon, key system, produk faksimili, modem, voice-processing equipment, dan voice communication equipment

Sebelumnya untuk 1996, operator tidak diizinkan untuk terlibat dalam pembuatan pemasaran dan penjualan alat ini, tetapi untuk meningkatkan kompetisi, kongres membuka pasar telekomunikasi. Sekarang perusahaan seperti AT&T dapat memberikan satu sumber solusi untuk jaringan luas dengan menyediakan peralatan dengan di tempat pelanggan dan layanan jarak jauh.

(11)

ONU & ONT

Optical Network Unit ( ONU ) dan Optical Network Terminal adalah suatu perangkat aktif ( Opto-Elektik ) yang dipasang disisi pelanggan, dimana ONU / ONT tersebut mempunyai fungsi sbb:

1.Mengubah sinyal Optik menjadi Sinyal Elektrik.

2.Sebagai alat demultiplex

Keluaran dari ONU/ ONT adalah layanan 1.Telephoni ( Voice )

2.Data dan Internet. 3.CATV/ IPTV PENUTUP Kesimpulan

Alasan penggunaan FTTx yaitu praktis, banyak bandwith yang tersedia sehingga bisa dengan mudah mendownload musik, video bahkan teleconference dirumah. Arsitektur jaringan yang mendukung kinerja FTTx secara umum dibagi menjadi dua yaitu direct fiber dan shared fiber yang terbagi khusus menjadi AON dan PON. FTTx adalah salah satu solusi teknologi yang terbaik dalam telekomunikasi dan mungkin hanya satu-satunya teknologi yang mudah berkembang untuk menyediakan transfer rate yang tinggi menyerupai standard dari 155,52 Mbps sebagai STM-1, FTTx juga menawarkan solusi yang terbaik dalam hal pembiayaan.

DAFTAR PUSTAKA

 Anonim. 2007. Modul Jaringan Akses dan Jaringan Transport. Jurusan Teknik Elektro STT Telkom.

 Anonim. 2007. Modul Penerapan Sistem Transmisi Serat Optik (SKSO). Jurusan Teknik Elektro STT Telkom.

 Eliot, B dan Crispand, J.2008. Serat Optik : Sebuah Pengantar. Jakarta : Erlangga

 Nugraha, R. –A.2006. Serat Optik. Yogyakarta : Penerbit Andi

 Sarini, Leti. 2008. Analisa Konfigurasi Kontingensi Sistem Komunikas Serat Optik (SKSO) Intercity Palembang (Studi Kasus Transmisi Talang Kelapa-Kenten Ujung) di PT. Telkom. Poloteknik Negeri Sriwijaya.

 Lin Chinlon. “Broadband Optical Acces Networks and Fiber to the Home”. John Willey, England, 2006.  http://www.elektroindonesia.com/elek

tro/tel30a.html  http://info.ntt.co.jp  http://www.gematel.com  http://www.rr.cs.cmu.edu

 Paul E. Green. “Fiber To The Home The New Empowerment”. John Willey, England 2006.

Riwayat Hidup Penulis

Muhammad Wildan Aula Sabiq (L2F009128) dilahirkan di Bekasi, 23 November 1991. Telah Menempuh pendidikan di SD Islam Al-husna Bekasi, SMP Negeri 07 Bekasi, SMA Negeri 02 Bekasi dan sampai sekarang masih menyelesaikan studi S1 di Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Semarang Semester VI Konsentrasi Elektronika dan Telekomunikasi.

Mengetahui dan Mengesahkan, Dosen Pembimbing

Achmad Hidayatno, ST, MT NIP 196912211995121001

Gambar

Gambar 3. Active Optical Network dan   Passive  Optical Network

Referensi

Dokumen terkait

Pada Gambar 2 dapat dijelaskan bahwa hanya sebagian saja dari tegangan output PMG dalam rentang kecepatan angin yang dapat digunakan sebagai tegangan input PLS

Berdasarkan hasil uji F menunjukkan bahwa keempat variabel yaitu Current Rasio (CR), Operating Profit Margin (OPM), Net Income to Sales (NIS) dan Total Asset Turn

Masalah lain yang dihadapi dalam penelitian arsitektur adalah ketidakmungkinan melakukan eksperimentasi yang terjadi terhadap masalah" masalah sosial yang ada,

penelitian ini adalah Secara parsial faktor- faktor fundamental berupa profit margin dan return on equity tidak berpengaruh terhadap harga saham PT Unilever Indonesia Tbk,

Berdasarkan latar belakang yang ada, maka penulis merancang suatu sistem keamanan kendaraan sepeda motor yang tertuang dalam sebuah judul penelitian yang berjudul:

permukaan kulit, (3) Massage yang bertujuan untuk memelihara fisiologi otot dan memberikan efek rileksasi, (4) Mirror exercise yang bertujuan untuk meningkatkan kekuatan

SAKHOWI Al Qur'an Hadits MI NURUL HUDA MAJENANG LAMONGAN 25... NUR FADLILAH Al Qur'an Hadits

Lebih lanjut, menurut Bu Sumarni, yang meminta untuk disunat adalah orang tua si bayi dengan saran dari bidan untuk melakukan sunat.. Alat dan obat yang digunakan untuk