• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Perawatan Bahan Pustaka Pada Perpustakaan Umum Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Sistem Perawatan Bahan Pustaka Pada Perpustakaan Umum Kota Medan"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Kertas Karya : Sistem Perawatan Bahan Pustaka Pada Perpustakaan Umum Kota Medan

Oleh : Eko Andi Syahputra NIM : 112201039

PROGRAM STUDI D-III PERPUSTAKAAN

KETUA : Dra. ZaslinaZainuddin, M.Pd NIP : 19570407 198603 2 001

TandaTangan :

Tanggal :

FAKULTAS ILMU BUDAYA

Dekan : Dr. Syahron Lubis, M.A.

Tanda Tangan :

(2)

SISTEM PERAWATAN BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN UMUM KOTA MEDAN

KERTAS KARYA

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Studi untuk

memperoleh gelar Ahlimadya (A. Md)

Disusun Oleh: EKO ANDI SYAHPUTRA

112201039

PROGRAM STUDI PERPUSTAKAAN

DEPARTEMEN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(3)

LEMBAR PERSETUJUAN

JudulKertasKarya : Sistem Perawatan Bahan Pustaka Pada Perpustakaan Umum Kota Medan

Oleh : Eko Andi Syahputra NIM : 112201039

DosenPembimbing : Dra. Zaslina Zainuddin, M.Pd

TandaTangan :

Tanggal :

DosenPembaca : Laila Hadri Nasution, S.Sos, M.P

TandaTangan :

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapakan kehadirat ALLAH SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-NYA, sehingga penulis dapat meneyesaikankan kertas karya ini yang berjudul “Perawatan Bahan Pustaka Pada Perpustakaan Umum Kota Medan” Sholawat dan salam kepada junjunangan kita Nabi besar Muhammad SAW, semoga kita mendapat pertolongannya dihari kemudian Amin. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan ucapan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada Ayahananda Isdam karo-karo dan Ibunda tercinta Salmiah yang telah begitu banyak memberikan dukungan moril, materil dan yang paling utama doa yang tiada tara diucapkan disetiap sujudnya.

Penulis sepenuhnya menyadari bahwa kertas karya ini belum sempurna seperti yang diharapkan. Oleh karena itu, penulis akan menerima kritik dan saran demi kesempurnaan kertas karya ini. Dalam penulisan kertas karya ini, penulis juga telah banyak menerima bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan bimbingan dan petunjuk yang tak ternilai harganya.

Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapakan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara

2. Ibu Dra. Zaslina Zainuddin, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Program Studi D3 PerpustakaanFakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. Sekaligus dosen pembimbing padakertas karya ini yang telah meluangkan waktu dan tenaga kepada penulis.

3. I

banyak memberikan masukan kepada penulis.

(5)

5. Seluruh Dosen Program Studi D3 Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara yang telah banyak membantu dan mendidik penulis selama perkuliahan.

6. Buat seluruh keluarga besar penulis yang telah banyak memberikan dukungan sehingga kertas karya ini dapat terselaikan.

7. Buat Marhamah yang selalu mendukung penulis dalam pembuatan kertas karya ini.

8. Dan buat Zulham, Rayhan Tina Sari, Alkhisah Fitriyani Simamora yang selalu kasih semangat, semoga tetap solid dan sampai jumpa di S1 Ekstensi.

9. Teman-teman seperjuangan Stambuk 2011, teruskan Perjuangan kalian. Semangat !

Penulis ucapkan terimakasih untuk kebersamaan selama ini. Akhir kata, penulis berharap semoga kertas karya ini bermanfaat bagi kita semua. Penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada semua pihak apabila selama pembuatan kertas karya ini ada tingkah laku penulis yang kurang berkenann. Dan kepada semua pihak yang telah banyak membantu penulis ucapkan banyak terimakasih dan mendapat Ridho dan Rahmat dari Allah SWT, Amin

Medan, Juli 2013 Penulis

(6)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar………...…… i

Daftar Isi………..………..….. ii

BAB I PENDAHULUAN………..…... 1

1.1Latar Belakang Dan Masalah………..…... 1

1.2Tujuan Penulisan………..………….. 3

1.3Ruang Lingkup………...……….... 4

1.4Metode Pengumpulan Data………...……... 4

BAB II TINJAUAN LITERATUR………. 5

2.1 Perpustakaan Umum………..… 5

2.1.1 Pengertian Perpustakaan Umum……… 5

2.1.2 Tujuan Perpustakaan Umum……….. 6

2.1.3 Fungsi Perpustakaan Umum………..… 6

2.1.4 Tugas Perpustakaan Umum………... 8

2.1.5 Misi perpustakaan Umum……….. 8

2.2 Pengertian Perawatan Bahan Pustaka……….. 9

2.3 Tujuan Perawatan Bahan Pustaka……… 10

2.4 Faktor Penyebab Kerusakan Bahan Pustaka……… 10

2.4.1 Faktor Biologi……… 11

2.4.2 Faktor Fisika……….. 14

2.4.3 Faktor Kimia……….. 16

2.4.4 Faktor Lain………. 17

2.5 Pencegahan Kerusakan Bahan Pustaka dan perawatan………. 18

2.5.1 Pencegahan……….. 18

2.5.2 Perawatan Bahan Pustaka……….. 20

BAB III SISTEM PERAWATAN BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN UMUM KOTA MEDAN………. 22

3.1 Sejarah Singkat Perpustakaan Umum Kota Medan………….. 22

3.2 Ketenagaan Perpustakaan Umum Kota Medan……… 24

3.3 Struktur Organisasi...……. 25

3.4 Jenis Pelayanan Pengguna ...……….. 28

3.5 Faktor Penyebab Kerusakan Bahan Pustaka... 33

3.6 Kegiatan Perawatan Bahan Pustaka... 34

3.6.1 Pencegahan Kerusakan………..… 34

3.6.2 Perawatan……….…. 35

3.6.3 Perbaikan……….….. 35

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN……… 37

DAFTAR PUSTAKA………..……… 38

(7)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perpustakaan sebagai suatu sarana yang menyediakan berbagai informasi yang selalu diperoleh dari masa ke masa setiap orang dapat mempergunakan perpustakaan tanpa memandang status sosial, umur dan pekerjaan. Perpustakaan adalah sebuah ruangan, bagian sebuah gedung, ataupun gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu untuk digunakan oleh pembaca, bukan untuk dijual (Sulistyo-Basuki 1991:3).

Perpustakaan bukan sembarang gedung tempat penjajaran buku melainkan gedung yang penuh ilmu pengetahuan. Perpustakaan merupakan salah satu pusat informasi, bertugas mengumpulkan, mengolah dan menyajikan bahan pustaka untuk dapat dimanfaatkan oleh pengguna secara efektif dan efisien.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi ini semakin berkembang dengan pesat. Perkembangan volume informasi yang dicetuskan dan diterima akan terus semakin berkembang. Oleh karena itu, makna informasi pun meningkat pula. Sumber informasi yang beredar pada masyarakat sebagian besar terbuat dari kertas. Kertas merupakan bahan yang mudah terbakar, mudah rusak, dan mudah sobek. Kekuatan kertas makin lama makin menurun karena reaksi antara selulosa dengan bahan lain-lain. Walaupun demikian proses kerusakan pada kertas tergantung juga dari mutu kertas dan perawatan terhadap kertas tersebut.

Perpustakaan merupakan faktor yang penting dalam peningkatan mutu untuk menunjang pendidikan, pengajaran dan penelitian. Sumber informasi yang beredar pada masyarakat sebagian besar terbuat dari bahan kertas yang dikenal dengan sebutan buku, kertas merupakan bahan yang mudah terbakar, mudah rusak, dan mudah sobek. Cepat atau lambat proses kerusakan pada kertas tergantung juga dari mutu kertas dan perawatan terhadap kertas tersebut.

(8)

Agar bahan pustaka dapat terus digunakan oleh yang membutuhkan, maka pihak perpustakaan harus menjaga keutuhan bahan pustaka tersebut. Hal ini dilakukan agar informasi dan ilmu pengetahuan yang berbeda didalamnya tidak hilang dan rusak.

Pemeliharaan bahan pustaka bukanlah hal yang mudah, hal ini sudah menjadi masalah sejak lama karena banyaknya penyebab kerusakan bahan pustaka, baik yang dari dalam maupun dari luar. Oleh karena itu para pustakawan diharapkan dapat meningkatkan usaha agar bahan pustaka tersebut dapat digunakan dan tidak menjadi sia-sia. Untuk menjaga agar bahan pustaka dapat bertahan selama mungkin, perlu diketahui faktor penyebab kerusakan dan cara mencegah kerusakannya. Bahan pustaka yang terdapat dalam suatu perpustakaan dapat berupa buku, majalah, surat kabar, film, slide, tape, microfis, microfilm dan sebagainya.

Perpustakaan sebaiknya mampu menjaga kondisi dari koleksi cetak agar isi atau kandungan informasi yang ada di dalam koleksi tidak rusak sehingga informasi yang ada di dalam koleksi dapat dimanfaatkan secara optimal oleh pengguna perpustakaan. Namun di Perpustakaan Umum Kota Medan banyak ditemukan koleksi cetak yang mengalami kerusakan sehingga informasi yang ada dalam koleksi tidak dapat dimanfaatkan secara optimal. Bahan pustaka ini memerlukan pengaturan dan penataan yang baik agar informasi dapat dengan mudah dan cepat ditemukan. Peranan sebuah perpustakaan sangat dibutuhkan dalam melestarikan bahan pustaka.

Bahan pustaka merupakan hal yang penting di dalam perpustakaan. Menyadari akan pentingnya informasi yang berada di dalamnya maka pihak Perpustakaan Umum Kota Medan juga melakukan pemeliharaan bahan pustaka. Hal ini dilakukan guna melindungi informasi yang terkandung di dalamnya, agar dapat berdaya guna lebih lama bagi generasi mendatang setidaknya bagi masyarakat.

(9)

pustakawan telah menemukan musuh bahan pustaka berupa rayap, kecoa, dan kutu buku lainnya. Berbagai usaha dilakukan untuk membasmi berbagai penyebab kerusakan bahan pustaka itu dengan efisien dan efektif. Oleh karena itu bahan pustaka tersebut dapat bertahan selama mungkin, perlu diketahui faktor-faktor penyebab serta cara mencegah kerusakannya sehingga akhirnya kerusakan dapat ditanggulangi.

Perpustakaan Umum Kota Medan banyak melakukan kegiatan, dimulai dari kegiatan pengadaan, sirkulasi serta kegiatan perawatan. Kegiatan perawatan dilakukan oleh pustakawan untuk memudahkan pengguna dalam menggunakan koleksi perpustakaan. Bahan pustaka merupakan hal yang penting di dalam perpustakaan. Menyadari akan pentingnya informasi yang berada di dalamnya maka pihak Perpustakaan Umum Kota Medan juga melakukan pemeliharaan bahan pustaka. Hal ini dilakukan guna melindungi informasi yang terkandung di dalamnya, agar dapat berdaya guna lebih lama bagi generasi mendatang setidaknya bagi aktifitas akademinya.

Kegiatan ini dilakukan agar pengguna dapat dengan mudah mempergunakan bahan pustaka. Meskipun selama ini Perpustakaan Umum Kota Medan telah melakukan pemeliharaan bahan pustaka dengan berbagai cara, namun usaha-usaha pelestarian bahan pustaka masih sangat kurang sekali serta belum sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini terlihat masih banyak buku yang tidak terawat, seperti koyak dan dimakan rayap, yang sudah barang tentu menjadi masalah bagi pustakawan di perpustakaan tersebut. Apabila hal ini dibiarkan terus menerus tanpa adanya perhatian dari pihak perpustakaan untuk melakukan perawatan kemungkinan yang terjadi bahan pustaka tersebut tidak dapat dipergunakan lagi

(10)

1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan kertas karya ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kerusakan bahan pustaka pada Perpustakaan Umum Kota Medan.

2. Untuk mengetahui proses perawatan bahan pustaka pada Perpustakaan Umum Kota Medan.

3. Untuk mengetahui cara mengatasi kerusakan bahan pustaka yang dilakukan oleh Perpustakaan Umum Kota Medan.

1.3 Ruang Lingkup

Dalam penulisan kertas karya ini penulis membatasi permasalahan pada perawatan bahan pustaka yakni yang berkaitan dengan faktor-faktor penyebab kerusakan, cara mencegah dan perbaikan bahan pustaka dan sistem pemeliharaan atau perawatan bahan pustaka, yang ada pada perpustakaan umum kota medan.

1.4 Metode Pengumpulan Data

Dalam usaha memperoleh data yang lengkap dan mengenai pemeliharaan bahan pustaka Perpustakaan Umum Kota Medan, penulis menggunakan metode sebagai berikut:

1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Pengumpulan data melalui beberapa literature yang berkaitan dengan masalah atau topik yang akan dibahas dalam kertas karya ini.

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

(11)

BAB II

TINJAUAN LITERATUR

2.1 Perpustakaan Umum

2.1.1 Pengertian Perpustakaan Umum

Menurut UU No. 43 Tahun 2007 Pasal I Tentang Perpustakaan, perpustakaan adalah “institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi dan reaksi para pustaka. Menurut Sutarno (2005: 1) perpustakaan merupakan salah satu lembaga ilmiah, yaitu lembaga yang bidang tugas pokoknya berkaitan dengan ilmu pengetahuan, pendidikan, penelitian, dan pengembangan, dengan ruang lingkupnya mengelola informasi yang mencakup berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi”.

Perpustakaan umum (public Library) menurut Reitz yang dikutip oleh Hasugian (2009: 77) menyatakan bahwa:

“A library or library system that provides unrestricted access to library

resources and services free of charge to all the resident of a given

community, district, or geographic region, supported wholly or in part by

publics funds.”

Dalam pengertian yang sederhana defenisi di atas menyatakan bahwa perpustakaan umum adalah “sebuah perpustakaan atau sistem perpustakaan yang menyediakan akses yang tidak terbatas kepada sumber daya perpustakaan dan layanan gratis kepada warga masyarakat di daerah atau wilayah tertentu, yang didukung penuh atau sebagian dari dana masyarakat”.

Menurut Sulistyo-Basuki (1992: 4) perpustakaan umum adalah yang didanai dari sumber yang berasal dari masyarakat seperti pajak dan retribusi, yang kemudian dikembalikan kepada masyarakat dalam bentuk layanan.

Sedangkan menurut Sjahrial-Pamuntjak (2000: 3) menyatakan bahwa: “Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang menghimpun buku, bahan cetakan serta bahan rekaman lain untuk kepentingan masyarakat umum. Perpustakaan berdiri sebagai lembaga yang diadakan untuk dan oleh masyarakat setiap warga dapat mempergunakan perpustakaan tanpa membedakan pekerjaan, kedudukan, kebudayaan dan agama”.

(12)

Hasugian (2009: 77) menyatakan bahwa: Perpustakaan umum dinyatakan sebagai berikut:

The Public library is the local center of information, making all kinds of knowledge and information readily available to its users. The public library, the local gateway to knowlage, provides a basic condition for lifelong learning, independent of the individual and social groups.

Selain pendapat di atas menurut Perpustakaan Nasional RI yang dikut ip oleh Hasugian (2009) perpustakaan umum adalah:

“Perpustakaan yang diselenggarakan di pemukiman penduduk (kota/desa) diperuntukkan untuk semua lapisan dan golongan masyarakat penduduk pemukiman tersebut untuk memenuhi kebutuhannya akan informasi dan bacaan”.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan umum adalah perpustakaan yang diselenggarakan dengan dana umum yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi secara menyeluruh tanpa membedakan tingkat usia, tingkat sosial, tingkat pendidikan dan lain lain.

2.1.2 Tujuan Perpustakaan Umum

Penyelengaraan/pembentukan setiap organisasi mempunyai tujuan yang akan dicapai. Dalam buku pengantar ilmu perpustakaan oleh Sulistyo– Basuki (1991 : 46) dinyatakan bahwa perpustakaan umum mempunyai 4 tujuan utama, yaitu:

a) Memberikan kesempatan bagi umum untuk membaca bahan pustaka yang dapat membantu meningkatkan mereka kearah yang lebih baik. b) Menyediakan sumber informasi yang cepat, tepat dan murah bagi

masyarakat informasi mengenai topik yang berguna bagi mereka dan yang sedang hangat dalam kalangan masyarakat.

c) Bertindak selaku agent cultural, artinya perpustakaan umum merupakan pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya, perpustakaan umum bertugas menumbuhkan apresiasi budaya masyarakat sekitarnya dengan cara menyelenggarakan pameran buku, ceramah, pemutaran film, dan penyediaa informasi yang dapat meningkatkan keikutsertaan, kegemaran, apresiasi masyarakat terhadap seni budaya.

(13)

perpustakaan umum, karena perpustakaan umum merupakan satu-satunya pranata kepustakawanan yang terbuka bagi umum, Perpustakaan Nasional juga terbuka langsung bagi perorangan, ada kalanya harus melalui perpustakaan lain.

2.1.3 Fungsi Perpustakaan Umum

Menurut Samosir (2004: 8) Perpustakaan umum sebagai perangkat dan bagian yang tidak lepas dari sistem pembelajaran sepanjang hayat berfungsi sebagai :

1. Pusat informasi, menyediakan informasi yang dibutuhkan masyarakat pemakai.

2. Preservasi kebudayaan, menyimpan dan menyediakan tulisan – tulisan tentang kebudayaan masa lampau, kini dan sebagai pengembangan kebudayaan di masa yang akan datang.

3. Pendidikan, mengembangkan dan menunjang pendidikan non formulir diluar sekolah dan universitas dan sebagai pusat kebutuhan penelitian; dan

4. Rekreasi, dengan bahan - bahan bacaan yang bersifat hiburan perpustakaan umum dapat digunakan oleh masyarakat pemakai untuk mengisi waktu luang

Dalam Buku Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (2000: 6) dinyatakan bahwa fungsi perpustakaan umum adalah:

1. Pengkajian kebutuhan pemakai dalam hal informasi dan bahan bacaan. 2. Penyediaan bahan pustaka yang diperkirakan diperlukan melalui

pembelian, langganan, tukar menukar, dan lain - lain. 3. Pengolahan dan penyiapan setiap bahan pustaka. 4. Penyimpanan dan pemeliharaan koleksi.

5. Pendayagunaan koleksi.

6. Pemberian layanan kepada warga masyarakat baik yang datang langsung ke perpustakaan maupun yang menggunakan telepon, faximili, dan lain - lain.

7. Pemasyarakatan perpustakaan.

8. Pengkajian dan pengembangan semua aspek kepustakawanan.

9. Pelaksanaan koordinasi dengan perpustakaan lain dalam rangka pemanfaatan koleksi mitra kerja lainnya.

10.Menjalin kerjasama dengan perpustakaan lain dalam rangka pemanfaatan koleksi bersama dan sarana atau prasarana, dan

11.Pengolahan dan ketatausahaan perpustakaan.

(14)

1. Membantu masyarakat terutama remaja dan anak - anak menjadi melek informasi termasuk di dalamnya mengajarkan bagaimana cara menelusur informasi dan mengembangkan kebiasaan membaca;

2. Membantu orang dewasa untuk “belajar sepanjang hayat” dan belajar kembali untuk perubahan atau peningkatan karier; dan

3. Memelihara dan mempromosikan kebudayaan. Peran tersebut termasuk unik karena tidak dapat dipenuhi oleh lembaga jenis lainnya.

Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa fungsi perpustakaan umum yaitu membantu masyarakat umum untuk belajar sepanjang hayat.

2.1.4 Tugas Perpustakaan Umum

Perpustakaan umum melakukan tugas untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan oleh perpustakaan umum. Menurut Yusup (1995: 24) menyatakan bahwa tugas perpustakaan umum adalah:

1. Mengumpulkan segala macam media cetak dan karya lainnya yang dihasilkan oleh daerah yang tercakup dalam wilayah koordinasinya. 2. Menghimpun semua jenis informasi kemudian mengolahnya untuk

kepentingan pemanfaatan bagi masyarakat banyak, yaitu anggota masyarakat yang secara administratif terjangkau dalam pelayanannya. 3. Mengelola sumber-sumber informasi yang beragam pula sesuai dengan

kebutuhan masyarakat yang bervariasi.

2.1.5 Misi perpustakaan Umum

Pembicaraan tentang masa depan perpustakaan biasanya dihubungkan dengan Teknologi Informasi (TI). Banyak pihak pembicara peka terhadap perpustakaan Electronic (e-library), perpustakaan digital (digital library), perpustakaan maya (virtual library), perpustakaan terpasang (online library).

Demikian juga dengan pengesahan salah satu fungsi perpustakaan dan pengelolaan koleksi (collection management), kepengelolaan data (data managemant) menuju pengelolaan informasi. Sampai pada konsep terkini pengelolaan pengetahuan memang tidak disangkal bahwa TI telah banyak merubah wajah dan praktik perpustakaan.

(15)

1. Menciptakan dan menguatkan kebiasaan membaca sejak usia dini

2. Mendukung pelaksanaan bagi pendidikan formal maupun bagi perorangan yang belajar mandiri

3. Memberikan peluang bagi pengembangan kreativitas perorangan 4. Merangsang imajinasi serta kreativitas anak dan kaum muda

5. Mempromosikan warisan budaya, penghargaan atas seni, penemuan ilmiah dan inovasi

6. Menyediakan akses pada ekspresi budaya dan semua pertunjukan seni 7. Membina dialog antar budaya dan memdukung keaneka ragaman

budaya

8. Membantu budaya lisan

9. Menjamin akses atas semua jenis informasi kemasyarakatan bagi semua warga

10.Menyediakan cukup informasi bagi perusahaan, asosiasi, dan kelompok pemerhati setempat.

11.Memberi kemudahan dalam pengembangan keterampilan akan ketidak butaan informasi dan computer

12.Membantu dan aktif dalam kegiatan pemberantasan buta huruf pada semua tingkat umur dan bahkan memulainya apabila diperlukan.

2.2 Pengertian Perawatan Bahan Pustaka

Pemeliharaan dan perawatan bahan pustaka di lingkungan perpustakaan merupakan yang perlu mendapat perhatian, dan perlu dilaksanakan oleh setiap jenis perpustakaan.Sehubungan dengan itu perlu pemeliharaan terhadap bahan pustaka agar koleksi yang dimiliki perpustakaan selalu siap digunakan oleh pemakainya. Apabila bahan pustaka tersebut kumal dan rusak akan membuat pengguna merasa kurang tertarik untuk membacanya. Sebaliknya bahan pustaka yang rapi dan bersih dapat membuat nyaman perasaan pengguna untuk membaca bahan pustaka tersebut..

Di dalam buku pedoman pembinaan koleksi perpustakaan perguruan tinggi menyatakan bahwa pemeliharaan lingkungan adalah pemeliharaan, perawatan, penjagaan bahan pustaka yang tidaak langsung, dengan tempat pemeliharaan lingkungan adalah gedung, penyimpanan, pengaturan rak, penggunaan sistem pendingin, udara dan penggunaan bahan pustaka, mengatasi bahan-bahan yang terbakar, terendam, basah dan sebagainya.

(16)

itu perawatan dan pelestarian bahan pustaka sangat diperlukan untuk menunjang fungsi perpustakaan dalam melaksanakan jasa perpustakaan dengan mengusahakan agar kondisi bahan pustaka terpelihara sebaik mungkin dan siap pakai.

Menurut Soeatminah (1992: 126), pengertian pemeliharaan dan perawatan bahan pustaka adalah “Kegiatan menjaga atau mengusahakan agar bahan pustaka yang dimiliki oleh perpustakaan awet dan terawat dengan baik.”

Sedangkan menurut Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (1994: 46), “Pelestarian adalah upaya untuk menyimpan kandungan informasi sebuah pustaka dalam bentuk pustaka aslinya atau dengan alih media.” Perawatan bahan pustaka adalah upaya untuk menjaga keselamatan buku-buku dan bahan lain dari kerusakan sehingga koleksi perpustakaan tersebut dapat berumur panjang dan dapat dimanfaatkan dalam waktu yang lama.

Rahim (1986), mendefenisikan pemeliharaan bahan pustaka merupakan kegiatan yang mencakup segala usaha pencegahan terhadap hal-hal yang menimbulkan kerusakan buku atau dengan kata lain menyelamatkan buku dari unsur-unsur yang merusak.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa perawatan bahan pustaka adalah semua kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh seseorang atau pustakawan dalam melindungi bahan pustaka dari faktor-faktor yang dapat merusak bahan pustaka, baik faktor dari dalam maupun dari luar.

2.3 Tujuan Perawatan Bahan Pustaka

Tujuan dan fungsi perawatan bahan pustaka adalah untuk menjaga bahan pustaka agar tidak rusak dan informasi yang terkandung didalamnya tidak hilang Adapun tujuan pemeliharaan bahan pustaka menurut Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (1994 : 46) adalah :

1. Mencegah kerusakan pustaka

2. Melindungi pustaka dari faktor kerusakan

3. Memperbaiki pustaka yang masih layak disimpan dan masih bermanfaat

4. Melestarikan isi pustaka yang masih bermanfaat

(17)

1. Melestarikan kandungan informasi ilmiah yang direkam dan dialihkan pada media lain

2. Melestarikan bentuk fisik asli bahan pustaka dan arsip sehingga dapat digunakan dalam bentuk seutuh mungkin Sedangkan menurut Sulistyo-Basuki (1991: 271) tujuan dan fungsi perawatan bahan pustaka yaitu melestarikan kandungan informasi bahan pustaka dengan alih bentuk menggunakan media lain atau melestarikan bentuk aslinya selengkap mungkin untuk dapat digunakan secara optimal.

Dari tujuan di atas dapat dilihat bahwa tujuan perawatan bahan pustaka adalah untuk merawat dan melindungi bahan pustaka menjadi awet dan terawat serta dapat digunakan lebih lama. Dengan demikian pengguna perpustakaan dianjurkan agar dapat menjaga bahan pustaka.

2.4 Faktor Penyebab Kerusakan Bahan Pustaka

Perpustakaan perlu mempertahankan kondisi fisik bahan pustaka agar dapat lebih lama digunakan, kita perlu mengetahui penyebab kerusakan bahan pustaka, Faktor-faktor penyebab kerusakan bahan pustaka Menurut Martoatmodjo ( 1993: 36-74 ) kerusakan bahan pustaka itu secara garis besar dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu :

1. Faktor biologi, misalnya serangga ( rayap, kecoa, kutu buku ), binatang pengerat, jamur.

2. Faktor fisika, misalnya cahaya, udara/debu, suhu dan kelembaban 3. Faktor kimia, misalnya zat-zat kimia, keasaman kertas, oksidasi 4. Faktor-faktor lain , misalnya banjir, gempa bumi, api, manusia

2.4.1 Kerusakan oleh Faktor Biologi

Bahan pustaka terdiri atas selulosa, perekat dan protein yang merupakan sumber makanan bagi makhluk hidup seperti jamur,serangga,binatang pengerat dan lain-lain. Makhluk terbesbut dapat hidup dengan kondisi lingkungan yang kelembaban dan suhunya tinggi. Bila ruang tempat penyimpanan bahan pustaka lembab dan di biarkan berlarut-larut maka akan banyak dijumpain bahan pustaka yang rusak.

a. Binatang pengerat

(18)

(1) Tikus hitam,

(2) Tikus coklat atau tikus rumah, (3) Tikus kelabu atau tikus sawah, (4) Tikus kesturi

(5) Tikus putih

Kertas dan buku sering menjadi sasaran untuk dijadikan sarang. Air kencing tikus rumah dapat membahayakan kesehatan manusia. Air kencing dapat menyebarkan penyakit Leptospiral, sejenis penyakit kuning. Isolasi listrik yang terdapat di dalam rumah / gedung juga menjadi sasaran serangan tikus rumah. Hal ini dapat menimbulkan kebakaran. Tikus parit membuat sarangnya di bawah fondasi bangunan. Untuk mengatasi serangan tikus itu perlu diadakan pencegahan. Tindakan pencegahan untuk mengatasi serangan tikus adalah tempat penyimpanan harus bersih dan kering. Lubang-lubang yang memungkinkan tikus masuk harus di tutup rapat. Jika gedung sudah terserang tikus, pembasmian tikus dapat dilakukan dengan bahan kimiawi atau racun.

b. Serangga

Jenis serangga cukup banyak. Serangga merupakan masalah yang pelik di negara tropis. Makanan yang digemari adalah lem atau perekat yang terbuat dari tepung kanji. Siklus kehidupan serangga terdiri atas beberapa fase (tahap) yaitu : telur, larva, kepompong, dewasa. Kerusakan yang terbesar terjadi ketika serangga hidup pada fase larva. Lingkungan yang lembab, gelap, sirkulasi udara kurang merupakan tempat yang ideal bagi serangga. Jenis-jenis serangga dapat digolongkan sebagai berikut : rayap, kecoa, ikan perak, kutu buku, ngengat, kumbang bubuk.

1. Rayap

(19)

2. Kecoa

Kecoa adalah jenis serangga bersayap dan mempunyai tanduk yang panjang. Jenis-jenis kecoa adalah sebagai berikut :

a) Kecoa timur b) Kecoa Amerika c) Kecoa Jerman d) Kecoa Australia

Kecoa merupakan salah satu penyebab penyakit pes, lepra, kolera, tifus, dan lumpuh anak-anak. Kotoran kecoa yang berupa cairan dapat merusak keutuhan bahan pustaka. Kecoa senang bermukim di tempat-tempat yang gelap, di sudut-sudut ruangan, dan lain-lain. Makanan kegemarannya adalah sisa-sisa makanan, makanan yang busuk serangga-serangga yang mati, kanji, perekat, sampul buku serta kain pada punggung buku.

3. Ikan Perak (Silver Fish)

Ikan perak mempunyai banyak nama, antara lain silver moth, sugar fish, slicker, fish moth, dan sugar louse. Serangga ini berbadan ramping, tidak bersayap, dan berwarna abu-abu. Serangga ini lebih aktif di malam hari, telurnya diletakkan di tempat-tempat yang gelap. Setelah dua minggu apabila kondisi lingkungan mendukung maka telur akan menetas.

Jenis serangga ini hidup di tempat-tempat yang gelap seperti di belakang buku-buku, rak-rak, dan lemari. Makanan yang menjadi sasaran utamanya adalah perekat yang terbuat dari tepung kanji. Serangga ini diperkirakan mempunyai seratus jenis yang tersebar di seluruh dunia.

4. Kutu Buku (Book Lice)

(20)

larvanya. Jenis serangga ini paling sukar diberantas. 5. Ngengat Pakaian

Umumnya jenis serangga ini memiliki badan yang tipis dan berwarna coklat, meskipun serangga ini dinamakan ngengat pakaian, namun dapat juga menyerang kulit dan kertas. Ngengat ini lebih senang hidup ditempat-tempat yang gelap.

c. Jamur

Jamur (fungi) merupakan mikroorganisme yang tidak berklorofil. Untuk memperoleh makanan harus mengambil dari sumber kehidupan lain (parasit) ataupun dari benda mati (saprofit). Jamur berkembang biak dengan spora, dapat menyebar di udara dan apabila menemukan lingkungan yang cocok maka spora tersebut akan berkembang biak. Kertas merupakan tempat yang paling ideal bagi berkembangnya spora, terutama di lingkungan yang mempunyai kelembaban tinggi.

Jamur yang bisa merusak bahan pustaka ini bukanlah jenis jamur yang bisa dibuat soup dan dimakan, tetapi jenis jamur beracun yang lazim bisa dilihat pada pakaian, kertas, atau benda-benda yang lain. Jamur jenis ini akan bisa membiak dengan leluasa jika benda tersebut terkena kotoran, debu, sertta tingkat kelembaban yang tinggi yaitu 80% keatas, dengan temperatur diatas 21 derajat celcius.

Jamur tersebut memproduksi beberapa macam bahan organik seperti asam oksolat, asam formiat, dan asam sitrat yang menyebabkan kertas menjadi asam, lembut dan rapuh. Jamur ini juga merusak perekat-perekat yang ada pada kertas sehingga mengurangi daya rekatnya, dan merusak tinta yang mengakibatkan tulisan tidak terbaca.

(21)

dibersihkan dengan alkohol, dan tidak akan tumbuh lagi. 2.4.2 Kerusakan Oleh Faktor Fisika

Kerusakan bahan pustaka dapat juga disebabkan oleh faktor fisika. Faktor fisika yang dapat merusak bahan pustaka adalah sebagai berikut :

a) Cahaya

Kertas yang kepanasan akan rusak, berubah warna menjadi kuning dan rapuh akhirnya rusak. Hindarilah sinar ultra violet (sinar matahari) yang masuk langsung ke perpustakaan. Kerusakan yang terjadi karena sinar ultra adalah memudarkan tulisan, sampul buku, dan bahan cetak. Selain itu kertas juga akan menjadi rapuh. Seperti yang dinyatakan oleh Rajak (1992:15) bahwa “Kerusakan yang terjadi karena pengaruh ultra violet adalah memudarnya tulisan, sampul buku, warna bahan cetakan, dan juga mengakibatkan kertas menjadi rapuh dan kehilangan kekuatan”.

Sebenarnya kekuatan kertas tidak akan berkurang oleh perubahan suhu yang tidak begitu ekstrim, asalkan kandungan air dalam kertas rendah. Masalah timbul karena berada di iklim tropis, pada musim hujan kelembaban udara tinggi, kandungan air relatif tinggi maka kandungan air bertambah, ini menyebabkan bahan pustaka yang terbuat dari kertas akan ditumbuhi jamur. Sedangkan pada musim kemarau kelembaban udara akan turun hal ini akan menyebabkan bahan pustaka menjadi rapuh.

Tidak hanya buku, bahan audiovisual lainnya seperti piringan hitam, kaset audio maupun video akan menjadi rusak jika kepanasan. Demikian pula disket komputer.

Untuk menghindarinya hendaknya diusahakan kain gorden sehingga panas atau sinar yang masuk ke perpustakaan bisa diatur. Sinar alami cukup bagus, tetapi tidak bisa dikontrol dengan mudah. Karena itu di negara maju, penerangan perpustakaan menggantungkan pada sinar listrik, karena mudah di kontrol.

Lampu pada ruang rak buku hanya dinyalakan pada saat diperlukan. Jika tidak, ruang rak tersebut gelap. Hal ini juga bisa menghemat listrik.

(22)

Didalam udara terdapat juga berbagai faktor penyebab kerusakan bahan pustaka seperti debu. Debu yang telah bercampur asap industri dan asap kendaraan yang sudah tercampur asam dan senyawa kimia, dimana dapat menimbulkan noda lengket dan bahan pustaka menjadi lengket. Di samping itu, apabila ruang perpustakaan lembab, debu yang bercampur dengan air lembab itu akan menimbulkan jamur pada buku. Debu dari jalan yang mengandung belerang atau debu dari knalpot kendaraan memiliki daya rusak yang paling tinggi. Debu tersebut sangat mudah bersenyawa dengan kertas, apalagi pada ruangan yang lembab. Untuk menghindari kerusakan bahan pustaka yang disebabkan oleh debu, perpustakaan hendaknya selalu bebas dari debu. Caranya adalah dengan selalu membersihkan ruang perpustakaan. Alat pembersih yang paling bagus untuk bahan pustaka adalah vacuum cleaner.

c) Suhu dan Kelembaban

Kerusakan kertas yang disebabkan oleh suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan perekat pada jilidan buku menjadi kering, sedangkan jilidannya menjadi longgar. Disamping itu, suhu yang tinggi itu dapat menyebabkan kertas menjadi rapuh, warna kertas menjadi kuning, sebaliknya apabila lembab terlalu tinggi, buku akan menjadi lembab. Sebagai akibatnya, buku mudah diserang jamur, rayap, kecoa, kutu buku, dan ikan perak.

Suhu yang tidak terlalu ekstrim seperti di Indonesia, tidak begitu berpengaruh pada kekuatan kertas. Masalah baru timbul karena di Indonesia mempunyai kelembaban udara relatif tinggi. Jika udara lembab, maka kandungan air dalam kertas akan meningkat.

Hubungan suhu dan kelembaban sangat erat. Jika suhu naik, kelembaban turun dan kandungan air dalam kertas akan berkurang sehingga kertas menyusut. Serat selulosa saling tarik-menarik pada proses penyusutan ini.

(23)

reaksi kimia antara zat yang tersisa dalam pembuatan kertas dengan air. Kalau ini terjadi, kertas akan menjadi rapuh, mudah robek.

Udara lembab yang dibarengi dengan suhu udara yang cukup tinggi menyebabkan asam yang ada pada kertas terhidroksi, bereaksi dengan partikel logam dan memutuskan rantai ikatan kimia selulosa. Karena itu hindarilah sumber kelembaban tersebut. Jika kelembaban itu disebabkan oleh air hujan atau banjir, keringkanlah tempat-tempat tersebut. Kertas yang basah lembab tidak boleh dijemur, tetapi dianginkan pelan-pelan menurut tingkat kebasahannya. Kertas yang sangat basah tidak boleh diembus. Pengembusan angin yang cukup keras hanya dapat diberikan pada kertas yang sudah agak kering. Buku yang tercelup air harus dibuka jilidannya, kemudian dikeringkan lembar per lembar agar tidak lengket antara lembar yang satu dengan yang lainnya. Setelah kering kemudian dijilidkan kembali.

2.4.3 Kerusakan Oleh Faktor Kimia

Terjadinya reaksi oksidasi dan hidrolisis menyebabkan susunan kertas yang terdiri atas senyawa-senyawa kimia itu akan terurai. Oksidasi pada kertas yang terjadi karena adanya oksigen dari udara menyebabkan jumlah gugusan karbonak dan korboksil bertambah dan diikuti dengan memudarnya warna kertas.

Hidrolisis adalah reaksi yang terjadi karena adanya air (H2O). Reaksi hidrolisis pada kertas mengakibatkan putusnya rantai polimer serat selulosa sehingga mengurangi kekuatan serat. Akibatnya kekuatan kertas berkurang dan kertas menjadi rapuh.

(24)

Nitrogen dioksida (NO2), Karbondioksida (CO2), dan gas lain seperti ozon.

2.4.4 Kerusakan Oleh faktor Lain 1. Manusia

Manusia dapat bertindak sebagai penyayang buku, tetapi juga bisa menjadi perusak buku yang hebat. Berdasarkan kenyataan yang ada, kerusakan buku terjadi karena ulah manusia. Misalnya pembaca di perpustakaan secara sengaja merobek bagian-bagian tertentu dari sebuah buku, misalnya diambil gambarnya, table-tabel statistiknya.

Kadang-kadang pengguna perpustakaan sengaja atau tidak sengaja, membuat lipatan sebagai tanda batas baca atau melipat buku kebelakang. Sebagai akibatnya, perekat yang mengelem punggung buku atau untuk memperkokoh penjilidan dapat terlepas sehingga lembaran-lembaran buku akan terpisah dari jilidnya. Kecerobohan manusia lain misalnya habis makan tidak membersihkan tangan dahulu menyebabkan buku menjadi kotor. Apabila buku dipegang dengan tangan kotor atau berminyak, buku akan bernoda. Kotoran yang melekat pada tangan akan berpindah kebuku. Penempatan buku yang terlalu padat dirak akan menyebabkan penggung dan kulitnya rusak. Hal itu harus diperhatikan oleh pustakawan.

Sering terjadi kerusakan justru disebabkan oleh pustakawan sendiri yang sehari-hari bergelimang dengan buku. Petugas perpustakaan yang tidak memiliki rasa sayang kepada buku, dan tidak pernah belajar melestarikan dan merawat buku bisa membuat kesalahan yang sangat fatal. 2. Bencana Alam

Bencana alam seperti kebakaran dan banjir, dapat mengakibatkan kerusakan koleksi bahan pustaka dalam jumlah besar dalam jumlah besar dan dalam waktu yang relative singkat. Oleh karena itu pustakawan diharapkan mampu menekan sekecil mungkin akibat dari bencana alam tersebut.

(25)

1) Alat-alat dalam gudang digunakan yang tahan api 2) Perlu dipersiapkan alat pemadam kebakaran 3) Dilarang merokok di dalam ruangan perpustakaan 4) Pemakaian peralatan listrik harus hati-hati

Bahaya banjir merupakan musibah yang sering melanda beberapa tempat di Indonesia. Bahan pustaka yang rusak oleh air harus diperbaiki dengan cara dikeringkan atau dianginkan.

2.5 Pencegahan Kerusakan Bahan Pustaka dan perawatan 2.5.1 Pencegahan

Dalam mencegah kerusakan bahan pustaka hendaklah disesuaikan dengan faktor bahan pustaka, antara lain :

1. Mencegah kerusakan karena faktor cahaya

Untuk mencegah kerusakan oleh pengaruh cahaya adalah dengan memperkecil intensitas cahaya yang digunakan dalam ruang baca, memperpendek waktu pencahayaan.Sedangkan untuk mencegah radiasi ultra violet, dapat di atasi dengan filter bahan pustaka atau penyaringan radiasi pada kaca jendela.

Menurut Darmo (2001 : 81) untuk mencegah karena pengaruh cahaya perlu dilakukan :

a. Memperkecil intensitas cahaya yang digunakan dalam gudang dan ruang baca. Intensitas cahaya yang diizinkan untuk kertas 50 lux.

b. Memperpendek waktu pencahayaan.

c. Menghilangkan radiasi ultra violet yang dapat menimbulkan reaksi foto kimia pada kertas dari sumber cahaya. Kandungan ultra violet yang diizinkan untuk kertas adalah 75 m.watt/lumen. Alternatif lain yang dapat dilakukan adalah dengan memantulkan cahaya tersebut pada permukaan yang dapat menyerap cahaya ultra violet, seperti seng oksida yang dapat dicampurkan dengan cat pada saat mengecet gedung perpustakaan.

2. Mencegah kerusakan karena pengaruh suhu dan kelembapan udara

(26)

Karena kelembapan udara berubah-ubah dapat mempercepat kerusakan bahan pustaka.Untuk itu pihak perpustakaan memperhitungkan secara matang biaya yang dikeluarkan untuk pengoperasian perpustakaan.

3. Mencegah kerusakan karena debu

Dalam usaha untuk melindungi bahan pustaka perlu dilakukan pembersihan rutin, misalnya dengan membersihkan sisi atas buku.Pembersihan ini dapat dilakukan dengan bantuan alat seperti sikat halus, spon, dan vacum cleaner.

4. Mencegah kerusakan karena air

Air dapat merusak bahan pustaka seperti api. Air dapat berasal dari

reservoir pemadam kebakaran, pipa yang bocor, atap yang bocor, kebanjiran dan lain-lain. Untuk menghindari kerusakan karena air, maka sebelumnya memasukan bahan pustaka ke dalam ruangan, harus dilakukan penyempurnaan seperti memperbaiki atap yang bocor, dan tidak boleh ada pipa air pada tembok bangunan.

Bila bahan pustaka telah terlanjur basah maka bahan pustaka harus dikeringkan agar tidak lembap dan ditumbuhi jamur.Kalau ada noda lengket pada bahan pustaka dapat dibersihkan dengan sikat. Sebelum ditaruh ke rak buku sebaiknya difumigasi terlebih dahulu untuk mencegah jamur.

5. Mencegah kerusakan karena api

Menurut Rajak (1992 : 37 ) untuk mencegah kebakaran perlu dilakukan sebagai berikut :

a. Kabel listrik harus dipelihara secara berkala

b. Bahan yang mudah terbakar seperti varnish dan bahanbahan kimia yang mudah menguap harus diletakkan di luar bangunan.

c. Merokok dilarang keras dalam ruangan, gedung atau ruangan pengepakan.

d. Alarm seperti smoke detector harus dipasang dengan cepat adanya kebakaran. Berfungsinya alarm harus diperiksa secara berkala dan dites.

(27)

didalamnya terdapat benda-benda organic seperti kertas adalah tipe pemadam api kering seperti CO2.

6. Mencegah kerusakan oleh manusia

Pengguna yang egois merupakan perusak yang hebat karena selain merusak, dapat juga menyebabkan hilangnya bahan pustaka, misalnya pencurian.Hal ini dapat diatasi dengan pengawasan yang ketat serta membuat sanksi yang tegas.Untuk itu terlebih dahulu diadakan pengarahan dan bimbingan kepada pengguna dalam menjaga kebersihan dan keselamatan bahan pustaka.

7. Mencegah kerusakan karena faktor biota

Yang termasuk faktor biota adalah serangga, binatang pengerat dan jamur. Jalan yang ditempuh untuk mengatasinya adalah fumigasi yakni pengasapan yang bertujuan mencegah, mengobati dan mensterilkan bahan pustaka agar kerusakan dapat dihindari dan bahan pustaka dapat digunakan lebih lanjut, karena dengan pengasapan ini serangga ataupun jamur lenyap serta bau yang tidak sedap mencegah serangga datang dari luar.

2.5.2 Perawatan Bahan Pustaka

1. Perbaikan kerusakan bahan pustaka

Defenisi perbaikan ( restoration ) dinyatakan Dureau (1990: 25) sebagai berikut: “Merupakan teknik-teknik dan pertimbangan-pertimbangan yang digunakan oleh petugas teknis yang bertugas memperbaiki bahan pustaka dan arsip yang rusak akibat waktu, pemakaian dan faktor lainnya.”

Ada beberapa cara atau teknik dalam memperbaiki bahan pustaka, tergantung pada kondisi bahan pustaka yang akan diperbaiki, antara lain :

1) Laminasi

(28)

yang menempel di bahan pustaka sehingga kertas-kertas yang sudah tidak beroksidasi dengan polutant. Proses laminasi biasanya digunakan untuk menambal, menjilid, menyambung dan sebagainya.

2) Penjilidan

Banyak bahan pustaka khususnya buku oleh karena usia, pemakaian, salah urus, pengaruh lingkungan, dimakan serangga dan fotografi, reproduksi, pelestarian dalam alih bentuk seperti microfilm, microfich dan lain-lainnya.

Usaha-usaha tersebut tentunya memerlukan biaya dan bahan penunjang yang kadang kala sulit diperoleh, oleh karena itu perbaikan dengan cara jalan penjilidan kembali merupakan salah satu alternatif dalam tindakan perbaikan bahan pustaka.

3) Menambal

(29)

BAB III

SISTEM PERAWATAN BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN UMUM KOTA MEDAN

3.1 Sejarah Singkat Perpustakaan Umum Kota Medan

Perpustakaan Umum Kota Medan yang berada di Jalan Iskandar Muda No. 270 Medan, merupakan perpustakaan yang berada dibawah naungan Walikotamadya Medan. Pendirian Kantor Perpustakaan Umum Kota Medan berdasarkan Surat Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah Kotamadya Medan No. 839/1972 tanggal 27 Desember 1972 tentang mendirikan Pusat Perpustakaan Umum Kotamadya Medan berstatus sebagai Pusat Perpustakaan Umum Kotamadya Medan. Sejak tahun 1972 Kantor Perpustakaan Umum Kota Medan melaksanakan tugasnya memberikan layanan kepada masyarakat. Perpustakaan Umum Kota Medan dibina secara berkelanjutan dan terusmenerus menjalankan tugasnya dalam memberikan informasi kepada masyarakat dengan tidak membeda-bedakan agama, suku, ras dalam hal :

1. Mencerdaskan kehidupan bangsa

2. Meningkatkan dan memperluas wawasan Sumber Daya Manusia dan kualitas dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

3. Memberantas kebodohan dalam upaya mengentaskan kemiskinan.

(30)

3.1.1 Visi dan Misi Perpustakaan Umum Kota Medan

Adapun visi dari Kantor Perpustakaan Umum Kota Medan adalah : Mewujudkan masyarakat Kota Medan gemar membaca dan cinta buku, sehingga masyarakat Kota Medan menguasai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), berdisiplin dan kesadaran hukum dan lingkungan, mandiri, berakhlak mulia, cinta tanah air serta pemberdayaan kelurahan. Adapun misi dari Kantor Perpustakaan Umum Kota Medan adalah :

a. Menyebarkan informasi keseluruh lapisan masyarakat Kota Medan, sehingga menciptakan masyarakat yang kaya akan informasi dan ilmu pengetahuan.

b. Menjadi tempat untuk mengumpulkan/menyimpan serta melestarikan semua hasil penerbitan agar dapat diketahui dan digunakan oleh masyarakat.

c. Memberikan hiburan rekreasi batin pada masyarakat pembaca melalui bacaan sastra, agama, buku dan non fiksi.

d. Sebagai tempat melakukan penelitian melalui penelusuran informasi. e. Mendidik masyarakat Kota Medan akan bertanggung jawab dan tugasnya

sebagai warga masyarakat Kota Medan yang baik melalui bahan bacaan.

3.1.2 Tugas dan Fungsi Perpustakaan Umum Kota Medan

Kantor Perpustakaan Umum Kota Medan mempunyai tugas melakukan sebagian urusan rumah tangga daerah dalam bidang kepustakaan. Sedangkan fungsi dari Kantor Perpustakaan Umum Kota Medan yaitu :

a. Merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis di bidang Perpustakaan. b. Melaksanakan pengumpulan, pengelolaan, penyimpanan, perawatan dan

penyajian bahan perpustakaan serta karya rekam.

c. Melaksnakan penyusunan bibliografi abstrak dan literatur sekunder serta penyelenggaraan pelayanan kepustakaan,

d. Melaksanakan seluruh kewenangan yang ada sesuai dengan bidang tugasnya.

(31)

3.1.3 Jam Buka Perpustakaan Umum Kota Medan

Perpustakaan Umum Kota Medan dalam memberikan layanan telah menetapkan peraturan jam buka pelayanan perpustakaan sebagai berikut :

a. Senin – Jumat : 08.00 – 19.00 Wib b. Sabtu & Minggu : 09.00 – 17.00 Wib

3.2 Ketenagaan Perpustakaan Umum Kota Medan

Agar perpustakaan memberikan pelayanan informasi yang baik kepada penggunanya disamping menyediakan koleksi dan fasilitas yang lengkap, diperlukan juga petugas yang ahli dan terampil. Dalam melaksanakan semua kegiatan Perpustakaan Umum Kota Medan, perpustakaan merekrut sebanyak 21 orang tenaga kerja. Berikut rincian dari tugas masing – masing petugas :

NO. NAMA NIP GOL JABATAN

1. Drs. Januari Pane 19710101 199201 1 003 IV/a Kakan

2. Umar Taufik Lubis, SE 19630313 199303 1 008 III/d Kasubbag Tata Usaha

3. Dra. Rohani Lubis 19611115 199303 2 001 III/d Kasi. Peng. Koleksi

4. Sarah Emma B, SH 19680117 199603 2 002 III/d Kasi. Pemb. Koleksi

5. Nurhayati, SmHk 19631022 198503 2 005 III/d Kasi. Pel. Kepustakaan

6. Netty 19591125 198003 2 002 III/d Staf. Pemb. Teknis

7. Elfi Daulay, SE 19650113 198611 2 001 III/c Staf. Tata Usaha

8. Heddiana Lbn. Gaol 19611127 198503 2 001 III/b Staf. Pel. Kepustakaan

9. Tuty Jusmaini 19600101 198410 2 003 III/b Staf. Pel. Kepustakaan

10. M. Thamrin Siregar 19581231 198503 1 097 III/b Staf. Pemb. Teknis

11. Elfrida Sijabat, S.Sos 19671124 200604 2 001 III/b Staf. Pemb. Teknis

12. Huller G.D. Sinaga, SH 19740924 200604 1 004 III/b Staf. Pel. Kepustakaan

13. Mutia Syaputri, S.Sos 19840925 200604 2 005 III/a Staf. Peng. Koleksi

14. Syafrida Hasibuan, SE 19740407 199703 2 004 III/a Staf. Tata Usaha

15. Novita R. Lubis S.Sos 19871129 201001 2 020 III/a Staf. Pel. Kepustakaan

16. Mahfuzariah 19601228 198503 2 003 II/d Staf. Tata Usaha

17. Habibah Lubis, A.md 19711020 200604 2 003 II/d Staf. Pel. Kepustakaan

18. Emmi R. Hasibuan, A.md 19861210 201001 2 027 II/d Staf. Peng. Koleksi

19. Rehulina Girsang 19760407 201001 2 009 II/c Staf. Tata Usaha

20. Maskot Siregar 19720322 200902 1 002 II/a Staf. Peng. Koleksi

(32)

3.3 Struktur Organisasi Perpustakaan Umum Kota Medan

Pada umumnya perpustakaan atau instansi manapun mempunyai struktur organisasi yang jelas, dengan adanya struktur organisasi yang jelas semua pegawai mengetahui kedudukan dan tanggung jawab masing-masing dan kepada siapa mereka harus mempertanggungjawabkan pekerjaan atau tugas yang mereka laksanakan, karena kelancaran suatu pekerjaan sebagian besar bergantung pada peraturan dan pembagian tugas dalam instansi.

[image:32.595.98.573.318.583.2]

Struktur organisasi Kantor Perpustakaan Umum Kota Medan telah diatur dalam Peraturan Walikota Medan Nomor 49 tahun 2010, yang berisi tentang tugas pokok dan fungsi Kantor Perpustakaan Kota Medan. Adapun susunan organisasi Kantor Perpustakaan Umum Kota Medan adalah sebagai berikut :

Gambar : Bagan

Struktur Organisasi Kantor Perpustakaan Umum Kota Medan

Sumber : Kantor Perpustakaan Umum Kota Medan, 2014

a. Kepala Kantor

Kepala Kantor merupakan unsur pendukung tugas Walikota, yang dipimpin oleh Kepala Kantor yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah, yang mempunyai tugas pokok

Kepala Kantor

Kepala Kantor

Kelompok Jabatan Fungsional

Seksi Pembinaan Teknis Perpustakaan Seksi Pengembangan

& Koleksi

(33)

melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan urusan pemerintahan daerah dibidang perpustakaan.

Sedangkan fungsi dari Kepala Kantor adalah sebagai berikut : 1. Perumusan kebijakan teknis dibidang perpustakaan,

2. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintah daerah dibidang perpustakaan,

3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang perpustakaan, dan

4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan dengan tugas dan fungsinya.

b. Sub Bagian Tata Usaha

Sub Bagian Tata Usaha dipimpin oleh sub Bagian, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Kantor, yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas kantor lingkup tata usaha yang meliputi pengelolaan administrasi umum, keuangan, kepegawaian, perlengkapan, kerumahtanggaan, dan urusan umum lainnya.

Sedangkan fungsi dari Sub Bagian Tata Usaha adalah sebagai berikut : 1. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan kesekretariatan,

2. Pengkoordinasian penyusunan rencana program Kantor,

3. Pelaksanaan dan penyelenggaraan pelayanan administrasi Kantor yang meliputi administrasi umum, keuangan, kepegawaian, perlengkapan, kerumahtanggaan, dan urusan umum lainnya,

4. Pengelolaan dan pemberdayaan sumber daya manusia, pengembangan organisasi, dan ketatalaksanaan,

5. Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas-tugas Kantor, 6. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas, 7. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Kantor sesuai dengan

(34)

c. Seksi Pelayanan Kepustakaan

Seksi Pelayanan Kepustakaan dipimpin Kepala Seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Kantor, yang mempunyai tugas pokok Kantor melaksanakan lingkup pelayanan kepustakaan.

Sedangkan fungsi dari Seksi Pelayanan Kepustakaan adalah sebagai berikut :

1. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Seksi Pelayanan Kepustakaan,

2. Penyusunan petunjuk teknis lingkup pelayanan kepustakaan,

3. Pelayanan anggota baru dan lama serta melaksanakan kegiatan administrasi peminjaman buku,

4. Pelaksanaan perpustakaan keliling,

5. Pelaksanaan stock opname dan perawatan koleksi bahan perpustakaan, 6. Pembuatan daftar statistik peminjaman, pengunjung, dan buku yang

dipinjam,

7. Pelayanan refrence, riset, deposit, terbitan berkala, dan story talking,

8. Penataan ruangan perpustakaan penataan/penyusunan bahan pustaka di rak/lemari,

9. Penyelenggaraan jasa layanan audiovisual dan multimedia,

10.Pelaksanaan layanan otomasi perpustakaan dan teknologi informasi (internet),

11.Pelaksanaan kerjasama layanan antar perpustakaan,

12.Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas, 13.Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Kantor sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

d. Seksi Pengembangan Koleksi

(35)

Sedangkan fungsi dari Seksi pengembangan Koleksi adalah sebagai berikut : 1. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Seksi Pengembangan Koleksi, 2. Penyusunan petunjuk teknik lingkup pengembangan koleksi,

3. Pelaksanaan penyelesaian dan membuat daftar bahan pustaka baik tercetak maupun terekam,

4. Pelaksanaan kelengkapan bahan pustaka,

5. Pengumpulan bahan pustaka, mencatat bahan pustaka dalam bentuk buku induk, menyiapkan dan membuat katalogisasi dengan peraturan katalogisasi dan klasifikasi berdasrkan DDC (Dewey Decimal Classification),

6. Pembuatan label dan menyusun Kartu Katalog sesuia dengan koleksi perpustakaan,

7. Pelaksanaan penyusunan, pemilihan serta menyiangi bahan pustaka (weeding),

8. Pengumpulan semua karya cetak dan karya rekam untuk bahan deposit, 9. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas, 10.Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Kantor sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

e. Seksi Pembinaan Teknis Perpustakaan

Seksi Pembinaan Teknis Perpustakaan dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Kantor, yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas pokok Kantor lingkup pembinaa teknis perpustakaan.

Sedangkan fungsi dari Seksi Pembinaan Teknis Perpustakaan adalah sebagai berikut :

1. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Seksi Pembinaan Teknis Perpustakaan,

2. Penyusunan petunjuk teknis lingkup pembinaan teknis perpustakaan, 3. Pembinaan perpustakaan sekolah, perpustakaan keliling, perpustakaan

(36)

4. Pelaksanaan koordinasi dan kerjasama, pemasyrakatan, penyuluhan perpustakaan sekolah, perpustakaan masyarakat, dan perpustakaan pada unit-unit kerja lainnya, sesuai dengan ketentuan standar yang ditentukan, 5. Pelaksanaan koordinasi dan kerjasama pembinaan, pemasyarakatan, dan

penyuluhan jabatan fungsional pustakawan, organisasi profesi pustakawan sesuai dengan ketentuan dan standar yang ditentukan yang ditentukan, 6. Pelaksanaan koordinasi dan kerjasama, pembinaan, pengembangan,

penyuluhan, publikasi dan sosialisasi minat dan budaya baca pelajar/siswa, dan masyarakat sesuai dengan ketentuan dan standar yang ditentukan, 7. Pelaksanaan kegiatan lomba perpustakaan, pustakawan, dan minat baca

sesuai dengan ketentuan dan standar yang ada.

8. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas, 9. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Kantor sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

3.4 Jenis Pelayanan Pengguna Pada Perpustakaan Umum Kota Medan

Pelayanan pengguna merupakan salah satu kegiatan yang utama di perpustakaan. Layanan ini merupakan kegiatan yang langsung berhubungan dengan pengguna sekaligus merupakan barometer keberhasilan penyelenggaraan perpustakaan. Suatu perpustakaan dianggap bermutu apabila memberikan pelayanan yang cepat dan tepat kepada pengguna. Adapun pelayanan pengguna yang diselenggarakan oleh Perpustakaan Umum Kota Medan adalah pelayanan sirkulasi, pelayanan referensi, pelayanan digital, pelayanan terbitan berseri, pelayanan pendidikan pemakai, pelayanan fotokopi, serta pelayanan anak dan perpustakaan keliling.

Pelayanan Sirkulasi Pada Perpustakaan Umum Kota Medan

Kegiatan pelayanan sirkulasi yang dilakukan pada Perpustakaan Umum Kota Medan meliputi : keanggotaan, peminjaman, pengembalaian, perpanjangan, penagihan, dan pemberian sanksi.

Keanggotaan

(37)

harus mendaftarkan diri sebagai anggota dengan mengisi formulir yang disediakan. Adapun yang menjadi anggota Perpustakaan Umum Kota Medan adalah Pelajar, Mahasiswa, Pegawai/Karyawan serta Masyarakat Umum. Dari data yang didapat jumlah anggota Perpustakaan Umum Kota Medan dari tahun 2005-2008 sebanyak 37.838 orang.

Untuk menjadi anggota perpustakaan, pengguna harus mengisi surat permohonan menjadi anggota terlebih dahulu. Syarat untuk menjadi anggota Perpustakaan Umum Kota Medan adalah sebagai berikut :

a. Memenuhi peraturan-peraturan Perpustakaan kota Medan. b. Mengembalikan buku yang dipinjam tepat pada waktunya. c. Menjaga dan memelihara dengan baik buku yang dipinjam.

d. Membayar atau mengganti dengan buku yang sama apabila buku yang dipinjam rusak atau hilang.

e. Buku yang terlambat dikembalikan sipeminjam (anggota), sesuai dengan batas waktu yang ditentukan dikenakan sanksi dengan memberikan peringatan pertama, kedua dan ketiga dan apabila hal tersebut tidak diindahkan maka keanggotaannya dicabut dan dapat menjadi anggota Perpustakaan Kota Medan.

f. Jangka waktu peminjaman selama 14 (empat belas) hari dan dapat diperpanjang 7 (tujuh) hari lagi dengan terllebih dahulu memberi tahu petugas pelayanan umum sebelum masa pinjam berakhir.

g. Maksimal buku yang dipinjam sebanyak 2 (dua) lembar. h. Pas photo ukuran 2 x 3 sebanyak 3 (tiga) lembar.

i. KTP terlampir (KTP Kota Medan).

j. Formulir ini berlaku selama satu bulan sejak dikeluarkan.

(38)

3.4.1 Peraturan dan Tata Tertib Perpustakaan Umum Kota Medan Peraturan Perpustakaan Umum Kota Medan adalah sebagai berikut : a. Mengembalikan buku yang dipinjam tepat pada waktunya. b. Menjaga dan memelihara dengan baik buku yang dipinjam.

c. Membayar atau mengganti dengan buku yang sama apabila buku yang dipinjam rusak atau hilang

d. Buku yang terlambat dikembalikan sipeminjam (anggota), sesuai dengan batas waktu yang ditentukan dikenakan sanksi dengan memberikan peringatan pertama, kedua dan ketiga dan apabila hal tersebut tidak diindahkan maka keanggotaannya dicabut.

e. Jangka waktu peminjaman selama 14 (empat belas) hari dan dapat diperpanjang 7 (tujuh) hari lagi dengan terlebih dahulu memberitahu petugas pelayanan umum sebelum masa pinjam berakhir.

f. Maksimal buku yang dipinjam sebanyak 3 (tiga) eksemplar.

Adapun Tata Tertib Perpustakaan Umum Kota Medan, yaitu sebagai berikut : a. Setiap pengguna wajib mengisi daftar buku tamu yang disediakan

perpustakaan.

b. Setiap pengguna wajib menitipkan tas dan buku di rak/locker tempat penitipan tas kecuali barang berharga dan uang.

c. Berpakaian rapi dan sopan.

d. Dilarang membawa makanan dan minuman ke ruang perpustakaan. e. Dilarang merokok di dalam ruangan perpustakaan.

f. Jajaran buku tidak boleh dipindahkan sembarangan.

g. Buku yang sudah selesai dibaca diletakkan saja di atas meja baca. h. Dilarang membawa bahan pustaka keluar, tanpa izin petugas. i. Dilarang berbincang-bincang di ruang bacaan.

(39)

3.4.2 Pengguna Perpustakaan Umum Kota Medan

Pengguna Perpustakaan Umum Kota Medan baik itu anggota maupun nonanggota adalah anak-anak, pelajar tingkat Sekolah Dasar (SD), pelajar tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP), pelajar tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA), Mahasiswa, Pegawai Instansi Pemerintah, serta masyarakat umum. Pengguna perpustakaan dapat mencari, memilih, membaca serta meminjam koleksi bahan pustaka yang diinginkan. Namum, bagi pengguna perpustakaan yang non-anggota yang ingin meminjam koleksi bahan pustaka tidak diperkenankan untuk meminjam bahan pustaka dari Perpustakaan umum Kota Medan tetapi mereka hanya boleh membaca bahan pustaka ditempat atau memfotokopi bagian isi buku yang diperlukan. Pengguna yang menggunakan fasilitas Perpustakaan Umum Kota Medan adalah sekitar ± orang per hari.

3.4.3 Koleksi Perpustakaan Umum Kota Medan

Koleksi perpustakaan merupakan unsur pokok dari setiap perpustakaan. Oleh sebab itu tanpa adanya koleksi yang memadai maka pelayanan yang diberikan kepada pengguna tidak akan pernah terwujud secara maksimal. Selain itu perpustakaan harus menyediakan koleksi yang relevan dengan kebutuhan pengguna agar pelayanan informasi yang akan diberikan dapat tercapai sesuai dengan tujuan perpustakaan. Koleksi Perpustakaan Umum Kota Medan berasal dari pembelian dan sumbangan/hadiah yang saat ini berjumlah 12.980 Judul dengan 38.884 eksemplar. Berikut adalah tabel jumlah koleksi Perpustakaan Umum Kota Medan pada tahun 2013 :

Tab el : Jumlah Koleksi Perpustakaan Umum Kota Medan Tahun 2013

No. Jenis Koleksi Judul Eksemplar

1. Koleksi Umum 871 2.613

2. Koleksi Referensi 310 650

3. Koleksi Perpustakaan Keliling 491 1.491

Jumlah 1.672 4.754

(40)

Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa Kantor Perpustakaan Umum Kota Medan memiliki koleksi di ruang baca umum sebanyak 7.545 judul dengan 21.943 eksemplar dimana koleksi tersebut yang dapat dipinjam oleh anggota perpustakaan dan dapat dibaca oleh pengguna perpustakaan. Di ruang referensi Kantor Perpustakaan Umum Kota Medan terdapat koleksi berjumlah 1.201 judul dengan 3.470 eksemplar dimana koleksinya hanya dapat dibaca ditempat tidak diperkenankan untuk dipinjam. Dan untuk koleksi perpustakaan keliling yang dimiliki oleh Kantor Perpustakaan Umum Kota Medan berjumlah 4.234 judul dengan 13.234 eksemplar.

Koleksi yang terdapat pada Perpustakaan Umum Kota Medan yaitu sebagai berikut :

1. Koleksi Umum, terdiri dari : a. Karya Umum

b. Filsafat c. Ilmu Sosial d. Bahasa e. IPA/MM f. Ilmu Terapan g. Seni/Budaya h. Kesusastraan i. Sejarah j. Agama k. Cerita

2. Koleksi Referensi, terdiri dari : a. Kamus

b. Ensiklopedia

(41)

3. Koleksi Perpustakaan Keliling, terdiri dari : a. Karya Umum

b. Filsafat c. Ilmu Sosial d. Bahasa e. IPA/MM f. Ilmu terapan g. Seni/Budaya h. Kesusastraan i. Sejarah j. Agama k. Cerita

3.4.4 Sistem Layanan Perpustakaan Umum Kota Medan

Setiap perpustakaan dalam menyelenggarakan pelayanan harus menentukan sistem yang dianggap sesuai dengan tujuan perpustakaan dan juga penggunanya. Pelayanan pengguna dapat dilakukan dengan dua sistem yaitu sistem Layanan terbuka (Open Access) dan sistem Layanan tertutup (Close Access).

(42)

3.5 Faktor Penyebab Kerusakan Bahan Pustaka

Dari hasil pengamatan dan wawancara penulis dengan pihak perpustakaan, kerusakan bahan pustaka pada umumnya disebabkan oleh faktor manusia dalam menggunakan bahan pustaka.

Bahan pustaka akan mudah rusak karena pengguna kurang memperhatikan cara menggunakan bahan pustaka secara baik dan benar. Pengguna sering melakukan kecerobohan seperti melipat bagian dari buku, menandai bagian buku dengan tinta, merobek halaman buku dan buku yang telah selesai dibaca tidak diletakkan diatas meja, melainkan pengguna meletekkan buku tersebut ke dalam rak yang tidak sesuai dengan nomor klasifikasinya. Bahkan yang tidak lebih baik lagi, ada pengguna merobek bagian halaman buku yang dianggapnya penting dengan rasa tidak bersalah. Maka faktor penyebab kerusakan bahan pustaka pada Perpustakaan Umum Kota Medan yang paling utama adalah manusia atau pengguna perpustakaan.

Penanganan bahan pustaka yang kurang tepat, juga dapat menyebabkan kerusakan bahan pustaka. Pada perpustakaan umum kota Medan, terutama dalam hal penataan telah banyak mendapat perhatian.

3.6 Kegiatan Perawatan Bahan Pustaka 3.6.1 Pencegahan Kerusakan

1. Mencegah Kerusakan Karena Pengaruh Cahaya

Dalam mengatasi kerusakan karena pengaruh cahaya, perpustakaan umum kota Medan melakukan pengaturan rak-rak buku agar terhindar dari sinar langsung dari cahaya matahari.

(43)

2. Mencegah Kebakaran

Untuk menghindari bahaya kebakaran, Perpustakaan Umum Kota Medan melakukan tindakan melarang pengunjung merokok selama berada di dalam gedung Perpustakaan Umum Kota Medan dan adanya tulisan yang menandakan dilarang merekok di dalam ruangan.

3. Mencegah Kerusakan Pengaruh Suhu dan Kelembapan Udara

Untuk mencegah kerusakan bahan pustaka yang disebabkan pengaruh temperatur dan kelembapan udara, Perpustakaan Umum Kota Medan mengupayakan membuat ventilasi ruangan dengan baik. Perpustakaan Umum Kota Medan sudah dilengkapi dengan AC (air condisioner) yang dipergunakan untuk mengatur suhu dan kelembapan udara yang dibutuhkan pada bahan pustaka.

4. Mencegah Kerusakan Karena Pengaruh Biotis

Untuk mencegah timbulnya jamur dan berkembang biaknya rayap ataupun serangga, perpustakaan umum kota medan melakukan tindakan dengan cara melakukan pemeriksaan kondisi kertas secara berkala. Untuk buku yang baru selesai diolah diberi sampul plastic demi mencegah dari kotoran debu, minyak dan sebagainya, serta adanya sirkulasi didalam ruangan yang dibantu dengan adanya Air Condisioner (AC).

5. Mencegah Kerusakan Karena Faktor Manusia

(44)

3.6.2 Perawatan

Perpustakaan Umum Kota Medan merawat bahan pustaka yaitu dengan cara :

1. Pembersihan terhadap noda

Perpustakaan Umum Kota Medan dalam hal memberikan noda menggunakan cara yang sangat mudah, yaitu dengan cara membersihkan noda menggunaka cara yang sangat mudah, yaitu dengan cara menyapu lantai dan mengelap setiap rak-rak koleksi pada setiap perpustakaan sudah dibuka.

2. Laminasi

Dalam perawatan bahan pustaka Perpustakaan Umum Kota Medan menggunakan cara melaminasi bahan pustaka yang sudah mulai memudar warnanya seperti :

a) Menjadi berwarna kuning. b) Menjadi berwarna cokelat c) dan berbau apek.

3.6.3 Perbaikan

Perbaikan adalah perbaikan yang memerlukan alat dan bahan yang khusus. Perpustakaan Umum Kota Medan perbaikan bahan pustaka yang dilakukan pada bahan pustaka kerusakannya relatif ringan antara lain :

1. Kerusakan plastik sampul buku yang sobek, maka diganti dengan plastik sampul yang baru.

2. Menyambung halaman buku yang sobek dengan menggunakan isolasi atau lem.

3. Menambal bagian buku yang berlubang.

(45)
(46)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 KESIMPULAN

Berdasarkan uraian dari bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Kegiatan perawatan koleksi di Perpustakaan Umum Kota Medan, sudah dilaksanakan namun masih dilakukan secara sederhana.

2. Faktor-faktor yang menyebabkan kerusakan pada koleksi di Perpustakaan Umum kota medan sebagian besar disebabkan oleh beberapa faktor, meliputi faktor manusia, faktor biologi seperti fungi (Jamur), Binatang Pengerat, Serangga, faktor fisika seperti, cahaya, debu, temperatur dan kelembapan udara, tetapi yang lebih dominan yang merusak bahan pustaka adalah faktor manusia.

3. Untuk tetap menjaga bahan pustaka agar informasi yang terkandung didalamnya tidak hilang, maka pihak perpustakaan melakukan perawatan dengan cara melaminasi.

4.2 SARAN

Berdasarkan hasil observasi, penulis mengemukakan saran-saran di bidang perawatan bahan bahan pustaka sebagai berikut :

1. Untuk memperkecil kemungkinan terjadinya kesalahan dalam kegiatan perawatan, sebaiknya pustakawan dalam seksi perawatan bahan pustaka diberikan kesempatan untuk mengikuti pelatihan dalam bidang perawatan bahan pustaka.

2. Dalam perawatan bahan pustaka agar lebih maksimal sebaiknya pihak perpustakaan mengalokasikan dana anggaran untuk membeli alat-alat yang diperlukan pada saat perbaikan.

(47)
(48)

DAFTAR PUSTAKA

Darmo, 2001.Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah.Jakarta : Andi. Dureau, J.M & Clements, D.W.G. 1990. Dasar-Dasar Pelestarian dan Pengawetan

BahanPustaka. Jakarta : Perpustakaan Nasional RI.

Martoadmodjo, Karmidi. 1993. Pelestarian Bahan Pustaka. Jakarta : Universitas Terbuka.

Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Perguruan Tinggi. 1994. Jakarta : Perpustakaan Nasional.

Rajak, Muhammadin. 1992. Pelestarian Bahan Pustaka dan Arsip, Jakarta : Program

Pelestarian Bahan Pustaka dan Arsip.

Sjahrial-Pamuntjak, Rusiana. 2000. Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan. Jakarta

:Djambatan

Soeatminah. 1992. Perpustakaan, kepustakwanan dan Pustakawan. Yogyakarta : Kanisius.

Sulistiyo-Basuki. 1991. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Sutarno, NS. 2005.Tanggung Jawab Perpustakaan: dalam Mengembangkan Masyarakat Informasi. Jakarta: Panta Rei.

(49)

LAMPIRAN

Sumber : Perpustakaan Umum Kota Medan

(50)

Sumber : Perpustakaan Umum Kota Medan

(51)

Sumber : Perpustakaan Umum Kota Medan

(52)

DAFTAR PUSTAKA

Darmo, 2001.Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah.Jakarta : Andi. Dureau, J.M & Clements, D.W.G. 1990. Dasar-Dasar Pelestarian dan Pengawetan

BahanPustaka. Jakarta : Perpustakaan Nasional RI.

Martoadmodjo, Karmidi. 1993. Pelestarian Bahan Pustaka. Jakarta : Universitas Terbuka.

Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Perguruan Tinggi. 1994. Jakarta : Perpustakaan Nasional.

Rajak, Muhammadin. 1992. Pelestarian Bahan Pustaka dan Arsip, Jakarta : Program

Pelestarian Bahan Pustaka dan Arsip.

Sjahrial-Pamuntjak, Rusiana. 2000. Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan. Jakarta

:Djambatan

Soeatminah. 1992. Perpustakaan, kepustakwanan dan Pustakawan. Yogyakarta : Kanisius.

Sulistiyo-Basuki. 1991. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Sutarno, NS. 2005.Tanggung Jawab Perpustakaan: dalam Mengembangkan Masyarakat Informasi. Jakarta: Panta Rei.

(53)

LAMPIRAN

Sumber : Perpustakaan Umum Kota Medan

(54)

Sumber : Perpustakaan Umum Kota Medan

(55)

Sumber : Perpustakaan Umum Kota Medan

Gambar

Gambar Perpustakaan : Bagan

Referensi

Dokumen terkait

Kecendrungan tempat aktifitas favorit anak saat di luar kelas ialah di lapangan dengan jenis elemen lanskap berupa perkerasan dan beberapa pohon, di selasar di depan kelas

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis mengusul judul “ FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU PERTUMBUHAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KABUPATEN

Maka dalam penelitian ini akan di lihat bagaimana Partai Golkar melakukan berbagai macam hal dalam upayanya memenangkan pertarungan politik pada Pemilu 2009 di Kecamatan Lembah

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara psychological capital dengan

Berdasarkan hasil penelitian pada pasien etnis batak di Medan terdapat distribusi penderita karsinoma nasofaring yang terbanyak adalah karsinoma yang undifferentiated (57,7%)

Berdasarkan masa kerja dapat diketahui bahwa pekerja pengemasan ikan yang mengalami gangguan kesehatan dengan masa kerja ≤5 tahun dari 31 orang pekerja pengemasan ikan

Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis tertarik untuk melanjutkan penelitian terdahulu, dan laporannya akan dituangkan dalam sebuah karya tulis ilmiah berbentuk skripsi

T-Connector pada setiap ethernet card. 6) Penambahan node dapat dilakukan dengan mudah. 7) Traffic yang padat akan sangat memperlambat jaringan. 8) Jika salah satu node