• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.3.2 Definisi Operasional Variabel Spesimen Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Prosedur Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "4.3.2 Definisi Operasional Variabel Spesimen Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Prosedur Penelitian"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

v DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN USULAN PENELITIAN ... ii

PENETAPAN PANITIA PENGUJI USULAN PENELITIAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv DAFTAR ISI ... v DAFTAR TABEL ... vi BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 5 1.3 Tujuan Penelitian ... 6 1.4 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9

2.1 Kondiloma Akuminata ... 2.1.1 Pengertian Kondiloma Akuminata ... 9

2.1.2 Epidemiologi Kondiloma Akuminata ... 9

2.1.3 Etiologi Kondiloma Akuminata ... 10

2.1.4 Patogenesis Kondiloma Akuminata ... 11

2.1.5 Manifestasi Klinis Kondiloma Akuminata... 11

2.1.6 Pemeriksaan Penunjang Kondiloma Akuminata ... 14

2.1.7 Diagnosis Banding Kondiloma Akuminata ... 18

2.1.8 Penatalaksanaan Kondiloma Akuminata... 20

2.1.9 Pencegahan Kondiloma Akuminata ... 23

2.1.10 Komplikasi ... 24

2.1.11 Prognosis ... 24

2.2 Human Immunodeficiency Virus/AIDS ... 25

2.2.1 Definisi HIV/AIDS ... 25 2.2.2 Epidemologi HIV/AIDS... 25 2.2.3 Etiologi HIV/AIDS ... 26 2.2.4 Patogenesis ... 27 2.2.5 Patofisiologi HIV/AIDS ... 27 2.2.6 Manifestasi Klinis ... 28

2.2.7 Konseling dan Tes HIV ... 30

2.2.8 Penatalaksanaan HIV/AIDS ... 31

BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP PENELITIAN ... 35

3.1 Kerangka Berpikir ... 35

3.2 Konsep Penelitian... 37

BAB IV METODE PENELITIAN ... 40

4.1 Rancangan Penelitian ... 40

4.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 40

4.2.1 Populasi Penelitian ... 40

4.2.2 Sampel Penelitian... 41

4.2.3 Cara Pengambilan Sampel ... 42

4.3 Variabel Penelitian ... 42

(2)

v

4.3.2 Definisi Operasional Variabel ... 42

4.4 Spesimen Penelitian ... 43

4.5 Lokasi dan Waktu Penelitian. ... 42

4.6 Prosedur Penelitian... 42

4.7 Pengolahan Analisis Data ... 42

BAB V HASIL PENELITIAN ... 44

5.1 Karakteristik Demografi Pasien Kondiloma Akuminata dengan HIV ... 44

5.1.1 Karakteristik berdasarkan Usia ... 44

5.1.2 Karakteristik berdasarkan Jenis Kelamin ... 45

5.1.3 Karakteristik berdasarkan Pendidikan ... 46

5.1.4 Karakteristik berdasarkan Pekerjaan... 47

5.1.5 Karakteristik berdasarkan Status Perkawinan ... 48

BAB VI PEMBAHASAN ... 49

6.1 Karakteristik berdasarkan Umur ... 49

6.2 Karakteristik berdasarkan Jenis kelamin ... 50

6.3 Karakteristik berdasarkan Pendidikan... 51

6.4 Karakteristik berdasarkan Pekerjaan ... 52

6.5 Karakteristik berdasarkan Status Perkawin ... 53 DAFTAR PUSTAKA

(3)

v

ABSTRAK

KARAKTERISTIK PASIEN KONDILOMA AKUMINATA DENGAN INFEKSI HIV

DI RSUP SANGLAH DENPASAR

Tujuan Penelitian : mengetahui karakteristik pasien kondiloma akuminata pada pasien yang terinfeksi HIV di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar dari bulan Januari 2011 sampai dengan bulan Desember 2015.

Bahan dan Metode : penelitian ini merupakan penelitian deskriptif retrospektif, dengan metode cross sectional. Penelitian ini menganalisis 58 pasien dengan kondiloma akuminata dengan HIV di Poliklinik RSUP Sanglah pada periode Januari 2011 sampai dengan Desember 2015. Variable pada penelitian ini yaitu berdasarkan umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status perkawinan, dan tingkat pekerjaan.

Hasil Penelitian : hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa berdasarkan umur 15-24 tahun (17,2%), 25-44 tahun (81%), dan 45-64 tahun (1,7%). Berdasarkan jenis kelamin, yaitu laki-laki (91,4%) dan perempuan (8,6%). Hasil penelitian berdasarkan tingkat pendidikan, kelompok pendidikan dasar (8,6%), pendidikan menengah (53,4%), dan pendidikan tinggi (37,9%). Berdasarkan pekerjaan, yaitu kelompok PNS (3,4%), pegawai swasta (77,6%), wiraswasta (10,3%), dan kelompok tidak bekerja (8,6%). Dan berdasarkan status perkawinan didapatkan hasil yaitu kelompok menikah (13,8%) dan yang belum menikah (86,2%).

Simpulan : prevalensi kondiloma akuminata dengan HIV paling banyak berdasarkan kelompok umur yaitu kelompok usia 25-44 tahun (81%). Berdasarka jenis kelamin, yaitu terbanyak laki-laki (91,4%). Berdasarkan jenis pekerjaannya, terbanyak pada kelompok pendidikan menengah (53%) dan pasien kondiloma

(4)

v

akuminata dengan HIV berdasarkan pekerjaannya, paling banyak pada pekerja swasta (77,6%).

ABSTRACT

PATIENT CHARACTERISTICS OF CONDYLOMA ACUMINATA WITH HIV INFECTION IN SANGLAH PUBLIC HOSPITAL, DENPASAR

Research Purpose: to know patient characteristics of condyloma acuminata in patients with HIV infection in Sanglah Public Hospital, Denpasar, from January 2011 to December 2015.

Materials and Methods: this research is a retrospective descriptive study, with a cross sectional method. This research analyzed 58 patients of condyloma acuminata with HIV infection in Sanglah Public Hospital from January 2011 to December 2015. Research variables were based on age, sex, level of education, marital status, and work level.

Research Results: from the results we discovered that prevalence of condyloma acuminata with HIV infection based on age were 15-24 years old (17,2%), 25-44 years old (81%), and 45-64 years old (1,7%). The results based on sex were man (91,4%), and woman (8,6%). The results based on education level were elementary school (8,6%), high school (53,4%), higher education (37,9%). The results based on work level were government employee (3,4%), private employee (77,6%), entrepreneur (10,3%), and do not have a job (8,6%). And the results baded on marital status were married (13,8%) and single (86,2%).

(5)

v

Conclusion: the highest prevalence of condyloma acuminata with HIV infection based on age was 25-44 years old (81%); based on sex was man (91,4%); based on education level was high school (53,4%); based on work level was private employee (77,6%); and based on marital status was single (86,2%).

RINGKASAN

KARAKTERISTIK PASIEN KONDILOMA AKUMINATA DENGAN INFEKSI HIV

DI RSUP SANGLAH DENPASAR

Kondiloma akuminata merupakan kelainan pada kulit yang berbentuk vegetasi bertangkai dengan permukaan berjonjot dan disebabkan oleh virus yaitu HPV jenis tertentu. Sedangkan Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan patogen yang menyerang sistem imun manusia, terutama semua sel yang memiliki penanda CD4+ di permukaannya. Pada penelitian ini untuk mengetahui karakteristik pasien kondiloma akuminata pada pasien yang terinfeksi HIV di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar dari bulan Januari 2011 sampai dengan bulan Desember 2015. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif retrospektif, dengan metode cross sectional. Penelitian ini menganalisis 58 pasien dengan kondiloma akuminata dengan HIV di Poliklinik RSUP Sanglah pada periode Januari 2011 sampai dengan Desember 2015. Variabel pada penelitian ini yaitu berdasarkan umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status perkawinan, dan tingkat pekerjaan. Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa berdasarkan umur 15-24 tahun (17,2%), 25-44 tahun (81%), dan 45-64 tahun (1,7%). Berdasarkan jenis kelamin, yaitu laki-laki (91,4%) dan perempuan (8,6%). Hasil penelitian berdasarkan tingkat pendidikan, kelompok pendidikan dasar (8,6%), pendidikan menengah (53,4%), dan pendidikan tinggi (37,9%). Berdasarkan pekerjaan, yaitu

(6)

v

kelompok PNS (3,4%), pegawai swasta (77,6%), wiraswasta (10,3%), dan kelompok tidak bekerja (8,6%). Dan berdasarkan status perkawinan didapatkan hasil yaitu kelompok menikah (13,8%) dan yang belum menikah (86,2%). Prevalensi kondiloma akuminata dengan HIV paling banyak berdasarkan kelompok umur yaitu kelompok usia 25-44 tahun (81%). Berdasarka jenis kelamin, yaitu terbanyak laki-laki (91,4%). Berdasarkan jenis pekerjaannya, terbanyak pada kelompok pendidikan menengah (53%) dan pasien kondiloma akuminata dengan HIV berdasarkan pekerjaannya, paling banyak pada pekerja swasta (77,6%).

(7)

v

SUMMARY

PATIENT CHARACTERISTICS OF CONDYLOMA ACUMINATA WITH HIV INFECTION IN SANGLAH PUBLIC HOSPITAL, DENPASAR

Condyloma acuminate is a skin disorder in the form of stemmed vegetation with a verrucous surface and caused by particular HPV virus. Meanwhile Human Immunodeficiency Virus (HIV) is a pathogen that attacks human immune system, especially all of the cells which having CD4+ markers in its surface. This research was conducted to know the patient characteristics of condyloma acuminata which infected by HIV in Sanglah Public Hospital Denpasar from January 2011 to December 2015. This research is a retrospective descriptive study, with a cross sectional method. This research analyzed 58 patients of condyloma acuminata with HIV infection in Sanglah Public Hospital from January 2011 to December 2015. Research variables were based on age, sex, level of education, marital status, and work level. from the results we discovered that prevalence of condyloma acuminata with HIV infection based on age were 15-24 years old (17,2%), 25-44 years old (81%), and 45-64 years old (1,7%). The results based on sex were man (91,4%), and woman (8,6%). The results based on education level were elementary school (8,6%), high school (53,4%), higher education (37,9%). The results based on work level were government employee (3,4%), private employee (77,6%), entrepreneur (10,3%), and do not have a job (8,6%). And the results baded on marital status were married (13,8%) and single (86,2%). The highest prevalence of condyloma acuminata with HIV infection

(8)

v

based on age was 25-44 years old (81%); based on sex was man (91,4%); based on education level was high school (53,4%); based on work level was private employee (77,6%); and based on marital status was single (86,2%).

(9)

v

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Dewasa ini Indonesia mengalami masalah kesehatan masyarakat yang sangat kompleks dan menjadi beban ganda dalam pembiayaan pembangunan bidang kesehatan. Pola penyakit yang diderita oleh masyarakat sebagian besar adalah penyakit infeksi menular seperti tuberkulosis paru, infeksi saluran pernafasan akut, malaria, diare, dan penyakit kulit. Namun demikian, pada waktu yang bersamaan terjadi peningkatan penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah, serta diabetes melitus dan kanker. Selain itu, Indonesia mengalami kondisi emerging diseases seperti demam berdarah dengue, Human Immunedeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrome (HIV), chikungunya, Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Dengan demikian telah terjadi transisi epidemiologi sehingga Indonesia menghadapi beban ganda pada waktu yang bersamaan atau dikenal dengan istilah double burdens (Depkes RI, 2006), (Bappenas, 2004).

Salah satu penyakit yang perlu diberikan perhatian yaitu HIV. Penyakit ini telah menjadi pandemi yang mengkhawatirkan masyarakat dunia, karena disamping belum ditemukan obat dan vaksin untuk pencegahannya (Catherine et al, 2013) (Depkes RI, 2006), penyakit ini juga memilki window period dan fase asimtomatik yang relatif panjang dalam perjalanan penyakitnya. Hal tersebut menyebabkan pola perkembangan penyakit HIV seperti fenomena gunung es atau iceberg phenomena (Depkes RI, 2006).

(10)

v

Estimasi global kasus HIV sampai dengan tahun 2006 berdasarkan 2006 AIDS Endemic Update, WHO/UNAIDS, jumlah orang hidup dengan HIV mencapai 39,5 juta orang dan dengan jumlah kasus baru pada tahun 2006 mencapai 4,3 juta orang. Jumlah kematian akibat AIDS pada tahun 2006 mencapai 2,9 juta orang. Dan untuk daerah Asia Selatan dan Tenggara estimasi jumlah orang hidup dengan HIV dari tahun 2004 - 2006 yaitu meningkat dari 7,2 juta menjadi 7,8 juta orang (UNAIDS, 2013).

Di Indonesia sendiri, sejak kasus AIDS pertama kali ditemukan pada tahun 1987 sampai dengan 31 Desember 2006 jumlah kumulatif pengidap infeksi HIV yang dilaporkan mencapai 13.424 kasus terdiri dari 5.230 orang dengan HIV positif (belum menunjukkan gelaja klinis AIDS) dan kasus AIDS mencapai 8.194 (Depkes RI, 2006), (UNAIDS, 2013). Berdasarkan Joint UN Committee on HIV (UNAIDS) tahun 2004, diperkirakan 38 juta orang diseluruh dunia terinfeksi HIV pada tahun 2003, yang mana 5 juta diantaranya merupakan infeksi yang baru (Catherine et al,2013). Sedangkan jumlah kumulatif kasus HIV berdasarkan provinsi, di Bali sendiri terdapat 9.637 penduduk dengan HIV dan 4.261 penduduk dengan AIDS (Kemenkes RI, 2014). Pada akhir Oktober 2008, kasus tertinggi ditemukan di Kota Denpasar yang kemudian diikuti Badung dan Buleleng (Lestari, 2013).

Acuired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) dapat diartikan sebagai kumpulan gejala atau penyakit yang disebabkan oleh menurunnya kekebalan tubuh seseorang akibat terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV), yang termasuk dalam famili retroviridae. AIDS merupakan tahap akhir dari perjalanan infeksi HIV (Zubaini & Samsuridjal, 2009). HIV menyerang sistem imun manusia

(11)

v

yaitu menyerang limfosit T helper yang memiliki reseptor CD4 di permukaannya. Limfosit T helper antara lain berfungsi menghasilkan zat kimia yang berperan sebagai perangsang pertumbuhan dan pembentukan sel-sel lain di dalam sistem imun dan pembentukan antibodi sehingga yang terganggu bukan hanya fungsi limfosit T tetapi juga limfosit B, monosit, dan makrofag dan sebagainya. Beberapa studi mengatakan bahwa infeksi HIV berkaitan dengan adanya infeksi akibat virus Human Papiloma atau HPV (Zubaini & Samsuridjal, 2009).

Human Papiloma Virus (HPV) merupakan virus infeksi menular seksual yang paling sering ditemui di seluruh dunia. Kebanyakan orang yang melakukan aktivitas seksual secara aktif paling tidak sekali dalam hidupnya pernah terinfeksi oleh HPV. Kebanyakan infeksi HPV dapat sembuh dengan sendirinya dan mereka asimptomatik. Infeksi yang bersifat simptomatik sangat jarang terjadi dan biasanya bermanifestasi sebagai kondiloma ano-genial dan prekanker atau kanker serivik, vulvar, anal atau penil.

Kondiloma akuminata atau dikenal sebagai genital wart (kutil kelamin) adalah infeksi menular seksual yang disebabkan oleh virus, yaitu Human papilloma virus (HPV), ditandai dengan adanya kelainan berupa hiperkeratosis pada kulit dan mukosa, ditemukannya butiran keratohialin yang kasar, dan keratosit (William D. James, 2015). Lesi umumnya melibatkan daerah anogenital pada pria dan wanita, tetapi dapat melibatkan daerah oral. Beberapa studi menunjukkan bahwa lesi kondiloma akuminata bersifat menyebar bukan menginfiltrasi daerah sekitarnya (Rimkevicius, 2011). Beberapa faktor memainkan peran penting terhadap perkembangan infeksi kondiloma akuminata, misalnya kerentanan individu, status imun dan nutrisi, faktor endogen dan

(12)

v

ekstrogen hormon, tembakau, kebiasaan merokok, kehamilan, dan koinfeksi dengan agen penular infeksi menular seksual lainnya seperti HIV, virus herpes simpleks tipe 2, dan Chlamydia trachomatis (William D. James, 2015).

Kondiloma akuminata dapat terjadi pada laki-laki maupun pada perempuan. Kondiloma akuminata sering menyerang pada pria, lesi umumnya ditemukkan pada daerah coronal sulcus, gland penis, batang penis, area peri-anal dan lebih sering pada pria yang belum dilakukan sirkumsisi. Sedangkan pada wanita, lesi umumnya ditemukkan pada genitalia eksterna seperti vulvar vestibulum, uretra, vagina dan sering mengenai serviks, serta area peri-anal (Djuanda, 2010), (William D. James, 2015).

Seperti yang telah diketahui, kondiloma akuminata merupakan penyakit yang dapat menular melalui hubungan seksual. Hubungan seksual erat kaitannya dengan status pernikahan. Penelitian yang dilakukan Handoko menunjukkan bahwa orang dengan status belum menikah atau bercerai berisiko terkena kondiloma akuminata sebesar tiga kali (Hidayat, 2012). Selain itu, hubungan seksual ada kaitannya dengan pekerjaan seseorang, ada beberapa pekerjaan yang memiliki resiko lebih tinggi terkena infeksi kondiloma akuminata.

Di jaman global seperti saat ini, hubungan seksual tidak berpatokan pada usia dewasa yang melakukannya. Banyak sekali remaja yang sudah aktif melakukan hubungan seksual walaupun tidak selalu atas pilihan sendiri, hal ini membuat mereka berisiko terkena kondiloma akuminata. Data dari hasil survei The Greater Jakarta Transition to Adulthood tahun 2010 yang melibatkan responden usia 20-34 tahun (N=3006) menunjukkan bahwa 14% pria dan 7% wanita yang saat ini sedang berkencan, melakukan hubungan seksual dengan

(13)

v

pasangan mereka (Peter, 2010). Penelitian yang dilakukan oleh di Semarang tahun 2010 dilaporkan kondiloma akuminata terbanyak pada kelompok umur 18-34 tahun, di Medan 2009 pada kelompok umur 20-24 tahun, dan di Iran tahun 2008 melaporkan usia termuda 16 tahun dan yang tertua 46 tahun (Hidayat, 2012). Prevalensi kondiloma akuminata menurun seiring bertambahnya usia diakibatkan pada usia tua aktivitas seksualnya lebih rendah daripada usia muda. Atau dengan kata lain, kondiloma akuminata lebih sering terjadi pada populasi yang aktif melakukan hubungan seksual.

Salah satu faktor yang mempengaruhi infeksi kondiloma akuminata adalah faktor imunitas seseorang. Seseorang yang memiliki imunitas rendah rebih rentan terkena infeksi termasuk infeksi oleh human papiloma virus. Ada beberapa aspek yang mempengaruhi imunitas seseorang, yaitu umur dan juga jenis kelamin. Kelompok umur tertentu memiliki kerentanan terhadap suatu penyakit. Berdasarkan uraian diatas, peneliti ingin mengetahui kharakteristik penderita kondiloma akuminata di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar terutama pasien kondiloma akuminata yang juga mengalami infeksi HIV dilihat berdasarkan usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan serta status pernikahannya.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana gambaran pasien kondiloma akuminata dengan HIV dilihat berdasarkan kelompok umur?

(14)

v

2. Bagaimana gambaran pasien kondiloma akuminata dengan HIV dilihat berdasarkan jenis kelamin?

3. Bagaimana gambaran pasien kondiloma akuminata dengan HIV dilihat berdasarkan pendidikan?

4. Bagaimana gambaran pasien kondiloma akuminata dengan HIV dilihat berdasarkan pekerjaan?

5. Bagaimana gambaran pasien kondiloma akuminata dengan HIV dilihat berdasarkan status pernikahan?

1.3Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini yaitu untuk mengetahui gambaran pasien kondiloma akuminata pada pasien yang terinfeksi HIV di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar dari bulan Januari 2011 sampai dengan bulan Desember 2015.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui gambaran pasien kondiloma akuminata dengan HIV dilihat berdasarkan kelompok umur?

2. Mengetahui gambaran pasien kondiloma akuminata dengan HIV dilihat berdasarkan jenis kelamin?

3. Mengetahui gambaran pasien kondiloma akuminata dengan HIV dilihat berdasarkan pendidikan?

4. Mengetahui gambaran pasien kondiloma akuminata dengan HIV dilihat berdasarkan pekerjaan?

(15)

v

5. Mengetahui gambaran pasien kondiloma akuminata dengan HIV dilihat berdasarkan status pernikahan?

1.4Manfaat Penelitian

Manfaat dalam penelitian ini dapat dilihat dari beberapa aspek sebagai berikut.

1.4.1 Aspek Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pertimbangan masukan dalam penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan kejadian infeksi kondiloma akuminata pada pasien dengan infeksi HIV.

1.4.2 Aspek Aplikatif

Manfaat yang nantinya ingin diperoleh dari penelitian ini dilihat dari aspek aplikatifnya sebagai berikut :

1. Bagi peneliti

Sebagai wujud pengaplikasian disiplin ilmu yang telah dipelajari sehingga dapat mengembangkan wawasan keilmuan peneliti.

2. Bagi pendidikan

Penelitian ini dapat menambah informasi ilmiah dan digunakan sebagai referensi atau acuan bagi penelitian lain yang serupa.

3. Bagi masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi mayarakat yaitu menambah informasi dan pengetahuan mengenai penyakit yang menular melalui hubungan seksual terutama kondiloma akuminata sehingga masyarakat diharapkan mampu mampu melindungi diri sendiri,

(16)

v

mengambil tindakan pencegahan, serta melakukan pengobatan apabila tertular penyakit ini.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari perusahaan untuk melakukan investasi sumber daya manusia adalah untuk memperoleh balas jasa potensial dari karyawan yang telah memberikan manfaat bagi perusahaan

Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillahirrabbilalamin penulis panjatkan rasa syukur setinggi-tingginya, atas berkah kesehatan, dan anugrah-Nya penulis

Dalam penelitian ini Pemerintah Kota Yogyakarta khususnya Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil sebagai objek penelitian, dikarenakan pelayanan administrasi kependudukan sebagai

Tugas pokok dan fungsi setiap Unit Kerja Eselon pada Badan Ketahanan Pangan, terdiri dari Kepala Badan, Sekretariat, Bidang Ketersediaan dan

Hasil FEVD diakhir periode keseluruhan variabel untuk persamaan kontribusi jumlah pembiayaan yang disalurkan oleh perbankan syariah terhadap sektor pertanian di

Untuk meningkatkan citation index karya ilmiah yang kita miliki, kita bisa membuatnya agar ter-indeks oleh Google Scholar, cara-cara yang bisa dilakukan adalah

Sedangkan kondisi ultimit (116.643,400 N (89% x total berat bangunan)) pola retak geser dinding bata terjadi pada diagonal kolom tepi ke kolom tengah dan menjalar naik pada tepi

Guru memberikan tugas kepada peserta didik melalui lembar kerja [eserta didik untuk didiskusikan secara kelompok berdasarkan hasil pengamatannya terhadap