2.1. Data Fisik Tapak dan Bangunan
2.1.1. Data Fisik Luar Tapak
Perancangan pusat informasi tanaman anggrek ini mengambil eksisting lantai dasar sebuah bangunan gedung pusat seni fotografi di Surabaya. Perancangan ini merupakan hasil karya Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Universitas Kristen Petra Surabaya.
Gambar 2.1. Luar Tapak Perancangan Adapun batas-batas bangunan antara lain : 1. Utara : Lahan kosong dan perumahan. 2. Selatan : Jalan Kertajaya Indah Timur, Sungai. 3. Timur : Jalan Kertajaya Indah Timur, Galaxy Mall. 4. Barat : Jalan Dharmahusada Indah, perumahan.
2.1.2. Data Fisik Dalam Tapak
Area yang digunakan sebagai area pusat informasi pada bangunan ini adalah kantor keamanan, area lobi, kafe, laboratorium, perpustakaan, area pamer 1, beserta ruang pamer utama dan dua buah tangga sebagai akses menuju ke lantai dua. Selain area yang digunakan untuk pusat informasi, gedung juga memiliki area-area lain pada lantai dasar yang digunakan untuk area pamer 2, toilet pria dan wanita, kantor, dan AHU. Struktur bangunan yang digunakan adalah kolom 40 x 40 cm dengan tinggi plafon 5 meter.
Gambar 2.2. Denah Bangunan Lantai Dasar
2.2. Data Literatur
2.2.1. Literatur yang Berhubungan dengan Tanaman Anggrek 2.2.1.1. Karakteristik Anggrek
Indonesia terkenal di seluruh dunia dengan kekayaan anggreknya yang mempunyai lebih dari 4000 species anggrek yang tersebar di hampir semua pulau. Kalimantan, Papua, Sumatera, Jawa termasuk pulau-pulau yang terkenal didunia karena kekayaan anggreknya (Rudhy 1). Genus yang banyak tumbuh meliputi :
Vanda, Phalaenopsis, Paphiopedilum, Dendrobium, Coelogyne, Cymbidium, Bulbophyllum dll.
Anggrek yang terkenal dari Indonesia adalah "anggrek bulan" (Phalaenopsis amabilis) yang diangkat sebagai "Bunga Nasional" dan dijuluki "puspa pesona", dan "anggrek kantung" (Paphiopedilum javanicum).
Perbedaan tanaman anggrek dengan tanaman bunga-bungan lainnya adalah pada bentuk bunganya. Pada bunga anggrek umumnya :
1. Mempunyai tiga sepal (daun kelopak bunga). Salah satunya yang terletak pada bagian belakang (punggung) yang menghadap keatas dinamakan sepal dorsal. 2. Mempunyai tiga petal (daun mahkota bunga) yang letaknya selang seling
dengan daun kelopak bunga. Salah satu dari petal yang terletak dibawah berbentuk seperti lidah yang disebut labellum (bibir bunga), membuat bunga simetris antara kiri dan kanan.
3. Putik dan benang sari (bagian jantan dan betina) yang bergabung bersama pada bagian yang disebut column.
4. Tepung sari yang biasanya berkumpul bersama pada bagian yang disebut pollinia.
5. Buahnya mempunyai biji yang sangat kecil dan banyak.
6. Tangkai bunga dapat berkelak-kelok saat pertumbuhannya, tergantung arah sumber cahaya (Rudhy 1).
Gambar 2.3. Bagian-bagian Bunga Anggrek. Anggrek, (Art Orchid, 2006). http://anggrek.info/index.php?topic=basic.
2.2.1.2. Lokasi dan Persyaratan Tumbuh
Anggrek akan tumbuh sehat dan berbunga teratur jika persyaratan dan kebutuhan hidupnya terpenuhi dengan baik. Persyaratan kebutuhan hidupnya antara lain suhu, cahaya matahari, air siraman, media tanam, dan tempat tumbuh serta perlakuan perawatan yang sesuai (Sutiyoso 14).
2.2.1.3. Suhu
Berdasarkan kebutuhan suhu, tanaman anggrek dibedakan menjadi tiga tipe tanaman, yaitu tanaman dengan kebutuhan suhu dingin (siang hari 18-21oC, malam hari 13-18oC), sedang (pagi hari 21-24oC, malam hari 18-21oC), dan hangat (siang hari 24-29oC, malam hari 21-24oC) (Sutiyoso 14-5).
2.2.1.4. Cahaya Matahari
Kebutuhan cahaya untuk masing-masing anggrek tidak sama. Anggrek epifit membutuhkan intensitas cahaya 10-50% dan anggrek terrestrial sekitar 60-100% (Sutiyoso, p. 16).
2.2.1.5. Air siraman
Anggrek tidak boleh kekurangan ataupun kelebihan air. Kelebihan air disini bukan berarti banyaknya air yang disiram tetapi frekuensi penyiramannya. Siram hanya jika tanaman memerlukannya. Frekuensi penyiraman tergantung dari:
1. Usia anggrek :
Anggrek pada masa pertumbuhan atau saat berbunga lebih banyak memerlukan air.
2. Jenis anggrek :
Contoh : Phalaenopsis tidak boleh kekurangan air karena tidak mempunyai pseudobulb (umbi semu) sebagai organ penyimpan air, sedangkan Cattleya yang mempunyai pseudobulb, disiram jika medianya sudah kering.
3. Jenis media tanam :
Media yang baik mengikat air lebih jarang penyiramannya karena lama mengering (pakis lebih lambat mengering dari arang).
4. Ukuran pot :
Media pada pot yang kecil lebih cepat mengering dibanding pada pot yang berukuran lebih besar.
5. Kondisi tempat :
Kondisi satu tempat dengan tempat lain berbeda, yang mempengaruhi kecepatan media mengering.
Contoh : anggrek yang ditempel pada pakis papan atau digantung lebih sering disiram karena lebih cepat mengering.
6. Suhu udara, cahaya dan kelembaban udara :
Semakin tinggi suhu udara semakin sering disiram, semakin tinggi kelembaban semakin jarang disiram. Jika matahari berkurang, kurangi penyiramannya.
(Rudhy 5)
2.2.1.6. Kelembaban
Anggrek memerlukan kelembaban udara yang relatif lebih tinggi dibanding dengan jenis tanaman lainnya.
Secara umum anggrek menyukai kelembaban berkisar antara 40% s/d 80%. Kelembaban sangat penting untuk beberapa genus seperti, Cattleya, Phalaenopsis,dll. Menyemprot tanaman pada pagi hari, membasahi lantai atau menggunakan humidifier (alat pelembab udara) dapat membantu meningkatkan kelembaban.
Udara harus selalu bergerak sekitar tanaman untuk mencegah bakteri dan cendawan penyebar penyakit, terutama jika terjadi kelembaban yang tinggi dan/atau suhu dingin.Untuk mengurangi kelembaban udara dapat menggunakan kipas angin (Rudhy 8).
2.2.1.7. Sirkulasi Udara
Anggrek tidak menyukai udara yang diam. Pada habitat aslinya, kebanyakan anggrek tumbuh pada pohon dimana angin selalu bertiup.
1. Mengatur suhu internal tanaman, karena tanaman sendiri tidak dapat mengaturnya.
2. Mengeringkan kelebihan uap air yang dapat bertumpuk pada tanaman.
3. Mendistribusikan udara panas dan dingin secara merata untuk mencegah terbentuknya kantong udara yang membahayakan.
4. Mencegah timbulnya bakteri dan fungus/cendawan yang dapat membuat busuk akar dan daun.
5. Mendinginkan daun ketika terkena panas matahari.
Anggrek membutuhkan udara yang bersih dan segar. Polusi udara dapat merusak kehidupan anggrek. Menggantung pot anggrek adalah salah satu cara termudah untuk mendapatkan sirkulasi udara yang baik. Disamping itu untuk membantu mengeringkan media lebih cepat setelah disiram dan membuat serangga seperti semut lebih susah untuk menyerangnya. Untuk membantu sirkulasi udara yang baik didalam ruangan dapat menggunakan kipas angin. (Rudhy 7)
2.2.1.8. Media Tanam
Media tanam yang baik harus memenuhi beberapa persyaratan, yaitu : 1. Tidak cepat rusak/lapuk.
2. Tidak menjadi sumber penyakit. 3. Mempunyai aerasi baik.
4. Mampu mengikat air dan zat-zat hara secara baik. 5. Ringan.
6. Mudah didapat dalam jumlah yang diinginkan. 7. Relatif murah harganya.
Media tanam dapat terdiri dari satu macam bahan atau campuran dari beberapa bahan. Beberapa bahan yang baik sebagai media tanam untuk anggrek : 1. Gabus :
Tidak mudah rusak (busuk), ringan tetapi tidak dapat menyerap air dengan baik. Dapat digunakan dalam bentuk potongan yang dicampur dengan bahan lainnya. Dapat pula digunakan untuk anggrek yang ditempel.
2. Arang :
Tidak mudah lapuk, ringan, tidak mudah ditumbuhi cendawan dan bakteri, tetapi kurang daya serap airnya dan kurang mengandung unsur-unsur hara. 3. Perlite :
Dari bahan vulkanis, putih, seperti batu karang. Memiliki daya mengikat air, aerasi dan drainase yang baik. Dapat dicampur dengan bahan lainnya. Kelemahannya, tidak ada zat hara dan sulit didapat.
4. Batu apung :
Memiliki daya mengikat air, aerasi dan drainase yang baik serta tahan lama. Dapat dicampur dengan bahan lainnya seperti potongan pakis, sabut kelapa, arang dll.
5. Pakis :
Memiliki daya mengikat air, aerasi dan drainase yang baik (cepat kering), tahan lama (tidak cepat lapuk), serta mengandung unsur-unsur hara yang dibutuhkan anggrek untuk pertumbuhannya. Pakis papan baik digunakan untuk anggrek tempel.
6. Kulit pohon pinus/cemara :
Spesifikasinya sama dengan pakis tetapi agak sulit didapat. Biasanya digunakan untuk anggrek yang menyukai media yang cepat kering, seperti cattleya.
7. Potongan sabut kelapa (Coco husk chip) :
Ini adalah sabut kelapa yang telah dibersihkan kemudian di-pres dan dipotong menjadi kepingan segi empat. Sebelum digunakan harus direndam lebih dahulu untuk menghilangkan sisa garam yang terdapat pada sabut. Daya menyimpan airnya sangat baik dan mengandung unsur-unsur hara yang diperlukan.
8. Sphagnum moss :
Mempunyai daya mengikat air yang baik, serta mempunyai aerasi dan drainase yang baik pula. Kelemahannya, jika telah kering sekali sulit untuk dibasahkan kembali dan agak mahal harganya.
9. Batu bata dan pecahan genting :
Pecahan batu bata banyak dipakai sebagai media dasar pot anggrek karena dapat menyerap air dengan baik, mempunyai kemampuan drainase dan aerasi yang baik tetapi agak berat.
10. Styro foam :
Potongan styro foam dapat sebagai media dasar pot anggrek karena dapat menyerap air dan mempunyai drainase dan aerasi yang baik serta ringan. Kelemahannya, agak sulit didapat.
(Rudhy 8)
2.2.2. Literatur yang Berhubungan dengan Galeri
Galeri adalah ruang atau gedung tempat memamerkan benda atau karya seni, dsb (Poerwadarminta 328). Perancangan galeri merujuk pada perancangan museum demikian pula sebaliknya.
Ada beberapa perbedaan antara galeri dan museum, yaitu:
1. Dalam galeri, barang-barang yang dikoleksi segaja untuk dipamerkan dan dijual. Sedangkan museum, digunakan sebagai tempat untuk mengkoleksi objek pengetahuan atau karya seni langka.
2. Galeri bersifat komersial. Sedangkan museum bersifat sosial. Fungsi galeri adalah:
1. Fungsi komunikatif
Galeri sebagai media penyampaian produk atau objek pamer kepada pengunjung secara tidak langsung.
2. Fungsi Apresiasif
Galeri sebagai sarana apresiasi para seniman untuk bereksperimen dalam karya-karyanya.
3. Fungsi Estetis
Galeri sebagai tempat mengemas produk yang dipamerkan dan dijual agar tampak lebih menarik.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi pada sebuah galeri antara lain:
1. Terlindung dari kerusakan, pencurian, kebakaran, kelembaban, kekeringan, cahaya matahari langsung, dan debu.
2. Penampilan display dengan cara paling menarik dan dapat dilihat tanpa kesulitan.
3. Pencahayaan yang cukup.
4. Penghawaan yang baik dan kondisi ruang yang konstan. (Neufert 135-7)
2.2.3. Literatur tentang Ruang Pamer
Ruang pamer harus didesain dengan tingkat fleksibilitas tinggi. Tingkat fleksibilitas ini ditentukan oleh denah, dan daerah di sekeliling ruang pamer tersebut. Selain itu ada 2 hal yang juga mempengaruhi ruang pamer, yaitu:
1. Orientasi pengunjung.
Galeri/ruang publik lain harus didesain untuk membantu pengunjung melihat dan bebas memilih objek yang ingin dilihat. Jalan masuk dan lobby, harus dapat mengarahkan/ menarik minat pengunjung ke dalam galeri, dan memilih titik awal perjalanan (De Chiara 377).
2. Penyediaan fasilitas tambahan.
Penyediaan fasilitas tambahan seperti bangku pada area transisional, penting untuk memberikan pengunjung waktu untuk berhenti dan menikmati objek tanpa perlu berdiri terlalu lama (De Chiara 377).
Pada ruang pamer, agar dapat menarik pengunjung, dibuat celling yang kontras, saling bersaing untuk dapat menonjolkan diri dari kesan yang mewah (De Chiara 166).
2.2.3.1. Bentuk dan Persyaratan Ruang Pamer
Untuk mendesain ruang pamer, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Hindari kesan monoton dengan cara variasi dimensi, warna dan material pada elemen interior dan pencahayaan.
2. Variasi posisi pintu/ akses masuk dapat membantu mengarahkan pengunjung dan letakkan dijalur-jalur yang sering didatangi pengunjung.
4. Pintu bisa ditempatkan di sudut-sudut ruang yang jauh, dengan demikian ruang terasa lebih efektif.
5. Penempatan karya/objek yang menarik perhatian perlu, untuk memberi nilai lebih pada ruang itu (De Chiara 370-371).
2.2.3.2. Penataan Display
Penataan display untuk benda-benda koleksi yang berharga sebaiknya: 1. Memanfaatkan lemari kaca yang penempatannya masuk kedalam dinding, yang
mana dilengkapi perlengakan pengunci, pengaman. 2. Pencahayaan dari dalam dan ruangan dibuat gelap.
(De Chiara 286)
2.2.4. Literatur tentang Kafe 2.2.4.1. Sirkulasi
Sirkulasi kafe menurut buku Succesful Restaurant Planning adalah: 1. Sirkulasi antara pengunjung dan karyawan tidak boleh terjadi bersilangan.
Bersilangan adalah jika sirkulasi antara pelayan dan pengunjung saling bertemu tanpa adanya sirkulasi alternatif yang lain. Sehingga bisa terjadi peristiwa menunggu dan bertabrakan antar pengguna.
2. Sirkulasi harus dapat dilewati pengunjung, kereta makanan, dan pelayan ketika melayani.
2.2.4.2. Pencahayaan
Pencahayaan pada kafe sebaiknya:
1. Pencahayaan yang terlalu terang/kurang terang dapat mengakibatkan mata sakit (berkaitan dengan penggunaan dalam jangka waktu lama).
2. Pencahayaan yang seragam menyebabkan atmosfer membosankan.
3. Pencahayaan terlalu tajam menyebabkan makanan kelihatan tidak nikmat dimakan.
4. Area dengan tingkat aktifitas tinggi, seperti dapur, kasir, dan gudang harus menggunakan pencahayaan terang.
5. Pencahayaan mencerminkan tingkat harga, kualitas dan kecepatan pelayanan. (Lawson 113)
2.2.5. Literatur tentang Perpustakaan
Dalam mendesain perpustakaan ada beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain:
1. Tempat katalog dan macam-macam buku harus diletakkan dalam area baca dan referensi, juga tempat informasi.
2. Harus ada lebih dari 1 (satu) meja pengawas dan harus diletakkan dekat jalan masuk, dimana mempermudah pengawasan antara anak dan orang tua.
3. Harus ada satu jalan masuk yang berdekatang dengan meja pengawas.
4. Toilet, telepon, rak-rak harus diletakkan di tempat yang mudah dijangkau oleh meja sirkulasi pribadi.
5. Ruang baca harus dikelompokkan untuk memungkinkan menjangkau rak-rak buku, kantor, dan area kerja.
6. Petugas perpustakaan tidak bertanggung jawab lebih dari 55 kaki (1650cm) dari mejanya.
7. Dinding dimanfaatkan untuk rak-rak dan perabot untuk memisahkan penggunaan yang berbeda-beda.
8. Tempat menyimpan buku yang baik. Rak ini menunjang sistem penataan bukunya agar memudahkan bila memilih atau mengambil buku.
9. Sistem penghawaan yang baik, jangan terlalu kering maupun lembab tapi cukup sejuk. Akan lebih baik bila suhu dalam ruangan bisa dipertahankan stabil. Jika memungkinkan menggunakan AC.
10. Usahakan ruangan tidak berdekatan dengan ruang yang lembab seperti kamar mandi atau dapur, dan aman dari binatang perusak.
11. Pencahayaan yang baik. Cahaya matahari diupayakan sesedikit mungkin mengenai buku, supaya buku lebih tahan lama. Selain itu diperlukan pencahayaan yang cukup dalam ruangan.
(De Chiara 386-7).
2.2.6. Literatur tentang Toko
Toko adalah ruang atau gedung tempat memamerkan benda atau karya seni, dsb (Departemen Pendidikan Nasional 328).
1. Objek yang dijual
2. Bagaimana mendisplaynya
3. Tempat displaynya - sehingga dapat menonjolkan objek yang dijual 4. Pencahayaan.
(Pile 344-6)
2.2.7. Literatur tentang Resepsionis
Ruang resepsionis adalah ruang dimana pengunjung akan berinteraksi pada awal dan akhir, oleh karena itu mempunyai pengaruh visual yang kuat dalam mengkomunikasikan suatu image.
Desain yang tepat untuk ruang resepsionis adalah desain yang mengupas secara kritis dalam menyampaikan keinginan dan image suatu organisasi atau perusahaan.
Ruang resepsionis tidak hanya harus terlihat menarik, tetapi juga harus berfungsi dengan baik. Dua bagian terpenting dalam merencanakan area resepsionis adalah tempat duduk untuk pengunjung dan area kerja resepsionis atau meja (Chiara 260).
2.3. Data Tipologi
2.3.1. Dinas Pertanian
Struktur organisasi yang ada pada dinas pertanian dapat dilihat pada Gambar 2.4.
Kepala Dinas Wakil Kepala Dinas
Bagian TU
Sub Bagian
Umum KepegawaianSub Bagian Sub BagianKeuangan PerlengkapanSub Bagian Kelompok
Jabatan Fungsional
Sub Dinas Penyusunan
Program Sub DinasPrasarana
Pertanian
Sub Dinas Usaha Tani dan Penyuluhan
Pertanian
Sub Dinas Produksi
Tanaman Pangan Sub Dinas ProduksiHortikultura
Seksi Pengumpulan dan Analisis Data Seksi Identifikasi dan Perumusan Program Seksi Evaluasi dan Pengendalian Seksi Penyiapan Pelayanan Informasi
Seksi Alat dan Mesin Pertanian
UPTD Seksi Sarana
Produksi dan Permodalan Seksi Tata Guna Air dan Pengembangan Lahan Seksi Pengolahan dan Pengelolaan Lingkungan Seksi Pemasaran Hasil Pertanian Seksi Pengembangan Usaha Pertanian Seksi Pengembangan Penyuluhan Pertanian Seksi Seksi Serealia Seksi Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Seksi Perlindungan Tanaman Pangan Seksi Perkembangan Perbenihan Tanaman Pangan Seksi Tanaman Buah dan Obat
Seksi Tanaman Sayuran dan Tanaman Hias Seksi Perlindungan Hortikultura Seksi Perkembangan dan Perbenihan Hortikultura 22 Univer
2.3.1.1. Seksi Tanaman Hias dan Sayur
Seksi ini terdiri adas enam orang pegawai yang bekerja mulai jam 08.00-16.00 selama hari Senin sampai Jumat.
2.3.1.1.1. Tugas dan Aktivitas
Tugas yang dilakukan adalah:
1. Menyusun kegiatan selama setahun kedepan, seperti pengadaan penyuluhan-penyuluhan pada petani, lomba-lomba, seminar, dll untuk memajukan kualitas dan kuantitas produksi tanaman hias dan sayur.
2. Membuat lapran pertanggungjawaban mengnai produksi tanaman hias dan sayur selama setahun.
Aktivitas yang dilakukan pegawai:
1. Bekerja di depan meja menggunakan komputer secara individu dan kelompok. Lebih banyak menyusun program-program dan membuat laporan. Terjun ke lapangan hanya dilakukan saat-saat tertentu (saat melaksanakan program seperti penyuluhan-penyuluhan).
2. Melayani konsultasi mengenai tanaman hias dan sayuran, khususnya untuk produksi.
3. Bekerja sama dengan bagian-bagian lain untuk melaksanakan program yang ada.
2.3.1.1.2. Pengunjung
Data mengenai pengunjung yang datang ke seksi tanaman hias dan sayur adalah:
1. Pengunjung jarang, biasanya dari kalangan mahasiswa, wartawan, dan petani. 2. Tujuan pengunjung datang:
a. Tanya tentang tanaman hias, seperti cara perawatan (pembibitan, media, penyiraman), cara produksi, dll yang berhubungan dengan cara produksi tanaman hias dan sayur. Masalah hama penyakit, pengunjung akan diantarkan ke seksi yang mengangani lebih khusus.
2.3.1.2. Seksi Pelayanan Informasi
Seksi pelayanan informasi terdiri dari 5 orang pegawai yang bekerja selama hari Senin-Jumat mulai pukul 08.00-16.00.
2.3.1.2.1. Tugas dan Aktivitas
Tugas yang dilakukan adalah menyampaikan informasi yang berkaitan dengan dinas pertanian ke masyarakat
Aktivitas yang dilakukan:
1. Membuat dan mengurus website dinas pertanian.
2. Membuat buletin tani, kliping informasi pertanian (dari koran-koran), dan prestilis (jarang dibuat) tapi semuanya itu hanya dipublikasikan dalam dinas pertanian saja.
3. Melayani pertanyaan-pertanyaan seputar info dinas pertanian (secara umum sekali karena keterbatasan SDMnya).
4. Mengelola perpustakaan.
5. Menerima bahan-bahan untuk dijadiak artikel dari bagian-bagian lain dians pertanian untuk kemudian dijadikan bahan majalah/buku.
6. Mereka lebih banyak bekerja dalam ruang. 2.3.1.2.2. Pengunjung
Berikut adalah data pengunjung pusat informasi dinas pertanian, yaitu: 1. Jarang, biasanya dari kalangan wartawan dan mahasiswa/pelajar yang
membutuhkan data tentang tanaman. 2. Tujuan pengunjung datang:
a. Bertanya tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh dinas pertanian. b. Ke perpustakaan.
2.3.1.3. Perpustakaan
Pepustakaan berada di bawah naungan baginan informasi. Penjaga perpustakaan adalah pelajar yang magang di dinas pertanian. Jam buka perpustakaan mulai pukul 08.0-16.00. Pengunjung yang datang adalah pegawai/karyawan kantor mahasiswa, dan wartawan.
2.3.1.3.1. Interior Perpustakaan
Gambar 2.5. Denah Perpustakaan, Dokumentasi Pribadi 2007. Keterangan:
A: Meja baca tulis B: Area internet C: Rak buku
D: Lemari penyimpanan E: Meja petugas
Gambar 2.7. Area Baca Tulis, Dokumentasi Pribadi 2007. Fasilitas yang ada di perpustakaan adalah:
1. Satu set meja kursi yang bisa digunakan untuk empat orang.
2. Dua meja komputer dan komputer yang bisa digunakan untuk akses internet. 3. Lemari -lemari kaca, rak buku untuk memajang dan menyimpan buku dan
majalah.
4. Rak penitipan tas/jaket. 5. Loker untuk barang berharga.
Interior perpustakaan masih sangat sederhana. Lantai dari bahan keramik, dinding bata yang dicat dan plafon triplek. Secara keseluruhan, lantai, dinding, dan plafon memiliki warna putih. Sedangkan perabot sebagian besar menggunakan bahan kayu dengan finishing politur coklat. Pencahayannya berasal dari lampu TL dan penghawaannya menggunakan penghawaan buatan, yaitu AC
split.
2.3.2. Laboratorium Suryatama
Laboratorium Suryatama bergerak di bidang pembibitan tanaman, khususnya anggrek. Memiliki pegawai berjumlah 3 orang, yang bekerja selama hari Senin sampai Sabtu mulai pukul 08.00-15.00. Laboratorium ini bisa menampung 4-10 orang yang melakukan pembibitan.
2.3.4.1. Aktivitas yang Dilakukan
1. Membuat media tanam
2. Melakukan okulasi (menanam) 3. Sterilisasi
4. Mementau pertumbuhan tanaman di laboratorium 5. Melayani orang-orang yang belajar di laboratorium 2.3.4.2. Data pengunjung pada laboratorium
Pengunjung laboratorium terdiri dari berbagai kalangan, yaitu: 1. Petani
2. Pebisnis tanaman hias 3. Mahasiswa
4. Hobbis
Jumlah pengunjung laboratorium antara 2-10 orang yang datang selama ± 4 kali kunjungan dalam seminggu.
Kegiatan pengunjung yang melakukan pembibitan:
1. Belajar cara pembibitan tanaman secara kimia (bersih) dengan membayar biaya tertentu yang sudah ditetapkan.
2. Sistem belajarnya diajarkan oleh tenaga ahlinya (karyawan). 3. Belajar pembibitan selama 1-2 minggu.
2.3.4.3. Tahap-Tahap Melakukan Pembibitan
Berikut adalah tahap-tahap melakukan pembibitan di Laboratorium Suryatama:
a. Pembuatan media
Pembuatan media dilakukan di ruang media tanam. Media dibuat dari bahan-bahan kimia. Awalnya bahan-bahan kimia ditimbang, dicampur dengan air suling, dimasak sampai padat, dimasukkan ke dalam botol ( diameter ± 7cm dan tinggi ±15cm ), disteril dengan cara dimasukkan dalam panci khusus dan dipanaskan di dapur, setelah dan dingin, di bawa ke ruang inkulasi.
b. Inkulasi
Inkulasi dilakukan di ruang inkulasi. Inkulasi adalah memasukkan bibit ke dalam botol berisi media tanam. Caranya adalahn sterilisasi bibit yang akan
ditanam dengan cairan kimia kemudian bibit dimasukkan dalam botol yang sudah berisi media tanam.
c. Inkubasi
Inkubasi adalah proses menunggu bibit tumbuh. Inkubasi dilakukan di ruang inkubasi. Botol-botol diletakkan diruang inkubasi yang diberi penerangan berupa lampu TL Lama tumbuh bisa mencapai 1 bulan.
d. Pemindahan
Bibit yang sudah tumbuh dibawa ke luar laboratorium untuk dipindah ke pot dan diletakkan di screen house.
2.1.3.2. Interior Ruang
Gambar 2.8. Denah Laboratorium, Dokumentasi Pribadi 2007. Keterangan:
A: Area Penerima Tamu B: Area Media Tanam C: Area Inkulasi D: Area Inkubasi E: Dapur
Gambar 2.9. Area Penerima Tamu dan Media Tanam, Dokumentasi Pribadi 2007.
Gambar 2.10. Area Inkulasi dan Inkubasi, Dokumentasi Pribadi 2007. Area dan fasilitas yang ada pada laboratorium Suryatama adalah: 1. Area penerima tamu
Area ini digunakan untuk menerima tamu, membayar pendaftaran, serta mengurus administrasi laboratorium. Fasilitas yang ada pada area ini adalah satu buah meja dan tiga buah kursi.
2. Area pembuatan media (media tanam)
Area ini digunakan untuk membuat media tanam. Fasilitas yang ada adalah bak cuci untuk mencuci peralatan yang sudah dipakai, satu meja besar tempat meletakkan peralatan dan melakukan pembuatan media, emapt buah kursi, dua buah lemari kaca untuk menyimpan peralatan dan bahan-bahan kimia.
3. Area inkulasi
Area ini digunakan untuk menanam bibit ke dalam botol. Fasilitas yang ada adalah tiga buah lemari kaca yang digunakan untuk memasukkan bibit ke dalam botol, lemari kaca ini dilengkapi dengan lampu UV bentuk tabung dan api dari spirtus untuk membuat lemari dan bibit semakin steril, tiga buah kursi, dan dua rak kecil untuk meletakkan peralatan.
4. Area inkubasi
Area ini digunakan untuk menumbuhkan bibit dalam botol dan memberikan tempat hidup yang baik bagi bibit sehingga bibit terhindar dari jamur dan bisa tumbuh lebih baik (melalui sterilisasi ruang dan cahaya TL sebagai pengganti cahaya matahari jika mendung dan malam hari). Fasilitas yang ada adalah empat buah rak susun yang digunakan untuk meletakkan botol-botol berisi bibit. lampu TL 1000 lux diletakkan dengan jarak ±50cm dari botol. Ruangan harus sangat steril dibandingkan ruang lainnya.
5. Dapur
Area ini digunakan untuk memanaskan panci sehingga botol dan media tanam dalam panci bisa steril serta mencuci peralatan. Fasilitas yang ada adalah kompor gas, panci khusus untuk sterilisasi media tanam, dan bak cuci.
6. Screen house
Digunakna untuk meletakkan tanaman di rak-rak kayu dan terlindung dari sinar matahari langsung.
Bapak Eddy selaku pimpinan laboratorium mengatakan bahwa ruang pada laboratorium, seperti ruang media tanam, inkubasi, inkulasi harus steril terutama untuk ruang inkubasi (personal interview, 12 Februari 2007). Cara membuat ruang steril adalah:
1. Ruang harus menggunakan AC selama 24 jam dengan suhu ruang ± 22oC. Karena jika terlalu dingin atau terlalu panas, jamur mudah tumbuh.
2. Menyemprotkan alkohol dan formalin pada ruangan (paling banyak pada ruang inkubasi).
2.3.3. Perhimpunan Anggrek Indonesia 2.3.4.1. Struktur Organisasi PAI
Susunan pengurus dewan pimpinan cabang Perhimpunan Anggrek Indonesia kota Batu periode 2005-2010 berdasarkan sk dpp pai no :077-sk/dpp-pai/x/2005 adalah:
1. Pelindung: Walikota Batu dan Ketua DPRD Kota Batu. 2. Pembina:
a. Sekretaris Daerah Kota Batu
b. Kepala Dinas Pertanian & Peternakan Kota Batu.
c. Kepala Dinas Kehutanan & Lingkunan Hidup Kota Batu. d. Kepala Dinas Pariwisata Kota Batu.
e. Kepala Dinas Perindustrian & Perdagangan Kota Batu. 3. Penasehat: Ny. Sien Vanita, Ny. Nasrukan
4. Ketua Umum: Ny. Hj. Endang Susilaning Rahayu 5. Ketua I: Untung Santoso
Ketua II Masruchin
6. Sektretaris I: Lis Bambang Parianom Sekretaris II: Tri Agus Abdi Sholeh 7. Bendahara I: Rita Ridwan
Bendahara II: Sulistyorini 8. Seksi-seksi:
a. Pengembangan dan Konservasi b. Diklat & Penelitian
c. Humas
d. Pameran dan Bazar e. Koperasi
(“Perhimpunan Anggrek”) 2.3.4.2. Tujuan
Tujuan Perhimpunan Anggrek Indonesia adalah:
1. Menggairahkan kembali PAI Cabang Batu yang telah lama mati suri. 2. Mengefektifkan langkah kerja PAI Pusat sebagai pembina.
3. Memaksimalkan potensi lokal terutama tanaman hias khususnya tanaman anggrek.
4. Sebagai wadah bagi petani anggrek, pedagang dan para hobiis untuk berinteraksi.
5. Sebagai langkah nyata Peningkatan Ekonomi masyarakata Kota Batu melalui Tanaman Anggrek.
(”Perhimpunan Anggrek”).
Dukungan terhadap pelestarian lingkungan alam terutama pelestarian dan pengembangan tanaman anggrek di Indonesia.
Pada hakekatnya program ini dibuat sebagai acuan langkah organisasi, namun demiian pada pelaksanaannya akan disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang terjadi dilapanan (”Perhimpunan Anggrek”).
2.3.4.3. Langkah Organisasi
Secara garis besar langkah organisasi adalah sebagai berikut : 1. Pembentukan Organisasi
2. Perencanaan Program 3. Sosialisasi Organisasi
4. Pelaksanaan Program dengan rincian sebagai berikut : a. Kesekretariatan.
b. Pertemuan, baik pertemuan pengurus maupun anggota c. Pengembangan Organisasi.
d. Pengembangan dan Konservasi Anggrek di Kota Batu.
e. Pengadaan Pameran dan Bazar (termasuk seminar, yang diadakan setahun 1-2 kali).
f. Pemebentukan dan Pengembangan Koperasi Tanaman Anggrek di Kota Batu.
(”Perhimpunan Anggrek”). 2.3.4. Toko Anggrek BLC
Toko anggrek BLC yang terletak di Pasar Kayoon stand A 17-21, Surabaya adalah sebuah toko yang menjual tanaman anggrek, bibit anggrek, bibit
tanaman, peralatan, pupuk, dan media tanam. Memiliki empat orang karyawan yang bekerja setiap hari mulai pukul 08.30-16.00
2.3.4.1. Aktivitas yang Dilakukan
Berdasarkan hasil wawancara dengan pegawai toko BLC, aktivitas yang dilakukan oleh pegawai toko adalah:
1. Merapikan toko (sapu-sapu).
2. Merawat anggrek (menyiram, memotong bagian yang jelek, memberi pupuk). 3. Melakukan transaksi pembayaran dengan pembeli.
4. Menjelaskan tentang jenis, cara perawatan anggrek (pemberian pupuk, media tanam, penyiraman, tempat tumbuh).
5. Makan.
6. Melakukan pembukuan untuk diserahkan pada pemilik toko. 2.3.4.2. Data Pengunjung
Berdasarkan wawancara dengan pegawai toko BLC, jumlah pengunjung tiap hari ± 60 orang yang berasal dari kalangan menengah atas. Pembeli mulai dari usia remaja hingga orang tua dan kebanyakan tanaman anggrek itu untuk dirawat sendiri (personal conversation, 28 Februari 2007).
Tujuan pengunjung datang:
1. Membeli anggrek, peralatan, media tanam, pupuk.
2. Setelah membeli, bertanya tentang cara perawatan, pemupukan. 2.3.4.3. Benda yang Dijual
Benda-benda yang dijual pada toko adalah: 1 Tanaman anggrek dalam pot
Diameter pot : 15-40cm. Tinggi : ± 60cm.
Jumlah yang didisplay : 80-100 pot. 2 Bibit anggrek di pot
Diameter pot : 15 cm.
3 Bibit anggrek di botol
Bibit dalam botol bisa tahan sampai ±3 bulan. Ukuran botol : diameter ±8 cm, tinggi ± 25cm. Jumlah yang didisplay : ±60 botol.
2.3.4.4. Interior Ruang
Gambar 2.11. Interior Toko BLC, Dokumentasi Pribadi 2007.
Fasilitas yang ada pada toko BLC ini adalah tempat display tanaman anggek, tempat display media tanam, display peralatan (gunting, kawat, pot), kasir dan lemari penyimpanan, tiga buah kursi pegawai, dan kran air untuk menyiram tanaman.