RSUP DR. M. DJAMIL PADANG
SPO PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI
NO. DOKUMEN TERBIT KE HALAMAN
SPO-KOM-PPIRS- 1 1/7
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA, TANGGAL TERBIT
1 AGUSTUS 2011
Dr. AUMAS PABUTI, SpA. MARS NIP 195407121981032001 Pengertian Alat pelindung Diri (APD) adalah peralatan yang
digunakan sebagai barier untuk melindungi petugas dan pasien kesehatan dari resiko pajanan terhadap benda/bahan berbahaya seperti bahan infeksius (darah/cairan tubuh), pajanan termal dan radiasi, trauma mekanik, kimia dan lain-lain baik akibat percikan, kejatuhan atau tumpahan
Tujuan 1. Melindungi petugas dan pasien dari perpindahan mikroorganisme
2. Mencegah infeksi silang
3. Memberikan jaminan keamanan petugas saat bekerja dalam kondisi resiko
Kebijakan 1. Undang – Undang RI No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang – Undang No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. SK Menkes RI No 270/MENKES/2007 tentang Pedoman Manajerial Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasiltas Pelayanan Kesehatan Lainnya
4. SK Menkes RI No 382/Menkes/2007 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasiltas Pelayanan Kesehatan Lainnya
5. SK Menkes RI No. 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
6. SK Menkes RI No. 1165.A./Menkes/SK/X/2004 tentang KARS
7. SK Menkes RI No. 1204/Menkes/SK/X/2004 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit 8. SE Dirjen Bina Yanmed No. HK.03.01/III/3744/08
tentang Pembentukan Komite PPI RS dan Tim PPI RS 9. SK Dirut RSUP DR. M. Djamil Padang No. PM.00.02/II/19/2011 tanggal 1 Maret 2011 Tentang Pembentukan Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit (PPIRS) di RSUP DR. M. Djamil Padang
Jenis Alat pelindung
Diri Alat Pelindung Diri terdiri dari: Sarung tangan
Pelindung Wajah (mata, hidung, mulut) Gaun Pelindung
Pelindung Kaki Pelindung kepala
RSUP DR. M. DJAMIL PADANG
SPO PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI
NO. DOKUMEN TERBIT KE HALAMAN
SPO-KOM-PPIRS- 1 2/7
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA, TANGGAL TERBIT
1 AGUSTUS 2011
Dr. AUMAS PABUTI, SpA. MARS NIP 195407121981032001
Prosedur A. Sarung Tangan (Gloves)
Sarung tangan tersedia disemua unit kerja di RSUP DR. M. Djamil
Sarung Tangan yang digunakan di RSUP DR. M. Djamil terdiri dari 3 macam :
o sarung tangan steril o sarung tangan non steril o sarung tangan rumah tangga
Sarung tangan steril digunakan untuk tindakan bedah atau perasat yang memerlukan teknik steril
Sarung Tangan non steril untuk prosedur diagnostic dan tindakan dengan teknik bersih dan sebagai Alat Pelindung Diri (APD) untuk pencegahan terhadap transmisi kontak di ruangan perawatan, dan unit lain seperti di Instalasi Gizi dalam pengolahan bahan makanan Penggunaan sarung tangan non steril hanya satu
kali pakai untuk satu perasat pada satu orang pasien. Tidak dibenarkan berulangkali satu sarung tangan untuk beberapa pasien.
Cara memakai sarung tangan memakai prinsip skin to skin, glove to glove sesuai dengan instruksi kerja cara memasang sarung tangan Setelah selesai penggunaan sarung tangan
dibuang ke tempat sampah sesuai dengan jenis sampah dan kontamisasinya
Bila sarung tangan terkontaminasi darah, ekskreta, atau cairan tubuh pasien terutama penderita HBV, HCV atau HIV, langsung dibuang sebagai sampah infeksius (kuning) Bila terpapar bahan sitostatika dan radiasi
dibuang ke tempat sampah radiasi (ungu) Bila digunakan sebagai pengolah bahan
makanan dibuang ke tempat sampah biasa (hitam)
Selalu perhatikan tangan pasca melepas sarung tangan adakah tanda-tanda kebocoran sarung tangan pada tangan.
Lakukan prosedur kebersihan tangan dengan teknik mencuci tangan tujuh langkan segera setelah melepaskan sarung tangan
RSUP DR. M. DJAMIL PADANG
SPO PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI
NO. DOKUMEN TERBIT KE HALAMAN
SPO-KOM-PPIRS- 1 3/7
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA, TANGGAL TERBIT
1 AGUSTUS 2011
Dr. AUMAS PABUTI, SpA. MARS NIP 195407121981032001 Sarung tangan rumah tangga digunakan untuk
prosedur penanganan kebersihan lingkungan; penanganan sampah/limbah, pengelolaan linen, dan pemrosesan peralatan serta kegiatan pemeliharaan sarana prasarana rumah sakit
Jenis dan bahan sarung tangan rumah tangga disesuaikan dengan potensi hazard yang akan dicegah
Periksa tanda-tanda kebocoran sarung tangan pada tangan setelah sarung tangan dilepas
Lakukan prosedur kebersihan tangan sebelum dan sesudah penggunaan sarung tangan
Lakukan standar pemrosesan peralatan terhadap sarung tangan rumah tangga jika akan dipakai kembali dikemudian hari
Bila terkontaminasi cairan tubuh pasien penderita HBV, HCV atau HIV, langsung dibuang sebagai sampah infeksius
Jika terjadi kebocoran saat bekerja harus segera dibuang dan diganti dengan yang baru
B. Gaun Pelindung
Gaun pelindung tersedia dalam bentuk: o Gaun operasi
o Apron radiologi
o Celemek dari bahan kedap air
Gaun pelindung tersedia di ruangan-ruangan : Kamar Operasi, Laboratorium Kateterisasi Jantung, Kamar bersalin, Instalasi Gawat Darurat, High Care Unit, Unit-Unit/Instalasi Pelayanan Intensif, Ruang rawat inap, dan Rawat Jalan serta Instalasi Binatu, Instalasi Gizi dan Instalasi Pemulasaran Jenasah
Gaun pelindung dipakai sesuai jenis kegiatan dan potensial hazard paparannya
Setelah selesai dipakai, gaun dikelola menurut cara kerja pemrosesan peralatan pasien atau pengelolaan linen kotor
Semua gaun pelindung pasca operasi atau persalinan dianggap terkontaminasi cairan tubuh pasien
Bila terkontaminasi cairan tubuh penderita HIV, gaun langsung dibuang sebagai sampah infeksius
Dr. AUMAS PABUTI, SpA. MARS NIP 195407121981032001 C. Pelindung Wajah (Mata, Hidung dan Mulut)
Masker digunakan untuk melindungi mulut dan hidung petugas dari aerosolisasi bahan/gas berbahaya, droplet dan airborne serta bau
Masker di RSUP DR. M. Djamil disediakan dalam bentuk: masker bedah, masker bedah dengan face shield dan masker N95.
Masker bedah tersedia di semua unit kerja : Ruangan Rawat Inap dan Rawat Jalan, Kamar Operasi, Laboratorium Kateterisasi Jantung, Kamar bersalin, Instalasi Gawat Darurat, High Care Unit, Unit-Unit/Instalasi Pelayanan Intensif, serta Insatalasi Laboratorium, Instalasi Binatu, Instalasi Gizi dan Instalasi Pemulasaran Jenasah.
Masker dengan face shield hanya tersedia di Kamar Operasi. Sedangkan masker N95 hanya disediakan di unit-unit khusus untuk kewaspadaan berbasis transmisi Airborn dengan partikel < 5 μm di Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Rawat Intensif, Unit Isolasi Penyakit Saluran Pernapasan Menular, Instalasi Pemulasaran Jenazah
Masker digunakan sekali pakai. Setelah dipakai langsung dibuang di tempat sampah infeksius. Alat pelindung Mata/Goggle/Face shield
disediakan di Kamar Operasi, Laboratorium Kateterisasi Jantung, Kamar bersalin, Instalasi Gawat Darurat, High Care Unit, Ruang rawat inap, dan Rawat Jalan serta Instalasi Binatu, Instalasi Pemeliharaan Sarana Medik dan Non Medik dan Instalasi Pemulasaran Jenasah
Alat pelindung mata tersedia dalam bentuk o Google/kaca mata
o Face shield
o Masker dengan face shield o Kaca mata las
Semua alat pelindung mata dianggap terkontaminasi jika digunakan untuk penanganan pasien. Bila kontaminasi tidak jelas, maka goggle di bersihkan dengan larutan chlorine 0,5%
Bila Kontaminasi jelas atau dengan pasien HBV/HCV/HIV, maka goggle direndam dulu dalam chlorine 0,5% selama 10 menit, kemudian dibilas dengan air mengalir dicuci dengan detergent dan di keringkan dengan cara diangin-anginkan atau mengikuti standar prosedur pemrosesan peralatan
RSUP DR. M. DJAMIL PADANG
SPO PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI
NO. DOKUMEN TERBIT KE HALAMAN
SPO-KOM-PPIRS- 1 5/7
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA, TANGGAL TERBIT
Dr. AUMAS PABUTI, SpA. MARS NIP 195407121981032001 D. Pelindung Kaki
Pelindung kaki disediakan di Kamar Operasi, Kamar bersalin, Instalasi Gawat Darurat, High Care Unit, Unit-Unit/Instalasi Pelayanan Intensif, serta Instalasi Binatu, housekeeping, Instalasi pemeliharaan Sarana, Instalasi Penyehatan lingkungan dan Instalasi Pemulasaran Jenasah Pelindung kaki standar yang digunakan di RSUP
DR. M. Djamil terdiri dari : Sepatu sendal khusus berpenutup jari, sepatu boot dan sepatu safety (heavy duty)
Pelindung kaki dipakai sesuai dengan tujuan penggunaannya dan hanya dipakai di dalam area tersebut, tidak boleh dibawa keluar ruangan.
Sendal berpenutup jari dipakai di Kamar Operasi, Kamar Bersalin, Ruangan Hemodialisa, Ruangan Perawatan Intensif (ICU, NICU, CVCU) dan setiap orang yang masuk ruangan tersebut harus mengganti alas kaki dengan pelindung kaki yang disediakan.
Sepatu Boot Kamar Operasi digunakan untuk tindakan operatif oleh operator dan asisten.
Sepatu boot rumah tangga dan sepatu safety digunakan untuk kegiatan pengelolaan linen kotor, pengelolaan limbah/sampah dan kebersihan lingkungan, dan perawatan gedung serta sarana prasarana.
Setelah dipakai maka tergantung tingkat kontaminasi, penanganannya mengacu kepada standar prosedur pemrosesan peralatan, bila masih bersih dan tidak terkontaminasi cairan tubuh pasien bisa langsung disimpan kembali. Bila terkontaminasi cairan tubuh pasien harus
dibersihkan dengan larutan chlorin 0,5% bila contaminasi banyak sekali, maka alas kaki direndam dengan chlorine 0,5% selama 10 menit kemudian dibilas, lalu dicuci dengan detergent, di keringkan dengn diangin-anginkan.
RSUP DR. M. DJAMIL PADANG
SPO PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI
NO. DOKUMEN TERBIT KE HALAMAN
SPO-KOM-PPIRS- 1 6/7
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA, TANGGAL TERBIT
Dr. AUMAS PABUTI, SpA. MARS NIP 195407121981032001 E. Pelindung kepala (Topi/Helmet)
Pelindung kepala tersedia dalam bentuk : Topi bedah disposable
Topi kain Helmet
Topi kamar bedah disediakan di Kamar Operasi, Instalasi Gawat Darurat, Instalasi CSSD, Kamar Bersalin dan Ruangan Rawat Inap
Pelindung kepala digunakan untuk menutup rambut dan kulit kepala petugas agar tidak masuk ke dalam luka selama pembedahan dan melindungi kepala petugas atau ke dalam bahan makanan/minuman, melindungi dari percikan darah atau cairan tubuh yang menyemprot, atau helmet untuk melindungi kepala petugas dari benturan akibat kejatuhan/tertimpa
bahan/benda.
Pelindung kepala dispossable digunakan sekali pakai dan setelah pemakaian dibuang ke tempat sampah infeksius
Topi kain digunakan di Instalasi Gizi untuk petugas pengoal bahan makanan
Pengelolaan topi kain setelah pemakaian merujuk kepada prosedur pengelolaan linen Helmet digunakan di Instalasi Pemeliharaan
Sarana Medik dan Non Medik dan petugas pengelola sampah/limbahSetelah dipakai maka tergantung tingkat kontaminasi, penanganannya mengacu kepada standar prosedur pemrosesan peralatan, bila masih bersih dan tidak
terkontaminasi cairan tubuh pasien bisa disimpan kembali
F. Pakaian Khusus
Pakaian khusus disediakan di Kamar Operasi, Laboratorium Kateterisasi Jantung, Ruangan Perawatan Intensif (ICU, NICU dan CVCU),
Ruangan Hemodialisa, Kamar bersalin, dan HCU Pakaian khusus Kamar Operasi dan Laboratorium
Kateterisasi Jantung tidak boleh keluar dari zona kuning/clean zone
RSUP DR. M. DJAMIL PADANG
SPO PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI
NO. DOKUMEN TERBIT KE HALAMAN
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA, TANGGAL TERBIT
1 AGUSTUS 2011
Dr. AUMAS PABUTI, SpA. MARS NIP 195407121981032001 Pakaian khusus Ruangan Perawatan Intensif (ICU,
NICU dan CVCU), Ruangan Hemodialisa, Kamar bersalin, dan HCU tidak boleh dibawa keluar ruangan.
Jika hendak membawa pasien keluar ruangan petugas melapisi pakaian khusus dengan gaun pelindung keluar yang telah disediakan
Bagi setiap orang yang masuk Kamar Operasi harus mengganti pakaiannya dengan pakaian khusus kamar operasi, sedangkan bagi setiap orang yang masuk Ruangan Perawatan Intensif (ICU, NICU dan CVCU), Ruangan Hemodialisa, Kamar bersalin, dan HCU harus memakai gaun pelindung yang disediakan.
Gaun Pelindung untuk masuk dan keluar ruangan dibedakan menurut warnanya: Kuning atau Biru untuk Gaun Keluar, Hijau atau Putih untuk gaun ke dalam/masuk ruangan
Pengelolaan pakaian khusus ini setelah pemakaian merujuk kepada prosedur pengelolaan linen.
Unit Terkait Seluruh Unit Kerja RSUP Dr.M.Djamil Padang
Dokumen terkait 1. Instruksi Kerja Memasang dan melepaskan APD 2. Daftar APD pada masing-masing unit kerja 3. Form survey penggunaan APD
Rujukan 1. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan Lainnya. Depkes RI 2009