• Tidak ada hasil yang ditemukan

Resume Buku Fitriyati 109016100012 Biologi VI A

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Resume Buku Fitriyati 109016100012 Biologi VI A"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

RESUME BUKU

RESUME BUKU

Quantum Teaching-Bimbingan dan Konseling Quantum Teaching-Bimbingan dan Konseling

(Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling )

(Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling )

Disusun Oleh: Disusun Oleh:

Fitriyati (109016100012)

Fitriyati (109016100012)

Biologi VI.A

Biologi VI.A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA JAKARTA

2011 2011

(2)

Judul

Judul Buku Buku : : Quantum Quantum Teaching-Bimbingan Teaching-Bimbingan dan dan KonselingKonseling Penerbit

Penerbit : : PT. PT. Ciputat Ciputat PressPress Tahun

Tahun : : 20052005 Penulis

Penulis : : Dra. Dra. Hallen Hallen A., A., M.Pd.M.Pd.

Resume Isi Buku Resume Isi Buku

BAB I: Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling BAB I: Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling

Pada buku ini yang pertama kali disinggung ialah mengenai konsep dasar bimbingan Pada buku ini yang pertama kali disinggung ialah mengenai konsep dasar bimbingan dan konseling. Istilah bimbingan dan konseling pada awalnya diartikan sebagai bimbingan dan konseling. Istilah bimbingan dan konseling pada awalnya diartikan sebagai bimbingan dan penyuluhan yang merupakan terjemahan dari istilah

dan penyuluhan yang merupakan terjemahan dari istilah guidance and counselingguidance and counseling, yang, yang dicetuskan oleh Tatang Mahmud, MA. Namun karena kata penyuluhan banyak dipakai di dicetuskan oleh Tatang Mahmud, MA. Namun karena kata penyuluhan banyak dipakai di berbagai bidang lain maka istilah penyuluhan dikembalikan ke istilah aslinya yakni berbagai bidang lain maka istilah penyuluhan dikembalikan ke istilah aslinya yakni counseling,

counseling, sehingga saat ini dipopulerkan istilah bimbingan dan konseling.sehingga saat ini dipopulerkan istilah bimbingan dan konseling. A.

A. Pengertian BimbinganPengertian Bimbingan

Kata bimbingan diterjemahkan dari kata “

Kata bimbingan diterjemahkan dari kata “guidanceguidance” atau “” atau “toto guideguide” yang” yang mempunyai arti menunjukkan, membimbing, menuntun, atau membantu. Secara umum mempunyai arti menunjukkan, membimbing, menuntun, atau membantu. Secara umum dapat diartikan sebagai suatu bantuan atau tuntunan, namun tidak semua bentuk bantuan dapat diartikan sebagai suatu bantuan atau tuntunan, namun tidak semua bentuk bantuan atau tuntunan adalah bimbingan. Banyak para ahli mengemukakan definisi bimbingan atau tuntunan adalah bimbingan. Banyak para ahli mengemukakan definisi bimbingan beserta prinsip-prinsipnya seperti Crow, Arthur J. Jones, DR. Moh Surya, DR. dan beserta prinsip-prinsipnya seperti Crow, Arthur J. Jones, DR. Moh Surya, DR. dan Rachman Na

Rachman Natawijaya sehinggtawijaya sehingga dapat disimpulkan a dapat disimpulkan bahwa bimbingabahwa bimbingan adalah n adalah merupakanmerupakan proses pemberian bantuan yang terus-menerus dari seorang pembimbing yang telah proses pemberian bantuan yang terus-menerus dari seorang pembimbing yang telah dipersiapkan kepada individu yang membutuhkannya dalam rangka mengembangkan dipersiapkan kepada individu yang membutuhkannya dalam rangka mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya secara optimal dengan menggunakan berbagai media seluruh potensi yang dimilikinya secara optimal dengan menggunakan berbagai media dan teknik bimbingan dalam suasana asuhan yang normatif agar tercapai kemandirian dan teknik bimbingan dalam suasana asuhan yang normatif agar tercapai kemandirian sehingga individu dapat bermanfaat baik bagi dirinya sendiri maupun bagi sehingga individu dapat bermanfaat baik bagi dirinya sendiri maupun bagi lingkungannya.

lingkungannya. B.

B. Pengertian KonselingPengertian Konseling

Istilah konseling berasal dari bahasa Inggris “

Istilah konseling berasal dari bahasa Inggris “toto counselcounsel” atau “” atau “toto couselcousel” yang” yang berarti memberi saran dan nasihat. Istilah konseling sering dirangkaikan dengan istilah berarti memberi saran dan nasihat. Istilah konseling sering dirangkaikan dengan istilah bimbingan karena keduanya merupakan kegiatan yang integral. Berdasarkan definisi para bimbingan karena keduanya merupakan kegiatan yang integral. Berdasarkan definisi para

(3)

ahli seperti Roger, Hansen Cs, Mortenson, Schmuller, Pepinsky, dan F.P Robinson dapat ahli seperti Roger, Hansen Cs, Mortenson, Schmuller, Pepinsky, dan F.P Robinson dapat dimengerti bahwa konseling merupakan salah satu teknik dalam pelayanan bimbingan dimengerti bahwa konseling merupakan salah satu teknik dalam pelayanan bimbingan melalui tatap muka antara guruu pembimbing/konselor dengan klien dengan tujuan agar melalui tatap muka antara guruu pembimbing/konselor dengan klien dengan tujuan agar klien tersebut mampu memahami dirinya sendiri, dan

klien tersebut mampu memahami dirinya sendiri, dan mampu memecahkan masalah yangmampu memecahkan masalah yang dihadapinya dan mampu mengarahkan dirinya untuk mengembangkan potensi secara dihadapinya dan mampu mengarahkan dirinya untuk mengembangkan potensi secara optimal sehingga dapat mencapai kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan sosial.

optimal sehingga dapat mencapai kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan sosial. C.

C. Bimbingan konseling IslamiBimbingan konseling Islami

Bimbingan islami adalah proses pemberian bantuan yang terarah, kontinu dan Bimbingan islami adalah proses pemberian bantuan yang terarah, kontinu dan sistematis kepada setiap individu agar ia dapat mengembangkan potensi atau fitrah sistematis kepada setiap individu agar ia dapat mengembangkan potensi atau fitrah beragama yang dimilikinya secara optimal dengan cara menginternalisasikan nilai-nilai beragama yang dimilikinya secara optimal dengan cara menginternalisasikan nilai-nilai yang terkandung di dalam al Qur’an dan Hadits Rasulullah ke dalam diri, sehingga ia yang terkandung di dalam al Qur’an dan Hadits Rasulullah ke dalam diri, sehingga ia dapat hidup selaras

dapat hidup selaras dan sesuai dengan tuntutan al Qur’an dan Hadits. Sehingga manusiadan sesuai dengan tuntutan al Qur’an dan Hadits. Sehingga manusia yang mempunyai hubungan baik dengan Allah Swt dengan manusia dan alam semesta yang mempunyai hubungan baik dengan Allah Swt dengan manusia dan alam semesta sebagai tercapainya tujuan bimbingan Islami (

sebagai tercapainya tujuan bimbingan Islami ( Hablum minal lahi wa hab Hablum minal lahi wa hablu minan naslu minan nas).). Dalam hal ini Seorang konselor Islami yang profesional harus mempunyai dua Dalam hal ini Seorang konselor Islami yang profesional harus mempunyai dua pijakan, yakni pengetahuan tentang bimbingan dan konseling serta pengetahuan agama pijakan, yakni pengetahuan tentang bimbingan dan konseling serta pengetahuan agama yang cukup mendalam. yang menjadi klien dari bimbingan dan konseling Islami itu yang cukup mendalam. yang menjadi klien dari bimbingan dan konseling Islami itu adalah setiap individu mulai dari lahirnya sehingga terinternalisasikan norma-norma yang adalah setiap individu mulai dari lahirnya sehingga terinternalisasikan norma-norma yang terkandung dalam al Qur’an dan Hadits dalam setiap perilaku dan sikap hidupnya, serta terkandung dalam al Qur’an dan Hadits dalam setiap perilaku dan sikap hidupnya, serta individu yang mengalami penyimpangan dalam perkembangan fitrah beragama yang individu yang mengalami penyimpangan dalam perkembangan fitrah beragama yang dimilikinya.

dimilikinya.

BAB II: Bimbingan dan

BAB II: Bimbingan dan Konseling dalam PendidikanKonseling dalam Pendidikan

Pada bab ini dibahas mengenai perlunya usaha pelayanan bimbingan dan konseling Pada bab ini dibahas mengenai perlunya usaha pelayanan bimbingan dan konseling dalam pendidikan. Banyak faktor yang melatarbelakangi perlunya pelayanan bimbingan dan dalam pendidikan. Banyak faktor yang melatarbelakangi perlunya pelayanan bimbingan dan konseling untuk menunjang tercapainya tujuan

konseling untuk menunjang tercapainya tujuan pendidikan yang diharapkaan, diantaranya:pendidikan yang diharapkaan, diantaranya: A.

A. Faktor Perkembangan pendidikanFaktor Perkembangan pendidikan 1.

1. Demokratisasi pendidikan; dalam suatu Demokratisasi pendidikan; dalam suatu lembaga pendidikan kebanyakan peserta didik lembaga pendidikan kebanyakan peserta didik  berasal dari berbagai latar belakang kondisi sosial, ekonomi, budaya, suku bangsa, berasal dari berbagai latar belakang kondisi sosial, ekonomi, budaya, suku bangsa, dan agama yang berbeda sehingga peserta didik diharuskan dapat menyesuaikan diri. dan agama yang berbeda sehingga peserta didik diharuskan dapat menyesuaikan diri. Para peserta d

Para peserta didik biasanya midik biasanya mempunyai tingkat peempunyai tingkat penyesuaian nyesuaian diri yang berbeda-bedadiri yang berbeda-beda Disinilah peran bimbingan dan konseling dibutuhkan untuk membantu peserta didik  Disinilah peran bimbingan dan konseling dibutuhkan untuk membantu peserta didik  yang dalam penyesuaian diri dengan lingkungan agar proses jalannya pendidikan yang dalam penyesuaian diri dengan lingkungan agar proses jalannya pendidikan tidak terganggu.

(4)

2.

2. Perubahan sistem pendidikan; sistem pendidikan merupakan suatu proses yangPerubahan sistem pendidikan; sistem pendidikan merupakan suatu proses yang dinamis, baik dari segi kurikulum, strategi belajar mengajar, media pengajaran, dinamis, baik dari segi kurikulum, strategi belajar mengajar, media pengajaran, maupun sum

maupun sumber referensi seber referensi sehingga pehingga peserta didik dituntut serta didik dituntut untuk untuk menyesuaikan dmenyesuaikan danan membuat keputusan. Namun terkadang banyak peserta didik yang mengalami membuat keputusan. Namun terkadang banyak peserta didik yang mengalami problem yang tidak mungkin dapat diselesaikan oleh tenaga edukatif (guru) karena problem yang tidak mungkin dapat diselesaikan oleh tenaga edukatif (guru) karena waktu lebih banyak tersita dalam pembelajaran. Oleh arena itu suatu lembaga waktu lebih banyak tersita dalam pembelajaran. Oleh arena itu suatu lembaga diperlukan bantuan melalui

diperlukan bantuan melalui pelayanan bimbingan dan konseling.pelayanan bimbingan dan konseling. 3.

3. Perluasan program pendidikan; peran bimbingan dan konseling sangat diperlukanPerluasan program pendidikan; peran bimbingan dan konseling sangat diperlukan pada saat peserta didik memilih sekolah/jurusan yang paling tepat karena disamping pada saat peserta didik memilih sekolah/jurusan yang paling tepat karena disamping adanya pertimbangan kemampuan, sikap, dan minat peserta didik terhadap bidang adanya pertimbangan kemampuan, sikap, dan minat peserta didik terhadap bidang studi/jurusan/sekolah, adapula pertimbangan dukungan moral dan kondisi ekonomi studi/jurusan/sekolah, adapula pertimbangan dukungan moral dan kondisi ekonomi keluarganya.

keluarganya. B.

B. Faktor Sosio KulturalFaktor Sosio Kultural Perkembanga

Perkembangan zaman dan n zaman dan kemajuan masyarakat banyak menimbulkan perubahankemajuan masyarakat banyak menimbulkan perubahan dan kemajuan dalam berbagai segi kehidupan masyarakat berpengaruh pada kehidupan dan kemajuan dalam berbagai segi kehidupan masyarakat berpengaruh pada kehidupan individu baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat. Lembaga pendidikan individu baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat. Lembaga pendidikan bertanggung jawab untuk mempersiapkan siswa dalam menyelesaikan masalah-masalah bertanggung jawab untuk mempersiapkan siswa dalam menyelesaikan masalah-masalah yang kelak akan dihadapinya. Adanya bimbingan dan konseling akan membantu melalui yang kelak akan dihadapinya. Adanya bimbingan dan konseling akan membantu melalui bimbingan karir serta penelusuran minat dan bakat, agar para peserta didik siap terjun ke bimbingan karir serta penelusuran minat dan bakat, agar para peserta didik siap terjun ke lapangan pekerjaan dan masyarakat setelah menyelesaikan studinya dengan dukungan lapangan pekerjaan dan masyarakat setelah menyelesaikan studinya dengan dukungan keterampilan sosial yang memadai.

keterampilan sosial yang memadai. C.

C. Faktor PsikologisFaktor Psikologis

Peserta didik adalah pribadi yang berkembang menuju proses kedewasaannya, Peserta didik adalah pribadi yang berkembang menuju proses kedewasaannya, yang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan faktor lingkungan. Keduanya faktor tersebut yang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan faktor lingkungan. Keduanya faktor tersebut akan optimal jika saling melengkapi, sehingga diperlukan bimbingan dan konseling untuk  akan optimal jika saling melengkapi, sehingga diperlukan bimbingan dan konseling untuk  memberikan asuhan terhadap proses perkembangan pribadi peserta didik tersebut untuk  memberikan asuhan terhadap proses perkembangan pribadi peserta didik tersebut untuk  mencapa

mencapai perkembangan yang ditandai i perkembangan yang ditandai dengan kematangan dan kesehatan mental/pribadi.dengan kematangan dan kesehatan mental/pribadi. Program bimbingan dan konseling mencatat ada 14 perbedaan individu yang Program bimbingan dan konseling mencatat ada 14 perbedaan individu yang menimbulkan masalah dan perlu diatasi,

menimbulkan masalah dan perlu diatasi, yaitu kecerdasan, kecakayaitu kecerdasan, kecakapan, hasil belajar, pan, hasil belajar, sikap,sikap, kebiasaan, pengetahuan, bakat, kepribadian, cita-cita, kebutuhan minat, pola-pola dan kebiasaan, pengetahuan, bakat, kepribadian, cita-cita, kebutuhan minat, pola-pola dan tempo perkembangan, ciri-ciri jasmani, dan

(5)

BAB III: Peranan Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan BAB III: Peranan Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan

Pada bab ini

Pada bab ini menjelaskan secara singkat tentang kedudukan bimbingan dan konselingmenjelaskan secara singkat tentang kedudukan bimbingan dan konseling dalam pendidikan dan bagaimana pula peranannya dalam

dalam pendidikan dan bagaimana pula peranannya dalam mencapai tujuan pendidikan.mencapai tujuan pendidikan. A.

A. KedudukaKedudukan bimbingan dan n bimbingan dan konseling dalam pendidikan.konseling dalam pendidikan.

Dalam kegiatan pendidikan di sekolah atau lembaga pendidikan formal dapat Dalam kegiatan pendidikan di sekolah atau lembaga pendidikan formal dapat berjalan baik dan ideal hendaknya mencakup ketiga bidang ruang lingkup, yaitu bidang berjalan baik dan ideal hendaknya mencakup ketiga bidang ruang lingkup, yaitu bidang instruksional dan kurikulum (bertujuan untuk

instruksional dan kurikulum (bertujuan untuk membekali pengetahuamembekali pengetahuan, keterampilan, dann, keterampilan, dan sikap kepada peserta didik), Bidang administrasi dan kepemimpinan (mencakup kegiatan sikap kepada peserta didik), Bidang administrasi dan kepemimpinan (mencakup kegiatan perencanaan, organisasi pembiayaan, pembagian tugas staf, dan pengawasan/supervisi), perencanaan, organisasi pembiayaan, pembagian tugas staf, dan pengawasan/supervisi), dan bidang pembinaan pribadi (bertanggungjawab pada kesejahteraan lahiriah dan dan bidang pembinaan pribadi (bertanggungjawab pada kesejahteraan lahiriah dan batiniah peserta didik dalam

batiniah peserta didik dalam proses pendidikan yang ditempuhnya).proses pendidikan yang ditempuhnya). B.

B. Pola kedudukan bimbingan dan konseling dalam pendidikanPola kedudukan bimbingan dan konseling dalam pendidikan

Menurut DR. Tohari musnamar dalam bukunya yang berjudul “Bimbingan dan Menurut DR. Tohari musnamar dalam bukunya yang berjudul “Bimbingan dan Wawanwuruk Sebagai Suatu Sistem” mengemukakan pola

Wawanwuruk Sebagai Suatu Sistem” mengemukakan pola-pola hubungan bimbingan dan-pola hubungan bimbingan dan konseling dengan aspek lain dalam pendidikan, diantaranya: bimbingan identik dengan konseling dengan aspek lain dalam pendidikan, diantaranya: bimbingan identik dengan pendidikan (sama-sama mengantarkan individu untuk mempertumbuhkan dan pendidikan (sama-sama mengantarkan individu untuk mempertumbuhkan dan memperkembangkan dirinya secara optimal), bimbingan sebagai pelengkap pendidikan, memperkembangkan dirinya secara optimal), bimbingan sebagai pelengkap pendidikan, bimbingan dan konseling bagian dari kurikuler, bimbingan dan konseling bagian dari bimbingan dan konseling bagian dari kurikuler, bimbingan dan konseling bagian dari urusan kesiswaan, dan bimbingan dan konseling sebagai sub sistem pendidikan urusan kesiswaan, dan bimbingan dan konseling sebagai sub sistem pendidikan (bimbingan merupakan suatu sistem yang memiliki komponen yang berhubungan dan (bimbingan merupakan suatu sistem yang memiliki komponen yang berhubungan dan bekerja sama untuk mencapai tujuan).

bekerja sama untuk mencapai tujuan). C.

C. Peranan bimbingan dan konseling dalam pendidikanPeranan bimbingan dan konseling dalam pendidikan

Dalam hal kualifikasi ahli para tamatan suatu sekolah atau lembaga pendidikan, Dalam hal kualifikasi ahli para tamatan suatu sekolah atau lembaga pendidikan, ada empat kompetensi pokok, yaitu kompetensi religius, kompetensi akademis atau ada empat kompetensi pokok, yaitu kompetensi religius, kompetensi akademis atau profesional, kompetensi kemanusiaan, dan kompetensi sosial.

profesional, kompetensi kemanusiaan, dan kompetensi sosial. Keseluruha

Keseluruhan kegiatan pendidikan n kegiatan pendidikan di sekolah sudah seharusnya diarahkan untuk di sekolah sudah seharusnya diarahkan untuk mencapamencapaii terwujudnya keempat kompetensi pada setiap peserta didik, agar mereka tidak hanya terwujudnya keempat kompetensi pada setiap peserta didik, agar mereka tidak hanya memiliki kompetensi di bidang akademik saja namun berkompeten pula dalam memiliki kompetensi di bidang akademik saja namun berkompeten pula dalam kemanusiaa

kemanusiaan dan n dan sosial serta sosial serta ketaatan kepada penciptanya.ketaatan kepada penciptanya.

BAB IV: Fungsi Bimbingan dan Konseling BAB IV: Fungsi Bimbingan dan Konseling

Dalam buku ini sebelum dipaparkan fungsi bimbingan dan konseling, terlebih dahulu Dalam buku ini sebelum dipaparkan fungsi bimbingan dan konseling, terlebih dahulu penulis mengajak pembaca untuk mengetahui tujuan dari bimbingan dan konseling, yaitu penulis mengajak pembaca untuk mengetahui tujuan dari bimbingan dan konseling, yaitu menempati bidang pelayanan pribadi dalam keseluruhan proses dan

(6)

seluruh peserta didik agar dapat mengenal kekuatan dan kelemahan dirinya sendiri serta seluruh peserta didik agar dapat mengenal kekuatan dan kelemahan dirinya sendiri serta menerimanya secara positif dan dinamis sebagai modal pengembangan diri lebih lanjut.

menerimanya secara positif dan dinamis sebagai modal pengembangan diri lebih lanjut.

Fungsi bimbingan dan konseling adalah sebagai pemberi layanan kepada peserta didik  Fungsi bimbingan dan konseling adalah sebagai pemberi layanan kepada peserta didik  agar dapat berkembang secara optimal sehingga menjadi pribadi yang utuh dan mandiri. agar dapat berkembang secara optimal sehingga menjadi pribadi yang utuh dan mandiri. Dalam hal ini bimbingan dan konseling mengemban sejumlah fungsi yang hendak dipenuhi, Dalam hal ini bimbingan dan konseling mengemban sejumlah fungsi yang hendak dipenuhi, diantaranya fungsi pemahaman, fungsi pencegahan, fungsi pengentasan (kuratif atau diantaranya fungsi pemahaman, fungsi pencegahan, fungsi pengentasan (kuratif atau terapeutik dengan arti pengobatan atau penyembuhan), fungsi pemeliharaan dan terapeutik dengan arti pengobatan atau penyembuhan), fungsi pemeliharaan dan pengembangan, dan fungsi advokasi (pembelaan terhadap peserta didik dalam upaya pengembangan, dan fungsi advokasi (pembelaan terhadap peserta didik dalam upaya pengembang

pengembangan seluruh potensi an seluruh potensi peserta didik ksecara optimal).peserta didik ksecara optimal).

BAB V: Prinsip dan

BAB V: Prinsip dan Asas-asas Bimbingan dan KonselingAsas-asas Bimbingan dan Konseling A.

A. Prinsip-prinsip bimbingan dan konselingPrinsip-prinsip bimbingan dan konseling Menurut Prayitno dan Eman Amti

Menurut Prayitno dan Eman Amti (1994:220), rumusan prinsip-prinsip bimbingan(1994:220), rumusan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling pada umumnya berkenaan dengan sasaran pelayanan, masalah klien, t

dan konseling pada umumnya berkenaan dengan sasaran pelayanan, masalah klien, t ujuanujuan dan proses penanganan masalah, program pelayanan dan penyelenggaraan pelayanan. dan proses penanganan masalah, program pelayanan dan penyelenggaraan pelayanan. Diantaranya:

Diantaranya: 1.

1. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan sasaran Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan sasaran layananlayanan 2.

2. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan Permasalahan individuPrinsip-prinsip yang berkenaan dengan Permasalahan individu 3.

3. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan Program Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan Program pelayananpelayanan 4.

4. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan Tujuan Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan Tujuan dan pelaksanaan pelayanandan pelaksanaan pelayanan B.

B. Asas-asaAsas-asas bimbingan s bimbingan dan konselingdan konseling

Dalam bimbingan dan konseling, ada asas yang dijadikan dasar pertimbangan Dalam bimbingan dan konseling, ada asas yang dijadikan dasar pertimbangan kegiatannya. Ada dua belas asas yang dijadikan pertimbangan menurut Prayitno, yaitu kegiatannya. Ada dua belas asas yang dijadikan pertimbangan menurut Prayitno, yaitu asas kerahasiaan, asas kesukarelaan, asas keterbukaan, asas kekinian, asas kemandirian, asas kerahasiaan, asas kesukarelaan, asas keterbukaan, asas kekinian, asas kemandirian, asas, kegiatan, asas kedinamisan, asa keterpaduan, asas kenormatifan, asas keahlian, asas, kegiatan, asas kedinamisan, asa keterpaduan, asas kenormatifan, asas keahlian, asasalih tangan, dan asas Tut Wuri Handayani (secara sistematis, terencana, asasalih tangan, dan asas Tut Wuri Handayani (secara sistematis, terencana, terus-menerus, dan terarah kepada satu t

menerus, dan terarah kepada satu tujuan).ujuan).

BAB VI: Pola Umum

BAB VI: Pola Umum Bimbingan dan Konseling di sekolahBimbingan dan Konseling di sekolah

Di sekolah, pola ini sering disebut “BK Pola 17” karena di dalamnya terdapat 17 butir  Di sekolah, pola ini sering disebut “BK Pola 17” karena di dalamnya terdapat 17 butir  pokok yang amat perlu diperhatikan dalam penyelenggaraan bimbingan dan konseling di pokok yang amat perlu diperhatikan dalam penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolah yang dilaksanakan secra terprogram, teratur dan

sekolah yang dilaksanakan secra terprogram, teratur dan berkelanjutan.berkelanjutan. ketujuhbelas pola tersebut dapat dibagi menjadi empat kegiatan, yaitu: ketujuhbelas pola tersebut dapat dibagi menjadi empat kegiatan, yaitu:

(7)

1.

1. Kegiatan Bimbingan dan Konseling (BK) secara menyeluruh meliputi empat bidangKegiatan Bimbingan dan Konseling (BK) secara menyeluruh meliputi empat bidang bimbingan, yaitu bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, dan bimbingan, yaitu bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, dan bimbingan karir.

bimbingan karir. 2.

2. Kegiatan BK dalam keempat bidang bimbingan di atas diselenggarakan melalui tujuhKegiatan BK dalam keempat bidang bimbingan di atas diselenggarakan melalui tujuh  jenis

 jenis layanan, layanan, yaitu yaitu layanan layanan orientasi orientasi (memahami (memahami lingkungan lingkungan baru), baru), informasi,informasi, penempatan/penyaluran, pembelajaran, konseling perorangan, konseling kelompok, penempatan/penyaluran, pembelajaran, konseling perorangan, konseling kelompok, dan bimbingan kelompok.

dan bimbingan kelompok. 3.

3. Untuk mendukung ketujuh jenis layanan di atas, diselenggarakan lima kegiatanUntuk mendukung ketujuh jenis layanan di atas, diselenggarakan lima kegiatan pendukung, yaitu instrumentasi bimbingan dan konseling (pengumpulan data dan pendukung, yaitu instrumentasi bimbingan dan konseling (pengumpulan data dan keterangan peserta didik baik test

keterangan peserta didik baik test maupun non-test), himpunan data, konferensi kasus,maupun non-test), himpunan data, konferensi kasus, kunjungan rumah (bertujuan untuk perolehan data

kunjungan rumah (bertujuan untuk perolehan data dan pengentasan), dan alih tdan pengentasan), dan alih tangan.angan. 4.

4. Di atas itu semua, kegiatan BK didasari oleh suatu pemahaman yang menyeluruh danDi atas itu semua, kegiatan BK didasari oleh suatu pemahaman yang menyeluruh dan terpadu tentang wawasan BK yang meliputi pengertian, tujuan, fungsi, prinsip, dan terpadu tentang wawasan BK yang meliputi pengertian, tujuan, fungsi, prinsip, dan asas-asas BK.

asas-asas BK.

BAB VII: Data dalam

BAB VII: Data dalam Pelayanan Bimbingan dan konselingPelayanan Bimbingan dan konseling

Seorang pembimbing atau konselor harus mampu memahami kliennya secara utuh Seorang pembimbing atau konselor harus mampu memahami kliennya secara utuh serta memahami kondisi lingkungannya sepenuhnya. Pemahaman yang utuh dapat diperoleh serta memahami kondisi lingkungannya sepenuhnya. Pemahaman yang utuh dapat diperoleh dari data tentang kondisi klien dan lingkungannya. Berikut hal yang harus diperhatikan dalam dari data tentang kondisi klien dan lingkungannya. Berikut hal yang harus diperhatikan dalam pengelolaan data.

pengelolaan data. 1.

1. Jenis data; ada dua jenis data yang perlu dikumpulkan, yaitu data pribadi dan dataJenis data; ada dua jenis data yang perlu dikumpulkan, yaitu data pribadi dan data tentang lingkungan,

tentang lingkungan, 2.

2. Sumber data; informasi atau seumber data yang diperoleh langsung oleh pihak yangSumber data; informasi atau seumber data yang diperoleh langsung oleh pihak yang bersangkutan dinamakan sumber data primer, sedangkan sumber data yang diperoleh bersangkutan dinamakan sumber data primer, sedangkan sumber data yang diperoleh dari pihak-pihak lain dinamakan sumber

dari pihak-pihak lain dinamakan sumber data sekunder.data sekunder. 3.

3. Teknik pengumpulan data; digunakan dua macam teknik dalam pengambilan data,Teknik pengumpulan data; digunakan dua macam teknik dalam pengambilan data, yaitu teknik test dan non-test. Teknik test merupakan proses pengumpulan data yaitu teknik test dan non-test. Teknik test merupakan proses pengumpulan data dengan menggunakan test yang telah terstandari. Sedangkan teknik non-test adalah dengan menggunakan test yang telah terstandari. Sedangkan teknik non-test adalah teknik pengumpulan data dengan menggunakan instrumen yang tidak tergolong teknik pengumpulan data dengan menggunakan instrumen yang tidak tergolong terstandarisas

terstandarisasi. i. Misalnya dengan wawancara, Misalnya dengan wawancara, pengisian angket, pengisian angket, pengamatan/obpengamatan/observasiservasi (catatan anekdot, daftar cek, skala

(catatan anekdot, daftar cek, skala penilaian/rating scale).penilaian/rating scale). Contoh teknik pengumpulan data

Contoh teknik pengumpulan data 1.

1. Sosiometri; teknik pengumpulan data mengenai hubungan sosial dan tingkah lakuSosiometri; teknik pengumpulan data mengenai hubungan sosial dan tingkah laku sosial peserta didik (psikosoial).

(8)

2.

2. Pemeriksaan fisik dan kesehatan; dapat dilakukan oleh para ahli kesehatan sepertiPemeriksaan fisik dan kesehatan; dapat dilakukan oleh para ahli kesehatan seperti dokter, perawat dan lain sebagaianya. hal ini perlu dilakukan karena cukup penting dokter, perawat dan lain sebagaianya. hal ini perlu dilakukan karena cukup penting untuk menunjang kegiatan pendidikan sekolah.

untuk menunjang kegiatan pendidikan sekolah. 3.

3. Inventori; digunakan untuk mengungkap keadaan pribadi siswa seperti minat,Inventori; digunakan untuk mengungkap keadaan pribadi siswa seperti minat, kebiasaan

kebiasaan, sikap, kegiatan , sikap, kegiatan sehari-hari dan lain sehari-hari dan lain sebagainya.sebagainya. 4.

4. Analisis hasil belajar; umumnya hasil belajar yang diperoleh pe serta didik dapatAnalisis hasil belajar; umumnya hasil belajar yang diperoleh pe serta didik dapat memberikan petunjuk tentang kesulitan belajar yang dialaminya.

memberikan petunjuk tentang kesulitan belajar yang dialaminya. 5.

5. Riwayat hidup dan catatan harian; disini dapat ditemukan berbagai peristiwa yangRiwayat hidup dan catatan harian; disini dapat ditemukan berbagai peristiwa yang pernah dialaminya, sedang dialami dan cita-citanya.

pernah dialaminya, sedang dialami dan cita-citanya. 6.

6. Studi dokumentasi; misalnya buku induk, buku pribadi, dan surat-surat keteranganStudi dokumentasi; misalnya buku induk, buku pribadi, dan surat-surat keterangan lainnya.

lainnya. 7.

7. Studi kasus; data atau informasi yang dikumpulkan bersifat menyeluruh dan terpaduStudi kasus; data atau informasi yang dikumpulkan bersifat menyeluruh dan terpadu karena

karena meliputi seluruh meliputi seluruh aspek kaspek kepribadian epribadian individu individu dan mengdan menggunakan gunakan berbagaiberbagai macam pendekatan.

macam pendekatan. 8.

8. Himpunan data; setelah data telah terkumpul, kemudian disimpan dan dihimpunHimpunan data; setelah data telah terkumpul, kemudian disimpan dan dihimpun dalamm himpunan data secara sistematis, rahasia, dan dinamis.

dalamm himpunan data secara sistematis, rahasia, dan dinamis.

BAB VIII: Diagnosis kesulitan Belajar di

BAB VIII: Diagnosis kesulitan Belajar di SekolahSekolah

Kesulitan belajar yang dialami oleh para peserta didik di sekolah akan membawa Kesulitan belajar yang dialami oleh para peserta didik di sekolah akan membawa dampak nega

dampak negatif tif baik terhadapdiri siswbaik terhadapdiri siswa itu sendiri maupun tera itu sendiri maupun terhadap lingkungahadap lingkungannya. Makannya. Maka para pendidik harus waspada terhadap gejala-gejala kesulitan belajar yang mungkin dialami para pendidik harus waspada terhadap gejala-gejala kesulitan belajar yang mungkin dialami oleh para peserta didiknya.

oleh para peserta didiknya. A.

A. Karakteristik peserta didik dalam belajarKarakteristik peserta didik dalam belajar

Setiap peserta didik mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, diantaranya Setiap peserta didik mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, diantaranya Peserta didik yang cepat dalam belajar, Peserta didik

Peserta didik yang cepat dalam belajar, Peserta didik yang lambat dalam belajar, Pesertayang lambat dalam belajar, Peserta didik yang Drop Out (putus belajar), dan Peserta didik yang Underachiever (taraf  didik yang Drop Out (putus belajar), dan Peserta didik yang Underachiever (taraf  inteligensi tinggi namun prestasi

inteligensi tinggi namun prestasi rendah).rendah). B.

B. Gejala kesullitan belajar di sekolahGejala kesullitan belajar di sekolah

Dalam hal menghadapi peserta didik yang mengalami kesulitan dalam belajar, Dalam hal menghadapi peserta didik yang mengalami kesulitan dalam belajar, pemahaman yang utuh dari guru tentang kesulitan belajar yang dialami oleh peserta pemahaman yang utuh dari guru tentang kesulitan belajar yang dialami oleh peserta didiknya merupakan dasar dalam usaha memberikan bantuan dan bimbingan yang tepat. didiknya merupakan dasar dalam usaha memberikan bantuan dan bimbingan yang tepat. Berikut merupakan ciri tingkah laku yang merupakan manifestasi dari gejala kesulitan Berikut merupakan ciri tingkah laku yang merupakan manifestasi dari gejala kesulitan belajar, diantaranya Menunjukkan hasil belajar rendah, Hasil belajar tidak seimbang belajar, diantaranya Menunjukkan hasil belajar rendah, Hasil belajar tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan, Lambat dalam melakukan tugas, Menunjukkan sikap yang dengan usaha yang dilakukan, Lambat dalam melakukan tugas, Menunjukkan sikap yang

(9)

kurang wajar, Menunjukkan tingkah laku berkelainan, dan Menunjukkan gejala kurang wajar, Menunjukkan tingkah laku berkelainan, dan Menunjukkan gejala emosional yang tidak wajar.

emosional yang tidak wajar. C.

C. Latar belakang kesulitan belajarLatar belakang kesulitan belajar

Kesulitan belajar dilatarbelakangi oleh dua faktor, yang pertama faktor internal (faktor Kesulitan belajar dilatarbelakangi oleh dua faktor, yang pertama faktor internal (faktor dari dalam peserta didik); misalnya kurangnya kemampuan dasar, kurangnya bakat dari dalam peserta didik); misalnya kurangnya kemampuan dasar, kurangnya bakat khusus, kurangnya motivasi, situasi pribadi (emosional), faktor jasmaniah, dan faktor khusus, kurangnya motivasi, situasi pribadi (emosional), faktor jasmaniah, dan faktor hereditas (bawaan). Yang kedua faktor eksternal (faktor lingkungan); misalnya hereditas (bawaan). Yang kedua faktor eksternal (faktor lingkungan); misalnya lingkungan sekolah yang kurang memadai, situasi kelluarga kurang mendukung, dan lingkungan sekolah yang kurang memadai, situasi kelluarga kurang mendukung, dan situasi lingkungan sosial yang

situasi lingkungan sosial yang mengganggu kegiatan belajar.mengganggu kegiatan belajar. D.

D. Patokan kesulitan belajarPatokan kesulitan belajar

Dengan adanya patokan yang jelas, diharapkan seorang pendidik dapat dengan Dengan adanya patokan yang jelas, diharapkan seorang pendidik dapat dengan mudah menandai peserta didik yang mengalami kesulitan belajar. Patokan yang mudah menandai peserta didik yang mengalami kesulitan belajar. Patokan yang digunakan dapat berupa tujuan pendidikan, seperti tujuan institusioanal yang dapat digunakan dapat berupa tujuan pendidikan, seperti tujuan institusioanal yang dapat dijabarkan menjadi tujuan kurikuler, yakni tujuan yang harus dicapai oleh setiap bidang dijabarkan menjadi tujuan kurikuler, yakni tujuan yang harus dicapai oleh setiap bidang studi tertentu. Sehingga dapat diketahui peserta didik yang tidak dapat mencapai tujuan studi tertentu. Sehingga dapat diketahui peserta didik yang tidak dapat mencapai tujuan pendidikan yang telah dit

pendidikan yang telah ditentukan.entukan. E.

E. Diagnosis kesulitan belajarDiagnosis kesulitan belajar

Diagnosis kesulitan belajar dapat dilakukan dengan cara mengenali peserta didik  Diagnosis kesulitan belajar dapat dilakukan dengan cara mengenali peserta didik  yang mengalami kesulitan belajar, memahami sifat dan jenis kesulitan belajarnya, yang mengalami kesulitan belajar, memahami sifat dan jenis kesulitan belajarnya, menetapkan latar belakang kesulitan belajar, menetapkan usaha-usaha bantuan, menetapkan latar belakang kesulitan belajar, menetapkan usaha-usaha bantuan, pelaksanaa

Referensi

Dokumen terkait

Inkubasi tabung mikrosentrifus kedua selama 10 menit pada temperatur ruang (bolak-balikkan tabung 2-3 kali selama masa inkubasi) untuk melisis sel-sel darah

Faktor teknis adalah segala persyaratan yang harus dipenuhi dalam kegiatan pembenihan ikan kerapu macan yang berhubungan langsung dengan aspek teknis dalam

Sedangkan upaya sekolah yang dilakukan untuk mengatasi kendala dalam kegiatan tidak terprogram (kegiatan rutin, kegiatan spontan, kegiatan keteladanan) yaitu; (a)

(Raise The Red Lantern, 01:01:04-01:01:18) Dari tindakan Yan'er di atas dapat terlihat bahwa Yan'er tidak menyukai kehadiran Song Lian sebagai istri baru Chen Zuoqian dengan

Tujuan peneltian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kualitas pelayanan makanan dan tingkat kepuasan dengan sisa makanan pasien DM tipe II rawat inap

1. Konsumen wajib membaca dan mengikuti petunjuk informasi maupun prosedur penggunaan atau pemanfaatan barang / jasa, demi keamanan dan keselamatan. Konsumen harus memiliki

Urutan pengerjaan pembuatan huruf/angka pada bidang plesteran terdiri dari: melukis huruf/angka pada permukaan, menyiapkan permukaan, melekatkan adukan pada permukaan,

Melaksanakan  Algoritma  berarti  mengerjakan  langkah‐langkah  di  dalam  Algoritma  tersebut.  Pemroses  mengerjakan  proses  sesuai  dengan  algoritma  yang