ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.A
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.A
DENGAN CAD STEMI ANTEROSEPTAL POST CATH 3VD
DENGAN CAD STEMI ANTEROSEPTAL POST CATH 3VD
PADA HHD CAD OMI ANTERIOR DC KIRI FC III
PADA HHD CAD OMI ANTERIOR DC KIRI FC III
DI RUANG HCCU RS
DI RUANG HCCU RS DR HASAN SADIKIN BANDUNG
DR HASAN SADIKIN BANDUNG
INDRI APRIANTI
INDRI APRIANTI
NPM. 220112100539
NPM. 220112100539
PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XXI
PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XXI
FAKULTAS KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
BANDUNG
2011
2011
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.A
DENGAN CAD STEMI ANTEROSEPTAL POST CATH 3VD
PADA HHD CAD OMI ANTERIOR DC KIRI FC III
DI RUANG CICU RS DR HASAN SADIKIN BANDUNG
1. PENGKAJIAN
Identitas Pasien
Nama
: Tn.A
Usia
: 45 tahun
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Karyawan swasta
Suku
: Sunda
Alamat
: Kp. Buni Asih Ciparay
Diagnosa Medis : CAD STEMI anteroseptal post cath 3VD pada HHD CAD
OMI anterior DC kiri FC III
No. Medrec
: 1101474
Tgl Masuk
: 16-12-2011
Tgl Pengkajian : 17-12-20 11
2. SURVEY PRIMER
A. Airway
-
Klien dapat berbicara bila ada keluhan yang dirasakan
-
Tidak ada sumbatan jalan napas
-
Bentuk hidung intak, bersih
-
Terpasang nasal canul O
23 liter/menit
B. Breathing
-
Inspeksi : pengembangan dada simetris, tidak ada retraksi otot-otot
bantu pernapasan, terpasang nasal canule O
23 liter/menit
-
Auskultasi : RR : 22 x/menit, bunyi vesikuler kanan dan kiri, ronkhi
(-), wheezing (-(-), saturasi O
2100%
-
Palpasi : pengembangan dada simetris, tidak ada massa
-
Perkusi : sonor
C. Circulation
-
TD : 93/65 mmHg, CRT < 3 detik, HR : 94x/menit
-
Akral hangat, tidak ada sianosis
-
Infus 1 line : dextrose 5% 21 mL/jam
-
Terpasang monitor EKG, gambaran : Sinus Ritme dengan VES (+)
-
Diuresis (+)
D. Disability
-
Kesadaran : kompos mentis
-
GCS : E
4M
6V
5-
Pupil : bulat isokor, RC +/+
3. SURVEY SEKUNDER
a. Anamnesa :
-
Keluhan utama
Tn.A mengeluh lemas
-
Riwayat kesehatan sekarang
Tn.A lemas dan merasa cepat lelah jika beraktifitas. Sebelumnya klien
mengeluh sesak nafas secara tiba-tiba. Klien nyaman tidur dengan
kepala ditinggikan, sering terbangun malam hari karena sesak dan
BAK ±2x tiap malam. Klien juga mengeluh batuk, namun batuk tidak
disertai darah. Tidak ada demam. Tidak ada keluhan nyeri dada.
-
Riwayat kesehatan dahulu
Tn.A mengeluh sesak nafas yang dirasakan terus menerus dan
bertambah berat sejak 4 hari SMRS. Klien kedua kalinya dirawat
karena keluhan ini. Tahun 2004 klien sempat dirawat di RSHS selama
10 hari karena keluhan yang sama. Setelah itu klien diperbolehkan
pulang dan harus kontrol rutin. Namun klien hanya kontrol satu kali,
setelah itu tidak pernah kontrol lagi. Tidak ada keluhan jantung
berdebar, riwayat hipertensi (-), riwayat merokok sejak 20 tahun yang
lalu 1 bungkus/hari. Riwayat kolesterol tinggi (-), penyakit jantung
keluarga (-).
b. Pemeriksaan Fisik
-
Keadaan umum
Penampilan
: klien tirah baring terlihat lemah
Kesadaran
: kompos mentis
GCS
: E
4M
6V
5-
Sistem pernapasan
Pengembangan dada simetris, tidak ada retraksi otot-otot bantu
pernapasan, bunyi nafas vesikuler, perkusi paru sonor, RR:23x/menit,
ronkhi (-/-), wheezing (-/-).
-
Sistem kardiovaskuler
Konjungtiva non anemis, TD : 93/65 mmHg, N : 94x/menit, teraba
lemah dan ireguler, CRT < 3 detik, gambaran EKG : sinus ritme, VES
(+)
-
Sistem pencernaan
BB 50 Kg, mukosa bibir kering dan pecah-pecah, abdomen datar
lembut, muntah (-), BU 4x/menit, BAB (+) 1 hari SMRS
-
Sistem perkemihan
Urine berwarna kuning pekat, jumlah urine ± 40cc/jam. Tidak ada
distensi kandung kemih
-
Sistem integumen
Kulit sawo matang, sianosis (-), turgor kulit baik, edema anasarka (-)
-
Sistem neurologi
GCS E
4M
6V
5, kesadaran kompos mentis, pupil bulat isokor
-
Sistem muskuloskeletal
-/-c. Pemeriksaan Penunjang
-
Hasil Laboratorium
Tanggal
pemeriksaan
Jenis pemeriksaan
Hasil
Nilai normal
Satuan
11-12-2011
17-12-2011
16-12-2011
Hematologi-darah
rutin
Hemoglobin
Hematokrit
Eritrosit
Leukosit
Trombosit
15,1
41
5,17
17000
211000
13,5-17,5
40-52
4,5-6,5
4400-11300
150000-450000
Kimia klinik
Natrium
Kalium
Kalsium
Magnesium
Ureum
Kreatinin
133
4,7
4,98
2,18
75
1,90
135-145
3,6-5,6
15-50
0,7-1,2
11-12-2011
09-11-2011
APTT
CKMB
29,8
47
16,2-36,2
<25
Detik
U/L
-
EKG 17.12.2011
*HR 98 x/ menit
*Irama sinus
*Axis 46
o *ST elevasi (+) V1-V3, V5
*T inferted (+) di V4, V6, I, II
-
Thoraks foto
*
Kardiomegali dengan awal bendungan paru
*Elevasi diafragma kanan e.c hepatomegali
*Tidak nampak TB paru aktif
LM stenosis 75%, LAD 60% pada osteal, stenosis panjang, difus
60-90% di MID, 60% di distal, LCX 70% di osteal ke proksimal.
e. Terapi medikasi
*Aspilet 1x 81 mg
*CPG 1x 75mg
*Captopril 3x 6,25mg
*Simvastatin 1x 20mg
*Diazepam 1x 5mg
*Furosemide 1x 40mg
*Fluimucid 2x 600mg
*ISDN p.r.n 5mg
*Calos 3x 1 tab
*Infus dextrose 5% 500 mL
ANALISA DATA
No
Data
Etiologi
Masalah
1
DS :
- Klien mengeluh lemas
DO :
- Kondisi umum klien
tampak lemah
- Klien beraktivitas
minimal
- Kesadaran CM
Aterosklerosis
↓
Konstriksi arteri koronaria
↓
Aliran darah ke jantung menurun
↓
Oksigen dan nutrisi turun
↓
Jaringan Miocard Iskemik
↓
Nekrose lebih dari 30 menit
↓
Supply dan kebutuhan oksigen ke
jantung tidak seimbang
↓
Supply Oksigen ke miocard turun
↓
Metabolisme anaerob
↓
Penurunan fosforilasi energi tinggi
↓
ATP dan asam laktat meningkat
↓
Diassosiasi asam laktat menjadi ion
H
+dan laktat
↓
Penurunan pH cairan ekstra dan
intraseluler
↓
Ikatan O
2oleh Hb di paru
Intoleransi
aktivitas
terhambat
↓
Sintesis ATP terhambat
↓
fatigue
↓
Intoleransi aktivitas
2
DS:
- Klien mengeluh sesak
nafas
DO :
-
RR 23x/menit
-
Batuk (+)
-
Rhonkhi +/+
-
Saturasi O
2100%
Aterosklerosis
↓
Konstriksi arteri koronaria
↓
Aliran darah ke jantung menurun
↓
Oksigen dan nutrisi turun
↓
Jaringan miocard iskemik pada
ventrikel kiri
↓
Kemampuan pompa ventrikel kiri
menurun
↓
Tekanan dinding ventrikel kiri
↓
Resistensi vaskuler sistemik
↓
Aliran darah balik ke atrium kiri
↓
Tekanan intratrium meningkat
↓
Transudasi ke paru
↓
Resiko pola
nafas tidak
efektif
Edema paru
↓
Resiko pola nafas tidak efektif
3
DS :
-DO :
-
Urine ±40 cc/jam,
kuning pekat, bau khas
-
Gambaran EKG : SR
VES (+)
TD : 95/57 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,5°C
HR : 60 x/menit
Aterosklerosis
↓
Konstriksi arteri koronaria
↓
Aliran darah ke jantung menurun
↓
Oksigen dan nutrisi turun
↓
Jaringan miocard iskemik
↓
Supply dan kebutuhan oksigen ke
jantung tidak seimbang
↓
Supply Oksigen ke miocard turun
↓
Hipoksia seluler
↓
Integritas membrane sel berubah
↓
Kontraktilitas turun
↓
After load meningkat
↓
Penurunan curah jantung
↓
Suplai darah ke jaringan berkurang
↓
Resiko gangguan perfusi jaringan
Resiko
gangguan
perfusi
jaringan
kurang paham perawatan di
rumah
DO:
-
Klien menanyakan
tentang pantangan yang
harus dihindari
-
Klien menanyakan
kegunaan obat-obat
yang diminum
-
Klien tampak bingung
↓
Aliran darah ke jantung menurun
↓
Jaringan miocard iskemik
↓
Supply dan kebutuhan oksigen ke
jantung tidak seimbang
↓
Gagal jantung kiri
↓
Timbul gejala: sesak, nyeri dada
↓
Perawatan di rumah sakit
↓
Klien dipulangkan
↓
Kurang informasi tentang
perawatan klien
↓
Deficit pengetahuan
pengetahuan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
suplai oksigen miokard dan kebutuhan
2. Resiko tinggi pola nafas tidak efektif berhubungan dengan adanya
edema paru sekunder akibat dekompensasi ventrikel kiri
3. Resiko tinggi gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan
penurunan curah jantung
4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi
mengenai perawatan penyakit jantung di rumah
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
No. Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
1 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen miokard dan kebutuhan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam, toleransi aktivitas meningkat, dengan kriteria : - Frekuensi /irama
jantung dalam batas normal
- Tekanan darah dalam batas normal
- Klien berpartisipasi dalam aktifitas sesuai kemampuan klien
1. Catat frekuensi jantung, irama, dan perubahan tekanan darah sebelum, selama,
sesudah aktivitas sesuai indikasi. 2. Bantu aktivitas perawatan diri klien
- Memandikan pasien
- Membantu pasien menggosok gigi - Memotong kuku bila panjang
3. Batasi aktivitas pada dasar nyeri/respons hemodinamik
4. Batasi pengunjung
5. Jelaskan pola peningkatan bertahap dari tingkat aktivitas
6. Kaji ulang tanda/gejala yang menunjukkan tidak toleran terhadap aktivitas
7. Motivasi klien untuk melakukan aktivitas motorik, duduk, mika-miki
1. Kecenderungan menentukan respons pasien terhadap aktivitas dan dapat mengindikasikan penurunan oksigen miokardia yang memerlukan penurunan tingkat aktivitas.
2. Memenuhi kebutuhan dasar klien akan kenyamanan dan keindahan
3. Menurunkan kerja miokardia/konsumsi oksigen, menurunkan resiko komplikasi
4. Pembicaraan yang panjang sangat mempengaruhi pasien, namun periode kunjungan yang tenang bersifat terapeutik. 5. Aktivitas yang maju memberikan control
jantung, meningkatkan regangan dan mencegah aktivitas berlebihan
6. Palpitasi, nadi tak teratur, adanya nyeri dada atau dispnea dapat mengindikasikan kebutuhan perubahan program olahraga atau obat.
7. Meningkatkan toleransi aktivitas secara bertahap
2. Resiko tinggi gangguan pola nafas tidak efektif berhubungan dengan adanya edema paru sekunder akibat dekompensasi ventrikel kiri Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam, pertukaran gas membaik/stabil, dengan kriteria :
- Tidak ada sesak - Saturasi O2 95-100% - Pola istirahat adekuat - RR stabil
1. Posisikan pasien semifowler
2. Observasi adanya bunyi nafas dan jantung abnormal, dan keluhan sesak.
3. Ajarkan teknik batuk efektif 4. Pantau Saturasi O2
5. Berikan O2 per kanul 3Lpm
1. Untuk meningkatkan aliran udara sehingga supply O2 optimal
2. Adanya ronkhi menandakan penumpukan cairan di paru, bunyi gallop S3 dan S4 akibat turunnya compliance ventrikel karena infark miokard. 3. Memudahkan pengeluaran sekret
4. Untuk mengetahui optimalisasi fungsi pertukaran gas pada paru
5. Untuk meningkatkan saturasi O2 jaringan
3. Resiko tinggi gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan curah jantung Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam, curah jantung membaik/stabil,
dengan kriteria : - Tidak ada edema - Jumlah urine normal
1. Pertahankan tirah baring selama fase akut 2. Laporkan adanya tanda – tanda penurunan
TD
3. Monitor haluaran urin. Catat intake output. Laporkan adanya edema
4. Pantau TTV tiap jam
5. Berikan oksigen sesuai kebutuhan : BC 3
1. Posisi terlentang meningkatkan filtrasi ginjal dan menurunkan produksi ADH sehingga meningkatkan dieresis
2. Pada GJK dini, sedang atau kronis TD dapat meningkatkan sehubungan dengan SVR. Pada HCF lanjut tubuh tidak mampu lagi mengkompensasi tidak dapat normal lagi.
7. Meningkatkan toleransi aktivitas secara bertahap
2. Resiko tinggi gangguan pola nafas tidak efektif berhubungan dengan adanya edema paru sekunder akibat dekompensasi ventrikel kiri Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam, pertukaran gas membaik/stabil, dengan kriteria :
- Tidak ada sesak - Saturasi O2 95-100% - Pola istirahat adekuat - RR stabil
1. Posisikan pasien semifowler
2. Observasi adanya bunyi nafas dan jantung abnormal, dan keluhan sesak.
3. Ajarkan teknik batuk efektif 4. Pantau Saturasi O2
5. Berikan O2 per kanul 3Lpm
1. Untuk meningkatkan aliran udara sehingga supply O2 optimal
2. Adanya ronkhi menandakan penumpukan cairan di paru, bunyi gallop S3 dan S4 akibat turunnya compliance ventrikel karena infark miokard. 3. Memudahkan pengeluaran sekret
4. Untuk mengetahui optimalisasi fungsi pertukaran gas pada paru
5. Untuk meningkatkan saturasi O2 jaringan
3. Resiko tinggi gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan curah jantung Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam, curah jantung membaik/stabil,
dengan kriteria : - Tidak ada edema - Jumlah urine normal
1. Pertahankan tirah baring selama fase akut 2. Laporkan adanya tanda – tanda penurunan
TD
3. Monitor haluaran urin. Catat intake output. Laporkan adanya edema
4. Pantau TTV tiap jam
5. Berikan oksigen sesuai kebutuhan : BC 3
1. Posisi terlentang meningkatkan filtrasi ginjal dan menurunkan produksi ADH sehingga meningkatkan dieresis
2. Pada GJK dini, sedang atau kronis TD dapat meningkatkan sehubungan dengan SVR. Pada HCF lanjut tubuh tidak mampu lagi mengkompensasi tidak dapat normal lagi.
- TTV dalam batas normal
- Tidak ada disritmia
Liter/menit
6. Pantau EKG tiap hari
7. Pertahankan cairan parenteral dan obat-obatan sesuai advis
D5% 500ml/24 jam * Aspilet 1x 81 mg * CPG 1x 75mg * Captopril 3x 6,25mg * Simvastatin 1x 20mg * Diazepam 1x 5mg * Furosemide 1x 40mg * Fluimucid 2x 600mg * ISDN p.r.n 5mg
8. Hindari valsava manuver dan defekasi (gunakan Laxadine 1 x 15 cc)
3. Oliguria menunjukkan adanya penurunan CO. Kelebihan cairan dapat menimbulkan edema. 4. Hipotensi ortostatik dapat terjadi dengan
aktifitas karena efek obat (vasodilasi), perpindahan secara diuretic atau pengaruh
fungsi jantung
5. Meningkatkan jumlah oksigen yang ada untuk pemakaian miokardia dan juga mengurangi
ketidaknyamanan sehubungan dengan iskemia jaringan.
6. Mengetahui aktivitas listrik jantung, dan penunjang thd terapi yang akan diberikan bila
ditemukan kelainan-kelainan pada gambaran EKG
7. Aspilet adalah obat untuk mencegah pl atelet, captopril sebagai ace-inhibitor yang mencegah angiotensin I berubah menjadi angiotensin II yang menyebabkan TD meningkat,
- TTV dalam batas normal
- Tidak ada disritmia
Liter/menit
6. Pantau EKG tiap hari
7. Pertahankan cairan parenteral dan obat-obatan sesuai advis
D5% 500ml/24 jam * Aspilet 1x 81 mg * CPG 1x 75mg * Captopril 3x 6,25mg * Simvastatin 1x 20mg * Diazepam 1x 5mg * Furosemide 1x 40mg * Fluimucid 2x 600mg * ISDN p.r.n 5mg
8. Hindari valsava manuver dan defekasi (gunakan Laxadine 1 x 15 cc)
3. Oliguria menunjukkan adanya penurunan CO. Kelebihan cairan dapat menimbulkan edema. 4. Hipotensi ortostatik dapat terjadi dengan
aktifitas karena efek obat (vasodilasi), perpindahan secara diuretic atau pengaruh
fungsi jantung
5. Meningkatkan jumlah oksigen yang ada untuk pemakaian miokardia dan juga mengurangi
ketidaknyamanan sehubungan dengan iskemia jaringan.
6. Mengetahui aktivitas listrik jantung, dan penunjang thd terapi yang akan diberikan bila
ditemukan kelainan-kelainan pada gambaran EKG
7. Aspilet adalah obat untuk mencegah pl atelet, captopril sebagai ace-inhibitor yang mencegah angiotensin I berubah menjadi angiotensin II yang menyebabkan TD meningkat,
8. Valsasa manuver dan defekasi dapat
merangsang saraf simpatis yang akan menyebabkan bradikardi 4 Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi mengenai perawatan penyakit jantung di rumah Setelah dilakukan pendidikan kesehatan, pengetahuan klien dan
keluarga bertambah dengan criteria hasil:
Menyatakan
pemahaman tentang penyakit jantung , rencana pengobatan, tujuan pengobatan & efek samping / reaksi merugikan
Menyebutkan
gangguan yang memerlukan perhatian cepat
1. Berikan pendidikan kesehatan kepada klien dan keluarga tentang penyakit jantung koroner dengan cara diskusikan dengan keluarga tentang pengertian, tanda dan gejala, penyebab, dan cara perawatan penyakit jantung.
2. Evaluasi pengetahuan klien dan keluarga dengan memotivasi klie dan keluarga untuk menyebutkan kembali materi yang telah disampaikan.
3. Berikan reinforcment positif jika keluarga mampu menyebutkan pengertian, tanda dan gejala serta penyebab/faktor resiko gagal jantung
4. Motivasi keluarga untuk terus melakukan kontrol teratur.
1. Klien dan keluarga mungkin perlu memahami penyakit yang diderita klien dari hal-hal yang mendasar. Klien dan keluarga penting mengetahui cara perawatan yang tepat karena di rumah peran keluarga yang paling penting untuk mencegah serangan ulang.
2. Klien dan keluarga mungkin belum sepenuhnya paham atau ada materi yang belum dimengerti. 3. Reinforcement positif merupakan sumber
motivasi bagi klien dan kelurga sehingga mampu meningkatkan harga diri dan keinginan keluarga untuk merawat klien.
4. Control teratur pada klien sangat penting untuk mencegah terjadinya komplikasi lanjtu yang tidak diinginkan dan mengetehui perkembangan klien.
merangsang saraf simpatis yang akan menyebabkan bradikardi 4 Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi mengenai perawatan penyakit jantung di rumah Setelah dilakukan pendidikan kesehatan, pengetahuan klien dan
keluarga bertambah dengan criteria hasil:
Menyatakan
pemahaman tentang penyakit jantung , rencana pengobatan, tujuan pengobatan & efek samping / reaksi merugikan
Menyebutkan
gangguan yang memerlukan perhatian cepat
1. Berikan pendidikan kesehatan kepada klien dan keluarga tentang penyakit jantung koroner dengan cara diskusikan dengan keluarga tentang pengertian, tanda dan gejala, penyebab, dan cara perawatan penyakit jantung.
2. Evaluasi pengetahuan klien dan keluarga dengan memotivasi klie dan keluarga untuk menyebutkan kembali materi yang telah disampaikan.
3. Berikan reinforcment positif jika keluarga mampu menyebutkan pengertian, tanda dan gejala serta penyebab/faktor resiko gagal jantung
4. Motivasi keluarga untuk terus melakukan kontrol teratur.
1. Klien dan keluarga mungkin perlu memahami penyakit yang diderita klien dari hal-hal yang mendasar. Klien dan keluarga penting mengetahui cara perawatan yang tepat karena di rumah peran keluarga yang paling penting untuk mencegah serangan ulang.
2. Klien dan keluarga mungkin belum sepenuhnya paham atau ada materi yang belum dimengerti. 3. Reinforcement positif merupakan sumber
motivasi bagi klien dan kelurga sehingga mampu meningkatkan harga diri dan keinginan keluarga untuk merawat klien.
4. Control teratur pada klien sangat penting untuk mencegah terjadinya komplikasi lanjtu yang tidak diinginkan dan mengetehui perkembangan klien.
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
TGL WAKTU NO IMPLEMENTASI KEPERAWATAN EVALUASI PARAF
17.12.2011 07.30 08.00 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Operan dengan dinas malam
Memandikan pasien, mengganti laken, memposisikan pasien senyaman mungkin Mengobservasi TTV
Menghitung balance cairan Membantu klien sarapan Memberi terapi :
- aspilet 81 mg, CPG 75 mg, captopril 6,25 mg, Mengobservasi TTV
Menghitung balance cairan Mengobservasi TTV Menghitung balance cairan Mengobservasi TTV Mengobservasi TTV Memfasilitasi makan siang Mengobservasi TTV Menghitung balance cairan
Pasien tampak segar dan rapi
TD : 93/65 N : 94 R : 22 EKG SR VES (+) I-O : 180 - 21, balance : + 159
Pasien tampak tenang, makanan habis Pasien tampak tenang, obat masuk
TD : 86/65 N : 98 R : 24 EKG SR VES (+) I-O: 100-171, balance: -71 TD : 91/74 N : 96 R : 22 EKG SR VES (-) I-O: 250-291, balance: -41 TD : 91/68 N : 94 R : 20 EKG SR VES (-) TD : 118/71 N : 96 R : 22 EKG SR VES (-) Makan habis 1 porsi
TD : 100/68 N : 94 R : 20 EKG SR VES (-) I-O: 100-221: -121
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
TGL WAKTU NO IMPLEMENTASI KEPERAWATAN EVALUASI PARAF
17.12.2011 07.30 08.00 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Operan dengan dinas malam
Memandikan pasien, mengganti laken, memposisikan pasien senyaman mungkin Mengobservasi TTV
Menghitung balance cairan Membantu klien sarapan Memberi terapi :
- aspilet 81 mg, CPG 75 mg, captopril 6,25 mg, Mengobservasi TTV
Menghitung balance cairan Mengobservasi TTV Menghitung balance cairan Mengobservasi TTV Mengobservasi TTV Memfasilitasi makan siang Mengobservasi TTV Menghitung balance cairan
Pasien tampak segar dan rapi
TD : 93/65 N : 94 R : 22 EKG SR VES (+) I-O : 180 - 21, balance : + 159
Pasien tampak tenang, makanan habis Pasien tampak tenang, obat masuk
TD : 86/65 N : 98 R : 24 EKG SR VES (+) I-O: 100-171, balance: -71 TD : 91/74 N : 96 R : 22 EKG SR VES (-) I-O: 250-291, balance: -41 TD : 91/68 N : 94 R : 20 EKG SR VES (-) TD : 118/71 N : 96 R : 22 EKG SR VES (-) Makan habis 1 porsi
TD : 100/68 N : 94 R : 20 EKG SR VES (-) I-O: 100-221: -121 14.00 15.00 16.00 17.00 18.00 19.00 20.00 21.00 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
Operan dinas pagi dan siang Mengobservasi TTV Mengobservasi TTV Menghitung balance cairan Memberi obat Captopril 6,25 mg Mengobservasi TTV
Mengobservasi TTV Membantu klien makan Mengobservasi TTV Menghitung balance cairan Mengobservasi TTV
Memberikan obat Dzp 5 mg, Simvastatin 20 mg, Flumucil 600mg, Captopril 6,25mg
Mengobservasi TTV Menghitung balance cairan Mengobservasi TTV
TD : 95/67 N : 96 R : 20 EKG SR VES (-) TD : 95/67 N : 96 R : 20 EKG SR VES (-) I-O: 200-221: -121
Klien tenang, obat masuk
TD : 93/67 N : 96 R : 18 EKG SR VES (-) TD : 89/64 N : 96 R : 20 EKG SR VES (-) Makanan habis 1 porsi
TD : 87/65 N : 94 R : 20 EKG SR VES (-) I-O: 50-221: -171
TD : 89/63 N : 94 R : 18 EKG SR VES (-) Obat masuk, klien tenang
TD : 87/63 N : 96 R : 19 EKG SR VES (-) I-O: 120-181: -39
TD : 91/62 N : 96 R : 19 EKG SR VES (-) 19.12.2011 07.00 1
2
Operan dengan dinas malam
Memandikan pasien, mengganti laken, memposisikan pasien senyaman mungkin
14.00 15.00 16.00 17.00 18.00 19.00 20.00 21.00 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
Operan dinas pagi dan siang Mengobservasi TTV Mengobservasi TTV Menghitung balance cairan Memberi obat Captopril 6,25 mg Mengobservasi TTV
Mengobservasi TTV Membantu klien makan Mengobservasi TTV Menghitung balance cairan Mengobservasi TTV
Memberikan obat Dzp 5 mg, Simvastatin 20 mg, Flumucil 600mg, Captopril 6,25mg
Mengobservasi TTV Menghitung balance cairan Mengobservasi TTV
TD : 95/67 N : 96 R : 20 EKG SR VES (-) TD : 95/67 N : 96 R : 20 EKG SR VES (-) I-O: 200-221: -121
Klien tenang, obat masuk
TD : 93/67 N : 96 R : 18 EKG SR VES (-) TD : 89/64 N : 96 R : 20 EKG SR VES (-) Makanan habis 1 porsi
TD : 87/65 N : 94 R : 20 EKG SR VES (-) I-O: 50-221: -171
TD : 89/63 N : 94 R : 18 EKG SR VES (-) Obat masuk, klien tenang
TD : 87/63 N : 96 R : 19 EKG SR VES (-) I-O: 120-181: -39
TD : 91/62 N : 96 R : 19 EKG SR VES (-) 19.12.2011 07.00 1
2
Operan dengan dinas malam
Memandikan pasien, mengganti laken, memposisikan pasien senyaman mungkin
Pasien tampak segar dan rapi
08.00 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Mengobservasi TTV Menghitung balance cairan Membantu sarapan
Mengobservasi TTV Memberi terapi :
- aspilet 80 mg, CPG 75 mg, furosemid 40 mg Mengobservasi TTV
Memberikan informasi tentang perawatan di rumah
Membantu klien duduk di kursi dan berjalan Mengobservasi TTV
Mengobservasi TTV
Memfasilitasi klien makan siang Mengobservasi TTV
TD : 89/63 N : 72 R : 22 EKG SR VES (-) Intake : 200 output : 21, balance : +179
Pasien tampak tenang, mampu makan sendiri, makanan habis 1 porsi
TD : 76/59 N : 76 R : 22 EKG SR VES (-) Pasien tampak tenang, obat masuk
TD : 86/65 N : 94 R : 22 EKG ST VES (-) Klien dan keluarga mendengarkan dengan aktif Sesak (-), pasien berjalan mandiri
TD : 86/65 N : 94 R : 20 EKG ST VES (-) TD : 87/65 N : 96 R : 20 EKG ST VES (+) Makanan habis 1 porsi
08.00 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Mengobservasi TTV Menghitung balance cairan Membantu sarapan
Mengobservasi TTV Memberi terapi :
- aspilet 80 mg, CPG 75 mg, furosemid 40 mg Mengobservasi TTV
Memberikan informasi tentang perawatan di rumah
Membantu klien duduk di kursi dan berjalan Mengobservasi TTV
Mengobservasi TTV
Memfasilitasi klien makan siang Mengobservasi TTV
TD : 89/63 N : 72 R : 22 EKG SR VES (-) Intake : 200 output : 21, balance : +179
Pasien tampak tenang, mampu makan sendiri, makanan habis 1 porsi
TD : 76/59 N : 76 R : 22 EKG SR VES (-) Pasien tampak tenang, obat masuk
TD : 86/65 N : 94 R : 22 EKG ST VES (-) Klien dan keluarga mendengarkan dengan aktif Sesak (-), pasien berjalan mandiri
TD : 86/65 N : 94 R : 20 EKG ST VES (-) TD : 87/65 N : 96 R : 20 EKG ST VES (+) Makanan habis 1 porsi
TD : 73/52 N : 96 R : 18 EKG SR VES (-)