• Tidak ada hasil yang ditemukan

Askep Cad Stemi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Askep Cad Stemi"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.A

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.A

DENGAN CAD STEMI ANTEROSEPTAL POST CATH 3VD

DENGAN CAD STEMI ANTEROSEPTAL POST CATH 3VD

PADA HHD CAD OMI ANTERIOR DC KIRI FC III

PADA HHD CAD OMI ANTERIOR DC KIRI FC III

DI RUANG HCCU RS

DI RUANG HCCU RS DR HASAN SADIKIN BANDUNG

DR HASAN SADIKIN BANDUNG

INDRI APRIANTI

INDRI APRIANTI

NPM. 220112100539

NPM. 220112100539

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XXI

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XXI

FAKULTAS KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

BANDUNG

BANDUNG

2011

2011

(2)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.A

DENGAN CAD STEMI ANTEROSEPTAL POST CATH 3VD

PADA HHD CAD OMI ANTERIOR DC KIRI FC III

DI RUANG CICU RS DR HASAN SADIKIN BANDUNG

1. PENGKAJIAN

Identitas Pasien

 Nama

: Tn.A

Usia

: 45 tahun

Agama

: Islam

Pekerjaan

: Karyawan swasta

Suku

: Sunda

Alamat

: Kp. Buni Asih Ciparay

Diagnosa Medis : CAD STEMI anteroseptal post cath 3VD pada HHD CAD

OMI anterior DC kiri FC III

 No. Medrec

: 1101474

Tgl Masuk

: 16-12-2011

Tgl Pengkajian : 17-12-20 11

2. SURVEY PRIMER 

A. Airway

-

Klien dapat berbicara bila ada keluhan yang dirasakan

-

Tidak ada sumbatan jalan napas

-

Bentuk hidung intak, bersih

-

Terpasang nasal canul O

2

3 liter/menit

B. Breathing

-

Inspeksi : pengembangan dada simetris, tidak ada retraksi otot-otot

 bantu pernapasan, terpasang nasal canule O

2

3 liter/menit

-

Auskultasi : RR : 22 x/menit, bunyi vesikuler kanan dan kiri, ronkhi

(-), wheezing (-(-), saturasi O

2

100%

-

Palpasi : pengembangan dada simetris, tidak ada massa

-

Perkusi : sonor 

(3)

C. Circulation

-

TD : 93/65 mmHg, CRT < 3 detik, HR : 94x/menit

-

Akral hangat, tidak ada sianosis

-

Infus 1 line : dextrose 5% 21 mL/jam

-

Terpasang monitor EKG, gambaran : Sinus Ritme dengan VES (+)

-

Diuresis (+)

D. Disability

-

Kesadaran : kompos mentis

-

GCS : E

4

M

6

V

5

-

Pupil : bulat isokor, RC +/+

3. SURVEY SEKUNDER 

a. Anamnesa :

-

Keluhan utama

Tn.A mengeluh lemas

-

Riwayat kesehatan sekarang

Tn.A lemas dan merasa cepat lelah jika beraktifitas. Sebelumnya klien

mengeluh sesak nafas secara tiba-tiba. Klien nyaman tidur dengan

kepala ditinggikan, sering terbangun malam hari karena sesak dan

BAK ±2x tiap malam. Klien juga mengeluh batuk, namun batuk tidak 

disertai darah. Tidak ada demam. Tidak ada keluhan nyeri dada.

-

Riwayat kesehatan dahulu

Tn.A mengeluh sesak nafas yang dirasakan terus menerus dan

 bertambah berat sejak 4 hari SMRS. Klien kedua kalinya dirawat

karena keluhan ini. Tahun 2004 klien sempat dirawat di RSHS selama

10 hari karena keluhan yang sama. Setelah itu klien diperbolehkan

 pulang dan harus kontrol rutin. Namun klien hanya kontrol satu kali,

setelah itu tidak pernah kontrol lagi. Tidak ada keluhan jantung

 berdebar, riwayat hipertensi (-), riwayat merokok sejak 20 tahun yang

lalu 1 bungkus/hari. Riwayat kolesterol tinggi (-), penyakit jantung

keluarga (-).

(4)

 b. Pemeriksaan Fisik 

-

Keadaan umum

Penampilan

: klien tirah baring terlihat lemah

Kesadaran

: kompos mentis

GCS

: E

4

M

6

V

5

-

Sistem pernapasan

Pengembangan dada simetris, tidak ada retraksi otot-otot bantu

 pernapasan, bunyi nafas vesikuler, perkusi paru sonor, RR:23x/menit,

ronkhi (-/-), wheezing (-/-).

-

Sistem kardiovaskuler 

Konjungtiva non anemis, TD : 93/65 mmHg, N : 94x/menit, teraba

lemah dan ireguler, CRT < 3 detik, gambaran EKG : sinus ritme, VES

(+)

-

Sistem pencernaan

BB 50 Kg, mukosa bibir kering dan pecah-pecah, abdomen datar 

lembut, muntah (-), BU 4x/menit, BAB (+) 1 hari SMRS

-

Sistem perkemihan

Urine berwarna kuning pekat, jumlah urine ± 40cc/jam. Tidak ada

distensi kandung kemih

-

Sistem integumen

Kulit sawo matang, sianosis (-), turgor kulit baik, edema anasarka (-)

-

Sistem neurologi

GCS E

4

M

6

V

5

, kesadaran kompos mentis, pupil bulat isokor 

-

Sistem muskuloskeletal

(5)

-/-c. Pemeriksaan Penunjang

-

Hasil Laboratorium

Tanggal

pemeriksaan

Jenis pemeriksaan

Hasil

Nilai normal

Satuan

11-12-2011

17-12-2011

16-12-2011

Hematologi-darah

rutin

Hemoglobin

Hematokrit

Eritrosit

Leukosit

Trombosit

15,1

41

5,17

17000

211000

13,5-17,5

40-52

4,5-6,5

4400-11300

150000-450000

Kimia klinik 

 Natrium

Kalium

Kalsium

Magnesium

Ureum

Kreatinin

133

4,7

4,98

2,18

75

1,90

135-145

3,6-5,6

15-50

0,7-1,2

11-12-2011

09-11-2011

APTT

CKMB

29,8

47

16,2-36,2

<25

Detik 

U/L

-

EKG 17.12.2011

*

HR 98 x/ menit

*

Irama sinus

*

Axis 46

o *

ST elevasi (+) V1-V3, V5

*

T inferted (+) di V4, V6, I, II

-

Thoraks foto

*

Kardiomegali dengan awal bendungan paru

*

Elevasi diafragma kanan e.c hepatomegali

*

Tidak nampak TB paru aktif 

(6)

LM stenosis 75%, LAD 60% pada osteal, stenosis panjang, difus

60-90% di MID, 60% di distal, LCX 70% di osteal ke proksimal.

e. Terapi medikasi

*

Aspilet 1x 81 mg

*

CPG 1x 75mg

*

Captopril 3x 6,25mg

*

Simvastatin 1x 20mg

*

Diazepam 1x 5mg

*

Furosemide 1x 40mg

*

Fluimucid 2x 600mg

*

ISDN p.r.n 5mg

*

Calos 3x 1 tab

*

Infus dextrose 5% 500 mL

(7)

ANALISA DATA

No

Data

Etiologi

Masalah

1

DS :

- Klien mengeluh lemas

DO :

- Kondisi umum klien

tampak lemah

- Klien beraktivitas

minimal

- Kesadaran CM

Aterosklerosis

Konstriksi arteri koronaria

Aliran darah ke jantung menurun

Oksigen dan nutrisi turun

Jaringan Miocard Iskemik 

 Nekrose lebih dari 30 menit

Supply dan kebutuhan oksigen ke

 jantung tidak seimbang

Supply Oksigen ke miocard turun

Metabolisme anaerob

Penurunan fosforilasi energi tinggi

ATP dan asam laktat meningkat

Diassosiasi asam laktat menjadi ion

H

+

dan laktat

Penurunan pH cairan ekstra dan

intraseluler 

Ikatan O

2

oleh Hb di paru

Intoleransi

aktivitas

(8)

terhambat

Sintesis ATP terhambat

fatigue

Intoleransi aktivitas

2

DS:

- Klien mengeluh sesak 

nafas

DO :

-

RR 23x/menit

-

Batuk (+)

-

Rhonkhi +/+

-

Saturasi O

2

100%

Aterosklerosis

Konstriksi arteri koronaria

Aliran darah ke jantung menurun

Oksigen dan nutrisi turun

Jaringan miocard iskemik pada

ventrikel kiri

Kemampuan pompa ventrikel kiri

menurun

Tekanan dinding ventrikel kiri

Resistensi vaskuler sistemik 

Aliran darah balik ke atrium kiri

Tekanan intratrium meningkat

Transudasi ke paru

Resiko pola

nafas tidak 

efektif 

(9)

Edema paru

Resiko pola nafas tidak efektif 

3

DS :

-DO :

-

Urine ±40 cc/jam,

kuning pekat, bau khas

-

Gambaran EKG : SR 

VES (+)

TD : 95/57 x/menit

RR : 20 x/menit

Suhu : 36,5°C

HR : 60 x/menit

Aterosklerosis

Konstriksi arteri koronaria

Aliran darah ke jantung menurun

Oksigen dan nutrisi turun

Jaringan miocard iskemik 

Supply dan kebutuhan oksigen ke

 jantung tidak seimbang

Supply Oksigen ke miocard turun

Hipoksia seluler 

Integritas membrane sel berubah

Kontraktilitas turun

After load meningkat

Penurunan curah jantung

Suplai darah ke jaringan berkurang

Resiko gangguan perfusi jaringan

Resiko

gangguan

 perfusi

 jaringan

(10)

kurang paham perawatan di

rumah

DO:

-

Klien menanyakan

tentang pantangan yang

harus dihindari

-

Klien menanyakan

kegunaan obat-obat

yang diminum

-

Klien tampak bingung

Aliran darah ke jantung menurun

Jaringan miocard iskemik 

Supply dan kebutuhan oksigen ke

 jantung tidak seimbang

Gagal jantung kiri

Timbul gejala: sesak, nyeri dada

Perawatan di rumah sakit

Klien dipulangkan

Kurang informasi tentang

 perawatan klien

Deficit pengetahuan

 pengetahuan

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara

suplai oksigen miokard dan kebutuhan

2. Resiko tinggi pola nafas tidak efektif berhubungan dengan adanya

edema paru sekunder akibat dekompensasi ventrikel kiri

3. Resiko tinggi gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan

 penurunan curah jantung

4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi

mengenai perawatan penyakit jantung di rumah

(11)

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No. Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional

1 Intoleransi aktivitas  berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen miokard dan kebutuhan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam, toleransi aktivitas meningkat, dengan kriteria : - Frekuensi /irama

 jantung dalam batas normal

- Tekanan darah dalam  batas normal

- Klien berpartisipasi dalam aktifitas sesuai kemampuan klien

1. Catat frekuensi jantung, irama, dan  perubahan tekanan darah sebelum, selama,

sesudah aktivitas sesuai indikasi. 2. Bantu aktivitas perawatan diri klien

- Memandikan pasien

- Membantu pasien menggosok gigi - Memotong kuku bila panjang

3. Batasi aktivitas pada dasar nyeri/respons hemodinamik 

4. Batasi pengunjung

5. Jelaskan pola peningkatan bertahap dari tingkat aktivitas

6. Kaji ulang tanda/gejala yang menunjukkan tidak toleran terhadap aktivitas

7. Motivasi klien untuk melakukan aktivitas motorik, duduk, mika-miki

1. Kecenderungan menentukan respons pasien terhadap aktivitas dan dapat mengindikasikan  penurunan oksigen miokardia yang memerlukan  penurunan tingkat aktivitas.

2. Memenuhi kebutuhan dasar klien akan kenyamanan dan keindahan

3. Menurunkan kerja miokardia/konsumsi oksigen, menurunkan resiko komplikasi

4. Pembicaraan yang panjang sangat mempengaruhi pasien, namun periode kunjungan yang tenang bersifat terapeutik. 5. Aktivitas yang maju memberikan control

 jantung, meningkatkan regangan dan mencegah aktivitas berlebihan

6. Palpitasi, nadi tak teratur, adanya nyeri dada atau dispnea dapat mengindikasikan kebutuhan  perubahan program olahraga atau obat.

7. Meningkatkan toleransi aktivitas secara  bertahap

2. Resiko tinggi gangguan pola nafas tidak efektif   berhubungan dengan adanya edema paru sekunder akibat dekompensasi ventrikel kiri Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam,  pertukaran gas membaik/stabil, dengan kriteria :

- Tidak ada sesak  - Saturasi O2 95-100% - Pola istirahat adekuat - RR stabil

1. Posisikan pasien semifowler 

2. Observasi adanya bunyi nafas dan jantung abnormal, dan keluhan sesak.

3. Ajarkan teknik batuk efektif  4. Pantau Saturasi O2

5. Berikan O2 per kanul 3Lpm

1. Untuk meningkatkan aliran udara sehingga supply O2 optimal

2. Adanya ronkhi menandakan penumpukan cairan di paru, bunyi gallop S3 dan S4 akibat turunnya compliance ventrikel karena infark miokard. 3. Memudahkan pengeluaran sekret

4. Untuk mengetahui optimalisasi fungsi  pertukaran gas pada paru

5. Untuk meningkatkan saturasi O2 jaringan

3. Resiko tinggi gangguan perfusi  jaringan  berhubungan dengan penurunan curah jantung Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam, curah  jantung membaik/stabil,

dengan kriteria : - Tidak ada edema - Jumlah urine normal

1. Pertahankan tirah baring selama fase akut 2. Laporkan adanya tanda – tanda penurunan

TD

3. Monitor haluaran urin. Catat intake output. Laporkan adanya edema

4. Pantau TTV tiap jam

5. Berikan oksigen sesuai kebutuhan : BC 3

1. Posisi terlentang meningkatkan filtrasi ginjal dan menurunkan produksi ADH sehingga meningkatkan dieresis

2. Pada GJK dini, sedang atau kronis TD dapat meningkatkan sehubungan dengan SVR. Pada HCF lanjut tubuh tidak mampu lagi mengkompensasi tidak dapat normal lagi.

(12)

7. Meningkatkan toleransi aktivitas secara  bertahap

2. Resiko tinggi gangguan pola nafas tidak efektif   berhubungan dengan adanya edema paru sekunder akibat dekompensasi ventrikel kiri Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam,  pertukaran gas membaik/stabil, dengan kriteria :

- Tidak ada sesak  - Saturasi O2 95-100% - Pola istirahat adekuat - RR stabil

1. Posisikan pasien semifowler 

2. Observasi adanya bunyi nafas dan jantung abnormal, dan keluhan sesak.

3. Ajarkan teknik batuk efektif  4. Pantau Saturasi O2

5. Berikan O2 per kanul 3Lpm

1. Untuk meningkatkan aliran udara sehingga supply O2 optimal

2. Adanya ronkhi menandakan penumpukan cairan di paru, bunyi gallop S3 dan S4 akibat turunnya compliance ventrikel karena infark miokard. 3. Memudahkan pengeluaran sekret

4. Untuk mengetahui optimalisasi fungsi  pertukaran gas pada paru

5. Untuk meningkatkan saturasi O2 jaringan

3. Resiko tinggi gangguan perfusi  jaringan  berhubungan dengan penurunan curah jantung Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam, curah  jantung membaik/stabil,

dengan kriteria : - Tidak ada edema - Jumlah urine normal

1. Pertahankan tirah baring selama fase akut 2. Laporkan adanya tanda – tanda penurunan

TD

3. Monitor haluaran urin. Catat intake output. Laporkan adanya edema

4. Pantau TTV tiap jam

5. Berikan oksigen sesuai kebutuhan : BC 3

1. Posisi terlentang meningkatkan filtrasi ginjal dan menurunkan produksi ADH sehingga meningkatkan dieresis

2. Pada GJK dini, sedang atau kronis TD dapat meningkatkan sehubungan dengan SVR. Pada HCF lanjut tubuh tidak mampu lagi mengkompensasi tidak dapat normal lagi.

- TTV dalam batas normal

- Tidak ada disritmia

Liter/menit

6. Pantau EKG tiap hari

7. Pertahankan cairan parenteral dan obat-obatan sesuai advis

D5% 500ml/24 jam * Aspilet 1x 81 mg * CPG 1x 75mg * Captopril 3x 6,25mg * Simvastatin 1x 20mg * Diazepam 1x 5mg * Furosemide 1x 40mg * Fluimucid 2x 600mg * ISDN p.r.n 5mg

8. Hindari valsava manuver dan defekasi (gunakan Laxadine 1 x 15 cc)

3. Oliguria menunjukkan adanya penurunan CO. Kelebihan cairan dapat menimbulkan edema. 4. Hipotensi ortostatik dapat terjadi dengan

aktifitas karena efek obat (vasodilasi),  perpindahan secara diuretic atau pengaruh

fungsi jantung

5. Meningkatkan jumlah oksigen yang ada untuk   pemakaian miokardia dan juga mengurangi

ketidaknyamanan sehubungan dengan iskemia  jaringan.

6. Mengetahui aktivitas listrik jantung, dan  penunjang thd terapi yang akan diberikan bila

ditemukan kelainan-kelainan pada gambaran EKG

7. Aspilet adalah obat untuk mencegah pl atelet, captopril sebagai ace-inhibitor yang mencegah angiotensin I berubah menjadi angiotensin II yang menyebabkan TD meningkat,

(13)

- TTV dalam batas normal

- Tidak ada disritmia

Liter/menit

6. Pantau EKG tiap hari

7. Pertahankan cairan parenteral dan obat-obatan sesuai advis

D5% 500ml/24 jam * Aspilet 1x 81 mg * CPG 1x 75mg * Captopril 3x 6,25mg * Simvastatin 1x 20mg * Diazepam 1x 5mg * Furosemide 1x 40mg * Fluimucid 2x 600mg * ISDN p.r.n 5mg

8. Hindari valsava manuver dan defekasi (gunakan Laxadine 1 x 15 cc)

3. Oliguria menunjukkan adanya penurunan CO. Kelebihan cairan dapat menimbulkan edema. 4. Hipotensi ortostatik dapat terjadi dengan

aktifitas karena efek obat (vasodilasi),  perpindahan secara diuretic atau pengaruh

fungsi jantung

5. Meningkatkan jumlah oksigen yang ada untuk   pemakaian miokardia dan juga mengurangi

ketidaknyamanan sehubungan dengan iskemia  jaringan.

6. Mengetahui aktivitas listrik jantung, dan  penunjang thd terapi yang akan diberikan bila

ditemukan kelainan-kelainan pada gambaran EKG

7. Aspilet adalah obat untuk mencegah pl atelet, captopril sebagai ace-inhibitor yang mencegah angiotensin I berubah menjadi angiotensin II yang menyebabkan TD meningkat,

8. Valsasa manuver dan defekasi dapat

merangsang saraf simpatis yang akan menyebabkan bradikardi 4 Kurang  pengetahuan  berhubungan dengan kurangnya informasi mengenai  perawatan  penyakit jantung di rumah Setelah dilakukan  pendidikan kesehatan,  pengetahuan klien dan

keluarga bertambah dengan criteria hasil:

 Menyatakan

 pemahaman tentang  penyakit jantung , rencana pengobatan, tujuan pengobatan & efek samping / reaksi merugikan

 Menyebutkan

gangguan yang memerlukan perhatian cepat

1. Berikan pendidikan kesehatan kepada klien dan keluarga tentang penyakit jantung koroner dengan cara diskusikan dengan keluarga tentang pengertian, tanda dan gejala, penyebab, dan cara perawatan  penyakit jantung.

2. Evaluasi pengetahuan klien dan keluarga dengan memotivasi klie dan keluarga untuk  menyebutkan kembali materi yang telah disampaikan.

3. Berikan reinforcment positif jika keluarga mampu menyebutkan pengertian, tanda dan gejala serta penyebab/faktor resiko gagal  jantung

4. Motivasi keluarga untuk terus melakukan kontrol teratur.

1. Klien dan keluarga mungkin perlu memahami  penyakit yang diderita klien dari hal-hal yang mendasar. Klien dan keluarga penting mengetahui cara perawatan yang tepat karena di rumah peran keluarga yang paling penting untuk mencegah serangan ulang.

2. Klien dan keluarga mungkin belum sepenuhnya  paham atau ada materi yang belum dimengerti. 3. Reinforcement positif merupakan sumber 

motivasi bagi klien dan kelurga sehingga mampu meningkatkan harga diri dan keinginan keluarga untuk merawat klien.

4. Control teratur pada klien sangat penting untuk  mencegah terjadinya komplikasi lanjtu yang tidak diinginkan dan mengetehui perkembangan klien.

(14)

merangsang saraf simpatis yang akan menyebabkan bradikardi 4 Kurang  pengetahuan  berhubungan dengan kurangnya informasi mengenai  perawatan  penyakit jantung di rumah Setelah dilakukan  pendidikan kesehatan,  pengetahuan klien dan

keluarga bertambah dengan criteria hasil:

 Menyatakan

 pemahaman tentang  penyakit jantung , rencana pengobatan, tujuan pengobatan & efek samping / reaksi merugikan

 Menyebutkan

gangguan yang memerlukan perhatian cepat

1. Berikan pendidikan kesehatan kepada klien dan keluarga tentang penyakit jantung koroner dengan cara diskusikan dengan keluarga tentang pengertian, tanda dan gejala, penyebab, dan cara perawatan  penyakit jantung.

2. Evaluasi pengetahuan klien dan keluarga dengan memotivasi klie dan keluarga untuk  menyebutkan kembali materi yang telah disampaikan.

3. Berikan reinforcment positif jika keluarga mampu menyebutkan pengertian, tanda dan gejala serta penyebab/faktor resiko gagal  jantung

4. Motivasi keluarga untuk terus melakukan kontrol teratur.

1. Klien dan keluarga mungkin perlu memahami  penyakit yang diderita klien dari hal-hal yang mendasar. Klien dan keluarga penting mengetahui cara perawatan yang tepat karena di rumah peran keluarga yang paling penting untuk mencegah serangan ulang.

2. Klien dan keluarga mungkin belum sepenuhnya  paham atau ada materi yang belum dimengerti. 3. Reinforcement positif merupakan sumber 

motivasi bagi klien dan kelurga sehingga mampu meningkatkan harga diri dan keinginan keluarga untuk merawat klien.

4. Control teratur pada klien sangat penting untuk  mencegah terjadinya komplikasi lanjtu yang tidak diinginkan dan mengetehui perkembangan klien.

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

TGL WAKTU NO IMPLEMENTASI KEPERAWATAN EVALUASI PARAF

17.12.2011 07.30 08.00 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Operan dengan dinas malam

Memandikan pasien, mengganti laken, memposisikan pasien senyaman mungkin Mengobservasi TTV

Menghitung balance cairan Membantu klien sarapan Memberi terapi :

- aspilet 81 mg, CPG 75 mg, captopril 6,25 mg, Mengobservasi TTV

Menghitung balance cairan Mengobservasi TTV Menghitung balance cairan Mengobservasi TTV Mengobservasi TTV Memfasilitasi makan siang Mengobservasi TTV Menghitung balance cairan

Pasien tampak segar dan rapi

TD : 93/65 N : 94 R : 22 EKG SR VES (+) I-O : 180 - 21, balance : + 159

Pasien tampak tenang, makanan habis Pasien tampak tenang, obat masuk 

TD : 86/65 N : 98 R : 24 EKG SR VES (+) I-O: 100-171, balance: -71 TD : 91/74 N : 96 R : 22 EKG SR VES (-) I-O: 250-291, balance: -41 TD : 91/68 N : 94 R : 20 EKG SR VES (-) TD : 118/71 N : 96 R : 22 EKG SR VES (-) Makan habis 1 porsi

TD : 100/68 N : 94 R : 20 EKG SR VES (-) I-O: 100-221: -121

(15)

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

TGL WAKTU NO IMPLEMENTASI KEPERAWATAN EVALUASI PARAF

17.12.2011 07.30 08.00 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Operan dengan dinas malam

Memandikan pasien, mengganti laken, memposisikan pasien senyaman mungkin Mengobservasi TTV

Menghitung balance cairan Membantu klien sarapan Memberi terapi :

- aspilet 81 mg, CPG 75 mg, captopril 6,25 mg, Mengobservasi TTV

Menghitung balance cairan Mengobservasi TTV Menghitung balance cairan Mengobservasi TTV Mengobservasi TTV Memfasilitasi makan siang Mengobservasi TTV Menghitung balance cairan

Pasien tampak segar dan rapi

TD : 93/65 N : 94 R : 22 EKG SR VES (+) I-O : 180 - 21, balance : + 159

Pasien tampak tenang, makanan habis Pasien tampak tenang, obat masuk 

TD : 86/65 N : 98 R : 24 EKG SR VES (+) I-O: 100-171, balance: -71 TD : 91/74 N : 96 R : 22 EKG SR VES (-) I-O: 250-291, balance: -41 TD : 91/68 N : 94 R : 20 EKG SR VES (-) TD : 118/71 N : 96 R : 22 EKG SR VES (-) Makan habis 1 porsi

TD : 100/68 N : 94 R : 20 EKG SR VES (-) I-O: 100-221: -121 14.00 15.00 16.00 17.00 18.00 19.00 20.00 21.00 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29

Operan dinas pagi dan siang Mengobservasi TTV Mengobservasi TTV Menghitung balance cairan Memberi obat Captopril 6,25 mg Mengobservasi TTV

Mengobservasi TTV Membantu klien makan Mengobservasi TTV Menghitung balance cairan Mengobservasi TTV

Memberikan obat Dzp 5 mg, Simvastatin 20 mg, Flumucil 600mg, Captopril 6,25mg

Mengobservasi TTV Menghitung balance cairan Mengobservasi TTV

TD : 95/67 N : 96 R : 20 EKG SR VES (-) TD : 95/67 N : 96 R : 20 EKG SR VES (-) I-O: 200-221: -121

Klien tenang, obat masuk 

TD : 93/67 N : 96 R : 18 EKG SR VES (-) TD : 89/64 N : 96 R : 20 EKG SR VES (-) Makanan habis 1 porsi

TD : 87/65 N : 94 R : 20 EKG SR VES (-) I-O: 50-221: -171

TD : 89/63 N : 94 R : 18 EKG SR VES (-) Obat masuk, klien tenang

TD : 87/63 N : 96 R : 19 EKG SR VES (-) I-O: 120-181: -39

TD : 91/62 N : 96 R : 19 EKG SR VES (-) 19.12.2011 07.00 1

2

Operan dengan dinas malam

Memandikan pasien, mengganti laken, memposisikan pasien senyaman mungkin

(16)

14.00 15.00 16.00 17.00 18.00 19.00 20.00 21.00 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29

Operan dinas pagi dan siang Mengobservasi TTV Mengobservasi TTV Menghitung balance cairan Memberi obat Captopril 6,25 mg Mengobservasi TTV

Mengobservasi TTV Membantu klien makan Mengobservasi TTV Menghitung balance cairan Mengobservasi TTV

Memberikan obat Dzp 5 mg, Simvastatin 20 mg, Flumucil 600mg, Captopril 6,25mg

Mengobservasi TTV Menghitung balance cairan Mengobservasi TTV

TD : 95/67 N : 96 R : 20 EKG SR VES (-) TD : 95/67 N : 96 R : 20 EKG SR VES (-) I-O: 200-221: -121

Klien tenang, obat masuk 

TD : 93/67 N : 96 R : 18 EKG SR VES (-) TD : 89/64 N : 96 R : 20 EKG SR VES (-) Makanan habis 1 porsi

TD : 87/65 N : 94 R : 20 EKG SR VES (-) I-O: 50-221: -171

TD : 89/63 N : 94 R : 18 EKG SR VES (-) Obat masuk, klien tenang

TD : 87/63 N : 96 R : 19 EKG SR VES (-) I-O: 120-181: -39

TD : 91/62 N : 96 R : 19 EKG SR VES (-) 19.12.2011 07.00 1

2

Operan dengan dinas malam

Memandikan pasien, mengganti laken, memposisikan pasien senyaman mungkin

Pasien tampak segar dan rapi

08.00 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Mengobservasi TTV Menghitung balance cairan Membantu sarapan

Mengobservasi TTV Memberi terapi :

- aspilet 80 mg, CPG 75 mg, furosemid 40 mg Mengobservasi TTV

Memberikan informasi tentang perawatan di rumah

Membantu klien duduk di kursi dan berjalan Mengobservasi TTV

Mengobservasi TTV

Memfasilitasi klien makan siang Mengobservasi TTV

TD : 89/63 N : 72 R : 22 EKG SR VES (-) Intake : 200 output : 21, balance : +179

Pasien tampak tenang, mampu makan sendiri, makanan habis 1 porsi

TD : 76/59 N : 76 R : 22 EKG SR VES (-) Pasien tampak tenang, obat masuk 

TD : 86/65 N : 94 R : 22 EKG ST VES (-) Klien dan keluarga mendengarkan dengan aktif  Sesak (-), pasien berjalan mandiri

TD : 86/65 N : 94 R : 20 EKG ST VES (-) TD : 87/65 N : 96 R : 20 EKG ST VES (+) Makanan habis 1 porsi

(17)

08.00 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Mengobservasi TTV Menghitung balance cairan Membantu sarapan

Mengobservasi TTV Memberi terapi :

- aspilet 80 mg, CPG 75 mg, furosemid 40 mg Mengobservasi TTV

Memberikan informasi tentang perawatan di rumah

Membantu klien duduk di kursi dan berjalan Mengobservasi TTV

Mengobservasi TTV

Memfasilitasi klien makan siang Mengobservasi TTV

TD : 89/63 N : 72 R : 22 EKG SR VES (-) Intake : 200 output : 21, balance : +179

Pasien tampak tenang, mampu makan sendiri, makanan habis 1 porsi

TD : 76/59 N : 76 R : 22 EKG SR VES (-) Pasien tampak tenang, obat masuk 

TD : 86/65 N : 94 R : 22 EKG ST VES (-) Klien dan keluarga mendengarkan dengan aktif  Sesak (-), pasien berjalan mandiri

TD : 86/65 N : 94 R : 20 EKG ST VES (-) TD : 87/65 N : 96 R : 20 EKG ST VES (+) Makanan habis 1 porsi

TD : 73/52 N : 96 R : 18 EKG SR VES (-)

CATATAN PERKEMBANGAN

Tanggal

CATATAN KEPERAWATAN

PARAF

19-12-2011

Diagnosa ke-1

S : Klien mengatakan mampu melakukan ADL sendiri

O : diuresis (+), klien memenuhi ADL dengan bantuan :

mandi, mandiri: gosok gigi, makan, minum, ke kamar 

mandi . TTV stabil setelah aktifitas ringan

A : Masalah teratasi

P : Pertahankan intervensi

19-12-2011

Diagnosa ke-2

S : Klien mengatakan sudah tidak sesak 

O : TTV klien stabil, MAP terakhir 60 mmHg, gambaran

EKG SR, klien tampak tenang, klien dapat tidur dengan

nyenyak 

Saturasi Oksigen: 98%, RR 18x/menit

A : Masalah teratasi sebagian

(18)

CATATAN PERKEMBANGAN

Tanggal

CATATAN KEPERAWATAN

PARAF

19-12-2011

Diagnosa ke-1

S : Klien mengatakan mampu melakukan ADL sendiri

O : diuresis (+), klien memenuhi ADL dengan bantuan :

mandi, mandiri: gosok gigi, makan, minum, ke kamar 

mandi . TTV stabil setelah aktifitas ringan

A : Masalah teratasi

P : Pertahankan intervensi

19-12-2011

Diagnosa ke-2

S : Klien mengatakan sudah tidak sesak 

O : TTV klien stabil, MAP terakhir 60 mmHg, gambaran

EKG SR, klien tampak tenang, klien dapat tidur dengan

nyenyak 

Saturasi Oksigen: 98%, RR 18x/menit

A : Masalah teratasi sebagian

P : Pertahankan intervensi

19-12-2011

Diagnosa ke-3

S : Klien mengatakan tidak ada nyeri dada, sesak (-)

O : k/u tenang, lemah, GCS 15, TTV stabil, akral hangat,

sianosis(-), sat. O2 98%, CRT < 3 detik 

A : Masalah teratasi sebagian

P : Pertahankan intervensi

19-12-2011

Diagnosa ke-4

S : Klien mengatakan mengerti dan akan mematuhi semua

anjuran yang diberikan.

O : Klien mampu menjawab evaluasi yang diberikan. Klien

tampak tenang.

A : Masalah teratasi

P : Pertahankan intervensi, sebelum pulang tekankan untuk 

kontrol teratur 

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini menggunakan teknik analisis framing dengan konsep Entman kepada dua media online di Indonesia yaitu Sindonews.com dan Mediaindonesia.com, dalam

Thu, perempuan, yang muncul dalam cerpen Happy Salma adalah sosok perempuan yang nelangsa.. Perempuan

Para pengarang yang terdiri daripada para imam sama ada dalam bidang fiqh, tasawwuf atau hadis, sekali sekala mereka meriwayatkan sesuatu yang tidak mereka ketahui bahawa ia

Seseorang yang bekerja dalam struktur birokrasi organisasi besar tidak harus bertanggung jawab secara moral atas setiap tindakan perusahaan yang turut dia bantu, seperti

Dari hasil visualisasi sistem ADSL yang dilakukan dengan teknik modulasi QPSK pada Kanal AWGN dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:. Pada transmitter,

Demikian surat kewenangan ini agar dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.. Yang Diberikan Kewenangan Dian Nurjanah NIP

Setelah nilai kecocokan diperoleh maka aplikasi ini akan menghitung nilai total integral dari setiap penyakit yang terpilih kemudian akan dilakukan proses perankingan dan nilai

Dan saya tidak tahu juga, kalau suatu saat nanti kami ketemu dalam satu komunitas apakah kami sudah bisa saling menerima, atau berelasi dengan baik. Apakah kamu