Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
dan
Pengertian
• Keluarga berencana (KB) adalah perencanaan kehamilan, sehingga kehamilan hanya terjadi pada waktu yang diinginkan. Jarak antar kelahiran diperpanjang, dan kelahiran selanjutnya dapat dicegah apabila jumlah anak telah mencapai yang dikehendaki, untuk membina kesehatan seluruh anggota keluarga dengan sebaik-baiknya, menuju norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera (NKKBS).
Tujuan program KB
• Secara umum
Tujuan umum untuk lima tahun kedepan mewujudkan visi dan misi program KB yaitu membangun kembali dan melestarikan pondasi yang kokoh bagi pelaksana program KB di masa mendatang untuk mencapai keluarga berkualitas tahun 2015.
• tujuan program KB secara filosofis adalah :
Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan pengendalian pertumbuhan penduduk Indonesia.
Terciptanya penduduk yang berkualitas, sumber daya manusia yang bermutu dan meningkatkan kesejahteraan keluarga.
Sasaran Program KB
• Dibagi menjadi 2 yaitu - Sasaran langsung
• Pasangan Usia Subur (PUS) yang bertujuan untuk menurunkan tingkat kelahiran dengan cara penggunaan kontrasepsi secara berkelanjutan
Sasaran lansung
• pelaksana dan pengelola KB, dengan tujuan menurunkan tingkat kelahiran melalui pendekatan kebijaksanaan kependudukan terpadu dalam rangka mencapai keluarga yang berkualitas, keluarga sejahtera.
Sasaran tidak langsung
Ruang Lingkup Program KB
• Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) • Konseling
• Pelayanan Kontrasepsi • Pelayanan Infertilitas
• Pendidikan sex (sex education)
• Konsultasi pra perkawinan dan konsultasi perkawinan • Konsultasi genetik
• Tes keganasan • Adopsi
Strategi Pendekatan dan Cara Operasional Program
Pelayanan KB
Pendekatan kemasyarakatan (community approach).
Diarahkan untuk meningkatkan dan menggalakkan peran serta masyarakat (kepedulian) yang dibina dan dikembangkan secara berkelanjutan.
Pendekatan koordinasi aktif (active coordinative approach) Mengkoordinasikan berbagai pelaksanaan program KB dan
pembangunan keluarga sejahtera sehingga dapat saling menunjang dan mempunyai kekuatan yang sinergik dalam mencapai tujuan dengan menerapkan kemitraan sejajar.
Pendekatan kualitas (quality approach)
Meningkatkan kualitas pelayanan baik dari segi pemberi
pelayanan (provider) dan penerima pelayanan (klien) sesuai dengan situasi dan kondisi.
Pendekatan kemandirian (self rellant approach)
Memberikan peluang kepada sektor pembangunan lainnya dan masyarakat yang telah mampu untuk segera mengambil alih peran dan tanggung jawab dalam pelaksanaan program KB nasional.
Pendekatan tiga dimensi ( three dimension approach)
Strategi tiga dimensi program KB sebagai pendekatan
program KB nasional, dimana program tersebut atas dasar
survey pasangan usia subur di Indonesia terhadap ajakan KIE
yang terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu :
a. 15% PUS langsung merespon “ya” untuk ber-KB
b. 15-55% PUS merespon ragu-ragu“ untuk ber-KB
c. 30 % PUS merespon "tidak“ untuk ber-KB
Program Keluarga Berencana Puskesmas
Tujuan :
Berupaya menurunkan angka kematian ibu bersalin, angka kematian bayi dan angka kematian balita dengan
meningkatkan cakupan K1, K4 serta persalinan Nakes serta imunisasi pada bayi
Pelayanan deteksi dan stimulasi dini tumbuh kembang balita Melaksanakan Rujukan masalah kesehatan ibu dan anak serta pelayanan Akseptor KB dengan masalahnya
kegiatan / cara operasional pelayanan KB adalah sebagai berikut:
1. Pelayanan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE)
Pelayanan komunikasi, informasi dan edukasi dilakukan dengan memberikan penerangan konseling, advokasi, penerangan
kelompok (penyuluhan) dan penerangan massa melalui media cetak, elektronik.
Dengan penerangan, motivasi diharapkan meningkat sehingga terjadi peningkatan pengetahuan, perubahan sikap dan perilaku masyarakat dalam ber KB, melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga,
peningkatan kesejahteraan keluarga sehingga tercapai Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS)
2. Pelayanan kontrasepsi dan pengayoman peserta KB
Dikembangkan program reproduksi keluarga sejahtera. Para wanita baik sebagai calon ibu atau ibu, merupakan anggota keluarga yang paling rentan mempunyai potensi yang besar untuk mendapatkan KIE dan pelayanan KB yang tepat dan benar dalam mempertahankan fungsi reproduksi.
Reproduksi sehat sejahtera adalah suatu keadaan sehat baik fisk, mental dan kesejahteraan sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi serta proses reproduksi.
Dalam mencapai sasaran reproduksi sehat, dikembangkan 2 gerakan yaitu: pengembangan gerakan KB yang makin mandiri dan gerakan keluarga sehat sejahtera dan gerakan keluarga sadar HIV/AIDS.
Pengayoman, melalui program ASKABI (Asuransi
Keluarga Berencana Indonesia), tujuan agar merasa aman dan terlindung apabila terjadi komplikasi dan kegagalan.
3. Peran serta masyarakat dan institusi pemerintah
PSM ditonjolkan (pendekatan masyarakat) serta kerjasama institusi pemerintah (Dinas Kesehatan, BKKBN, Depag, RS, Puskesmas).
4. Pendidikan KB
Melalui jalur pendidikan (sekolah) dan pelatihan, baik
petugas KB, bidan, dokter berupa pelatihan konseling dan keterampilan.
Pelayanan Terpadu
Penyelenggaraan berbagai pelayanan kesehatan baik
perorangan maupun kesehatan masyarakat perlu ditunjang oleh manajemen yang baik.
Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik untuk menghasilkan pemecahan masalah yang efektif dan efisien.
Manajemen Puskemas meliputi : perencanaan, pelaksanaan – pengendalian, pengawasan pertanggungjawaban, yang harus dilaksanakan secara terkait dan berkesinambungan.
Seluruh rangkaian kegiatan manajemen tersebut harus dilaksanakan secara terpadu dan berkesinambungan
A. Kepemimpinan
Pelaksanaan 4 fungsi Puskesmas, yaitu:
pusat pembangunan wilayah berwawasan kesehatan pusat pemberdayaan masyarakat
pusat pelayanan kesehatan masyarakat primer dan
pusat pelayanan kesehatan perorangan primer, memerlukan pola kepemimpinan yang holistik, strategis, manajerial dan berkelanjutan.
B. Manajemen program
Perencanaan
Perencanaan adalah proses penyusunan rencana Puskesmas untuk mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas.
Proses perencanaan Puskesmas harus disesuaikan dengan
mekanisme perencanaan yang ada baik perencanaan sektoral maupun lintas sektoral melalui Musrenbang di setiap
Pelaksanaan pengendalian
Pelaksanaan dan pengendalian adalah proses
penyelenggaraan, pemantauan serta penilaian terhadap kinerja penyelenggaraan rencana tahunan Puskesmas, baik rencana tahunan upaya kesehatan wajib maupun rencana tahunan upaya kesehatan pilihan, dalam mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas.
Metode KB
Keluarga berencana menggunakan metode kontrasepsi untuk mencegah kehamilan. Terdapat beberapa jenis metode
kontrasepsi, yaitu : 1. Kontrasepsi hormonal
Kontrasepsi hormonal adalah metode pencegahan kehamilan dengancara mengatur hormon reproduksi dalam tubuh. Kontrasepsi jenis initersedia dalam 3 bentuk, yaitu :
- Oral (dimakan) : pill progesteron dan pil kombinasi - Suntikan
2. Kontrasepsi metode perintang Terdapat beberapa jenis yaitu : - Kondom
- Diafragma - Kap serviks
3. Alat kontrasepsi dalam rahim
Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR/UID) adalah suatu alat yang terbuat dari plastik yang dimasukkan ke dalam rahim dan
mencegah terjadinya kehamilan dengan cara menghalangi terjadinya pembuahan atau implantasi.
4. Kontrasepsi permanen (operatif)
Adalah tindakan yang dilakukan pada pria maupun wanita yang berkeinginan untuk mencegah kehamilan secara permanen.
pria tindakan operasi yang dilakukan adalah dengan memotong vas deferen yang disebut vasektomi.
wanita dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu : • Ligasi tuba (pengikatan saluran tuba)
Posyandu
• Definisi
– Posyandu atau Pos Pelayanan Terpadu merupakan suatu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola, diselenggarakan dari, oleh, untuk, dan bersama
Tujuan Posyandu
1. Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu (ibu Hamil, melahirkan dan nifas).
2. Membudayakan NKKBS.
3. Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat
untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan KB Berserta kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya
masyarakat sehat sejahtera.
4. Berfungsi sebagai Wahana Gerakan Reproduksi Keluarga Sejahtera, Gerakan Ketahanan Keluarga dan Gerakan
Kegiatan Pokok Posyandu
Beberapa kegiatan diposyandu diantaranya terdiri dari lima kegiatan Posyandu (Panca Krida Posyandu), antara lain:
1. Kesehatan Ibu dan Anak
Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, melahirkan dan menyusui, serta bayi, anak balita dan anak pra-sekolah
Memberikan nasehat tentang makanan guna mencegah gizi buruk karena kekurangan protein dan kalori, serta bila ada pemberian makanan tambahan dan mineral.
Pemberian nasehat tentang perkembangan anak dan cara stimilasinya
Penyuluhan kesehatan meliputi berbagai aspek dalam mencapai tujuan program KIA.
2. Keluarga Berencana
Pelayanan keluarga berencana kepada pasangan usia subur dengan perhatian khusus kepada mereka yang dalam keadaan bahaya karena melahirkan anak berkali-kali dan golongan ibu beresiko tinggi
Cara-cara penggunaan pil, kondom dan sebagainya
3. Immunisasi
Imunisasi tetanus toksoid 2 kali pada ibu hamil dan BCG, DPT 3x, polio 3x, dan campak 1x pada bayi.
4. Peningkatan gizi
Memberikan pendidikan gizi kepada masyarakat
Memberikan makanan tambahan yang mengandung protein dan kalori cukup kepada anak-anak dibawah umur 5 tahun dan kepada ibu yang menyusui
Memberikan kapsul vitamin A kepada anak-anak dibawah umur 5 tahun
SKEMA PELAYANAN POSYANDU
MEJA I
PENDAFTARAN OLEH KADER
MEJA II
PENIMBANGAN DAN PEMANTAUAN TUMBUH KEMBANG
MEJA III
PENGISIAN KMS/BUKU KIA
MEJA V MEJA IV
Pelayanan dan konseling kesehatan
Imunisasi
KIA – KB termasuk deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang Balita
Gizi termasuk Penanggulangan gizi kurang dan buruk serta penyakit pada Balita
Penyuluhan KIA termasuk tumbuh kembang anak Penyuluhan Gizi termasuk pemerian Kapsul Vit A, Tablet tambah darah dan PMT
Merujuk Balita ke Meja V
DILAKSANAKAN OLEH TENAGA KESEHATAN DILAKSANAKAN OLEH KADER POSYANDU
Demografi
Fertilitas sebagai istilah demografi diartikan sebagai hasil
reproduksi yang nyata dari seseorang wanita atau sekelompok wanita
fertilitas ini menyangkut banyaknya bayi yang lahir hidup. Istilah fertilitias sering disebut dengan kelahiran hidup (live
birth), yaitu terlepasnya bayi dari rahim seorang wanita
dengan adanya tanda-tanda kehidupan, seperti bernapas, berteriak, bergerak, jantung berdenyut dan lain sebagainya
Sedangkan paritas merupakan jumlah anak yang telah dipunyai oleh wanita. Apabila waktu lahir tidak ada tanda-tanda kehidupan, maka disebut dengan lahir mati (still
live) yang di dalam demografi tidak dianggap sebagai suatu
peristiwa kelahiran.
Salah satu contoh kebijakan kependudukan yang sangat populer dalam bidang kelahiran (fertilitas) adalah program keluarga berencana.
Tujuan utama program KB ada dua macam yaitu demografis dan non-demografis.
Tujuan demografis KB adalah terjadinya penurunan fertilitas dan terbentuknya pola budaya small family size.
Tujuan non-demografis adalah meningkatkan kesejahteraan penduduk yang merata dan berkeadilan.
Pengukuran Fertilitas Tahunan
• Tingkat Fertilitas Umum (Crude Birth Rate)
Tingkat fertilitas kasar didefinisikan sebagai banyaknya kelahiran hidup pada suatu tahun tertentu tiap 1000 penduduk pada pertengahan tahun.
Rumus :
Dimana :
CBR = Crude Birth Rate atau Tingkat kelahiran Kasar Pm = Penduduk pertengahan tahun
K = bilangan konstansta yang biasanya 1000 B = jumlah kelahiran pada tahun tertentu
• Tingkat Fertilitas Umum (General Fertility Rate)
Dimana :
- GFR = Tingkat fertilitas Umum
- B =Jumlah kelahiran hidup dalam suatu periode tertentu
- Pf (15-49)= jumlah penduduk perempuan umur 15-49 tahun pada pertengahan tahun
• Tingkat Fertilitas Menurut Umur (Age Spesific Fertility Rate)
Dimana :
Bi = jumlah kelahiran bayi pada kelompok umur
Pfi = jumlah perempuan kelompok umur pada pertangahan tahun
• Tingkat Fertilitas menurut urutan kelahiran (Birth Order Spesific
Fertility Rate)
Dimana
BOSFR = Birth Order Specify Fertility rate Boi = jumlah kelahiran
Pf(15-49) = jumlah perempuan umur 15-49 pertengahan tahun
Penjumlahan dari tingkat fertilitas menurut urutan kelahiran
menghasilkan tingkat Fertilitas umum (General Fertility Rate/
Pengukuran Fertilitas Kumulatif
Mengukur rata-rata jumlah kelahiran hidup laki-laki dan perempuan yang dilahirkan oleh seorang perempuan pada waktu perempuan itu
memasuki usia subur hingga melampaui batas reproduksinya (15-49 tahun).
• Tingkat Fertilitas total (Total fertility Rate/ TFR)
Dimana
TFR = Total fertility Rate
ASFR = tingkat fertilitas menurut umur dari kelompok berjenjang lima tahunan
Problem Solving Sickle
1. Penetapan Masalah dan Prioritas Masalah
Masalah adalah adanya kesenjangan antara harapan/tujuan yang ingin dicapai dengan kenyataan yang sesungguhnya sehingga menimbulkan rasa tidak puas.
untuk memutuskan adanya masalah perlu tiga syarat yang harus dipenuhi yaitu:
• Adanya kesenjangan • Adanya rasa tidak puas
Untuk mengetahui permasalahan dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya:
• Melakukan penelitian • Mempelajari laporan
• Berdiskusi dengan para ahli
Dari berbagai masalah yang ditemukan tidak mungkin
seluruhnya dapat ditanggulangi, untuk itu perlu adanya prioritas masalah khususnya masalah kesehatan biasanya dilakukan dengan menggunakan metode Hanlon kuantitatif.
HANLON KUANTITATIF
Tujuan:
• Identifikasi faktor-faktor luar yang dapat diikut sertakan dalam proses penentuan masalah.
• Menggelompokkan faktor-faktor yang ada dan memberikan bobot terhadap kelompok faktor tersebut.
• Memungkinkan anggota untuk mengubah faktor dan nilai sesuai dengan kebutuhannya
2. Analisa Faktor Penyebab Masalah
Analisa penyebab masalah merupakan kegiatan untuk
mengkaitkan masalah dengan faktor-faktor penyebabnya. Untuk analisa penyebab masalah dapat digunakan berbagai
metoda diantaranya:
- Analisa tulang ikan (Fish born analysis) - Analisis system
- Pendekatan HL. Blum - Analisa Epidemiologi
3. Pemecahan Masalah
Tujuan pemecahan masalah ini adalah untuk menghilangkan/ mengurangi faktor-faktor penyebab.
kegiatan yang dilakukan berupa: - Pencapaian tujuan dan sasaran
4. Pengembangan alternatif
Setelah diketahui sasaran apa yang dilakukan maka dikembangkan alternatif kegiatan.
5. Pengambilan keputusan
Pengambilan Keputusan ialah teknik memilih cara terbaik (kegiatan/program) untuk mencapai tujuan/ sasaran yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.
Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh kelompok/tim akan lebih baik hasilnya dari pada yang dilakukan oleh perorangan.
Evaluasi Program
1. Monitoring dan Evaluasi
- Monitoring : kegiatan untuk memantau proses/jalannya suatu program/kegiatan.
- Evaluasi : Kegiatan untuk menilai hasil suatu program atau kegiatan.
2. Jenis Evaluasi
- Evaluasi Formatif : dilakukan pada proses program (program masih berjalan).
3. Langkah – langkah Kegiatan evaluasi
- Menetapkan tujuan evaluasi.
- Menetapkan kriteria yang akan digunakan.
- Menetapkan cara/metode evaluasi yg akan digunakan.
- Melaksanakan evaluasi,mengolah dan menganalisis data atau hasil pelaksanaan evaluasi tersebut.
- Menentukan keberhasilan program yg dievaluasi berdasarkan kriteria yg telah ditetapkan.
- Menyusun rekomendasi atau saran-saran.
Monitoring dilakukan sejalan dengan evaluasi agar kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam rangka mencapai tujuan program sesuai perencanaan baik waktunya maupun jenis kegiatannya.
Kesimpulan
• Keluarga berencana merupakan perencanaan kehamilan yang merupakan salah satu dari enam program wajib puskesmas yang digunakan untuk mengendalikan pertumbuhan jumlah penduduk dengan tujuan pembangunan nasional.
• Dalam memecahkan masalah program KB (Keluarga Berencana), digunakan prinsip lingkaran pemecahan masalah (problem solving
cycle) dimana langkah pertama yang dilakukan adalah menetapkan
prioritas masalah, kemudian menganalisa faktor penyebab masalah tersebut, memecahkan masalah dan mengembangkan alternatif nya, setelah itu melakukan pengambilan keputusan.