• Tidak ada hasil yang ditemukan

Polemik Kehamilan Tidak Diinginkan

N/A
N/A
Vanessa Destiani Mulia Putri

Academic year: 2024

Membagikan "Polemik Kehamilan Tidak Diinginkan"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

POLEMIK

KEHAMILAN YANG TIDAK DIINGINKAN

Kelompok 6

(2)

KELOMPOK 6

Dhiya Amalia

Karin Carolina Amanda R.

Lina Yumna Taj Talitha M. Sulthan Ali Habibi

Nur Aulia Latifah Reisha Nur Aiska Siti Jainab

Sri Wahyuni

Vanessa Destiani Mulia Putri

(2210912220031)

(2210912220005)

(2210912220003)

(2210912310014)

(2210912320036)

(2210912320020)

(2210912220022)

(2210912320035)

(2210912320001)

(3)

Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk terbanyak di Dunia, dengan jumlah penduduk Indonesia pada Tahun 2010 sebanyak 237 Juta jiwa dan diproyeksikan pada Tahun 2015 mencapai 255 juta jiwa dengan tingkat pertumbuhan sebanyak 1,49 % setiap tahunnya (BPS, 2015).

Untuk mengendalikan ledakan jumlah penduduk di Indonesia, salah satu langkah yang diambil Pemerintah Indonesia adalah dengan menjalankan program Keluarga Berencana (KB). Bentuk program KB tersebut antara lain adalah mengendalikan tingkat kelahiran dengan menggunakan alat kontrasepsi.

LATAR BELAKANG

(4)

Pengertian Kehamilan dan Kehamilan yang Tidak Diinginkan

Kehamilan adalah proses fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum yang dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi, bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlansung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender internasional.

Kehamilan yang tidak diinginkan adalah kehamilan yang terjadi ketika tidak

menginginkan kelahiran anak atau kehamilan yang tidak diharapkan. Status

kehamilan yang tidak diinginkan terjadi karena ibu tidak siap untuk hamil dan

akan berdampak pada perilaku ibu selama kehamilan yaitu ibu cenderung

tidak melakukan kunjungan pelayanan antenatal atau kunjungan

pemeriksaan kehamilan

(5)

Faktor Penyebab Kehamilan yang Tidak Diinginkan

Faktor kemiskinan

Adanya stigma terhadap perempuan yang hamil diluar nikah

Keinginan untuk lanjut sekolah/bekerja

Tidak adanya dukungan dari pasangan

Rendahnya akses untuk mengikuti program

keluarga berencana.

Penghentian penggunaan kontrasepsi karena khawatir dengan efek samping Rendahnya pengetahuan tentang risiko kehamilan tidak adanya dukungan dari pasangan terhadap penggunaan kontrasepsi

Kesulitan dalam mengakses layanan kontrasepsi

Adanya perubahan-perubahan yang tak terduga dalam kehidupan.

Faktor-faktor lain yang berhubungan antara lain:

Kehamilan tidak diinginkan yang terjadi pada remaja disebabkan oleh hubungan seksual pranikah atau seks bebas tanpa menggunakan alat pencegah kehamilan atau kontrasepsi seperti kondom. Selain itu, hal ini dapat disebabkan oleh pola pikir remaja yang belum benar-benar berpikir jauh mengenai dampak atas keputusan yang mereka ambil, mengingat pada saat ini mereka masih senang melakukan eksplorasi diri.

(6)

Stres atau depresi pada masa kehamilan, persalinan, dan nifas.

Penolakan terhadap kehamilan sehingga akan

diberikan saran untuk melakukan tindakan aborsi.

Kesehatan fisik yang mengalami gangguan.

Kesehatan mental yang lebih buruk.

Kurangnya perawatan selama kehamilan.

Komplikasi kehamilan.

Berat badan bayi rendah.

Kelahiran prematur 1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Dampak Kehamilan

yang Tidak Diinginkan

(7)

Menunda kehamilan berarti mencegah kehamilan sementara untuk menuju kelahiran yang diinginkan. Tujuan utama dari Maslahah Al-Mursalah adalah keuntungan yang menjauhkan dari kemudaratan Melindungi dari bahaya dan melindungi hal negatif. Maslaha al-Mursala disebut mutlak. Karena tidak ada bukti benar atau salah. Salah satu tujuan pernikahan dalam Islam adalah kebahagiaan melanjutkan keluarga. Selain meneruskan garis keturunan Islam aspek–aspek tersebut diperhatikan dalam mencapai kehidupan keluarga yang sejahtera.

Sebagaimana firman Allah yang Artinya: “Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar" (QS. An-Nisa ayat 9).

Ayat ini meminta kita untuk menjaga kesejahteraan anak cucu kita (keturunan) agar tidak menjadi generasi yang lemah. Tapi untuk menjadi generasi yang kuat, cerdas, dan berkualitas. Serta termuat dalam (QS Al-Mukminun/23: 12-14).

Pandangan Al-Qur'an Tentang

Kehamilan Tidak Diinginkan

(8)

Setiap manusia memiliki hak hidup, bahkan sejak di dalam kandungan. Konstitusi negara Indonesia telah menjamin hak hidup yang merupakan hak asasi manusia sebagaimana tertuang pada pasal 28 B yang di dalamnya berisi Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi: “Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi”. Dengan hak hidup, itu negara akan menjaga dan melindungi hak hidup setiap warganya, sehingga melalui alat penegak hukum mengharuskan bertindak apabila ada dan diketahui terjadi penghilangan hak hidup manusia.

Selain itu terdapat padangan mengenai kehamilan yang tidak diinginkan ini dalam pandangan hukum kesehatan berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 yang didalamnya tertera jelas undang-undang tersebut melarang aborsi kecuali untuk jenis aborsi provocatus therapeuticus (aborsi yang dilakukan untuk menyelamatkan jiwa si ibu dan/atau janinnya). Selain itu juga tertuang dengan jelas pada pasal 75 ayat 1 mengenai dilarangnya melakukan aborsi kecuali dengan ketentuan yng diperbolehkan.

Selain itu juga ada pasal yang didalamnya berisi sanksi untuk orang- orang yang sengaja melakukan aborsi dengan hukuman maksimal 10 thn penjara dan denda 1 miliar yang terdapat dalam 75 ayat (2) UUD.

Pandangan Hukum NKRI Tentang

Kehamilan Tidak Diinginkan

(9)

Pencegahan dari Kehamilan yang Tidak Diinginkan

3. Peran media

a. Menayangkan tayangan yang mendidik dan tidak menjerumuskan.

b. Tidak menayangkan tayangan yang memprovokasi remaja untuk melakukan tindakan menyimpang.

Komunitas berperan penting dalam upaya pencegahan Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD) pada remaja. Orang tua, teman, lingkungan, tenaga pendidik, tenaga kesehatan, dan keinginan

kuat dari dalam diri remaja turut andil dalam proses pencegahan KTD.

1. Peran Orang Tua

a. Menerapkan pola asuh yang baik pada anak.

b. Mengajarkan dasar moral dan agama pada anak.

2. Peran Pendidik

a. Memberikan informasi yang valid kepada siswa terkait masalah yang sering dihadapi remaja.

b. Membangun sekolah yang nyaman dan aman.

4. Peran Remaja

a. Remaja harus aktif mengikuti kegiatan positif.

b. Berhati-hati dalam bergaul dan memilih teman.

5. Peran Tenaga Kesehatan

a. Tenaga kesehatan harus aktif memberi konseling dan informasi terkait pencegahan kehamilan remaja.

b. Tenaga kesehatan harus mengasah kepekaan terhadap masalah seksualitas remaja

(10)

SARAN

Kesimpulan dan Saran

Kehamilan yang tidak diinginkan dapat berupa kondisi saat kehamilan yang dialami oleh seorang perempuan yang sebenarnya belum menginginkan atau menunda atau sudah tidak menginginkan hamil. Kehamilan yang tidak diinginkan dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

kemiskinan, adanya stigma terhadap perempuan yang hamil diluar nikah, keinginan untuk lanjut sekolah/bekerja, tidak adanya dukungan dari pasangan, serta rendahnya akses untuk mengikuti program keluarga berencana.

Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan masalah yang serius karena memberikan dampak ke banyak sisi kehidupan. Untuk mengatasinya, dibutuhkan langkah-langkah pencegahan. Dalam mewujudkan langkah-langkah pencegahan yang efektif, diperlukan peran dari orang tua, peran pendidik, peran media, peran remaja, serta peran tenaga kesehatan.

Bagi seluruh pembaca, khususnya bagi remaja maupun pasangan suami istri diharapkan memiliki kesadaran dari dalam diri untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan (KTD). Dan juga diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan informasi dalam promosi kesehatan sebagai upaya promotif dan preventif terkait KTD.

KESIMPULAN

(11)

Ratna I, Nasrah H. 2018. Pemakaian Alat Kontrasepsi Pada Wanita Muslim Melalui Tingkat Pemahaman Agama Islam Di Kota Pekanbaru. Jurnal Perempuan, Agama dan Jender. 17(1): 63-79.

Haslan H. Asuhan Kebidanan Kehamilan Terintegrasi. Sumatra Barat: CV Insan Cendekia Mandiri; 2020.

Guspaneza E, Martha E. 2019. Pengaruh Perilaku Ibu Selama Kehamilan terhadap Status Kehamilan yang Tidak Diinginkan di Indonesia. The Indonesia Journal of Public Health 15(4): 384-390.

Permatasari D, dkk. Asuhan Kebidanan Pranikah dan Pra Konsepsi. Medan: Yayasan Kita Menulis; 2022.

Anggraini k dkk. 2018. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kehamilan Tidak Diinginkan Di Indonesia.

Jurnal Kesehatan Masyarakat. 8(1): 27-37.

Wulandari E, Apsari N. 2022. Penggunaan Perspektif Trauma-Informed Care Pekerja Sosial Dalam

Mendampingi Klien Remaja Dengan Kehamilan Tidak Diinginkan. Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial. 21(1): 122-131.

Khairani,dkk.2021. Penundaan kehamilan melalui alat kontrasepsi jenis implan di tinjau dari teori maslahah mursalah. Jurnal EL- HADHANAH: INDONESIA JOURNAL OF FAMILY LAW AND ISLAMIC LAW 1(1): 1-22.

Fatmayanti A, dkk. Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana. Padang: PT. Global Eksekutif Teknologi;

2022.

Dewi R. 2019. Konsep kesehatan reproduksi perempuan dalam Al-Qur'an. Jurnal dakwah dan pengembangan sosial kemanusiaan 10(2): 248-272.

Syakirin A. 2021. Dualisme Abortus Provocatus Dalam Perspektif Regulasi (Perundang-Undangan) di Indonesia. Al-Syakhsiyyah Journal of Law and Family Studies. 3(1):1-15

Silalahi R, Luciana R. 2019. Pandangan Hukum Kesehatan Terhadap Abortus Provocatus Berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009. 27(3): 1082-1098.

DAFTAR PUSTAKA

(12)

Thank you!

Syukron katsiran

Referensi

Dokumen terkait

1. kebijakan pembangunan keluarga berencana diarahkan untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk serta meningkatkan keluarga kecil berkualitas dengan:.. Mengendalikan tingkat

Pelaksanaan keluarga berencana (KB) merupakan usaha langsung yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan mengatasi jumlah penduduk yang meningkat,

Di Indonesia sendiri pembatasan jumlah penduduk juga dilakukan dengan adanya kebijakan Keluarga Berencana (KB) dan juga disarankannya penggunaan alat-alat kontrasepsi

Di Indonesia sendiri pembatasan jumlah penduduk juga dilakukan dengan adanya kebijakan Keluarga Berencana (KB) dan juga disarankannya penggunaan alat-alat kontrasepsi

Langkah ini telah ditempuh oleh pemerintah salah satunya dengan program Keluarga Berencana (KB). Program ini perlu digalakkan kembali dengan upaya branding melalui metode

I Masa Kehamilan, Persalinan, Nifas, Bayi Baru Lahir, dan Keluarga Berencana (KB) di Klinik Nurcahaya” sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Ahli

Kampung Keluarga Berencana yang selanjutnya disebut Kampung KB adalah salah satu upaya penguatan Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga yang dikelola

Tenaga kesehatan seorang Bidan mempunyai kewenangan dalam memberikan pelayanan kesehatan, salah satunya adalah pemberian komunikasi informasi edukasi KIE tentang keluarga berencana KB