Oleh: 1
Nori Lestari, 2Dr. Yeni Erita, M.Pd, 3Rika Despica, S.Pd, M.Si 1
Mahasiswa Prodi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat 2
Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat 3
Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT
This study aims to describe and analyze the role of the government and society in the prevention of coastal erosion in neighborhood around the Old Market Muara Air Haji District of Linggo Sari Baganti District Pesisisr South, the results of this study indicate that (1) the role of government in the response Abrasion is the occurrence of abrasion at the Nagari Old market Muara Air Haji, the government's role in the prevention of coastal erosion is to provide assistance to the community in the form of a fund of 15 million people affected every house coastal erosion, protection of human life and provide basic needs to people affected abrasion beach. (2) The role of the community in which Turkish Abrasion menaggulangi People working together in the planting of pine trees and create a wave-breaker sandbag fortress jointly. (3) The consequences for the people is the destruction of the Old Market Community home Muara Air Haji, a lot of land and many plantations and loss of property and objects damaged by abrasion and declining economic activities.
2
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan luas wilayah perairan laut lebih dari 75% yang mencapai 5.8 juta kilometer persegi, terdapat lebih dari 17.500 pulau dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia setelah Kanada, yaitu sekitar 81.000 km (Yulfa, 2008). Secara geologi, kepulauan Indonesia terbentuk oleh berbagai proses geologi yang sangat kuat sehingga berpengaruh pada pembentukan pantai disana. Kawasan pantai merupakan kawasan yang sangat dinamis dengan berbagai ekosistem hidup disana dan saling mempunyai keterkaitan satu dengan yang lainnya. Perubahan garis pantai merupakan salah satu bentuk dinamisasi kawasan pantai yang terjadi secara terus menerus. Perubahan garis pantai yang terjadi di kawasan pantai berupa pengikisan badan pantai (Abrasi) dan penambahan badan pantai (Sedimentasi atau Akresi)
(Yulfa:2008)
Wilayah pantai merupakan bagian dari permukaan bumi yang selalu mengalami perubahan sebagai akibat adanya proses geomorfologi seperti tenaga yang berasal dari luar bumi (tenaga eksogen) maupun tenaga yang berasal dari dalam bumi itu sendiri (tenaga endogen). Tenaga geomorfologi yang dimaksud yaitu semua proses alami yang mampu mengikis dan mengangkat material permukaan bumi seperti
gletser, marin, tanah, arus, tsunami, abrasi, dan angin proses alamiah ini berlangsung sangant lambat tanpa disadari oleh manusia sehingga hasil atau akibatnya baru terlihat setelah bertahun-tahun lamanya(Ramani :2000)
Peristiwa abrasi merupakan terkikisnya alur-alur pantai akibat gerusan air laut. Gerusan ini terjadi karena permukaan air laut mengalami peningkatan. Naiknya permukaan air laut ini disebabkan mencairnya es di daerah kutub akibat pemanasan global. Abrasi disebabkan oleh naiknya permukaan air laut diseluruh dunia karena mencairnya lapisan es di daerah kutub bumi. Mencairnya lapisan es ini merupakan dampak dari pemanasan global yang terjadi belakangan ini
Salah satu pantai yang memiliki keunikan dan keindahan tersendiri ada di Kabupaten Pesisir Selatan Provinsi Sumatera Barat. Kabupaten Pesisir Selatan adalah salah satu dari 19 kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Barat, dengan luas wilayah 5.749,89 kilometer persegi. Wilayahnya terletak di bagianselatan Provinsi Sumatera Barat, memanjang dari utara ke selatan dengan panjang garis pantai 234 kilometer. Kabupaten Pesisir Selatan, sebelah utara berbatasan dengan Kota Padang, sebelah timur dengan Kabupaten Solok dan Provinsi Jambi, sebelah selatan dengan Provinsi Bengkulu dan sebelah barat dengan Samudera Indonesia. Ibukota Kabupaten
Pesisir Selatan adalah Kota Painan yang mempunyai jarak kurang lebih 75 kilometer dari Kota Padang selatan dengan Provinsi Bengkulu dan sebelah barat dengan Samudera Indonesia. Ibukota Kabupaten Pesisir Selatan adalah Kota Painan yang mempunyai jarak kurang lebih 75 kilometer dari Kota Padang (Suwedi, 2006)
Masalah abrasi pantai akhir-akhir ini cenderung meningkat di berbagai daerah salah satunya yaitu di Sumatera Barat. Pemerintah Sumatera Barat agar secepatnya mengatasi dampak abrasi supaya tidak semakin meluas, maka harus segera dilakukan penanganan dengan mengacu pada penataan ruang wilayah pesisir Sumatera Barat (Harmantyo:2008)
Namun sangat
disayangkan meski abrasi mempunyai dampak yang sangat merugikan penduduk di sekitar pesisir pantai namun pemerintah tidak juga pemberikan penanganan yang khusus terhadap kasus abrasi ini, salah satu daerah yang tidak mendapatkan penanganan dari pemerintah yaitu Kabupeten Pesisir Selatan tepatnya di daerah Pasar Lama Muara Air Haji Kecamatan Linggo Sari Baganti.
Diduga hal ini, kawasan Pesisir Selatan dari waktu kewaktu semakin terancam oleh abrasi salah satunya adalah pada daerah Pasar Lama Muara Air Haji Kecamatan Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan. Daerah sekitar pantai tersebut semakin terkikis oleh
abrasi sehingga menyebabkan banyak kerusakan pada daerah sekitar Pasar Lama Muara Air Haji terutama Pemukiman penduduk.
Hasil Observasi awal menunjukkan Sampai pada saat ini belum ada usaha dari pemerintah untuk mengatasi bencana alam seperti Abrasi dikawasan pesisir Pasar Lama Muara Air Haji itu dan pemerintah selalu menjanjikan
untuk melakukan
penanggulangan Abrasi pantai di daerah Pasar Lama Muara Air Haji Kecamatan Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan yang kini semakin terancam oleh Abrasi. Dan juga usaha masyarakat belum ada
untuk melakukan
penanggulangan abrasi didaerah Pasar Lama Muara Air Haji Kecamatan Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan masyarakat hanya saja menunggu dan berharap agar pemerintah secepatnya melakukan penanggulangan terhadap abrasi yang sampai saat ini mengancam kawasan pesisir Muara Air Haji Kecamatan Linggo Sari Baganti Kecamatan Linggo Sari Baganti dan masyarakat berharap penanggulangan Abrasi segera dilakukan didaerah Muara Air Haji Kecamatan Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan
Dampak abrasi yang telah terjadi didaerah pesisir selatan terutama di daerah Pasar Lama Muara Air Haji Kecamatan Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan. dampak nya
4
adalah rusak nya kawasan pantai tersebut dan juga rusaknya rumah pemukiman penduduk, juga menimbulkan kerugian dengan rusaknya lahan disekitar pantai dan garis pantai pun semakin melebar dan bergeser karna diakibatkan oleh abrasi yang sering terjadi pada pantai tersebut, sehingga tepi pantai itu terus terkikis oleh air laut.
METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini bersifat kualitatif yaitu penelitian yang berusaha mengungkapkan bagaimana mitigasi pemerintah dan masyarakat dalam penanggulangan Abrasi pantai dipemukiman penduduk di Muara Air Haji Kecamatan Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan. Untuk membahas atau menjawab masalah yang akan dirumuskan maka dapat digunakan data sekunder dan data primer. Data sekunder adalah data yang dapat menunjang penelitian yang diperoleh melalui sumber-sumber yang berkaitan dengan mitigasi pemerintah dan masyarakat sedangkan data primer yaitu data yang berhubungan langsung dengan permasalahan penelitian (Sugiyono:2011)
penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan pendekatan induktif , dengan demikian teori sesungguhnya adalah alat yang akan diuji kemudian dengan data dan instrumen penelitian (Burhan, 2011)
Diperjelas lagi bahwa metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah ,dan disebut juga metode etnografi karena pada awalnya penelitian ini banyak digunakan untuk penelitian bidang antropologi sosial yang disebabkan karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih
bersifat kualitatif
(Sugiyono,2011:14)
HASIL DAN PEMBAHASAN Pada pembahasan ini dibahas hasil penelitian tentang Peran Pemerintah Dan
Masyarakat Dalam
Penanggulangan Abrasi Dipemukiman Sekitar Pasar Lama Muara Air Haji Kecamatan Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan
Pertama, Peran pemerintah dalam menanggulangi abrasi adalah pemerintah memberikan bantuan kepada masyarakat yang terkena abrasi Pantai dengan cara memberi bantuan kepada masyarakat berupa dana seperti uang sebanyak 15 juta/rumah yang kena abrasi, sembako, makanan yang di berikan kepada korban abrasi dan pemerintah menyarankan masyarakat untuk membangun rumah yang bertiang tinggi, usaha yang dilakukan dalam penanggulangan bencana alam abrasi pemerintah melakukan pembuatan benteng karung pasir, menghimbau masyarakat untuk melakukan
vegetasi dan meletakkan batu pada tepi- tepi pantai itu. Dan juga pemerintah menghimbau masyarakat supaya tetap waspada kadang bencana alam datang nya tidak menentu. dan apabila terjadi abrasi pemerintah menyediakan tempat untuk masyarakat mengungsi supaya terhindar dari bahaya abrasi pantai.
Menurut Danang, 2008 mengatakan yang sering terlihat peran pemerintah dalam mengatasi abrasi pantai, pemerintah melakukan kebijakan untuk membangun alat pemecah gelombang buatan disekitar pantai. Hal ini dikarenakan dalam beberapa tahun sejak dilakukan vegetasi seperti menanam pohon, bakau, pinus, atau manggrove ditepi pantai sudah cukup untuk mengatasi atau mengurangi Abrasi.
Kedua, peran masyarakat dalam menanggulangi Abrasi seperti yang digambarkan dalam wawancara yaitu masyarakat apabila terjadi Abrasi adalah menyelamatkan diri terlebih dahulu, dan mencari tempat yang aman, masyarakat dalam menanggulangi abrasi adalah masyarakat melakukan penanaman pohon pinus ditepi pantai dengan cara bekerja sama dan bergotong royong dalam melakukan penanaman pohon, masyarakat selalu juga ikut membuat batu karung berisi pasir dan meletakkan di tepi pantai.
Menurut Jonny, 2002 mengatakan peran masyarakat dalam menanggulangi Abrasi dengan cara melakukan kerja sama dan membuat alat pemecah
gelombang dan di barengi dengan menanam pohon bakau disepanjang pantai, setelah dilakukan penghijauan (Vegetasi) maka dengan demikian cukup untuk mengurangi Abrasi.
Ketiga, Dampak yang ditimbulkan Abrasi pada pemukiman masyarakat. Dampak Abrasi yang terjadi di nagari pasar lama sifat merusak sebagaimana yang terlihat pada wawancara dengan masyarakat Pasar Lama Muara Air Haji adalah Rusaknya rumah dan pemukiman penduduk yang ada di sekitar pantai, Abrasi juga merusak lahan pertanian dan perkebunan penduduk, dan menurunnya perekonomian dan juga membuat binatang ternak mati, dan juga abrasi menimbulkan trauma mental pada masyarakat Pasar Lama Muara Air Haji. barang- barang dan perabotan rumah tangga juga rusak parah akibat Abrasi ini.
Dampak yang ditimbulkan oleh abrasi ada dampak fisik dan sosial, hal ini sesuai dengan hasil penelitian adalah:
Dampak fisik adalah kerusakan pada lingkungan ,rumah dan mesjid sekitar Pasar Lama Muara Air Haji Dampak sosialnya mencakup nya kematian, kesehatan, taruma mental, menurunnya perekonomian, terganggunya kegiatan pendidikan, terganggunya aktifitas, masyarakat tidak dapat beraktifitas, dan rusak nya bahan pokok, seperti Padi, dan beras.Dampak ekonomi adalah kehilangan harta benda, materi, tr ansportasi
6
orang tidak dapat pergi menangka p ikan kelautDampak pada lingku ngan
mencakup pencemaran lingkunga n,tumbuhan, dan lahan pertanian p ada tepi pantai
KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN
Dari hasil penelitian Peran Pemerintah Dan
Masyarakat Dalam
Penanggulangan Abrasi Dipemukiman Sekitar Pasar Lama Muara Air Haji Kecamatan Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan disimpulkan sebagai berikut:
1. Peran Pemerintah dalam penanggulangan Abrasi
Pemerintah mengambil kebijakan dengan memberikan bantuan kepada masyarakat Pasar Lama Muara Air Haji dengan bantuan Dana sebesar 15 juta setiap rumah yang terkena abrasi dan menyarankan masyarakat untuk membuat rumah yang bertiang tinggi di tepi pantai itu, supaya jika terjadi Abrasi pantai air laut bisa lewat dibawah rumah yang bertiang tinggi itu, pemerintah menghimbau masyarakat untuk melakukan vegetasi yaitu penanaman pohon pinus dan membuat benteng karung pasir sebagai alat untuk memecah gelombang.
2. Peran masyarakat dalam penanggulangan Abrasi
Peran Masyarakat dalam menanggulangi abrasi adalah masyarakat bekerja sama
melakukan gotong royong bersama – sama menanam pohon pinus, dan meletakkan benteng karung pasir di tepi pantai sebagai alat pemecah gelombang, agar terhindar dari Abrasi, dan masyarakat di tepi pantai lari menyelamatkan diri ketika terjadi abrasi
3. Dampak Abrasi
terhadap pemukiman masyarakat sekitar Pantai
Dampak yang ditimbulkan Abrasi pada pemukiman masyarakat. Dampak Abrasi adalah Rusaknya rumah dan pemukiman penduduk yang ada di sekitar pantai, Abrasi juga merusak lahan pertanian dan perkebunan penduduk, dan menurunnya perekonomian dan juga membuat binatang ternak mati, dan juga abrasi menimbulkan trauma mental pada masyarakat.
SARAN
Dari pengalaman penulis selama mengadakan penelitian ini maka penulis menyarankan beberapa hal : 1. Diharapkan kepada
pemerintah untuk selalu berperan aktif dalam penanggulangan Abrasi Pantai,agar terhindar dari bahaya Abrasi
2. Diharapkan kepada Masyarakat untuk selalu menjaga lingkungan sekitar pantai, dan tidak menebang pohon, dan
saling kerja sama dalam penanggulangan Abrasi. 3. Diharapkan kepada pemerintah dan masyarakat untuk mengurangi dampak Abrasi ini. 4. Diharapkan kepada masyarakat Pasar Lama Muara Air Haji untuk semangat dalam menanggulangi Abrasi Pantai ini.
DAFTAR PUSTAKA
Arie Yulfa, 2008. Pemanasan Global
: Isu Dan Pendekatan
Solusinya. Makalah
Pertemuan Tahunan Ikatan Geograf Indonesia. Padang Arief, Arifin. 2003. Hutan
Mangroove Fungsi & Manfaatnya.
Yogyakarta: Kanisius.
Badaruddin, 2011. “Manfaat Hutan
Manggrove”. Universitas Gajah
Mada. Yogyakarta
Denlianti,Manik 2010. “Studi
Tingkat Kerentanan
Pemukiman Terhadap
Abrasi Pantai Dikelurahan Bungus Teluk Kabung Kota Padang”. Skripsi STKIP
PGRI Sumatera Barat
Djoko Harmantyo, 2008. Skenario
Alih Teknologi Adaptasi dan
Mitigasi Dalam
Menghadapi Dampak
Global Warming. Makalah
Pertemuan Tahunan Ikatan Geograf Indonesia. Padang
Hadi, P.Sudharto. 2005. Dimensi
Lingkungan Perencanaan
Pembangunan. Gajah mada
University Press. Yogyakarta
Hidayat. 2013 “Persepsi Masyarakat
Dalam Menjaga Hutan
Manggrove Dikecamatan
Linggo Sari Baganti
Kabupaten Pesisir Selatan”.
(Skripsi) STKIP PGRI Sumatera Barat
Harry Febriato, 2009 “Studi
Pemahaman Masyarakat
Tentang Mitigasi Bencana Dinagari Balah Aia VII
Koto Sungai Sariak
Kabupaten Padang
Pariaman” (Skripsi) STKIP
PGRI Sumatera Barat) Jonny. 2002 Pengelolaan Lingkungan Sosial. Yayasan Obor.
Jakarta
Kimpraswil, 2006 “Proses Erosi dan
Sedimentasi” Fakultas Tekhnik Hasanuddin, Makassar.
Mustakim,2008 “Bangunan Pantai Tahan Gelombang Dengan Menggunakan Foil Terbalik”, Program Studi Teknik
Kelautan Jurusan Perkapalan FakultasTeknik Universitas Hasanuddin, Makassar. Moleong, 2010. “Penelitian Kualitatif”. Bandung, Alfabeta Naswita,Veranti 2013. Faktor penyebab abrasi pantai DiAia Bangih Kecamatan Sungai Beremas Kabupaten Sumatera Barat. Skripsi
8
STKIP PGRI Sumatera Barat
Ratna, Deswita 2007. “Studi Tentang
Masyarakat Tentang
Mitigasi Bencana Banjir
Bandang Di Unggan
Kecamatan Sumpur Kudus
Kabupaten Sijunjung”.
(Skripsi) STKIP PGRI Sumatera Barat
Ramani, 2000. “Geomorfologi dan
prosesnya”. Universitas Gajah Mada
Suwedi. 2006. Teknologi penanggulangan dan pengendalian kerusakan lingkungan pesisir pantai, dan laut untuk
mendukung pengembangan
pariwisata Universitas Gajah Mada
Suyatno, 2012. Mitigasi bencana
alam. Yogyakarta, Citra Pustaka
Supriharyono, 2007. Konservasi
Ekosistem Sumberdaya
Hayati di Wilayah Pesisir dan Laut Tropis. Pustaka
Pelajar: Yogyakarta.
Kartodirdjo,Sartono. 1993.
Pembangunan Bangsa.
Aditya Media: Yogyakarta.
Sugiyono,2014. Metode Penelitian
Kualitatif. Bandung :PT Remaja
Rosdakarya
Sugiyono,2011 metode penelitian
Bandung :Alfabeta
Triatmodjo, B., 1999, “Teknik Pantai”, Beta offset, Yogyakarta.
http://wiki.net/pengertian-
masyarakat /.diakses 15 september
2014
http://www.wikipedia.org/wiki/Pema nasan_global.htm. Diakses tanggal 5 Januari 2009