• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kota Bandung merupakan ibu kota Provinsi Jawa Barat yang saat ini sudah menjadi kota metropolitan terbesar dan menjadi salah satu kota tujuan pariwisata yang menunjukkan adanya perkembangan yang sangat pesat dalam bisnis hotel, restoran, mall maupun factory outlet. Oleh karena itu, saat ini Kota Bandung menjadi salah satu destinasi favorit liburan keluarga, karena Kota Bandung menyediakan segala kebutuhan yang dapat memanjakan wisatawan yang berkunjung ke Kota Bandung. Selain itu, Bandung dikenal sebagai kota yang kreatif. Pada setiap musim liburan atau akhir pekan, Bandung selalu dipadati oleh para wisatawan domestik maupun mancanegara yang ingin menikmati keindahan Kota Bandung.

Kota kembang merupakan sebutan lain untuk kota ini, karena pada zaman dulu kota ini dinilai sangat cantik dengan banyaknya pohon-pohon dan bunga-bunga yang tumbuh. Selain itu Bandung dahulunya disebut juga dengan Parijs Van Java karena keindahannya. (www.id.wikipedia.org/wiki/Kota_Bandung, diakses pada tanggal 2 Maret 2015 pukul 21:14 WIB).

Selain itu, Kota Bandung menyimpan harta karun lain di dalamnya. Harta karun tersebut adalah warisan kuliner yang turun-temurun hingga menjadi ciri khas dari Kota Bandung itu sendiri. Bandung merupakan kota kuliner, sehingga kota ini sangat populer di kalangan wisatawan dengan kulinernya. Dengan berkunjung ke Kota Bandung, maka para wisatawan mancanegara maupun domestik akan ditawarkan berbagai tempat makan yang menarik, nyaman dan yang pasti menyajikan beragam makanan lezat.

Berikut adalah data kunjungan wisatawan yang berkunjung ke Kota Bandung berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung pada tahun 2008-2012:

(2)

TABEL 1.1

JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA DAN DOMESTIK DI KOTA BANDUNG

TAHUN 2008 - 2012

Tahun

Wisatawan (Orang) Jumlah Wisatawan (Orang) Mancanegara Domestik 2008 74.730 1.346.729 1.421.459 2009 168.712 2.928.157 3.096.869 2010 180.603 3.024.666 3.205.269 2011 194.062 3.882.010 4.070.072 2012 158.848 3.354.857 3.513.705 Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung

(www.bandungkota.bps.go.id/subyek/pariwisata, diakses pada tanggal 3 Maret 2015 pukul 20:46 WIB)

Berdasarkan Tabel 1.1 tersebut, bahwa jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kota Bandung di dominasi oleh wisatawan mancanegara sebanyak 194.062 orang dan sebanyak 3.882.010 orang untuk wisatawan domestik yang terjadi pada tahun 2011. Dengan adanya angka tersebut, maka dapat menjadi alasan bagi para pelaku bisnis untuk membuka bisnis restoran. Bisnis restoran merupakan salah satu pemicu pariwisata agar lebih berkembang. Serta bisnis restoran juga dapat memberikan keuntungan yang sangat besar bagi para pelaku bisnis tersebut.

Bisnis restoran yang menyajkan berbagai hidangan merupakan sebuah apresiasi dari keindahan yang mencakup panca indera, misalnya mata yang dimanjakan dengan bentuk dan penyajian makanan yang menarik, hidung yang mencium dengan wangi masakan yang disajikan dan terakhir adalah rasa dari makanan tersebut yang sangat dinikmati oleh indera pengecap kita. Nilai penting dari bisnis ini adalah produk yang dijual atau dihasilkan oleh pelaku industri kuliner menjadi sesuatu yang sangat berharga bagi konsumennya dan hal ini tidak mungkin dirasakan oleh sektor bisnis lain.

Salah satu bentuk usaha yang bergerak dalam bisnis restoran adalah Bober Cafe, yang berdiri pada awal tahun 2004 dengan diawali dari sebuah resto tempat nongkrong anak muda yang saat itu masih berkonsep coffee, seesha, dan cookies. Pada Juni 2008, Bober Cafe memulai bisnis sederhana untuk mencoba memperluas

(3)

area, memberikan fasilitas berteknologi tinggi guna memberikan rasa kepuasan tertinggi bagi pelangggan setianya. (www.bobercafe.com/index.html, diakses pada tanggal 2 Maret 2015 pukul 19:47 WIB).

Menurut Suarthana (2006 : 23), restoran adalah tempat usaha yang komersial yang ruang lingkup kegiatannya menyediakan pelayanan makanan dan minuman untuk umum di tempat usahanya. Dengan munculnya Bober Cafe merupakan salah satu bentuk dari gaya hidup masyarakat perkotaan yang menghabiskan waktunya untuk bersantai atau berkumpul bersama teman atau relasi sambil menikmati bermacam-macam hidangan.

Untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan dari pelanggan setianya, Bober Cafe memberikan fasilitas internet gratis tanpa batas dengan kecepatan tinggi telah menjadikan Bober Cafe sebagai salah satu tempat paling favorit bagi anak muda dan kaum profesional lainnya. (www.bobercafe.com/index.html, diakses pada tanggal 2 Maret 2015 pukul 19:47 WIB). Oleh karena itu Bober Cafe mengandalkan strategi pemasaran yang berbeda dari para kompetitornya, yaitu dengan menyajikan unsur entertainment, yaitu dengan menggelar acara nonton bareng sepak bola, live music (unplugged), dan hiburan yang dapat membedakan Bober Cafe dengan para kompetitornya adalah stand up comedy yang mulai digemari oleh para anak muda. Bober Cafe adalah salah satu pioneer cafe dengan konsep 24 jam di kota Bandung.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis kepada salah satu pihak dari Marketing Communication Bober Cafe, makanan dan minuman yang ditawarkan oleh Bober Cafe memiliki ciri dan kualitas yang baik. Sebagaimana Bober Cafe merupakan salah satu cafe yang di dominasi oleh anak muda yang menjadi sasaran bisnisnya. Oleh karena itu, Bober Cafe selalu memberikan apa yang anak muda ingin makan atau minum, tetapi tidak membuat menu yang terlalu banyak agar memiliki kekhasan dari produk yang ditawarkan. Bober selalu memberikan inovasi pada menunya yang variatif setiap 3-6 bulan sekali. Sebagai contoh, Bober Cafe menawarkan menu makanan ‘Ayam Pelecing Setan’ yang menampilkan Risa Saraswati yang merupakan penulis dan penyanyi asal Bandung yang sedang naik daun, dan juga menawarkan menu ‘Ayam Kaget Cenat-Cenut’ yang mengindikasikan boyband asal Bandung SM*SH sebagai endorser dari produk tersebut. Dan menu

(4)

tersebut menjadi menu unggulan Bober Cafe. Sehingga hal tersebut dapat membangun unsur positioning bagi Bober Cafe sendiri. Selain itu Bober Cafe pun sangat memperhatikan dan menjaga kebersihan dari bahan baku makanan maupun minuman, sehingga pada saat disajikan akan terlihat fresh dan higienis. Harga yang ditawarkan pun sesuai dengan kualitasnya. Kategori makanan diberi harga sebesar Rp 12.000,- sampai dengan Rp 50.000,- dan untuk kategori minuman diberi harga sebesar Rp 5.000,- sampai dengan Rp 22.000,- (Periode November 2014). Twitter (@BoberCafe), Facebook (Bober Cafe), Instagram (@bobercafe), Iklan radio (melalui Oz Radio Bandung, Ardan Radio Bandung, 99’ers Radio Bandung, Hard Rock FM Bandung, Prambors Radio Bandung), website (www.bober.co.id), dan event merupakan cara Bober Cafe untuk berpromosi, dan yang terbilang sangat efektif untuk meningkatkan omzetnya adalah menggunakan sosial media Twitter. Selain itu lokasi Bober Cafe terbilang mudah dijangkau karena memiliki lokasi yang strategis, yaitu di Jalan L.L.R.E. Martadinata No. 123 Bandung dan memiliki cabang di Jalan Sumatera No. 5 Bandung (Bober Tropica).

Jika Bober Cafe dapat menampung sebanyak 3.00 orang, maka Bober Tropica dapat menampung sebanyak 1.000 orang. Ini juga yang membuat Bober Tropica menjadi tempat favorite untuk menggelar acara gathering, ulang tahun, wedding, bahkan konser mini. (www.bober.co.id/about-us/, diakses pada tanggal 19 Maret 2015 pukul 11:23 WIB).

Begitu pun dengan adanya pelayan yang ramah-ramah dan siap membantu, sehingga dapat membuat konsumen merasa puas. Hal tersebut dapat memberikan nilai tambah bagi Bober Cafe. Selain itu Bober Cafe mempunyai keunikan dalam memberikan pelayanan kepada konsumen, yaitu dengan membawakan daftar menu untuk konsumen dan konsumen dapat langsung memesan ditempat. Pesanan akan diantar dalam waktu 10 menit. Dan untuk metode pembayarannya, konsumen meminta billing makanan atau minuman yang telah dipesan pada pelayan, setelah itu konsumen dapat membayar sesuai dengan billing, dan Bober Cafe memiliki akses untuk konsumen yang membayar dengan debit card. Bober Cafe menampilkan design yang konsisten. Dengan konsep bahwa Bober Cafe tidak hanya melayani konsumen dengan pembelian makanan dan minuman, tetapi memberikan

(5)

pengalaman yang menyenangkan bagi konsumennya. Bober Cafe menerapkan konsep pentingnya dan menggunakan physical evidence sebagai branding cafe, dengan lebih mengedepankan konsisten dalam pemilihan warna dan design penampilan cafe. Dengan warna serta design yang konsisten dan lingkungan cafe yang akan memberikan rasa aman dan nyaman untuk konsumen. Selain itu seragam yang digunakan pelayan-pelayannya dan karyawan yang lainnya terlihat rapih dan santai, sehingga memberikan image bahwa pelayan-pelayan serta karyawan yang lainnya siap melayani dan membantu konsumen dalam 24 jam.

Tetapi dibalik kenggulan-keunggulan itu, penulis menemukan sebuah fenomena yang terjadi di Bober Tropica, yaitu dengan area parkir yang kurang luas untuk ukuran cafe, tampilan depan cafe kurang menarik dan kurang terpelihara, papan pengumuman yang dibuat Bober Tropica kurang menarik perhatian konsumen. Kemudian dari segi warna yang ditonjolkan kurang menarik. Selanjutnya tata letak dan penunjuk arah fasilitas cafe seperti mushola dan toilet yang kurang jelas terlihat, dan bagian kasir disimpan di sudut cafe, sehingga menimbulkan kebingungan yang dialami oleh konsumen. Maka dari hasil pengamatan tersebut, penulis menemukan kurang baiknya sektor store atmosphere di Bober Tropica Bandung.

Banyak hal yang menjadi bahan pertimbangan dan harapan yang berbeda mengenai produk apa yang akan dibeli oleh para konsumen, yaitu dimana mereka akan membelinya, dengan harga berapa, dan suasana bagaimana yang mereka harapkan. Store atmosphere (suasana toko) yang menyenangkan, menarik, nyaman dan mampu menciptakan suasana yang positif dapat mempengaruhi perilaku konsumen dan dapat menimbulkan minat mereka yang mula-mula memasuki toko dan kemudian melihat-lihat ke dalam ruangan, sehingga akan terbentuk dalam benak konsumen untuk melakukan pembelian. Sebaliknya, suasana toko yang tidak teratur atau penataan produknya yang kurang memuaskan akan menimbulkan minat konsumen untuk membeli suatu produk akan berkurang, atau bahkan untuk selanjutnya konsumen akan merasa segan untuk kembali berkunjung dan berbelanja pada toko yang bersangkutan.

(6)

Berikut adalah data tamu yang berkunjung ke Bober Cafe: Tabel 1.2

Data Tamu Bober Cafe Periode Februari 2014 – Februari 2015 Bulan Bober Riau (Orang) Bober Tropica (Orang)

Februari 2014 15.382 6.816 Maret 2014 17.781 7.962 April 2014 15.035 6.530 Mei 2014 18.246 8.635 Juni 2014 16.492 7.414 Juli 2014 17.892 12.027 Agustus 2014 16.983 12.946 September 2014 17.628 11.106 Oktober 2014 17.551 11.345 November 2014 17.528 10.676 Desember 2014 17.903 11.991 Januari 2015 17.262 11.542 Februari 2015 16.185 10.860

Sumber: Bober Cafe

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa perbedaan jumlah tamu yang berkunjung cukup tinggi yang dikarenakan kondisi cafe kurang baik, lahan parkir yang kurang memadai, sehingga konsumen kurang terpuaskan akan kenyamanannya di Bober Tropica. Dalam hal ini, berbeda dengan Bober Cafe yang berada di Jalan L.L.R.E. Martadinata No. 123 (Riau), yang secara keseluruhan cafe tersebut bisa dikatakan lebih baik dibandingkan dengan Bober Tropica, sehingga frekuensi tamu yang berkunjung ke Bober Riau pun semakin meningkat.

Oleh karena itu, sebagai cafe yang cukup lama berdiri, Bober Tropica harus bisa bersaing dengan cafe-cafe lainnya. Begitu pula dengan adanya para kompetitor yang jaraknya tidak jauh dari lokasi Bober Tropica, seperti The New Loft Bar & Bistro, Hong Kong Kitchen, Sushi Tei, Indischetafael, Origin House & Kitchen, dan Soleluna yang sama-sama mencari cara dengan tujuan untuk menarik konsumen

(7)

sebanyak-banyaknya. Maka dari itu, Bober Tropica harus memiliki cara untuk mempengaruhi konsumen agar dapat merangsang mereka untuk melakukan pembelian.

Salah satu bauran ritel yang signifikan dalam membentuk proses keputusan pembelian adalah store atmosphere. Store atmosphere sangat penting bagi suatu bentuk usaha, karena store atmosphere akan menjadi salah satu faktor dalam keputusan pembelian konsumen selain promosi, harga, dan bauran ritel lainnya.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dalam skripsi yang berjudul: “PENGARUH STORE ATMOSPHERE TERHADAP PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN PADA BOBER TROPICA BANDUNG”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Area parkir yang kurang luas untuk ukuran cafe, tampilan depan cafe kurang menarik dan kurang terpelihara, papan pengumuman yang dibuat Bober Tropica kurang menarik perhatian konsumen. Segi warna yang ditonjolkan kurang menarik, karena cafe ini mengambil tema Indiana. Tata letak dan penunjuk arah fasilitas cafe seperti mushola dan toilet yang kurang jelas terlihat, dan bagian kasir disimpan di sudut cafe, sehingga menimbulkan kebingungan yang dialami oleh konsumen.

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan store atmosphere yang dilakukan oleh Bober Tropica Bandung.

2. Bagaimana proses keputusan pembelian konsumen di Bober Tropica Bandung. 3. Seberapa besar pengaruh store atmosphere terhadap proses keputusan

pembelian konsumen di Bober Tropica Bandung.

1.3 Maksud Dan Tujuan Penelitian

Penulis memilih judul penelitian Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Proses Keputusan Pembelian Pada Bober Tropica Bandung yang mempuyai maksud untuk

(8)

mendapatkan dan mengumpulkan data yang diperlukan guna melakukan analisa dan menginterpretasikannya. Hasilnya akan digunakan penulis sebagai bahan penyusunan skripsi yang akan diajukkan sebagai salah satu syarat untuk menempuh ujian sidang sarjana pada Jurusan Manajemen Universitas Widyatama.

Sedangkan tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk menganalisa pelaksanaan store atmosphere yang dilakukan oleh Bober Tropica Bandung.

2. Untuk menganalisa proses keputusan pembelian konsumen di Bober Tropica Bandung.

3. Untuk menganalisa seberapa besar pengaruh store atmosphere terhadap proses keputusan pembelian konsumen di Bober Tropica Bandung.

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan maksud dan tujuan seperti yang telah diuraikan diatas, maka penulis mengharapkan bahwa penelitian ini akan dapat bermanfaat bagi:

a. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan-masukan yang bermanfaat bagi perusahaan, serta dapat dijadikan acuan untuk melakukan perbaikan pada saat ini atau pun untuk masa yang akan datang.

b. Bagi Pihak Akademik

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan menjadi bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.

c. Bagi Penulis

Untuk menerapkan teori-teori yang sudah diperoleh di bangku kuliah dan membandingkan dengan praktiknya pada lingkungan dunia usaha.

1.5 Metode Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif dan eksplanasi. Seperti yang diungkapkan oleh Nazir (2011 : 54), bahwa:

(9)

“Metode deskriptif adalah metode dalam meneliti sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang”.

Sedangkan menurut Sugiyono (2006 : 10), mengungkapkan mengenai metode eksplanasi, yaitu:

“Penelitian yang menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel yang mempengaruhi hipotesis”.

Dalam memperoleh data yang dibutuhkan, penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Penelitian Lapangan (Field Research)

Yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara meninjau secara langsung objek penelitian untuk memperoleh data primer melalui teknik:

a. Wawancara (Interview)

Penulis mengajukkan beberapa daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu secara tertulis maupun secara lisan kepada pihak perusahaan maupun responden untuk memberikan keterangan-keterangan yang berhubungan dengan penelitian.

b. Kuesioner

Yaitu dengan cara menyebarkan angket yang berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis kepada responden untuk memperoleh data-data yang objektif secara random sampel.

2. Studi Literature (Library Research)

Penulis mengumpulkan data sekunder yang berkaitan dengan masalah yang diteliti dengan cara mempelajari literatur-literatur sebagai landasarn teoritis untuk penyusunan skripsi ini.

1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian

Untuk memperoleh data-data sebagai pelengkap dalam penyusunan skripsi ini, penulis mengadakan penelitian di Bober Tropica yang berlokasi di Jalan Sumatera No. 5 Bandung, dengan waktu penelitian pada bulan Februari - Mei 2015.

(10)

Tabel 1.3 Jadwal Penelitian Jenis Kegiatan Bulan/Minggu 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Persiapan penelitian a. Mengurus persyaratan b. Penyusunan proposal c. Pengajuan proposal d. Penerimaan kartu bimbingan 2. Penyusunan laporan/skripsi a. Penyusunan draft Bab I b. Perubahan judul dan objek penelitian c. Pengumpulan data d. Penyusunan draft Bab II e. Pengumpulan data f. Penyusunan draft Bab III

(11)

g. Pengumpulan data h. Penyusunan draft Bab IV i. Pengolahan data j. Penyusunan draft Bab V 3. Pelaksanaan ujian

Gambar

Tabel 1.3  Jadwal Penelitian  Jenis Kegiatan  Bulan/Minggu  1  2  3  4  1  2  3  4  1  2  3  4  1  2  3  4  1  2  3  4  1

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil kuesioner dilapangan ketika apa yang telah dilakukan oleh peneliti terhadap responden pada pengaruh kepuasan nasabah terhadap loyalitas pengguna

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, terdapat banyak masalah yang teridentifikasi maka perlu adanya pembatasan masalah agar lebih focus dalam penelitian ini

Mata kuliah ini membahas berbagai cara diagostika laboratorium penyakit-penyakit hewan yang tergolong dalam penyakit hewan karantina baik in vivo maupun in vitro,

a) Bagi subjek, penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi dan gambaran mengenai dukungan sosial dan optimisme yang sedang menjalani pengobatan. b) Bagi perawat

Pelaksanaan kurikulum berdasarkan muatan KTSP (Isi menurut apa yang terjadi di sekolah/madrasah saudara). Sistem paket adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan yang

Dengan tanya jawab guru mengarahkan siswa untuk dapat menemukan fungsi obyektif dan sistem pertidaksamaan linear dari permasalahan program linear.. Memberikan penguatan

Terdapat pengembangan pada penelitian ini dengan pengurangan jumlah populasi yang sebelumnya 4M menjadi N sehingga lebih efektif pada komputasinya, dimana N/2 populasi pada

Dans la fin de l'étude, nous pouvons aussi obtenir le point de vue que pour élargir d'échelle des clients, on a aussi besoin de voir la connexion de ce site avec autre ferme ou