• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN. 4.1 Gambaran Umum Perusahaan MD Pictures. Diawali dengan berdirinya MD Entertainment pada tahun 2005 oleh Dhamoo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN. 4.1 Gambaran Umum Perusahaan MD Pictures. Diawali dengan berdirinya MD Entertainment pada tahun 2005 oleh Dhamoo"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

53

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan MD Pictures

MD Pictures merupakan salah satu rumah produksi terbesar di Indonesia. Diawali dengan berdirinya MD Entertainment pada tahun 2005 oleh Dhamoo Punjabi yang hanya fokus dalam memproduksi sinetron-sinetron, MD Pictures lahir dan mengkhususkan diri dibidang perfilman pada tahun 2006. Manooj Punjabi yang merupakan anak dari Dhamoo Punjabi ini yang memegang kendali atas MD Pictures dan telah menghasilkan beberapa film layar lebar yang meraih sukses atau box office. Dibawah naungan MD Entertainment, MD Pictures telah membawa perubahan positif dalam industri perfilman di Indonesia dengan mengangkat berbagai novel dan kisah yang nampak mustahil untuk diubah menjadi karya film, serta memprakarsai berdirinya studio produksi film. Saat ini, pengembangan usaha MD Pictures telah merambah hingga ke penggabungan antara departemen kreatif, bagian produksi, pemasaran, dan distribusi ke mancanegara.

Film-film produksi MD Pictures bukan hanya memberikan ide cerita yang berkualitas, tetapi juga menetapkan standar bagaimana sebuah film seharusnya dibuat. Pada tahun 2007, MD Pictures menghasilkan film pertamanya yang berjudul “Kala”. MD Pictures berani untuk menghadirkan sesuatu yang berani dan beda meskipun film perdananya tidak menghasilkan keuntungan untuknya, tetapi kemudian MD Picture belajar dari pengalamannya dan

(2)

54

menunjukkan bahwa mereka menguasai pasar perfilman Indonesia dengan memberikan film-film yang dibutuhkan penonton sekaligus berkualitas dan berbeda. Seperti film-film religi, Ayat-Ayat Cinta dan Di Bawah Lindungan Ka’bah, yang merupakan film-film sukses produksi MD Pictures.

4.1.1 Visi dan Misi MD Pictures Visi

Visi dari MD Pictures adalah menjadi nomor satu dan trend setter dalam perfilman Indonesia.

Misi

Misi dari MD Pictures sama dengan misi MD Entertainment, karena mereka masih dalam satu grup dan manjemen, jadi misi mereka yaitu menghibur seluruh lapisan masyarakat dari berbagai usia dengan tingkat kehidupan sosial dengan hiburan yang berkualitas.

4.1.2 Struktur Organisasi dan Credit Title Produser Eksekutif : Shania Punjabi Produser : Manooj Punjabi

Dhamoo Punjabi Co. Produser : Karan Mahtani

Anirudya Mitra Produser Pelaksana : Muslich Widjaya

(3)

55

Penulis : Armantono Titien Wattimena Sutradara : Hanny R. Saputra Casting Director : Sanjai Mulani

Ronny Irawan Penata Artistik : Allan Sebastian Penata Busana : Samuel Wattimena Penata Rias : Didin Syamsudin Efek Khusus : Dana Riza

Penata Kamera : Ipung Rachmat Syaiful Penata Gambar : Yoga Krispratama Penata Suara : Satrio Budiono Perekam Suara : Yusuf Andi Patawari Penata Musik : Tya Subiakto Satrio

Pemain : Herjunot Ali Sebagai Hamid Laudya Cynthia Bella Sebagai Zainab Niken Anjani Sebagai Rosna Tarra Budiman Sebagai Saleh Jenny Rachman Sebagai Ibu Hamid Didi Petet Sebagai Haji Ja’far Widyawati Sebagai Nyonya Ja’far Leroy Osmani Sebagai Rustam

(4)

56

4.1.3 Sinopsis Film Di Bawah Lindungan Ka’bah

Film ini mengisahkan tentang seorang pemuda bernama Hamid yang baru pulang ke kampung halamannya setelah menyelesaikan Sekolah Menengahnya yang dibiayai oleh Engku Ja’far, ayah dari Zainab. Kemudian Hamid melanjutkan sekolahnya ke Tawalib.

Diam-diam Zainab telah menaruh hati pada Hamid, dan begitu pun dengan Hamid, yang sudah lama memendam rasa cinta untuk Zainab. Tetapi mereka adalah anak muda muslim yang taat terhadap agama serta menjaga batas-batas adat dan agamanya. Semakin hari semakin subur rasa cinta mereka. hari-hari mereka selalu ceria saat bertemu, tertawa dibawah hujan dan bercengkrama meski dibatasi pagar rumah Zainab yang tinggi dan rapat. Emak Hamid yang bekerja di rumah Engku Ja’far menyadari bahwa Hamid mencintai Zainab, namun ia sadar betul siapa dirinya dan anaknya yang tidaklah sebanding dengan status sosial keluarga Zainab. Oleh karena itu, Emak Hamid menasihati anaknya agar membuang jauh-jauh perasaan Hamid kepada Zainab. Hamid dan Zainab tetap menjaga cinta suci mereka, meskipun Zainab pun telah dijodohkan oleh orang tuanya dengan Arifin. Hamid sosok pemuda yang lembut, pintar, pribadi muslim yang begitu mempesona serta tampan. Ia menyerahkan segala cintanya pada Allah, dan ia yakin Allah akan menyatukan mereka dengan cara-Nya.

Suatu hari Hamid akan mengikuti lomba debat agama di surau. Zainab ingin sekali melihat Hamid tampil, ia pun bergegas menyelesaikan tugas dari ayahnya. Rosna, sahabat Zainab datang menjemput Zainab dan terkejut melihat Zainab yang belum bersiap pergi untuk melihat lomba debat tersebut. Setelah

(5)

57

Zainab menyelesaikan tugasnya, ia dan Rosna langsung melaju kencang dengan sepeda mereka ke surau. Namun musibah datang, Zainab tidak bisa mengendalikan sepedanya dan terpental ke sungan bersama sepedanya. keadaan sekitar sepi, karena semua masih berada di surau. Rosna berteriak histeris meminta pertolongan, hingga orang-orang yang ada di surau berhamburan keluar menghampiri sungai termasuk Ayah Zainab dan Arifin. Tanpa pikir panjang Hamid langsung terjun ke sungai menyelamatkan Zainab. Kemudian Hamid membawa Zainab ke tepi sungai dan memberikan nafas buatan untuk Zainab yang sudah terlihat sangat pucat. Semua orang yang berada disana begitu kaget melihat kelancangan Hamid yang tidak mereka duga berani melakukan hal yang tidak sepantasnya dilakukan pria terhadap perempuan yang bukan muhrimnya. Zainab terselamatkan, tetapi Hamid baru saja mendapatkan masalah baru dalam hidupnya.

Hamid disidang di surau karena perbuatannya. Ia mendapat hukuman yakni dibuang dari kampung, namun ia terima dengan lapang. Hamid pergi bekerja sebagai buruh di Stasiun dengan modal kejujuran dan keuletannya.

Engku Ja’far, ayah Zainab meninggal dunia dalam perjalanan menuju tanah suci Mekkah. Keluarga Arifin semakin mendekati ibu Zainab dan akhirnya perjodohan Zainab dan Arifin semakin dekat. Tetapi Zainab tetap bertahan pada pendiriannya yaitu hanya akan menikah dengan lelaki yang mencintainya dan yang ia cintai. Hamid datang ke surau untuk ikut sholat ghoib Engku Ja’far, namun warga selalu mengingatkan bahwa ia masih dalam hukuman. Selepas shalat ghoib, Hamid kembali bekerja. Sesekali ia menjenguk emaknya yang sudah

(6)

58

semakin tua dan sering sakit-sakitan karena merindukan puteranya yang tengah dihukum. Hamid mencoba membawa emaknya berobat, namun dalam perjalanan Emak Hamid pergi untuk selamanya dalam pelukan Hamid.

Hamid berkabung dan diberi kelonggaran untuk tetap di kampungnya beberapa hari. Ia mengaji di surau untuk ibunya. Sementara ibu Zainab semakin gencar menjodohkan Zainab dengan Arifin, tak segan ibu Zainab meminta pertolongan pada Hamid untuk membujuk Zainab agar mau menikah dengan Arifin. Hamid mencoba berbicara pada Zainab, meskipun ia tahu kalau Zainab tidak akan mau menuruti nasihatnya.

Setelah ditinggal oleh Emak tercintanya, Hamid kembali merantau. Kali ini ia meninggalkan kampungnya untuk menggapai tujuannya yaitu mendatangi Baitullah atau Ka’bah. sebelum pergi Hamid pamit ke rumah Zainab. Ia bertemu dengan ibu Zainab dan meminta izin untuk bertemu Zainab sebelum ia berangkat. Tetapi ibu Zainab berbohong, ibu Zainab mengatakan pada Hamid bahwa Zainab sedang pergi ke pasar, padahal Zainab berada dikamarnya. Hamid pun hanya menitipkan salam untuk Zainab. Setelah Hamid pergi, ibu Zainab menyampaikan salam Hamid pada Zainab yang masih berada dikamar dengan kebohongan juga. Mendengar Hamid akan pergi merantau, Zainab bergegas pergi menuju stasiun berharap ia bisa bertemu Hamid. Kereta hampir berangkat, Hamid memantapkan hatinya untuk berangkat. Perlahan kereta mulai bergerak meninggalkan stasiun, Zainab muncuk dengan panik dan berlari mengejar kereta sambil berteriak memanggil Hamid. Hamid hanya memandangnya getir. Begitu juga dengan Zainab. Zainab berjanji pada dirinya akan menunggu Hamid sampai kapanpun itu.

(7)

59

Saleh, kawan Hamid yang bekerja dirumah Zainab akan berangkat ke Mekkah. Zainab menitipkan surat untuk Hamid kepada Saleh. Saleh yang bingung untuk menemui Hamid dimana segera diyakinkan oleh Zainab agar dibawa saja suratnya tersebut karena ia yakin surat itu akan sampai ketangan Hamid dimanapun mereka bertemu. Berangkatlah Saleh ke Mekkah. Sedangkan Hamid yang telah berada di Mekkah lebih dulu, terus berdoa untuk cintanya. Rindunya seakan tak pernah putus, lalu ia menulis surat untuk Zainab. Demikian pun Zainab, ia selalu mengaji dan berdoa agar bisa dipertemukan kembali dengan pujaan hatinya, satu-satunya lelaki yang ia bayangkan akan menjadi imamnya kelak. Kekuatan cinta Zainab pada Hamid membuat ibu Zainab menyerah dan membatalkan perjodohan dengan Arifin. Kesehatan Zainab semakin hari semakin memburuk. Begitu pula dengna Hamid, harinya diisi hanya untuk ibadah dan berdoa pada Allah. Surat Hamid sampai di tumah Zainab ketika Zainab meninggalkan rumah subuh hari tanpa ada seorang pun yang tahu ia menuju pantai tempat Zainab dan Hamid pernah melukiskan mimpi mereka. Rosna dan ibu Zainab mengejar Zainab ke pantai dengan membawa surat Hamid yang ia terima dari tukang pos. Setelah menemukan Zainab, ibu Zainab langsung memberikan surat Hamid kepada Zainab. Dengan sisa-sisa tenaganya, Zainab membaca surat dari Hamid tersebut. Dan terlelap untuk selama-lamanya setelah membaca surat Hamid dipangkuan ibundanya. Di kota Mekkah, ketika mengelilingi Ka’bah, Hamid semakin melemah, ia terjatuh dan terinjak, tetapi ia terus bangkit mencoba menyelesaikan ibadah hajinya. Tak sengaja Saleh melihat Hamid yang terus berusaha bangkit segera menolongnya. Saleh membangunkan

(8)

60

Hamid yang sudah lemah, Saleh langsung memberikan surat dari Zainab yang diingatnya. Hamid membacanya dengan berlinang air mata. Seakan mendapat kekuatan besar dari Allah, Hamid bangkit dan meneruskan ibadah Hajinya. Hingga akhirnya Hamid tejatuh setelah memanjatkan seluruh doa-doanya dan menghembuskan nafas terakhir dipangkuan sahabatnya, Saleh.

4.1.4 Produksi Film MD Pictures

Dibawah ini adalah film-film yang diproduksi oleh MD Pictures : - Kala (2007)

- Suster Ngesot (2007) - Lawang Sewu (2007)

- Beranak Dalam Kubur (2007) - Hantu Jembatan Ancol (2008) - Ayat-Ayat Cinta (2008) - Kesurupan (2008) - Namaku DICK (2008) - Bestfriend? (2008) - Oh Baby (2008) - Asoy Geboy (2008) - Cinlok (2008) - Suka Ma Suka (2009) - Preman In Love (2009) - Ngebut Kawin (2010)

(9)

61

- Love in Perth (2010) - Roman Picisan (2010)

- Di Bawah Lindungan Ka’bah (2011) - My Last Love (2012)

- Habibie & Ainun (2012)

4.2 Analisis Terhadap Konstruksi Dakwah Islam Dalam Film Di Bawah Lindungan Ka’bah

Peneliti melakukan analisis terhadap frame yang dibuat oleh film Di Bawah Lindungan Ka’bah dalam mengkonstruksi realitas dakwah Islam. Analisis akan dibagi menjadi 4 sesuai dengan 4 plot yang terdapat dalam cerita film. Hal ini untuk memudahkan peneliti untuk menganalisis film tersebut dalam membedah pembingkaian soal realitas dakwah Islam.

Pada plot pertama, menceritakan tentang Hamid pulang ke kampung halamannya setelah menyelesaikan sekolah menengahnya kemudian ia ingin melanjutkan pendidikannya ke Tawalib. Diam-diam Hamid mencintai Zainab, anak dari Engku Ja’far yang membiayai pendidikannya. Zainab juga memendam rasa cinta pada Hamid, namun keduanya terhalang status ekonomi keluarga. Hamid mempunyai mimpi untuk naik haji, sementara Zainab menitip doa apabila impian Hamid tersebut terwujud.

Pada plot kedua, Hamid berusaha menyelamatkan Zainab yang terjatuh ke sungai dituduh telah menyentuh Zainab karena caranya menyelamatkan Zainab

(10)

62

dianggap tidak sopan dan tidak beradap. Karenanya Hamid mendapatkan hukuman yaitu diusir dari kampungnya.

Pada plot ketiga, Engku Ja’far meninggal dunia dalam perjalanan Haji. Zainab dijodohkan oleh Arifin, pemuda dari saudagar kaya. Emak Hamid selalu merindukan anaknya dan sering sakit-sakitan, ia pun meninggal dunia dipelukan Hamid dalam perjalanan hendak berobat.

Pada plot keempat, Setelah sepeninggal ibunya, Hamid kembali merantau. Ia ingin mewujudkan mimpinya yaitu beribadah haji di kota Mekkah. Berhari-hari Zainab menunggu Hamid kembali menemuinya, sampai ia sakit-sakitan. Zainab menitipkan surat pada Saleh yang hendak berangkat haji. Ketika Hamid di kota Mekkah, Hamid sempat mengirim surat untuk Zainab. Cinta mereka berdua tetap bersemi karena mereka yakin cinta suci mereka karena Allah dan akan dipertemukan oleh Allah. Akhirnya keduanya bertemu dialam lain.

4.2.1 Hasil Penelitian Analisis Framing Film Di Bawah Lindungan Ka’bah Plot 1

Objek penelitian yang pertama dimulai dari plot pertama, yang merupakan opening cerita atau film. Diawali dengan perkenalan pemain dan permasalahan. Seorang pemuda bernama Hamid dari kalangan ekonomi menengah ke bawah yang memiliki impian untuk naik haji dan jatuh cinta pada anak majikannya, Zainab.

(11)

63

Tabel 4.2.1

Plot 1 Film “Di Bawah Lindungan Ka’bah”

Frame

Perwujudan rasa syukur kepada Allah atas segala nikmat-Nya.

Framing Devices (perangkat framing)

Reasoning Devices (perangkat penalaran)

Methapors

“Jangan turut kan perasaanmu itu Hamid. Sampai kapan pun, emas takkan setara dengan loyang dan sutra tak sebangsa dengan benang.” Emak Hamid menasehati Hamid.

Roots

Hamid selalu mensyukuri nikmat yang telah diberikan Allah kepadanya, sehingga ia memiliki impian untuk menyempurnakan rukun Islamnya dengan menunaikan ibadah Haji meskipun keadaan ekonomi yang tergolong kurang mampu.

Catchphrases

"Jangan berharap lebih. makin tinggi harapan, makin sakit jatuhnya!” Emak Hamid mengingatkan anaknya.

Appeals to principle

“Jangan mengukurnya dari apa yang tampak, mak. Apa yang tampak berasal dari apa yang tak tampak. Dan apa yang berasal dari diriku pun sekarang berasal dari yang tak tampak, yaitu Allah. Dan hadiah

(12)

64

terbesar yang pernah Ia berikan untukku yaitu cinta seorang ibu.” Hamid berkata pada Emaknya yang sedang sedih.

Exemplar

Ketika Idul Fitri datang, seluruh umat muslim merayakan hari kemenangan itu dengan bersilaturahmi ke sanak saudara dan kerabat. Hal ini merupakan rasa syukur umat muslim kepada Allah karena telah berhasil melewati bulan puasa sebulan penuh dan diberikan kesempatan oleh Allah untuk menikmati indahnya hari kemenangan, Idul Fitri. Termasuk Emak Hamid dan Hamid yang berkunjung ke rumah keluarga Zainab untuk bersilaturahmi.

Consequences

Allah telah memberikan begitu banyak nikmat kepada umat manusia, dan sebagai umat muslim yang taat pada agama harus selalu mensyukuri nikmat Allah dengan menjalankan perintahnya dan menjauhkan larangannya, salah satunya memanfaatkan Surau untuk kegiatan ibadah (shalat berjama’ah, mengajar ngaji, dan lain sebagainya).

Depiction

Hamid mengajar ngaji. “Membaca Al-Quran itu harus dengan lafal yang tepat. Karena jika kita membacanya berbeda, maka maknanya pun berbeda.”.

(13)

65

Visual Images

1. Perayaan hatam Al-qur’an bagi anak-anak adalah salah satu wujud rasa syukur kepada Allah agar anak termotivasi untuk menghafal Al-Qur’an.

2. Perayaan Idul Fitri dilingkungan kampung Hamid.

(14)

66

4.2.1.1 Framing Devices (Perangkat Framing)

Perangkat yang berkaitan langsung dengan ide sentral atau bingkai yang ditekankan dalam teks berita. Perangkat ini antara lain : pemakaian kata, kalimat, grafik/gambar dan metafora tertentu.

Dimulai dari methapors dalam plot pertama adalah

“Jangan turut kan perasaanmu itu Hamid. Sampai kapan pun, emas takkan setara dengan loyang dan sutra tak sebangsa dengan benang.” Emak Hamid menasehati Hamid.

Dalam kalimat diatas, Emak Hamid mencoba menasehati anaknya, ia mengumpamakan emas dengan loyang dan sutra dengan benang. Hal ini dikarenakan perbedaan status sosial ekonomi yang berbeda jauh dengan keluarga Zainab. Keluarga Zainab bagaikan emas dan sutra karena keluarga Zainab merupakan salah satu keluarga yang terpandang di lingkungan kampungnya serta memiliki harta kekayaan. Emak Hamid menyadari bahwa dengan perbedaan status tersebut tidak akan mungkin anaknya bersatu dengan keluarga Zainab.

Catchphrases yang terdapat dalam plot pertama yaitu,

"Jangan berharap lebih. makin tinggi harapan, makin sakit jatuhnya!” Emak Hamid mengingatkan anaknya.

Catchphrases merupakan frase yang menarik, kontras dan menonjol dalam satu wacana. umumnya berupa jargon atau slogan. Kalimat yang Emak Hamid ucapkan memberikan kesan kontras yang memaknai bahwa berharap sesuatu melebihi kapasitas atau tanpa mengukur diri akan merasakan sakit yang

(15)

67

mendalam bila harapannya tidak tercapai. Emak Hamid tidak ingin melihat anaknya terluka atau kecewa, karena itulah ia mengingatkan Hamid agar tidak berharap sesuatu yang lebih dari keluarga Zainab yang sudah sangat baik terhadap keluarganya. Siapapun memang boleh berharap, Emak Hamid hanya mengingatkan anaknya agar tidak berlebihan dalam mengharapkan sesuatu karena segalanya hanya membutuhkan ridho Allah. Ajaran Islam juga mengajarkn bahwa sesuatu yang berlebihan itu tidak baik, seperti disebutkan dalam al-Qur’an surat Al-A’raf, “Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.”48

Selanjutnya Exemplar, uraian (perbandingan atau teori) yang memperjelas bingkai dan mengingatkan bingkai dengan contoh.

Ketika Idul Fitri datang, seluruh umat muslim merayakan hari kemenangan itu dengan bersilaturahmi ke sanak saudara dan kerabat. Hal ini merupakan rasa syukur umat muslim kepada Allah karena telah berhasil melewati bulan puasa sebulan penuh dan diberikan kesempatan oleh Allah untuk menikmati indahnya hari kemenangan, Idul Fitri. Termasuk Emak Hamid dan Hamid yang berkunjung ke rumah keluarga Zainab untuk bersilaturahmi.

Dalam plot ini divisualisasikan keluarga Zainab sedang menjamu kerabat dan sanak saudara mereka yang datang. Tak lama kemudian Emak Hamid dan Hamid datang bersilaturahmi. Perwujudan rasa syukur umat muslim dalam

48

(16)

68

merayakan hari kemenangan yakni dengan bersilaturahmi kepada umat muslim lainnya, baik sanak saudara maupun kerabat dengan berbagi kebahagiaan dan rezeki atas kemenangan yang telah diraih dari sebulan penuh berpuasa melawan hawa nafsu.

Perangkat framing selanjutnya adalah depiction, penggambaran atau pelukisan suatu isu yang bersifat konotatif. Depiction ini umumnya berupa kosakata, leksikon untuk melabeli sesuatu. Depiction yang terdapat dalam plot pertama ini adalah

Hamid sedang mengajar ngaji. “Membaca Al-Quran itu harus dengan lafal yang tepat. Karena jika kita membacanya berbeda, maka maknanya pun berbeda.” terang Hamid pada anak muridnya.

Pada depiction ini menjelaskan bahwa dalam membaca Al-Quran tidak boleh sembarangan. Membaca Al-Qur’an harus tahu pelafalannya, fasih pengucapannya, dan paham tajwidnya. Karena apabila salah dalam pengucapan atau tajwidnya, akan berbeda makna dan hal tersebut bisa fatal bila diterjemahkan atau dikaji. Mengajar ngaji juga merupakan perwujudan rasa syukur atas ilmu yang dimiliki dan ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang tidak pernah putus untuk memberikan ilmu kepada orang lain.

Dalam plot pertama ini, terdapat beberapa gambar yang memvisualisasikan dakwah Islam yang mendukung framing devices.

(17)

69

Gambar 4.1

Hamid mencium tangan Emaknya

Gambar diatas merupakan sikap menghormati orang tua dan termasuk salah satu wujud rasa syukur kepada Allah. Hamid bangga memiliki seorang ibu yang telah melahirkan dan merawatnya hingga dewasa dengan cinta serta kasih sayang yang tulus.

4.2.1.2 Reasoning Devices (Perangkat Penalaran)

Perangkat penalaran yang berhubungan dengan kohesi dan koherensi dari teks yang merujuk pada gagasan tertentu. Artinya ada dasar pembenar dan penalaran alasan tertentu sehingga membuat gagasan yang disampaikan media atau seseorang tampak benar, alami dan wajar. Seperti dalam plot ini penalaran yang merujuk pada perwujudan rasa syukur dalam kehidupan sehari-hari. Menjalankan perintah Allah dan menjauhkan larangannya merupakan dasar ajaran Islam, dan sebagai umat muslim yang mensyukuri nikmat Allah yaitu salah satunya menyempurnakan rukun Islam dengan menunaikan ibadah Haji.

(18)

70

Perangkat penalaran pertama adalah roots, yang merupakan analisis kausal atau sebab akibat.

Hamid selalu mensyukuri nikmat yang telah diberikan Allah kepadanya, sehingga ia memiliki impian untuk menyempurnakan rukun Islamnya dengan menunaikan ibadah Haji meskipun keadaan ekonomi yang tergolong kurang mampu.

Dalam wacana diatas, ditunjukkan bahwa Hamid adalah seorang muslim yang taat pada agama dan perintah Allah. Hamid tidak pernah lupa untuk bersyukur kepada Allah, karenanya ia ingin menjadi seorang muslim yang sempurna dengan menyempurnakan rukun Islam yaitu menunaikan ibadah Haji yang mana merupakan rukun Islam yang terakhir.

Perangkat penalaran yang kedua adalah appeals to principle, yaitu klaim-klaim moral atau premis dasar yang terkandung dalam plot. Dialog Hamid berusaha menghibur Emaknya yang sedang sedih.

“Jangan mengukurnya dari apa yang tampak, mak. Apa yang tampak berasal dari apa yang tak tampak. Dan apa yang berasal dari diriku pun sekarang berasal dari yang tak tampak, yaitu Allah. Dan hadiah terbesar yang pernah Ia berikan untukku yaitu cinta seorang ibu.”

Kalimat diatas menunjukkan bahwa segala sesuatu yang terlihat berasal dari Allah dan Hamid selalu mensyukuri nikmat Allah. Hamid tidak pernah memandang segala sesuatu dari fisik atau harta, tetapi lebih kepada wujud rasa syukur atas apa yang telah Allah berikan kepadanya. Terutama hadiah terbesar

(19)

71

dalam hidupnya yakni memiliki seorang ibu yang memberikan cinta serta kasih sayang tulus padanya tanpa ada batasan.

Selanjutnya adalah consequences, konsekuensi atau efek yang didapat dari suatu bingkai.

Allah telah memberikan begitu banyak nikmat kepada umat manusia, dan sebagai umat muslim yang taat pada agama harus selalu mensyukuri nikmat Allah dengan menjalankan perintahnya dan menjauhkan larangannya, salah satunya memanfaatkan Surau untuk kegiatan ibadah (shalat berjama’ah, mengajar ngaji, dan lain sebagainya).

Untuk menjadi umat Islam yang tidak memiliki sifat tinggi hati, kita harus selalu ingat dan bersyukur kepada Allah. Memanfaatkan fasilitas yang telah Allah berikan demi kepentingan agama merupakan wujud rasa syukur juga. Pemanfaatan surau untuk kegiatan Shalat berjama’ah, mengaji, debat agama, dan lain sebagainya sama dengan kegiatan dakwah Islam yang sangat penting dalam menggali ajaran agama Islam.

4.2.2 Hasil Penelitian Analisis Framing Film Di Bawah Lindungan Ka’bah Plot 2

Di dalam plot 2 ini memiliki konflik yang cukup pelik mengenai masalah moral dan religius. Hamid yang sedang mengikuti lomba debat agama dengan para tetua dan pemuda seusianya di surau, terkejut bukan main mendengar teriakan Rosna yang minta tolong karena Zainab jatuh ke sungai. Seluruh orang

(20)

72

keluar dari surau, tanpa pikir panjang Hamid langsung masuk ke sungai mencari Zainab. Hamid yang berniat untuk menolong Zainab, keliru dengan cara menyelamatkan Zainab, ia memberikan nafas buatan pada Zainab dan itu dianggap tidak bermoral serta merusak nilai agama oleh para tetua kampungnya. Hamid akhirnya mendapat hukuman yaitu dibuang keluar dari kampung.

Tabel 4.2.2

Plot 2 Film “Di Bawah Lindungan Ka’bah”

Frame Sifat-sifat terpuji. Framing Devices (perangkat framing) Reasoning Devices (perangkat penalaran) Methapors

“Saya yakin para tetua bukan hanya punya pemahaman agama yang mendalam, tapi juga sudah banyak makan asam garam kehidupan. Jadi, apa pun putusan para tetua akan saya laksanakan, ikhlas demi tegaknya agama.” Ungkap Hamid pasrah.

Roots

Ketika Engku Ja’far melihat Zainab tenggelam, ia berdoa dalam hati agar Allah menyelamatkan Zainab. Kemudian melalui Hamid pertolongan Allah datang. Disitulah Engku Ja’far merasa doanya dikabulkan Allah.

(21)

73

Catchphrases

“Walaupun perjuangan kaum perempuan sulit, tapi kaum perempuan tak pernah berkeluhkesah, tak juga menyombongkan diri.” Hamid berpidato dalam lomba debat.

Appeals to principle

Tokoh Hamid menerapkan sifat ikhlas dan mengingatkan umat muslim untuk memuliakan perempuan, seperti yang telah diajarkan oleh Rasulullah.

Exemplar

Hamid mematuhi peraturan yang ada dikampungnya dan ikhlas menjalani hukuman dari para tetuanya yaitu dibuang keluar kampung.

Consequences

Hamid semakin mendekatkan diri kepada Allah dalam menjalani hukumannya tanpa berputus asa, karena demikian Hamid selalu merasa tenang dan tidak pernah kesepian.

Depiction

“Apapun yang akan terjadi Hamid, ingatlah bahwa kau tak punya siapa-siapa selain Allah, Allah itu lebih dari cukup.” Emak Hamid berpesan sebelum Hamid pergi.

(22)

74

Visual Images

1. Lomba debat agama di surau.

2. Hamid menemani Emaknya yang kurang sehat shalat berjama’ah dirumah.

(23)

75

4.2.2.1 Framing Devices (Perangkat Framing)

Perumpamaan atau methapors terdapat dalam adegan musyawarah yang dilakukan oleh para tetua dan Engku Ja’far mengenai kasus Hamid yang menyelamatkan Zainab, mereka mencari mufakat atas permasalahan tersebut. Hamid membuka suara ketika para teua berdebat.

“Saya yakin para tetua bukan hanya punya pemahaman agama yang mendalam, tapi juga sudah banyak makan asam garam kehidupan. Jadi, apa pun putusan para tetua akan saya laksanakan, ikhlas demi tegaknya agama.”

Kalimat diatas menunjukkan bahwa Hamid yakin bahwa pengalaman para tetua jauh lebih banyak dari yang ia miliki. Perjuangan para tetua dalam kehidupan ketika susah, sulit, senang, bahagia, dipercaya Hamid bisa dijadikan acuan pelajaran hidupnya. Hamid sangat menghormati mereka, karenanya ia yakin dan ikhlas dengan apapun putusan dari musyawarah para tetua serta pihak keluarga Zainab adalah yang terbaik baginya. Dakwah Islam yang tampak dalam adegan ini adalah ajaran agama Islam yang mengajarkan umat muslim agar melakukan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk memecahkan suatu permasalahan bersama.

Catchphrases atau frase yang menonjol dan menjadi slogan pada plot ini yaitu penggalan dari pidato Hamid,

“Walaupun perjuangan kaum perempuan sulit, tapi kaum perempuan tak pernah berkeluhkesah, tak juga menyombongkan diri.”

(24)

76

Penggalan pidato Hamid mengingatkan pada seluruh umat manusia agar menghargai dan menghormati kaum perempuan. Begitu hebatnya kaum perempuan telah mengandung dan melahirkan serta merawat anaknya dengan penuh kasih sayang tanpa mengeluh dan menyombongkan diri. Rasulullah juga mengajarkan kita agar memuliakan ibu. Dalam (HR.Bukhari dan Muslim) Rasulullah ditanya oleh seorang laki-laki, “Siapa yang harus saya hormati ya Rasulullah?”. Rasulullah menjawab, “Ibumu.” Kemudian laki-laki itu bertanya lagi, “Lalu siapa?”. Rasulullah kembali menjawab, “Ibumu.” Laki-laki itu masih bertanya lagi, “Kemudian siapa?”. Rasulullah menjawab, “Ibumu.” Setelah tiga kali dijawab Rasulullah, ia masih bertanya. “Kemudian siapa?”. Rasulullah menjawab, “Ayahmu.” 49

Perangkat selanjutnya adalah exemplar, yang mengaitkan bingkai dengan contoh atau uraian yang memperjelas bingkai. Pada plot kedua ini, Hamid meninggalkan kampung halamannya karena mendapat hukuman dari para tetua. Hamid mematuhi peraturan yang ada dikampungnya dan ikhlas menjalani hukuman tersebut tanpa mengeluh. Sifat ikhlas ini merupakan ajaran Islam yang dapat diambil untuk seluruh umat muslim.

49

(25)

77

Ada dua depiction dalam plot kedua ini, yang pertama ialah “Apapun yang akan terjadi Hamid, ingatlah bahwa kau tak punya siapa-siapa selain Allah, Allah itu lebih dari cukup.” Emak Hamid berpesan sebelum Hamid pergi.

Kata-kata yang diucapkan Emak Hamid merupakan suatu pelabelan, dimana Allah merupakan segalanya. Sebagai manusia, jelas kita memiliki keterbatasan. Dan saat kita membutuhkan suatu pertolongan, mintalah hanya kepada Allah SWT. Disinilah sisi dakwah Islam, yaitu dengan kekuatan Allah lah, Dia akan memberikan pertolongan bagi mereka yang berdoa dan meminta kepada Allah.

Depiction yang kedua yaitu penggalan pidato Hamid dalam debat tentang perempuan.

“Kaum perempuan selalu meletakkan sesuatu pada tempatnya. Inilah harkat perempuan yang mulia dan bermartabat. Dengan lima sifat utama, benar, jujur, pandai, fasih terdidik, dan bersifat malu.”

Kaum perempuan memiliki sifat benar, jujur, pandai, fasih terdidik, dan pemalu, karenanya mereka memiliki martabat dan patut untuk dimuliakan. Kaum perempuan bisa menempatkan posisi mereka dengan baik. Sebagai istri, mereka patuh dan pandai melayani suami. Sebagai seorang ibu, mereka fasih terdidik untuk menjaga dan merawat anak-anak mereka hingga tumbuh dewasa. Diluar rumah, kaum perempuan bersifat malu, terutama kepada lelaki yang bukan muhrimnya. Mayoritas dari kaum perempuan bersifat jujur dan benar terhadap sesuatu yang mereka ketahui. Oleh karena itu, Allah dan Rasulullah mengajarkan kita untuk tidak memandang rendah kaum perempuan apalagi melecehkannya.

(26)

78

Visual image yang menggambarkan dakwah Islam dalam plot kedua ini adalah

Gambar 4.2

Acara syukuran Engku Ja’far

Gambar 4.2 merupakan gambaran syukuran yang dilakukan oleh orang-orang yang hendak berangkat ke tanah suci Mekkah. Para tetangga atau saudara mengunjungi keluarga atau orang yang hendak berangkat haji dan mendoakannya. Engku Ja’far yang akan berangkat ke tanah suci mengadakan acara syukuran, ini dimaksudkan agar tali silaturahmi tetap terjaga dan bertujuan untuk mendoakan orang yang akan pergi haji selamat sampai tujuan dan kembali ke tanah air tidak kurang suatu apapun. Syukuran memang bukan termasuk dalam ajaran agama Islam, tetapi budaya yang mendukung tali silaturahmi semakin terjaga. Kegiatan ini juga termasuk perbuatan terpuji karena nilai agama didalamnya baik untuk diterapkan dalam bermasyarakat, karena terdapat doa bersama ketika acara syukuran berlangsung.

(27)

79

4.2.2.2 Reasoning Devices (Perangkat Penalaran)

Penalaran pada plot kedua memiliki konflik mengenai moral dan agama, diselipkan sisi positif untuk mengambil hikmah dari kejadian yang dikonstruksi oleh media. Mulai dari pesan-pesan yang disampaikan melalui pidato Hamid tentang ajakan untuk menghargai dan menghormati kaum perempuan. Pidato dari Hamid lebih menekankan penalaran tentang kasih sayang seorang ibu yang sangat berjasa, karenanya kita diharuskan memuliakan para ibu.

Kemudian, hikmah atau pelajaran yang dapat diambil dari konflik yang dialami Hamid yaitu penerapan sifat ikhlas yang dilakukan Hamid. Ajaran agama Islam mengajarkan pada umat Islam agar memiliki sifat ikhlas dan tawakkal pada Allah dalam menghadapi segala ujian atau cobaan yang diberikan oleh Allah tanpa mengeluh, karena apabila berhasil melewati ujian tersebut dan selalu mengingat Allah, iman mereka bertambah dan derajat mereka akan diangkat lebih tinggi oleh Allah.

Roots atau analasis kausal yang terdapat dalam plot ini yaitu,

Ketika Engku Ja’far melihat Zainab tenggelam di sungai, ia berdoa kepada Allah agar Zainab selamat. Lalu, Hamid datang dan langsung menolong Zainab.

Disini menunjukkan bahwa Allah memberikan pertolongan lewat Hamid. Engku Ja’far percaya bahwa Allah telah menolongnya melalui bantuan dari Hamid. Pembenaran isu dalam kasus ini adalah kepercayaan pada Tuhan akan membuahkan hasil. Sebagai umat Islam, kita harus yakin dan percaya pada Allah. Seseorang yang berdoa dan memohon kepada Allah, dengan keyakinan yang

(28)

80

penuh doa itu pasti Allah kabulkan. Seperti janji Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 186, “Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran.”

Appleals to priciples yang kedua adalah

Tokoh Hamid menerapkan sifat ikhlas dan mengingatkan umat muslim untuk memuliakan perempuan, seperti yang telah diajarkan oleh Rasulullah.

Sifat ikhlas yang dimiliki Hamid patut untuk dicontoh umat muslim didunia, karena dengan keikhlasan hati kita dapat menjadi tenang. Hukuman yang dijalani Hamid tanpa mengeluh membuat Hamid dapat menjalani hari-harinya dengan senyuman.

Selanjutnya consequences, yakni konsekuensi atau efek yang didapat dari bingkai.

Hamid semakin mendekatkan diri kepada Allah dalam menjalani hukumannya tanpa berputus asa, karena demikian Hamid selalu merasa tenang dan tidak pernah kesepian.

Adegan ini memberikan pelajaran bahwa semakin umat Islam mendekatkan diri kepada Allah, semakin Allah melindunginya dan memberikan kemudahan bagi mereka. Seorang muslim seperti Hamid yang memiliki sifat terpuji tidak akan pernah merasa kesepian dan hatinya akan selalu merasa tenang.

(29)

81

4.2.3 Hasil Penelitian Analisis Framing Film Di Bawah Lindungan Ka’bah Plot 3

Penggambaran masalah pada plot ketiga dimulai dengan datangnya kabar Engku Ja’far meninggal dunia dalam perjalanan Haji. Sementara Emak Hamid yang selalu merindukan anaknya dan sering sakit-sakitan, ia pun meninggal dunia dipelukan Hamid dalam perjalanan hendak berobat. Didalam kumpulan masalah tersebut, diselipkan pesan dakwah Islam yang akan dijelaskan melalui analisis framing.

Tabel 4.2.3

Plot 3 Film “Di Bawah Lindungan Ka’bah” Frame

Cinta serta kasih sayang. Framing Devices (perangkat framing)

Reasoning Devices (perangkat penalaran) Methapors

“Untuk melewati badai, kita harus terus berjalan, Nab. Bukan berhenti. Dan untuk terus berjalan, hanya ada dua hal yang harus terus kita bawa, Keyakinan dan Cinta.” Hamid menjawab pertanyaan Zainab.

Roots

Hamid yang masih dalam hukuman, pulang kekampung halamannya untuk ikut shalat ghoib di surau atas meninggalnya Engku ja’far. Seorang muslim yang meninggal dunia harus disholatkan oleh kerabat, keluarga dan umat muslim setempat.

(30)

82

Catchphrases

“Bukankah kau juga pergi sendirian, Hamid? Dan kita tahu, sebenarnya kita tak pernah sendirian, kita punya Allah.” Emak Hamid menghibur Hamid.

Appeals to principles

Sebelum Emak Hamid meninggal, ia berpesan pada Hamid agar selalu mendoakannya dan mendoakan almarhum ayah Hamid.

Exemplar

Hamid mengaji di surau untuk Emaknya yang telah meninggal meskipun ia masih dalam masa hukuman, ini menunjukkan bahwa rasa sayangnya terhadap ibunya teramat besar.

Consequences

Emak Hamid mengaji dan tidak pernah berhenti mendoakan anaknya, Hamid yang terus berjuang melewati hukumannya dengan merantau menjadi kuli panggul beras akhirnya bisa naik jabatan menjadi bagian pencatatan barang.

Depiction

(31)

83

Visual Images

1. Shalat ghaib dilaksanakan ketika seseorang meninggal dunia.

2. Hamid yang sedang mengaji

(32)

84

4.2.3.1 Framing Devices (Perangkat Framing)

Dalam plot ketiga yang merupakan methaphors yaitu

“Untuk melewati badai, kita harus terus berjalan, Nab. Bukan berhenti. Dan untuk terus berjalan, hanya ada dua hal yang harus terus kita bawa, Keyakinan dan Cinta.” kata Hamid pada Zainab.

Kata badai yang dimaksud yakni segala rintangan kehidupan. Dan untuk melalui segala rintangan atau cobaan kita harus menjalaninya. Ada dua bekal untuk melewati rintangan tersebut yaitu dengan keyakinan dan cinta. Dua kekuatan yang akan menjadikan hidup lebih berarti dan terarah. Adegan ini memberi pesan bahwa keyakinan yang kuat akan mengarahkan kita keluar dari segala rintangan, sementara cinta merupakan suatu kekuatan dalam diri manusia untuk tetap bertahan dan tidak merasa sendirian.

Catchphrases atau fase khas cerminan fakta yang merujuk pada pemikiran dan dapat berupa jargon atau slogan yaitu dialog Emak Hamid ketika menghibur Hamid yang harus kembali keluar dari kampungnya setelah ikut shalat jenazah Engku Ja’far.

“Bukankah kau juga pergi sendirian, Hamid? Dan kita tahu, sebenarnya kita tak pernah sendirian, kita punya Allah.”

Dari dialog diatas Emak Hamid mengingatkan anaknya, Hamid, bahwa walaupun mereka terpisah tempat dan saling sendiri, tetapi mereka percaya bahwa mereka tidak pernah sendiri karena Allah selalu bersama mereka dan menjaga mereka. Pesan yang dapat diambil dari kalimat diatas adalah manusia mempunyai

(33)

85

Tuhan. Tuhan umat muslim adalah Allah, hanya Allah-lah yang akan menjaga umatnya yang selalu mengingat-Nya. Dan Allah juga akan melindungi umat muslim yang beriman serta memohon kepada-Nya.

Salah satu exemplar dalam plot ini yaitu

Ketika Hamid mengaji di surau untuk Emaknya yang telah meninggal, meskipun ia masih dalam masa hukuman dan dilarang untuk menetap lama di kampungnya.

Pada adegan diatas menunjukkan bahwa rasa sayang seorang anak terhadap ibunya teramat besar. Hamid menjadi salah satu contoh anak soleh yang berbakti terhadap orang tua. Ia ingin membalas hadiah yang diberikan oleh Allah dengan menghadiahkan amal jariyah untuk Emaknya yang telah wafat. Amal jariyah merupakan amal ibadah yang tidak akan pernah terputus meskipun manusia itu telah meninggal dunia.

Perangkat framing selanjutnya yaitu depiction, tidak ditemukan dalam plot ini.

Visual image atau gambar yang mendukung penekanan pesan dakwah Islam yang ingin disampaikan adalah

(34)

86

Gambar 4.3

Zainab mengaji seusai shalat

Pada gambar 4.3 merupakan adegan dimana kesucian dan ketulusan cinta Zainab pada Hamid diterapkan dengan mendekatkan diri kepada Allah walaupun cinta mereka diterpa banyak cobaan. Ibu Zainab melihat dan mendengar anaknya, Zainab, mengaji dan semakin mendekatkan diri pada Allah, hatinya pun luluh dan tidak tega untuk memaksakan perjodohan Zainab dengan Arifin.

4.2.3.2 Reasoning Devices (Perangkat Penalaran)

Melalui seperangkat penalaran untuk menekankan pada plot ketiga ini bahwa beberapa dakwah Islam yang dapat diambil dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti ajaran Islam mengajarkan untuk menyolati jenazah umat muslim yang telah meninggal dunia, salah satu amal jariyah yang tidak terputus adalah anak soleh yang mendoakan kedua orang tuanya, dan ridho Allah yang terdapat dalam ridho seorang ibu.

(35)

87

Diawali dengan roots dalam plot ketiga yaitu adegan :

Hamid yang masih dalam masa hukuman memutuskan kembali ke kampung halamannya untuk ikut shalat ghoib atas meninggalnya Engku Ja’far yang telah ia anggap ayahnya.

Penekanan shalat ghoib yang dilakukan oleh Hamid ini merupakan contoh ajaran Islam bahwa sebagai umat muslim harus menyolati jenazah umat muslim yang telah meninggal dunia. Disamping itu, Hamid sudah menganggap Engku Ja’far sebagai ayah kandungnya dan rasa sayangnya itu yang menguatkan hatinya untuk pulang dan ikut shalat ghoib untuk Engkunya.

Selanjutnya, yang termasuk appeals to principles ialah :

Emak Hamid berpesan sebelum meninggal kepada Hamid agar selalu mendoakannya dan mendoakan almarhum ayahnya.

Penalaran ini menciptakan nilai moral seorang anak yang soleh dan berbakti pada orang tuanya dengan selalu mendoakan kedua orang tuanya. Sebagai bukti seorang anak sayang kepada orang tua yang telah meninggal dunia, maka ia akan terus mendoakan keselamatan dunia dan akhirat untuk orang tuanya, yang demikian itulah termasuk salah satu amal jariyah yang tidak akan pernah terputus.

Perangkat penalaran yang terakhir adalah consequences, efek atau konsekuensi yang didapat dari suatu bingkai.

(36)

88

Ketika Emak Hamid mengaji dan tidak pernah berhenti mendoakan anaknya, pada scene berikutnya Hamid yang terus berjuang melewati hukumannya dengan merantau menjadi kuli panggul beras akhirnya bisa naik jabatan menjadi bagian pencatatan barang.

Ujian Hamid diringankan Allah berkat doa Emaknya yang tidak pernah berhenti untuk mendoakan keselamatan dan kebahagiaan anaknya. Penalaran yang ditampilkan melalui adegan tersebut ialah keajaiban doa dari seorang ibu. Kasih sayang seorang ibu memang tidak bisa dibalas dengan apapun. Karenanya kita harus menghormati dan menyayanginya setulus hati, karena ridho Allah pun berada pada ridho orang tua, terlebih ridho seorang ibu.

4.2.4 Hasil Penelitian Analisis Framing Film Di Bawah Lindungan Ka’bah Plot 4

Penyelesaian masalah terdapat pada plot terakhir, dalam plot keempat ini Hamid melanjutkan perantauannya setelah Emaknya meninggal dunia. Ia ingin mewujudkan impiannya dan Zainab, yaitu menunaikan ibadah haji. Cinta keduanya tetap terjaga dan bersemi walau jarak memisahkan, karena kesucian cinta mereka hanya untuk Allah dan Allah mempertemukan mereka di alam lain.

(37)

89

Tabel 4.2.4

Plot 4 Film “Di Bawah Lidungan Ka’bah”

Frame

Perjuangan Hamid dalam menunaikan ibadah Haji.

Framing Devices (perangkat framing)

Reasoning Devices (perangkat penalaran) Methapors

1. “Selama perjalanan panjang menuju Mekkah, kau memang tak hadir secara kasat mata didekatku, tapi aku tak perlu mata untuk merasakan kehadiranmu didekatku.” (isi surat Hamid untuk Zainab). 2. “Hamid, jika dunia ini terlalu

sempit untuk kita, biarlah Allah membukakan pintu lain untuk kita. Ketempat dimana segala sesuatu menjadi abadi.” Ungkap Zainab.

3. “Tak ada seutas tali pun tempat aku bergantung selain tali-Mu, ya

Roots

1. Hamid bersujud penuh kagum melihat Ka’bah dihadapannya. Ia sangat bersyukur bahwa impiannya terwujud.

2. “Maka disinilah aku berada, Zainab. Di negeri dimana impian kita berpusat. Ku bawa jiwamu, cintamu, dan cinta-Nya bersamaku.” Dialog Hamid ketika kembali ke sisi Allah.

(38)

90

Allah. Tak ada pintu yang ku ketuk selain pintu-Mu.” Doa Hamid di bawah pintu Ka’bah. Catchphrases

1. “Setiap pagi aku terbangun dengan air mata. Bukan karena aku menderita dicinta, bukan juga karena hidup yang tak berpihak pada kita, tapi karena rasa syukur bahwa Dia masih memberiku nafas untuk kembali menunggumu.” (isi surat Zainab untuk Hamid).

Appeals to principle

1. Zainab mengaji dan tidak pernah berhenti untuk berdoa pada Allah agar cintanya selalu diridhoi oleh Allah, meskipun ia harus berjauhan dengan cintanya, Hamid. 2. Selama di kota Mekkah,

Hamid mengisi hari-harinya dengan beribadah pada Allah meskipun kondisi fisiknya mulai melemah tetapi jiwa dan bathinnya tetap kuat berserah diri pada Allah. 3. Didetik-detik terakhir ketika

Hamid hendak mengambil Haji didepan Ka’bah, ia semakin lemah dengan keyakinan cinta sucinya dan kebesaran Allah, Hamid

(39)

91

bangkit kembali untuk menyelesaikan ibadah Hajinya.

Exemplar

Dengan kondisi kesehatan yang kurang baik, Hamid tetap yakin dan percaya bahwa Allah akan selalu menjaganya dan memberikan kekuatan padanya untuk menjalankan rukun Islam yang kelima. Dalam adegan ini didukung oleh alunan musik religius.

Consequences

Pertemuan Zainab dan Hamid dialam yang berbeda di kota Mekkah. Cinta suci mereka untuk Allah akhirnya kembali kepada Allah dan dipertemukan oleh Allah di alam yang abadi.

Depiction

1. “Dan semoga ketika dunia tidak merestui cinta kita, kita punya Allah yang akan merestuinya.” Kata Zainab.

2. “Tuhan memberiku kekuatan untuk terus mencintai, bahkan disaat-saat aku kalah, cintaku tak dibiarkan-Nya lekang dan hilang.” Kata Hamid bersyukur.

(40)

92

Visual Images

1. Tampak Hamid dengan kondisi lemah dalam perjalanan menuju Ka’bah.

2. Hamid bersujud kagum melihat Ka’bah dihadapannya.

3. Tampak Hamid berdoa di bawah lindungan Ka’bah.

(41)

93

4.2.4.1 Framing Devices (Perangkat Framing)

Metafora menjadi bagian dari perangkat framing yang pertama. Perumpamaan dapat memaknai suatu isu dalam bingkai. Ada tiga metafora pada plot keempat, yang pertama ialah penggalan isi surat Hamid untuk Zainab :

“Selama perjalanan panjang menuju Mekkah, kau memang tak hadir secara kasat mata didekatku, tapi aku tak perlu mata untuk merasakan kehadiranmu didekatku.”

Makna penggalan surat diatas yaitu Zainab memang tidak terlihat langsung dihadapan Hamid, tetapi Hamid sudah bisa merasakan kehadiran Zainab disisinya melalui hati yang selalu mencintai Zainab. Kalimat diatas merupakan gambaran perasaan Hamid yang selalu merindukan Zainab dan terus memikirkan cintanya itu. Bahkan, amanat Zainab mengenai doa Zainab yang dititipkan oleh Hamid tetap dibawa Hamid dan dijaganya sepanjang perjalanan menuju Mekkah.

Selanjutnya yang termasuk metafora kedua adalah dialog Zainab ketika Zainab dan Hamid telah pergi meninggalkan dunia ini.

“Hamid, jika dunia ini terlalu sempit untuk kita, biarlah Allah membukakan pintu lain untuk kita. Ketempat dimana segala sesuatu menjadi abadi.”

Kalimat diatas memaknai bahwa alam semesta ini memiliki dunia lain yang lebih luas dan abadi. Hanya Allah yang Maha kuasa dan pemilik dari alam semesta, dunia dan se-isinya. Tempat yang dimaksud abadi merupakan alam akhirat, dimana segala sesuatu kekal. Zainab meyakini bahwa Allah memiliki tempat yang jauh lebih indah dan terbaik bagi cintanya dengan Hamid. Dan ia tidak pernah menyesali cinta yang telah Allah berikan kepadanya.

(42)

94

Metafora ketiga yang terdapat dalam plot terakhir ini adalah dialog Hamid ketika berdoa dibawah pintu Ka’bah.

“Tak ada seutas tali pun tempat aku bergantung selain tali-Mu, ya Allah. Tak ada pintu yang ku ketuk selain pintu-Mu.”

Makna “tali” yang dimaksud merupakan keyakinan Hamid pada Allah dan agama Islam. sedangkan “pintu” yang dimaksud adalah tempat mengadu dan berlindung yaitu berdoa kepada Allah. Melalui penggalan doa Hamid, kita diingatkan kembali bahwa hanya Allah lah satu-satunya Tuhan semesta alam tempat berlindung dan kembali.

Perangkat selanjutnya yaitu catchphrases yang terdapat dalam penggalan isi surat Zainab :

“Setiap pagi aku terbangun dengan air mata. Bukan karena aku menderita dicinta, bukan juga karena hidup yang tak berpihak pada kita, tapi karena rasa syukur bahwa Dia masih memberiku nafas untuk kembali menunggumu.”

Frase kontras tampak pada penggalan surat Zainab yang menyatakan bahwa air matanya bukan kesedihan, namun rasa syukur pada Sang Pencipta bahwa ia masih diberikan kehidupan untuk menanti Hamid kembali pada Zainab. Rasa syukur Zainab kepada Allah merupakan salah satu ajaran Islam untuk selalu mensykuri segala nikmat yang telah Allah berikan. Dan hanya Allah yang dapat memberikan kehidupan bagi seluruh umat manusia.

(43)

95

Exemplar yaitu mengingatkan bingkai dengan contoh atau uraian yang memperjelas bingkai, dapat berupa teori atau perbandingan. Yang termasuk exemplar adalah alunan musik religius yang mengiringi Hamid dalam perjalanan menuju Ka’bah dengan kondisi kesehatan yang kurang baik, Hamid tetap yakin dan percaya bahwa Allah akan selalu menjaganya dan memberikan kekuatan padanya untuk menjalankan rukun Islam yang kelima.

Dalam adegan ini kita bisa melihat perjuangan seorang muslim untuk menyempurnakan rukun Islamnya, dengan sisa kekuatan dan tenaganya Allah tetap membantunya dan melindunginya untuk menyelesaikan ibadahnya. Disini ditunjukkan kekuasaan Allah agar umat Islam menyadari kebesaran Allah.

Perangkat selanjutnya adalah depiction. Ada dua yang termasuk depiction dalam plot keempat, yang pertama yaitu dialog Zainab :

“Dan semoga ketika dunia tidak merestui cinta kita, kita punya Allah yang akan merestuinya.”

Kalimat diatas menggambarkan bahwa keadaan dan status sosial Zainab dan Hamid, tidak mendukung cinta mereka. Tetapi mereka tidak peduli karena Zainab yakin bahwa Allah Maha tahu dan akan menyatukan cinta mereka kelak. Disini menunjukkan bahwa Zainab tidak dibutakan oleh cinta, namun mensucikan cintanya dengan mendekatkan diri pada Allah dan percaya bahwa Allah akan menjaga dan menyatukan cintanya dengan Hamid.

(44)

96

Depiction yang kedua adalah dialog Hamid ketika pergi meninggalkan dunia untuk selamanya :

“Tuhan memberiku kekuatan untuk terus mencintai, bahkan disaat-saat aku kalah, cintaku tak dibiarkan-Nya lekang dan hilang.”

Dialog Hamid merupakan gambaran rasa syukur yang ia panjatkan untuk Allah karena Allah telah menjaga dan memberinya kekuatan untuk tetap mencintai Zainab. Rasa cinta yang dimiliki Hamid adalah salah satu nikmat yang diberikan Allah. Karena Allah, kita harus mensyukuri nikmat yang telah diberikan-Nya kepada umat manusia.

Gambar yang mendukung bingkai secara keseluruhan tentang dakwah Islam dalam plot ke empat ini yaitu sebagai berikut :

Gambar 4.4 Gambar 4.5

Hamid mencium Hajar Aswad Kota Makkah tampak dari atas

Gambar 4.4 tampak Hamid berhasil mencium Hajar Aswad ditengah kerumunan jema’ah lain yang berdesakan. Mencium Hajar Aswad bukan

(45)

97

termasuk rukun atau syarat Haji, tetapi hanya sunnah yang dilakukan oleh Rasulullah SAW.

Sedangkan gambar 4.5 memperlihatkan kekuasaan Allah SWT. Foto yang mengambil seluruh keadaan di Masjid Al-Haraam dengan Ka’bah ditengahnya menunjukkan kebesaran Allah yang sangat nyata. Keindahan yang alami dari Masjid dan Ka’bah didalamnya semakin membuat umat Islam terpesona dan takjub akan kebesaran-Nya.

4.2.4.2 Reasoning Devices (Perangkat Penalaran)

Penalaran didalam plot ke empat yakni doa yang diiringi usaha dapat terwujud, dan sesuatu yang mustahil bagi manusia tidak ada yang mustahil bagi Allah. Pemuda miskin seperti Hamid memiliki impian atau dimulai dari doanya ingin pergi Haji hingga ia terus berusaha memperdalam agama dan Allah pun mewujudkan impiannya. Di bagian akhir cerita Allah menunjukkan kuasa-Nya dengan keindahan Baitullah (Rumah-Nya) serta cinta suci yang dipertemukan atas kehendak Allah.

Roots pertama yaitu

Adegan Hamid bersujud penuh kagum melihat Ka’bah dihadapannya. Ia sangat bersyukur bahwa impiannya terwujud.

Ini menunjukkan wujud rasa syukur atas nikmat yang luar biasa diberikan oleh Allah untuk Hamid. Perwujudan rasa syukur bisa dilakukan dengan cara bersujud didepan Ka’bah sambil berdoa dan atau melakukan shalat mutlak

(46)

98

dihadapan Ka’bah. Hal tersebut merupakan bentuk dakwah yang disampaikan melalui adegan dalam plot keempat dengan perangkat penalaran.

Roots kedua adalah dialog ketika Hamid kembali ke sisi Allah.

“Maka disinilah aku berada, Zainab. Di negeri dimana impian kita berpusat. Ku bawa jiwamu, cintamu, dan cinta-Nya bersamaku.”

Kata-kata Hamid menunjukkan bahwa ia telah mewujudkan impiannya dan impian Zainab juga menyampaikan amanat Zainab yang berupa doa serta membawa cinta suci mereka kembali kepada Sang Pemilik, yakni Allah ketempat yang abadi.

Perangkat penalaran yang kedua, appleals to principles, yang pertama adalah

Ketika Zainab mengaji dan tidak pernh berhenti untuk berdoa pada Allah agar cintanya selalu diridhoi oleh Allah, meskipun ia harus berjauhan dengan cintanya, Hamid.

Nilai moral yang dapat diambil adalah sikap Zainab dalam menghadapi segala cobaan dan ujian dengan cara mendekatkan diri kepada Allah merupakan hal positif yang harus ditiru oleh umat Islam.

Yang termasuk appeals to principles berikutnya yaitu

Ketika Hamid berada di kota Mekkah. Hamid mengisi hari-harinya dengan beribadah pada Allah meskipun kondisi fisiknya mulai melemah tetapi jiwa dan bathinnya tetap kuat berserah diri pada Allah.

(47)

99

Premis dasar dalam adegan ini adalah kesungguhan seorang muslim dalam menjalankan ibadahnya. Hamid tidak ingin menyia-nyiakan waktunya selama berada di Mekkah. Ia selalu fokus untuk mengisi waktunya dengan mendekatkan diri kepada Allah seperti mengaji, berdzikir, shalat, dan sebagainya.

Appeals to principle yang ketiga adalah

Adegan didetik-detik terakhir ketika Hamid hendak mengambil Haji didepan Ka’bah, ia semakin lemah dengan keyakinan cinta sucinya dan kebesaran Allah, Hamid bangkit kembali untuk menyelesaikan ibadah Hajinya.

Hal tersebut menunjukkan keyakinan Hamid yang begitu kuat akan kebesaran Allah. Dari adegan Hamid diatas kita bisa mengambil pelajaran bahwa apapun yang kita lakukan dengan keyakinan yang kuat dan bersungguh-sungguh pasti keinginan kita akan tercapai.

Perangkat terakhir adalah consequences,

Adegan pertemuan Zainab dan Hamid dialam yang berbeda di kota Mekkah. Cinta suci mereka untuk Allah akhirnya kembali kepada Allah dan dipertemukan oleh Allah di alam yang abadi.

Kesabaran yang mereka jalani untuk cinta suci mereka membuahkan hasil yang indah. Meskipun mereka tidak bisa bersatu didunia, tetapi pada akhirnya dipertemukan Allah ditempat yang lebih abadi untuk keduanya. Inilah hasil dari perjuangan cinta mereka, kesabaran, keikhlasan, serta tawakkal kepada Allah telah menyatukan segalanya.

(48)

100

4.3 Pembahasan

Media merupakan pembentuk definisi realitas sosial. Tetapi, realitas yang disampaikan media adalah realitas yang sudah diseleksi, yakni realitas tangan kedua. Konstruksi realitas sosial adalah suatu proses dialek dimana manusia bertindak sebagai pencitpa maupun produk dari dunia sosialnya. Film Di Bawah Lindungan Ka’bah merupakan salah satu hasil konstruksi media dalam menyampaikan dakwah Islam. Film yang bersubgenre religi ini ingin menyampaikan pesan-pesan agama gambaran realitas akan makna cinta dalam ajaran Islam. Isi cerita dari novel Buya Hamka ini memiliki kepentingan sendiri dalam membangun atau mengkonstruksi pesan didalamnya. Seperti yang disebutkan Berger dan Luckman bahwa realitas sosial dikonstruksi melalui proses eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi. Konstruksi sosial tidak berlangsung dalam ruang hampa, namun sarat dengan kepentingan-kepentingan.50 Sebagai tokoh besar Islam, Buya Hamka menciptakan novel dengan kemasan kisah percintaan yang memiliki kepentingan untuk menyebarkan ajaran agama Islam melalui makna cinta yang dikonstruksinya.

Dengan beragam konflik di dalamnya, peneliti membagi empat plot untuk menganalisis realita yang disampaikan oleh media film Di Bawah Lindungan Ka’bah. Setiap plotnya memiliki latar yang berbeda, tetapi membentuk satu kesatuan masalah yang sama, yaitu hubungan cinta antar manusia dan hubungan cinta manusia kepada Tuhannya.

50

(49)

101

Kisah percintaan menjadi problema utama yang digambarkan dalam media film, penggambaran tersebut meskipun diawali oleh impian seorang pemuda miskin yaitu Hamid, untuk dapat beribadah haji melengkapi rukun Islam. Pada dasarnya film ini mengandung nilai dakwah yang mencitrakan cinta kepada Tuhan dengan menjalankan perintah-perintah agama dan menjauhi larangannya. Tetapi pola pengemasan atau konstruksi yang dibangun media ini terlalu lekat pada kisah percintaan dua manusia, yaitu Hamid dan Zainab (Divisualisasikan dalam plot pertama).

Realitas buruk bisa kembali menjadi halus dengan pemakaian kata-kata dan praktik pemakaian bahasa yang sudah ditelaah hal ini membuat khalayak tidak melihat kenyataan yang sebenarnya.51 Penggambaran dalam visualisasi film tersebut menceritakan kisah cinta Zainab dan Hamid yang terhalang oleh status ekonomi tidak membuat mereka lupa dan meninggalkan Tuhannya, Allah, dalam melewati ujian. Sutradara mengkonstruksi cinta kasih dua tokoh ini justru lebih dilekatkan pada pembuktikan bahwa cinta keduanya merupakan wujud cinta yang begitu besar kepada Allah.

Adapun penggambaran kostruksi dakwah Islam yang ditampilkan, sutradara mengemas berupa kasih sayang orang tua kepada anaknya dan perwujudan anak soleh yang berbakti pada orang tua. Hal ini terlihat dalam adegan dan dialog Emak Hamid kepada anaknya, Hamid, memaknai pesan betapa besar kasih sayang seorang ibu terhadap anaknya. Contoh anak soleh yang diperankan Hamid dengan mendoakan kedua orang tuanya juga merupakan pesan

51

Deddy Mulyana, Teori Liberasi dan Media Massa, diterbitkan oleh Majalah Pantau Edisi 06/Oktober-November, 1999.

(50)

102

ajaran agama Islam tentang amal jariyah yang tidak akan pernah putus. Seperti yang terdapat dalam hadist, “Apabila seorang manusia meninggal maka putuslah amalnya, kecuali tiga perkara : Sedekah Jariyah, Ilmu yang bermanfaat, dan Anak Soleh yang mendoakannya.”52

Konstruksi realita yang dibangun dalam film Di Bawah Lindugan Ka’bah juga memberikan motivasi bagai umat muslim untuk menjalankan rukun Islam yang kelima. Penggambaran tentang seorang anak miskin yang memiliki impian tinggi untuk bisa pergi Haji merupakan suatu ajakan untuk kaum muslim lainnya agar tidak berputus asa dan segala sesuatunya tidak mustahil bagi Allah apabila kita meminta kepada-Nya dengan bersungguh-sungguh.

Kebesaran Allah yang ditunjukkan dalam film ini mengingatkan umat Islam agar tidak pernah meninggalkan kewajibannya dan selalu mengingat Allah serta hanya berdo’a kepada-Nya. Seperti perintah Allah dalam surat al-Baqarah, “Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi perintah-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran.”53

Pesan dakwah Islam lainnya yang dikonstruksi dalam film Di Bawah Lindungan Ka’bah ini yaitu hubungan silaturahmi antar umat muslim dalam kehidupan sehari-hari maupun ketika hari raya Idul Fitri datang. Namun, kelemahan yang tampil sebagai realita media yaitu mengenai perbedaan status

52

Ahmad Muhammad Yusuf, Ensiklopedi Tematis Ayat Al-Qur’an dan Hadits Jilid 3 : HR. Muslim, Widya Cahaya, 2009

53

Ustadz Nanang Solihin, Al-Qur’anKu : Surat Al-Baqarah ayat 186, Lautan Lestari, Jakarta, 2010

(51)

103

sosial ekonomi yang ditonjolkan didalamnya. Pencampuran adat, budaya, dan agama membuat pemikiran baru para penontonnya bahwa ajaran Islam juga memiliki perbedaan dalam tingkat sosial ekonomi. Penerapan shalat berjama’ah di surau yang sudah menjadi tradisi kampung juga salah satu dakwah Islam yang mengajak umat muslim lainnya mempererat hubungan antar manusia dan hubungan manusia kepada Allah. Serta kegiatan posistif lain seperti debat agama untuk para pemuda kampung yang diadakan di surau, kemudian musyawarah dalam mendapatkan mufakat untuk suatu permasalahan, hal demikian merupakan kegiatan positif yang diajarkan oleh agama Islam.

Dakwah Islam yang dikonstruksi memang tidak sebagian besar dari film ini, konflik yang ditimbulkan Hamid ketika menolong Zainab merupakan suatu kelemahan dalam membagun cerita. Ketidaksingkronan pada masa 1920-an dengan penggambaran Hamid yang menyelamatkan Zainab dari sungai melalui nafas buatan adalah hal yang tidak logis, terlebih melihat sisi kepribadian Hamid yang begitu sopan dan agamis.

Melalui analisis yang sudah dilakukan oleh peneliti, menghasilkan gambaran dakwah Islam tentang rasa cinta, kasih sayang, dan perintah Allah untuk melaksanakan seluruh rukun Islam serta aktivitas keagamaan yang dikonstruksi media dalam film Di Bawah Lindungan Ka’bah ini. Pesan didalamnya memang bukan keseluruhan dari penggambaran kisah untuk membangun citra religi yang dibentuk oleh media, kesan religi terasa kurang menonjol akibat tidak diperkuat dengan kutipan al-Qu’an dan al-Hadist yang dikonstruksi media.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penerapannya, muqarnas dapat bertransformasi menjadi bentuk yang benar- benar tiga dimensional, seperti yang terdapat pada kubah-kubah dan relung pintu gerbang, dapat

報告一 会社法におけるコーポレート・ガバナンスの要点 宮島, 司Miyajima, Tsukasa 慶應義塾大学法学研究会 2011 法學研究 :

Berdasarkan uraian yang penulis jelaskan, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh dalam bentuk skripsi dan mengambil penelitian di lingkungan kerja Dinas Koperasi, UKM,

pembelajaran fisika berbasis inkuiri dengan menyertakan kegiatan diskusi dan debat tentang fisika dan dikaji bagaimana partisipasi dan kualitas argumen siswa saat

Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam kasus akuisisi Bank Jasa Arta oleh BRI terdapat tiga perbuatan perusahaan (corporate action), yaitu akuisisi,

Penelitian tersebut juga menyatakan bahwa Customer experience dan brand trust berpengaruh positif dan signifikan terhadap customer loyalty, sehingga hal tersebut berarti

Bila kita menjepit benda kerja pada ragum, benda kerja yang keluar dari mulut ragum janganlah terlalu tinggi, terrutama apabila bahan benda kerja itu terbuat

Menunjukkan bahwa terdapat 13 responden yang mengalami beban berat dan memiliki kemampuan tidak baik dalam merawat pasien perilaku kekerasan.. Hasil uji