• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBIJAKAN PELAKSANAAN PNPM MANDIRI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEBIJAKAN PELAKSANAAN PNPM MANDIRI"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

KEBIJAKAN PELAKSANAAN

PNPM MANDIRI

Lokakarya Nasional

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri - Perkotaan

Integrated Community Driven Development Project (ICDD)

Oleh :

Deputi Bidang Penanggulangan Kemiskinan

dan Pemberdayaan Masyarakat –

Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat

(2)

INDIKATOR

TARGET

RKP NASIONAL TAHUN 2010 :

a.

Pertumbuhan Ekonomi

5 %

b.

Inflasi

5 %

c.

Tingkat Pengangguran (terbuka)

8 % pada akhir tahun 2010

d.

Tingkat Kemiskinan

12 - 13,5 % pada tahun 2010

RPJM NASIONAL TAHUN 2010-2014:

a.

Pertumbuhan Ekonomi

Rata-rata 6,3 – 6,8 % per tahun

Sebelum tahun 2014 ditargetkan tumbuh 7%

b.

Inflasi

Rata-rata 4 - 6 % pertahun

c.

Tingkat Pengangguran (terbuka)

5 - 6 % pada akhir tahun 2014

d.

Tingkat Kemiskinan

8 - 10 % pada akhir tahun 2014

PENCAPAIAN MDG’S 2015:

Tingkat Kemiskinan

7,55 – 12,1 %

(3)

1. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang

mengikutsertakan usaha kecil dan dapat dinikmati

seluas-luasnya oleh masyarakat, terutama masyarakat miskin

(pro-poor growth);

2. Meningkatkan kualitas kebijakan & program

penanggulangan kemiskinan (kebijakan afirmatif/

keberpihakan);

3. Peningkatan efektivitas penurunan kemiskinan di daerah;

4. Percepatan pembangunan di daerah terpencil &

perbatasan.

3

ARAH KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN

DALAM RPJMN TAHUN 2010-2014

(4)

Perpres No. 5/2010

“RPJMN 2010-2014”

11 PRIORITAS NASIONAL KIB II

1. Reformasi Birokrasi & Tata Kelola; 2. Pendidikan; 3. Kesehatan; 4. PENANGGULANGAN KEMISKINAN; 5. Ketahanan Pangan; 6. Infrastruktur;

7. Iklim Investasi & Usaha; 8. Energi;

9. Lingkungan Hidup & Bencana;

Inpres No. 1/2010

“Percepatan Pelaksanaan Prioritas

Pembangunan Nasional Tahun 2010”

Prioritas Pembangunan Nasional Tahun 2010

Inpres No. 3/2010

“Program Pembangunan Berkeadilan”

(1) Program Pro-Rakyat; (2) Program Keadilan Untuk

Semua; dan (3) Pencapaian MDG’s

Perpres No. 15/2010

“Percepatan Penanggulangan Kemiskinan”

- Strategi Penanggulangan Kemiskinan

- Sinkronisasi & pengendalian 3 Kelompok Program PK - Tim Nasional Pecepatan Penanggulangan Kemiskinan

Permendagri No. 42/2010 “TKPK Provinsi & Kabupaten/Kota”

Tata kerja, penyelarasan kerja, serta pembinaan kelembagaan dan SDM TKPK Provinsi dan TKPK Kabupaten/Kota

10. Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar & Paskakonflik;

11. Kebudayaan, Kreativitas, dan Inovasi Teknologi.

PRIORITAS LAINNYA (1) Bidang Politik, Hukum,

dan Keamanan; (2) Bidang Perekonomian; (3) Bidang Kesra

(5)

1. Mengurangi beban pengeluaran masyarakat

miskin.

2. Meningkatkan kemampuan dan pendapatan

masyarakat miskin.

3. Mengembangkan dan menjamin keberlanjutan

Usaha Mikro dan Kecil.

4. Mensinergikan kebijakan dan program

penanggulangan kemiskinan.

5

STRATEGI PERCEPATAN

(6)

PENANGGULANGAN KEMISKINAN

MELALUI PNPM MANDIRI

(7)

PNPM-Inti

 Terdiri dari:

• PNPM Perdesaan sbg basis pemberdayaan masyarakat di perdesaan;

• PNPM Perkotaan sbg basis pemberdayaan masyarakat di perkotaan;

• PNPM PISEW sbg basis pengembangan daerah2 cepat tumbuh;

• PNPM P2DTK sbg basis pengembangan daerah tertinggal dan khusus;

• PNPM-RIS sbg basis pembangunan desa tertinggal.

 PNPM-Inti menyediakan:

• BLM utk berbagai kegiatan masyarakat; • Pendampingan, bantuan teknis, pelatihan &

peningkatan kapasitas pemda.

PNPM-Penguatan/Sektor (K/L)

• Terdiri dari berbagai program sektor berbasis masyarakat;

• Program sektor menyediakan:

• Bantuan terkait pencapaian sasaran sektor (pertanian, perikanan, pariwisata,

perumahan, pengairan, dlsb); • Penyuluhan teknis/sektor.

(8)

TAHAP PEMBELAJARAN (Tahun Ke-1 s/d Ke-2)

TAHAP KEMANDIRIAN (Tahun Ke-3 s/d Ke-6)

TAHAP KEBERLANJUTAN (Tahun Ke-7 s/d Ke-8)

TAHAPAN EXIT STRATEGY

REPLIKASI MANDIRI

OLEH MASY & PEMDA

• Manajemen Pemb.

partisipatif secara mandiri oleh Warga

• Fasilitasi & pembinaan

sepenuhnya oleh pemerintah kota/kab

• Replikasi &

pengemba-ngan Program lebih lanjut oleh pemda & Masyarakatnya

• Pembelajaran pembangunan

partisipatif

• BLM sbg stimulan • Integrasi perencanaan

partisipatif dg Sistem Pe-rencanaan pemb. regular.

• Pembelajaran Inisatif dan

prakarsa oleh masyarakat, difasilitasi PNPM.

• Kemitraan Masyarakat, pemda

dan Kelompok Peduli

• BLM sbg salah satu akses

channelling program,

• Masyarakat mampu mengakses

berbagai sumber dana yang ada (pemda, lembaga, swasta, dll)

• Perencanaan partisipatif sebagai

peraturan daerah

• PNPM supervisi dan penguatan

kapasitas untuk mampu mandiri memfasilitasi kegiatan

masyarakat di wilayahnya

• Masyarakat mampu membangun

kemitraan dg berbagai pihak.

• Kebijakan dan Penganggaran

Pemda Pro poor

• Keberadaan fasilitator/konsultn

atas permintaan masyarakat sesuai yang dibutuhkan.

• Kemitraan masyarakat, pemda dan

kelompok peduli secara sinergis merupakan faktor utama penggerak pembangunan di wilayahnya

(9)

Meningkatnya tingkat keberdayaan dan kemandirian masyarakat secara keseluruhan

Keberdayaan masyarakat di ukur dari:

Masyarakat mempunyai mimpi, cita-cita & tujuan, yang ingin diwujudkan bersama

Masyarakat mempunyai sikap mental yang menghargai kerjasama kemitraan, dialog &

melakukan hal-hal yang bermanfaat dan bermartabat bagi dirinya, keluarga, kelompok

masyarakat, lingkungan sekitar serta bangsa dan negara.

Masyarakat mempunyai pemahaman, pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan

secara memadai dalam menyusun langkah-langkah untuk mewujudkan impian atau cita

citanya.

Kemandirian masyarakat di ukur dari:

Meningkatnya kepercayaan dari Lembaga Keuangan Formal (Bank, Koperasi, BMT,

LKM) kepada kelompok masyarakat sehingga mereka digolongkan dalam kelompok yang

eligible dan bankable.

Meningkatnya kemampuan masyarakat dalam mengakses sumber-sumber pendanaan

untuk mendukung kegiatan produktifnya dalam rangka mewujudkan cita - citanya.

Meningkatnya kemampuan masyarakat dalam mengelola sumber pendanaan yang

dipercayakan kepadanya sejalan dengan prinsip manajemen keuangan yang sehat.

APA YANG INGIN DIWUJUDKAN DALAM

PNPM MANDIRI?

(10)

 INTEGRASI PADA TAHAP PERENCANAAN:

INTEGRASI TUJUAN DAN SASARAN PEMANFAAT PROGRAM.

INTEGRASI PRINSIP-PRINSIP DASAR, RANCANG BANGUN, PROSES, KRITERIA DAN

NSPM (NORMA, STANDAR, PROSEDUR DAN MANUAL/PEDOMAN)

INTEGRASI INDIKATOR KINERJA KEBERHASILAN.

 SINKRONISASI PADA TAHAP PELAKSANAAN :

SINKRONISASI LOKASI PROGRAM & KEGIATAN ( ANTAR PROGRAM PNPM DAN ANTAR

PROGRAM KLASTER I,II DAN III)

SINKRONISASI WAKTU PROGRAM

SINKRONISASI KELEMBAGAAN/TIM

SINKRONISASI REGULASI & PERATURAN

SINKRONISASI MEKANISME PENDANAAN & PENGANGGARAN

SINKRONISASI INFORMASI

 SINERGITAS ANTAR PELAKU /PEMANGKU KEPENTINGAN :

SINERGITAS ANTAR PELAKU PEMERINTAH, PEMDA, SWASTA, LSM, KELOMPOK MASYARAKAT.

SINERGITAS ANTAR RENCANA DAN PROGRAM MASING-MASING PELAKU/STAKEHOLDERS.

11 PRINSIP KOORDINASI KEBIJAKAN DAN

PROGRAM-PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN

(11)

INTEGRASI PNPM MANDIRI

TUJUAN PROGRAM HARUS SAMA :

1. Menurunkan kemiskinan dan pengangguran melalui peningkatan pendapatan dan penciptaan kegiatan produktif.

2. Meningkatkan keberdayaan dan kemandirian masyarakat yang miskin dan kurang mampu secara ekonomi menjadi

lebih berdaya, mandiri dan bermartabat.

 Berdaya : mempunyai tujuan/impian yang akan dicapai dan mempunyai keahlian/ketrampilan dan kemampuan

 Mandiri : tidak selalu bergantung pada pihak luar namun mempunyai potensi untuk dikembangkan melalui kerjasama yang saling menguntungkan dengan pihak luar.

 Bermartabat : Mengedepankan perilaku, tabiat dan akhlak serta etika yang baik ( gotong royong, kemanusiaan yang adil dan beradab, mengedepankan dialog dan kerjasama kemitraan, dll)

SASARAN PROGRAM SAMA : KELEMBAGAAN MASYARAKAT PARTISIPATIF YANG DIBENTUK OLEH MASYARAKAT SENDIRI, BERANGGOTAKAN KELOMPOK MASYARAKAT PENERIMA PNPM, DAN DIKELOLA SEBAGAI FORUM PENGAMBILAN KEPUTUSAN OLEH MASYARAKAT.

 Hanya ada satu Kelembagaan masyarakat partisipatif di tiap kecamatan atau desa.

 Penerima program adalah kelompok masyarakat dapat disesuaikan dengan jenis PNPM Mandiri.

DESAIN DAN KRITERIA PROGRAM HARUS MENGACU PADA PRINSIP-PRINSIP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT : siklus pemberdayaan masyarakat, fasilitator/pendamping, BLM, pelatihan masyarakat, operasional proyek, Komponen BLM dan Non-BLM, dll.

KELEMBAGAAN MASYARAKAT/ SASARAN PROGRAM

Di perkotaan : Menggunakan Forum BKM di tingkat kelurahan.

DASAR HUKUM SAMA (Perpres, Permen, SK, dll) : Mengacu pada Perpres 3/2010, Keputusan Ketua TNP2K, dan peraturan operasionalisasinya.

(12)

SINKRONISASI PNPM MANDIRI

 LOKASI/LOCUS PROGRAM :

 Tingkat Kecamatan di perdesaan.  Tingkat Kelurahan di perkotaan.

 SINKRONISASI WAKTU PROGRAM :

 Periode Perekrutan fasilitator, jangan sampai ada perebutan fasilitator antar PNPM  Periode Sosialisasi kepada masyarakat

 Periode proses pemberdayaan masyarakat.  Periode pencairan BLM.

 Periode pemanfaatan dan pengembangan kegiatan.

 SINKRONISASI KELEMBAGAAN/TIM :

 Koordinasi Tingkat Provinsi , Kab/Kota : TKPKD provinsi, kabupaten dan kota.

 Di Perdesaan di Tingkat Kecamatan : Unit Pengelola Kegiatan sebagai Forum Masy.

 Di Perkotaan , di Tingkat Kelurahan : Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) sebagai Forum Masyarakat.  K/L pengelola PNPM diluar PNPM Perdesaan dan Perkotaan hanya membentuk Tim Pengelola PNPM terkait.

 SINKRONISASI REGULASI & PERATURAN :

Tidak boleh ada konflik dan tumpang tindih antar peraturan, apalagi yang membebani masyarakat penerima.

 SINKRONISASI MEKANISME PENDANAAN & PENGANGGARAN

 Proses pencairan dan proses pemberdayaan masyarakat harus sinkron/selaras/harmonis.

 SINKRONISASI INFORMASI

 Sosialisasi harus diselaraskan serta penanganan pengaduan masyarakat dan penyelesaian masalah harus sinkron, ditangani secara berjenjang.

(13)

HARMONISASI ANTAR PROGRAM :

Harmonisasikan Program-program penanggulangan kemiskinan yang berbasis pemberdayaan

masyarakat yang dijalankan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Pihak Swasta dan BUMN (CSR &

PKBL), LSM dan Organisasi Masyarakat lainnya.

TKPKD Provinsi, kabupaten dan kota harus MAMPU mengintegrasikan dan

mensinkronkan/mengharmonisasikan program-program terkait.

Diarahkan untuk bermitra :

 Membangun saling percaya antar pelaku ( building Trust)

 Membangun konsensus (Consensus Building) melalui menyepakati landasan bersama ( common platform)

 Membangun Kemitraan (Partnership Building)

KERJASAMA ANTAR PROGRAM DARI PARA STAKEHOLDERS

Kerjasama kemitraan antar pemanfaat dan penerima program (chanelling, paket, dll).

Kerjasama kemitraan antar fasilitator, pengurus kelompok masyarakat dllsb.

PENINGKATAN PERAN DAERAH :

Pemda dari seluruh tingkatan sebagai pembina, pengasuh/enabler  tidak terlalu mengintervensi

keinginan/”mimpi” masyarakat, proses dan capaian, namun akan menjamin, mengawal pelaksanaan

PNPM mandiri dan integrasi, sinkronisasi serta sinergitasnya sesuai dengan prinsip-prinsip dan aturan

yang telah ditetapkan.

Pemda meningkatkan kontribusinya : DDUB, program sejenis,. Dll.

Pemda menyelesaikan secara adil dan transparan bilamana terdapat konflik antar kepentingan,

pengaduan masyarakat dan penyimpangan pelaksanaan (Fiduciary)  melalui forum TKPKD.

(14)

 Pro-Poor

Keduanya ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat, khususnya: masyarakat

miskin, tertinggal, terpinggirkan/marjinal, dan disabilities;

 Community Driven Development

Program/kegiatan yang dirumuskan dalam perencanaan berdasar kebutuhan yang

diidentifikasi oleh masyarakat;

 Dokumen Integratif

Integrasi diarahkan untuk menjadikan satu dokumen Rencana Desa (jangka menengah

dan tahunan);

 Dukungan Fasilitasi

Pemda memfasilitasi terwujudnya rencana pembangunan desa yang terintegrasi;

 Akses Pendanaan

Dokumen rencana desa yang terintegrasi memungkinkan akses pendanaan dari berbagai

pihak (pemerintah pusat, pemda, swasta, masyarakat peduli, dll).

(15)

1. Menyusun Rencana Pembangunan Desa/Kelurahan yang integratif

dengan mempertemukan proses dan hasil perencanaan partisipatif

(PNPM), perencanaan reguler (musrenbang), dan perencanaan

teknokratik (SKPD);

2. Memetakan organisasi kemasyarakat yang representatif dan

akuntabel sebagai mitra pemerintah dalam pembangunan desa;

3. Menyusun Rencana APBD yang bersumber dari Rencana Desa

(tahunan);

4. Memetakan program/kegiatan pendukung dari: Kementerian/

Lembaga dan organisasi-organisasi non-pemerintah;

5. Konsultasi

publik

program/kegiatan

dan

anggaran

untuk

pembangunan desa dalam satu tahun berjalan;

6. Publikasi, implementasi, dan kontribusi masyarakat.

INTEGRASI PERENCANAAN DAN SINERGITAS

PELAKSANAAN

(16)

 Tetap berpegang pada upaya menuju kemandirian masyarakat (dari, oleh,

dan untuk masyarakat);

 Para pihak dapat menyampaikan saran optimalisasi program-program

demi meyakinkan masyarakat terhadap manfaat TERBESAR dari kegiatan

TERBAIK untuk mereka;

 Memanfaatkan kelembagaan masyarakat yang telah terbentuk (LKM,

UPK, BKM, dll);

 Mendorong TKPKD untuk berperan lebih aktif dan berkelanjutan;

 Secara bersama terlibat aktif dan merekam seluruh tahapan dan hasil

dari harmonisasi program sebagai bahan pembelajaran dan replikasi

untuk wilayah lain.

(17)

Unsur-unsur

Keterangan

Partisipasi Masyarakat dalam

perencanaan, pengambilan

keputusan dan pengelolaan

kegiatan

2007: di 29.847 desa, rata-rata swadaya 17% dari nilai

BLM.

2008: di 47.954 desa

Partisipasi perempuan dalam

program

30-45% peserta dalam pertemuan dan kegiatan

masyarakat adalah wanita.

Kesadaran dan akuntabilitas

Pemda lebih kuat

a. Terbangunnya sebuah early warning system terhadap

pelanggaran prosedur dalam pelaksanaan program.

b. Meningkatnya keterbukaan dan akuntabilitas dalam

pengelolaan program.

c. Meningkatnya kesempatan bagi masyarakat msrginal

untuk mengemukakan pendapat, opini dan aspirasi

terhadap isu-isu pembangunan di daerah mereka.

d. Meningkatnya perhatian terhadap pemeliharaan dan

keberlanjutan program

(18)

Unsur-unsur

Keterangan

Kesejahteraan

a. Mengalami peningkatan konsumsi nyata/kapita sebesar 11% lebih tinggi

dibanding dengan wilayah yang tidak mendapatkan PNPM Mandiri.

b. Masyarakat memiliki peluang keluar dari kemiskinan 9,2% dibanding di

wilayah yang bukan lokasi PNPM Mandiri.

c. Rumah Tangga yang rawan kemiskinan (mendekati ambang kemiskinan)

lebih rendah resikonya untuk jatuh miskin.

d. Rumah Tangga memiliki 11,5% akses pelayanan rawat jalan lebih tinggi

dibanding yang bukan wilayah PNPM Mandiri.

e. Jumlah peningkatan pengangguran 1,5% lebih rendah dibanding wilayah

bukan lokasi PNPM Mandiri.

Modal sosial

a. Gotong royong, penyelesaian pekerjaan bersama

b. Proses pengambilan keputusan bersama

c. Peningkatan partisipasi perempuan dalam pengambilan keputusan dan

pelaksanaan kegiatan.

d. Rasa memiliki dan pemeliharaan fasilitas secara berkelanjutan.

Terbentuknya lembaga

keswadayaan

masyarakat

a. 72% UPK berkinerja baik dan memiliki potensi untuk berkembang.

b. Pelaksanaan swadaya untuk infrastruktur sederhana menghemat biaya

35-50% lebih rendah dibandingkan jika melalui kontraktor.

(19)

CAKUPAN LOKASI PNPM MANDIRI & PNPM

Mandiri Perkotaan 2007-2011

0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 2007 2008 2009 2010 2011 3335 3774 6446 6321 6622 833 944 1139 885 1153 Ju m lah K e cam atan Tahun Total Kec. Kec P2KP

(20)

ALOKASI BLM PNPM MANDIRI & PNPM Mandiri

Perkotaan 2007-2011

3,881,210 6,783,434 11,418,265 11,834,050 10,313,435 1,191,960 1,985,090 1,849,845 1,356,425 1,218,585 -2,000,000 4,000,000 6,000,000 8,000,000 10,000,000 12,000,000 14,000,000 2007 2008 2009 2010 2011 (J u ta) Tahun Total BLM BLM P2KP

(21)

Transportasi/Aks es 53.14% Ekonomi 15.02% Kesehatan 13.57% Pendidikan 10.12 % Pertanian 3.51% Sosial 3.41% Energi 0.99% Lingkungan 0.24%

PEMANFAATAN BLM PNPM MANDIRI

(22)

• Integrasi perencanaan partisipatif hasil program pemberdayaan

masyarakat (PNPM Mandiri) dengan perencanaan reguler

(musrenbang dari tingkat desa s/d kabupaten/kota dan provinsi)

• Penguatan kapasitas manajemen di masing-masing K/L pelaksana

program sejalan dengan perluasan cakupan PNPM Mandiri.

• Sinkronisasi program-program berbasis pemberdayaan lainnya

(sektor penguatan) ke dalam PNPM Mandiri

• Sinkronisasi dan harmonisasi PNPM Mandiri dengan program atau

inisiatif Pemda

(23)

23

1.

Koordinasi antar lembaga pemerintah dan antara pusat – daerah belum

optimal karena mindset yang berbeda, sistem yang tidak mendukung

sinergitas dan “commitment (tekad) yang lemah.

2.

Belum terbangun “trust”/ kepercayaan antara pemerintah, dunia usaha

dan masyarakat sipil (P-S-M) dalam menggalang upaya bersama

penanggulangan kemiskinan sehingga belum terwujud consensus dan

kemitraan (partnerships) diantara pemangku kepentingan P, S dan M

Percaya, Sepakat dan Maju Bersama.

3. Semangat kebersamaan belum kuat antar berbagai kelompok pemangku

kepentingan dalam penanggulangan kemiskinan.

TANTANGAN DALAM MEMBANGUN UPAYA BERSAMA

DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN

(24)

 Road map PNPM belum ada dan perlu disiapkan oleh TNP2K

(c.q Pokja Kebijakan cluster 2).

 Beberapa arahan Presiden untuk keberlanjutan PNPM Mandiri:

 Harus fokus pada desa/kelurahan miskin. PNPM harus dapat

menjangkau kantong-kantong kemiskinan ----

Targeting

 Tiap kecamatan tetap mendapat BLM sampai 2014. Alokasi BLM

disesuikan dengan tingkat kemiskinan.

 Secara bertahap PNPM Mandiri dialihkan kepada Pemda, dan

selanjutnya dari Pemda ke masyarakat, termasuk pengalihan

pendanaan maupun pengelolaan program.

 Meningkatkan kapasitas Pemda supaya Pemda nanti mampu

melanjutkan PNPM Mandiri dengan baik bersama masyarakat.

(25)

Inpres No. 1 tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan

Pembangunan Nasional

 Penyusunan Rencana Integrasi Program Pemberdayaan Masyarakat

Lainnya ke dalam PNPM Mandiri

Inpres No. 3 tahun 2010 tentang Program Pembangunan Yang

Berkeadilan

 Peningkatan kontribusi Pemerintah Daerah Terhadap PNPM Mandiri

 Integrasi PNPM Mandiri dengan Perencanaan Desa/Kelurahan

 Integrasi PNPM Mandiri dengan Fasilitas Pembiayaan

(26)

Sesuai Arahan Presiden

diingatkan kembali agar semua program

penanggulangan kemiskinan berbasis

pemberdayaan masyarakat diintegrasikan ke

dalam PNPM Mandiri dan tidak menggunakan

nama lain

ARAHAN PRESIDEN UNTUK

PNPM MANDIRI

(27)

Terima Kasih

SEKRETARIAT

POKJA PENGENDALI PNPM Mandiri

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT

Jl. Medan Merdeka Barat No. 3 Jakarta Pusat 10110

info@pnpm-mandiri.org

www.pnpm-mandiri.org

Referensi

Dokumen terkait

atau semikonduktor yang mampu mengubah suatu energi panas menjadi energi listrik dengan menerapkan kinerja dari “Efek Seebeck”. Dalam percobaan prototipe yang kami buat

Faktor yang mempengaruhi penerapan alat dan program K3 dalam sebuah proyek konstruksi, menurut responden yang bekerja sebagai tukang / pekerja lapangan; yang menduduki peringkat

Dari hasil observasi guru terungkap yaitu: (1) guru dalam mengajarkan menulis permulaan hanya berpatokan kepada buku paket, tetapi guru tidak memperlihatkan

Salah satu kegiatan penting dari seluruh proses PNPM Mandiri Perkotaan, khususnya pada pendekatan pelaksanaan kegiatan lingkungan ini adalah kegiatan pemanfaatan dan pemeliharaan

“Implikasi hukum lelang hak tanggungan tanpa melalui restrukturisasi kredit bahwa Restrukturisasi kredit didasarkan atas Pera- turan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 11/

Bahwa Pasal 2A ayat (1) PP 72/2016 yang lengkapnya berbunyi “Penyertaan Modal Negara yang berasal dari kekayaan negara berupa saham milik negara pada BUMN atau

7 Undang-Udang Nomor 2 Tahun 2020 Tentang Penetapan Peraturan Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2020 tentang

Umumnya model regresi linier berganda diselesaikan dengan metode kuadrat terkecil, namun belakangan ini telah ditemukan suatu metode alternatif yang relatif baru dalam